You are on page 1of 3

SEKATEN REPRESENTATIF DARI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Akhirul Martha Rahmatya


193141097
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Disini saya akan sedikit menceritakan mengenai sekaten di Surakarta yang kemarin
saya kunjungi pada hari Rabu, 12 Oktober 2022. Sekaten Surakarta akhirnya diadakan
kembali setelah 2 tahun ditutup dikarenakan pandemi covid-19. Sekaten adalah salah satu
tradisi yang rutin digelar setiap tahunnya oleh Keraton Kasunanan Surakarta untuk
memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nama sekaten merupakan adaptasi dari
istilah Bahasa Arab "Syahadatain" yang berarti dua kalimat syahadat. Sekaten di Surakarta
mengadakan berbagai jenis acara, seperti pasar malam, penabuhan gamelan di depan Masjid
Agung Keraton Surakarta selama seminggu, grebeg maulid. Acara pasar malam
diselenggarakan selama 1 bulan yaitu pada tanggal 16 september sampai 16 oktober dengan
mengusung tema Nderek Mangubagyo yang berarti "ikut memeriahkan sekaten". Acara
pasar malam ini saya menjumpai banyak pedagang yang menjual berbagai makanan khas
kota Surakarta serta barang-barang unik yang pada umumnya jarang dijual. Dan disitu juga
ada wahana pasar malam, seperti komedi putar, tong setan, kurungan burung, mobil senggol,
dll. Menurut informasi yang saya dapat dari pedagang yang berjualan di area sekaten
Surakarta, bahwa sekaten digelar di 3 tempat yaitu Alun-alun Selatan, Alun-alun utara, dan
pagelaran. Pasar malam ini adalah salah satu rangkaian dari acara sekaten yang banyak
dikunjungi oleh kalangan masyarakat karena tidak dikenakan tarif tiket masuk, hanya
membayar parkir saja.
Rangkaian upacara Grebeg Maulid di gelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta selama
1 minggu di Masjid Agung Keraton Surakarta. Menurut informasi yang saya dapat rangkaian
upacara Grebeg Maulid dimulai dengan dikeluarkannya gamelan pusaka keraton yang
kemudian dibersihkan dan dibawa ke Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta. Setelah
gamelan dikeluarkan dan diletakkan di Masjid Agung, gamelan tersebut akan ditabuh terus
sepanjang siang hari dan hanya istirahat saat sholat dzuhur dan sholat ashar. Acara penabuhan
gamelan disebut sebagai upacara Ungeling Gangsa.
Puncak acara sekaten ditandai dengan diadakannya acara Grebeg Maulid. Grebeg Maulid
adalah dikeluarkannya Gunungan Jaler dan Gunungan Estri, Kedua Gunungan tersebut diarak
dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Masjid Agung. Gunungan ini kumpulan dari
berbagai jenis makanan dan hasil bumi yang disusun menyerupai gunung. Perayaan ini
simbol rasa syukur manusia kepada Tuhan. Sebelum Gunungan ini dibagikan, semua abdi
dalem beserta kerabat Keraton Surakarta berkumpul untuk mendoakan gunungan agar
terdapat berkah didalamnya. Sehingga, acara ini menarik perhatian masyarakat untuk hadir
dan mendapatkan isi yang ada dalam gunungan. Ada beberapa masyarakat yang mempercayai
jika mereka mendapatkan hasil bumi yang ada pada gunungan maka mereka akan terbebas
dari segala malapetaka dan bencana serta juga beranggapan akan mendapatkan berkah.
Berikut ini dokumentasi saya saat ikut serta mengunjungi acara sekaten di Surakarta.

You might also like