You are on page 1of 7

“IDENTIFIKASI UMKM ATAU START-UP YANG PERNAH GAGAL

DALAM BERINOVASI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kelas M6

DOSEN PENGAMPU :

Donard Games, S.E., M. Bus. (Adv)., Ph.D.

DISUSUN OLEH :
Muhammad Syaifullah Shidiq 2010521043
Muhammad Rafi 2010521033
Fabel Fachrezzy 2010522021
Fathan Qariba 2010523008

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu karakter yang sangat penting dari setiap perusahaan maupun pelaku UMKM
adalah kemampuannya dalam berinovasi. Inovasi sendiri merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi perusahaan dengan menciptakan kegiatan bisnis yang baru, dalam menciptakan
pertumbuhan dan menjamin kelangsungan hidup dalam usaha yang sudah ada (Robin Lowe,
2006:63). Kotler (2009:397) menyatakan bahwa inovasi terdapat pada setiap barang, jasa,
gagasan, yang dianggap sebagai sesuatu yang baru. Tanpa adanya inovasi, perusahaan
maupun pelaku UMKM tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini dikarenakan kebutuhan,
keinginan, daya tarik, dan permintaan konsumen yang berubah-ubah. Konsumen tidak
selamanya akan mengonsumsi produk yang sama. Konsumen juga akan mencari produk lain
dari perusahaan lainnya yang dapat memuaskan kebutuhan mereka.
Inovasi yang dilakukan oleh setiap pelaku UMKM maupun perusahaan tidak terlepas
dari berbagai faktor internal dan eksternal dari bisnis tersebut, seperti kinerja operasional,
alokasi SDM, kemampuan finansial, selera pasar, kondisi perekonomian, dan faktor-faktor
yang lainnya. Berbagai faktor tersebut tentunya juga dapat menimbulkan risiko kegagalan
dalam membuat inovasi pada suatu bisnis. Berfokus terhadap UMKM, di mana saat ini
UMKM di Indonesia tengah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke
tahun. Hal tersebut dikarenakan penyerapan tenaga kerja dari sektor UMKM ini yang
mencapai 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional serta kontributornya terhadap
PDB yang juga mencapai 60,5%.
Namun, perkembangan UMKM tersebut bukan berarti mencerminkan bahwa UMKM
tidak dapat gagal, khususnya dalam hal berinovasi. Pada umumnya, faktor yang menjadi
penyebab gagalnya UMKM dalam berinovasi yaitu dikarenakan kurangnya pengembangan
di bidang SDM, penurunan kualitas produk, di bidang inovasi dan teknologi, serta keadaan
finansial yang tidak memadai. Salah satu kategori UMKM yang umumnya ada di Indonesia
yakni UMKM di bidang Food and Beverage (FnB) atau biasa disebut juga dengan bisnis
kuliner. Bisnis di bidang FnB ini merupakan bisnis yang memiliki perkembangan yang
cukup pesat di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan manusia terhadap makanan
dan minuman yang akan terus ada sehingga permintaannya tidak akan pernah habis. Hal
tersebut juga dapat dibuktikan dengan banyaknya rumah makan, catering, kafe, hingga
restoran mewah, yang mana hal tersebut dapat mudah kita temui di mana saja.
Adapun salah satu UMKM yang akan dibahas dalam makalah ini yakni UMKM
Semmangkok. Semmangkok merupakan salah satu UMKM yang berada di Kota Padang
Panjang dan bergerak di bidang FnB. UMKM ini merupakan salah satu UMKM milik salah
seorang mahasiswa Universitas Andalas dan berdiri pada tahun 2019. UMKM ini mulai
dirintis karena banyaknya peminat kuliner di Kota Padang Panjang. Pada awalnya, UMKM
Semmangkok ini hanya memiliki 4 menu, yaitu tempura, teriyaki, telur, dan mie. Kemudian,
UMKM ini membuat inovasi menu makanan lainnya yakni menu dimsum. Dimsum adalah
istilah dari bahasa Kanton yang berarti “makanan kecil”. Biasanya dimsum dimakan sebagai
sarapan atau sarapan siang.

Profil Bisnis

Nama Bisnis : Semmangkok


Tahun Didirikan : 2019
Pemilik : Muhammad Fadhil
Nomor Handphone : +62 857-6725-4399
Jenis Bisnis : Makanan Cepat Saji
Kategori Bisnis : Food and Beverage
Alamat Outlet :. Semmangkok, Jl. Pemuda No.12 RT 10, Koto Panjang, Kec.
Padang Panjang Tim., Kota Padang Panjang, Sumatera Barat
27112

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan di atas, berikut rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa bentuk kegagalan inovasi yang dialami oleh Semmangkok?
2. Apa pelajaran yang didapatkan oleh Semmangkok dari kegagalan tersebut?
3. Apa hal yang dapat disarankan kepada Semmangkok atas kegagalan tersebut?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami bentuk kegagalan inovasi yang dialami oleh Semmangkok.
2. Untuk memahami pelajaran yang didapatkan dari kegagalan tersebut.
3. Untuk memberi saran kepada Semmangkok atas kegagalan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Kegagalan Berinovasi


Salah satu bentuk kegagalan inovasi yang dialami UMKM Semmangkok adalah
inovasi penambahan menu baru yaitu makanan “dimsum”. Dimsum yang diangkat oleh
pemilik yaitu dimsum home made dengan harga yang ramah di kantong. Awalnya, pemilik
melihat sebagian besar usaha dimsum membeli dimsum yang sudah jadi, menyajikan
dimsum tersebut, dan langsung dikomersialkan. Oleh karena itu, pemilik tertarik untuk
mengangkat sebuah menu dimsum, namun dimsum ini diracik dengan bumbu khusus dan
lebih higienis. Namun, inovasi ini belum sesuai harapan pemilik.
Penyebab dari kegagalan ini yaitu kurangnya ilmu pengetahuan pemilik tentang
makanan dimsum dan bermodalkan “coba-coba”. Kegagalan ini juga terjadi karena
kurangnya perencanaan sebelum launching menu baru tersebut, dimana pemilik belum
melakukan riset terhadap usaha sejenis dan belum menemukan resep yang pas untuk
dimsum, serta belum terlihat ciri khas pada dimsum miliknya.
Alasan lainnya yaitu kurangnya kesiapan sumber daya dan keterbatasan modal untuk
launching menu baru ini karena dari awal pemilik memang melakukan ini untuk “coba-
coba” dan melihat minat pasar. Dalam hal cita rasa, pemilik belum mampu menghadirkan
citarasa dimsum yang sesuai dengan selera konsumen. Dimana pemilik juga mengatakan
bahwa dalam hal citarasa ini merupakan tantangan terberatnya, penyesuaian antara kulit
dengan isian dimsum yang memberikan citarasa maksimal merupakan kendala bagi pemilik.
Menurut informasi dari pemilik, terdapat kesenjangan pada proses pembuatan dimsum,
sehingga terjadi beberapa kegagalan seperti tekstur dimsum yang terlalu lembek dan aroma
yang kurang mengenakkan yang akhirnya mempengaruhi cita rasa.

2.2 Pelajaran yang Dapat Diambil dari Kegagalan Berinovasi


Dari kegagalan tersebut, pemilik memperoleh beberapa pelajaran penting terkait
inovasi yang dilakukan sebelumnya. Pelajaran utama yang didapatkan pemilik yaitu
mengenai kesiapan dalam berinovasi. Berinovasi memang bagus, berani mengambil resiko
juga bagus, yang tidak bagus adalah inovasi yang tidak disertai perencanaan yang baik.
Untuk melakukan inovasi, dibutuhkan kesiapan ilmu dan persiapan yang matang.
Kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan tersebut berkelanjutan. Kesuksesan pada
awal mendirikan usaha tidak menjamin kesuksesan pada saat melakukan inovasi.
Perencanaan yang matang diperlukan untuk meminimalkan resiko kegagalan. Ketergesa-
gesaan selalu membawa kepada hasil yang buruk. Tidak boleh terburu-buru dalam
memutuskan sesuatu, dan ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Ilmu
pengetahuan, perencanaan yang baik, penyesuaian selera masyarakat, riset kompetitor,
penepatan ciri khas beserta citarasa maksimal merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan semmangkok sebelum melakukan inovasi.

2.3 Saran Untuk Berinovasi


Berdasarkan berbagai penyebab kegagalan yang telah dijelaskan sebelumnya, kami
akan mencoba memberikan saran atau masukan untuk UMKM Semmangkok dalam rangka
untuk berinovasi. Adapun saran yang kami berikan yaitu sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan inovasi, sebaiknya dimulai dengan perencanaan yang matang
disertai kesiapan ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan segalanya, termasuk dalam menjalankan
bisnis. Oleh karena itu, akan sangat baik bila Semmangkok memperdalam
pemahaman mengenai dimsum sebelum melakukan inovasi. Setelah itu,
Semmangkok juga harus mempersiapkan perencanaan dengan baik, mulai dari
riset pasar, pemahaman tentang konpetitor, menyiapkan resep, hingga
meminimalkan biaya agar bisa menetapkan harga yang bersahabat.

2. Menyiapkan sumber daya dengan baik


Kesiapan sumber daya sangat mendukung keberhasilan usaha. Dengan itu,
Semmangkok harus mempersiapkan segala sumber daya dengan baik, mulai dari
tim yang akan menjalankan usaha, bahan baku berkualitas, hingga kesiapan modal
yang juga tak kalah penting untuk menjalankan inovasi. Penetapan standar kerja
juga perlu untuk memaksilkan hasil kerja dan agar kualitas yang diberikan
nantinya selalu sama.

3. Perbaikan citarasa dimsum yang sesuai selera konsumen


Karena usaha ini bergerak di bidang kuliner, cita rasa adalah inti dari bisnis
agar mendatangkan loyalitas konsumen. Semmangkok bisa mulai dengan pola
trial-error dan diberikan kepada beberapa orang sebagai sampel, selanjutnya tester
ini harus memberikan masukan yang membangun untuk memaksimalkan taste
dari dimsum. Agar cita rasa lebih maksimal, Semmangkok juga bisa menerapkan
prinsip "Amati Tiru Modifikasi (ATM) dari pelaku usaha dimsum yang sudah
memiliki nama besar. Imperium dimsum misalnya, Semmangkok bisa
mengidentifikasi usaha ini mengapa bisa memiliki nama besar. Dari identifikasi
tersebut, Semmangkok harus menetapkan ciri khas yang nantinya menjadi
Positioning-nya untuk membuat Semmangkok melekat di hati pelanggan nantinya.
4. Memanfaatkan pembayaran lewat sistem non-tunai
Seiring berjalannya waktu, orang semakin tertarik membeli sesuatu karena
kemudahan yang ditawarkannya. Penyesuaian ini juga perlu diterapkan dalam
metode pembayaran. Pelanggan akan suka dengan pembayaran yang praktis dan
fleksibel. Oleh karena itu, Semmangkok bisa memanfaatkan perkembangan
teknologi melalui layanan QRIS, Shopeepay, Gopay, dan juga e-wallet.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inovasi merupakan suatu hal yang penting di dalam sebuah usaha/bisnis. Inovasi harus
dimulai dengan sebuah perencanaan yang matang sehingga hasil yang didapatkan dari
sebuah inovasi tersebut dapat menjadi sebuah hasil yang maksimal. Kegagalan yang terjadi
pada Semmangkok merupakan hasil dari tindakan "coba-coba" yang diiringi dengan
kurangnya pengetahuan dan juga perencanaan sehingga hasil yang didapatkan pun
berdampak ke hal lain, seperti berdampak terhadap tekstur dan citarasanya.
Dari kegagalan yang terjadi pada Semmangkok tersebut, kami mencoba untuk
memberikan saran kepada pemilik Semmangkok. Terdapat beberapa saran yang kami
berikan yang pertama sebelum melakukan inovasi sebaiknya melakukan perencanaan yang
matang disertai kesiapan ilmu pengetahuan, menyiapkan sumber daya dengan baik,
perbaikan citarasa dimsum yang sesuai selera konsumen, dan yang terakhir yaitu
memanfaatkan pembayaran melewati sistem non-tunai. Kami akan mensuport Semmangkok
agar terus berkembang menjadi lebih baik. Jaya jaya jaya!!!

You might also like