You are on page 1of 25

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Numerical Control (NC)


Numerical Control adalah teknik yang digunakan untuk mengontrol alat
dan proses pada mesin dengan menggunakan perintah kode. NC mengontrol
penggunaan instruksi tersebut dan menerjemahkan ke dalam dua tipe sinyal
kontrol : sinyal kontrol gerak dan sinyal kontrol berganti-ganti.
Sinyal kontrol gerak adalah barisan dari rangkaian pulsa elektronik yang
digunakan untuk mengontrol posisi dan kecepatan meja mesin dan spindel. Setiap
pulsa mengaktifkan gerakan dari suatu unit panjang dasar (Basic Length-
Unit/BLU) yang menambah ukuran minimum dari sistem kontrol NC yaitu 0,001
inch (atau 0,01 mm), sementara pada kontrol CNC modern, pemecahan
penambahan dapat mencapai 0,0001 inch (atau 0,001 mm). Jumlah pulsa yang
ditransmisikan pada setiap poros menentukan penambahan posisi dan frekuensi
pulsa tersebut mengatur kecepatan poros.
Sinyal kontrol berganti-ganti adalah menyetel sinyal on/off pada perkakas
untuk mengontrol kecepatan dan arah dari putaran spindel, kontrol dari sistem
pendingin, pemilihan alat potong, penjepitan dan pelepasan otomatis, dan
sebagainya.
NC sering ditunjukkan pada generasi lama dari teknologi pengontrolan
angka. Sistem NC kontrol hard-wired yang digunakan adalah implementasi dari
perangkat keras elektronik berdasarkan teknologi sirkuit digital. (Rosehan Yahuza
,2010)

2.2 Computer Numerical Control (CNC)


Computer Numerical Control adalah sistem pengontrolan angka sesuai
dengan keinginan, program yang disediakan telah dimasukkan pada pengontrolan
untuk menjalankan fungsi dasar pada sistem soft-wired NC, sebab sering kali
fungsi kontrol menggunakan program kontrol perangkat lunak (Control Software

Universitas Sumatera Utara


Programs).
Semua kontrol angka pada mesin buatan pabrik sejak tahun 1970-an
merupakan tipe CNC. Sinyal kontrol sistem CNC menggunakan perintah binari.
Setiap perintah terdiri dari angka pasti dalam bits, 32 bits atau 64 bits sering
digunakan setiap bits dari data terdiri dari satu gerakan BLU dapat diwakilkan 1
sampai 232 = 4.294.967.296 posisi poros yang berbeda. Pada pemecahan sistem,
control : BLU = 0,0001 inch, angka ini mewakilkan sampai 429.969 inch.
Gerakan yang mungkin yaitu lebih dari cukup untuk semua tipe aplikasi yang
digunakan. (Rosehan Yahuza,2010)

2.3 Keuntungan Teknologi CNC


Keuntungan utama dari penggunaan teknologi CNC adalah mengurangi
biaya produksi, meningkatkan kualitas produk, dan fasilitas perencanaan dan
pengontrolan produksi. Keuntungan tersebut dapat direalisasikan melalui
sembilan produksi :
1. Meningkatkan produksi
2. Mengurangi biaya produksi
3. Fasilitas dan operasi mesin yang beragam
4. Membuktikan perencanaan dan kontrol produksi
5. Fasilitas dari otomatis yang fleksibel
6. Ketepatan yang tinggi dan pengulangan
7. Mengurangi biaya operasi tidak langusng
8. Fleksibilitas yang lebih besar
9. Batas rendah kemampuan operator yang dibutuhkan.
Tiga pokok timbal balik dari penggunaan teknologi CNC mencakup :
penanaman modal pertama yang tinggi, kebutuhan pemeliharaannya tinggi, dan
tidak mengeluarkan biaya efektif untuk pekerjaan produksi rendah.(Rosehan
Yahuza,2010)
Pembuatan suatu produk atau proses permesinan dengan menggunakan
mesin CNC dapat dilakukan dengan membuat program manual menggunakan
kode G dan M, atau penggunaan program otomatis.

Universitas Sumatera Utara


Dengan menggunakan cara ini, kita hanya cukup menggambar pada
komputer sesuai dengan benda yang kita inginkan kemudian disimulasikan
prosesnya sesuai dengan urutan kerja dengan menggunakan software CAD
(Computer Aided Desain) dan software CAM (Computer Aided Manufacturing)
tertentu.(Dalmasius Ganjar Subagio,2008)
Mesin CNC yang dioperasikan secara otomatis mempunyai kelebihan
feksibilitas tinggi, lebih akurat, memungkinkan untuk produksi benda kerja yang
rumit, tidak dibutuhkan operator yang ahli, produktifitas tinggi dan lebih efisien
dalam segi waktu. Kelemahan mesin ini adalah harganya mahal dan perawatan
cukup sulit karena diperlukan teknisi khusus, dan dibutuhkan bagian programmer
yang terampil.(Erista Budi,2012)

2.4 Mesin CNC


Mesin CNC (Computer Numerical Control) adalah mesin yang proses
pengoperasiannya dikendalikan oleh sistem CNC, yaitu suatu sistem kontrol yang
proses pengontrolannya dilakukan menggunakan perintah berupa kode-kode huruf
dan angka (alpha-numeric-code).(Groover,dkk.1984) Susunan perintah dalam
kode huruf dan angka yang tersusun sedemikian rupa dan digunakan untuk
mengatur operasi mesin dalam rangka pembuatan suatu produk disebut program
CNC.
Mesin CNC terdapat driver X, driver Y, power supply, connector, dan
USB CNC. Program dari desain pada komputer akan diterjemahkan oleh USB
CNC dimana program NC pada intinya akan memberi perintah kepada mesin
untuk menggerakan meja mesin sesuai dengan kode untuk axis X dan Y.

2.4.1 Sistem Koordinat Cartesian


Gerakan mesin perkakas yang digunakan dalam memproduksi suatu
produk terdiri dari dua tipe dasar : titik ke titik (gerakan garis lurus) dan gerakan
continue (gerakan contouring).

Universitas Sumatera Utara


Untuk cartesian, atau persegi panjang, sistem koordinatnya dirancang oleh
matematikawan Perancis dan seorang filosofi Rene Descartes. Dengan sistem ini,
setiap titik tertentu dapat dijelaskan dalam istilah matematika yaitu titik ke titik di
sepanjang tiga sumbu tegak lurus. Prinsip ini sesuai dengan mesin perkakas
sempurna karena konstruksi mesin umumnya didasarkan pada empat sumbu gerak
yaitu sumbu X, Y, Z dan sumbu rotasi. Sederhananya, pada mesin milling
vertikal, sumbu X adalah gerakan horisontal (kanan atau kiri) dari meja, sumbu Y
adalah gerakan meja melintang (menuju atau menjauh dari kolom), dan sumbu Z
gerakan vertikal dari bawah keatas, menekuk atau memanjang. Sistem NC sangat
bergantung pada penggunaan empat sisi koordinat karena darisana programmer
dapat menemukan setiap titik untuk benda dengan tepat.
Ketika titik – titik pada benda kerja, dua garis berpotongan lurus, satu
vertikal dan satu horisontal, digunakan. Garis-garis ini harus membentuk sudut
satu sama lain, dan titik di mana titik potong (bersebrangan) disebut titik asal, atau
titik nol.
+Y
Axis Y

Axis X
-X +X

Titik nol

-Y

Gambar 2.1 Koordinat axis X dan Y(Allen-Bradley)


Sistem koordinat tiga dimensi yang ditampilkan (gambar 2.2). Axis X dan
Y adalah axis yang bergerak secara horisontal, gerakan meja mendekati atau
menjauhi titik nol. Axis Z adalah axis yang bergerak secara vertikal, keatas atau
kebawah.

Universitas Sumatera Utara


+Z

+Y

-X

+X

-Y

-Z

Gambar 2.2 Koordinat 3 dimensi axis X,Y dan Z (Steve Krar dan Arthur
Gill,1990)

2.4.2 Prinsip Kerja


Mesin perkakas CNC adalah mesin perkakas yang dalam
pengoperasiannya dibantu dengan kontrol numerik komputer atau CNC
(Computer Numerical Control). Untuk menggerakkan meja kerja pada mesin
perkakas CNC disepakati menggunakan sistem koordinat. Sistem koordinat pada
mesin bubut CNC (Gambar 2.3) adalah sistem koordinat kartesian dengan tiga
sumbu yaitu sumbu X, Y dan Z. Sistem koordinat mesin (MCS=Machine
Coordinate System) tersebut bisa dipindah-pindah titik nolnya untuk kepentingan
pelaksanaan seting, pembuatan program CNC dan gerakan meja kerja CNC. Titik-
titik nol yang ada pada mesin bubut CNC adalah titik nol Mesin (M), dan titik nol
benda kerja (W).( B.Sentot Wijanarka,2011)

Gambar 2.3 Sistem koordinat pada mesin CNC

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.4 Penetapan titik koordinat mesin CNC (X0,Y0) (B.Sentot
Wijanarka,2011)

2.5 Bahasa Pemrograman G-Code


Mesin CNC hanya dapat membaca kode standar yang telah disepakati oleh
industri yang membuat mesin CNC. Dengan kode standar tersebut, pabrik mesin
CNC dapat menggunakan PC sebagai input yang diproduksi sendiri atau yang
direkomendasikan. Kode standar pada mesin CNC yaitu : kode G dan M.
(Kuspriyanto,2005)
Tabel 2.1 Kode G dan M
No. Kode Keterangan
1. G00 Pindah posisi axis dengan kecepatan penuh
2. G01 Pindah posisi axis secara linear (feed rate)
3. G02 Pindah posisi axis berputar searah jarum jam
4. G03 Pindah posisi axis berputar berlawanan arah jarum jam
5. G04 Waktu tunda
6. G10 Pengaturan sistem koordinat
7. G12 Pindah posisi axis berputar searah jarum jam
8. G13 Pindah posisi axis berputar berlawanan arah jarum jam
9. G15/G16 Koordinat berpindah pada G00 dan G01
10. G17 Pindah posisi axis X-Y dipakai pada G02 dan G03
11. G18 Pindah posisi axis Y-Z dipakai pada G02 dan G03
12. G19 Pindah posisi axis X-Z dipakai pada G02 dan G03
13. G20/G21 Inch/Milimeter
14. G28 Mengembalikan ke posisi otomatis
15. G28.1 Referensi axis
16. G30 Kembali ke utama
17. G32 Membuat ulir pada mesin CNC
18. G40 Pembatalan Kompensasi diameter pahat
19. G41 Kompensasi diameter pahat kiri
20. G42 Kompensasi diameter pahat kanan
21. G43 Kompensasi panjang arah positif

Universitas Sumatera Utara


22. G44 Kompensasi panjang arah negatif
23. G49 Pembatalan kompensasi panjang pahat
24. G50 Kembali berpindah dengan 1.0
25. G51 Mengulang data input
26. G52 Koordinat sistem berhenti sementara
27. G53 Koordinat sistem mesin berpindah
28. G54 Sistem koordinat 1
29. G55 Sistem koordinat 2
30. G56 Sistem koordinat 3
31. G57 Sistem koordinat 4
32. G58 Sistem koordinat 5
33. G59 Sistem koordinat 6
34. G61/G64 Berhenti dengan seksama/kecepatan konstan
35. G68/G69 Rotasi koordinat sistem
36. G73 Berputar untuk bor
37. G80 Membatalkan fixed cycle
38. G81 Fixed cycle untuk pengeboran (drilling)
39. G83 Fixed cycle counter bore dengan waktu tunda
40. G84 Fixed cycle untuk pengetapan (tapping)
41. G85 Fixed cycle reamer
42. G86 Fixed cycle boring
43. G88 Berputar tidak berhenti dengan kecepatan penuh
44. G89 Berhenti berputar dengan kecepatan tertentu
45. G90 Program absolute
46. G91 Program incremental
47. G92 Koordinat referensi benda kerja
48. G92.X Batalkan G92 dan lain-lain
49. G93 Perubahan kecepatan waktu
50. G94 Kecepatan per-menit
51. G95 Kecepatan per-rev
52. G98 Pengembalian pahat pada Z awal
53. G99 Pengembalian pahat pada jarak yang ditentukan (R)
54. M02 Program selesai
55. M03 Spindle berputar searah jarum jam
56. M04 Spindle berputar berlawanan arah jarum jam
57. M05 Spindle stop
58. M06 Pergantian tool
59. M08 Pompa pendingin aktif (coolant on)
60. M09 Pompa pendingin berlawanan mati (coolant off)
61. M30 Akhir program dan mengembalikan posisi tool terakhir
62. M98 Masuk ke subprogram
63. M99 Keluar ke subprogram

Universitas Sumatera Utara


Secara umum, cara mengoperasikan mesin CNC dengan cara memasukkan
perintah numeric melalaui tombol-tombol yang tersedia pada panel instrument di
tiap- tiap mesin. Setiap jenis mesin CNC mempunyai karakteristik tersendiri
sesuai dengan pabrik yang membuat mesin tersebut. Namun demikian secara garis
besar dari karakteristik cara mengoperasikan mesin CNC dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :

2.5.1. Sistem Absolut


Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai
acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses operasi
mesin berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu
(pusat) benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung. Sedangkan pada
mesin frais, titik referensinya diletakkan pada pertemuan antara dua sisi pada
benda kerja yang akan dikerjakan.

Gambar 2.5 Referensi Absolut.(RosehanYahuza,2010)


Lokasi Program absolut selalu diberikan dari titik nol sebagai titik asal
(tetap). Titik nol atau asal mungkin posisi di meja mesin, seperti sudut meja kerja
atau pada setiap titik tertentu pada benda kerja. Pada sistem absolute dimensi dan
pemrograman, setiap titik atau lokasi pada benda kerja diberikan sebagai jarak
tertentu dari nol atau titik referensi.
- A plus X (+ X) perintah akan menyebabkan alat pemotong untuk berada di
sebelah kanan nol atau asal titik

Universitas Sumatera Utara


- A minus X (X) perintah akan menyebabkan alat pemotong untuk berada di
sebelah kiri nol atau asal titik
- A plus Y (+ Y) perintah akan menyebabkan alat pemotong yang berlokasi
menuju kolom
- A minus Y (Y) perintah akan menyebabkan alat pemotong untuk berada
jauh dari kolom
Dalam pemrograman absolut, perintah G90 menunjukkan ke komputer dan
MCU bahwa pemrograman adalah untuk berada dalam mode absolut.(Steve Krar
dan Arthur Gill,1990)

2.5.2. Sistem Incremental


Pada sistem ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan
adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir. Untuk
mesin bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu
gerakan pada proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari
gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada
tahap berikutnya.

Gambar 2.6 Referensi Inkremental.(Rosehan Yahuza,2010)


Lokasi Program Incremental selalu diberikan sebagai jarak dan arah dari
titik sebelumnya menuju titik selanjutnya. Kode perintah yang memberitahu
mesin untuk memindahkan meja, spindle, dan lutut yang dijelaskan di sini
menggunakan mesin milling vertikal seperti berikut :

Universitas Sumatera Utara


- A plus X (+ X) perintah akan menyebabkan alat pemotong untuk berada di
sebelah kanan titik terakhir
- A minus X (X) perintah akan menyebabkan alat pemotong untuk berada di
sebelah kiri titik terakhir
- A plus Y (+ Y) perintah akan menyebabkan alat pemotong yang berlokasi
menuju kolom
- A minus Y (Y) akan menyebabkan alat pemotong untuk berada jauh dari
kolom
- A plus Z (+ Z) perintah akan menyebabkan alat pemotong atau spindle
untuk bergerak ke atas atau jauh dari benda kerja
- A minus Z (Z) bergerak alat pemotong bawah atau ke benda kerja
Dalam pemrograman incremental, perintah G91 akan menunjukkan
kepada komputer dan MCU bahwa pemrograman adalah untuk berada dalam
mode incremental.(Steve Krar dan Arthur Gill,1990)

2.6 Jenis Mesin


Di masa lampau, mesin perkakas dibuat sesederhana mungkin untuk
menjaga biaya rendah. Karena dapat meningkatkan upah tenaga kerja, mesin
perkakas yang baik, lengkap dengan kontrol elektronik, yang dikembangkan oleh
industri dapat menghasilkan barang yang lebih banyak dan lebih baik, dengan
harga yang kompetitif dengan orang-orang dari industri lepas pantai. NC
(numerically controlled) adalah program yang digunakan semua jenis mesin
perkakas, dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Alat mesin
yang paling umum adalah mesin bor spindle tunggal, mesin bubut, mesin milling,
dan mesin putaran pusat.

2.6.1 Mesin Bor Spindle – Tunggal


Salah satu mesin yang dikontrol secara numerik dengan poros spindle
tunggal untuk pengeboran. Sebagian besar mesin bor diprogram dalam 3 axis,
diantaranya :

Universitas Sumatera Utara


a. Axis X mengontrol pergerakan meja ke kanan dan kiri
b. Axis Y mengontrol pergerakan meja menuju atau menjauh dari kolom
c. Axis Z mengontrol pergerakan poros spindle kebawah atau keatas,
untuk melakukan pengeboran dengan kedalaman tertentu.

2.6.2 Mesin Bubut


Mesin bubut, salah satu mesin yang paling produktif, selalu menjadi
sarana yang sangat efisien memproduksi bagian benda bentuk lingkaran. Sebagian
besar mesin bubut diprogram pada dua axis, yaitu :
a. Axis X mengontrol lintas gerak melintang (masuk atau keluar) dari alat
pemotong
b. Axis Z mengontrol pergerakan pemotong menuju atau menjauh dari
headstock.

2.6.3 Mesin Milling


Mesin milling adalah salah satu mesin paling serbaguna yang digunakan
dalam industri. Dioperasikan untuk milling (penggilingan), contouring,
pemotongan roda gigi, pengeboran, penggurdian, dan reaming hanya beberapa
dari banyak operasi yang dapat dilakukan pada mesin milling. Mesin milling
dapat diprogram pada tiga axis, yaitu :
a. Axis X mengontrol pergerakan meja ke kiri atau kanan
b. Axis Y mengontrol pergerakan meja menuju atau menjauh dari kolom
c. Axis Z mengontrol secara vertikal (atas atau bawah) gerakan menekuk
atau memanjang.

2.6.4 Mesin Putaran Pusat


Mesin Putaran yang berpusat dikembangkan pada pertengahan 1960-an
setelah studi menunjukkan bahwa sekitar 40 persen dari semua operasi
pemotongan logam yang dilakukan pada mesin bubut. Mesin ini dikontrol secara

Universitas Sumatera Utara


numerik, memiliki akurasi yang lebih besar dan tingkat produksi yang lebih
tinggi daripada mesin bubut. Pengoperasian mesin ini berdasarkan pada dua axis,
yaitu :
a. Axis X mengontrol lintas gerakan kepala menara
b. Axis Z mengontrol pergerakan memanjang (menuju atau jauh dari
headstock) dari kepala rotasi. (Steve Krar dan Arthur Gill,1990)

2.7 Spektrum Elektromagnetik


Cahaya merupakan sebuah gelombang dan partikel.(Mark Csele,2005)
Cahaya elektromagnetik dapat dipertimbangkan sebagai bentuk energi cahaya
sebagai transfer gelombang. Bentuk sederhana dari cahaya elektromagnetik dapat
dilihat dalam Gambar 2.7 berikut.

Gambar 2.7 Gerakan gelombang cahaya elektromagnetik


Panjang gelombang (λ) merupakan jarak antara dua gunung/lembah yang
berdampingan dari gelombang itu. Banyaknya gelombang lengkap yang melewati
suatu fisik yang diam persatuan waktu diberi istilah frekuensi (v). Hubungan
antara panjang gelombang dan frekuensi adalah
λ= c/v (2.1)
dengan λ adalah panjang gelombang (cm), v adalah frekuensi (dt-1 atau Hz), c
adalah kecepatan cahaya (3 x 1010 cm dt-1). Bilangan gelombang merupakan
kebalikan dari panjang gelombang, dinyatakan sebagai ῡ (cm-1) yaitu :
ῡ = 1/ λ (2.2)
Panjang gelombang cahaya elektromagnetik bervariasi dari beberapa Å
sampai beberapa meter. Unit-unit yang digunakan untuk melukiskan panjang
gelombang adalah sebagai berikut :
Å = Angstrom = 10-10 meter = 10-8 cm = 10-4 mikrometer

Universitas Sumatera Utara


nm = nanometer = 10-9 meter = 10 angstrom = 10-3 mikrometer
µm = mikrometer = 10-6 meter = 104 angstrom
Untuk radiasi UV dan tampak (visible) digunakan satuan angstrom dan
nanometer. Sedangkan mikrometer digunakan untuk daerah IR (infra merah).
Hubungan antara energi dan panjang gelombang (λ) dituliskan sebagai :
E=hc/λ (2.3)
Dengan E = energi cahaya (erg), h = konstanta Planck(6,62 x 10-27 erg det).
Spektrum elektromagnetik menyeluruh dikelompokkan seperti Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Spektrum Elektromagnetik


Daerah tampak (visible) sangat kecil panjang gelombang yang dikaitkan
dengan cahaya tampak itu mampu mempengaruhi selaput pelangi pada manusia,
dan karenanya menimbulkan kesan subyektif akan ketampakan (vision). Panjang
gelombang daerah tampak dari 400 nm – sekitar 750 nm (Susila Kristianingrum),
dengan frekuensi 7,5x1014 – 4x1014, dan bilangan gelombang (ῡ) 25000 – 13000
cm-1-.(Ibnu Gholib,2007)

2.8 Laser
Laser adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation, yang berarti penguatan cahaya melalui pancaran radiasi yang
terstimulasi. Ketika suatu atom berada pada tingkat eksitasi, kemudian disinari
dengan foton yang sesuai maka atom pada tingkat tereksitasi ini akan turun ke
tingkat energi yang lebih rendah dengan memancarkan foton. Jika cahaya ini
mengenai atom lain yang berdekatan, maka akan lebih banyak lagi cahaya yang
dilepaskan. Kemudian akan terjadi reaksi berantai terus menerus sehingga atom –

Universitas Sumatera Utara


atom mengeluarkan cahaya secara bersamaan. Jika cahaya tersebut dipantulkan
oleh cermin – cermin khusus, lama kelamaan intensitasnya menjadi lebih tinggi
sehingga mampu menembus cermin dan terbentuklah sinar laser.(Siegmans,1986).
Sifat yang terjadi akibat kesamaan frekuensi adalah monokromatisme dan
sifat yang terjadi akibat kesamaan fase adalah koherensi. Jadi syarat terbentuknya
laser adalah sumber cahaya yang monokromatis dan koheren. (Fafat
Reynaldo,2001)
Panjang gelombang λ dan osilasi frekuensi adalah korelasi dari
kecepatan cahaya 𝑐𝑐 dengan :
𝑐𝑐 = 𝜆𝜆 . 𝜐𝜐 (2.4)
Kecepatan cahaya memiliki nilai sebesar 3 × 108 ms-1. Sejak cahaya
tampak berada pada range panjang gelombang λ = 400 nm (biru) – 800 nm
(merah), osilasi frekuensi cahaya tampak bervariasi dari 7.5 × 1014 Hz sampai
3.75 × 1014 Hz. Pemahaman cahaya sebagai sebuah gelombang elektromagnetik
cukup digambarkan pada proses refraksi dan difraksi ketika sebuah berkas cahaya
menyebar melalui beberapa material berbeda. Sekarang, cahaya dapat
digambarkan sebagai fluks sebuah foton. Setiap foton diuraikan dengan kecepatan
cahaya dan megandung energi sebesar :
𝐸𝐸 = ℎ𝜐𝜐 (2.5)
Dimana adalah frekuensi dan h adalah konstanta Planck (h = 6.675 × 10-31 Js).
(Hans – Jochen Forth, 2008)
Laser merupakan sumber cahaya koheren yang monokromatik dan sangat
lurus. Cara kerjanya mencakup optika dan elektronika. Sifat – sifat
monokromatik, kolimasi, dan koherensi dari laser telah dikembangkan dalam
berbagai aplikasi di beberapa bidang, seperti industri, biomedis,
dll.(www.science4heritage.org)
Laser dapat beroperasi pada :
1. Mode kontinu (continuous wave) dengan amplitudo keluaran konstan.
Dalam mode operasi kontinu, berkas laser yang dihasilkan relatif konstan
terhadap waktu. Proses tersebut dihasilkan dari populasi inversi yang
berlangsung terus – menerus menggunakan sumber pemompa energi yang
stabil.

Universitas Sumatera Utara


2. Laser pulsa dapat dihasilkan dengan teknik Q-switching, mode terkunci
(mode locking) atau gain switching. Laser dalam bentuk pulsa dapat
menghasilkan daya yang sangat besar, kemudian berkas laser yang
dihasilkan berubah terhadap waktu secara bolak – balik dengan mode on
dan off. Laser pulsa biasanya dibuat dengan tujuan untuk menghasilkan
power laser yang sangat besar dengan waktu radiasi yang singkat. (David
R.Whitehouse,1993)

Laser dapat diklasifikasikan berdasarkan medium aktif :


1. Laser zat padat meliputi laser Nd:YAG, ruby
2. Laser zat cair atau dye laser
3. Laser gas meliputi laser CO 2 , HeNe

2.8.1 Proses Terjadinya Laser


Pada tahun 1917, Albert Einstein mempostulatkan pancaran imbas pada
peristiwa radiasi agar dapat menjelaskan kesetimbangan termal suatu gas yang
sedang menyerap dan memancarkan radiasi. Menurut Albert Einstein ada 3 proses
yang terlibat dalam kesetimbangan itu, yaitu : serapan (absorbtion), emisi spontan
(fluorensi) dan emisi terstimulasi (atau lasing, artinya memancarkan laser).
(Perdana,Buyung,2008)
Ketika sebuah partikel secara spontan berpindah dari tingkat energi lebih
tinggi E 2 ke tingkat energi lebih rendah E 1 yang ditunjukkan pada Gambar 2.3
(b), foton yang dipancarkan memiliki frekuensi :
𝐸𝐸1 −𝐸𝐸2
𝜐𝜐12 = (2.6)

Foton ini dipancarkan pada sebuah arah yang acak dengan polarisasi yang
berubah-ubah (kecuali pada medan magnet). Foton membawa pergi momentum
h/λ = h/c dan partikel yang dipancarkan (atom, molekul atau ion) mundur dalam
arah yang berlawanan.

Universitas Sumatera Utara


(a) (b) (c)
Gambar 2.9 (a) Absorbsi, (b) emisi spontan, dan (c) emisi terstimulasi (Hans
– Jochen Foth, 2008)
Pada umumnya, ketika sebuah elektron berada dalam keadaan energi
tereksitasi, elektron tersebut akan kekurangan energi karena melepaskan sebuah
foton radiasi mengalami transisi menuju keadaan dasarnya dan memancarkan
foton. Kejadian ini disebut emisi spontan (spontaneous emission) dan foton yang
dipancarkan dalam arah dan fase yang acak.
Disisi lain, jika sebuah elektron berada pada tingkat energi E 2 dan
mengalami peluruhan energi sampai pada tingkat energi E 1 , tetapi sebelumnya
elektron tersebut memiliki kesempatan untuk meluruh secara spontan, maka
sebuah foton yang dihasilkan dengan energi sebesar E 2 – E 1 akan memiliki
panjang, arah dan fase gelombang yang persis sama dengan gelombang elektron
tadi sehingga memperkuat energi cahaya yang datang. Proses ini disebut emisi
terstimulasi. (Hans-Jochen Foth, 2008)

2.8.2 Komponen Laser


Proses pembentukan laser dimulai dengan proses pemompaan (pumping)
yang menyebabkan inversi polulasi pada eksitasi atom – atom (molekul, ion-ion,
elektron-elektron semikonduktor) yang ada di dalam medium laser dari tingkat
energi rendah menuju ke tingkat energi tinggi (level energi mekanika kuantum).
Setelah itu atom – atom akan kembali menuju tingkat energi semula dengan
memancarkan foton. Kemudian foton – foton tersebut bergerak ke kanan dan
dipantulkan oleh cermin (R=100%) kemudian bergerak ke kiri dan dipantulkan
kembali oleh cermin (R=80%), begitu seterusnya berjalan bolak-balik membentuk

Universitas Sumatera Utara


osilasi. Karena osilasi foton – foton yang terus menerus sehingga mengeluarkan
foton yang sangat kuat yang menjadi cahaya keluaran laser.(Siegmans,1986)

Gambar 2.10 Komponen Laser.(Siegmans,1986)

2.9 Interaksi laser dengan material


Dalam proses interaksi laser dengan material, terdapat beberapa macam
proses yang terjadi, yaitu :

Gambar 2.11 Mekanisme interaksi laser dengan material

2.9.1 Mekanisme Penyerapan Energi (Absorbtion)


Mekanisme penyerapan terjadi akan tergantung pada jenis bahan. Secara
umum, foton akan bergerak ke arah sumbu yang tepat atau sumber getaran dalam
materi tergantung pada energi foton. Dalam isolator dan semikonduktor,
penyerapan sinar laser terutama terjadi melalui resonansi. Eksitasi seperti transisi
elektron pita valensi ke pita konduksi (interband transisi) atau pita dalam
(intersubband transisi).

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan pada bagian tereksitasi dapat mentransfer energi pada foton.
Foton dengan energi di bawah dalam pita bahan itu tidak akan diserap. Pada
isolator energi biasanya berada dibawah frekuensi cahaya ultraviolet dan
semikonduktor terlihat spektrum inframerah. Namun, pada beberapa penelitian
tinggi resonansi frekuensi pada foton optik berada mendekati daerah inframerah.

2.9.2 Konduktivitas Panas (Heat Conduction)


Pemanasan laser yang mengalir dapat mengaktifkan beragam suhu, proses
tergantung dalam bahan padat. Ketika terdapat perbedaan temperature pada suatu
medium atau antar medium, maka transfer panas akan muncul. Salah satu
mekanisme transfer panas yang terjadi pada suatu medium, khususnya padatan
adalah melalui konduksi. Transfer energi secara konduksi berkaitan dengan
aktivitas atomic dan molekuler penyusun bahan tersebut.

2.9.3 Pelelehan (Melting)


Proses melting adalah proses peleburan material (ingot) dengan cara
memanaskannya hingga mencapai titik cair material yang dilebur, berjalan di
dalam sebuah unit yang disebut melting furnace.

2.9.4 Penguapan (Evaporation)


Pada saat terjadinya interaksi laser dengan material, maka material akan
mengalami pengurangan massa akibat terevaporasi. Kondisi terevaporasi adalah
kondisi dimana cairan yang seharusnya berubah ke fase gas sebelum ke fase
padatan, hal ini akan menyebabkan terjadinya jumlah massa terevaporasi.

2.9.5 Melt Expulsion


Melt expultion terjadi ketika tekanan uap diterapkan pada permukaan
bebas cairan yang pada gilirannya mendorong mencair dalam arah radial. Untuk

Universitas Sumatera Utara


mencapai melt expulsion halus, pola aliran lelehan perlu diprediksi dengan tepat,
terutama kecepatan aliran lelehan di pinggir lubang itu.

2.10 Laser Nd:YAG


Pada 1972, pertama Nd:YAG laser muncul di dunia industri. Komponen
utama dari laser solid state adalah medium aktif, sumber pemompa dan resonator.
Umumnya medium aktif dalam bentuk batang panjang dengan ujung datar dan
sejajar, pemompa menyediakan satu atau dua lampu linear yang memancar dan
dua cermin dielektrik membentuk resonator dengan batang di sumbunya. (N.U
Wetter dan W.de Rossi,2000)
Tipe laser ini merupakan laser yang paling populer. Sebagai bahan aktif
digunakan kristal Y 3 Al 5 O 12 (Yttrium Aluminium Garnet, YAG) dimana beberapa
ion Y3+ diganti oleh ion Nd3+. Konsentrasi umum doping ion Nd3+ adalah sekitar
1% atomik.(Hanif,dkk.2012) YAG (Y 3 Al 5 O 12 ) yang di doping dengan
Neodymium (Nd), menghasilkan kristal dengan kekuatan dan kekerasan cukup
tinggi, secara optik kristal ini merupakan kristal isotropik dengan struktur kubik,
memiliki fluorescent linewidth yang sempit, menghasilkan penguatan yang
tinggi, dan ambang yang rendah untuk operasi laser.(Muchiar,2007)
Laser Nd:YAG dapat beroperasi pada kontinu dan pulsa. Laser ini banyak
digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti : pemrosesan material (drilling dan
welding), aplikasi medis (laser Nd:YAG kontinu dengan daya 50 Watt digunakan
untuk evaporasi jaringan dan koagulasi), aplikasi scientific, paint stripping dan
militer. (Hanif,dkk.2012)
Laser Q-switch memiliki keunikan yaitu pancaran laser dengan kekuatan
yang tinggi dalam pulsa pendek. Tinggi dan rendahnya puncak kekuatan pulsa
telah mengembangkan banyak aplikasi dari laser. Istilah "Q-switch" berasal dari
fakta bahwa sinar laser "berhenti" sejenak sementara daya dimampatkan,
kemudian dilepaskan. Dengan kombinasi kekuatan tinggi dan panjang gelombang
pendek, laser Q-switch sering digunakan untuk mencairkan logam, menguapkan
dan mengikis material dengan mengurangi terjadinya pemanasan.(Jay
Eastman,2014)

Universitas Sumatera Utara


2.10.1 Komponen Laser Nd:YAG

Cooling
system
Output
Laser laser
Q-switcher rod Pumping beam
cavity

Rear Output
mirror mirror

Pumping
lamp
Power
supply

Gambar 2.12 Sistem laser zat padat

Komponen laser Nd:YAG :


a. Batang laser Nd:YAG
Kristal Nd:YAG dikembangkan dengan metode czochralski, hasilnya
kristal itu dikembangkan dengan diameter 6 sampai 8 cm dan panjangnya
mencapai 20 cm. Setelah pemeriksaan, hasil pengembangan itu diproses untuk
diekstrak ke batang laser, dengan penampang rata dan sejajar. Arah pertumbuhan
dan dengan demikian sumbu batang laser umumnya adalah “(1)”.

b. Flashlamp
Kebanyakan laser solid state menggunakan lampu linier sebagai sumber
pompa optik untuk eksitasi ion aktif. Lampu ini adalah tabung gas debit tinggi
kuat kuarsa, biasanya diisi dengan Xe atau Kr dan dirancang untuk memancarkan
radiasi kecerahan tinggi dalam rezim berdenyut/pulsa atau kontinu.

c. Rongga pompa
Pada batang laser dan lampu pemompaan yang tertutup dalam kotak, dua
cermin yang berhadapan merefleksikan sebanyak mungkin cahaya memompa ke
dalam medium aktif. Bagian cermin ini disebut rongga pompa.

Universitas Sumatera Utara


d. Head Laser
Head laser adalah nama dari kumpulan yang menggabungkan semua
elemen optik juga dengan proses mekanik dan listrik. Umumnya terdapat rongga
pompa dengan batang laser (atau lembaran) dan flashlamp, resonator laser yang
termasuk struktur mekanik dan semua bagian input dan output yang diperlukan
untuk sumber daya listrik, cairan pendingin dan sinar laser.

e. Power supply
Kunci utama dalam keberhasilan menggunakan Nd: YAG laser sebagai
perangkat pengolahan bahan adalah kemampuan untuk beroperasi di banyak
rezim yang berbeda. Hal ini dapat berjalan baik secara continue atau pulsa dengan
tingkat repitition dari tembakan single hingga kHz dan bentuk tempo dan panjang
output pulsa berikut dilakukan oleh sumber pemompa (pumping). Adanya arus
yang mengalir pada lampu pompa karena ini adalah parameter yang dikontrol
pada power supply laser. Dengan kemajuan teknologi dan komponen, telah
dirancang dengan baik power supply yang mampu bekerja selang waktu yang
lama (thousands of hours) tanpa ada masalah (troubling).
Tipe power supply switch, masukan arus AC melewati lonjakan arus
dibatasi rangkaian ke rectifier dan filter, dimana disini arus akan diubah ke DC
dan melangkah ke tegangan yang lebih tinggi. Ini kemudian mengalir ke trafo,
terutama melalui transistor utama diswicth, pada bagian ini arus DC menuju arus
AC frekuensi tinggi (30 sampai 50 kHz) yang akan diterapkan untuk trafo. Energi
ditransfer melalui trafo untuk tegangan rangkaian multiplier yang menimbulkan
tegangan sekunder trafo adalah yang diperlukan untuk operasi laser. Hal ini juga
mengubah kembali ke DC. Selama operasi, saat laser beroperasi dan dikirim
kembali melalui rangkaian kontrol menuju transistor lalu diswitch di mana
hubungan yang tepat antara waktu dipertahankan. Ini untuk mengontrol jumlah
arus yang mengalir ke laser.

f. Sistem Cooling
Pendinginan laser solid state sering kali diperlukan karena hanya sebagian
kecil dari input energi listrik diubah menjadi radiasi laser. Karena sebagian besar

Universitas Sumatera Utara


masukan energi ini diubah menjadi panas yang disimpan di batang laser sebagai
penyimpanan utama, lalu menuju flashlamp dan pompa rongga. Dalam rangka
untuk menghilangkan panas ini, hampir semua menggunakan desain deionisasi air
(pertukaran ion) dengan resistivitas tingkat tinggi (10 Megaohm-cm). Melalui
penggunaan tabung aliran, cairan pendingin dipaksa sepanjang diameter luar
flashlamps dan batang laser.
Umumnya sistem menggunakan sirkuit lingkaran tertutup, termasuk udara
sederhana untuk air atau air untuk penukar panas air dan pendingin (pendingin
air). Menarik kembali udara dari udara untuk sistem air ketergantungan mereka
pada suhu udara ambien. Sebaliknya, air untuk sistem air (yang tergantung pada
suhu air pendingin) yang lebih efektif.
Penggunaan salah satu sistem tertutup untuk memastikan kontrol kualitas
air juga menyediakan aliran konstan dan tekanan untuk kepala laser yang penting
untuk daya output konstan. Untuk daya tinggi laser industri, sistem yang terbaik
adalah didinginkan dengan pendingin atau air chiller karena secara otomatis dapat
mengontrol semua variabel penting dari rangkaian laser pendingin. Unit ini
menggunakan pendingin mekanik untuk mempertahankan suhu yang tepat dan
termasuk waduk dan pompa untuk menyediakan kondisi aliran dan tekanan yang
stabil.( N.U Wetter dan W.de Rossi,2000)

2.11 Lens Pemfocus


Salah satu lensa yang sederhana adalah lensa bundar tebal yang terbuat
dari material yang transparant, biasanya terbuat dari gelas, bagian lensa yang
paling tebal adalah bagian tengahnya dibandingkan bagian pinggirnya. Lensa
mempunyai sifat mirip dengan prisma dimana dapat menyimpangkan cahaya yang
melewatinya.
Perhatikan berkas – berkas yang paralel dengan sumbu pada lensa
cembung ganda yang diperlihatkan pada gambar 2.13. kita anggap lensa terbuat
dari kaca atau plastik transparan, sehingga indeks biasnya lebih besar dari udara
luar. Sumbu lensa merupakan garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak
lurus terhadap kedua permukaan.

Universitas Sumatera Utara


Dari hukum snell, kita dapat melihat bahwa setiap permukaan untuk
berkas yang atas, kita dapat melihat bahwa setiap benda pada gambar 2.13
dibelokkan menuju sumbu pada kedua permukaan lensa. Jika berkas – berkas
yang paralel dengan sumbu jatuh pada lensa tipis, mereka akan difokuskan pada
satu titik yang disebut titik fokus, F.

F Sumbu

Gambar 2.13 Berkas – berkas paralel difokuskan oleh lensa konvergen


Jarak titik fokus dari pusat lensa disebut jarak fokus, f. Titik diluar jarak
fokus disebut titik defokus. Lensa dapat diputar sehingga cahaya dapat
melewatinya dari sisi yang lain.(Giancoli,1998)

Gambar 2.14 (a)cahaya yang lewat lensa pada titik fokus, (b)cahaya yang
lewat lensa pada titik defokus

2.12 Keuntungan Mesin Laser CNC


Mesin laser cnc sama halnya dengan fungsi mesin CNC, hanya mata bor
yang biasa dipakai untuk melakukan pemotongan, pengeboran, dan lainnya, disini
diganti dengan laser. Keuntungan dari penggunaan laser dialokasikan pada mesin
CNC ini. laser dapat melakukan pemotongan, pengelasan, pengeboran dan

Universitas Sumatera Utara


lainnya. Mesin laser CNC yang menjadi 1 alat yang baru, berarti juga memberi
fungsi – fungsi yang baru.
Mesin CNC adalah mesin yang dikontrol oleh bahasa pemrograman
G-Code, secara langsung dari komputer kemudian diinstruksikan ke mesin CNC
untuk dilaksanakan. Dengan CNC, maka dapat membuat pola kerja CNC dengan
beranekaragam bentuk dari pola yang mudah sampai pola yang tingkat
kesulitannya tinggi, dan memiliki detail pola yang rumit. Dengan menggunakan
laser, maka segala kesulitan pada pola kerja benda uji dapat teratasi.
Laser memiliki sinar koheren, tentu ini menjadi keuntungan terbesar dalam
mesin laser CNC. Laser dapat ditembakan ke target yang pola kerjanya sempit,
atau menyelubungi ruang benda uji sebagai target. Karena sinar laser dapat
dibelokkan, dapat memvariasikan energi, beam laser, beam hotspot dan panjang
gelombang.

2.13 Pengupasan Cat


Pengupasan cat adalah proses membersihkan cat dari benda uji. Benda uji
yang dikupas memiliki tingkat kesulitan dari tekstur dan warna cat. Dengan
mengabaikan penyerapan benda uji terhadap radiasi panjang gelombang laser,
melainkan penyerapan warna cat dengan panjang gelombang laser. Warna cat
yang digunakan memiliki panjang gelombang : hijau 490 – 570 nm dan merah
650 – 750 nm. Semakin besar panjang gelombang maka akan semakin besar
puladaya serap cat terhadap beam laser.
Keuntungan ganda dari metode ini adalah penembakan laser hanya
menguapkan sebagian kecil dari permukaan target, diikuti eksitasi atom-atom
target yang telah terevaporasi, sehingga analisis dapat dilakukan hanya pada
sebagian kecil dari bahan uji dan spektrum bebas dari kontaminasi oleh elektroda
bantu.(Irwanuddin H. Kulla,2004)
Cahaya tampak pada pnjang gelombang 380 – 750 nm, semakin besar
panjang gelombang maka semakin besar pula absorbsi warna tersebut. Pada
pengupasan cat ini ada perbedaan warna yang digunakan yaitu warna merah dan
hijau, tentu telah kita ketahui daya serap warna ini berbanding terbalik. Hubungan

Universitas Sumatera Utara


panjang gelombang warna cat dengan panjang gelombang laser. Semakin besar
panjang gelombang warna cat, maka membutuhkan panjang gelombang laser yang
besar pula untuk mengupas. Artinya panjang gelombang laser dengan panjang
gelombang warna cat harus disesuaikan.
Menggunakan laser untuk mengupas cat dapat dimaksimalkan dan
meminimalkan kerusakan benda uji. Dari percobaan yang telah dilakukan
sebelumnya menggunakan laser CO 2 bahwa permukaan benda uji lebih bersih dan
sangat cocok untuk membersihkan komposit dari pada metode lainnya.

Gambar 2.15 Paint stripping pada pesawat by Joe Ermalovich at Aero


Pro(Katy Wolf,2009)

Keuntungan pengupasan cat berbasis laser adalah lebih efektif, harga


terjangkau, minimalis tenaga kerja, aplikasi cepat, dapat memakai sistem scanner
poligon atau galvo. Laser mampu mencapai daerah – daerah sempit dan
membersihkan korosi yang terdapat pada benda uji dengan memberi perlakuan
khusus. Efisiensi laser pulsa untuk pengupasan cat ditentukan oleh energi dalam
durasi dan bentuk pulsa, sedangkan laser continue lebih kepada konsistensi.(Jay
Eastman.2014) Pengupasan cat menggunakan laser ini lebih baik dibanding
menggunakan media ledakan plastik (PMB), yaitu dapat menghasilkan limbah dan
polutan udara yang berbahaya.

Universitas Sumatera Utara

You might also like