You are on page 1of 17

MAKALAH

“REAKSI INTI DAN REAKTOR NUKLIR’’


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Radiokimia
Dosen Pengampu: Prof. Dr. MEYTIJ J. RAMPE, M. Si

NAMA : ORPA TAMMU


NIM : 20 506 008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
Tahun Ajaran 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenaan-
Nyalah sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan trimakasi
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini
merupakan salah satu tugas dari Mata Kuliah Radiokimia tentang "Reaksi Inti dan Reaktor
Nuklir".

Dalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa rintangan dan hambatan karena
minimnya pengetahuan dan pengalaman. Namun karena dilandasi ketekunan serta kesabaran,
akhirnyai rintangan dan hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Dan dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang dapat membangun serta dapat meningkatkan pengetahuan dan
kualitas dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Tondano, 18 September 2022


DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.....................................................................................................................6
A. Latar Belakang...............................................................................................................6
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.......................................................................................................................7
A. Sejara Reaktor Nuklir.....................................................................................................7
B. Definisi Reaktor Nuklir dan Reaksi Inti.........................................................................8
C. Klasifikasi Reaktor.....................................................................................................12
D. Pemanfaatan Reaktor Nuklir....................................................................................13
BAB III....................................................................................................................................17
PENUTUP...............................................................................................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk
membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju
yang tetap. Berbeda dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi pada orde
pecahan detik dan tidak terkontrol.

Teras sebuah reaktor kecil yang digunakan untuk penelitian.


Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak
digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian digunakan untuk
pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor
nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium sebagai bahan senjata
nuklir.

Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fisi nuklir, dan sering
dipertimbangkan masalah risiko keselamatannya. Sebaliknya, beberapa kalangan
menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan cara yang aman dan
bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi merupakan teknologi
ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi nuklir. Ada beberapa peranti lain untuk
mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di dalamnya pembangkit thermoelektrik
radioisotop dan baterai atom, yang membangkitkan panas dan daya dengan cara
memanfaatkan peluruhan radioaktif pasif, seperti halnya Farnsworth-Hirsch fusor, di
mana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan untuk menghasilkan radiasi neutron.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah nuklir?
2. Apa yang dimaksud dengan reaksi inti dan reaktir nuklir?
3. Apa saja jenis-jenis nuklir?
4. Apa peran dari nuklir?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Radiokimia.
2. Untuk memahami sejarah nuklir.
3. Memahami reaksi inti dan reaktir nuklir.
4. Mengetahui jenis-jenis nuklir.
5. Menhetahui peran dari nuklir.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejara Reaktor Nuklir

Gambar dari paten "Reaktor neutron" Fermi-Szilard.

Range of possible CANDU fuel cycles: CANDU reactors can accept a variety of
fuel types, including the Sused fuel from light-water reactors.

Nuclear fuel process


Meskipun umat manusia telah menguasai daya nuklir baru-baru ini, reaktor
nuklir yang pertama muncul dikendalikan oleh alam. Lima belas reaktor fisi nuklir
alami telah ditemukan di tambang Oklo, Gabon, West Africa. Pertama ditemukan
pada tahun 1972 oleh ahli fisika Prancis Francis Perrin. Reaktor alami ini dikenal
dengan sebutan Reaktor Fossil Oklo. Reaktor-reaktor ini diperkirakan aktif selama
150 juta tahun, dengan daya keluaran rata-rata 100 kW. Bintang-bintang juga
mengandalkan fusi nuklir guna membangkitkan panas, cahaya dan radiasi lainnya.
Konsep reaktor nuklir alami diajukan pertama kali oleh Paul Kuroda pada tahun
1956 saat di Universitas Arkansas. Enrico Fermi dan Leó Szilárd, pertama kali
membangun reaktor nuklir Chicago Pile-1 saat mereka di Universitas Chicago
pada 2 Desember, 1942.

Reaktor nuklir generasi pertama digunakan untuk menghasilkan plutonium


sebagai bahan senjata nuklir. Selain itu, reaktor nuklir juga digunakan oleh
angkatan laut Amerika (lihat Reaktor Angkatan Laut Amerika Serikat) untuk
menggerakkan kapal selam dan kapal pengangkut pesawat udara. Pada
pertengahan 1950-an, baik Uni Sovyet maupun negara-negara barat meningkatkan
penelitian nuklirnya termasuk penggunaan atom di luar militer. Tetapi,
sebagaimana program militer, penelitian atom di bidang non-militer juga
dilakukan dengan rahasia.

Pada 20 Desember 1951, listrik dari generator yang digerakkan oleh tenaga
nuklir pertama kali dihasilkan oleh Experimental Breeder Reactor-I (EBR-1) yang
berlokasi di Arco, Idaho. Pada 26 Juni 1954, pukul 5:30 pagi, PLTN pertama
dunia utnuk pertama kalinya mulai beroperasi di Obninsk, Kaluga Oblast, USSR.
PLTN ini menghasilkan 5 megawatt, cukup untuk melayani daya 2,000 rumah.
PLTN skala komersial pertama dunia adalah Calder Hall, yang mulai beroperasi
pada 17 Oktober 1956.[4] Reaktor generasi pertama lainnya adalah Shippingport
Reactor yang berada di Pennsylvania (1957).

Sebelum Musibah Pulau Three Mile pada tahun 1979, sebenarnya permintaan
akan PLTN baru di Amerika Serikat sudah menurun karena alasan ekonomi. Dari
tahun 1978 sampai dengan 2004, tidak ada permintaan PLTN baru di Amerikat
Serikat, meskipun hal itu mungkin akan berubah pada tahun 2010 (lihat Masa
depan industri nuklir). Tidak seperti halnya kecelakaan Three Mile Island,
bencana Chernobyl pada tahun 1986 tidak berpengaruh pada peningkatan standar
reaktor nuklir negara barat. Hal ini dikarenakan memang reaktor Chernobyl
dikenal mempunyai desain yang tidak aman, menggunakan reaktor jenis RBMK,
tanpa kubah pengaman (containment building) dan dioperasikan dengan tidak
aman, dan pihak barat memetik pelajaran dari hal ini.

Pada tahun 1992 topan Andrew menghamtam Turkey Point Nuclear


Generating Station. Lebih dari US$90 juta kerugian yang diderita, sebagian besar
menimpa tangki penampungan air dan cerobong asap pembangkit listrik berbahan
bakar fossil (minyak/batubara) yang ada dilokasi, tapi containment building tidak
mengalami kerusakan.

B. Definisi Reaktor Nuklir dan Reaksi Inti


Energi nuklir adalah bentuk energi yang dilepaskan dari nukleus, yakni inti
atom yang terdiri dari proton dan neutron. Sumber energi ini dapat dihasilkan
dengan dua cara. Bisa dengan fisi, ketika inti atom terpecah menjadi beberapa
bagian. Bisa juga dengan fusi ketika inti bergabung bersama. Dilansir laman
International Atomic Energy Agency (IAEA), energi nuklir yang dimanfaatkan di
seluruh dunia saat ini untuk menghasilkan listrik adalah melalui fisi nuklir,
sedangkan teknologi untuk menghasilkan listrik dari fusi berada pada fase R&D.

Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah


menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar. Agar
terjadi reaksi inti diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan
inti atom sehingga kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya inti akan terpecah
menjadi dua inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk mengganggu
kesetimbangan inti yaitu partikel proton atau neutron. Di mana
partikel proton atau neutron yang berenergi ditembakkan pada inti target sehingga
setelah reaksi terjadi akan terbentuk inti atom yang baru disertai terbentuknya
partikel yang baru. Inti target dapat merupakan inti atom yang stabil, sehingga
setelah terjadi reaksi menyebabkan inti atom menjadi inti yang tidak stabil yang
kemudian disebut isotop radioaktif. Jadi reaksi inti dapat juga bertujuan untuk
mendapatkan isotop radioaktif yang berasal dari inti stabil.
Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi
inti ini terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu
proyektil (peluru).
Secara skematik reaksi inti dapat digambarkan :

Reaksi Inti

Contoh reaksi inti antara lain adalah 7N14 + 2He4 → 8O17 + 1H1 yaitu inti atom


Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4) menjadi inti atom Oksigen dengan
disertai timbulnya proton  (1H1), inti atom oksigen yang terbentuk bersifat
radioaktif.

Reaktor nuklir adalah suatu alat untuk mengendalikan reaksi fisi berantai dan
sekaligus menjaga kesinambungan reaksi itu. Reaktor nuklir ditetapkan sebagai
"alat yang menggunakan materi nuklir sebagai bahan bakarnya". Materi fisi yang
digunakan sebagai bahan bakar misalnya uranium, plutonium dan lain-lain. Untuk
uranium digunakan uranium alam atau uranium diperkaya. Jadi secara umum
reaktor nuklir adalah tempat berlangsungnya reaksi nuklir yang terkendali.
Untuk mengendalikan operasi dan menghentikannya digunakan bahan
penyerap neutron yang disebut batang kendali. Jenis reaktor nuklir dibedakan
berdasarkan besarnya energi kinetik neutron yang merupakan faktor utama dalam
reaksi fisi berantai, yaitu reaktor neutron panas, reaktor neutron cepat dan lain-
lain. Berdasarkan jenis materi yang digunakan sebagai moderator dan pendingin,
reaktor diklasifikasikan menjadi reaktor air ringan, reaktor air berat, reaktor grafit
dan lain-lain. Berdasarkan tujuannya, diklasifikasikan menjadi reaktor riset,
reaktor uji material, reaktor daya dan lain-lain.
Jenis Reaksi Inti
Reaksi inti dibedakan menjadi dua, yaitu reaksi fisi dan reaksi fusi.

1. Reaksi Fisi

Reaktor fisi merupakan instalasi yang menghasilkan daya panas secara


konstan dengan memanfaatkan reaksi fisi berantai. Istilah ini dibedakan
dengan reaktor fusi yang memanfaatkan panas dari reaksi fusi. Dimungkinkan
adanya reaktor yang memadukan kedua jenis tersebut (reaktor hibrid).
Reaksi fisi yaitu reaksi pembelahan inti atom berat menjadi dua inti
atom lain yang lebih ringan dengan disertai  timbulnya energi yang sangat
besar. Misalnya inti atom uranium-235 ditembak dengan neutron sehingga
terbelah menjadi inti atom Xe-235 dan Sr-94 disertai dengan timbulnya 2
neutron yang memiliki energi tinggi. Reaksinya dapat dituliskan :

92U235 + 0n1 → 54Xe235 + 38Sr94 + 20n1 + Q

Dalam reaksi fisi yang terjadi akan dihasilkan energi kira-kira sebesar


234 Mev. Dalam reaksi fisi ini timbul -baru yang berenergi tinggi. Neutron-
neutron yang  timbul akan menumbuk inti atom berat yang lain sehingga akan
menimbulkan reaksi fisi yang lain. Hal ini akan berlangsung terus sehingga
semakin lama semakin banyak reaksi inti yang dihasilkan dan dalam sekejab
dapat timbul energi yang sangat besar. Peristiwa semacam ini disebut reaksi 
fisi berantai. Reaksi fisi berantai yang tak terkendali akan menyebabkan
timbulnya energi yang sangat besar dalam waktu relatif singkat, sehingga
dapat membahayakan kehidupan manusia. Reaksi berantai yang tak terkendali
terjadi pada Bom Atom. Energi yang timbul dari reaksi fisi yang terkendali
dapat dimanfaatkannya untuk kehidupan manusia. Reaksi fisi terkendali yaitu
reaksi fisi yang terjadi dalam reaktor nuklir (Reaktor Atom). Di mana dalam
reaktor nuklir neutron yang terbentuk ditangkap dan tingkat energinya
diturunkan sehingga reaksi fisi dapat dikendalikan.
Reaksi Fisi Dari Uranium

Pada umumnya untuk menangkap neutron yang terjadi, digunakan logam


yang mampu menangkap neutron yaitu logam Cadmium atau Boron.
Pengaturan populasi neutron yang mengadakan reaksi fisi dikendalikan oleh
batang pengendali yang terbuat dari batang logam Cadmium, yang diatur
dengan jalan memasukkan batang pengendali ke dalam teras-teras bahan bakar
dalam reaktor. Dalam reaktor atom, energi yang timbul kebanyakan adalah
energi panas, di mana energi panas yang timbul dalam reaktor ditransfer
keluar reaktor kemudian digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga
diperoleh energi listrik.

2. Reaksi Fusi
Reaktor fusi adalah suatu instalasi untuk mengubah energi yang terjadi
pada reaksi fusi menjadi energi panas atau listrik yang mudah dimanfaatkan.
Reaksi fusi merupakan reaksi penggabungan inti atom ringan, misalnya reaksi
antara deuterium dan tritium. Deutrium sangat melimpah di alam, namun
tritium tidak ada di alam ini. Oleh karena itu, bahan yang mengandung Li-6
digunakan sebagai selimut, selanjutnya direaksikan dengan neutron yang
terjadi dari reaksi fusi untuk menghasilkan tritium, sehingga diperoleh siklus
bahan bakar. Sistem reaktor fusi terdiri dari bagian plasma teras, selimut,
bejana vakum, magnet superkonduktor, dan lain-lain. Dibandingkan dengan
reaktor fisi, reaktor fusi tidak akan mengalami lepas kendali, dan sedikit
menghasilkan produk radioaktif, sehingga memiliki tingkat keselamatan yang
tinggi.
Reaksi fusi yaitu reaksi penggabungan dua inti atom ringan menjadi
inti atom lain yang lebih berat dengan melepaskan energi.

Reaksi Fusi Dari Uranium

Misalnya penggabungan deutron dengan deutron menghasilkan triton dan


proton dilepaskan energi sebesar kira-kira 4,03 MeV. Penggabungan deutron
dengan deutron menghasilkan inti He-3 dan neutron dengan melepaskan
energi sebesar 3,3 MeV. Penggabungan triton dengan triton menghasilkan inti
He-4 dengan melepaskan energi sebesar 17,6 MeV, yang reaksi fusinya dapat
dituliskan :

1H2 + 1H2 → 1H3 + 1H1 + 4 MeV
1H  + 1H  → 2He  + 0n  + 3,3 MeV
2 2 3 1

1H  +1 H → 2He  + 0n  + 17,6 MeV


3 3  4 1
Agar dapat terjadi reaksi fusi diperlukan temperatur yang sangat tinggi
sekitar 108 K, sehingga reaksi fusi disebut juga  reaksi termonuklir. Karena
untuk bisa terjadi reaksi fusidiperlukan suhu yang sangat tinggi, maka di
matahari merupakan tempat berlangsungnya reaksi fusi. Energi matahari yang
sampai ke Bumi diduga merupakan hasil reaksi fusi yang terjadi dalam
matahari. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan bahwa matahari banyak
mengandung hidrogen (1H1). Dengan reaksi fusi berantai akan dihasilkan inti
helium-4. Di mana reaksi dimulai dengan penggabungan antardua atom
hidrogen membentuk deutron, selanjutnya antara deutron dengan deutron
membentuk inti atom helium-3 dan akhirnya dua inti atom helium-3
bergabung membentuk inti atom helium -4 dan 2 atom hidrogen dengan
melepaskan energi total sekitar 26,7 MeV, yang reaksinya dapat dituliskan:

1H1 + 1H1 →  1H2 + 1e0 + Q1
1H  + 1H  → 2H  + γ + Q2
2 2 3

2H  + 2H  → 2He  + 2 1H  + Q3


3 3 4 1

Reaksi tersebut dapat ditulis:


4 1H1 → 2He4 + 2 1e0 + Q

C. Klasifikasi Reaktor

Macam reaktor dibedakan berdasarkan kegunaan, tenaga neutron dan nama


komponen serta parameter operasinya.
1) Menurut kegunaan:
 Reaktor daya
 Reaktor riset termasuk uji material dan latihan
 Reaktor produksi isotop yang kadang-kadang digolongkan juga
kedalam reaktor riset
2) Ditinjau dari tenaga neutron yang melangsungkan reaksi pembelahan, reaktor
dibedakan menjadi:
 Reaktor cepat: GCFBR, LMFBR, SCFBR
 Reaktor thermal: PWR, BWR, PHWR, GCR.
3) Berdasarkan parameter yang lain dapat disebut:
 Reaktor berreflektor grafit: GCR, AGCR
 Reaktor berpendingin air ringan: PWR, BWR
 Reaktor suhu tinggi: HTGR
 Dan seterusnya.

D. Pemanfaatan Reaktor Nuklir

Serentetan peristiwa kecelakaan PLTN itu membuat masyarakat dunia,


termasuk masyarakat Indonesia takut dan khawatir jika di daerahnya sudah berdiri
atau akan dibangun PLTN. Meskipun demikian, kita tidak boleh terlalu takut,
tidak boleh anti, dan tidak boleh juga menjauhkan diri dari nuklir. Yang kita
perlukan adalah kehati-hatian, ketelitian, kecermatan dan kewaspadaan. Kita
butuh nuklir, kita butuh PLTN. Kalaulah penduduk dunia ini tidak butuh, atau
kalau para ahli sudah mampu menggantikannya dengan sumber energi lain untuk
memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, tentu tidak ada lagi PLTN di muka bumi
ini.
Soal kecelakaan, soal kelemahan PLTN, menurut Kepala Badan Tenaga Atom
Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto, tidak seorangpun yang bisa
menjamin satu teknologi selalu aman 100 % sepanjang masa. Pada suatu saat
mungkin saja terjadi kecelakaan. Hal tersebut disampaikan kepada penulis, ketika
rombongan dari Sekretariat Kabinet mengunjungi reaktor serba guna Siwabessy di
Batan Serpong pada tanggal 30 Desember 2015 yang lalu.
Benar juga yang dikatakan Kepala Batan bahwa tidak satupun teknologi yang
bisa dijamin selalu aman 100 % sepanjang masa, misalnya teknologi transportasi.
Betapa banyak sudah terjadi kecelakaan penerbangan, toh kita tetap naik pesawat.
Betapa banyak sudah terjadi kecelakaan di perairan, toh kita tetap mengandalkan
kapal laut. Betapa banyak sudah terjadi kecelakaan kereta api, toh kita rutin
menggunakan jasa PT KAI ini. Betapa banyak sudah terjadi kecelakaan di jalan
raya dan ini terjadi setiap hari di berbagai lokasi, toh kita selalu naik bis, selalu
naik mobil atau selalu naik sepeda motor. Bahkan kecelakaan sepeda motor-lah
yang paling banyak terjadi.
Dalam pemanfaatan nuklir untuk PLTN di negara kita, Pemerintah sangat hati-
hati, cermat dan teliti. Kebijakan Pemerintah ini dapat dilihat dari sejumlah
peraturan perundang-undangan yang diterbitkan. Misalnya, Undang-undang
nomor 30 tahun 2007 tentang Energi, dan Peraturan Pemerintah nomor 79 tahun
2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).
Sebagaimana telah dijelaskan pada artikel terdahulu bahwa dalam Pasal 9
Peraturan Pemerintah nomor 79 tahun 2014 menargetkan EBT sebesar 23% pada
tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Sebagian kontribusi EBT tersebut juga bisa
berasal dari nuklir, karena nuklir merupakan salah satu sumber energi baru,
sebagaimana disebutkan dalam undang-undang nomor 30 tahun 2007.
Namun, Pasal 11 Peraturan Pemerintah nomor 79 tahun 2014 telah membatasi
pemanfaatan sumber energi nuklir. Pasal tersebut menyatakan bahwa energi nuklir
dimanfaatkan dengan mempertimbangan keamanan pasokan energi nasional
dalam skala besar, mengurangi emisi karbon dan tetap mendahulukan potensi
energi baru dan energi terbarukan sesuai nilai keekonomiannya, serta
mempertimbangkan energi nuklir sebagai pilihan terakhir dengan memperhatikan
faktor keselamatan secara ketat.
Selain untuk pembangkit listrik (PLTN), nuklir juga dapat dimanfaatkan
dalam berbagai bidang kehidupan manusia yaitu pangan/pertanian, kesehatan,
industri, sumber daya alam dan lingkungan. Demikian ketentuan yang ditetapkan
dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
Laporan Batan (6/9/2016) menyebutkan bahwa nuklir juga dimanfaatkan
untuk (1) Litbang radiografi industri untuk pengujian material hingga logam tanah
jarang yang digunakan oleh industri, (2) Aplikasi teknik nuklir khususnya sinar
gamma untuk keperluan nondestructive testing atau uji tak rusak bagi obyek
tertentu, (3) Material maju untuk pembuatan baterai mikro isi ulang berbasis
lithium ion dan polimer biodegradable yang ramah lingkungan untuk peralatan
elektronik, dan (4) Litbang tanah jarang, serta penyelidikan, eklporasi dan
ekploitasi mineral radioaktif, dan pencarian sumber air tanah.
1) Pemanfaatan Nuklir di Bidang Pangan
Pemanfaatan nuklir di bidang pangan/pertanian, kesehatan dan industri
tidak terbatas pada uraian dibawah ini, karena yang dijabarkan hanyalah apa
yang dihasilkan dan dilaporkan oleh Batan. Dalam laporan tersebut, Batan
memaparkan bahwa dalam kerangka mengimplementasikan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, Litbang Batan telah
menghasilkan varietas tanaman pangan unggul yaitu lebih dari 21 (dua puluh
satu) varietas padi unggul, 8 (delapan) varietas kedelai, 2 (dua) varietas
kacang hijau, 1 (satu) varietas sorgum dan gandum tropis.
Terhadap benih varietas tanaman pangan unggul yang telah dihasilkan
tersebut, Batan telah melakukan kajian dari aspek ekonomi dan melakukan
upaya-upaya agar benih varietas tersebut dapat diproduksi dan dipasarkan
sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Benih padi varietas Batan telah terbukti bisa meningkatkan pendapatan
petani sekitar 25% karena produktivitasnya lebih tinggi (7-9 ton/ha)
dibandingkan dengan rata-rata produktivtas nasional (5,1 ton/ha). Beberapa
varietas padi hasil litbang Batan yang diminati petani (Si-denuk, Bestari,
Mugibat, Suluttan Unsrat-1 dan 2, Mira-1) telah diproduksi oleh para produsen
benih di beberapa daerah (rata-rata produksi 100 ton/tahun).
Benih Kedelai varietas Batan rata-rata mempunyai produktivitas
sebesar 2,2 sampai 3,6 ton/ha, lebih tinggi daripada rata-rata nasional yang
kurang dari 1,8 ton/ha. Beberapa varietas kedelai Batan yang sudah diproduksi
oleh penangkar daerah adalah: Mutiara 1, 2 dan 3, Rajabasa, Gama-sugen dan
Mitani.
Sedangkan untuk Benih Sorgum, hasil studi kelayakan menunjukkan
bahwa secara ekonomi budidaya Sorgum layak dikembangkan di daerah
marginal dengan memanfaatkan sistem pertanian terpadu (pangan, pakan
ternak, dan industri). Namun, sampai saat ini belum ada ketertarikan petani di
daerah untuk mengembangkan budidaya Sorgum. Oleh karena itu Batan
sedang melakukan pembinaan kepada petani untuk mengembangkan budidaya
Sorgum di daerah potensial, melalui kerja sama dengan kelompok tani atau
kelompok peternak, industri pangan, koperasi, dinas pertanian dan perguruan
tinggi.
2) Pemanfaatan Nuklir di Bidang Kesehatan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menetapkan bahwa pembangunan sektor kesehatan dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya yang diimplementasikan melalui upaya kesehatan. Kegiatan terkait
upaya kesehatan dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit,
dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat.
Peran aplikasi teknologi nuklir dalam mengembangkan sejumlah
peralatan medis dan produk kesehatan untuk menangani berbagai penyakit,
yaitu: Kamera Gamma, Renograf dan Thyroid Uptake, Radiofarmaka I-131
Hippuran, Biomaterial untuk Keperluan Klinis, Mo-99/Tc-99 Generator dan I-
131 Oral Solution.

 Pertama, Kamera Gamma. Digunakan dalam penelitian kanker


payudara dan kanker prostat dan keperluan riset penyakit lainnya yang
menyangkut jantung, tulang, otak, fungsi ginjal dan lain sebagainya.
Keunggulannya, dapat memberikan informasi fisiologis sehingga jika
terjadi kelainan fisiologi dapat segera diketahui. Tingkat akurasi yang
tinggi dan waktu analisis yang cepat. Harga jauh lebih murah
dibanding produk impor.
 Kedua, Renograf dan Thyroid Uptake. Renograf XP USB merupakan
alat periksa fungsi ginjal berbasis teknik nuklir yang dioperasikan
dengan sistem komputer. Alat ini telah tervalidasi dalam seminar yang
diselenggarakan oleh Badan Tenaga Atom Internasional. Sedangkan
Thyroid Uptake merupakan perangkat diagnostik uji tangkap kelenjar
gondok atau thyroid up-take diagnostic secara in vivo. Fungsi alat ini
untuk mempelajari kecepatan kelenjar gondok dalam mengakumulasi
dan melepaskan iodium sebagai komponen pembentukan hormon
tiroksin. Perunut yang dipakai adalah isotop Iodium-131 (I-131) yang
diberikan ke pasien
 Ketiga, Radiofarmaka I-131 Hippuran. Digunakan untuk pemindaian
tulang dan pemeriksaan fungsi ginjal. I-131 Hippuran saat ini
diproduksi oleh Batan bersama PT. Inuki (Persero) dengan produksi
rata2 100 mCi/minggu atau 400 mCi/bulan. Total produksi dalam satu
tahun sekitar 4.800 mCi I-131 Hippuran. Jika ditinjau dari pasien ginjal
yang meningkat dari tahun ke tahun, kebutuhan Hipuran I-131
jumlahnya cukup besar. Namun hal ini harus diimbangi dengan
penyebaran alat Renograf yang menggunakan hipuran tersebut.
Penyebaran Renograf yang mulai diproduksi oleh pihak swasta harus
bisa menembus wilayah yang membutuhkan alat tersebut khususnya di
daerah yang mempunyai kasus penyakit ginjal cukup tinggi.
 Keempat, Biomaterial untuk Keperluan Klinis, berupa allograf tulang
manusia, xenograft/graf tulang sapi, dan membran amnion.
Berdasarkan data tahun 2014 nilai kapitalisasi impor biomaterial
dibutuhkan 1,4 juta pcs bahan biomaterial. Kebutuhan ini meningkat
dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya kasus penyakit
seperti kanker tulang, periodentitis, patah tulang dan trauma pada mata.
 Kelima, Mo-99/Tc-99 Generator dan I-131 Oral Solution. Batan
bersama PT Inuki telah mampu memproduksi untuk mencukupi
kebutuhan nasional, bahkan melakukan ekspor di beberapa negara di
Asia (Malaysia, Vietnam, China, Bangladesh, Korea, Jepang, dan
Philipina). Harga produk Batan dan PT Inuki jauh lebih murah
dibanding produk negara lain. Kebutuhan dalam negeri untuk Tc-99
Generator sekitar 500 unit. Kebutuhan I-131 Oral Solution adalah
90.000 mCi/tahun. Sedangkan kebutuhan Mo-99 untuk Asia sebesar
1.200 Ci/tahun. Sementara kebutuhan dunia akan radioisotop ini juga
semakin meningkat.
Disamping kelima produk kesehatan tersebut di atas, Batan juga
mengaplikasi radiasi sinar gamma dari iradiator untuk mensterilkan beberapa
alat dan produk kesehatan seperti jarum suntik, sarung tangan bedah, kateter,
dan hemodialiser atau alat pencuci darah. Selain itu, sterilisasi juga dilakukan
terhadap bahan jaringan dan jaringan biologi yang kemudian di simpan di
Bank Jaringan. Sterilisasi dilakukan dengan memanfaatkan energi radiasi yang
tinggi guna membunuh mikroba seperti bakteri, jamur (kapang), atau virus.
3) Pemanfaatan Nuklir di Bidang Industri
Di bidang industri, Batan memiliki dua produk yaitu Radioisotop
Iridium-192 (Ir-192) dan Portal Monitor Radiasi (PMR).

 Pertama, Radioisotop Iridium-192 (Ir-192) digunakan sebagai Gamma


Camera untuk uji tak merusak (NDT). Pada dasarnya PT Inuki mampu
memproduksi Ir-192 sumber tertutup secara ekonomis untuk keperluan
NDT (jasa radiografi). Nilai jual Ir-192 yang diproduksi PT Inuki lebih
rendah/ lebih ekonomis dibandingkan harga impor. Dan produksi Ir-
192 sumber tertutup untuk NDT memberikan nilai ekonomi yang
tinggi.
 Kedua, Portal Monitor Radiasi (PMR) digunakan untuk mengawasai
peredaran radioaktif, dan juga sebagai keamanan peredaran radiaktif,
termasuk peredaran radiaktif yang illegal. Produk ini cukup prospektif
digunakan di bandar udara, pelabuhan dan perbatasan wilayah. Pada
dasarnya PT Inuki mampu memproduksi PMR untuk mendukung
ketahanan nasional, tetapi sampai saat ini masih diproduksi untuk skala
litbang, dan belum dapat diproduksi massal.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Reaktor nuklir generasi pertama digunakan untuk menghasilkan plutonium


sebagai bahan senjata nuklir. Energi nuklir adalah bentuk energi yang dilepaskan dari
nukleus, yakni inti atom yang terdiri dari proton dan neutron. Sumber energi ini dapat
dihasilkan dengan dua cara. Bisa dengan fisi, ketika inti atom terpecah menjadi
beberapa bagian. Bisa juga dengan fusi ketika inti bergabung bersama. Dilansir laman
International Atomic Energy Agency (IAEA), energi nuklir yang dimanfaatkan di
seluruh dunia saat ini untuk menghasilkan listrik adalah melalui fisi nuklir, sedangkan
teknologi untuk menghasilkan listrik dari fusi berada pada fase R&D.

Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah


menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar. Reaktor
nuklir adalah suatu alat untuk mengendalikan reaksi fisi berantai dan sekaligus
menjaga kesinambungan reaksi itu. Reaksi inti dibedakan menjadi dua, yaitu reaksi
fisi dan reaksi fusi. Macam reaktor dibedakan berdasarkan kegunaan, tenaga neutron
dan nama komponen serta parameter operasinya. Pemanfaatan nuklir ada tiga yaitu di
bidang kesehatan, industri dan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.batan.go.id/index.php/id/infonuklir/reaktor-infonuklir/814reaktor-dan-
klasifikasinya
https://internasional.kompas.com/read/2021/10/19/131407370/nuklir-pengertian-dan-
pemanfaatan?page=all
Read more: https://setkab.go.id/nuklir-apa-manfaatnya-buat-kita/

You might also like