You are on page 1of 9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Asuransi


Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara
mengalihkan/mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal
ini adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-
aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang dianut oleh
pihak pertama maupun pihak lain.

Di Indonesia pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1992


tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut:
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.”

2.2. Pengertian Asuransi Pengangkutan Barang(Cargo Insurance)

Asuransi Pengangkutan Barang adalah suatu asuransi/pertanggungan yang


memberikan jaminan atau proteksi terhadap kerugian/kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang diderita atas barang-barang yang
dipertanggungkan sebagai akibat adanya risiko-risiko yang terjadiselama dalam suatu
perjalanan (transit) yang dijamin dalam polisi.
Mengapa Asuransi Pengangkutan Barang ini diperlukan? Pada mulanya kita
berpendapat bahwa barang-barang yang hendak kita kirimkanmelalui suatu Ekspedisi

1
atau pelayaran, apabila terjadi kerusakan, kerugian atau kehilanganatas barang
tersebut, maka pihak Pelayaran atau Ekspedisi-lah yang harus
bertanggung jawab.Namun perkiraan tersebut salah, hal ini dikarenakan adanya
masing-masing pihakmempunyai kekebalan terhadap tuntutan-tuntutan, yaitu :
1. Pihak Pelayaran/Ekspedisi:
Kebal terhadap segala tuntutan kerugian yang disebabkan/ditimbulkan
karena adanya bahaya-bahayanyang bersifat Accidental.
2. Pihak Bank:
Kebal terhadap segala tuntutan kerugian yang disebabkan/ditimbulkan
karena adanya dokumen-dokumen palsu.Sehubungan dengan hal tersebut maka
timbullah Asuransi Pengangkutan yang mem-berikan jaminan terhadap
kerugian/kerusakan atas objek pertanggungan sebagai akibat daribahaya-bahaya
yang bersifat Accidental tersebut.

2.3. Pengelompokan Asuransi Pengangkutan

Pengelompokkan Asuransi Pengangkutan dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :


1. Asuransi Pengangkutan Laut (Marine Cargo Insurance)
adalah suatu asuransi atau pertanggungan yang memberikan jaminan
atauproteksi terhadap kerugian atau kerusakan atas objek pertanggungan
sebagai akibatadanya bahaya-bahaya laut
(Maritime Perils) yang terjadi dalam masa pengangkutanmelalui laut yang
dilakukan.
2. Asuransi Pengangkutan Udara (Air Cargo Insurance)
adalah suatu asuransi atau pertanggungan yang memberikan jaminan
atauproteksi terhadap kerugian atau kerusakan atas objek pertanggungan
sebagai akibatadanya bahaya-bahaya udara yang bersifat accidental, yang
terjadi dalam masapengangkutan melalui udara yang dilakukan.
3. Asuransi Pengangkutan Darat (Land Transit Insurance)

2
adalah suatu asuransi atau pertanggungan yang memberikan jaminan
atauproteksi terhadap kerugian atau kerusakan atas objek pertanggungan
sebagai akibatadanya bahaya-bahaya darat yang bersifat accidental, yang
terjadi dalam masapengangkutan melalui darat yang dilakukan.

2.4. Jenis-Jenis Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo Insurances)


Asuransi pengangkutan barang (marine cargo) tersedia dalam berbagai
jaminan (clauses) baik melalui darat, laut dan udara untuk berbagai jenis kargo /
muatan baik curah, liquid, padat, general cargo, mineral, dan lain-lain, yaitu:
a. Institute Cargo Clauses A / B / C
atau untuk PSAPBI Jaminan Satu / Dua / Tiga dalam versi bahasa Indonesia,
adalah untuk jaminan asuransi pengangkutan barang-barang general cargo
baik dalam kontainer maupun curah seperti besi-besi, kain, beras, makanan
dan minuman dan sebagainya, Institute Cargo Clauses A / B / C berlaku
untuk shipment by sea juga untuk inland transit.
b. Institute Cargo Clauses (Air)
Jaminan asuransi pengangkutan barang-barang melalui udara (air cargo)
c. Institute Coal Clauses
Jaminan asuransi pengangkutan batu-bara yang umumnya menggunakan kapal
tongkang (barge) dan kapal tunda (tug boat) di perairan Indonesia ataupun
menggunakan kapal curah (bulk carriers) ke luar negeri.
d. Institute Bulk Oil Clauses
Jaminan asuransi pengangkutan minyak seperti solar, premium, kelapa sawit
(CPO) mineral cair lainnya yang menggunakan kapal tanker. Klausul ini
menjamin Kebocoran dari pipa penghubung pada saat “loading, transshipment
or discharge” dan Kontaminasi yang disebabkan oleh “cuaca buruk”.

2.5. Manafaat Jasa Asuransi Dalam Pengiriman Cargo

3
Bila berbicara soal ekspedisi ataupun jasa pengiriman barang serta cargo,
tentu kebanyakan orang memikirkan bagaimana keamanan barang yang hendak
dikirimkannya. Memang barang kiriman umumnya dipacking dengan proses packing
berstandart, serta material yang digunakan dalam proses packing dari bahan yang
bermutu. Namun kenyataannya masih banyak konsumen yang takut soal keselamatan
barang kiriman mereka.
Oleh karena itu diperlukanlah suatu jasa asuransi yang spesial menjamin serta
melindungi barang kiriman customer dari efek kehancuran ataupun kehilangan di
sepanjang perjalanan ke tempat penerima. Bila anda mengasuransikan barang kiriman
melalui jasa asuransi, pasti pikiran anda jadi sedikit lebih tenang. Karena bila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan terhadap barang anda, anda berhak memperoleh premi
terhadap barang tersebut.

2.6. jenis jenis pengiriman cargo yang sering digunakan dan diasuransikan
a. Pengiriman Cargo Via Darat
Untuk pengiriman Cargo via darat, Cargo akan dikirimkan dengan alat
transportasi yang disediakan oleh penyedia jasa, biasanya truk, mobil
pengirim, atau kereta api logistik (Kalog). Jasa pengiriman via darat biasa
digunakan jika barang yang dikirim dapat dilalui oleh jalur darat dengan
batasan jarak tempuh yang masih dicapai. Seperti contohnya pengiriman antar
pulau jawa atau pun pengiriman antar kota.
Cargo darat sering digunakan masyarakat, dan para pelaku bisnis
untuk mengantarkan hasil produksinya ke pelosok pulau. Hal ini dikarenakan
pengiriman dengan menggunakan jalur darat dianggap lebih murah, dapat di
tracking, dan barang aman dari kerusakan. Selain itu, dengan cargo darat
Anda bisa mengirim barang dengan daerah tujuan yang sulit dijangkau.
b. Pengiriman Cargo via Laut
Pengiriman Cargo via laut merupakan jenis pengiriman yang sering
dilakukan jika barang memiliki volume yang besar dengan cakupan

4
pengiriman yang cukup jauh, seperti contohnya pengiriman mesin industri
antar pulau atau pun pengiriman alat transportasi dari satu negara ke negara
lain.
Via laut paling sering dipilih oleh pengiriman cargo dikarenakan
banyak ruang yang tersedia di kapal, dan hampir tidak ada batasan untuk
pengiriman melalui kapal. Selain itu, pengiriman Cargo via laut juga sangat
murah dibanding pengiriman darat atau pun udara. Namun kekurangannya
adalah pengiriman cargo via laut memiliki durasi pengiriman yang cukup
lama dalam satu perjalanan.
Cargo via laut juga menjadi solusi untuk pengiriman yang tidak bisa
dikirimkan oleh darat dan udara. Maksudnya adalah jalur laut menjadi solusi
untuk para pebisnis dengan kiriman yang memiliki zat berbahaya seperti,
cairan kimia, barang mudah meledak, dan gas.

c. Cargo via Udara


Cargo udara adalah segala jenis barang yang akan dikirim atau
diangkut dengan menggunakan pesawat terbang yang telah dilengkapi dengan
dokumen pengiriman barang seperti SMU (Surat Muatan Udara) atau AWB
(Airwaybill). Cargo udara merupakan salah satu jenis pengiriman yang
mengutamakan kecepatan.
Jika Anda mengirimkan barang via udara mungkin barang yang akan
dikirimkan akan sampai pada 2-3 hari saja. Namun, pesawat Cargo juga
memiliki kekurangan yaitu biayanya yang relatif mahal dan muatan yang
dikirimkan juga muatan yang terbatas atau tidak bisa muatan besar.
Cargo udara juga merupakan salah satu produk dari suatu airlines dan
sekaligus sumber pendapatan dari airlines tersebut, sehingga saat ini jasa
airlines banyak melakukan pemasaran terhadap produk pengiriman jasa
barang dengan menggunakan Cargo air.

5
2.7. Klasifikasi Barang-Barang Cargo yang Perlu diketahui
Karena pengiriman Cargo biasa dilakukan dengan jarak tempuh yang cukup jauh,
oleh karena itu barang jasa cargo diklasifikasi ke dalam dua golongan, yaitu General
Cargo dan Special Cargo.
a. General Cargo: adalah barang kiriman reguler yang tidak perlu penanganan
khusus, namun wajib memenuhi syarat agar mampu dilakukan pengepakan
dan masuk ke dalam kompartemen cargo.

b. Special Cargo: adalah barang kiriman yang memerlukan penanganan khusus


oleh pihak penyedia jasa agar pengiriman tidak membahayakan atau pun
mengganggu perjalanan.

Barang atau benda yang saat ini menjadi perhatian khusus sebagai berikut:
1. Explosive material: Barang mudah meledak karena mengandung zat kimia
yang mudah meledak, misal petasan atau amunisi.

2. Flammable goods: Barang mudah terbakar, baik dalam bentuk gas, padat atau
cair misal oksigen (zat asam/pembakar).

3. Wet freight: Barang berbentuk cairan maupun barang padat bercampur cairan
sehingga pemuatannya harus dalam kontainer, misal daging segar, udang basah,
makanan, telur.

4. Perishable goods: Barang yang mudah busuk dan hancur selama perjalanan
sehingga dalam pemuatannya harus ada bahan pengawet agar tahan lama
(awet)dalam perjalanan/pengiriman, misal buah, tumbuhan hidup,bunga.

5. Dangerous when wet: Barang berbahaya yang mudah meledak jika basah atau
lembab, misal karbit.

6
6. Live animal: Hewan hidup yang diangkut melalui udara, misal sapi, kuda, ikan
hias, monyet, anjing, kucing, burung.

7. Human remains: Pengangkutan jenazah manusia melalui udara, baik jenazah


utuh (jasad), sudah dikremasi / abu, dibalsem / tidak dibalsem.

8. Irritant material: Barang/bahan yang mengandung zat perangsang atau dapat


merangsang benda lainnya, misal alkohol,gas, dan spiritus.

9. Magnetized material: Barang yang mengandung unsur magnet, misal kompor,


loudspeaker.

10. Oxidizing material: Barang yang mudah terbakar jika bereaksi dengan O2,
misal zat pemutih, nitrat, peroksida.

11. Fragile goods: Barang pecah belah yang mudah pecah, misal porselen, kaca
gelas.

12. Poisonous substances: Barang beracun yang pengangkutannya harus


dilengkapi surat ijin dari pihak berwenang, misal sianida, arsenik.

13. Radioactive material: Bahan yang mengandung radio aktif.

14. Valuable goods: Barang berharga yang mengandung unsur kimia lainnya di
dalamnya, misal logam mulia, perhiasan, kertas/dokumen berharga.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara
mengalihkan/mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam
hal ini adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan
aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang
dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.
Cargo adalah barang-barang yang akan dikirimkan dengan muatan besar baik
melalui via darat, via laut, dan via udara dengan jarak tempuh yang cukup jauh,
yaitu antar kota, antar provinsi dan juga antar negara. Saat ini pengiriman jasa
cargo pun sudah banyak ditawarkan dan memiliki ketentuan yang bervariasi
setiap pengirimannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://semuasurat.blogspot.com/2020/09/download-makalah-asuransi-file-word.html

http://eprints.ums.ac.id/12941/7/Vian_1.pdf

https://ekanurfit94.blogspot.com/2014/11/makalah-asuransi.html

https://www.academia.edu/6572346/MAKALAH_ASURANSI

https://ahliasuransi.com/jenis-jenis-asuransi-pengangkutan-barang-marine-cargo-insurances/

https://dtdkargo.com/manfaat-asuransi-untuk-pengiriman-barang-cargo/

https://www.mascargoexpress.com/kelebihan-dan-kekurangan-pengiriman-barang-lewat-laut/

https://www.akademiasuransi.org/2012/10/keuntungan-asuransi-marine-cargo.html

https://kargo.tech/blog/apa-itu-cargo-pengertian-dan-jenisnya/

You might also like