Professional Documents
Culture Documents
Ayu Annisa Salsabila 2014301056
Ayu Annisa Salsabila 2014301056
A
DIAGNOSA G1P000 UK 39-40 T/H + PROLONG FASE LATEN DILAKUKAN
SECTIO CAESAREA DENGAN REGIONAL ANESTESI (SAB) DI RUANG IBS
RSUD KLUNGKUNG
PADA TANGGAL 5 MEI 2022
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2021/2022
A. Konsep Teori Penyakit
1. Definisi
Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan. Sehingga janin di lahirkan
melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan
utuh dan sehat (Anjarsari, 2019).
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin denganmembuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Martowirjo, 2018). Sectio
Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sagita, 2019).
Sectio Caesarea merupakan tindakan medis yang diperlukan untuk membantu
persalinan dengan indikasi tertentu, baik akibat masalah kesehatan ibu atau kondisi
janin. Persalinan Sectio Caesarea dilakukan ketika persalinan normal tidak bisa
dilakukan lagi. Tindakan Sectio Caesarea saat ini dilakukan tidak lagi dengan
pertimbangan medis, tetapi juga dengan permintaan pasien sendiri atau saran dokter
yang menangani. Hal tersebut yang menjadi faktor penyebab meningkatnya angka
kejadian Sectio Caesarea (Ayuningtyas et al., 2018).
Tindakan operasi Sectio Caesarea menyebabkan nyeri dan mengakibatkan
terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan. Nyeri
merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan aktual dan potensialyang sangat mengganggu dan
menyulitkan banyak orang dan sangat individual karena rasa nyeri yang tidak dapat
dibagi kepada orang lain (Anjarsari, 2019).
2. Etiologi
Menurut Martowirjo (2018), etiologi dari pasien Sectio Caesarea adalah
sebagai berikut :
a. Etiologi yang berasal dari ibu
1) Plasenta Previa Sentralis dan Lateralis (posterior) dan totalis
2) Panggul sempit
3) Disporsi sefalo-pelvik : ketidakseimbangan antara ukuran kepala
dengan panggul
4) Partus lama (prognoled labor)
5) Ruptur uteri mengancam
6) Partus tak maju (obstructed labor)
7) Distosia serviks
8) Pre-eklamsia dan hipertensi
9) Disfungsi uterus
10) Distosia jaringan lunak.
b. Etiologi yang berasal dari janin
1) Letak lintang
2) Letak bokong
3) Presentasi rangkap bila reposisi tidak berhasil
4) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan cara-
cara lain tidak berhasil.
5) Gemeli menurut Eastma, sectio caesarea di anjurkan :
a) Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu (Shoulder
Presentantion)
b) Bila terjadi interlok (locking of the twins)
c) Distosia oleh karena tumor
d) Gawat janin.
6) Kelainan uterus :
a) Uterus arkuatus
b) Uterus septus
c) Uretus duplekus
d) Terdapat tumor di pelvis minor yang mengganggu masuk kepala
janin ke pintu atas panggul
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumah yang dapat membantu
mengatasi solusio plasenta :
tidak berbau, tidak berasa dan lebih berat daripada udara. N2O biasanya
tersimpan dalam bentuk cairan bertekanan tinggi dalam baja, tekanan
penguapan pada suhu kamar ± 50 atmosfir. N2O mempunyai efek
analgesik yang baik, dengan inhalasi 20% N2O dalam oksigen efeknya
seperti efek 15 mg morfin. Kadar optimum untuk mendapatkan efek
analgesik maksimum ± 35%. Gas ini sering digunakan pada partus yaitu
diberikan 100% N2O pada waktu kontraksi uterus sehingga rasa sakit
hilang tanpa mengurangi kekuatan kontraksi dan 100% O2 pada waktu
relaksasi untuk mencegah terjadinya hipoksia. Anestesi tunggal N2O
digunakan secara intermiten untuk mendapatkan analgesik pada saat
proses persalinan dan pencabutan gigi.
5) Obat-obat emergency
a) Epinephrine (adrenalin)
- Golongan :
agonis alpha/beta
- Indikasi :
untuk mengatasi kondisi anafilaktik syok, hipotensi, bradikardi dan
serangan asma akut
- Dosis :
dosis 1 mg IV bolus dapat diulang setiap 3-5 menit, dapat diberikan
intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2-2,5 kali dosis intra
vena. Untuk reaksi-reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,2- 1
mg sc dapat diulang setiap 5-15 menit. Untuk terapi bradikardi atau
hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg
dilarutkan dalam 500 cc NaCL 09%, dosis dewasa µg/menit dititrasi
sampai menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-
10 µg/menit.
- Kontra Indikasi :
kongesif glaucoma, penggunaan bersama anestesi local pada ujung
syaraf, hipertensi, hipertiroid dan wanita hamil
- Efek samping :
tremor, takikardia, aritmia, mulut kering, kaki tangan menjadi
dingin, ansietas, palpitasi, sakit kepala, dan muka pucat.
b) Sulfas Atropin
- Golongan :
antikolinergik
- Indikasi :
sebagai medikasi preansetetik untuk mengurangi sekresi lender pada
saluran nafas, keracunan, organospospat (pestisida), menghambat
peristaltik usus sehingga dapat digunakan pada kasus diare (jarang
digunakan)
- Dosis :
untuk preanestesi dosisnya 0,4-0,6 mg setiap 4-6 jam secara
IV/SC/IM. Untuk antidote dosisnya 2-3 mg secara IV dapat ulang
hingga gejala keracunan berkurang.
- Kontra Indikasi :
hipersensitivitas terhadap antikolinergik, asma, gagal ginjal,
penyakit hati.
- Efek Samping : mulut kering, retensi urin, pusing, konstipasi
c) Lidocaine
- Golongan :
Anestesi lokal
- Indikasi :
sebagai anestesi local pada tindakan bedah
- Dosis :
untuk anestesi infiltrasi perkutan, 5 sampai 300 mg (1 dalam 60 mL
dari 0,5 % larutan 0,5 sampai 30 mL dari 1% larutan). Lidokain salep
digunakan untuk anestesi pada kulit dan membran mukosa dengan
dosis yang direkomendasikan sebanyak 20g dalam 5% salep (setara
1g lidokain basa) dalam 24 jam
- Kontra Indikasi :
hipersensitivitas pada anestesi lokal
- Efek Samping :
hipotensi, edema, mual muntah, iritasi kulit
d) Dopamine
- Golongan :
vasopressor
- Indikasi :
hipotensi akut atau syok akibat infark myokard, trauma, dan gagal
hinjal
- Dosis :
dosis awal 1-5 µg/kgBB/menit dalam drip infuse. Kemudian dosis
dapat ditinggikan hingga 5-15 µg/kgBB/menit.
- Kontra Indikasi :
pheochromocytoma, fibrilasi ventrikular
- Efek Samping :
hipotensi, hipertensi, nyeri dada, mual muntah.
d. Resiko Anestesi / Komplikasi Anestesi
1) Sistem Pernapasan
Gangguan pada sistem pernapasan cepat menyebabkan kematian karena
hipoksia sehingga harus diketahui sedini mungkin dan segera di atasi.
Penyebab yang sering dijumpai sebagai penyulit pernapasan adalah sisa
anastesi (penderita tidak sadar kembali) dan sisa pelemas otot yang belum
dimetabolisme dengan sempurna, selain itu lidah jatuh kebelakang
menyebabkan obstruksi hipofaring. Kedua hal ini menyebabkan
hipoventilasi, dan dalam derajat yang lebih berat menyebabkan apnea.
2) Sistem Sirkulasi
Penyulit yang sering di jumpai adalah hipotensi syok dan aritmia, hal ini
disebabkan oleh kekurangan cairan karena perdarahan yang tidak ditangani
dengan baik. Sebab lain adalah sisa anastesi yang masih tertinggal dalam
sirkulasi, terutama jika tahapan anastesi masih dalam akhir pembedahan.
3) Regurgitasi dan Muntah
Regurgitasi dan muntah disebabkan oleh hipoksia selama anastesi.
Pencegahan muntah penting karena dapat menyebabkan aspirasi.
4) Hipotermi
Gangguan metabolisme mempengaruhi kejadian hipotermi, selain itu juga
karena efek obat-obatan yang dipakai. General anestesi juga memengaruhi
ketiga elemen termoregulasi yang terdiri atas elemen input aferen,
pengaturan sinyal di daerah pusat dan juga respons eferen, selain itu dapat
juga menghilangkan proses adaptasi serta mengganggu mekanisme fisiologi
pada fungsi termoregulasi yaitu menggeser batas ambang untuk respons
proses vasokonstriksi, menggigil, vasodilatasi, dan juga berkeringat.
5) Gangguan Faal Lain
Diantaranya gangguan pemulihan kesadaran yang disebabkan oleh kerja
obat anestesi yang memanjang karena dosis berlebih relatif karena penderita
syok, hipotermi, usia lanjut dan malnutrisi sehingga sediaan anestesi lambat
dikeluarkan dari dalam darah.
Singkatnya, risiko komplikasi yang mungkin terjadi pada saat pre, intra,
pasca anestesi sebagai berikut (IPAI, 2018) :
1) Pre Anestesi
a) Nyeri akut
b) Ansietas
c) Risiko cedera anestesi
2) Intra Anestesi
a) Risiko cedera trauma pembedahan,
b) Risiko cedera posisi pembedahan
c) RK Disfungsi Respirasi
d) RK Disfungsi Kardiovaskuler
e) RK Disfungsi Sirkulasi
f) RK Disfungsi termoregulasi
g) RK Disfungsi gastrointestinal
h) RK Disfungsi hepar
i) RK Disfungsi ginjal/perkemihan
j) RK Ketidakseimbangan elektrolit
k) RK Disfungsi metabolic
3) Pasca Anestesi
a) Risiko cedera ( gangguan fungsi respirasi, sirkulasi, cairan dan
elektrolit, neurologi, gastrointestinal, ginjal/perkemihan,
muskuloskeletas, uterus)
b) Risiko alergi
c) Risiko jatuh
d) Nyeri Pasca Operasi
C. Web Of Caution (WOC)
SECTIO CAESAREA
Fetal distress His Lemah Bayi Sungsang Bayi Besar Rupture Arteri Partus dengan komplikasi
Penatalaksanaan Operatif
Penatalaksanaan Terapi
1. Sectio Caesarea
Tindakan Pembedahan
Regional Anestesi
General Anestesi
RK Cidera Akan dilakukan Sectio G1P000 Uk 39-40 T/H + Prolong
Agen pembedahan dengan Caesarea Fase Laten
Anestesi Regional Anestesi
eme Pre Anestesi
eme
eme
Bekas luka Pasca tindakan
Nyeri Pasca Sectio Caesarea
pembedahan pembedahan dengan
Operasi
RA
A. Tinjauan Teori Askan Pembedahan Khusus
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah dan lingkungan (Dermawan, 2012).
Pengkajian tahap pertama dari proses asuhan kepenataan anestesiologi. Pada tahap
pengkajian, dilakukan proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan
untuk menentukan status kesehatan, status fungsional, dan pola respon klien pada
saat ini dan waktu sebelumnya. Penata anestesi akan mengumpulkan dan
mangenalisis seluruh informasi tentang status kesehatan klien. Pengkajian meliputi
2 tahap, yaitu mengumpulkan dan verivikasi data dari sumber primer (klien) dan
sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan, rekam medis), serta analisis seluruh
dara sebagai dasar untuk menegakkan masalah kesehatan, mengidentifikasi berbagai
masalah kesehatan, mengidentifikasi berbagai masalah yang saling berhubungan.
a. Data Subjektif
Menunjukkan persepsi dan sensasi klien tentang masalah Kesehatan. Klien
mengungkapkan persepsi dan perasaan subjektif seperti rasa nyeri. Data subjektif
adalah informasi yang diucapkan klien kepada penata selama pengkajian. Data
subjektif dapat disebut gejala. Data ini adalah fenomena yang dialami oleh klien
dan mungkin suatu permulaan kebiasaan sensasi normal klien.
b. Data Objektif
Didasarkan pada fenomena yang dapat diamati secara factual. Data objektif dapat
diamati dan diukur. Data objektif merupakan informasi yang dikumpulkan
perawat melalui indera perawat. Data objektif adalah informasi dimana penata
dapat melihat (observasi), merasakan (palpasi), mendengarkan (auskultasi) dan
perkusi.
2. Masalah Kesehatan Anestesi
(carpenito & moyet 2012)
a. Pre Anestesi
1) Nyeri akut
a) Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan anestesi 1x60 menit
diharapkan nyeri pasien berkurang
Dengan kriteria hasil:
- Tanda–tanda vital dalam batas normal TD : 110 – 120/70 – 80
mmhg ; Nadi : 60 – 100x / menit ; Suhu : 36-37°C ; RR : 16 -
20x/menit
- Skala nyeri berkurang dari 5 menjadi 2-3
- Pasien tampak tidak meringis
b) Intervensi
- Observasi TTV
- Atur posisi nyaman pasien
- Kontrol lingkungan yang mampu mempengaruhi nyeri
- Anjurkan pasien untuk istirahat
- Lakukan pemantauan skala nyeri/VAS score setiap 15 menit
- Mengajarkan pasien untuk mengatasi rasa nyeri
- Melakukan teknik distraksi relaksasi
- Kolaborasi dengan Sp.An untuk pemberian analgetik
2) Resiko Cedera Agen Anestesi
a) Tujuan
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama 1x60 menit
diharapkan Resiko Cedera Agen Anestesi dapat teratasi. Dengan
kriteria hasil :
- Tanda–tanda vital dalam batas normal TD : 110 – 120/70 – 80
mmhg ; Nadi : 60 – 100x / menit ; Suhu : 36-37°C ; RR : 16 -
20x/menit
- Pemilihan teknik anestesi yang tepat dengan kondisi pasien, alat,
obat dan cairan tersedia dengan lengkap.
- Tidak terjadi aspirasi
- Pasien Siap dilakukan tindakan anestesi
- Pasien tidak mengalami cedera serius sampai akhir prosedur
pembedahan
b) Intervensi
- Observasi adanya penyulit yang dicurigai akan terjadi
- Lakukan pengkajian 6B
- Tanggalkan segala aksesoris pasien.
- Lakukan pengkajian ABCDE
- Lakukan pengkajian AMPLE
- Lakukan persipan pasien sebelum pembedahan
- Tetapkan kriteria malapati dan pemeriksaan tiromentaslis
- Tentukan status fisik pasien
- Delegatif pemberian premedikasi
b. Intra Anestesi
1) RK Kardiovasukukar (Perdarahan)
a) Tujuan
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama 1x60 menit,
diharapkan tidak terjadi cedera trauma pembedahan.
Dengan kriteria hasil:
- TTV dalam batas normal: TD: 110 – 120 / 70 – 80 mmhg, Nadi: 70
– 120 x/menit, Suhu : 36-37°C, RR: 16 – 20 x/menit, Saturasi
oksigen >95%
- Tidak terjadi perdarahan >20%
- Palpasi nadi teraba kuat
- Tidak terdapat tanda dan gejala syok
b) Intervensi
- Monitor TTV
- Monitor perdarahan pada daerah pembedahan
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian premedikasi untuk
memperlancar persalianan dan merangsang otot untuk kontraksi
lebih kuat
2) Resiko cedera pembedahan
a) Tujuan
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama 1x60 menit,
diharapkan tidak terjadi cedera pembedahan.
Dengan kriteria hasil:
- Tidak adanya tanda-tanda trauma pembedahan
- Pasien tampak rileks selama operasi berlangsung
- TTV dalam batas normal: TD: 110 – 120 / 70 – 80 mmhg, Nadi: 70
– 120 x/menit, Suhu : 36-37°C, RR: 16 – 20 x/menit, Saturasi
oksigen >95%
- Tidak adanya komplikasi anestesi selama operasi berlangsung
b) Intervensi
- Lakukan persiapan peralatan dan obat- obatan sesuai dengan
perencanaan teknik anestesi
- Monitoring perianestesi
- Lakukan pemasangan alat monitoring non invasive
- Lakukan pemeliharaan jalan napas
- Kolaborasi dengan SpAn apabila kondisi pasien memburuk
c. Pasca Anestesi
1) RK Termoregulasi
a) Tujuan
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur
keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan
dalam memenuhi kebutuhan pasien. Penilaian adalah tahap yang menentukan
apakah tujuan tercapai (Dinarti, Yuli Mulyanti., 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Gde Mangku, Sp. An. KIC, 2018, Buku Ajar Ilmu Anestesi dan Reanimasi.
Penerbit : Indeks Jakarta 2018
Anesthesia & Intensive Care Make it easy only with medical mini note
Juall, Lynda Carpenito-Monyet. (2012). Buku Saku diagnosis Keperawatan, Ed. 13. Jakarta
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ikatan Penata Anestesi Indonesia (Sub Bidang Pendidikan IPAI). (2018), Modul 3 Asuhan
Kepenataan Pra, Intra, Pasca Anestesi
Omoigui S. Buku Saku Obat-obatan Anestesia. Edisi keempat. Jakarta: EGC; 2016
Prof. dr. Mochamad Anwar, M. S. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Putri, D. W. (2019, Agustus 1). ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM SC
(SECTIO CAESAREA) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT
Di Ruang Siti Walidah Rumah Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.
Retrieved from Repository Muhammadiyah University Of Pnogoro: diakses dari :
http://eprints.umpo.ac.id/view/creators/Sholihah=3ADevi_Widia_Ira_Saputri=3A=3
A.html (diakses pada tanggal 6 mei 2022 pukul 20.00 WITA)
Muna, Lilul.2018 LAPORAN PENDAHULUAN SECTIO CAESAREA. Diakes dari
https://www.academia.edu/43809472/LAPORAN_PENDAHULUAN_SECTIO_CAES
AREA
ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PASIEN Ny. A DIAGNOSA G1P000 UK 39-40
T/H + PROLONG FASE LATEN DILAKUKAN SECTIO CAESAREA DENGAN
REGIONAL ANESTESI (SAB) DI RUANG IBS RSUD KLUNGKUNG
PADA TANGGAL 5 MEI 2022
I. PENGKAJIAN
1) Pengumpulan Data
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 23 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Indonesia
Status perkawinan` : Menikah
Golongan darah :B
Alamat : Jl. Merak Kab Klungkung
No. CM : 283963
Diagnosa medis : G1P000 Uk 39-40 T/H + Prolong Fase Laten
Tindakan Operasi : Sectio Caesar
Tanggal MRS : 5 Mei 2022
Tanggal pengkajian : 5 Mei 2022 Jam Pengkajian: 08.00
Jaminan : BPJS
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 36 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Indonesia
Hubungan dg Klien : Keluarga
Alamat : Jl. Merak Kab Klungkung
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh nyeri dibagian perut bawah
b. Saat Pengkajian
Pasien mengeluh sakit perut ingin melahirkan
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan sadar dan diantar oleh keluarga pada
tanggal 5 Mei 2022 pukul 07.15 WITA, kemudian pada pukul 08.00 WITA
dilakukan pengkajian dengan tanda-tanda vital yang didapat pada saat
pengkajian (TD : 110/80 mmHg Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,2℃, RR :
19x/menit) dan pasien mengeluh sakit perut bagian bawah dengan skala nyeri
5, nyeri yang dirasakan hilang timbul dikarenakan pasien akan melahirkan.
pasien direncanakan akan melakukan SC dengan diagnosa G1P000 Uk 39-40
T/H + Prolong Fase Laten.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit dahulu
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga
5) Riwayat Kesehatan
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? Tidak Ada
- Riwayat operasi sebelumnya : Tidak Ada
- Riwayat anestesi sebelumnya : Tidak Ada
- Apakah pasien pernah mendapatkan transfusi darah? Tidak
- Apakah pasien pernah didiagnosis penyakit menular? Tidak
- Khusus pasien perempuan :
Jumlah Kehamilan : 1
Jumlah anak : Tidak ada
Aborsi : Tidak ada
Menstruasi terakhir : 29 Juli 2021
6) Riwayat pengobatan/konsumsi obat:
a) Obat yang pernah dikonsumsi: antibiotik
b) Obat yang sedang dikonsumsi: -
7) Riwayat Alergi : Tidak ada riwayat alergi
8) Kebiasaan :
a) Merokok : Tidak
b) Alkohol : Tidak
c) Kopi/teh : Ya, Tapi jarang jumlah : + 1 gelas/hari
d) Olahraga rutin : Tidak
c. Pola Kebutuhan Dasar
1) Udara atau oksigenasi
Sebelum Sakit
- Gangguan pernafasan : Tidak ada masalah
- Alat bantu pernafasan : Tidak ada
- Sirkulasi udara : Normal
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
Saat Ini
- Gangguan pernafasan : Tidak ada masalah
- Alat bantu pernafasan : Tidak ada
- Sirkulasi udara : Normal
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
2) Air / Minum
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 6-8 gelas/hari
- Jenis : Air Putih
- Cara : Peroral
- Minum Terakhir : Tidak ada
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
Saat Ini
- Frekuensi : 6-8 gelas/hari
- Jenis : Air Putih
- Cara : Peroral
- Minum Terakhir : Pukul 06.30 tanggal 05 mei 2022
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
3) Nutrisi/ makanan
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 3 x/hari
- Jenis : Makanan padat (nasi)
- Porsi : Satu porsi habis
- Diet khusus : Tidak ada
- Makanan yang disukai : Nasi Campur
- Napsu makan : Normal
- Puasa terakhir : Tidak ada
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
Saat ini
- Frekuensi : 3 x/hari
- Jenis : Bubur
- Porsi : 1 Porsi
- Diet khusus : Tidak ada
- Makanan yang disukai : Nasi campur
- Napsu makan : Normal
- Puasa terakhir : pukul 06.30 tangal 05 mei 2022
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
4) Eliminasi
a) BAB
Sebelum sakit
- Frekuensi : 1 x/hari
- Konsistensi : Padat
- Warna : Kuning kecoklatan
- Bau : Khas feses
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
Saat ini
- Frekuensi : 1 x/hari
- Konsistensi : Padat
- Warna : Kuning kecoklatan
- Bau : Khas feses
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
b) BAK
Sebelum sakit
- Frekuensi : 5-6 x/hari
- Konsistensi : Cair
- Warna : Kuning
- Bau : Khas urin
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
Saat ini
- Frekuensi : 5-6 x/hari
- Konsistensi : Cair
- Warna : Kuning
- Bau : Khas urin
- Cara (spontan/dg alat) : Dengan alat (katater urin)
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya : Tidak ada
5) Pola aktivitas dan istirahat
a) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total
b) Istirahat Dan Tidur
Sebelum sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? tidak
- Berapa jam anda tidur: malam 7 jam , siang 2 jam
Saat ini
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? pernah
- Berapa jam anda tidur: malam 5-6 jam, siang 1 jam
6) Interaksi Sosial
- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman
(baik).
7) Pemeliharaan Kesehatan
Rasa Aman dan nyaman : pasien merasa aman dan nyaman berada
dilingkungan sekitar, akan tetapi merasa kurang nyaman karena nyeri yang
dirasakan pada daerah bagian perut bawah seperti tertusuk, dengan skala
nyeri 5, rasa nyeri tersebut hilang timbul dikarenakan ingin melahirkan.
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan : datang ketempat pelayanan kesehatan
jika sakit saja
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengembangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensinya.
- Konsumsi vitamin : Pasien mengatakan menkomsusi
vitamin yang diberi dokter kandungan
- Imunisasi : Tidak
- Olahraga : Pasien mengatkan sering berjalan pagi
selama kehamilan
- Upaya keharmonisan keluarga : Jika ada masalah yang mengganggu
keharmonisan keluarga pasien mampu menyelesaikannya dengan baik.
- Stres dan adaptasi : Saat stress pasien mengatakan
mekanisme kopingnya adalah dengan beristirahat.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : Verbal : 5, Motorik : 6, Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan
Tanda-tanda Vital : Nadi =80 x/menit, Suhu =36,20 C, TD =110/80mmHg,
RR =20x/menit, Skala Nyeri:5
BB: 77Kg, TB:163 Cm
b. Pemeriksaan Kepala
• Inspeksi :
Bentuk kepala ( lonjong), kesimetrisan (+), hidrochepalus (-), Luka ( - ), darah
(-), trepanasi (- ).
• Palpasi :
Nyeri tekan ( -)
c. Pemeriksaan Wajah :
• Inspeksi :
Ekspresi wajah (meringis), dagu kecil (+), Edema (-) kelumpuhan otot-otot
fasialis (-), sikatrik (-), micrognathia (-), rambut wajah (-)
d. Pemeriksaan Mata
• Inspeksi :
- Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
- Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
- Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ), peradangan (- ) luka ( -
), benjolan (- )
- Bulu mata (tidak rontok)
- Konjunctiva dan sclera : tidak ada perubahan warna
- Reaksi pupil terhadap cahaya : (midriasis) isokor ( +)
- Kornea : warna cokelat
- Nigtasmus ( - ), Strabismus ( - )
- Ketajaman Penglihatan ( Baik )
- Penggunaan kontak lensa: tidak
- Penggunaan kaca mata: tidak
• Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata : nyeri tekan tidak ada
e. Pemeriksaan Telinga
• Inspeksi dan palpasi
- Amati bagian telinga luar : bentuk simetris, warna sawo mateng mengikuti
warna kulit.
- Lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ), penumpukan serumen (-).
- perdarahan ( - ), perforasi (- ).
- Tes kepekaan telinga :
a. Tes bisik normal tidak ada gangguan
b. Dengan arloji normal tidak ada gangguan
f. Pemeriksaan Hidung
• Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (tidak ada
pembengkakan)
- Amati meatus : perdarahan (-), Kotoran (-), Pembengkakan (-),
pembesaran/polip (-)
- pernafasan cuping hidung ( - )
g. Pemeriksaan Mulut dan Faring
• Inspeksi dan Palpasi
- Amati bibir : Kelainan konginetal (tidak ada kelainan), warna bibir
merah muda lesi (- ), bibir pecah ( - ).
- Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries (- ), Kotoran (- ), Gingivitis (-
), gigi palsu (- ), gigi goyang (- ), gigi maju (- ).
- Kemampuan membuka mulut < 3 cm : ( +)
- Lidah : Warna lidah : merah muda, Perdarahan (- ), Abses (- ), Ukuran
normal
- Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : tidak ada uvula ( simetris),
Benda asing : (tidak )
- Tonsil : T 0
- Mallampati : I
- Perhatikan suara klien : (tidak )
h. Pemeriksaan Leher
• Inspeksi dan amati dan rasakan :
- Bentuk leher (simetris ) peradangan (- ), jaringan parut (-), perubahan
warna ( - ), massa ( - )
- Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )
- Vena jugularis : pembesaran ( - )
- Pembesaran kelenjar limfe ( - ), posisi trakea (simetris)
- Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : (+), ekstensi : ( +), fleksi
: ( +), menggunakan collar : (- )
- Leher pendek: ya
• Palpasi
- Kelenjar tiroid: pembesaran (-)
- Vena jugularis : tekanan : pembesaran (-) tekanan : <8 cm
- Jarak thyro mentalis , 6 cm : ( - )
- Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : ( +), ekstensi : ( +),
fleksi : ( +), menggunakan collar : (- )
i. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
• Inspeksi
- Bentuk (simetris), pembengkakan (- ).
- Kulit payudara : warna sawo matang, lesi (- )
- Areola : perubahan warna (+ )
- Putting : cairan yang keluar ( + ), ulkus ( - ), pembengkakan ( - )
• Palpasi
- Nyri tekan (- ), dan kekenyalan (kenyal), benjolan massa (-), mobile (-)
j. Pemeriksaan Torak
a) Pemeriksaan Thorak dan Paru
• Inspeksi
- Bentuk torak (Normal chest), keadaan kulit Normal
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta (-), retraksi
suprasternal ( - ), Sternomastoid ( - )
- Pola nafas : Eupnea
- Batuk (- )
• Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri
teraba (sama). Lebih bergetar sisi pergetarannya sama
• Perkusi
Area paru sonor
• Auskultasi
- Suara nafas
• Area Vesikuler : bersih
• Area Bronchial : bersih
• Area Bronkovesikuler : bersih
- Suara Ucapan
• Terdengar : Bronkophoni (-), Egophoni (-), Pectoriloqy (-)
- Suara tambahan
• Terdengar : Rales ( - ), Ronchi ( - ), Wheezing ( - ), Pleural
fricion rub ( - )
b) Pemeriksaan Jantung
• Inspeksi
Ictus cordis ( - ), pelebaran normal (-)
Lainnya : tidak ada
• Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : (Kuat)
Lainnya : tidak ada
• Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ( N = ICS II )
Batas bawah : ( N = ICS V)
Batas Kiri : ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : (N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
• Auskultasi
BJ I terdengar : ( reguler )
BJ II terdengar : ( reguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( - ), Gallop Rhythm ( -), Murmur (-)
k. Pemeriksaan Abdomen
• Inspeksi
- Bentuk abdomen : ( cembung)
- Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( - ),
- Bayangan pembuluh darah vena (-)
- Lainnya : Pasien sedang hamil
• Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 25x/menit, Borborygmi ( + / - )
• Perkusi
Tympani ( + ), dullness (-)
• Palpasi
- Distensi ( + ), Difans muskular ( + )
- Palpasi Hepar :
Nyeri tekan ( - ), pembesaran ( - ), perabaan (lunak), permukaan (halus), tepi
hepar (tumpul) . (N = hepar tidak teraba).
- Palpasi Lien : Pembesaran lien : ( - )
- Palpasi Appendik :
▪ Titik Mc. Burney . nyeri tekan ( - ), nyeri lepas ( - ), nyeri menjalar
kontralateral ( - ).
▪ Acites tidak ada : Shiffing Dullnes ( - ) , Undulasi ( - )
- Palpasi Ginjal :Nyeri tekan( - ), pembesaran ( - ).
l. Pemeriksaan Tulang Belakang :
• Inspeksi:
- Kelainan tulang belakang: Kyposis (-), Scoliosis (-), Lordosis (-)
Perlukaan (-), infeksi (-), mobilitas (terbatas)
• Palpasi:
Fibrosis (-), HNP (-)
• Perkusi:
Nyeri Ketok region costovertebral kanan (CVA) (-)
m. Pemeriksaan Genetalia
Pada Wanita
• Inspeksi :
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), Fraktur (-)
IV line : terpasang di kanan, ukuran abocath 20, tetesan : 20 tpm
ROM: aktif
• Palpasi
Rom : Aktif
• Palpasi
- Edema :
4444 4444
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh (-), nyeri kepala ( - ), kaku kuduk ( -), mual –muntah ( -)
riwayat kejang ( -), penurunan tingkat kesadaran ( -), riwayat pingsan (-), tanda-
tanda TIK ( - )
2. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) : Normal
Nervus II, Opticus ( penglihatan ) : Normal
Nervus III, Ocumulatorius : Normal
Nervus IV, Throclearis : Normal
Nervus V, Thrigeminus : Normal
- Cabang optalmicus : Normal
- Cabang maxilaris : Normal
- Cabang Mandibularis : Normal
Nervus VI, Abdusen : Normal
Nervus VII, Facialis : Normal
Nervus VIII, Auditorius : Normal
Nervus IX, Glosopharingeal : Normal
Nervus X, Vagus : Normal
Nervus XI, Accessorius : Normal
Nervus XII, Hypoglosal : Normal
3. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul ( + ), benda tajam ( + ), Menguji sensasi
panas / dingin ( + ), kapas halus ( +).
4. Memeriksa reflek kedalaman tendon
- Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + )
b. Reflek trisep ( + )
c. Reflek brachiradialis ( +)
d. Reflek patella ( + )
e. Reflek achiles ( + )
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus
tertentu.
a. Reflek babinski (-)
b. Reflek chaddok (-)
c. Reflek schaeffer (-)
d. Reflek oppenheim (-)
e. Reflek gordon ( -)
3. Data Penunjang Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HGB 12,4 g/dl 11.7 – 15,5
a. Pra Anestesi
Nama : Ny. A No. CM : 283963
Umur : 22 Tahun Dx : G1P000 Uk 39-40 T/H + Prolong Fase Laten
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : IBS
(Lynda Juall
Carpenito, buku
saku diagnosis
keperawatan.2012.
hal:91-92)
A : RK Perdarahan
tidak terjadi
masalah teratasi
P : pertahankan
kondisi pasien
Anestesi P: pertahankan
kondisi pasien
7. Pantau infuse
dan aliran infuse
selama proses
pembedahan.
8. Atasi penyulit
yang timbul
9. Pemeliharaan
jalan napas
10. Pemasangan
alat ventilasi
mekanik
11. Pengakhiran
tindakan anestesi
c. Pasca Anestesi
Nama : Ny. A No. CM : 283963
Umur : 22 Tahun Dx : G1P000 Uk 39-40 T/H + Prolong Fase Laten
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : IBS
P: pertahankan
kondisi pasien
S S S
Frekuensi
Frekuensi
Tekanan
nadi
P : Nyeri Pasca Op
S: 3 (1-10)
T: Hilang Timbul
O:
1. TTV pasien:
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- RR : 14 x/menit
- SpO2 : 100 %
A: masalah teratasi
O:
- Akral hangat
A: masalah teratasi
P : hentikan intervensi
V. Format Hand Over recovery Room ke Ruang Rawat Inap