Professional Documents
Culture Documents
Makalah Perbedaan Tenaga Kerja
Makalah Perbedaan Tenaga Kerja
Makalah Perbedaan Tenaga Kerja
Dosen pengampu:
Oleh:
FAKULTAS TARBIYYAH
saya menyadari bahwa dalam makalah ini tentu masih tardapat kekurangan
mengingat kemampuan serta keter- batasan saya. Karena itu kepada para
pembaca yang telah memberikan kritik serta saran yang bersifat konstruktif
demi kesempurnaan isi Makalah ini kami sampaikan banyak terima kasih.
Lubuklinggau,Oktober 2022
Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
..........................................................................................................................
A kesimpulan ..................................................................................................
b.saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga kerja adalah pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik secara
individu maupun secara kelompok, sehingga mempunyai peranan yang
sangat penting dalam aktifitas perekonomian nasional, yaitu untuk
meningkatkanproduktivitas dan kesejahteraan masyarakat 1 Menurut
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pekerja atau
buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain. Sedangkan Pemberi kerja, adalah orang perseorangan,
pengusaha, badan hukum atau badanbadan lainnya yang mempekerjakan
tenaga kerja dengan membayar upah atauimbalan dalam bentuk lain.
Tenaga kerja merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi
factor produksi yang tidak dapat diabaikan dalam suatu perusahaan, karena
menjadi perencana dan pelaku dalam setiap aktivitas perusahaan, bahkan
menempati posisi yang strategis untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh
karenanya diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan
kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta
peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan.1
Dalam hal perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk
menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan kesempatan serta
perlakuan tanpa diskriminasi 1Adrian Sutedi. 2008. Hukum Perburuhan.
Sinar Grafika. Jakarta. Hal. 2.2 atas dasar apapun untuk mewujudkan
kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap memperhatikan
perkembangan kemajuan dunia usaha. Salah satu pasal dalam UUD 1945
yaitu pasal 28 D yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk
mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja.
1
Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomer 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk
memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan
manusiawi, mewujudkan pemerataan kesempatan kerja, memberikan
perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan dan
meningkatkan kesejahteraan tenanga kerja
dan keluarganya.
B. Rumusan Masalah
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
waktu tertentu atau pekerja kontrak berhak atau tidak atas cuti tahunan,
tetapi jelas mengatur dalam pasal 79 ayat (2) point c yang isinya adalah pekerja
berhak untuk mendapatkan cuti tahunan, sekurang –kurangnya 12 (duabelas) hari
kerja setelah pekerja tersebu.t bekerja selama 12 (dua belas). Apabila seorang
pekerja yang statusnya pekerja waktu tertentu, dan masa kontraknya lebih dari 1
(satu ) tahun atau diperpanjang untuk jangka waktu lebih dari satu tahun maka
pekerja waktu tertentu. ini berhak untuk mendapatkan cuti tahunan. Hak cuti
antara pekerja kontrak (PKWT) dengan hak cuti pada pekerja tetap (PKWTT)
keduanya sama-sama mengacu pada Undang Undang Ketenagakerjaan No 13
Tahun 2003 yang mengatur secara tegas dalam Undang Undang ketenagakerjaan
persoalan cuti tahunan dalam Pasal 79 ayat (2) huruf c dan Pasal 79 ayat (3) yang
berbunyi: 74
b. Undang Undang No 13 Tahun 2003 tidak ada menulis bahwa pekerja waktu
tertentu atau pekerja kontrak berhak atau tidak atas kompensasi dari pengusaha
atau tempat pekerja itu bekerja, tetapi dalam pasal 156 - 160 jelas mengatur
tentang perhitungan kompensasi yang meliputi pesangon. Penghargaan masa
kerja, dan uang penggantian hak akan tetapi peryataan itu lebih ditekankan untuk
mengatur pekerja waktu tidak tertentu , tentang hak-hak pekerja yang telah
mengalami pemutusan kerja oleh pengusaha yang membedakan adalah pesangon,
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang disebabkan oleh berbagai
hal misalnya pada kesalahan-kesalahan tertentu yang
2. Saran
Bogor.
Persada, Jakarta.