Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar elektro pada unsur-unsur .hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut
adalah senya yang terbentuk akibat adanya suatau ikatan antar elektron pada
Molekul organik non polar seperti hidro karbon dan halo karbon ditolak
dari air, senyawa tersebut dikatakan hidrob (benci air) air dan minyak tidak
bercampur ,tetapi jika kita campurkan dua cairan non polar, kreduanya
membentuk larutan. Zat yang mudah diingat zat yang melarutkan zat yang
hidup.
kualitatif didefenisikan sebagai interaksi spontan atau dari dua atau lebih zat untuk
1
2
menggunakkan suatu pelarut yang khusus untuk menguji suatu senyawa organik
1.2 Tujuan
1.3 Prinsip
senyawa tersebut dalam air, n-heksana, NaOH 10%, dan HCl 10%.
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
oksidan alami yang berbeda juga, sinokasi tersebut bertujuan agar senyawa
bioaktif dapat tertarik secara maksimal oleh pelarut. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan potensi antioksida dan alami spirulina platenis segar yang diekstarsi
Pelarut etil asetat merupakan pelarut pelarut semi polar yang dapat
iini bertujuan untuk memperoleh fraksi etil asetat dari daun M. Casturi dan untuk
mengetahui jenis kelompok senyawa metabolit sekunder dari fraksi etil asetat.
Fraksi etil asetat yang diperoleh dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui jenis
mempengaruhi kosvel yang dibutuhkan.dan senyawa non plar adalah senya yang
terbentuk akibat adanya suatau ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang
Air merupakan kebutuhan yang sangat utama bagi kehidupan manusia dari
segi pemnfaatan kegunaan air dapat dikategorikan dua kategori air rumah tangga
3
4
dan air industri.air merupakan pelaru polar kesadahan air sangat tidak dikehendaki
(Marsidih,2001)
terbaik dan yang paling optimal dalam menekstrakan daun salam (Aziz.2014)
underutilised for the study of polar molecules, even those which pose difficulties
polar analytes were first screened to identify those most suitable for inclusion in
study was conducted to determine the optimal choice of stationary phase, modifier
additive and temperature for the separation of such analytes using SFC. The test
4
5
phases, can improve peak shape, peak capacity and resolution for all classes of
observed for these urinary metabolites on the majority of the stationary phases
SFC method, where the use of the recommended column and co-solvent
(HILIC). Di sini, kami menyajikan metode SFC-MS yang cepat untuk analisis
analit polar pertama kali diperiksa untuk mengidentifikasi yang paling sesuai
untuk dimasukkan ke dalam chro- campuran uji matrik; Kemudian, sebuah studi
stasioner, pengubah aditif dan suhu untuk separa dari analit tersebut menggunakan
5
6
SFC.Campuran uji dipisahkan pada total dua belas kolom yang berbeda kimia
pada tiga suhu yang berbeda, dengan menggunakan CO2-methanol berbasis fase
CO2 methanol mobi fase, dapat memperbaiki bentuk puncak, kapasitas puncak
dan resolusi untuk semua kelas analit polar. Sebuah sig-Peningkatan yang
sebagian besar fase stasioner bila aditif polarseperti garam amonium (formate,
aditif air atau alkilamin ditemukan bermanfaat untuk subset spesifik analit polar.
dalam urin manusia dengan menggunakan gradien 7 min yang optimal Metode,
6
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 8 Desember 2017, pada pukul 13.30 WITA
Alat yang digunakan pada percoban ini yaitu tabung reaksi, pipet tetes,
gelas ukur 10 mL, pipet skala 10 mL dan 25 mL, gelas piala 50 mL, rak tabung,
botol semprot, spatula, filler dan neraca analitik. Bahan yang digunakan yaitu
aquades, garam dapur, NaOH 10%, HCl 10%, etanol, dan asam salisilat 0,1 gram.
etanol, asam salisilat, dan garam dalam air yaitu dimasukkan 0,2 mL senyawa
apakah larut sempurna (tidak terdapat bidang batas antara pelarut dengan senyawa
organik), larut sebagian (terbentuk emulsi), atau tidak larut. Jika terbentuk emulsi,
7
8
diambil lapisan airnya dan uji dengan kertas lakmus untuk mengidentifikasi
NaOH 10 % sama dengan pengerjaan pada uji kelarutan dalam air (hanya
mengganti aquades dengan NaOH 10 %). Jika pada penambahan NaOH tidak
dapat larut, maka lapisan atas diambil lalu ditambahkan settetes demi setetes
dengan larutan HCl hingga bersifat asam dan jika terjadi endapan, maka dapat
sama dengan pengerjaan pada uji kelarutan dalam air (hanya mengganti aquades
dengan HCl 10 %). Ketika penambahan larutan HCl tidak dapat larut, maka
diambil lapisan atas lalu dimasukkan setetes demi setetes larutan NaOH 10 %
hingga bersifat basa. Jika terjadi endapan maka dapat diasumsikan terdapat gugus
8
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
10
4.3 Pembahasan
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar elektro pada unsur-unsur .hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut
adalah senya yang terbentuk akibat adanya suatau ikatan antar elektron pada
Molekul organik non polar seperti hidro karbon dan halo karbon ditolak
dari air, senyawa tersebut dikatakan hidrob (benci air) air dan minyak tidak
bercampur ,tetapi jika kita campurkan dua cairan non polar, kreduanya
membentuk larutan. Zat yang mudah diingat zat yang melarutkan zat yang
hidup.
10
11
air, sementara senyawa non polar tidak dapat larut dalam air senyawa-senyawa
seperti alkohol, keton, asam karbosilat, ester, dan amina dapat larutan namun
tiga pelarut yaitu air,NaOH 10%, dan HCl 10%. Pada percobaan kelarutan dalam
air terdapat senyawa dalam air yaitu larutan garam dapur, etanol, dan asam salsilat
air merupakan pelarut polar. Senyawa NaCl (garam) dapat larut dalam air karena
bersifat polar. Hal ini disebabkan kelarutan senyawa polar bergantung pada
pengaruh gugus polar yang regatif terhadap gugus non polar apabila gugus polar
lebih dominan dari pada gugus non polar maka sifat polarnya lebih kuat.sama
halnya dengan garam asam salsilat dan etanol juga dapat larut dalam air karena
senyawa yang bersifat basa dan yang paling umum digunakan dalam
laboratorium. pada pengjian senyawa ini digunakan senyawa uji adalah asam
salsilat,etanol,dan garam ketiga senyawa ini larut dalam NaOH hal ini
dikarenakan NaOH bersifat pola sama seperti air sehingga senyawa polar akan
larut dalam senyawa ini seperti garam-garam ionik pada umumnya larut dalam air
Uji kelarutan terhadap HCl 10%. Larutan HCl merupakan larutan jernih
tidak berwarna dalam air asam ini sangat korosif, merupakan asam mineral kuat.
11
12
etanol, ketiga dapat larut dalam air hal ini disebabkan kaeran HCl merupakan
12
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
menjadi senyawa polar dan non polar, senyawa polar atau senyawa yang larut
dalam air seperti etano,garam dan asam salsilat. Ketiga senyawa ini juga larut
5.2 Saran
13
14
BAB II
PENDAHULUAN
beberapa golongan senyawa organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang
dapat diubah gugus fungsinya. Gugus fungsi adalah gugus atom dalam molekul
yang menentukan ciri atau sifat suatu senyawa. Gugus fungsi ini merupakan atom
selain atom karbon dan atom hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dan
sehingga orang awam pun kenal akan istilah-istilah ini. Etanol, alkohol,
alkohol atau alkohol kayu) komponen utama dalam spiritus digunakan sebagai
digunakan sebagai pelarut dan reagensia.Alkohol mirip air dalam hal bersikap
sebagai suatu basa dan menerima proton.Seperti air pula,suatu alkohol dapat
14
15
Fenol merupakan asam yang jenuh lebih kuat daripada alkohol. Fenol
kira-kira berada ditengah antara etanol dan asam asetat. Dalam hal kuat asam, ion
fenoksida basa yang lebih lemah dari OH. Oleh karena itu fenoksida dapat dibuat
dengan mengalah suatu fenol dengan NaOH dalam air. Reaktivitas ini berbeda
dilakukan percobaan tentang sifat fisik dan reaksi kimia alkohol dan fenol
Prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan uji kelarutan alkohol dan fenol
15
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Alkohol
yang didasarkan pada atom karbon yang mengikat gugus hidroksil, yaitu alkohol
primer merupakan suatu alkohol dengan gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom
karbon primer. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat satu atom
karbon lain. Alkohol sekunder merupakan alkohol dengan gugus hidroksil (-OH)
terikat pada atom karbon sekunder. Atom karbon sekunder adalah atom karbon
yang mengikat dua atom karbon lain. Alkohol tersier adalah alkohol dengan
dengan gugs hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon tersier. Atom karbon tersier
adalah atom karbon yang mengikat tiga atom karbon lain (Sunarya, 2016).
sehingga titik didih alkohol lebih tinggi dari pada titik didih alkil halida atau eter
yang bobot molekulnya sebanding. Alkohol R-OH memiliki bagian hidrofob (R-)
dan hidrofil (-OH). Bagian hidrokarbon dari suatu alkohol bersifat hidrofob yakni
hidrofobnya akan dapat mengalahkan sifat hidrofil (menyukai air) gugus hidrofil.
16
17
2.3 Fenol
kesehatan manusia dan kematian pada organisme yang terdapat pada air dengan
benzene aromatik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil. Tingkat toksisitas
fenol beragam tergantung dari jumlah atom atau molekul yang melekat pada rantai
benzene-nya. Untuk fenol terklorinasi, semakin banyak atom klorin yang diikat
rantai benzena maka semakin toksik rantai tersebut. Klorofenol lebih bersifat
toksik pada biota air, seperti akumulasi dan lebih persisten dibanding dengan
fenol sederhana. Fenol sederhana seperti phenol, cresol dan xylenol mudah larut
Polarisasi ini menempatkan muatan positif parsial pada hidrogen dan muatan
negatif parsial pada atom hidrogen dan muatan negatif parsial pada oksigen.
Karena ukurannya yang kecil dan muatannya yang positif parsial atom hidrogen
dapat berhubungan denga dua atom elektronegatif seperti oksigen. Dua atau lebih
molekul alkohol dengan demikian secara lemah terikat satu dengan lainnya
17
18
BAB IV
METODE PRAKTIKUM
Praktikum kimia organik 1 “Sifat Fisik Dan Reaksi Kimia Alkohol dan
Fenol” dilaksanakan pada hari jumat tanggal 15 Desember 2017, Jam 13.30
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu pipet tetes, rak tabung
reaksi, tabung reaksi, gelas kimia, pipet volum 10 ml , filler, botol semprot,
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu metanol, etanol, fenol,
Beri label tabung reaksi untuk setiap senyawa turunan alkohol dan fenol
gelas ukur 10 mL, tambahkan 4,5 mL, aqua dm kedalam tiap tabung. Goyangkan
tabung untuk pengadukkan atau aduk dengan batang pengaduk. Catat apakah
18
19
label. Tambahkan 1 mL reagen lucas. Tutup tabung reaksi dengan aluminium foil
tercampur, buka tutup tabung dan biarkan tabung beberapa saat (sekitar 5 menit).
terdapat tabung yang larutannya masih bening, masukkan tabung tersebut kedalam
penaga air bersuhu 60oC selama 15 menit, kemudian amati apakah terdapat
tambahkan 10 tetes kloroform kedalam tiap tabung. Tambahkan pula 5 tete larutan
besi (III) klorida dalam kloroform kedalam tabung reaksi. Tambahkan 2 tetes
pirirdin kedalam tiap tabung. Aduk tabung reaksi, amati dan catat apa yang
terjadi.
3.3.2.3 Keasaman
masing 5 tetes aqua dm. Gunakan batang pengaduk untuk mengaduk sample
kemudian sentuhkan ujung batang pengaduk pada kertas lakmus. Setelah 15 detik,
bandingkan warna kertas lakmus dengan kertas skala pH. Catat pH tiap sample.
19
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
20
21
1. Metanol + aquades
2. Fenol + aquades
3. Terbutanol + aquades
4. Terbutanol + aquades
5. Metanol + n-heksana
6. Fenol + n-heksana
7. Terbutanol + aquades
8. Terbutanol + aquades
21
22
4.4 Pembahasan
Perlakuan pertama yaitu uji kelarutan terlihat bahwa etanol, fenol dan
metanol dengan masing-masing 10 tetes diisi dalam tabung reaski telah larut
dalam air masing-masing 4,5 mL, namun pada fenol kelarutan yang terjadi hanya
sebagian serta menimbulkan warna orange keruh. Tapi dapat didefinisikan bahwa
fenol tetaplah larut dalam air pada percobaan ini. Kita bisa melihat bahwa etanol
dan fenol larut dalam air. Hal itu dikarenakan etanol dan fenol memiliki gugus –
OH sehingga keduanya bersifat polar, sehingga bisa larut dalam air yang juga
bersifat polar. Selanjutnya pada kelarutan alkohol, fenol dan metanol pada n-
heksana, dapat kita lihat bahwa pada perlakuan ini kelarutan terjadi hanya pada
larutan etanol dan fenol, namun alkohol tidak bereaksi. Fenol sebenarnya tidak
larut dalam n-heksana, karena n-heksana bersifat non polar, namun dalam
percobaan ini fenol larut dalam n-heksana karena fenol sudah mengalami
22
23
Perlakuan ini pada laritan alkohol, fenol dan fenol diisi dalam tabung reaksi
Perlakuan selanjutnya identifikasi reaksi kimia alkohol dan fenol pada uji
lucas. Telah diisi masing 5 tetes metanol, etanol dan fenol pada masing-masing
terjadi yaitu pada fenol adanya sedikit gelembung dan berawarna bening,
sedangkan pada metanol dan etanol terjadi kelarutan yang sempurna. Dalam
reaksinya alkohol, fenol, dan etanol memb utuhkan ZnCl 2 agar bisa bereaksi
dengan HCl. ZnCl2 adalah suatu asam lewis yang sangat kuat dengan orbital-
ikatan C-O dan dengan demikian menaikan kemampuan gugus oksigen untuk
lepas.
Perlakuan pada uhi besi (III) klorida. Etanol, fenol dan propanol masing-
masing diisi dalam tabung teaksi sebanyak 10 tetes serta di tambahakan 10 tetes
kloroform pada metanol dan propanol sedangkan pada fenol dan etanol hanya
menambahkan 5 tetes kloroform dan ditambahakan pula 5 tetes FeCl 3. Dapat kita
lihat bahwa pengamatan yang terjadi semuanya telah bereaksi dimana pada
larutan adanya endapan dan kuning keruh, pada fenol adanya didnding batas serta
berwarna hitam, pada etanol reaksi yang terjadi adanya diinding batas dan
berwarna kuning tua, sedangkan pada propanol reaksi yang terjadi yaitu adanya
endapan serta berwarna kuning keruh. Sebenrnaya alkohol dan etanol tidak dapat
23
24
bereaksi, tetapi dalam percobaan ini etanol dan fenol dapat bereaksi, dikarenakan
bahan yang digunakan sudah tidak bagus, alat yanng digunakan tidak bersih dan
Perlakuan terakhir yaitu pada uji keasaman. Dimana larutan etanol dan
larutan masing-masing. Pada tabung yang berisi aquades dan etanol dimasukkan
batang pengaduk sebagai alat pengambilan beberapa larutan untuk ditetesi pada
kertas pH, setelah ditetesi pada kertas pH pengamatan yang terjadi tidak adanya
pengujian aquades dan etanol, namun pada larutan ini pengamatan yang terjadi
24
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perbedaan dari alkohol dan fenol yaitu pada uji besi (III) klorida, alkohol
tidak terjadi perubahan warna sementara pada fenol terjadi perubahan warna yaitu
menjadi warna ungu kehitaman. Pada uji keasaman, fenol memiliki derajat
5.2 Saran
Saran saya pada pada percoban ini yaitu terkhususkan pada pihak
laboratorium agar fasilitas yang akan digunakan pada saat praktikum lebih
25
26
BAB I
PENDAHULUAN
ataupun senyawa kimia yang diaplikasikan akan tetapi kita tidak mengetahui
apakah yang terkandung dalan bahan dan senyawa tersebut. Bahan – bahan kimia
banyak terdapat pada obat – obatan, sabun, sumber energi kimia, dan lain
sebagainya.
senyawa organik, oleh karena itu jika suatu molekul memiliki dua gugus fungsi
berlainan dengan jarak yang berjauhan, maka senyawa itu akan mempunyai sifat-
sifat atau karakteristik dari masing-masing gugus fungsi, namun apabila letak
kedua gugus fungsi tersebut berdekatan maka gugus fungsi itu akan saling
bersangkutan yaitu akan memiliki sifat hasil gabungan dari kedua gugus yang
diikatnya.
sederhana yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Senyawa
hidrokarbon dapat berupa senyawa alifatik jenuh dan tak jenuh. Alifatik jenuh
yaitu hanya memiliki ikatan tunggal, sedangkan alifatik tak jenuh yaitu memiliki
ikatan rangkap dua dan tiga antara unsur senyawanya seperti alkena dan alkuna.
Senyawa turunan alkana dikenal gugus fungsi. Gugus fungsi adalah kelompok
26
27
gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi
fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Gugus fungsi yang
mengamati berbagai reaksi terhadap gugus fungsi dan mengenal bagaimana sifat
fisis maupun kimia dari masing-masing gugus fungsi, serta mengetahui apa saja
ciri khas dari masing-masing senyawa yang direaksikan, seperti apakah benar
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui beberapa gugus funsi
Prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan gugus fungsi pada senyawa
organik berdasarkan sifat kejenuhan dan ketidak-jenuhan melalui reaksi adisi oleh
BAB II
27
28
TINJAUAN PUSTAKA
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang terikat bersama
dengan suatu cara tertentu sebagai bagian dari suatu molekul, dan kemudian
Kelompok gugus fungsi yang akan dipelajari pada percobaan ini adalah gugus
fungsi hidroksi (atau hidroksil), OH. Alkohol dan fenol memiliki kemiripan
dalam beberapa hal, tetapi terdapat perbedaan yang cukup mendasar sehingga
kedua kelompok senyawa ini dianggap sebagai kelompok gugus fungsi yang
berbeda. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa fenol bersifat jutaan kali lebih
2.2 Hidrokarbon
Hidrokarbon dapat dibagi menjadi empat kelompok besar yang terdir dari
alkana, alkena, alkuna dan hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon yang ada bersifat
jenuh dan yang tidak jenuh. Hidrokarbon juga memiliki struktur dan rumus
2.3 Alkohol
28
29
salah satu pelarut yang umum digunakan setelah air. Etanol atau biasa disebut etil
alkohol adalah salah satu senyawa yang dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan obat-obatan serta memiliki rumus kimia CH3CH2OH [2]. Etanol
termasuk obat psikoaktif, yang berarti zat atau bahan yang bekerja secara selektif
persepsi dan kesadaran sistem saraf otak. Ketika bertabrakan dengan sinar
(Faraha, 2016).
2.4 Fenol
kesehatan manusia dan kematian pada organisme yang terdapat pada air dengan
nilai konsentrasi tertentu.Fenol terdiri dari rantai dasar benzene aromatik dengan
dari jumlah atom atau molekul yang melekat pada rantai benzene-nya. Untuk
fenol terklorinasi, semakin banyak atom klorin yang diikat rantai benzene maka
semakin toksik rantai tersebut.Kloro fenol lebih bersifat toksik pada biota air,
29
30
sederhana seperti phenol, cresol dan xylenol mudah larut dalam air dan lebih
terikat pada gugus benzil. Rumus molekul dari senyawa ini adalah
seperti terbakar. Ia memiliki beratmolekul 108,5 dengan titik didih 205 oC (401
F) dan titik beku 15oC (5 F). I tergolomg sennya yang larut dalam alkohol, eter,
(Faiha,2016).
30
31
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Oleo Kendari.
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah rak tabung reaksi, gelas
piala 50 mL, spatula, batang pengaduk, tabung reaksi, botol semprot, filler, gelas
3.1.2 Bahan
31
32
3.2.2 Alkohol
kedalam gelas kimia yang berisi 15 mL air sambil diaduk.larutan diinginkan akan
membentuk warna. Larutkan 1-2 tetes etanol dan phenol dalam 5 mL air, lalu
perlakuan sebelumnya.
32
33
33
34
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
34
35
4.2 Reaksi-Reaksi
4.2.2 Alkohol
a. C2H5OH + FeCl3
4.3 Pembahasan
Gugus fungsi adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul,
Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau
35
36
yang terikat pada suatu cincin benzene. Fenol biasa juga disebut asam karbolat
terjadi reaksi adisi, reaksi adisi adalah pemutusan ikatan rangkap dari suatu
menggunakan heksana dengan penambahan air 1 ml diamati ada dua lapisan. Hal
ini terjadi karena air bersifat polar sedangkan heksana bersifat non polar selain itu
heksana juga merupakan larutan jenuh sehingga membentuk dua lapisan dan
dan membentuk dua lapisan karena senyawa alkan tersebut telah jenuh atau tidak
merupakan larutan jenuh dimana alkan merupakan suatu senyawa dimana masing-
masing karbonnya telah terikat pada empat atom karbon lain sehingga atom
karbonya stabil.
kromat yang dilarutkan dalam 5 ml HCl pekat pada data pengamatan tidak larut
36
37
dan terdapat endapan kuning dan larutan menjadi coklat dan terdapat endapan
berwarna bening, lalu ditambahkan 1 tetes FeCl3 larutan berubah menjadi warna
ungu dan setelah dilaritkan dengan 2 tetes etanol larutan kembali menjadi bening
dan ditambahakan 1 tetes FeCl3 larutan menjadi kuning pudar. Hal ini terjadi
karena rantai alkil pada etanol sngat sederhana sehingga penampaknya sangat
kecil merupakan alkohol primer yng kurang reaktif terhadap FeCl 3 ion Fe terdapat
pada FeCl3 tidak dapt mensubtitusi gugus OH yang ada pada etanol dan beraada
pada atom C.
ini terjadi bahwa phenol dapat bereaksi dengan air.Penambahan FeCl 3pada pada
Perlakuan ini dilakukan dengan cara mereaksikan fenol dengan FeCl3, hasil dari
reaksi ini ditandai perubahan warna kekuning-kuningan. Hal ini dapat terjadi
karena phenol mampu mematahkan gugus –OH dimilikinya dengan FeCl 3 dan
atomH yang berikatan denga Cl dan Fe akan berikatan dengan salah-satu atom C,
sehingga membentuk produk baru yaitu HCl. Karena fenol mengandung gugus –
OH yang terikat pada suatu karbon tak jenuh, sehingga dapat membentuk
senyawa kompleks. Fenol yang mengandung gugus –OH yang terikat pada cincin
aromatik dapat terdelokalisasi pada posisi orto dan pada cincin benzene melalui
resonasi, sehingga fenol dapat lebih mudah bereaksi dengan FeCl3.. Fenol
37
38
mempunyai rumus struktur yang serupa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya
melekat langsung pada cincin aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka rumus
umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. fenol lebih asam dari alkohol karena anion
yang dihasilkan dan distabilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar
38
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bahwa gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang terikat bersama
dengan suatu cara tertentu sebagai bagian dari suatu molekul, dan kemudian
5.2 Saran
Saran dalam percobaan praktikum ini adalah penambahan bahan agar tidak
ada percobaan yang dihilangkan karena kurangnya bahan kimia yang digunakan.
39
40
BAB I
PENDAHULUAN
Propilena adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dikenal juga
mempunyai bobot molekul 42,08 gram/mol pada temperatur kamar berbentuk gas
secara struktur terdiri dari tiga atom C dan enam atom H yang ditandai dengan
satu ikatan rangkap dua. Propilena bersifat sebagai zat yang radikal. Karakteristik
atau sifat khusus dari propilena yaitu senyawaan ini sangat reaktif, kereaktifan ini
terletak pada ikatan rangkap dua, pada ikatan rangkap dua ini dapat terjadi proses
lebih besar. Salah satu cara pembuatan senyawa alkena seperti propilena adalah
melalui reaksi eliminasi alkohol. Reaksi eliminasi adalah suatu jenis reaksi
organik dimana dua subtituen dilepaskan dari sebuah molekul. Dalam reaksi
eliminasi, alkohol kehilangan satu molekul H2O sehingga reaksi ini biasa
40
41
Propilena ini dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan bahan kimia seperti
serat sintetis dan gas racun bagi serangga). Untuk mendapatkan propilena dengan
kemurnian yang tinggi dapat diperoleh dengan cara pemurnian (destilasi), yang
alkohol dalam suasana asam sehingga alkohol mengalami eliminasi molekul H2O
(dehidrasi alkohol).
41
42
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Propilena
mudah meledak, titik didih –44,7C, dan titik beku –185,2C. Propilen termasuk
dalam salah satu produk industri olefin hulu yang digunakan sebagai bahan baku
polyurethanes atau lebih dikenal sebagai busa padat dan fleksibel), acrolein
(bahan baku resin plastik dan nilon 6/6), dan berbagai bahan baku industri lainnya
(Hartanti, 2016).
2.2 Alkena
alkena juga disebut dengan olefin dari kata olefiant gas yang memebentuk
gugus fungsional yang biasa terdapat dalam alam. Lebih sering lagi, ikatan
rangkap dua ini terdapat pada gugus fungsional lain, alkena tanpa fungsional lain
sama sekali langka, dan sering dijumpai pada tumbuhan dan minyak bumi. Dua
42
43
contoh yang menarik senyawa yang terdapat dalam alam mengandung ikatan
rangkap karbon, kedua senyawa ini merupakan contoh dari feramon serangga,
senyawa ini dikeluarkan oleh suatu serangga untuk meneruskan informasi kepada
terdiri atas unsur karbon, hidrogen dan juga oksigen. Gugus OH dalam isopropil
membantu melarutkan molekul polar dan ion-ion dan gugus alkilnya -CH2- tidak
dengan jenis sekunder, kare kemampuan gugus COH-nya yang dapat mengikat 2
reaktan tunggal menghasilkan dua produk pecahan. Contohnya adalah reaksi alkil
43
44
(Prasojo, 2014).
untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih
yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk
44
45
BAB III
METODE PRAKTIKUM
hari jumat, 15 Desember 2017 pukul 13.30 WITA – selesai dan bertempat di
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu labu destilasi 1 buah,
termometer 1 buah, tabug reaksi 1 buah, gelas piala 50 ml 1 buah, erlenmeyer 250 ml 1
buah, pipet tetes 1 buah dan botol semprot 1 buah. Sedangkan bahan yang digunakan
dalam praktikum kali ini yaitu isopropyl alkohol, aquades, H2SO4 pekat dan kalium
permanganat.
45
46
tetesi secara perlahan larutan H2SO4 pekat sebanyak 25 mL, ditutup dan didiamkan
beberapa saat hingga suhu 20 - 25° C, kemudian ditambahkan dengan isopropyl alkohol
25 mL. Merangkai alat destilasi sederahana kemudian campuran didestilasi hingga suhu
80° C, destilat yang keluar ditampung dalam erlenmeyer. Ambil beberapa ml destilat
tersebut dengan memasukannya dalam tabung reaksi dan tambahkan 1-2 mL larutan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Reaksi-Reaksi
46
47
4.3 Pembahasan
Alkena adalah salah satu senyawa hidrokarbon tak jenuh yang ditandai
rangkap, alkena juga disebut dengan olefin dari kata olefiant gas yang
dengan sebuah gugus fungsional yang biasa terdapat dalam alam. Senyawa
alkena dapat dibuat dengan adanya reaksi eliminasi alkohol seperti pada
47
48
isopropil alkohol.
Percobaan yang dilakukan kali ini yaitu membuat propilena (C3H6) dari
kimia, dimana senyawanya tidak berwarna, mudah terbakar, dan bau menyengat.
Senyawa ini merupakan alkohol sekunder yang paling sederhana, dimana atom
karbon yang mengikat gugus alkohol juga mengikat dua atom karbon lain. Untuk
reaksi eliminasi alkohol yang dilakukan pada suasana asam dengan H 2SO4 sebagai
katalis. H2SO4 pada percobaan ini digunakan sebagai katalis sehingga alkohol
akan mengalami eliminasi molekul H2O sehingga reaksi ini sering disebut juga
reaksi dehidrasi.
berasal dari H2SO4 dengan cara mengencerkan H2SO4pekat dengan air sehingga
terbentuk ion H+, hal ini dilakukan agar proton H+ nantinya akan mengikat gugus
sulfat pekat dengan air perlu diperhatikan yaitu pada saat menetesi asam sulfat
agar ditetesi sedikit demi sedikit. Hal ini dimaksudkan agar dalam mekanisme
reaksi tidak menimbulkan reaksi eksoterm (reaksi yang disertai pelepasan kalor),
dalam pencampuran asam sulfat pekat dengan aquadest maka asam sulfat akan
dalam labu destilasi yang telah berisi dan selanjutnya dengan isopropyl alkohol
48
49
haruslah didinginkan terlebih dahulu hingga suhu 20-25 oC, (suhu kamar) yang
dimaksudkan agar reaksi yang nantinya akan bekerja pada system dalam kondisi
normal (pada suhu kamar) dalam menghindari kesalahan data yang akan
alkohol yaitu untuk memberikan suasana asam pada isopropil alkohol yang
dimana dari dasar percobaan yaitu memanaskan alkohol dalam suasana asam.
Setelah pemanasan terjadi pada suhu kurang lebih 80 º C, hal ini dilakukan
agar destilat yang nantinya akan diperoleh adalah berupa propilena murni, dan
yang tersisa dalam labu destilasi hanyalah air. Suhu ini dijadikan standar
pemanasan mengingat bahwa titik didih alkohol itu sendiri berkisar antara 78-80
ºC. Pada saat pemanasan campuran berubah warna dari bening menjadi warna
merah, hal ini disebabkan oleh labu destilasi yang digunakan sebelum melakukan
perubahan warna. Pada perlakuan ini alkohol akan mengalami protonasi dengan
Propilena pada keadaan normal berwujud gas, namun pada percobaan ini
justru hasil rendemen yang didapatkan dalam keadaan berwujud cair, hal ini
destilasinya yang terjadi dalam suatu ruang pada alat destilasi yang disebut
dengan kondensor. Sehingga hasil rendemen yang diperoleh berwujud cair. H 2SO4
encer yang ditambahkan dengan isopropyl alkohol didestilasi pada suhu 80˚C. Hal
ini dilakukan karena titik didih alkohol berada pada suhu 80˚C, sehingga bila
49
50
dipanaskan lebih dari suhu 80˚C maka hasil destilat yang didapatkan bukan lagi
alkohol murni, melainkan sudah ada zat lain yang tercampur dengan hasil
destilasi.
endapan merah bata dalam larutan, yang menunjukan dalam destilat tersebut
gugus hidroksil dari akhol oleh katalis asam (H +) yang terjadi sebagai akibat
senyawa ini dan disertai pelepasan satu proton dari alcohol untuk membentuk
senyawa tak jenuh (ikatan rangkap) pada kondisi normal sehingga propilena akan
alkil halida dikenal dengan nama reaksi dehidrohalogenasi. Metode lain yang
termasuk dalam reaksi ini, yaitu penghilangan molekul air dari alkohol untuk
Pada reaksi dehidrasi alkohol, untuk dapat menghasilkan alkena, maka diperlukan
suatu katalis dari asam kuat, seperti asam sulfat pekat atau H 2SO4 pekat. Katalis
asam kuat ini merupakan sumber protonasi terhadap atom oksigen pada alkohol.
50
51
Katalis asam ini atau H2SO4 pekat ini berfungsi untuk memprotonasi gugus OH
sehingga menjadi gugus lepas yang lebih baik, yaitu H 2O. Dengan lepasnya gugus
Pada proses pemanasan ini, terbentuk kalor, dimana kalor sendiri merupakan salah
satu bentuk dari energi. Sehingga dalam proses ni disebut juga dengan reaksi
ditambahkan asam kuat, khususnya asam halida (HX), sehingga akan selalu
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Propilena adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dikenal juga
dalam kelompok olefin. Rumus molekul dari propilena C3H6. Setelah melakukan
endapan coklat.
5.2 Saran
51
52
Saran saya pada praktikum kali ini yaitu, kepada asisten lebih memperhatikan
praktikan saat melakukan percobaan dan membimbing dari tahap ke tahap apalagi
BAB I
PENDAHULUAN
kimia yaitu melalui proses rekkristalisasi. metode ini sederhana material ini
terlarut dalam pelarut yang cocok pada suhu tinggi atau pada dekat titik didih
pelarutnya untuk mendapatkan larutan jenuh atau dekat jenuh ketika larutan panas
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
52
53
memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur, sedangkan pemurnian
dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh
zat lain.
penting dalam ilmu kimia, industri maupun dalam kehidupan sehari-hari, dalam
banyak kasus kita dapat menggunakan material tanpa pemurnian, baik material itu
Percobaan pemisahan dan pemurnian ini dilakukan agar kita dapat mengetahui
dalam kehidupan.
1.2 Tujuan
53
54
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Rekkristalisasi
keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia baru yang lebih praktis, lebih
pengawet, pemanis, dan pengenta. Secara umum bahan tambahan/aditif ini dapat
dibedakan menjadi dua yaitu: aditif sengaja yaitu aditif yang secara sengaja
54
55
yaitu aditif yang memang telah ada dalam makanan (walaupun sedikit) sebagai
berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana.
Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu
merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam
prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya. Asam
benzoat pertama kali ditemukan pada abad ke-16. Distilasi kering getah kemenyan
Alexius Pedemontanus (1560) dan Blaise de Vigenère (1596). Justus von Liebig
dan Friedrich Wöhler berhasil menentukan struktur asam benzoat pada tahun
1832. Mereka juga meneliti bagaimana asam hipurat berhubungan dengan asam
benzoat. Pada tahun 1875, Salkowski menemukan bahwa asam benzoat memiliki
benzoat dan natrium benzoat akan efektif apabila digunakan pada kisaran pH 2,5 –
4 dan menjadi kurang efektif apabila digunakan pada pH diatas 4,5 (Faiha,2016).
2.3 Kristalisasi
55
56
hasil dalam bentuk padat. Dewasa ini kristalisasi menjadi suatu proses industri
yang sangat penting, karena semakin banyak hasil industri kimia yang dipasarkan
kemurniannya yang tinggi, dengan bentuk yang menarik serta mudah dalam
energi lebih sedikit dibandingkan distilasi atau metode pemisahan yang lain
(Rasyidi,2008).
putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama
asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan
satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya
2.5 Pemurnian
diinginkan dari minyak nilam hasil penyulingan. Proses ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas minyak agar mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.
56
57
Metode pemurnian yang dikenal adalah pemurnian secara kimia dan fisik.
senyawa komplek tertentu. Peralatan yang digunakan dalam pemurnian ini cukup
yang cukup spesifik, akan tetapi minyak yang dihasilkan lebih baik karena
warnanya lebih jernih dan komponen utamanya menjadi lebih tinggi (Syarifah,
2016).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
pada pukul 13.30 WITA sampai selesai dan Bertempat di Laboratorium Jurusan
Oleo, Kendari.
3.2.1 Alat
57
58
Alat yang digunakkan adalah gelas kimia 25 ml, labu takar 50 ml,100 ml,
dan 500 ml, pipet volume 25 ml, filler,corong kaca,batang pengaduk,spatula pipet
3.2.2 Bahan
0,5 gram asam benzoat yang ter cemar dalam gelas kimia yang lain,selanjutnya
menambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai larut semua,
menyaring dengan menggunakan corong bucher dan dikeringkan , lalu diuji titik
58
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
59
60
Analisis Data :
= 0,36 gram
Penyelesaian :
0,36 gram
= × 100 %
0,5 gram
= 72 %
4.2 Pembahasan
atau leburan dari material yang ada. Sebenarnya rekristalisasi hanyalah sebuah
proses lanjut dari kristalisasi. Apabila kristalisasi dalam hal ini hasil kristalisasi
memuaskan rekristalisasi hanya bekerja apabila digunakan pada pelarut pada suhu
60
61
kamar, namun dapat lebih larut pada suhu yang lebih tinggi. hal ini bertujuan
supaya zat tidak murni dapat menerobos kertas saring dan yang tertinggal
putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama
asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan
satu-satunya sumber asam benzoat. asam lemah ini beserta garam turunannya
Perlakuan pertama pada percobaan ini adalah asam benzoat 0,5 gram
dimasukkan ke dalam gelas piala (50 mL). Kemudian ditambahkan air panas
sedikit demi sedikit sehingga semua asam benzoat larut (tepat larut), kelarutan
asam benzoat adalah larut dalam air kurang dari 350 bagian air.
kedalam air suling yang sudah mendidih . Asam benzoat larut dalam keadaan
panas, apabila didinginkan, asam benzoat tersebut bisa berubah menjadi kristal.
panas,tujuan dari penyaringan untuk memisahkan zat pengotor dari larutan kristal
yang murni dan penyaringan dalam keadaan panas agar larutan tersebut tidak
61
62
praktikum ini massa teori dan massa praktikun berbeda, massa zat asam benzoat
teori 0,5 gram, sedangkan massa asam benzoat secara praktek 0,36 gram hal
disebabkan karena asam benzoat yang digunakan telah tercemar, dan di peroleh
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
daya larut antara zat yang dimurnikan dengan pengotornya dalam suatu pelarut
tertentu yaitu air. Berat asam bezoat kristal yang dipeoleh yaiti 0.39 gram dan
5.2 Saran
62
63
Saran untuk praktikum ini adalah untuk teman-teman tidak ribut atau
efektif .
BAB I
PENDAHULUAN
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli - ahli kimia
Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Raazi pada pemisahan
alkohol menjadi senyawa yang relative murni melalui alat alembik , bahkan
skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu
Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap
63
64
anggur yang dapat terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses
kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik
penggunaan medis dan helium pengisi balon Distilasi telah digunakan sejak lama
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali kedalam bantuk cairan. Zat yang memliki titik
didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk sebagai
unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada
teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum
dalton. Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar abad
menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang
abad ke-4.
64
65
destilasi sederhana.
1.3 Prinsip
dari tekanan dan suhu tertentu. Tujuan dari destilasi adalah pemurnian zat cair
pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari zat padat uap yang dikeluarkan
dari campuran disebut sebagai uap bebas kondensat yang jatuh sebagai destilat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bertingkat, (fraksimasi) destilasi uap dan destilasi vakum. Dua senyawa atau lebih
( Rudi, 2017).
65
66
lebih zat liquid atau vapor dipisahkan menjadi komponen fraksi yang murni,
dengan pengaplikasian dari perpindahan massa dan panas. Tekanan uap suatu
oleh molekul-molekul yang keluar dan masuk pada permukaan liquid. Pada proses
pemisahan secara distilasi, fase uap akan segera terbentuk setelah sejumlah
waktu relatif cukup) dengan harapan pada suhu dan tekanan tertentu,
antara uap dan sisa cairan akan berada dalam keseimbangan, sebelum
campuran dipisahkan menjadi distilat dan residu. Fase uap yang mengandung
lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap relatif terhadap fase cair,
berarti menunjukkan adanya suatu pemisahan. Sehingga kalau uap yang terbentuk
cenderung berasosiasi dengan molekul sejenisnya (Gritter et al., 1991). Suatu zat
dapat larut dalam pelarut tertentu jika mempunyai nilai polaritas yang sama yaitu
zat polar akan larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar.
Terdapat dua jenis ekstraksi yang terdapat pada ekstraksi pelarut menguap,yaitu
ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-cair. Salah satu faktor yang mempengaruhi
rendemen adalah lama ekstraksi, akurasi lama waktu yang digunakan berpengaruh
66
67
dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu
campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa
murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik
destilasi sederhana, hanya destilasi ini memiliki rangkaian alat kondensor yang
perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang
bertingkat adalah suatu proses destilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada
kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap
plat terjadi pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak
mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut atau dengan
menggunakan tekanan tinggi. Destilasi uap untuk memurnikan zat / senyawa cair
yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat
cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau
67
68
kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motode yang digunakan adalah
dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik
didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk
Titik didih air tergantung pada tekanan ruang. Jika terus terjadi
pemanasan, fase gas cair berubah. Jika gas terus dipanaskan lebih lanjut akan
terjadi uap super panas. Tekanan berubah mengikuti perubahan suhu. Uap panas
diperhatikan dan terkontrol / kontak suhu langsung ke bahan baku. Untuk menjaga
BAB III
METODE PRAKTIKUM
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 1 Desember 2017 pukul 13:30 WITA
3.2.1 Alat
68
69
erlenmeyer, gelas ukur , corong, pipet tetes, filer, gelas kimia, pipa penghubung,
3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aquades
hinga mengalir normal. Memasukan bahan yang akan didestilasi dalam alas bulat.
Dinyalakan pemanas yang digunakan. Mengamati perubahan suhu, bila suhu tidak
yang keluar pada suhu konstant tersebut. Dihitung rendemen yang diperoleh.
69
70
BAB IV
70
71
Tabel 14 destilasi
Volume Volume Volume akhir Suhu awal Suhu akhir
campuran etanol destilat destilat
400 mL 400 mL 75 mL 2 OC 78 OC
Larutan etanol yang digunakan adalah Bir Bintang dari produksi pabrik
75
= x 100%
400
= 18,75 %
4.1 Pembahasan
Peracobaan ini larutan yang akan didestilasi yaitu etanol dari hasil
merupakan salah satu metode yang digunakkan untuk pemurnian dan pemisahan
suatu larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didih yang relatif jauh pada
etanol hasil mertilisasi ini mengandung air dan etanol keduanya merupakan
senyaa polar. Hal ini disebabkan karena keduanya memiliki titik didih yang
tinggi, titik didih air yaitu 1000 C sedangkan titikdidih etanol yaitu 780 C titik
didih air lebih tinggi dibandingkan etanol lebih tinggi karenaikatan hidrogen air
71
72
molekul air dapat membentuk tiga ikatan hidrogen dengan molekul air yang lain
karena dimana pada satu molekul air terdapat dua atom H yang dapat yang dapat
mengikat dua atom O dari molekul air yang lain dan terdapat satu atoom O yang
dapat mengikat satu atom H dari molekul air yang lain. Semakin kuatnya ikatan
kuat pula untuk bisa memutskan ikatan hidrogen, sehingga untuk bisa membuat
air mendidih dibutuhkan suhu yang lebih besar dibandingkan suhu untuk
mendidihkan etanol.
dengan volume 400 ml untuk mendapatkan etanol murni, titik didih etanol lebih
rendah dari pada titik didih air sehingga pada proses pemanasan etanol akan lebih
menguap dibandingkan ddengan air.dimana pada suhu 780 C tekanan uap etanol
menjadi sama besar dengan tekanan sekelilingnya 1 atm maka molekul diseluruh
uapanya keadaan ini berlangsung pada seluruh bagian bagian ujung adapter
dalam erlenmeyer pada kondensor suhunya lebih dingin sehingga uapa etanol
pada suhu tinggi ketika melewati kondesor akan berubah wujud cair (fase gas ke
fase cair), hal ini disebabkan karena adanya suhu dan tekanan yang konstan yang
diberikan oleh aliran air dari celah masuk dan celah keluar.
72
73
Skala pada termometer berhenti naik pada saat suhu menunjukakan angka
780 C etanol akan terus menguap sampai kadar etano l murni dalam etanol
tersebuut habis hanya tersisa air, suhu harus tetap dijaga konstan antara 78 0 C dan
790 C karena bila suh dibiarkan naik hingga suhu 1000 C maka air pun akan ikkut
menguap karena titik didih air adalah 1000 C sehinggga akan menyebabkan hasil
detilsai yang diperoleh bukanlah etanol murni lagi. Hasil akhir skal pada
termometer berhenti naik pada saat suhu 780 maka dalam percobaan dapat
diktakan berhasil karena sesuai hasil teori dan praktikum bahwa titik didih etanol
ada 780 C dan etanol tersebut adalah etanol murni,hasil akhir ayng diperoleh yaitu
BAB V
PENUTUP
73
74
5.1 Kesimpulan
keluar dan selang masukmya air, dan tehnik destilasi yaitu pemisahan dan
5.2 Saran
Saran yang diajukan untuk praktikum ini agar praktikan lebih berhati-hati
74