You are on page 1of 49

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STASE KELUARGA DAN KOMUNITAS
TRIPUSA
NIM: 891211038

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
“HIPERTENSI”

1. Konsep Dasar Teori


A. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas (Trianto, 2014).
B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan
tekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya
hipertensi :
1) Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau
transport Na.
2) Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3) Stress karena lingkungan
4) Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah (Aspiani, 2016)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya.
Diderita oleh seitar 95% orang. Oleh karena itu,penelitian dan pengobatan
lebih ditunukan bagi penderita esensial. Hipertensi primer disebabkan oleh
faktor berikut ini.
a) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
b) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis
kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam
lebih banyak dari kulit putih).
c) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau
makan berlebih,stress, merokok, minum alcohol,minum obat-obatan
(efedrin, prednisone, epinefrin).
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat
stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
aterosklerosis stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjal
sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan
renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara langsung
meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat
dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di
angkat,tekanan darah akan kembali ke normal. Penyebab lain dari
hipertensi sekunder, antara lain ferokromositoma, yaitu tumor penghasil
epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan kecepatan
denyut jantung dan volume sekuncup, dan penyakit cushing, yang
menyebabkan peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan
peningkatan CTR karena hipersensitivitas system saraf simpatis
aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab-
nya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap
sebagai kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2016).
C. Manifestasi Klinis
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing,
leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan impotensi.
Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio
oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit
jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya
hidup pasien.
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi
dibutuhkan untuk mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang
berasosiasi dengan peningkatan berat badan, faktor gaya hidup (perubahan
pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan makan di luar rumah),
penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien
dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke
hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram
otot, kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema,
gangguan berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah
membulat, mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan
tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga mengarah pada hipertensi
sekunder (Adrian, 2019).
D. Klasifikasi
Secara klinis hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi beberapa kelompok
yaitu:
Table : Klasifikasi Hipertensi

N o. Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


1. Optimal <120 < 80
2 Normal 120- 129 80-84

3. High normal 130-139 85-89


4. Hipertensi
Grade 1 (ringan ) 140-159 90-99

Grade 2 (sedang) 160-179 100-109

Grade 3 ( berat ) 180- 209 100-119

Grade 4 (sangat berat) >210 >120


Sumber : (Nurarif, 2015)
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang
bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor,
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Klien dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi
epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah
ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin yang dilepaskan merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II ,
vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut
cenderung menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016)

Pathway Hipertensi
(Sumber : ( WOC ) dengan menggunakan Standar Diganosa
Keperawatan Indonesia dalam PPNI,2017)
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
a. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
b. Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim
ginjal dengan gagal ginjal akut.
c. Darah perifer lengkap
d. Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
2) EKG
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Iskemia atau infark miocard
c. Peninggian gelombang P
d. Gangguan konduksi
3) Foto Rontgen
a. Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
b. Pembendungan, lebar paru
c. Hipertrofi parenkim ginjal
d. Hipertrofi vascular ginjal (Aspiani, 2016)
G. Komplikasi
Kompikasi hipertensi menurut (Trianto, 2014):
1) Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
2) Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus,
darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan nefron akan
terganggu sehingga menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya membrane
glomerulus , protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic
koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema
3) Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah- daerah yang
diperdarahi berkurang.
4) Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina , gangguan penglihatan,hingga
kebutaan.
5) Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan
arteri atau yang sering disebut dengan aterosklerosis dan arterosklerosis
(pengerasan pembuluh darah). Komplikasi berupa kasus perdarahan
meluas sampai ke intraventrikuler (Intra Ventriculer Haemorrhage) atau
IVH yang menimbulkan hidrosefalus obstruktif sehingga memperburuk
luaran. 1-4 Lebih dari 85% ICH timbul primer dari pecahnya pembuluh
darah otak yang sebagian besar akibat hipertensi kronik (65-70%) dan
angiopathy amyloid. Sedangkan penyebab sekunder timbulnya ICH dan
IVH biasa karena berbagai hal yaitu gangguan pembekuan darah, trauma,
malformasi arteriovenous, neoplasma intrakranial, thrombosis atau
angioma vena. Morbiditas dan mortalitas ditentukan oleh berbagai faktor,
sebagian besar berupa hipertensi, kenaikan tekanan intrakranial, luas dan
lokasi perdarahan, usia, serta gangguan metabolism serta pembekuan
darah.
H. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan
terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140
mmHg dan tekanan distolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor risiko.
Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat
antihipertensi (Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara
non-farmakologis, antara lain:
1) Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan
obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat
memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan:
a) Rendah garam
Diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi
sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-
100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium
dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum jelas.
Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi,
yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding vascular.
c) Diet kaya buah dan sayur
d) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
2) Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat
badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi
beban kerja jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan
hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga teratur seperti
berjalan, lari,berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan tekanan
darah dan memperbaiki keadaan jantung.
3) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alcohol, penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui
menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja
jantung. (Aspiani, 2016)

2. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman
pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan (WHO, 2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut
(Heniwati, 2008) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan
metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik
pada anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman- pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai
riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai
dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan
dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a. Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b. Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana
berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh
mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu
dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan
pada anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
d. Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah
sejauh mana kemampuan keluarga dalam mengenal,
mengambil keputusan dalam tindakan, merawat anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang
mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
6) Stres dan koping keluarga

a. Stressor jaangka pendek dan panjang

- Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami


keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
kurang dari 5 bulan.

- Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami


keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c. Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d. Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila
menghadapi permasalah
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa
keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik
tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan
keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan
harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa


keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah
kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan
kondisi kesehatan anggota keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan
pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan
hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status
kesehatan yang diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota
keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif
dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan
kesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa
nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga
atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau
mengatasi masalah kesehatan.
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan
mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada
situasi saat ini atau yang akan datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat
(anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien
untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan
yang muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan
keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang
terjadi pada anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
untukmengatasi penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau
memodifikasilingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit
hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum
dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria
dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan
tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar.
Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga
dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi
pada keluarga.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan
mengerti tentang penyakit hipertensi
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga
kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit
hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda
dan gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan
penyakit hipertensi secara lisan.
Intervensi :
1) Jelaskan arti penyakit hipertensi
2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk


mengatasi penyakit hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui
akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat
anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat
mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga
yangsakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana
akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap
anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali
kunjunganrumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan
dan perawatan penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga
yang menderita penyakit hipertensi secara tepat.
Intervensi:

1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit


hipertensi.

2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat


dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita
hipertensi.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
berhubungan.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang
pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan
rumah
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh
lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi.
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan
mengatasi penyakit hipertensi misalnya :
- Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan
misalnya benda yang tajam.
- Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.
- Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk
mengurangi terjadinya iritasi.
2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan
yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka
harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit
hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara
tepat.
Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta
pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, S. J. (2019). Hipertensi Esensial : Diagnosa Dan Tatalaksana Terbaru Pada


Dewasa, 46(3), 172–178.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC
Aspiani, R. yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.
Nurariif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan kepeawatan berdasarkan diagnosa medis
& Nanda Jilid 2.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Trianto,(2014). Pelayanan Peperawatan Pagi Penderita Hipertensi.Jakarta: Bumi
Aksara.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Ny. T DENGAN HIPERTENSI

1. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga
1) Nama KK : Ny. T
2) Usia : 57 Tahun
3) Pendidikan : SMP
4) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5) Alamat : Desa Jelimpo Kec. Jelimpo Kab. Landak
2. Komposisi keluarga :
Tabel 2. Komposisi keluarga

No Nama JK Hub Umur Pendidikan Pekerjaan

1 Ny. C P Anak 31 SMA IRT

3 Tn. S L Anak 33 SMA Swasta

4 An. D P Cucu 9 SD Pelajar

5 An. Y L Cucu 5 - -
3. Genogram

: Laki – laki
: Perempuan
: Meninggal
: Kepala Keluarga Ny. T
: Serumah

4. Tipe keluarga
Tipe extended family yaitu dalam keluarga terdiri dari Ibu, anak,
menantu dan cucu.
5. Suku dan Bangsa
Keluarga klien berasal dari suku Dayak atau Indonesia kebudayaan
yang dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa
sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa Dayak
6. Agama
Ny. T beragama Katolik serta anak, menantu dan cucu beragama yang
sama, setiap hari minggu Ny. T ke gereja dan setiap ada kegiatan di
gereja.
7. Status sosial ekonomi keluarga :
Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari pekerjaan anaknya yang
bekerja di perusahaan
Penghasilan : Rp. 3.500.000,00
Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga
Makan : 1.000.000,00
Listrik : 200.000,00
Lain : 1.200.000,00+
2.400.000,00
Barang-barang yang dimiliki : televisi, kipas angin, sepeda, Kulkas,
mesin cuci, almari, 1 set kursi tamu, sepeda motor
8. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan
menonton televisi bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadang-
kadang kecuali di ajak anak-anaknya
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny. T merupakan tahap VIII keluarga
usia lanjut.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn. S dan Ny. C berharap agar anaknya masih bersekolah dan dapat
terus melanjutkan pendidikan
3. Riwayat keluarga inti
- Ny. T kadang – kadang mengeluh sakit. Mempunyai penyakit
hipertensi sejak 15 th yang lalu, jarang kontrol ke Puskesmas,
tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun
kebutuhan dasar lainnya mempunyai penyakit hipertensi pada
saat pengkajian :

TD : 160/80 mmhg S : 37 celcius BB : 60 Kg

N : 80 x/m R : 20 x/m TB : 165 cm

- Tn. S jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan


yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun
kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan
hipertensi. Merokok sejak usia 18 tahun.
- Ny. C jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan istirahat,
makan, maupun kebuthan dasar yang lainnya.
- An. D dan An. Y jarang sakit tidak mempunyai masalah
kesehatan. Imunisasi sudah lengkap.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. T menderita hipertensi d a n keluarga dari pihak ibunya
mempunyai penyakit yang sama dengan pasien.
C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang
yang baik, dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang
membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.
3. Mobilitas geografis keluarga
Sebagai penduduk asli Kalimantan Barat, tidak pernah transmigrasi
maupun imigrasi.
4. Perkumpulan keluarga interaksi dengan masyarakat
Ny. T mengatakan kadang - kadang berkumpul dengan tetangga
sekitar pada sore hari untuk saling mengobrol.
5. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yaitu 4 orang, ke puskesmas diantar anak.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga menggunakan bahasa Dayak dalam berkomunikasi
sehari-harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas
kesehatan dan televisi
2. Struktur kekuatan keluarga
Ny. T menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya
dalam keadaan sehat.
3. Struktur peran (formal & informal) :
Formal : Tn. S sebagai Kepala Keluarga, N y . T s e b a g a i
m e r t u a , Ny. C sebagai anak, An. D dan An. Y sebagai cucu
Informal : Ny. T dibantu anaknya membantu mencari nafkah.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian
pula dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit
ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS atau petugas
kesehatan yang terdekat.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Keluarga afektif
Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit
langsung dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit.
2. Fungsi sosial
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam
keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.
3. Fungsi perawatan keluarga
Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk
pauk, dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila ada anggota
keluarga yang sakit keluarga merawat dan mengantarkan ke rumah
sakit atau petugas kesehatan. Dalam merawat Ny. T masih
memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain
4. Fungsi reproduksi
Ny. T sudah tidak melakukan hubungan seksual karena merasa sudah
tua tidak mampu lagi dan juga sudah tidak mempunyai suami.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian
untuk anak dan biaya untuk berobat.

F. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stresor jangka pendek dan panjang :
Stresor jangka pendek : Ny. T sering mengeluh pusing dan sakit
Kepala
Stresor jangka panjang : Ny. T khwatir karena tekanan darahnya
tinggi dan takut terjadi hal yang tidak diinginkan
2. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke
puskesmas dengan petugas kesehatan.
3. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah yang ada.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. T bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.
G. PEMERIKSAAN KESEHATAN
Pemeriksaan Ny. T Tn. S Ny. C An. D & An. Y
Keadaan umum Klien tampak baik, kesadaran baik, kesadaran Baik,
lemah, kesadaran composmentis composmentis kesadaran
composmentis TD : 120/100 TD : 110/80 composmentis
TD : 150/80 mmHg mmHg N : 96x/m
mmHg N : 96x/m N : 76x/m RR : 20x/m
N : 80x/m R R : 20x/m RR : 20x/m S : 36,70 C
RR : 20x/m S : 37,30 C S : 36,50 C
S : 370 C
Integumen Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
mesosephal, mesosephal, mesosephal, mesosephal,
rambut beruban, rambut mulai rambut hitam, rambut hitam,
kulitkepala beruban, kulit kulit kepala kulit kepala
bersih,warna kepala bersih, bersih, kulit bersih, kulit
kulit kulit sawomatang, sawomatang,
sawomatang, sawomatang, turgor kulit turgor kulit
turgor kulit baik, turgor kulit baik, baik, CR < 2 baik, CR < 2
CR<2 detik. CR < 2 detik, detik, warna detik, warna
Wajah warna dasar dasar kuku dasar kuku
meringis, kuku transparan. transparan. transparan.
dengan skala
nyeri 5
(sedang)

Sistem Mata simetris Mata simetris Mata simetris Mata simetris


Penglihatan kiri dan kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
anemis, sklera merah muda, merah muda, mera muda,
kekuningan, sklera putih, sklera putih, sklera putih,
fungsi kornea fungsi kornea fungsi kornea fungsi kornea
baik, baik, baik, baik,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
baik, refleks baik, refleks baik, refleks baik, refleks
pupil isokor, pupil isokor, pupil isokor, pupil isokor,
visus normal visus normal visus normal visus normal

Sistem Hidung Hidung Hidung Hidung


penciuman simetris, simetris, simetris, simetris,
bersih tidak bersih tidak bersih tidak bersih tidak
ada sekret, ada sekret, ada sekret, ada sekret,
fungsi fungsi fungsi fungsi
penciuman penciuman penciuman penciuman
baik. baik. baik. baik.
Sistem Teling simetris, Teling simetris, Teling Teling
pendengaran tidak ada tidak ada simetris, tidak simetris, tidak
serumen, fungsi serumen, fungsi ada serumen, ada serumen,
pendengaran pendengaran fungsi fungsi
baik baik pendengaran pendengaran
baik baik
Sistem Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada
pernapasan normochest, normochest, normochest, normochest,
bunyi napas bunyi napas bunyi napas bunyi napas
vesikuler, tidak vesikuler, tidak vesikuler, vesikuler,
terdapat terdapat tidak terdapat tidak terdapat
bunyi napas bunyi napas bunyi napas bunyi napas
tambahan. tambahan. tambahan. tambahan.
Sistem Irama jantung Irama jantung Irama jantung Irama jantung
kardiovaskuler reguler, tidak reguler, tidak reguler, tidak reguler, tidak
ada distensi ada distensi ada distensi ada distensi
JVP, JVP, JVP, pengisian JVP, pengisian
pengisian pengisian kapiler baik. kapiler baik.
kapiler baik. kapiler baik.
Sistem Bibir berwarna Bibir berwarna Bibir berwarna Bibir berwarna
gastrointestinal pucat, tidak ada sedikit pucat, pucat, tidak ada merah muda,
stomatitis, tidak ada stomatitis, tidak ada
mukosa bibir stomatitis,
mukosa bibir stomatitis, lembab, mukosa bibir
lembab, jumlah mukosa bibir jumlah gigi lembab,
gigi lengkap, lembab, jumlah lengkap, warna jumlah gigi
warna putih gigi lengkap, putih lengkap, warna
kekuningan, warna putih kekuningan, putih
refleks menelan kekuningan, refleks kekuningan,
baik,fungsi refleks menelan menelan baik, refleks
pengecapan baik,fungsi fungsi menelan baik,
baik, peristaltik pengecapan pengecapan fungsi
normal, tidak baik, peristaltik baik, pengecapan
ada nyeri tekan normal, tidak peristaltik baik,
pada abdomen. ada nyeri normal, tidak peristaltik
tekan pada ada nyeri tekan normal, tidak
abdomen. pada abdomen. ada nyeri tekan
pada abdomen.
Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
endokrin pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjer tiroid kelenjer tiroid kelenjer tiroid kelenjer tiroid
Sistem Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
perkemihan nyeri tekan pada nyeri tekan pada nyeri tekan nyeri tekan
kandungkemih, kandungkemih, pada kandung pada kandung
frekuensi frekuensi kemih, kemih,
berkemih 4- berkemih 4- frekuensi frekuensi
5x/hari, warna 5x/hari, warna berkemih 4- berkemih 4-
kuning muda kuning muda 5x/hari, warna 5x/hari, warna
kuning muda kuning muda

Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


reproduksi keluhan keluhan keluhan keluhan
Sistem Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
muskuloskeletal sendi normal, sendi normal, sendi normal, sendi normal,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
edema dan edema dan edema dan edema dan
varises varises varises varises

H. HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu
pelayanan dan membantu masalah Ny. T

ANALISA DATA

No Data Subyektif Masalah Penyebab


1. DS : Manajemen Ketidakmampuan
kesehatan keluarga merawat
- Keluarga mengatakan
keluarga dalam mengenal
kurang memahami cara
tidak efektif masalah anggota
merawat.
keluarga dengan
- Keluarga mengatakan
hipertensi
makanan Tn”S” sama
dengan keluarga yang
lain
- Pola tidur Tn”S” tidak
sesuai dan kurang dari
kebutuhan
- Tn.“S” mengatakan
khawatir tensinya
semakintinggi dan stroke
semakin parah
- Keluarga kurang
memahami cara
mengenal masalah Tn
“S” yang khawatir
tensinya akan bertambah
tinggi
DO :
- Keluarga tampak
bingung dengan penyakit
yang diderita Ny. T
TD : 140/80 mmHg
N : 84 x/mnt
RR : 20 x/mnt
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
a. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
b. Prioritas Masalah
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi. Skoring data :
Tabel 4. Skoring data
No Kriteria Score Bo Nilai Pembenaran
bot

1 Sifat masalah Rasa takut menyebabkan


keadaan 3 1 3/3 x1= 1 peningkatan TD yang dapat
masalah memperburuk keadaan

2 Kemungkinan Pemberian penjelasan yang


2 2 2/2 x2=2
masalah dapat tepat dapat membantu
diubah sebagian menurunkan rasa takut

3 Potensial Penjelasan dapat membantu


masalah untuk 2 1 2/3x1=0.6 mengurangi rasa takut
dicegah cukup

4 Menonjolnya Keluarga menyadari dengan


1 1 1/2x1=0.5
masalah- mematuhi diet yang
masalah tidak dianjurkan dapat mengrangi
perlu ditangani rasa khawatir Ny “T”
Jumlah 4.1
30

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi
Keluarga
Manajemen kesehatan keluarga Setelah dilakukan kunjungan 1. Berikan penjelasan pada keluarga tentang diet
tidak efektif berhubungan dengan rumah 3x diharapakan keluarga yang sesuai untuk penderita hipertensi yaitu diet
ketidakmampuan keluarga mampu memberikan perawatan rendah garam, rendah lemak dan kolesterol
merawat dalam mengenal pada Ny. T dengan kriteria hasil : 2. Anjurkan pada keluarga untuk mengkonsumsi
masalah anggota keluarga dengan 1. Adanya usaha untuk tidur makanan sesuai dengan diet hipertensi
hipertensi sesuai kebutuhan 3. Berikan penjelasan pada keluarga tentang diet
2. Periksa secara teratur ke yang sesuai untuk penderita hipertensi yaitu diet
pelayanan kesehatan rendah garam, rendah lemak dan kolesterol
3. Ungkapan Ny. T tidak takut 4. Anjurkan pada keluarga untuk jadwal tidur Ny. T
4. Wajah Ny. T tampak relaks 5. Anjurkan pada keluarga untuk mengkonsumsi
makanan sesuai dengan diet hipertensi
6. Anjurkan kepada keluarga memeriksakan Ny. T
secara teratur
7. Melatih dan mengajarkan senam hipertensi
31

4. CATATAN PERKEMBANGAN

No Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan Paraf


1 Manajemen kesehatan Selasa, 15 Maret 2022
keluarga tidak efektif S: Tripusa
berhubungan dengan Pukul 08.00 WIB
ketidakmampuan 1. Menganjurkan pada keluarga - Keluarga mengatakan sudah
keluarga merawat dalam memerikasakan Ny. T setiap minggu dan memahami tentang cara merawat
mengenal masalah minum obat secara teratur. keluarga dengan hipertensi
anggota keluarga dengan 2. Memberikan penjelasan pada keluarga dengan memperhatikan diet,
hipertensi tentang diet yang sesuai dengan hipertensi pola tidur dan kontrol secara
pada makanan yang diberikan Ny. T harus teratur
benar-benar rendah garam, mengurangi O :
makanan berlemak - Keluarga dapat
3. Menganjurkan pada keluarga untuk mengungkapkan kembali
mengatur pola tidur pada siang hari cara merawat keluarga
sebaiknya digunakan untuk istirahat hipertensi dengan
memperhatikan diet, pola
tidur dan kontrol teratur
- Makanan yang disajikan
untuk Ny. T sama dengan
anggota keluarga yang lain
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan Intervensi.
32

No Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan Paraf


2. Manajemen kesehatan Rabu, 16 Maret 2022
keluarga tidak efektif Pukul 10.00 WIB S: Tripusa
berhubungan dengan 1. Menganjurkan pada keluarga
ketidakmampuan memerikasakan Ny. T setiap minggu - Keluarga mengatakan sudah
keluarga merawat dalam dan minum obat secara teratur. memisahkan makanan Ny.
mengenal masalah 2. Memberikan penjelasan pada T dengan anggota keluarga
anggota keluarga dengan keluarga tentang diet yang sesuai - Ny. T mengatakan sudah
hipertensi dengan hipertensi pada makanan yang tidak takut lagi dengan
diberikan Ny. T harus benar-benar tensinya
rendah garam, mengurangi makanan
O:
berlemak - Makanan yangdisajikan untuk Ny.
3. Menganjurkan pada keluarga untuk T nasi, sayur asam,lauk tahu, tempe
mengatur pola tidur pada siang hari garing
sebaiknya digunakan untuk istirahat - Makanan untuk Ny. T dan anggota
keluarga yang lain tersendiri
- Wajah Ny. T tampak lebih relaks
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
33

No Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan Paraf

3. Manajemen kesehatan Kamis, 17 Maret 2022


keluarga tidak efektif S: Tripusa
berhubungan dengan Pukul 08.00 WIB
ketidakmampuan 1. Menganjurkan pada - Keluarga mengatakan sudah
keluarga merawat dalam keluarga memeriksakan Ny. T setiap memisahkan makanan Ny.
mengenal masalah minggu dan minum obat secara T dengan anggota keluarga
anggota keluarga dengan teratur. - Ny. T mengatakan sudah
hipertensi 2. Memberikan penjelasan pada tidak takut lagi dengan
keluarga tentang diet yang sesuai tensinya
dengan hipertensi pada makanan yang O :
diberikan Ny. T harus benar-benar - Makanan yang disajikan untuk Ny.
rendah garam, mengurangi makanan T nasi, sayur asam,lauk tahu,
berlemak tempe garing
3. Menganjurkan pada keluarga untuk - Makanan untuk Ny. T dan anggota
mengatur pola tidur pada siang hari keluarga yang lain tersendiri
sebaiknya digunakan untuk istirahat - Wajah Ny. T tampak lebih relaks
4. Melatih dan mengajarkan senam A : Tujuan tercapai
hipertensi P : Lanjutkan intervensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STASE KELUARGA DAN KOMUNITAS
TRIPUSA
NIM: 891211038

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK TAHUN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik/Materi : Hipertensi
Sasaran : Ny. T
Hari/Tgl : Kamis , 16 Maret 2022
Lokasi Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ny. T

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 30 menit, pasien dan
keluarga dapat memahami tentang Senam hipertensi
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga dapat:
a. Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
b. Menjelaskan Manfaat hipertensi
c. Mampu mempraktikkan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi
d. Menjelaskan hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi
C. Pokok Bahasan

Pengenalan Senam Hipertensi

D. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian senam Hipertensi/ Darah Tinggi


2. Manfaat Senam Hipertensi
3. Cara senam Hipertensi.
4. Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi
E. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

No. Kegiatan Penyuluhan Tugas Penyuluh Respon Audien Waktu


1. Pembukaan. a. Menyampaikan salam a. Menjawab salam 5 mnt
b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Menyampaikan tujuan c. Memberi respon
d. Kontrak waktu
e. Tes awal

2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan a. Mendengarkan 15 Mnt


pengertian Hipertensi dengan seksama
b. Menjelaskan Memberikan
pengertian senam Pertanyaan
hipertensi
c. Menjelaskan Manfaat
senam hipertensi
d. Mempraktikkan cara
senam hipertensi.
e. Hal hal yang perlu di
perhatikan
f. Tanya jawab.

3. Penutup a. Menarik kesimpulan a. Mendengarkan 5 mnt


b. Mengucap salam dan mencatat

penutup b. Menjawab salam.


F. Media Penyuluhan

Leaflet

G. Metode Penyuluhan

Ceramah dan diskusi

H. Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan Penyuluh
1) Penyuluh menyiapkan diri untuk membawakan materi yang
akan disampaikan kepada peserta penyuluhan.
2) Penyuluh mampu menyiapkan satuan acara penyuluhan (SAP)
b. Media
Media yang digunakan berupa leaflet
c. Peserta
1) Peserta bersedia mengikuti acara penyuluhan
2) Peserta penyuluhan merupakan pasien dengan penyakit Hipertensi
d. Tempat
Tempat penyuluhan berada dalam suasana yang nyaman dan kondusif
untuk mendukung pelaksanaan penyuluhan.
2. Proses
a. Penyuluhan membuat kontrak dengan peserta untuk waktu pelaksanaan
kegiatan penyuluhan.
b. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sejak awal hingga akhir kegiatan.
c. Penyuluh mampu menarik perhatian peserta terhadap materi yang
disampaikan.
d. Peserta diharapkan berperan aktif selama kegiatan penyuluhan.
e. Kegiatan penyuluhan berjalan secara sistematis.
3. Hasil
a. Penyuluh mampu memberikan materi penyuluhan yang telah dibuat
minimal 90% dari materi penyuluhan.
b. Peserta diharapkan mengerti mengenai materi penyuluhan minimal 90%
c. Saat penyuluh melakukan evaluasi kepada peserta diharapkan peserta
dapat memberikan umpan balik yang positif misalnya peserta dapat
menjawab pertanyaan penyuluh
d. Media dapat terdistribusi kepada peserta penyuluhan
I. Lampiran
1. Materi
2. Media yang digunakan (leaflet)
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Senam Hipertensi


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri (nadi) secar terus-menerus lebih dari
suatu periode.hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila
berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti,
2010). Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
danatau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg.
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut
sebagai borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tidak
membedakan usia dan jenis kelamin. Salah satu cara pemeliharaan kesegaran
jasmani dengan melakukan senam , karena dapat merangsang aktifitas kerja
jantung untuk melakukan perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang
yang melaksanakannya. Hal ini merupakan usaha preventif/pencegahan tujuannya
untuk meningkatkan jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh dalam
waktu tertentu.
B. Manfaat senam hipertensi
Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar lemak
yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan membentuk
otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: Pinggang, Paha, Pinggul, Perut
dan lain-lain. Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan,
daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya. Bila
seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat merupakan suatu
program penurunan berat badan.
C. Cara Senam Hipertensi

Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat. Untuk
itu,perlu Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya harus bertahap
dan tidakboleh memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas ringan dapat
dilakukan perlahan sesuai kemampuan.Menurut Niniek Soetini SSt Ft,
Fisioterapis Siloam Hospitals Surabaya, contoh latihan yang bisa diterapkan
setiap hari adalah sebagai berikut:

Pemanasan:
1. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama
dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan
sisi lain.
2. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan
posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan.
Rasakan tarikan bahu dan punggung.

Inti:
GERAKAN - GERAKAN TANGAN
1. Mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke samping, ke belakang
2. Gerakan tangan membuka dan menyilang
3. Mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke samping
4. Gerakan tangan meninju, ke depan, ke samping, ke atas, ke bawah, dan
menyilang
5. Gerakan mengayun satu tangan atau dua tangan
6. Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk, tangan menepuk paha,
bahu, dan lain sebagainya
7.

· GERAKAN - GERAKAN KAKI


1. Berjalan di tempat
2. Berbaris
3. Melangkah satu atau dua langkah
4. Melompat satu kaki atau dua kaki ke samping, ke depan, dan ke
belakang
5. Mengangkat lutut
6. Tendangan, ke belakang, ke depan, dan ke samping
7. Geraka cha cha cha
8. Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan lain sebagainya
Pendinginan:
1. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan
tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi
lainnya.
2. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping dengan
gerakansetengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan
ke sisi lainnya dan tahan dengan hitungan sama.

D. Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi


Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan senam secara rutin
dengan takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat
perhatian:
1. Jika kelebihan berat badan.
Seseorang yang mengalami kelebihan bobot badan, kemungkinan
mengalami hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat. Resiko itu akan
terus meningkat dengan bertambahnya bobot badan. Menurnkan bobot
badan merupakan strategi sangat efektif dlam mengatur pola hidup untuk
menormalkan tekanan darah. Bila kita berhasil menurunkan bobot badan
2,5 – 5 kg saja, tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5
mmHg. Penurunan bobot badan 10 kg dapat melipat duakan perbaikan ini.
2. Kurangi asupan natrium (sodium).
Ternyata, bila seseorang mendapat asupan garam secara berlebihan dalam
jangkawaktu lama kemungkinannya mengalami tekanan darah tinggi juga
lebih besar. Karena itu, kurangi asupan garam sampai kurang dari 2.300
mg (satu sendok teh) setiap hari. Dalam banyak penelitian diketahui,
pengurangan konsumsi garam menjadi setengah sendok teh per hari, dapat
menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan darah
diastolik sekitar 2,5 mmHg. Pengaruh ini kebanyakan terjadi pada para
lansia.
3. Usahakan cukup asupan kalium (potassium).
Kalium banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur. Mineral ini
menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang
terbuang bersama air kencing.Dengan setidaknya mengonsumsi buah-
buahan sebanyak 3 - 5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan
potasium yang cukup.
4. Batasi konsumsi alkohol.
Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para
peminum berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih
besar ketimbang mereka yang tidak minum-minuman beralkohol. Jelaslah,
kalau mereka menghilangkan kebiasaan tersebut, tekanan darahnya akan
turun.
LAMPIRAN
Senam hipertensi adalah
Salah satu cara
SENAM
pemeliharaan kesegaran HIPERTENSI
jasmani dengan
melakukan senam

TRIPUSA
1. Tekuk kepala ke samping, 891211038
lalu tahan hitungan 8-10, Manfaat Senam Hipertensi
lalu bergantian dengan sisi
1. Untuk meningkatkan daya
lain.
tahan jantung dan paru-
2. Tautkan jari-jari kedua paru serta membakar lemak
tangan dan angkat lurus ke yang berlebihan di tubuh SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
atas kepala dengan posisi 2. Meningkatkan daya tahan PONTIANAK
kedua kaki dibuka selebar tubuh TAHUN 2022

bahu. Tahan dengan 8-10


hitungan
GERAKAN - GERAKAN KAKI
1. Berjalan di tempat
2. Berbaris
3. Melangkah satu atau dua
langkah
4. Melompat satu kaki atau
dua kaki ke samping, ke
depan, dan ke belakang
5. Mengangkat lutut

1. Kedua kaki dibuka selebar bahu, 6. Tendangan, ke belakang,


ke depan, dan ke samping
lingkarkan satu tangan ke leher
7. Geraka cha cha cha
dan tahan dengan tangan
8. Gerakan menggeser kaki,
lainnya. Hitungan 8-10 kali
menyeret kaki, dan lain GERAKAN - GERAKAN TANGAN
2. Posisi tetap, tautkan kedua 1. Mengangkat tangan kedepan, ke
sebagainya atas, ke samping, ke belakang
tangan lalu gerakkan ke samping
2. Gerakan tangan membuka dan
dengan gerakan setengah menyilang
putaran. Tahan 8-10 kali hitungan 3. Mendorong dan memompa ke
depan, ke atas, dan ke samping
lalu arahkan tangan ke sisi 4. Gerakan tangan meninju, ke
lainnya dan tahan dengan depan, ke samping, ke atas, ke
bawah, dan menyilang
hitungan sama 5. Gerakan mengayun satu tangan
atau dua tangan
6. Tepukan, antara lain kedua
tangan menepuk, tangan
menepuk paha, bahu, dan lain
sebagainya

You might also like