Professional Documents
Culture Documents
Gadar Igd
Gadar Igd
6. Pemeriksaan Penunjang
a. X-ray menentukan lokasi atau luasnya fraktur
b. Scan tulang : mempelihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi
kerusakan jaringan lunak.
c. Arteriogram : dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan
vaskuler pada perdarahan; penigkatan lekosit sebagai respon terhadap
peradangan.
d. Kretinin : trauma otot menigkatkan beban kretinin untuk kliens ginjal
e. Profil koagulas : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi
darah atau cedera. (Amin Huda Nurarif, 2015)
7. Komplikasi
2) B: Breathing.
Setelah mengamankan airway maka selanjutnya kita harus menjamin
ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik meliputi fungsi paru – paru
yang baik, dinding dada dan diafragma. Beberapa sumber
mengatakan pasien dengan fraktur ekstremitas bawah yang
signifikan sebaiknya diberi high flow oxygen 15 / m lewat non –
breathing mask dengan resevoir bag.
3) C: Circulation.
Ketika mengevaluasi sirkulasi maka yang harus diperhatikan adalah
volume darah, pendarahan, dan cardiac output. Pendarah sering
menjadi permasalahan utama pada kasus patah tulang, terutama
patah tulang terbuka. Patah tulang ( fraktur) femur dapat
menyebabkan kehilangan darah dalam paha 3 – 4 unit darah dan
membuat syok kelas III. Menghentikan pendarahan yang terbaik
adalah menggunakan penekanan langsung dan meninggikan lokasi
atau ekstremitas yang mengalami pendarahan diatas level tubuh.
Pada patah tulang terbuka, penggunaan balut tekan steril umumnya
dapat menghentikan pendarahan.
4) D: Disability,
Menjelang akhir survey primer maka dilakukan evaluasi singkat
terhadap keadaan neurologis, yang dinilai disini adalah tingkat
kesadaran, ukuran dan reaksi pupii, tanda – tanda lateralisasi dan
tingkat cedera spinal.
5) E: Exposure
Pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya, seiring dengan cara
mengguntig, guna memeriksa dan evaluasi pasien. Setelah pakaina
dibuka, penting bahwa pasien diselimuti untuk mencegah hipotermia
pada pasien.
Pemeriksaan tambahan pada pasien trauma musculoskeletal seperti
fraktur adalah imobilisasi patah tulang yang berttujuan untuk
meluruskan ekstremitas yang cedera dalam posisi seanatomis
mungkin dan mencegah gerakan yang berlebihan pada daerah
fraktur. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan traksi untuk
meluruskan ekstremitas dan dipertahankan dengan alat imobilisasi,
pemakaian bidai yang benar akan membantu menghentikaan
pendarahan, mengurangi nyeri, dan mencegah kerusakan jaringan
lunak lebih lanjut. Pada fraktur femur dilakukan imobilisasi
sementara dengan traction splint. Pada cedera lutut pemakaian long
leg splint atau gips dapat membantu kenyamanan dan stabilitas.
b. Survey Secondary
Bagian dari survey secondary pada pasien cedera muskoluskeletal
adalah anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tujuan dari survey secondary
adalah mencari cedera lain yang mungkin terjadi pada pasien sehingga
tidak satupun terlewat dan tidak terobati.
Apabila pasien sadar dan dapat bicara maka kita harus mengambil
riwayat AMPLE dari pasien yaitu, Allergies, Mediaction, Past Medical
History, Last Ate and Even ( kejadian, atau mekanisme kecelakaan).
Mekanisme kecelakaan penting untuk ditanyakan untuk mengetahui dan
memperkirakan cedera apa yang yang dimiliki oleh pasien, terutama jika
kita masih curiga ada cedera yang belum diketahui saat primary survey.
Selain riwayat AMPLE, penting juga untuk mencari informasi mengenai
penanganan sebelum pasien sampai dirumah sakit.
Pemeriksaan fisik pasien, beberapa hal penting yang penting untuk
dievaluasi adalah: kulit yang melindungi pasien dari kehilangan cairan
dan infeksi, fungsi status neuromuscular, status sirkulasi, dan integritas
ligamentum dan tulang. Cara pemeriksaan dapat dilakukan dengan Look,
Feel, Move.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan Trauma
Muskuloskeletal sesuai dengan hasil pengkajian keperawatan adalah (Tim
Pokja PPNI, 2017) :
a) Nyeri Akut (D.0077)
b) Gangguan Mobilitas Fisik (D0054)
c) Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0129)
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri (PQRST):
- P : profokatif, paliatif, pencetus
Klien merasa nyeri di kaki kiri sejak 1 hari yang
lalu, klien terjatuh saat turun dari tangga. Klien
merasa kakinya terkilir, terasa sangat nyeri
tetapi masih dapat dikontrol oleh klien.
Klien mengatakan tidak bisa berjalan karena nyeri
pada kakinya
- Q : Kualitatif/kuantitatis
Sifat sangat nyeri, tetapi masih bisa dikontrol dengan
mengusap-usap daerah sekitar lokasi nyeri
- R : Regional
Lokasi nyeri pada daerah punggung kaki kiri
- S : Skala
Skala nyeri 8 (nyeri berat, sangat nyeri tetapi masih
bisa dikontrol oleh klien)
- T : Timing
Nyeri ketika klien menggerakkan kaki kirinya, durasi
nyeri panjang bila klien menggerak-gerakkan kaki
kirinya dan ketika untuk berjalan. Nyeri masih bisa
dikontrol dengan mengusap-usap daerah sekitar
lokasi nyeri
PF Head to Toe : - Kepala : rambut bersih, tidak ada luka maupun bekas
trauma
- Mata : penglihatan masih jelas, conjungtiva pucat,
ekspresi wajah tampak menahan nyeri.
- Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung
- Mulut : bibir tampak pucat
- Leher : leher teraba dingin, tidak terdapat
pembesaran kelenjar gondok
- Thorak:
Inspeksi : nafas cepat, tidak ada cidera
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kulit teraba
dingin
Perkusi : sonor, tidak ada nyeri ketok
Auskultasi : tidak ada whezing/ronchi, irama
jantung teratur, cepat, tidak ada galop
- Abdoment :
Inspeksi: pucat, tidak ada acites, tidak ada cidera
Auskultasi: bising usus normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kulit teraba
dingin, tidak ada defans muskuler
Perkusi : timpani, tidak ada nyeri ketok
- Pelvis : Tidak ada tanda tanda cidera/jejas
- Extremitas : Ekstrimitas atas gerakan normal tidak
ada nyeri, denyut arteri radialis teraba, terpasang
infus Ringer Laktat 20 tetes/menit di tangan
kiri. Extremitas bawah kanan gerak normal, tidak ada
nyeri gerak. Ekstrimitas bawah kiri ada fraktur pada
digital V metacarpal sinistra, klien mengatakan nyeri
bila digerakkan, klien merasa sangat nyeri bila untuk
berjalan kaki, punggung kaki kiri tambah bengkak.
Penjahitan Luka : - Tidak ada jahitan luka
Rencana Rujukan : -
Rencana : - Rawat inap biasa, rencana Operasi tanggal 24 Mei
OK/ICU/Rawat 2022
Inap Biasa
No Hari/Tgl
Implementasi Evaluasi
Dx /Jam
1 Senin - Mengkaji nyeri secara S :
23-05-22 komprehensif meliputi lokasi, - Klien mengatakan nyeri pada
Jam 14.00 karakteristik durasi, frekuensi, punggung kaki kiri
keparahan nyeri dan factor - Klien mengatakan kakinya
pencetus nyeri bila untuk berjalan.
- Menganjurkan kepada pasien - Skala nyeri 7
untuk relaksasi saat nyeri O:
mulai muncul - Ekspresi wajah nampak
- Meminta persetujuan tindakan menahan nyeri
medik pemasangan infus dan - Oedem pada punggung kaki
injeksi kiri
- Melaksanakan kolaborasi - Seluruh permukaan tubuh
dengan dokter untuk teraba hangat
pemberian analgetik - T : 120/90mmHg
- Meminta persetujuan kepada - S : 37˚Celcius
keluarga dan klien tindakan - N : 96 x/mnt
pemasangan bidai - Hasil Rogten : fraktur pada
- Melaksakan pemasangan bidai digital V metacarpal
padatelapak kaki kiri sampai sinistra
ke tumit. A : Nyeri Akut Teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
P : Lanjutkan Intervensi
6. Monitor klien
- Klien tampak tenang
- TTV
TD : 110/70
N : 80 x/m
T : 36.8
RR : 16 x/m
- Nyeri berkurang setelah diberikan intervensi
Nyeri (PQRST):
- P : profokatif, paliatif, pencetus
Klien merasa nyeri di paha kanan post KLL Klien
pasien tertabrak dan terjatuh dari sepeda motornya,
terasa sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh
klien. Klien mengatakan tidak bisa berjalan karena
nyeri pada kakinya
- Q : Kualitatif/kuantitatis
Kualitas seperti di tusuk-tusuk, sifat sangat nyeri.
- R : Regional
Lokasi nyeri pada daerah paha kanan.
- S : Skala
Skala nyeri 7 (Sangat nyeri tetapi masih bisa
dikontrol oleh klien)
- T : Timing
Nyeri ketika klien menggerakkan kaki kirinya, durasi
nyeri panjang bila klien menggerak-gerakkan kaki
kanannya . Nyeri masih bisa dikontrol dengan
mengusap-usap daerah sekitar lokasi nyeri
PF Head to Toe : - Kepala : rambut bersih, tidak ada luka maupun bekas
trauma
- Mata : penglihatan masih jelas, conjungtiva pucat,
ekspresi wajah tampak menahan nyeri.
- Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung
- Mulut : bibir tampak pucat
- Leher : leher teraba dingin, tidak terdapat
pembesaran kelenjar gondok
- Thorak:
Inspeksi : nafas cepat, tidak ada cidera
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kulit teraba
dingin
Perkusi : sonor, tidak ada nyeri ketok
Auskultasi : tidak ada whezing/ronchi, irama
jantung teratur, cepat, tidak ada galop
- Abdoment :
Inspeksi: pucat, tidak ada acites, tidak ada cidera
Auskultasi: bising usus normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kulit teraba
dingin, tidak ada defans muskuler
Perkusi : timpani, tidak ada nyeri ketok
- Pelvis : Tidak ada tanda tanda cidera/jejas
- Extremitas : Ekstrimitas atas gerakan normal ada
nyeri, denyut arteri radialis teraba, terpasang infus
Ringer Laktat 20 tetes/menit di tangan
kiri. Extremitas bawah kiri gerak normal, tidak ada
nyeri gerak. Ekstrimitas bawah kanan ada fraktur
pada femur dextra, klien mengatakan nyeri bila
digerakkan, klien merasa sangat nyeri bila untuk
berjalan kaki, paha kanan tambah bengkak.
Penjahitan Luka : - Tidak ada jahitan luka
Rencana Rujukan : -
Rencana : - Rawat inap biasa, rencana Operasi tanggal 25 Mei
OK/ICU/Rawat 2022
Inap Biasa
No Hari/Tgl
Implementasi Evaluasi
Dx /Jam
1 Selasa - Mengkaji nyeri secara S :
24-05-22 komprehensif meliputi lokasi, - Klien mengatakan nyeri pada
Jam 18.00 karakteristik durasi, frekuensi, paha kanan
keparahan nyeri dan factor - Klien mengatakan kakinya
pencetus nyeri bila untuk berjalan.
- Menganjurkan kepada pasien - Skala nyeri 7
untuk relaksasi saat nyeri O:
mulai muncul - Ekspresi wajah nampak
- Meminta persetujuan tindakan menahan nyeri
medik pemasangan infus dan - Oedem pada paha kanan
injeksi - T : 120/80mmHg
- Melaksanakan kolaborasi - S : 37˚Celcius
dengan dokter untuk - N : 84 x/mnt
pemberian analgetik - Hasil Rogten : fraktur pada
- Meminta persetujuan kepada Femur Dextra
keluarga dan klien tindakan - Terpasang bidai d paha kanan
pemasangan bidai A : Nyeri Akut Teratasi sebagian
- Melaksakan pemasangan bidai P : Lanjutkan Intervensi
pada paha kanan
Selasa - Mengkaji kemampuan klien S :
2 24-05-22 dalam mobilisasi - Klien mengatakan masih
Jam 18.30 - Mengajarkan klien bagaimana nyeri bila umtuk beraktifitas
merubah posisi dan berikan bergerak
bantuan jika diperlukan - Klien mengatakan bila
berjalan dibantu oleh
keluarganya.
- Klien paham apa yang
dianjurkan perawat tetntang
cara merubah posisi
O:
- Aktifitas klien dibantu oleh
keluarganya ketika klien
datang ke IGD
- Klien hanya bisa mirang-
miring diatas tempat tidur
- Kaki kanan terpasang bidai
- Tidak ada kebiruan
A : Masalah Hambatan mobilitas
fisik belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
6. Monitor klien
- Klien tampak tenang
- TTV
TD : 120/80
N : 84 x/m
T : 37
RR : 18 x/m
- Nyeri berkurang setelah diberikan intervensi
- Terpasang bidai