Professional Documents
Culture Documents
SFDVXVXCV
SFDVXVXCV
Oleh :
Ucok Daniel Sinaga
270110170120
Kelas A
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
SUMEDANG
2020
Pendahuluan
Palynology adalah salah satu teknik mikro-palaeontologis yang dapat
memberikan petunjuk untuk interpretasi lingkungan pengendapan(Muller, 1959;
Haseldonckx, 1974; Birks and Birks, 1980). Di Indonesia studi ini digunakan
untuk mendukung program pemetaan kuarter dan di Malaysia telah ditetapkan
sebagai salah satu teknik laboratorium umum di Divisi Geologi Kuarter Survey
Geologi Malaysia.
Studi lapangan Divisi Kuarter Survei Geologi Malaysia dilakukan di Perak
Bawah (pantai barat Semenanjung Malaysia) dan Kelantan (pantai timur). Lokasi
wilayah studi ditunjukkan pada gambar 1. Dalam kerangka kerja proyek ini,
kandungan polen dari sekitar 70 sampel diselidiki. Berikut ini adalah diskusi dari
beberapa diagram polen yang dipilih. Diagram ini disajikan di sini sebagai contoh
kegunaan palynology dalam menggambarkan lingkungan pengendapan dataran
rendah tropis pada zaman Kuarter Akhir.
Presentasi Hasil
Hasil investigasi palynologi dapat dicatat dalam bentuk diagram polen. Dalam
diagram yang disajikan kolom pertama menunjukkan litologi tempat pengambilan
sampel. Kedalaman direkam dalam meter di bawah permukaan. Selanjutnya
datang nomor sampel, pollensum dan "kelas pollen". Pollensum mencakup semua
polen yang dihitung dalam sampel tertentu. Frekuensi polen dari berbagai taksa
dinyatakan sebagai persentase dari pollensum. Kelas polen ”harus dianggap
sebagai indikasi jumlah polen dalam sampel.
Lima kelas polen dibedakan:
If-Barren no pollen
l—very poor 0—15 pollen grains per slide
2—poor 16—50 pollen grains per slide
3—moderately rich 51 —150 pollen grains per slide
Erich > 150 pollen grains per slide
Diagram B berasal dari lubang bor sekitar 30 km sebelah Selatan Kota Bharu,
Kelantan. Sampel berasal dari lapisan gambut yang agak padat yang berada di
bawah dan di atas oleh endapan iluviatile. Analisis Pollen mengungkapkan bahwa
gambut terbentuk di lingkungan bakau: > 90 spesies bakau, kaya akan polen
(terutama polen kelas 4), variasi spesiesnya rendah dan hanya sedikit spora yang
ada. Sampel KBK 13 dan 7 dari diagram B mencerminkan permulaan dan
penarikan air garam dan ditandai dengan (sangat) nilai tinggi untuk spesies
transisi (terutama Oncosperma), persentase terbatas polen mangrove, dan nilai
lebih tinggi untuk spesies air tawar dan spora. Sayangnya, sampel KBK 14, yang
berasal dari lumpur lempung fiuviatile, tandus terhadap polen.