You are on page 1of 11

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Teori Belajar Sosial

Dosen Pengampu :

Andiyanto, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Nico wahyu saputra


Danu Setiawan

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualikum WR.WB

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Teori Belajar Sosial ” ini dengan lancar.

Makalah ini ditulis dari penyusunan materi-materi yang penulis peroleh dari
informasi media massa. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah ikut hadir dalam penyusunan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi informasi bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita khususnya bagi penulis.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna , maka penulis mengaharapkan
krtik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini menuju arah yang
lebih baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb

13 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian teori belajar sosial ............................................... 3


B. Prinsip teori belajar sosial ..................................................... 4
C. kelemahan dan kelebihan teori belajar social........................ 5
D. Penerapan teori belajar sosial ................................................ 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 7
B. Saran ..................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah-ubah, idealnya
pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi
sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan
membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan
dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan
datang. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya
mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi
pendidikan yang memberi pengalaman bagi peserta didik menyelesaikan
masalah- masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses belajar mengajar semestinya peserta didik tidak
dijadikan layaknya penonton yang hanya duduk manis dan siap
mendengarkan tentang ilmu pengetahuan dan informasi dari sang guru.
Namun lebih dari itu seorang guru dituntut untuk mampu menciptakan
suasana yang memungkinkan peserta didik aktif menemukan, memproses
dan mengkontruksi ilmu pengetahuan dan keterampilan baru.
Bentuk belajar sosial Albert Bandura adalah individu mengolah
sendiri pengetahuan atau informasi yang diperoleh dari pengamatan model
di sekitar lingkungan. Individu mengatur dan menyusun semua informasi
dalam kode-kode tertentu. Proses penyusunan setiap kode dilakukan
berulang-ulang, sehingga individu kapan saja dengan tepat dapat memberi
tanggapan aktual. Proses belajar seperti ini adalah sangat efektif untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan individu karena belajar
adalah keseluruhan aktivitas manusia yang mencakup segala proses yang
saling mempengaruhi antara organisme yang hidup dalam lingkungan
sosial dan fisik.
Proses belajar mengajar dengan menerapkan cara belajar sosial,
bukan merupakan pendekatan proses belajar mengajar yang baru,

1
2

melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan.


Adapun yang dimaksud dengan menerapkan cara belajar sosialdalam
prosesbelajar mengajar adalah belajar dengan yang memanfaatkan
lingkungan sosial sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana
belajar. Proses belajar mengajar tidak terbatas pada empat dinding kelas.
Guru dan siswa terlibat dalam berbagai kegiatan belajar mengajar dengan
mengembangkan pemahaman pada belajar melalui berbuat, bukan belajar
melalui membaca belaka.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang didapat adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian teori belajar sosial?
2. Apa saja prinsip teori belajar social?
3. Apa kelemahan dan kelebihan teori belajar sosial?
4. Bagaimana penerapan teori belajar social pada pembelajaran?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalh adalah sebagi berikut :
1. Untuk mengetahui Apa pengertian teori belajar sosial
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan teori belajar sosial
3. Untuk mengetahui penerapan teori belajar social pada pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian teori belajar sosial


Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura
(1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teoriteori
belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada efek-efek
dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal.
Teori belajar sosial adalah teori belajar yang mengedepankan
perubahan perilaku melalui proses pengamatan. Teori ini menganggap
bahwa harus ada pemodelan yang nantinya bisa dijadikan pengamatan oleh
individu yang sedang belajar. Sebenarnya, teori belajar ini merupakan
bentuk pengembangan dari teori belajar behavioristik, di mana tujuan
utamanya menekankan pada perubahan perilaku.
Bandura yakin bahwa tindakan mengamati memberikan ruang bagi
manusia untuk belajar tanpa berbuat apapun. Manusia belajar dengan
mengamati perilaku orang lain. Vicarious learning adalah pembelajaran
dengan mengobservasi orang lain. Fakta ini menantang ide behavioris
bahwa faktor-faktor kognitif tidak dibutuhkan dalam penjelasan tentang
pembelajaran. Bila orang dapat belajar dengan mengamati, maka mereka
pasti memfokuskan perhatiannya, mengkonstruksikan gambaran,
mengingat, menganalisis, dan membuat keputusan-keputusan yang
mempengaruhi pelajaran. Bandura percaya penguatan bukan esensi
pembelajaran. Meski penguatan memfasilitasi pembelajaran, namun bukan
syarat utama. Pembelajaran manusia yang utama adalah mengamati
model-model, dan pengamatan inilah yang ters menerus diperkuat.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan, yaitu:
- Pembbelajaran melalui penegamatan yang terjadi melalui kondisi
yang dialami orang lain. Contohnya, seorang pelajar melihat
temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya,
maka ia kemudianmeniru melakukan perbuatan lain yang

3
4

tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan


contoh dari pengamatan melalui pujian orang lain
- Pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model. Model
tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita
juga dapat menggunakan seorang pemeran atau visualisasi tiruan
sebagai model
Teori belajar social merupakan pandangan yang menekankan
kombinasi tingkah laku, lingkungan, dan kognisi sebagai factor utama
dalam perkembangan. Proses pembelajaran semacam ini disebut
”observational learning” atau pembelajaran melalui pengamatan.
Sebagai contoh, orang tua adalah model bagi anaknya, pengajar adalah
model bagi peserta didiknya, pemimpin adalah panutan bawahannya,
dan tokoh masyarakat adalah panutan bagi masyarakat. Hal ini berarti
bahwa perilaku yang terbentuk dalam diri anak, peserta didik dan
masyarakat identic dengan perilaku yang ditampilakn oleh para tokoh
atau model tersebut

B. Prinsip Teori Belajar Sosial


1. Determinis resiprokal
Maksud determinis resiprokal adalah konsep keterkaitan secara bolak-
balik antara lingkungan dan perilaku. Menurut Bandura, perilaku
seseorang bisa dibentuk oleh lingkungan. Senada dengan hal itu,
lingkungan juga bisa dibentuk oleh perilaku manusia di sekitarnya.
2. Beyond reinforcement
Bahawa setiap tingkah laku tidak selalu menggunakan penguatan
dalam pembentukannya. Menurut Bandura, reinforcement atau
penguatan buakan satu-satunya sebagai pembentuk tungkah laku.
Karena baginya orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan
mengamati kemudian mengulangi apa yang diamatinya.
5

3. Kognisi dan self regulation


Bandura menempatkan manusia sebagai orang yang dapat mengatur
dirinya sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan
cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif,
mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.

C. Kelebihan dan kelemahan teori belajar sosial


1. Kelemahan teori belajar social
Teori belajar sosial Albert Bandura sangat sesuai
jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena teknik
pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan perilaku dan
adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam
mendalami sesuatu yang ditiru.Selain itu juga, jika manusia belajar
atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan
(modeling), sudah pasti terdapat individu yang menngunakan teknik
peniruan ini juga akan meniru tingkah laku akan meniru tingkah laku
yang negative, termasuk perlakuan yang tidak diterima masyarakat
2. Kelebihan teori belajar social
Teori belajar social Albert Bandura lebih lengkap dari
teori sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan
dan erilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang
tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-
mata reflex atas stimulus, melainkan juga atas reaksi yang timbul
akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada
perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation
(peniruan). Selain itu pendekatan belajar social menekankan
pentngnya perhatian empiris dalam mempelajari perkembangan
anak-anak. Penelitian ini berfokus pada perkembangan anak-anak
factor social dan kognitif
6

D. Penerapan teori belajar social pada pembelajaran


Bandura percaya bahwa segala sesuatu yang dapat dipelajari
melalui pengalaman langsung juga bisa dipelajari secara tidak langsung
melalui observasi. Bandura juga percaya bahwa model akan sangat
efektif apabila dilihat sebagai seseorang yang memiliki kehormatan,
kompetensi, status tinggi atau kekuasaan. Dan dalam hal ini sebagian
besar guru memiliki kriteria tersebut sehingga dapat menjadi model
yang berpengaruh besar. Guru dapat menjadi model untuk suatu
keahlian, strategi pemecahan masalah,dan kreativitas. Guru juga dapat
menjadi modeltindakan, yang akan diinternalisasi siswa dan karenanya
menjadi standar evaluasi diri.
Dalam proses pembelajaran menurut teori sosial Albert
Bandura, seorang guru harus dapat menghadirkan model yang baik.
Model yang baik harus dapat mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap pembelajar sehingga dapat memberi perhatian kepada si
pembelajar. Model disini tidak harus dari guru, namun tergantung
apa yang akan diajarkan. Teori sosial belajar ini cocok untuk
mengajarkan materi yang berupa aspek psikomotorik dan
afektif,karena pembelajar langsung dapat memperhatikan, mengingat
dan meniru dari model yang dihadirkan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori belajar sosial adalah teori belajar yang mengedepankan
perubahan perilaku melalui proses pengamatan. Teori ini menganggap
bahwa harus ada pemodelan yang nantinya bisa dijadikan pengamatan oleh
individu yang sedang belajar. Sebenarnya, teori belajar ini merupakan
bentuk pengembangan dari teori belajar behavioristik, di mana tujuan
utamanya menekankan pada perubahan perilaku.
B. Saran
Dalam teori belajar ini guru harus bisa menjadi role model yang
baik bagi peserta didiknya.

7
Daftar Pustaka

Nawawie Imam. (2022). Teori belajar social albert bandura. Diakses dari
https://www.scribd.com/doc/307673233/Teori-Belajar-Sosial-Albert-
Bandura-Makalah pada 13 november 2022
Lesilolo, Herli Janet., (2018). Penerapan teori belajar sosial albert bandura
dalam proses belajar mengajar di sekolah. Institut Agama Kristen Negeri
Ambon : file:///C:/Users/user/Downloads/67-90-1-SM.pdf

You might also like