You are on page 1of 4

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : TAP


Kode Mata Kuliah : EKMA4500
Nama : Annisa Wiliyanti
NIM : 042147236
UPBJJ : Bandung

PT. TRI STAR, Tbk.

TRI STAR COMPANY merupakan perusahaan sepatu dan sandal raksasa yang berpusat di kota Frankfurt, Jerman dan telah
beroperasi sejak tahun 1975. Perusahaan sepatu raksasa ini mengawali usahanya dengan memasarkan produk di Jerman
dan selanjutnya merambah negara lain di Eropa seperti Italia, Belanda, Perancis, dll. Pada tahun 1986, perusahaan secara
resmi mengoperasikan empat unit bisnis internasional yaitu Tri Star Eropa, Tri Star Asia Pasifik-Afrika, Tri Star Amerika Latin,
dan Tri Star Amerika Utara. Saat ini, perusahaan telah melayani konsumen di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas
produksi di 26 negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual lebih dari 10 miliar pasang sepatu.

Di Indonesia, pengoperasian penjualan sepatu Tri Star dijalankan oleh PT. Tri Star Sepatu & Sandal, Tbk. Pada tahun 1993,
pabrik pertama Tri Star Indonesia resmi beroperasi di kota Sidoarjo untuk melayani pasar Indonesia dan beberapa negara
Asean. Sesuai dengan budaya Asia yang mengenakan sandal, PT. Tri Star Sepatu & Sandal mengembangkan lini
produksinya berupa sandal, baik sandal pria, wanita, maupun anak-anak. Sebelum tahun 1998, status Tri Star di Indonesia
adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Tri Star menjual melalui
para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Namun, sistem penjualan tersebut diubah pada 1 Januari 1998, yaitu
ketika PT. Tri Star Sepatu & Sandal Indonesia menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dengan
demikian, sampai saat ini, distribusi produk-produk perusahaan dari pabrik dapat dilakukan dengan melibatkan langsung toko-
toko pengecer (retailer) yang akan menjual produk langsung kepada konsumen.

Sejak pertama kali didirikan, PT. Tri Star Indonesia selalu berusaha untuk melayani semua kelompok pembeli, mulai dari anak-
anak, remaja, maupun pria dan wanita dewasa. PT. Tri Star memproduksi jenis sepatu yang berbeda-beda untuk setiap
kelompok pembeli tersebut. Untuk memperkuat posisinya di setiap segmen pasar tersebut, PT. Tri Star menetapkan merek
yang berbeda-beda, yaitu merek Sweetkids untuk sepatu anak-anak, Teentop untuk sepatu remaja, Annrose untuk sepatu
wanita dewasa, dan Manz untuk sepatu pria dewasa.

Walaupun strategi PT. Tri Star adalah melayani semua kelompok pembeli tersebut, tetapi PT. Tri Star memiliki produk andalan
yaitu produk sepatu wanita dewasa. Sepatu wanita Tri Star ini didesain agar nyaman dikenakan anak dengan sol yang ringan,
bahan berkualitas tinggi yang lembut di kulit sehingga tidak sakit ketika dikenakan. Oleh karena itu, harga yang ditawarkan pun
termasuk harga yang relatif mahal yang ditujukan untuk golongan menegah keatas. Namun demikian, tingkat penjualan
produk-produk sepatu wanita Tri Star saat ini berada pada posisi yang paling menggembirakan dimana pertumbuhan
penjualan meningkat dengan pesat. Pada tahap ini, konsumen telah menyadari adanya produk yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan mereka sehingga melakukan pembelian. Pada tahap ini, pesaing-pesaing juga sudah mulai memasuki pasar
dengan membuat produk sejenis karena menyadari potensi laba dari produk tersebut. Namun, PT. Tri Star selalu berusaha
untuk mempertahankan posisinya dengan selalu membuat desain-desain baru setiap enam bulan.

Untuk mempertahankan usahanya, PT. Tri Star Indonesia berusaha untuk meningkatkan penjualan dengan meningkatkan
efisiensi produksi sehingga dapat menghasilkan produk dengan biaya yang lebih efisien. Salah satu cara yang akan ditempuh
adalah dengan membeli mesin otomatis untuk membuat desain sepatu, membuat pola, sekaligus menggunting bagian atas
sepatu. Para pegawai selanjutnya tinggal menyatukan bagian atas sepatu dengan sol sepatu menggunakan mesin manual
yang sudah ada. Harga mesin tersebut adalah Rp500.000.000,00 dengan taksiran umur ekonomis selama 5 tahun dengan
nilai sisa sebesar Rp30.000.000,00 pada akhir tahun umur ekonomis berdasarkan perhitungan metode penyusutan garis lurus.
Mesin ini diharapkan mampu memberikan laba setelah pajak sebesar Rp120.000.000,00 per tahun selama lima tahun. Pihak
manajemen harus menentukan apakah pembelian mesin tersebut menguntungkan atau tidak bagi perusahaan dengan tingkat
bunga yang relevan adalah 15%.

Seiring dengan rencana pembelian mesin baru tersebut, perusahaan juga harus mempersiapkan tenaga kerja yang akan
menangani operasional mesin otomatis tersebut. Untuk mendukung operasi mesin baru, perusahaan memerlukan tenaga
kerja-tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus terhadap pengoperasian mesin. Permasalahan yang harus dipecahkan
di awal adalah menentukan sumber perekrutan karyawan, apakah diambil dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan.
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan metode rekrutmen yang paling sesuai bagi perusahaan. Menurut Manajer
HRD, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika mencari orang-orang lama yang berkompetensi baik untuk menempati
posisi karyawan untuk mengoperasikan mesin yang baru. Apabila menggunakan orang-orang baru dari luar perusahaan, maka
akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Orang-orang lama terbukti mempunyai loyalitas yang tinggi yang telah
mendukung perusahaan selama ini sehingga mereka layak untuk mendapatkan posisi yang lebih baik. Orang-orang lama ini
akan dianalisis dan dievaluasi untuk menilai kemampuan mereka menempati posisi baru. Seleksi awal yang akan dilakukan
adalah menilai komitmen, kedisiplinan, dan masa kerja karyawan. Setelah terpilih, para calon karyawan tersebut akan diberi
pelatihan terlebih dahulu mengenai pengoperasian mesin tersebut karena mesin yang dibeli adalah mesin otomatis sehingga
memerlukan keterampilan dalam menjalankan komputer. Dalam pemberian upah karyawan mesin baru tersebut, perusahaan
akan mengutamakan pada keadilan pengupahan dengan melihat struktur upah saat ini dan hubungan antar jabatan di dalam
perusahaan. Artinya, karyawan yang memiliki level lebih tinggi tentu saja akan menerima upah lebih besar daripada karyawan
dengan level di bawahnya.

Berdasarkan kasus PT. Tri Star Indonesia, maka analisislah pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. a. Jelaskan sumber pengisian lowongan karyawan yang digunakan oleh PT. Tri Star untuk posisi karyawan mesin baru!
Uraikan jawaban Saudara!
b. Jelaskan metode rekrutmen/cara pengisian lowongan karyawan untuk mesin baru tersebut. Uraikan jawaban
Saudara!
c. Jelaskan jenis keadilan pengupahan yang diterapkan perusahaan untuk karyawan mesin baru! Uraikan jawaban
Saudara!

2. Tentukan apakah mesin baru tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode NPV dengan tingkat
bunga yang relevan adalah 15% per tahun! Uraikan jawaban Saudara!

Jawaban

1A. Sumber pengisian lowongan karyawan yang digunakan oleh PT. Tri Star adalah melalui sumber
internal. Pada dasarnya, lowongan jabatan dapat diisi secara internal melalui tiga cara, yaitu
1) melalui transfer, yaitu mentransfer seorang karya wan dari satu jabatan ke jabatan lain yang
serupa dalam satu perusahaan;
2) melalui promosi, yaitu mempromosikan seorang karyawan dari suatu jabatan yang lebih
rendah ke jabatan yang lebih tinggi tingkatannya;
3) melalui peningkatan (upgrading), yaitu meningkatkan level pendidikan atau keahlian seorang
karyawan yang pada saat ini memegang jabatan.
Cara yang dilakukan oleh HRD PT Tri Star adalah dengan metode transfer. Menurut Manajer HRD,
akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika mencari orang-orang lama yang berkompetensi baik
untuk menempati posisi karyawan untuk mengoperasikan mesin yang baru. Apabila menggunakan
orang-orang baru dari luar perusahaan, maka akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Orang-orang lama terbukti mempunyai loyalitas yang tinggi yang telah mendukung perusahaan
selama ini sehingga mereka layak untuk mendapatkan posisi yang lebih baik.

1B. Seleksi awal yang akan dilakukan adalah menilai komitmen, kedisiplinan, dan masa kerja
karyawan. Setelah terpilih, para calon karyawan tersebut akan diberi pelatihan terlebih dahulu
mengenai pengoperasian mesin tersebut karena mesin yang dibeli adalah mesin otomatis sehingga
memerlukan keterampilan dalam menjalankan komputer. Dalam pemberian upah karyawan mesin
baru tersebut, perusahaan akan mengutamakan pada keadilan pengupahan dengan melihat struktur
upah saat ini dan hubungan antar jabatan di dalam perusahaan. Artinya, karyawan yang memiliki level
lebih tinggi tentu saja akan menerima upah lebih besar daripada karyawan dengan level di bawahnya.

1C. Upah yang diberikan sesuai dengan level jabatan. Untuk karyawan dengan level jabatan lebih
tinggi akan mendapat upah yang lebih tinggi.

2. Diketahui :
Harga Perolehan = Rp 500.000.000
Nilai Residu = Rp 30.000.000
Umur Ekonomis = 5 tahun
Bunga = 15%
Laba Yang Diharapkan = Rp 120.000.000
Ditanya ; apakah mesin baru tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode NPV
dengan tingkat bunga yang relevan adalah 15% per tahun ?
Jawab :
Penyusutan per tahun = (harga perolehan – nilai sisa) / usia ekonomis
Penyusutan per tahun = (500.000.000 – 30.000.000) / 5 = Rp 94.000.000

Kas masuk bersih dari tahun 1-5 = Rp 500.000.000 + Rp 94.000.000 = Rp 594.000.000


PV kas masuk tahun 1 = 594.000.000 / (1 + 0,15)1 = 561.521.739
PV kas masuk tahun 2 = 594.000.000 / (1 + 0,15)2 = 258.260.869
PV kas masuk tahun 3 = 594.000.000 / (1 + 0,15)3 = 172.173.913
PV kas masuk tahun 4 = 594.000.000 / (1 + 0,15)4 = 129.130.435
PV kas masuk tahun 5 = 594.000.000 / (1 + 0,15)5 = 103.304.348
———————— +
1.224.391.309
PV nilai sisa di tahun ke 5 = 30.000.000 / (1+0,15)5 = 5.217.319
NPV = -500.000.000 +1.224.391.309 + 5.217.319 = +729.608.700
Dengan demikian, karena NPV bernilai positif, maka berarti mesin tersebut menguntungkan sehingga
keputusannya adalah dibeli

You might also like