Professional Documents
Culture Documents
LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah Revisi (IDA ROYANI)
LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah Revisi (IDA ROYANI)
memahami
metode-metode
pembelajaran
yang
menyenangkan
dan menjadikan
pembelajaran
berpusat pada
siswa.
c. guru belum
terbiasa
menyiapkan LKS
atau LDS,
sehingga metode
diskusi ataupun
eksperimen belum
terbiasa dimulai.
Padalah, jika guru
memulai
menerapkan
kedua metode
tersebut, tentulah
siswa akan
menjadi lebih aktif
dan semangat
dalam KBM.
3. Guru belum
memanfaatkan media
pembelajaran secara
maksimal. Hal ini
dikarenakan:
a. guru masih
terbatas
pengetahuan dan
keterampilannya
terhadap media-
media berbasis
TIK.
b. beberapa alat
laboratorium
belum tersedia
namun guru
belum berupaya
untuk membuat
media sederhana.
c. Belum tercipta
koordinasi antara
guru dan siswa
untuk bisa
mempersiapkan
media-media
sederhana.
Padahal pasti ada
media-media
sederhana yang
bisa digunakan
untuk
melaksanakan
praktikum
sederhana, atau
paling tidak
demonstrasi di
sepan kelas.
d. Terkadang guru
merasa
kekurangan
waktu, jika harus
menggunakan
media virtual atau
media-media yang
lain dalam hal ini
alat-alat
praktikum, karena
siswa merasa
asing, sehingga
guru harus
mengenalkan dan
menjelaskannya
terlebih dahulu.
Akhirnya guru
beranggapan, jika
demikian. Tujuan
pembelajaran
nanti tidak
tersampaikan
semua.
4. Hasil belajar siswa
rendah. Hal ini
dikarenakan:
a. Siswa tidak
tertarik dengan
pembelajaran
yang dibawakan
oleh guru yang
selalu monoton.
sehingga mereka
hanya mengikuti
alur yang
dibawakan oleh
guru saja. Tanpa
memperdulikan
pemahaman
konsep yang
mereka terima.
b. Siswa enggan
untuk bertanya
jika ada hal-hal
yang belum
dipahami, karena
mereka
beranggapan “toh
penjelasan dari
guru juga tidak
jelas”.
c. Dari dua akar
penyebab masalah
di atas, bermuara
pada hasil belajar
jika
mengimplementasi
kan model
pembelajaran
inovatif.
c. Guru enggan
meng-upgrade
pengetahuan
konsep model
pembelajaran
inovatif.
3. Pembelajaran
berpusat pada guru.
karena:
a. Guru belum
memahami
konsep rencana
dan bahan ajar.
b. Dalam mindset
guru saat KBM,
yang penting guru
sudah
menyampaikan
materi, dan tujuan
pembelajaran satu
pertemuan
tersebut tercapai.
Sehingga
kebanyakan siswa
hanya berperan
sebagai audience
yang bertugas
mencatat materi
yang diberikan
oleh guru.
atau media-media
pembelajaran
yang baru yang
dapat dikatakan
lebih menarik
saat KBM, guru
tidak dapat
mengelola waktu
penggunaan
media tersebut.
Karena Guru
merasa siswa
akan merasa
asing dengan
media baru yang
digunakan,
sehingga guru
takut indikator
capaian materi
tidak tercapai.
2. Keterampilan guru dalam
menggunakan media masih
rendah. Karena:
a. Guru belum
pernah
mengikuti
pelatihan-
pelatihan yang
berhubungan
dengan media
pembelajaran.
b. Guru belum mau
berlatih secara
mandiri
bagaimana
menggunakan
media-media
tersebut dengan
alasan takut
salah dan nanti
akan rusak.
c. Fasilitas
pendukung
(internet) yang
tidak stabil
membuat guru
merasa repot jika
harus
mengeksplorasi
sendiri media-
media yang lebih
menarik
tersebut.
d. Guru kurang
bisa
menggunakan
fasilitas berbasis
TIK seperti
komputer atau
laptop.
3. Guru belum mampu
menghubungkan dan
menyesuaikan kecocokan
materi dengan media
pembelajaran. Karena:
a. Kurangnya
pengetahuan guru
tentang
karakteristik media
dan materi ajar.
b. Guru sudah
merasa nyaman
dan merasa buku
adalah satu-
satunya media
yang bisa
menyampaikan
seluruh tujuan
pembelajaran.
c. Belum ada
keinginan guru
untuk
menyesuaikan
kecocokan materi
dengan media
pembelajaran yang
mendukung saat
awal semester.
d. Belum ada inisiatif
guru untuk
berdiskusi dengan
teman sejawat atau
forum MGMP
menegenai
kecocokan media
dan materi
pembelajaran.
c. Model
pembelajaran yang
digunakan masih
konvensional.
2. Guru belum mampu
menghubungkan
antara model dan
metode pembelajaran
yang tepat. Karena:
a. Minimnya
pengetahuan guru
mengenai
pembelajaran
berbasis siswa.
b. Guru beranggapan
apapun modelnya,
konsep materi
akan di terima
oleh siswa dengan
metode caramah.
Padahal tidak
semuanya begitu.
Bahwasannya
siswapun
memerlukan
penguatan konsep
melalui kegiatan –
kegiatan
percobaan dan
juga diskusi.
3. Media pembelajaran
terpusat pada buku
teks. Karena:
a. Guru belum
mencoba untuk
membiasakan
menggunakan
media lain,
misalnya LKS,
LDS, PPT, atau
alat-alat
praktikum nyata
maupun maya.
b. Selain itu
pemahaman guru
mengenai media-
media
pembelajaran
yang menarik bagi
siiswa ini juga
rendah. Sehingga
guru tersebut
menjadikan buku
sebagai satu-
satunya media
pembelajaran.
c. Kemauan guru
untuk mencari
tahu atau
berdiskusi
mengenai media-
media
pembelajaran dari
berbagai sumber
media masih
rendah.
4. Penilaian masih
dalam bentuk soal-
soal LOTS. Karena:
a. Guru belum
memahami konsep
Taksonomi Bloom.
b. Keyakinan guru
pada siswa untuk
bisa mengerjakan
soal-soal HOTS
masih rendah.
c. Kemauan guru
untuk
mempelajari
konsep
pembuatan soal
HOTS masih
rendah.
d. Guru lebih banyak
memberikan
contoh-contoh
soal dengan tipe
LOTS pada siswa.
sehingga baik
guru maupun
siswa belum
terbiasa untuk
mengerjakan soal-
soal yang
menuntut
kemampuan
berpikir kritis.
5. Kegiatan evaluasi, dan
refleksi KBM selalu
dari guru. karena:
a. Guru terburu-
buru dalam
melakukan
refleksi dengan
alasan waktu
sudah habis.
b. Kegiatan evaluasi
selalu dari guru
karena guru
beranggapan, jika
siswa yang
melaksanakan
evaluasi maka
akan di berikan
evaluasi yang
bagus-bagusnya
saja (hanya
evaluasi positif
atau kurang
objektif). Padahal
jika kita dapat
memberi
kesempatan pada
siswa untuk
melakukan
evaluasi diri
maupun refleksi
setelah KBM, ini
akan membantu
siswa tersebut
untuk mulai
berpikir. Selain itu
juga dapat
memperbaiki
bagaimana KBM
yang telah kita
laksanakan.
5 Masalah: Guru belum dapat Akar penyebab masalah:
Masih sering terjadi menyampaikan konsep 1. Konsep pengetahuan awal
miskonsepsi pada dengan tepat. siswa berbeda dengan
pembelajaran fisika konsep yang disampaikan
Penyebab: guru. hal ini dikarenakan
1. Konsep pengetahuan awal siswa sudah terbiasa
siswa berbeda dengan konsep memaknai suatu konsep
yang disampaikan guru. dari apa yang di dengar
2. Metode yang digunakan gruu atau dilihatnya pada
untuk menyampaikan konsep kehidupan sehari-hari.
masih belum tepat. Seperti mereka
3. Pembelajaran masih bersifat menyamakan antara massa
konvensional. dan berat. Padahal secara
4. Media yang digunakan guru konsep keduanya berbeda.
belum tepat. 2. Kegiatan
pembelajaran
berpusat pada guru.
karena:
a. Guru belum
membiasakan
mengajak siswa
untuk
mengkonstruksi
konsep secara
menantang.
b. Metode
pembelajaran
cenderung
ceramah dari
guru.
3. Guru belum
membiasakan
penggunaan model
pembelajaran inovatif
yang lebih menarik
bagi siswa. hal ini di
karenakan guru
belum memahami
konsep model
pembelajaran inovatif
yang dapat
meminimalisasi
terjadinya
miskonsepsi.
4. Guru belum
menggunakan media-
media yang tepat dan
cocok dengan materi,
sehingga konsep tidak
tertanam dalam
penyampaian.
5. Siswa jarang dilatih
berdiskusi atau
praktikum kelompok,
sehingga tidak
terbiasa
menyampaikan hal-
hal yang menurutnya
belum paham. Hal ini
dikarenakan guru
merasa kekurangan
waktu jika harus
menggunakan metode
diskusi/praktikum.
Padahal bisa saja
guru menyediakan
data-data praktikum
yang bisa di analisis
dan di diskusikan
oleh siswa, sehingga
siswa dapat
mengkontruksi
konsepnya sendiri.
6. Pemahaman guru
terhadap suatu
konsep terkadang
masih belum matang.
Hal ini karena guru
kurang rajin
bereksplorasi
mengenai konsep-
konsep materi ajar.