You are on page 1of 14

LAPORAN LENGKAP

PERCOBAAN VI
MASSA JENIS ZAT CAIR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : V (LIMA)
MAYANG EKA PUSPITA (A 251 22 060)
NUR INTAN (A 251 22 014)
SAID MAWARDY RAUKANG (A 251 22 055)
PUTRI RAMADHANI (A 251 22 086)

ASISTEN : EKA WAHYUNI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
PERCOBAAN VI
MASSA JENIS ZAT CAIR
I. Tujuan
Adapun tujuan pada percobaan ini :
I.1 Tujuan intruksional umum
memahami hukum hidrostatika sebagai landasan untuk
menentukan massa jenis zat cair dengan alat pipa-U.
I.2 tujuan intruksional khusus
1.2.1 Mengerti dan mempraktekkan percobaan dengan benar
1.2.2 Membuktikkan rumus menghitung massa jenis zat cair
dengan alat pipa-U.
1.2.3 Menentukan massa jenis zat cair dengan pipa-U (dua jenis
zat cair dan tiga jenis zat cair).
1.2.4 Membandingkan massa jenis hasil percobaan dengan
perbandingan literatur.

II. Alat dan bahan.


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini :

II.1Alat :
II.1.1 Alat pipa-U
II.1.2 Pipet
II.1.3 Gelas piala
II.1.4 Kertas saring
II.2Bahan :
II.2.1 Aquades
II.2.2 Alkohol/spritus
II.2.3 Air raksa
II.2.4 Air biasa
III. Dasar Teori.

Massa jenis dapat di artikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu


perbandingan antara massa zat dan volumenya. Selain itu bahwa pada
zat padat yang sama dengan wujud yang berbeda massa jenis nya
berbeda pula. Setiap zat selalu memiliki massa dan volume. Massa zat
dapat di ukur dengan timbangan atau neraca, volume dapat di ukur
dengan rumus atau menggunakan gelas ukur. Salah satu sifat penting
dari suatu benda adalah kerpatan alias massa jenisnya. Istilahnya
adalah desitas (densty). (Handayani, 2020)
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga
diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk
selalu menuju kekeadaan yang luas permukaannya lebih kecil yautu
permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan
sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru dengan sifat
tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil
dipermukaannya. (Eko Julianto,dkk. 2016)
Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adlah densitasnya
didefinisikan sebagai masa persatuan volume, bahan yang dihomogen
seperti es atau besi,memiliki densitas yang sama pada setiap
bagiannya. Kita gunakan huruf Yunani (rho) ρ untuk densitas. Jika
sebuah bahan yang materialnya homogen bermassa m memiliki
volume (v) densititasnya ρ adalah:
m
ρ =
v
Keterangan:
ρ : massa jenis air (kg/m3)
m : massa benda (kg)
v : volume benda (m3)
Densitas suatu bahan, tidak sama pada setiap bagiannya, contohnya
adalah atmosfer bumi (yang semakin dalam akan semakin kecil
densitasnya) dalam lautan (yang semakin dalam akan semakin besar
densitasnya).
Pipa U adalah pipa lengkung berbentuk huruh U. Pipa ini termasuk
benjana berhubungan. Jika pipa U diisi dengan satu jenis zat cair,
tinggi permukaan zat cair pada kedua mulutnya selalu sama. Tetapi,
jika pipa U diisi dengan dua zat cair yang tidsk bercampur, tinggi
permukaan zat cair pada kedua mulut pipa berbeda. Hubungan antara
massa jenis dan tinggi Zat Cair dalam pipa U, Misalkan, massa jenis
dan tinggi Zat Cair pertama ρ1 dan massa jenis zat cair kedua ρ2. Dan
titik pertemuan kedua zat cair, kita buat garis mendtar yang memotong
kedua kaki pia U. Misalkan, tinggi permukan zat cair pertama dari
garis adalah h2. Zat cair pertama setinggi h1 melakukan tekanan sama
besar dengan h2. (Tim Pengampu Mata kuliah Fisika Dasar. 2022)
IV. Prosedur Kerja.
IV.1 Pipa U dengan dua jenis zat cair
IV.1.1 Mengatur kedudukan pipa-U sehingga pipa-U nya tidak
miring,
IV.1.2 Memasukkan air raksa ke dalam pipa-U secara
perlahan-lahan, pada tahap ini kita dapat menentukan
bidang batas terhadap air biasa yang telah di masukkan
ke dalam pipa-U. 3. Setelah 2 jenis zat cair di
masukkan, maka kita akan dapat melihat batas antara
zat air raksa dan zat air biasa.
IV.1.3 Menentukan ketinggian, dimana ketinggian yang
pertama dapat kita lihat pada air raksa dengan
menggunakan mistar sebagai penghitung skala kecil.
Skala kedua yang dapat kita lihat yaitu air pada air
biasa.
IV.1.4 Mengamati dan catat hasil yang telah di dapatkan
dengan menggunakan rumus ;
h1
(ρ2 = ρ1 ¿
h2
IV.1.5 Memasukan kedalam table pengamatan.

IV.2 Pipa U dengan tiga jenis zat cair


IV.2.1 Menyiapkan alat dan bahan yang hendak di gunakan
IV.2.2 Mengatur kedudukan pipa-U sehingga pipa-U nya tidak
miring.
IV.2.3 Memasukkan air raksa sebagai pebanding 1 dan
Alkohol sebagai pebanding 2
IV.2.4 Memasukkan alkohol ke dalam pipa-U yang akan di
amati.
IV.2.5 Memasukkan aquades di bagian sisi kanan pipa-U
IV.2.6 Menghitung bidang batas yang terdapat pada kedua
cairan.
IV.2.7 Menentukan ketinggian pada 3 jenis zat cair h1 air
raksa, h2 pada air alkohol dan h3 air biasa
IV.2.8 Mengamati dan mencatat hasil pengamatan
IV.2.9 Memasukan kedalam table pengamatan.
V. Hasil pengamatan.
V.1Pipa U dengan dua jenis zat cair

No h1 (m) h2 ρ (Kg/m3)
. (m)
1. 0,009 0,115 10 x 102
2. 0,012 0,124 1,3 x 103
3. 0,013 0,130 13,6 x 103
4. 0,014 0,134 13.6 x 103
5. 0,012 0,145 11 x 103

V.2Pipa U dengan tiga jenis zat cair


No. h1 h2 (m) h3 (m) ρ (Kg/m3)
(m)
1. 0,002 0,044 0,053 0,11 x 103
2. 0,003 0,048 0,061 0,12 x 103
3. 0,004 0,050 0,066 0,67 x 103
4. 0,005 0,053 0,075 0,14 x 103
5. 0,006 0,056 0,086 0,52 x 103

Keterangan:
Untuk dua jenis zat cair
h1 = Air Raksa
h2 = Air Biasa
Untuk tiga jenis zat cair
h1 = Air Raksa
h2 = Alkohol
h3 = Air Biasa
NST Mistar = 1 x 10-3
VI. Anisis Data.
VI.1 Pipa U dengan dua jenis zat cair
Rumus :
h1
ρ2 = ρ1
h2

VI.1.1 Dik ρ1 = 13,6 gr/cm3→ 13.600 km/m3 → 1,36 x 104


km/m3
h1= 0,009 m →9 x 10-3 m
h2= 0,115 m →1,15 x 10-1 m
Dit ρ2 ?
penyelesaian
h1
ρ2 = ρ1
h2
9 x 10−3
= 1,36 x 10 4
1,15 x 10−1
= (1,36 x 104) x (7,82x10-2)
=10 x 102 kg/m3
VI.1.2 Dik ρ1 = 13,6 gr/cm3→ 13.600 km/m3 → 1,36 x 104
km/m3
h1= 0,012 m →12 x 10-2 m
h2= 0,124 m →1,24 x 10-1 m
Dit ρ2 ?
penyelesaian
h1
ρ2 = ρ1
h2
12 x 10−2
= 1,36 x 104
1,24 x 10−1
= (1,36 x 104) x (9,67x10-1)
= 1,3x103 kg/m3
VI.1.3 Dik ρ1 = 13,6 gr/cm3→ 13.600 km/m3 → 1,36 x 104
km/m3
h1= 0,013 m →13 x 10-2 m
h2= 0,130 m →1,30 x 10-1 m
Dit ρ2 ?
penyelesaian
h1
ρ2 = ρ1
h2
−2
4 13 x 10
= 1,36 x 10 −1
1,30 x 10
= (1,36 x 104) x (10 x 10-1)
= 13,6 x 103 kg/m3
VI.1.4 Dik ρ1 = 13,6 gr/cm3→ 13.600 km/m3 → 1,36 x 104
km/m3
h1= 0,014 m →14 x 10-2 m
h2= 0,134 m →1,34 x 10-1 m
Dit ρ2 ?
penyelesaian
h1
ρ2 = ρ1
h2
−2
4 14 x 10
= 1,36 x 10 −1
1,34 x 10
= (1,36 x 104) x (10x10-1)
= 13.6 x 103 kg/m3
VI.1.5 Dik ρ1 = 13,6 gr/cm3→ 13.600 km/m3 → 1,36 x 104
km/m3
h1= 0,012 m →12 x 10-2 m
h2= 0,145 m →1,45 x 10-1 m
Dit ρ2 ?
penyelesaian
h1
ρ2 = ρ1
h2
−2
12 x 10
= 1,36 x 104 −1
1,45 x 10
= (1,36 x 104) x (8,27 x 10-1)
= 11 x 103 kg/m3

VI.2 Pipa U dengan tiga jenis zat cair


Rumus :
ρ1 h 1+ ρ 2 h2
ρ3 =
h3

VI.2.1 Dik ρ1= 13,6 gr/cm3→ 13.600 km/m3 → 1,36 x 104


km/m3
ρ2= 780 km/m3 →7,8 x 102 km/m3
h1= 0,002 m →2 x 10-3 m
h2= 0,044 m →44 x 10-2 m
h3= 0,053 m →53 x 10-2 m
Dit ρ3 ?
penyelesaian
ρ1 h 1+ ρ 2 h2
ρ3 =
h3
4 −3 2 −2
1,36 x 10 . 2 x 10 +7,8 x 10 . 44 x 10
= −2
53 x 10
2,72 x 101+ 3,43 x 10 6,15 x 101
= =
53 x 10−2 53 x 10−2
= 0,11 x 103 km/m3

VI.2.2 Dik ρ1 = 13,6 gr/cm3→ 13.600 km/m3 → 1,36 x 104


km/m3
ρ2= 780 km/m3 →7,8 x 102 km/m3
h1= 0,003 m →3 x 10-3 m
h2= 0,048 m →48 x 10-2 m
h3= 0,061 m →61 x 10-2 m
Dit ρ3 ?
penyelesaian
ρ1 h 1+ ρ 2 h2
ρ3 =
h3
1,36 x 104 . 3 x 10−3 +7,8 x 10 2 . 48 x 10−2
=
61 x 10−2
4,08 x 101 +3,74 x 10 7,82 x 10 1
= −2 = −2
61 x 10 61 x 10
= 0,12 x 103 km/m3

VI.2.3 Dik ρ1 = 13,6 gr/cm3→ 13.600 km/m3 → 1,36 x 104


km/m3
ρ2= 780 km/m3 →7,8 x 102 km/m3
h1= 0,004 m →4 x 10-3 m
h2= 0,050 m →50 x 10-2 m
h3= 0,066 m →66 x 10-2 m
Dit ρ3 ?
penyelesaian
ρ1 h 1+ ρ 2 h2
ρ3 =
h3
4 −3 2 −2
1,36 x 10 . 4 x 10 +7,8 x 10 . 50 x 10
= −2
66 x 10
5,44 x 101 +39 x 10 44,44 x 10 1
= =
66 x 10−2 66 x 10−2
= 0,67 x 103 kg/m3

VI.2.4 Dik ρ1 = 13,6 gr/cm3→ 13.600 km/m3 → 1,36 x 104


km/m3
ρ2= 780 km/m3 →7,8 x 102 km/m3
h1= 0,005 m →5 x 10-3 m
h2= 0,053 m →53 x 10-2 m
h3= 0,075 m →75 x 10-2 m
Dit ρ3?
penyelesaian
ρ1 h 1+ ρ 2 h2
ρ3 =
h3
1,36 x 104 . 5 x 10−3 +7,8 x 10 2 . 53 x 10−2
= −2
75 x 10
1 1
6,8 x 10 +4,13 x 10 10,93 x 10
= −2 = −2
75 x 10 75 x 10
= 0,14 x 103 kg/m3

VI.2.5 Dik ρ1 = 13,6 gr/cm3→ 13.600 km/m3 → 1,36 x 104


km/m3
ρ2= 780 km/m3 →7,8 x 102 km/m3
h1= 0,006 m →6 x 10-3 m
h2= 0,056 m →56 x 10-2 m
h3= 0,086 m →86 x 10-2 m
Dit ρ3 ?
penyelesaian
ρ1 h 1+ ρ 2 h2
ρ3 =
h3
1,36 x 104 . 6 x 10−3+7,8 x 102 . 56 x 10−2
=
86 x 10−2
40,8 x 101 + 4,36 x 10 45,16 x 101
= =
86 x 10−2 86 x 10−2
= 0,52 x 103 kg/m3
VII. Pembahasan.
Massa jenis dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu
perbandingan antara massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa
pada zat yang sama dengan wujud yang berbeda memiliki massa jenis
yang sama, dan pada zat yang berbeda massa jenisnya berbeda pula.
Penentuan massa jenis zat cair sangat mudah dilakukan. Dengan
menggunakan neraca dan gelas ukur, massa jenis zat cair dapat
ditentukan dengan menggunakan hydrometer.(Ishaq Muhammad.2007)
Pada percobaan ini bertujuan untuk memahami hukum hidrostatika
sebagai landasan untuk menentukan massa jenis zat cair dengan alat
pipa-U.
Pada percobaan massa jenis zat cair terdapat alat dan bahan yang
digunakan yang pertama alat pipa U berfungsi sebagai wadah pada
percobaan, pipet tetes berfungsi untuk mengambil/menyedot dengan
skala kecil,gelas piala berfungsi sebagai wadah pengampung sampel
dan kertas saring yang berfungsi untuk memindahkan zat padat dan zat
cair. Kemudian bahan/sampel yang di gunakan pada percobaan ini
adalah aquades,alcohol,air raksa dan air biasa. (Tim Pengampu Mata
kuliah Fisika Dasar.2022)
Pada percobaan dengan dua jenis zat cair dihasilkan tekanan
permukaan sebesar, ρ 10x102 kg/m3, ρ 1,3x10 kg/m3, ρ 13,6 x103, ρ
13x10 km/m3, ρ 11x103 km/m3, sehingga diperoleh kesalahan relatif
27,04% dan tingkat ketelitian yang dihasilkan 72,96%. Pada percobaan
dengan tiga jenis zat cair dihasilkan tekanan permukaan sebesar, ρ
0,11x103 kg/m3, ρ 0,12x103 kg/m3, ρ 0,67x103 kg/m3, ρ 0,14x103 kg/m3,
ρ 0,52x103 kg/m3 sehingga diperoleh kesalahan relatif 12,4 % dan
tingkat ketelitian yang dihasilkan 87,6%.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini
yaitu kesalahan pada saat melakukan percobaan dan kesalahan dalam
menentukan tekanan permukaan kesalahan itu terjadi kerena
kurangnya pemahaman serta ketelitian praktikan dalam praktikum.
(Tim Pengampu Mata Kuliah Fisika Dasar. 2022)
VIII. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil percobaan diatas, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut;
Dengan mengetahui salah satu massa jenis zat cair maka jenis zat
cair lain dapat dihitung dengan menggunakan pipa U berdasarkan
rumus:
Pipa U dengan dua jenis zat cair:
h1
ρ2 = ρ1
h2
Pipa U dengan tiga jenis zat cair,
ρ1 h 1+ ρ 2 h2
ρ3 =
h3
Didapatkan hasil pada percobaan dengan dua jenis zat cair yaitu
sebesar, ρ 10x102 kg/m3, ρ 1,3x10 kg/m3, ρ 13,6 x103, ρ 13x10
km/m , ρ 11x103 km/m3. Dan hasil pada percobaan dengan tiga jenis
3

yaitu sebesar, ρ 0,11x103 kg/m3, ρ 0,12x103 kg/m3, ρ 0,67x103 kg/m3, ρ


0,14x103 kg/m3, ρ 0,52x103 kg/m3.
Daftar Pustaka
Dasar, T. P. (2022). Fisika Dasar. Palu: Universitas Tadulako.
Hadayani, F. (2020). PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM PENENTUAN
MASSA JENIS ZAT CAIR BERBASIS MIKRIKONTROLER. Dectoral
dissertation, Universitas Tadulako.
Handayani, F. (2020). Pengembangan Alat Praktikum Penentuan Massa Jenis Zat
Cair Berbasis Mikrokontroler. Doctoral dissertation, Universitas
Tadulako, 10-12.
Ishaq, M. (2007). Fisiska Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Juliyanto, E., Rofigah, & Sejati, A. (2016). Menentukan Tegangan Permukaan Zat
Cair. SPEKTRA:Jurnal Kajian Pendidikan Sains,2(2), 176-186.

You might also like