You are on page 1of 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini.
Makalah ini berisikan informasi tentang struktur organisasi BK, pembagian tugas dalam
organisasi BK, jenis-jenis layanan BK, dan jenis-jenis kegiatan pendukung. Diharapkan Makalah
ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari Ibu Dina Ervina dan juga teman – teman
semua yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merahmati kita.
Amiin.

Lubuklinggau,12 Oktober 2022

Kelempok 03

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................3
A.    LATAR BELAKANG..................................................................................................................3
B.     RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................3
C.     TUJUAN.......................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................4
A.    Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah..........................................................4
B.     Fungsi dan Peran Personil dalam Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling    ..................6
C.     Jenis-Jenis Layanan BK...............................................................................................................8
D.    Jenis-Jenis Kegiatan Pendukung...................................................................................................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................12
A.    KESIMPULA................................................................................................................................12
B.     SARAN.........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling memiliki keterkaitan satu sama lain. Hampir diseluruh sekolah
memiliki guru pembimbing, hal ini dikarenakan untuk membantu peserta didik di sekolah
tersebut untuk  bisa menjalani kehidupannya dengan baik, serta untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalahnya. Bimbingan dan konseling di sekolah tidak berdiri sendiri, melainkan
ada struktur organisasinya, yang mana di kepalai oleh kepala sekolah yang bertugas sebagai
pengawas.
Bimbingan dan konseling tidak hanya mempunyai struktur organisasi saja, melainkan juga
ada layanan bimbingan dan konseling.  Layanan bimbingan dan konseling sangat penting,
dimana dalam prosesnya akan melibatkan banyak pihak. Hal ini sangat penting dibahasa
mengingat pentingnya bimbingan dan konseling sendiri bagi sekolah dan pihak lainnya yang
membutuhkan peran dan fungsi dari bimbingan dan konseling. Pada makalah ini akan di bahas
strukur organisasi BK, pembagian tugas dalam organisasi BK, jenis-jenis layanan BK, dan jenis-
jenis kegiatan pendukung BK.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana struktur organisasi BK ?
2.      Apa saja pembagian tugas dalam organisasi BK ?
3.      Apa saja jenis-jenis layanan BK ?
4.      Apa saja jenis-jenis kegiatan pendukung ?

C.    TUJUAN
1.      Dapat mengetahui tentang struktur organisasi BK.
2.      Dapat mengetahui tentang pembagian tugas dalam organisasi BK.
3.      Dapat mengetahui tentang jenis-jenis layanan BK.
4.      Dapat mengetahui tentang jenis-jenis kegiatan pendukung.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Salah satu fungsi manajemen bimbingan dan konseling yakni pengorganisasian pelaksanaan
bimbingan dan konseling itu sendiri, yang merupakan susunan, prosedur, tata kerja, tata laksana,
dan hal-hal lain yang mengatur organisasi  agar bisa berjalan lancar. Melalui pengorganisasian
diatur pembagian kerja, hubungan kerja, struktur kerja, dan pendelegasian wewenang.Menurut
Atmodiwirio (2000: 100) pengorganisasian dapat diartikan sebagai keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian
rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.1
Agar kegiatan antar komponen organisasi dapat dipahami, dan dijadikan pedoman dalam
bekerja, maka perlu dituangkan dalam struktur organisasi. Dengan kata lain agar antara
komponen itu berkaitan satu dengan lainnya, masing-masing komponen berinteraksi untuk
mencapai tujuan organisasi diperlukan kerangka yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan
kerja sama. Kerangka kerjasama itu disebut struktur (Atmodiwirio, 2000: 104).Berdasarkan
penjelasan tersebut, struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerjasama antara
berbagai komponen dalam suatu organisasi. Struktur organisasi dapat pula diartikan sebagai cara
bagaimana organisasi meletakkan secara bersama-sama sumber daya untuk mengarahkan
pencapaian tujuan. Struktur organisasi menunjukkan gambaran tentang hubungan antar bagian
tersebut secara relatif pasti, menggambarkan model interaksi sosial, koordinasi tingkah laku
anggota yang berorientasi pada pelaksanaan tugas.
 Struktur organisasi merupakan hubungan formal antar kelompok dan individu dalam
organisasi. Struktur organisasi adalah pedoman penting bagi para anggota untuk melaksanakan
tugas secara efektif. Struktur organisasi menjelaskan dan mengkomunikasikan jenis tanggung
jawab dan kekuasaan dalam organisasi, dan membantu pimpinan dalam mengkoordinasikan
seluruh kegiatan.
 Dari beberapa pengertian tentang struktur organisasi, dapat dikatakan bahwa struktur itu
dapat mempengaruhi perilaku anggota maupun kelompok dalam organisasi. Jalannya organisasi
berpedoman pada struktur organisasi, sehingga semua anggota organisasi tunduk dan patuh
terhadap berbagai hal yang telah disepakati dalam organisasi. Dengan demikian struktur
organisasi akan menjamin lancarnya kegiatan organisasi. Dengan adanya struktur organisasi,
setiap anggota dapat mengetahui peran yang harus dilaksanakan sesuai kedudukan dalam jenjang
1
https://muhammadsyailan.blogspot.com/2019/10/penjelasan-lengkap-program-bimbingan.html?m=0

4
organisasi. Seorang pemimpin dapat mengetahui tanggungjawab dan kewajibannya, demikian
pula bawahan dapat melaksanakan tugasnya sebagai tanggungjawabnya masing-masing. Srtuktur
organisasi dan memberikan gambaran yang jelas tentang kedudukan dan tanggungjawab setiap
personil dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi.
Secara rinci, perlunya struktur organisasi dalam pelayanan bimbingan dan konseling dapat
dijabarkan sebagai berikut :
a.       Tercipta hubungan dan mekanisme kerja yang efektif antara personil-personil yang terlibat
dalam organisasi bimbingan dan konseling.
b.      Setiap personil mengetahui dengan tegas dan jelas tugas, wewenang dan tanggugjawab masing-
masing.
c.       Guru pembimbing mengetahui apa yang harus dikerjakannya, dengan siapa ia bekerja, dimana
pekerjaan harus dilakukannya.
d.      Memungkinkan terlaksanannya layanan bimbingan dan konseling yang efektif di sekolah.
Memperhatikan pentingnya struktur organisasi, maka pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah harus dirumuskan dalam struktur yang jelas. Struktur organisasi pelayanan bimbingan
dan konseling dikatakan jelas apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Depdikbud, 1995)
:
1)      Menyeluruh, yaitu mencakup unsur-unsur penting, baik vertikal maupun horizontal, sehingga
mampu sebesar-besarnya kemadukan berbagai kerjasama dan pelaksanaannya, serta berbagai
sumber yang berguna bagi pelayan bimbingan dan konseling.
2)      Sederhana, sehingga jarak antara penetapan pelaksanaan dan upaya pelaksanaannya tidak
terlampau panjang, keputusan dapat dengan cepat ditetapkan tetapi dengan pertimbangan yang
cermat, dan pelaksanaan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling terhindar dari urusan
birokrasi yang tidak perlu.
3)      Luwes dan terbuka, sehingga mudah menerima masukan dan upaya pengembangan yang
berguna bagi pelaksanaan tugas-tugas organisasi, yang semuanya itu bermuara pada kepentingan
seluruh peserta didik.
4)      Menjamin keberlangsungannya kerjasama, sehingga semua unsur dapat saling menunjang dan
semua upaya serta sumber dapat dikoordinasikan demi kelancaran 9 dan keberhasilan pelayanan
bimbingan dan konseling untuk kepentingan peserta didik.
5)      Menjamin terlaksananya pengawasan, penilalian dan upaya tindak lanjut, sehingga perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian program bimbingan dan konseling yang berkualitas dapat terus
dimantapkan. Pengawasan dan penilaian hendaknya dapat berlangsung secara vertikal (dari atas
ke bawah dan dari bawah ke atas), dan secara horizontal (penilaian sejawat).2
1.      Bagan Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
 Pada dasarnya struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling di setiap jenjang
pendidikan tidak berbeda, namun karena kondisi yang berbeda, terutama dari segi personil yang
tersedia dan khususnya di Indonesia terkait dengan kebijakan ataupun aturan, menyebabkan
struktur organisasipelayanan bimbingan dankonseling di Sekolah Dasar berbeda dengan Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas serta Perguruan Tinggi.Di Sekolah Dasar
pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara terintegrasi dalam pembelajaran, dalam
2
https://123dok.com/article/struktur-organisasi-bimbingan-konseling-sekolah-sekolah-memiliki-
perbedaan.y9rog7dy

5
arti menjadi tanggungjawab setiap guru kelas/ guru mata pelajaran, dan belum dilaksanakan
secara khusus oleh guru pembimbing sebagaimana di SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.3

*) Guru pembimbing berada di luar organisasi satuan SD yang bersangkutan.


2.      Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Meskipun di tingkat sekolah dasar bimbingan dan konseling belum dilaksanakan oleh
petugas khusus yakni guru pembimbing, namun tetap diperlukan adanya struktur organisasi.
Amti dan Marjohan (1988) mengemukakan tiga pola struktur organisasi bimbingan dan
konseling di sekolah dasar, yakni:
a.       Memanfaatkan guru kelas sebagai tenaga pembimbing.
b.      Menggunakan seorang guru pembimbing (konselor) untuk beberapa sekolah yang terdekat.
c.       Menggunakan seorang guru pembimbing (konselor) untuk setiap sekolah.4

B.     Fungsi dan Peran Personil dalam Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling
 Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait di
dalam organisasi pelayanan bimbingan dan konseling, dengan koordinator dan guru pembimbing
sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas masing-masing personil tersebut, khususnya dalam
kaitannya dengan pelayanan bimbingan dan konseling, adalah sebagai berikut:
3
https://muhammadsyailan.blogspot.com/2019/10/penjelasan-lengkap-program-bimbingan.html?m=0
4
https://bk.unnes.ac.id/opini-para-ahli-tentang-bk/

6
a.       Kepala Sekolah Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh, khususnya
pelayanan bimbingan dan konseling, tugas Kepala Sekolah adalah:5
1)      Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga
pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang
terpadu, harmonis dan dinamis.
2)      Menyediakan prasarana, tenaga, sarana, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
3)      Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
4)      Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayan bimbingan dan konseling di sekolah kepada
Kanwil/Kandep yang menjadi atasannya.
b.      Wakil Kepala Sekolah Sebagai pembantu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah membantu
Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas Kepala Sekolah.
c.       Koordinator Bimbingan dan Konseling Koordinator Bimbingan dan konseling bertugas:
1)      Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam: - Memasyarakatkan pelayanan bimbingan
dan konseling kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan personil sekolah lainnya) orang
tua siswa, dan masyarakat. - Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program
satuan layanan dan kegiatan pendukung program mingguan, bulanan, caturwulan, dan tahunan). -
Melaksanakan program bimbingan dan konseling. - Mengadministrasikan program kegiatan
bimbingan dan konseling. - Menilai hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling. -
Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling. - Memberikan tindak lanjut
terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan konseling.
2)      Mengusulkan kepada Kepala Sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga, prasarana
dan sarana, alat dan perlengkapan pelayanan bimbingan dan konseling.
3)      Mempertanggungjawabkan pelaksanaan bimbingan dan konseling kepada Kepala Sekolah.
d.      Guru Pembimbing Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas:
1)      Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
2)      Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program-program satuan layanan
dan satuan kegiatan pendukung, untuk satuan-satuan waktu tertentu, program-program tersebut
dikemas dalam program mingguan, bulanan, caturwulan, dan tahunan).
3)      Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.
4)      Melaksanakan segenap program layanan pendukung bimbingan dan konseling.
5)      Menilai proses dan hasil pelaksanaan suatu layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
6)      Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
7)      Melaksanakan tindaklanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
8)      Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.

5
https://kelanalestari.wordpress.com/2014/01/16/struktur-organisasi-dan-peranan-personil-bk/

7
9)      Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling
secara menyeluruh kepada Koordinator BK serta kepala sekolah.
e.       Guru Mata Pelajaran dan Guru Praktik. Sebagai tenaga ahli pengajaran dan/atau praktik dalam
bidang studi atau program latihan tertentu, dan sebagai personil yang sehari-hari langsung
berhubungan dengan siswa, peran guru mata pelajaran dan guru praktik dalam pelayanan
bimbingan dan konseling adalah:
1)      Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
2)      Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan pelayanan, serta
pengumpulkan data tentang siswa-siswa tersebut.
3)      Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing.
4)      Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing yaitu siswa yang menurut guru pembimbing
memerlukan pelayanan, pengajaran/latihan khusus (seperti pengajaran/latihan perbaikan,
program pengayaan).
5)      Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa
yang menunjang pelaksanaan pelayanayn bimbingan dan konseling.
6)      Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa memerlukan layanan/kegiatan yang
dimaksudkan itu.
7)      Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
8)      Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayaan bimbingan
dan konseling upaya tindak lanjutnya.
f.       Wali Kelas Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan dan konseling wali
kelas berperana:
1)      Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang menjadi
tangung jawabnya.
2)      Membantu guru pembimbing melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
3)      Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan
dan konseling.
4)      Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti konferensi khusus.
5)      Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing.
Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
merupakan tanggungjawab bersama seluruh personil di sekolah, dalam arti bukan semata-mata
tanggung jawab guru pembimbing. Peranan kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah
akan sangat menentukan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah yang
dipimpinnya.
C.    Jenis-Jenis Layanan BK
Dalam rangka pencapaian tujua bimbingan dan konseling di sekolah, terdapat beberapa jenis
layanan yang diberikan kepada siswa  diantaranya adalah sebagai berikut :
8
1.      Layanan Orientasi
Layanan orientasi ditujukan untuk siswa baru guna memberikan pemahaman dan
penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki.  Hasil yang diharapkan dari
layanan ini adalah dipermudahkannya penyesuaian siswa terhadap pola kehidupan social,
kegiatan belajar dan kegiatan di sekolah yang mendukung keberhasilan siswa. Dengan
pemahaman terhadap elemen suasanan baru beserta berbagai keterkaitannya itu, individu yang
bersangkutan dapat terhindar dari hal yang negative yang dapat timbul apabila dia tidak
memahaminya. Layanan ini memiliki tujuan agar peserta didik dapat beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk
pencegahan dan pemaham.6
2.      Layanan  Informasi
Layanan informasi  merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik dapat menerima
dan memahami berbagai informasi. Layanan ini memiliki tujuan  membantu peserta didik agar
dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu , dalam bidang pribadi, social, belajar
maupun karier berdasarkan dengan informasi yang diperoleh nya yang memadai. Pemahaman
yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan
kegiatan dan prestasi belajar, mengembagkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari
dan mengambil keputusan. Layanan informasi ini juga berfungsi sebagai pencegahan dan
pemahaman.
3.      Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan
yang tepat, yaitu berkenaan dengan posisi duduk dalam kelas, kelompok belajar, kegiatan ekstra
kurikuler, program latihan, serta kegiatan lainnya. Tujuan umum layanan ini diperolehnya tempat
yang seuai bagi individu untuk pengembangan potensi dirinya. Tempat yang dimaksud adalah
kondisi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-emosionalnya dan lebih luas
lagi lingkungan budaya yang secara langusung berpengaruh terhadap kehidupan dan
perkembangan individu. Layanan ini memiliki fungsi  pencegahan, pemahaman, dan advokasi.
4.      Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten  merupakan layanan bantuan kepada individu untuk menguasai
kemampuan dan kompetensi tertentu melalui kegiatan  belajar. Kemampuan atau kompetensi
yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang didalamnya terkandung fakta, data, konsep,
proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikapd dan tindakan yang terkait di dalamnya.
Layanan ini memiliki fungsi  pemahaman , pencegahan,dan  pengentasan.
5.      Layanan Konseling perorangan
Layanan konseling perorangan memungkinkan peserta didik mendapakan layanan langsung
secara tatap muka dengan seorang konselor/ guru pembimbing terhadap seorang klien dalam
rangka menyelesaikan permasalahan yang dihadapi klien tersebut. Dalam layanan tatp muka
adanya interaksi langsung antara konselor dengan klien. Tujuan adanya layanan ini agar peserta
didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. masalah klien apabila dicirikan

6
https://www.materikonseling.com/2021/10/jenis-jenis-layanan-bimbingan-dan.html

9
mnenyangkut tentang sesuatu yang tidak disukainya, adanya sesuatu yang ingin dihilangkannya,
sesuatu yang dapat menghambat atau menimbulkan kerugian. Layanan ini memiliki fungsi
pengentasan, pemahaman, pengembangan/ pemeliharan, pencegahan, advokasi.
6.      Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok memungkinkan siswa secara bersama-sama untuk
memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, baik
sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Bahan yang
dimaksud dapat juga dipergunakan sebagai bahan acuan untuk mengambil keputusan. Siswa
dapat diajak untuk mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan
yang dibahas di dalam kelompok. Layanan ini memiliki fungsi pemahaman dan pengembangan.
7.      Layanan Konseling Kelompk
Layanan konsling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi
pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.  Layanan ini
diselenggarakan dalam suasanan berkelompok. Layanan ini memiliki fungsi pengentasan.
8.      Layanan konsultasi
Layanan konsultasi  memungkinkan siswa memperoleh wawsan pemahaman dan cara-cara
yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga.
Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dengan melakukan tatap muka. Tujuan
layanan ini agar konsulti dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau masalah
yang dialami pihak ketiga. Dalam hal ini proses konsultasi yang dilakukan konselor diisi yang
pertama dan proses pemberian bantuan atau tindakan konsulti terhadap pihak ketiga, pada sisi
yang kedua bermaksud mengentaskan masalah yang dialami pihak ketiga. Layanan ini memiliki
fungsi pemahaman dan pengentasan.
9.      Layanan mediasi
Layanan mediasi  pada dasarnya  dilaukan dengan menghubungkan kedua pihak atau lebih
yang semula berpisah, baik perorangan maupun kelompok secara tatap muka antara konselor
dengan klien. Menjalin hubungan antara dua kondisi yang berbeda mengadakan kontak sehingga
dua yang semula tidak sama menjadi saling terkait. Layanan memiliki tujuan yang difokuskan
kepada perubahan atas kondisi awal antara kedua belah pihak yang bermasalah. Kondisi yang
dikehendaki setelah adanya layanan mediasi ini ialah rasa damai terhadap pihak lain, adanya
kebersamaan, sikap memaafkan, dan sebagainya. Hasil  yang diharapka dengan adanya layanan
mediasi tidak terhenti pada tingkat pemahaman dan sikap saja, melainkan teraktualisasikan
dalam tingkah laku nyata menyertai hubungan kedua pihak. Layanan ini memiliki
fungsi  pemahaman dan pengentasan.
D.    Jenis-Jenis Kegiatan Pendukung
1.      Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi  ialah upaya pengungkapan melalui pengukuran yang dilakukan
dengan menggunakan alat ukur atau instrument tertentu. Upaya pengungkapan sebagai aplikasi
instrumentasi dapat dilakukan melalui tes dan non tes, hasil aplikasi selaanjutnya dianalisis dan
ditafsirkan serta disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan secara tepat kepada klien
dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling. Tujuan aplikasi ini supaya diperolehnya data
10
tentang kondisi  tertentu atas diri klien (siswa). Data yang diperoleh digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling, dengan adanya data tersebut
bimbingan dan konseling yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien.
2.      Himpunan Data
Himpunana data merupakan gambaran , keterangan, atau catatan tentang sesuatu. Himpunan
data juga bermakna usaha-usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik, menganalisis dan
menafsirkan, serta menyimpannya. Tujuan penyelenggaraan himpunan data ialah untuk
memperoleh pengertian yang luas, lebih lengkap, dan lebih mendalam tentang masing-masing
peserta didik dan membantu siswa memperoleh pemahaman diri sendiri. Dengan adanya
himpunan data yang berkualitas dan lengkap diharapkan pelaksanaan berbagai jenis layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara efektif dan efisien.
3.      Konferensi Kasus
Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor
guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya. Konferensi kasus ialah pertemuan
terbuka dalam arti terbuka untuk kasus yang dibahas, terbuka dalam waktu penyelenggaraan,
terbuka dalam dinamika kegitan, dan terbuka dalam hasil-hasilnya. Namun tetap menunjang
tinggi norma-norma dan kaidah, prinsip, dan asas dalamm pelayanan bimbingan dan konseling.
Tujuan konferensi kasus untuk mengumpulkan data secara lebih luas dan akurat serta
menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait dalam kasus dalam rangka pemecahan masalah.
4.      Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dilakukan apabila data siswa untuk kpentingan playanan bimbingan dan
konseling belum atau tidak diperoleh melalui wawancara dan angket. Kunjungan rumah perlu
dilakukan karena untuk melakukan cek silang berkenaan dengan data yang diperoleh melalui
angket dan wawancara. Tujuan dari kunjungan rumah ialah untuk memperoleh data yang lebih
lengkap dan akurat tentang siswa berkenaan dengan masalah yang dihadapinya. Selain itu
bertujuan untuk  menggalang komitmen antara orang tua dan anggota keluarga lainnya dengan
pihak sekolah, khususnya berkedaan dengan pemecahan masalah klien.
5.      Alih Tangan Khusus
Alih tangan khusus dapat diartikan upaya mengalihkan atau memindahkan tanggung jawab
memecahkan masalah atau kasus-kasus tertentu yang dialami peserta didik kepada orang lain
(petugas bimbingan lain) yang lebih mengetahui dan berwenang. Alih tangan khusus sering juga
disebut layanan rujukan. Tujuan alih tangan khusus untuk memperoleh pelayanan yang optimal
dan pemecahan masalah klien secara lebih tuntas.7

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
7
https://www.asikbelajar.com/5-kegiatan-pendukung-pelayanan/

11
Struktur organisasi menjelaskan dan mengkomunikasikan jenis tanggung jawab dan
kekuasaan dalam organisasi, dan membantu pimpinan dalam mengkoordinasikan seluruh
kegiatan, dengan demikian struktur organisasi akan menjamin lancarnya kegiatan organisasi.
Dengan adanya struktur organisasi, setiap anggota dapat mengetahui peran yang harus
dilaksanakan sesuai kedudukan dalam jenjang organisasi.
Wujud penyelenggaraan pelayanan dalam bimbingan dan konseling terhadap sasaran
layanan, ialah peserta didik. Layanan yang dimiliki bimbingan dan konseling antara lain layanan
orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten,
layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok,
layanan konsultasi, dan layanan mediasi.
Keberhasilan layanan bimbingan dan konseling tidak terjadi dengan sendirinya, hal ini
terjadi karena beberapa kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling tersebut
sehingga layanan bimbingan konseling dapat dinikmati oleh pihak-pihak yang membutuhkan
layanan tersebut. Kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling ini antara lain aplikasi
instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah,dan alih tangan kasus.

B.     Saran
Diharapkan bimbingan dan konseling di sekolah dasar lebih terorganisir secara terstruktur
sesuai dengan pembagian tugas yang ada dalam organisasi bimbingan dan konseling. Serta
seluruh peserta didik diharapkan mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan masalah yang
dihadapinya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tohirin. 2011. BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN

12
a. MADRASAH (BERBASIS INTEGRASI). Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
b. PERSADA.
2. Bakar, Abu &  Luddin. 2010. DASAR-DASAR KONSELING (Tinjauan Teori
a. dan Praktik). Bandung:  CV Perdana Mulya Sarana.
3. Rukaya. 2019. Aku Bimbingan dan Konsling: Guepedia Publisher.

13

You might also like