You are on page 1of 9

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion

Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

TINJAUAN HUKUM SURAT WASIAT MENURUT HUKUM


PERDATA

M. WIJAYA. S / D 101 08 063

ABSTRAK
Membuat wasiat (testament) adalah perbuatan hukum, seseorang
menentukan tentang apa yang terjadi dengan harta kekayaannya setelah
meninggal dunia. Harta warisan seringkali menimbulkan berbagai masalah
hukum dan sosial, oleh karena itu memerlukan pengaturan dan penyelesaian
secara tertib dan teratur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Adanya testament ini, maka sering terhindar pertikaian di antara para
ahli waris dalam hal pembagian harta warisan. Karena ahli waris
menghormati kemauan ataupun kehendak terakhir dari si pewaris tersebut.
Namun demikian, agar pembagian harta warisan secara praktis dan adil dapat
dilaksanakan maka hukum membatasi testament itu, pembatasan mana tidak
boleh bertentangan dengan undang-undang. Adanya perbedaan antara
ketentuan hukum yang berlaku dengan praktek hukum dalam masyarakat
tentang pembuatan surat wasiat pada masa ini menimbulkan pertanyaan
tentang apakah ketentuan hukum yang masih ada dapat dipakai dalam
kemajuan perkembangan masyarakat dalam bidang hukum. Karena adanya
beberapa hukum yang mengatur masalah ini dalam lingkup hukum
keperdataan yang berlaku di Indonesia, maka penulis hanya membatasi
penelitian ini khususnya pengaturan dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata

Kata Kunci : Hukum Surat Wasiat, Keabsahan Akta Wasiat

I. PENDAHULUAN warisnya sampai tiba waktu pembacaan surat


A. Latar Belakang wasiat tersebut. Dan hal tersebut kerap kali
Wasiat atau disebut juga testament menimbulkan persoalan di antara para ahli
diatur dalam buku kedua Kitab Undang- waris dengan yang bukan ahli waris, akan
Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). tetapi sesuai surat wasiat orang yang bukan
Masalah wasiat atau testament adalah suatu ahli waris tersebut mendapat harta wasiat.
masalah yang sering dijumpai dalam Tentunya akan ada pihak-pihak yang merasa
kehidupan masyarakat umumnya. Hal ini dirugikan dan mengajukan
disebabkan karena penghidupan masyarakat bantahan/pembatalan tentang kebenaran isi
tidak terlepas dari keinginan untuk memenuhi surat wasiat yang dibuat oleh si pewaris. Oleh
kebutuhan atau kepuasan hidupnya, dan karena itu surat wasiat itu berlaku sesudah si
khusus melalui wasiat orang ingin memenuhi pewaris meninggal dunia sehingga sangat
kehendaknya berupa pernyataan tentang harta sukar untuk membuktikan keabsahannya
kekayaannya pada masa yang akan datang sebab ada juga surat wasiat dibuat tanpa
atau di kemudian hari. campur tangan seorang notaris.
Umumnya, surat wasiat dibuat dengan
tujuan agar para ahli waris tidak dapat
mengetahui apakah harta warisan yang
ditinggalkan oleh pewasiat akan diwariskan
kepada ahli warisnya, atau malah diwariskan
kepada pihak lain yang sama sekali bukan ahli
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

R. Subekti, mengatakan bahwa: sama tentang defenisi wasiat atau testament.


“Suatu wasiat atau testament adalah suatu Sesuai dengan pepatah “Sebegitu banyak
pernyataan dari seseorang tentang apa yang kepala, sebegitu banyak pendapat”. Tetapi dari
dikehendakinya setelah ia meninggal”.1 pendapat para sarjana dimaksud dapat
disimpulkan bahwa, wasiat atau testament itu
Membuat wasiat (testament) adalah adalah suatu cara untuk memenuhi kehendak
perbuatan hukum, seseorang menentukan atau keinginan seseorang tentang harta
tentang apa yang terjadi dengan harta kekayaannya di kemudian hari atau pada masa
kekayaannya setelah meninggal dunia. Harta yang akan datang. Namun demikian kehendak
warisan seringkali menimbulkan berbagai atau keinginan seseorang itu tidak boleh
masalah hukum dan sosial, oleh karena itu bertentangan dengan hukum yang berlaku dan
memerlukan pengaturan dan penyelesaian oleh sebab itu hukum mengatur tentang
secara tertib dan teratur sesuai dengan pemberian atau pembatasan wasiat ini. Hal ini
peraturan perundang-undangan yang berlaku. adalah patut kalau hukum mengizinkan untuk
Wasiat (testament) juga merupakan menentukan cara pembagian harta warisan
perbuatan hukum yang sepihak. Hal ini erat yang menyimpang dari hukum waris biasa.
hubungannya dengan sifat “herroepelijkheid” Karena pada hakikatnya seorang pemilik
dari ketetapan wasiat (testament) itu. Disini barang-barang kekayaan berhak penuh untuk
berarti bahwa wasiat (testament) tidak dapat melakukannya sesuai dengan kehendaknya
dibuat oleh lebih dari satu orang karena akan dan hakikat ini adalah suatu kemauan terakhir
menimbulkan kesulitan apabila salah satu dari pewaris yang patut di hormati dalam
pembuatnya akan mencabut kembali wasiat batas-batas tertentu.
(testament). Hal ini seperti disebutkan dalam Adanya testament ini, maka sering
pasal 930 KUHPerdata, yang menyatakan terhindar pertikaian di antara para ahli waris
bahwa : dalam hal pembagian harta warisan. Karena
“Dalam satu-satunya akta, dua orang atau ahli waris menghormati kemauan ataupun
lebih tak diperbolehkan menyatakan wasiat kehendak terakhir dari si pewaris tersebut.
mereka, baik untuk mengaruniai seorang ke Namun demikian, agar pembagian harta
tiga, maupun atas dasar penyataan bersama warisan secara praktis dan adil dapat
atau bertimbal balik.” dilaksanakan maka hukum membatasi
Selanjutnya bahwa ketetapan dalam testament itu, pembatasan mana tidak boleh
wasiat (testament) memiliki 2 (dua) ciri, yaitu bertentangan dengan undang-undang. Adanya
dapat dicabut dan berlaku berhubung dengan perbedaan antara ketentuan hukum yang
kematian seseorang.2 berlaku dengan praktek hukum dalam
Sejalan dengan hal tersebut Pasal 875 masyarakat tentang pembuatan surat wasiat
KUH Perdata “wasiat atau testament adalah pada masa ini menimbulkan pertanyaan
suatu akta yang memuat pernyataan seorang tentang apakah ketentuan hukum yang masih
tentang apa yang dikehendakinya akan terjadi ada dapat dipakai dalam kemajuan
setelah ia meninggal dunia, dan yang olehnya perkembangan masyarakat dalam bidang
dapat dicabut kembali lagi”. Sudah tentu hukum. Karena adanya beberapa hukum yang
masih banyak lagi pendapat-pendapat lain dari mengatur masalah ini dalam lingkup hukum
para sarjana hukum yang mengemukakan keperdataan yang berlaku di Indonesia, maka
masalah wasiat, tetapi tidak selamanya para penulis hanya membatasi penelitian ini
sarjana hukum itu mempunyai pendapat yang khususnya pengaturan dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
1
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Pt. B. Rumusan Masalah
Inter Masa, Cetakan Kesepuluh, Jakarta, 1998, Hal. 93 Berdasarkan latar belakang di atas ,
2
Hartono Soerjopratiknjo, Hukum Waris maka penulis merumuskan masalah yang akan
Testamenter, Seksi Notariat Fakultas Hukum diangkat adalah sebagai berikut :
Universitas Gadjah Mada, Cetakan Ke-1, Yogyakarta,
1982

107
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

1. Bagimanakah Konstruksi Hukum surat tentang harta benda dapat juga dibuat
wasiat dalam KUHPerdata? secara umum, dapat juga dengan alas hak
2. Bagaimanakan keabsahan surat wasiat umum, dan dapat juga dengan alas hak
dapat dipandang sebagai akta otentik ? khusus (Pasal 876 KUH Perdata).
Ketetapan dengan surat wasiat untuk
II. PEMBAHASAN keuntungan keluarga-keluarga sedarah
A. Konstruksi Hukum Surat Wasiat dalam yang terdekat, atau darah terdekat dan
KUHPerdata pewaris, dibuat untuk keuntungan para ahli
Wasiat atau testament ialah suatu warisnya menurut undang-undang (Pasal
pernyataan dari seseorang tentang apa yang 877 KUH Perdata). Ketetapan dengan surat
dikehendaki setelah ia meninggal. Pada wasiat untuk kepentingan orang-orang
asasnya suatu pernyataan yang demikian, miskin, tanpa penjelasan lebih lanjut,
adalah keluar dari suatu pihak saja (eenzijdig) dibuat untuk kepentingan semua orang,
dan setiap waktu dapat ditarik kembali oleh tanpa membedakan agama yang dianut
yang membuatnya.3 Dengan sendirinya, dapat (Pasal 878 KUH Perdata).
dimengerti bahwa tidak segala yang 2. Kecakapan Seorang Untuk Membuat Surat
dikehendaki oleh seseorang, sebagaimana Wasiat atau untuk Menikmati Keuntungan
diletakkan dalam wasiat itu, juga dari Surat Yang Demikian Yang Intinya
diperbolehkan atau dapat dilaksanakan. Pasal Mengatur: Untuk dapat membuat atau
872 BW yang menerangkan wasiat atau menarik kembali suatu surat wasiat, orang
testament, tidak boleh bertentangan dengan harus mempunyai kemampuan bernalar.
undang-undang. Suatu testament berisi apa Setiap orang dapat membuat surat wasiat,
yang dinamakan suatu “erfslling” yang akan dan dapat mengambil keuntungan dari surat
mendapat seluruh atau sebagian dari warisan. wasiat, kecuali mereka yang menurut
Orang yang ditunjuk itu dinamakan ketentuan-ketentuan bagian ini dinyatakan
“testamentaire erfgenaam” yaitu ahli waris tidak cakap untuk itu., anak-anak di bawah
menurut wasiat dan sama halnya dengan umur yang belum mencapai umur delapan
seorang ahli waris menurut undang-undang, ia belas tahun penuh, tidak diperkenankan
memperoleh segala hak dan kewajiban si membuat surat wasiat., kecakapan pewaris
meninggal “onder algemene titel.”4 dinilai menurut keadaannya pada saat surat
Adapun bangunan hukum wasiat dalam wasiat dibuat. untuk dapat menikmati
KUH Perdata terdapat pada Pasal 874 sampai sesuatu berdasarkan surat wasiat, seseorang
dengan Pasal 1002 KUH Perdata yang isinya harus sudah ada pada saat si pewaris
sebagai berikut:5 meninggal, dengan mengindahkan
1. Ketentuan Umum pengaturannya (diatur peraturan yang ditetapkan dalam Pasal 2
Pasal 874 s/d pasal 894): yang intinya, Kitab Undang-Undang ini. Ketentuan ini
mengatur tentang Segala harta peninggalan tidak berlaku bagi orang-orang yang diberi
seseorang yang meninggal dunia, adalah hak untuk mendapat keuntungan dari
kepunyaan para ahli waris (Pasal 874 KUH yayasan-yayasan. Setiap pemberian hibah
Perdata). Surat wasiat atau testamen adalah dengan surat wasiat untuk kepentingan
sebuah akta berisi pernyataan seseorang lembaga kemasyarakatan, badan
tentang apa yang dikehendakinya terjadi keagamaan, gereja atau rumah fakir-miskin
setelah ia meninggal, yang dapat dicabut tidak mempunyai akibat sebelum
kembali olehnya (Pasal 875 KUH Perdata). pemerintah atau penguasa yang ditunjuk
Ketetapan-ketetapan dengan surat wasiat oleh pemerintah memberi kuasa kepada
para pengelola lembaga-lembaga itu untuk
3
Oemarsalim, Dasar-Dasar Hukum Waris Di menerimanya (KUH Perdata. 1046, 1680.),
Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1991 Hal. 82. (Pasal 901 KUH Perdata), seorang suami
4
Ibid Hal., 83 atau istri tidak dapat memperoleh
5
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal
874-1004 keuntungan dari wasiat-wasiat istrinya atau

108
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

suaminya, bila perkawinannya telah dibuktikan kepadanya. (KUH Perdata.


dilaksanakan tanpa izin yang sah, dan si 879, 904, 911 jo Pasal 906 KUH Perdata).
pewaris telah meninggal pada waktu 3. Legitime Portie Atau Bagian Warisan
keabsahan perkawinan itu masih dapat Menurut Undang-Undang Dan Pemotongan
dipertengkarkan di pengadilan karena Hibah-Hibah Yang Mengurangi Legitime
persoalan tersebut, suami atau istri yang Portie Itu bagian ini mengatur: (Pasal 913
mempunyai anak atau keturunan dari KUH Perdata) Legitime portie atau bagian
perkawinan yang dahulu, dan melakukan warisan menurut undang-undang ialah
perkawinan kedua atau berikutnya, tidak suatu bagian dari harta-benda yang harus
boleh memberikan dengan wasiat kepada diberikan kepada para ahli waris dalam
suami. pasal yang lalu tidak berlaku dalam garis lurus menurut undang-undang, yang
hal suami dan istri mengadakan kawin terhadapnya orang yang meninggal dunia
rujuk, dan dari perkawinan yang dahulu tidak boleh menetapkan sesuatu, baik
mereka mempunyai anak-anak atau sebagai hibah antara orang-orang yang
keturunan, (Pasal 903 KUH Perdata) suami masih hidup, maupun sebagai wasiat.
atau istri hanya boleh menghibah wasiatkan (KUH Perdata 168, 176, 181, 307, 385, 842
barang-barang dari harta bersama, sekedar dst., 875, 881, 902, 1019, 1686 dst. Jo Pasal
barang-barang itu termasuk bagian mereka 914 KUH Perdata) Suatu ketetapan dengan
masing-masing dalam harta bersama itu. surat wasiat untuk keuntungan keluarga-
Akan tetapi bila suatu barang dari harta keluarga sedarah yang terdekat, atau darah
bersama itu dihibah wasiatkan, si penerima terdekat dan pewaris, tanpa penjelasan
hibah wasiat tidak dapat menuntut barang lebih lanjut, dianggap telah dibuat untuk
itu dalam wujudnya, bila barang itu tidak keuntungan para ahli warisnya menurut
diserahkan oleh pewaris kepada para ahli undang-undang. (Pasal 915 KUH Perdata).
waris sebagai bagian mereka. Seorang anak Dalam garis ke atas legitieme portie itu
di bawah umur, meskipun telah mencapai selalu sebesar separuh dan apa yang
umur delapan belas tahun penuh, tidak menurut undang-undang menjadi bagian
boleh menghibah wasiatkan sesuatu untuk tiap-tiap keluarga sedarah dalam garis itu
keuntungan walinya. Setelah menjadi pada pewarisan karena kematian. (Pasal
dewasa, dia tidak boleh menghibah 916 KUH Perdata) anak yang lahir di luar
wasiatkan sesuatu kepada bekas walinya, perkawinan tetapi telah diakui dengan sah,
kecuali setelah bekas walinya itu memperoleh seperdua bagian sebagaimana
mengadakan dan menutup perhitungan yang diatur oleh undang-undang. (Pasal
perwaliannya. Dari dua ketentuan di atas 916a KUH Perdata) untuk menghitung
dikecualikan keluarga sedarah dari anak di legitieme portie harus diperhatikan pihak-
bawah umur itu dalam garis lurus ke atas pihak yang menjadi ahli waris. (Pasal 917
yang masih menjadi walinya atau yang dulu KUH Perdata) keluarga sedarah dalam
menjadi walinya. Anak di bawah umur garis ke atas dan garis ke bawah dan anak-
tidak boleh menghibah wasiatkan sesuatu anak di luar kawin yang diakui menurut
untuk keuntungan pengajarnya, undang-undang tidak ada, maka harta
pengasuhnya laki-laki atau perempuan yang peninggalan tersebut harus dihibahkan.
tinggal bersama dia, atau gurunya laki-laki (Pasal 918 KUH Perdata) penetapan
atau perempuan di tempat pemondokan dengan akta antara mereka yang masih
anak di bawah umur itu. Dalam hal ini hidup atau dengan surat wasiat itu berupa
dikecualikan penetapan-penetapan yang hak pakai hasil yang jumlahnya merugikan
dibuat sebagai hibah wasiat untuk legitieme portie, maka para ahli waris yang
membalas jasa-jasa yang telah diperoleh, berhak memperoleh bagian warisan itu
namun dengan mengingat baik kekayaan si boleh memiih untuk melaksanakan
pembuat wasiat maupun jasa-jasa yang penetapan itu. (Pasal 919 KUH Perdata)
Bagian yang boleh digunakan secara bebas,

109
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

boleh dihibahkan, baik seluruhnya maupun satu akta yang sama. (Pasal 931 KUH
sebagian, baik dengan akta antara yang Perdata), surat wasiat hanya boleh dibuat,
masih hidup maupun dengan surat wasiat, dengan akta olografis atau ditulis tangan
baik kepada orang-orang bukan ahli waris sendiri, dengan akta umum atau dengan
maupun anak-anaknya atau kepada orang akta rahasia atau akta tertutup. (Pasal 932
lain yang mempunyai hak atas warisan itu, KUH Perdata), wasiat olografis harus
tetapi tanpa mengurangi keadaan-keadaan seluruhnya ditulis tangan dan
di mana orang-orang tersebut terakhlr ini ditandatangani oleh pewaris. (Pasal 933
sehubungan dengan Bab 17 buku ini KUH Perdata), wasiat olografis setelah
berkewajiban untuk memperhitungkan disimpan notaris sesuai dengan pasal yang
kembali. (Pasal 920 KUH Perdata) lalu, mempunyai kekuatan yang sama
Pemberian-pemberian kepada ahli waris dengan surat wasiat yang dibuat dengan
yang masih hidup yang merugikan bagian akta umur. (Pasal 934 KUH Perdata),
legitieme portie, boleh dikurangi. (Pasal pewaris boleh meminta kembali wasiat
921 KUH Perdata), untuk menentukan olografisnya sewaktu-waktu asal untuk
besarnya legitieme portie, pertama-tama pertanggungjawaban notaris. (Pasal 935
hendaknya dijumlahkan semua harta yang KUH Perdata) sepucuk surat di bawah
ada pada waktu pewaris meninggal dunia. tangan yang seluruhnya ditulis, diberi
(Pasal 922 KUH Perdata). Pemindah- tanggal dan ditandatangani oleh pewaris,
tanganan suatu barang, dengan bunga dapat ditetapkan wasiat. (Pasal 936 KUH
dianggap sebagai hibah. (Pasal 923 KUH Perdata), bila surat seperti yang dibicarakan
Perdata), bila barang yang dihibahkan telah dalam pasal yang lalu diketemukan setelah
hilang di luar kesalahan ahli waris sebelum pewaris meninggal, maka surat itu harus
meninggalnya penghibah, maka hal itu disampaikan kepada Balai Harta
akan dimaksukkan dalam legitieme portie. Peninggalan yang di daerah hukumnya
(Pasal 924 KUH Perdata) Hibah-hibah warisan itu dibuat. (Pasal 937 KUH
semasa hidup sekali-kali tidak boleh Perdata), surat wasiat olografis yang
dikurangi, kecuali bila ternyata bahwa tertutup yang disampaikan ke tangan
semua harta benda yang telah diwasiatkan notaris setelah meninggalnya pewaris harus
tidak cukup untuk menjamin legitieme disampaikan kepada Balai Harta
portie. (Pasal 925 KUH Perdata) Peninggalan.
Pengembalian barang-barang dalam wujud B. Keabsahan Surat Wasiat Sebagai Akta
tetap. (Pasal 926 KUH Perdata). Otentik
Pengurangan terhadap apa yang Menurut Kamus Hukum, wasiat
diwasiatkan, harus dilakukan tanpa (testament) merupakan surat yang
membedakan antara pengangkatan tiap-tiap mengandung penetapan-penetapan kehendak
ahli waris. (Pasal 927 KUH Perdata), si pembuat Undang-Undang Nomor 30 Tahun
penerima hibah yang memanfaatkan 2004 tentang Jabatan Notaris, wasiat atau
barang-barang hibah wajib mengembalikan pesan-pesan yang baru akan berlaku pada saat
hasil dari pemanfaatan hibah tersebut. si pembuatnya meninggal.
(Pasal 928 KUH Perdata) Barang-barang Pasal 875 KUHPerdata menyatakan :
tetap harus dikembalikan ke dalam harta “Adapun yang dinamakan surat wasiat atau
peninggalan. (Pasal 929 KUH Perdata) testament ialah suatu akta yang memuat
Tuntutan hukum untuk pengurangan atau pernyataan seorang tentang apa yang
pengembalian dapat diajukan oleh para ahli dikehendakinya akan terjadi setelah ia
waris terhadap pihak ketiga yang meninggal dunia, dan yang olehnya dapat
memegang besit. dicabut kembali”.
4. Bentuk Surat Wasiat Mengatur: (Pasal 930 Kehendak terakhir adalah suatu
KUH Perdata) Tidak diperkenankan dua pernyataan kehendak yang sepihak dan suatu
orang atau lebih membuat wasiat dalam perbuatan hukum yang mengandung suatu

110
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

“beschikkingshandeling” (perbuatan Undang tentang Jabatan Notaris (UUJN)


pemindahan hak milik) mengenai harta melengkapi pasal 944 KUHPerdata, dan
kekayaan si pewaris yang dituangkan dalam ketentuan-ketentuan dari kedua pasal tersebut
bentuk tertulis yang khusus, yang setiap waktu samasama berlaku untuk surat-surat wasiat.
dapat dicabut dan berlaku dengan Pasal 898 KUHPerdata berisi:
meninggalnya si pewaris serta tidak perlu “Kecakapan seorang yang mewariskan, harus
diberitahukan kepada orang yang tersangkut. ditinjau menurut kedudukan dalam mana ia
Dengan demikian, maka suatu wasiat berada, tatkala surat wasiat dibuatnya.” Hal ini
(testament) adalah suatu akta, yaitu suatu berarti bahwa kecakapan dari si pembuat
keterangan yang dibuat sebagai pembuktian wasiat tersebut dinilai menurut keadaan pada
dengan campur tangannya seorang pejabat saat membuat surat wasiat. Bukti bahwa si
resmi. Selanjutnya karena keterangan dalam pembuat wasiat sebelum atau sesudah
wasiat (testament) tersebut adalah suatu membuat surat wasiatnya itu berada dalam
pernyataan sepihak maka wasiat (testament) keadaan normal dan sadar harus dianggap
harus dapat ditarik kembali. telah cukup membuktikan bahwa ia pada saat
Yang terpenting adalah agar kehendak pembuatan surat wasiat itu berada dalam
terakhir itu sebagai pernyataan kehendak keadaan tersebut. Karena daluwarsa, maka
merupakan perbuatan hukum dan karena itu surat wasiat yang tidak sah tidak dapat
merupakan perbuatan yang bertujuan menjadi sah. Seperti halnya seseorang yang
menimbulkan akibat hukum. sedang dalam keadaan kurang waras telah
Kehendak terakhir memang tidak secara membuat surat wasiat dan kemudian setelah
langsung tertuju pada orang-orang tertentu. itu menjadi normal dan masih hidup lama,
Orang yang diuntungkan karena suatu surat maka apabila ia tidak mengubah surat
wasiat mungkin baru mengetahui adanya wasiatnya, surat wasiat tersebut tetap tidak
kehendak terakhir si pewaris beberapa lama sah. Sebaliknya, apabila surat wasiat yang
setelah si pewaris meninggal dunia (dari sudah dibuat dengan sah tetap berlaku dan
seorang notaris). Karena itu, daya kerja suatu tidak menjadi gugur meskipun si pewaris
kehendak terakhir tidak tergantung kemudian kehilangan kecakapannya untuk
pemberitahuannya kepada pihak lainnya. mebuat surat wasiat. Ketidaksehatan dari suatu
Seperti yang telah disebutkan dalam pasal 875 akal pikiran dapat bersifat tetap dan dapat juga
KUHPerdata bahwa kehendak terakhir bersifat sementara, misalnya dalam hal mabuk,
merupakan kehendak yang benar-benar sakit panas yang sangat tinggi dan dibawah
sepihak. hipnotis, orang-orang yang lemah pikirannya,
Ketentuan pasal 944 KUHPerdata yang kurang akal sehatnya, maka surat wasiat
menyatakan bahwa: “Saksi-saksi yang harus tersebut dianggap tidak sah. Begitu juga
hadir dalam pembuatan surat wasiat, harus seseorang yang mengalami gangguan jiwa,
telah dewasa dan penduduk Indonesia. Pun untuk itu diperlukan bantuan seorang ahli
mereka harus mengerti akan bahasa, dalam jiwa. Dengan demikian, notaris tidak perlu
mana surat wasiat itu dibuat, atau dalam mana menyatakan bahwa si penghadap sehat akal
akta pengalamatannya atau penyimpanannya pikirannya. Dalam bidang ini notaris adalah
ditulis”. seorang awam, dan pendapat pribadi seorang
Orang-orang yang tidak boleh dipakai awam tidak boleh dipakai sebagai pedoman.
sebagai saksi pada pembuatan surat wasiat Dalam proses pembuatan akta wasiat
umum yaitu para ahli waris atau penerima (testament acte),seseorang yang akan
hibah wasiat (legataris), baik keluarga sedarah membuat surat wasiat datang kepada notaris,
atau semenda mereka sampai dengan derajat dan ia harus memperhatikan formalitas-
ke enam, serta anak-anak atau cucu-cucu atau formalitas khusus agar wasiat tersebut berlaku
keluarga sedarah atau semenda sampai derajat sah sebagai akta otentik. Maka hal tersebut
yang sama dari notaris, dihadapan siapa surat ditetapkan dalam pasal 938 KUHPerdata yang
wasiat dibuat. Sehingga pasal 40 Undang- menyatakan bahwa: “Tiap-tiap surat wasiat

111
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

dengan akta umum harus dibuat dihadapan atau merancang kehendak si pembuat
notaris dengan dihadiri oleh dua orang saksi.” wasiat tersebut pada sebuah kertas. Setelah
Selanjutnya pasal 939 KUHPerdata itu, si pembuat wasiat kembali menyatakan
menyatakan: “ Dengan kata-kata yang jelas, kehendaknya dihadapan Notaris dan saksi-
notaris tersebut harus menulis atau menyuruh saksi. Kemudian, Notaris membacakan
menulis kehendak si yang mewariskan, wasiat tersebut dan menanyakan pada si
sebagaimana hal ini dalam pokoknya pembuat wasiat apakah benar rancangan
dituturkannya.” tersebut merupakan kehendak terakhirnya.
Pembacaan, pertanyaan, dan jawaban-
III. PENUTUP jawaban tersebut dilakukan juga dihadapan
A. Kesimpulan saksi-saksi. 2. Tatacara Testament Tertulis
Dari uraian pada bab III diatas dapat (Olographis Testament) dan Tatacara
disimpulkan sebagai berikut : Testament Rahasia Surat wasiat daris si
1. Bangunan/Konstruksi hukum tentang pembuat wasiat diberikan kepada Notaris
wasiat dalam KUH Perdata terdapat untuk disimpan. Penyimpanan tersebut
pengaturannya yang tersebar pada Pasal dibuatkan akta penyerahan (acte van
874 sampai dengan Pasal 1002 KUH depot). Jika si pembuat wasiat meninggal
Perdata; dunia, maka Notaris menyerahkan surat
2. Untuk memnuhi keabsahan surat wasiat wasiat (testament) tersebut kepada Balai
wajib memnuhi formalitas-formalitas yang Harta Peninggalan (BHP) dan kemudian
harus diperhatikan dalam proses pembuatan Balai Harta Peninggalan (BHP) tersebut
akta wasiat yaitu 1.adanya . Kehendak membuka, membaca, dan menyerahkan
terakhir, 2. dihadiri oleh saksi-saksi kembali kepada Notaris yang bersangkutan.
dihadapan Notaris, 3. Akta itu harus Oleh karena itu, Balai Harta Peninggalan
ditandatangani oleh si pembuat wasiat, (BHP) membuat 3 (tiga) berita acara, yaitu:
notaris, dan saksi-saksi. 4. Jika si pembuat a. Berita Acara penyerahan. b. Berita Acara
wasiat menerangkan tidak dapat pembukaan dan pembacaan surat wasiat
menandatangani atau berhalangan (testament). c. Berita Acara penyerahan
menandatangani akta itu, keterangan si kembali surat wasiat (testament) kepada
pembuat wasiat serta halangan yang Notaris yang bersangkutan. Selain itu,
dikemukakan harus ditulis secara tegas notaris drengan syarat yang sama wajib
dalam akta oleh notaris yang bersangkutan. mengirimkan secara tercatat kepada Balai
5. Bahasa yang ditulis dalam akta wasiat Harta Peninggalan (BHP), yang daerah
(testament acte) harus sama dengan bahasa hukumnya tempat notaris berada.
yang dipakai oleh si pembuat wasiat pada B. Saran
saat menyebutkan kehendak terakhirnya. 6. 1. Seorang notaris dalam melaksanakan tugas
Setelah surat wasiat tersebut dibuat, maka khususnya dalam hal pembuatan akta
setiap notaris dalam tempo lima hari wasiat (testament acte) lebih
pertama tiap-tiap bulan wajib melaporkan memperhatikan syarat-syarat yang harus
atas akta wasiat yang dibuat olehnya dipenuhi sehingga akta wasiat (testament
kepada Daftar Pusat Wasiat (DPW) di acte) dapat berlaku sah sebagai akta
Departemen Hukum dan Hak Asasi otentik.
Manusia. Selain itu, dapat dijelaskan pula 2. Selain itu, seorang notaris harus lebih
mengenai tatacara untuk memenuhi mampu memahami kewajiban-kewajiban
pembuatan akta wasiat (testament acte), dan tanggungjawabnya dalam membuat
yaitu: 1.Tatacara Testament Terbuka atau akta wasiat (testament acte) yang dibuat
Umum (Openbaar Testament) Si pembuat dihadapannya sehingga hal tersebut tidak
wasiat menghadap kepada Notaris untuk merugikan si pembuat wasiat maupun
menyatakan kehendaknya tanpa hadirnya notaris itu sendiri.
saksi-saksi. Kemudian Notaris mengkonsep

112
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku
Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga, dan Hukum Pembuktian, Penerbit Rineka
Cipta, Cetakan ke-4, Jakarta, 1997.
Hartono Soerjopratiknjo, Hukum Waris Testamenter, Seksi Notariat Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, Cetakan ke-1, Yogyakarta, 1982.
Hartono Soerjopratiknjo, Hukum Waris Testamenter,(Yogyakarta :Seksi Notaris FH
UGM,1984.
Oemarsalim, Dasar-Dasar Hukum Waris Di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Inter Masa, Cetakan Kesepuluh, Jakarta,
1998.

B. Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pasal 874-1004
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN)
Peraturan Jabatan Notaris (PJN)

113
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

BIODATA

M. WIJAYA. S, Lahir di .........., .............................. Alamat Rumah Jalan


........................................, Nomor Telepon +62...................., Alamat Email
........................................

114

You might also like