Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Membuat wasiat (testament) adalah perbuatan hukum, seseorang
menentukan tentang apa yang terjadi dengan harta kekayaannya setelah
meninggal dunia. Harta warisan seringkali menimbulkan berbagai masalah
hukum dan sosial, oleh karena itu memerlukan pengaturan dan penyelesaian
secara tertib dan teratur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Adanya testament ini, maka sering terhindar pertikaian di antara para
ahli waris dalam hal pembagian harta warisan. Karena ahli waris
menghormati kemauan ataupun kehendak terakhir dari si pewaris tersebut.
Namun demikian, agar pembagian harta warisan secara praktis dan adil dapat
dilaksanakan maka hukum membatasi testament itu, pembatasan mana tidak
boleh bertentangan dengan undang-undang. Adanya perbedaan antara
ketentuan hukum yang berlaku dengan praktek hukum dalam masyarakat
tentang pembuatan surat wasiat pada masa ini menimbulkan pertanyaan
tentang apakah ketentuan hukum yang masih ada dapat dipakai dalam
kemajuan perkembangan masyarakat dalam bidang hukum. Karena adanya
beberapa hukum yang mengatur masalah ini dalam lingkup hukum
keperdataan yang berlaku di Indonesia, maka penulis hanya membatasi
penelitian ini khususnya pengaturan dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata
107
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014
1. Bagimanakah Konstruksi Hukum surat tentang harta benda dapat juga dibuat
wasiat dalam KUHPerdata? secara umum, dapat juga dengan alas hak
2. Bagaimanakan keabsahan surat wasiat umum, dan dapat juga dengan alas hak
dapat dipandang sebagai akta otentik ? khusus (Pasal 876 KUH Perdata).
Ketetapan dengan surat wasiat untuk
II. PEMBAHASAN keuntungan keluarga-keluarga sedarah
A. Konstruksi Hukum Surat Wasiat dalam yang terdekat, atau darah terdekat dan
KUHPerdata pewaris, dibuat untuk keuntungan para ahli
Wasiat atau testament ialah suatu warisnya menurut undang-undang (Pasal
pernyataan dari seseorang tentang apa yang 877 KUH Perdata). Ketetapan dengan surat
dikehendaki setelah ia meninggal. Pada wasiat untuk kepentingan orang-orang
asasnya suatu pernyataan yang demikian, miskin, tanpa penjelasan lebih lanjut,
adalah keluar dari suatu pihak saja (eenzijdig) dibuat untuk kepentingan semua orang,
dan setiap waktu dapat ditarik kembali oleh tanpa membedakan agama yang dianut
yang membuatnya.3 Dengan sendirinya, dapat (Pasal 878 KUH Perdata).
dimengerti bahwa tidak segala yang 2. Kecakapan Seorang Untuk Membuat Surat
dikehendaki oleh seseorang, sebagaimana Wasiat atau untuk Menikmati Keuntungan
diletakkan dalam wasiat itu, juga dari Surat Yang Demikian Yang Intinya
diperbolehkan atau dapat dilaksanakan. Pasal Mengatur: Untuk dapat membuat atau
872 BW yang menerangkan wasiat atau menarik kembali suatu surat wasiat, orang
testament, tidak boleh bertentangan dengan harus mempunyai kemampuan bernalar.
undang-undang. Suatu testament berisi apa Setiap orang dapat membuat surat wasiat,
yang dinamakan suatu “erfslling” yang akan dan dapat mengambil keuntungan dari surat
mendapat seluruh atau sebagian dari warisan. wasiat, kecuali mereka yang menurut
Orang yang ditunjuk itu dinamakan ketentuan-ketentuan bagian ini dinyatakan
“testamentaire erfgenaam” yaitu ahli waris tidak cakap untuk itu., anak-anak di bawah
menurut wasiat dan sama halnya dengan umur yang belum mencapai umur delapan
seorang ahli waris menurut undang-undang, ia belas tahun penuh, tidak diperkenankan
memperoleh segala hak dan kewajiban si membuat surat wasiat., kecakapan pewaris
meninggal “onder algemene titel.”4 dinilai menurut keadaannya pada saat surat
Adapun bangunan hukum wasiat dalam wasiat dibuat. untuk dapat menikmati
KUH Perdata terdapat pada Pasal 874 sampai sesuatu berdasarkan surat wasiat, seseorang
dengan Pasal 1002 KUH Perdata yang isinya harus sudah ada pada saat si pewaris
sebagai berikut:5 meninggal, dengan mengindahkan
1. Ketentuan Umum pengaturannya (diatur peraturan yang ditetapkan dalam Pasal 2
Pasal 874 s/d pasal 894): yang intinya, Kitab Undang-Undang ini. Ketentuan ini
mengatur tentang Segala harta peninggalan tidak berlaku bagi orang-orang yang diberi
seseorang yang meninggal dunia, adalah hak untuk mendapat keuntungan dari
kepunyaan para ahli waris (Pasal 874 KUH yayasan-yayasan. Setiap pemberian hibah
Perdata). Surat wasiat atau testamen adalah dengan surat wasiat untuk kepentingan
sebuah akta berisi pernyataan seseorang lembaga kemasyarakatan, badan
tentang apa yang dikehendakinya terjadi keagamaan, gereja atau rumah fakir-miskin
setelah ia meninggal, yang dapat dicabut tidak mempunyai akibat sebelum
kembali olehnya (Pasal 875 KUH Perdata). pemerintah atau penguasa yang ditunjuk
Ketetapan-ketetapan dengan surat wasiat oleh pemerintah memberi kuasa kepada
para pengelola lembaga-lembaga itu untuk
3
Oemarsalim, Dasar-Dasar Hukum Waris Di menerimanya (KUH Perdata. 1046, 1680.),
Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1991 Hal. 82. (Pasal 901 KUH Perdata), seorang suami
4
Ibid Hal., 83 atau istri tidak dapat memperoleh
5
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal
874-1004 keuntungan dari wasiat-wasiat istrinya atau
108
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014
109
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014
boleh dihibahkan, baik seluruhnya maupun satu akta yang sama. (Pasal 931 KUH
sebagian, baik dengan akta antara yang Perdata), surat wasiat hanya boleh dibuat,
masih hidup maupun dengan surat wasiat, dengan akta olografis atau ditulis tangan
baik kepada orang-orang bukan ahli waris sendiri, dengan akta umum atau dengan
maupun anak-anaknya atau kepada orang akta rahasia atau akta tertutup. (Pasal 932
lain yang mempunyai hak atas warisan itu, KUH Perdata), wasiat olografis harus
tetapi tanpa mengurangi keadaan-keadaan seluruhnya ditulis tangan dan
di mana orang-orang tersebut terakhlr ini ditandatangani oleh pewaris. (Pasal 933
sehubungan dengan Bab 17 buku ini KUH Perdata), wasiat olografis setelah
berkewajiban untuk memperhitungkan disimpan notaris sesuai dengan pasal yang
kembali. (Pasal 920 KUH Perdata) lalu, mempunyai kekuatan yang sama
Pemberian-pemberian kepada ahli waris dengan surat wasiat yang dibuat dengan
yang masih hidup yang merugikan bagian akta umur. (Pasal 934 KUH Perdata),
legitieme portie, boleh dikurangi. (Pasal pewaris boleh meminta kembali wasiat
921 KUH Perdata), untuk menentukan olografisnya sewaktu-waktu asal untuk
besarnya legitieme portie, pertama-tama pertanggungjawaban notaris. (Pasal 935
hendaknya dijumlahkan semua harta yang KUH Perdata) sepucuk surat di bawah
ada pada waktu pewaris meninggal dunia. tangan yang seluruhnya ditulis, diberi
(Pasal 922 KUH Perdata). Pemindah- tanggal dan ditandatangani oleh pewaris,
tanganan suatu barang, dengan bunga dapat ditetapkan wasiat. (Pasal 936 KUH
dianggap sebagai hibah. (Pasal 923 KUH Perdata), bila surat seperti yang dibicarakan
Perdata), bila barang yang dihibahkan telah dalam pasal yang lalu diketemukan setelah
hilang di luar kesalahan ahli waris sebelum pewaris meninggal, maka surat itu harus
meninggalnya penghibah, maka hal itu disampaikan kepada Balai Harta
akan dimaksukkan dalam legitieme portie. Peninggalan yang di daerah hukumnya
(Pasal 924 KUH Perdata) Hibah-hibah warisan itu dibuat. (Pasal 937 KUH
semasa hidup sekali-kali tidak boleh Perdata), surat wasiat olografis yang
dikurangi, kecuali bila ternyata bahwa tertutup yang disampaikan ke tangan
semua harta benda yang telah diwasiatkan notaris setelah meninggalnya pewaris harus
tidak cukup untuk menjamin legitieme disampaikan kepada Balai Harta
portie. (Pasal 925 KUH Perdata) Peninggalan.
Pengembalian barang-barang dalam wujud B. Keabsahan Surat Wasiat Sebagai Akta
tetap. (Pasal 926 KUH Perdata). Otentik
Pengurangan terhadap apa yang Menurut Kamus Hukum, wasiat
diwasiatkan, harus dilakukan tanpa (testament) merupakan surat yang
membedakan antara pengangkatan tiap-tiap mengandung penetapan-penetapan kehendak
ahli waris. (Pasal 927 KUH Perdata), si pembuat Undang-Undang Nomor 30 Tahun
penerima hibah yang memanfaatkan 2004 tentang Jabatan Notaris, wasiat atau
barang-barang hibah wajib mengembalikan pesan-pesan yang baru akan berlaku pada saat
hasil dari pemanfaatan hibah tersebut. si pembuatnya meninggal.
(Pasal 928 KUH Perdata) Barang-barang Pasal 875 KUHPerdata menyatakan :
tetap harus dikembalikan ke dalam harta “Adapun yang dinamakan surat wasiat atau
peninggalan. (Pasal 929 KUH Perdata) testament ialah suatu akta yang memuat
Tuntutan hukum untuk pengurangan atau pernyataan seorang tentang apa yang
pengembalian dapat diajukan oleh para ahli dikehendakinya akan terjadi setelah ia
waris terhadap pihak ketiga yang meninggal dunia, dan yang olehnya dapat
memegang besit. dicabut kembali”.
4. Bentuk Surat Wasiat Mengatur: (Pasal 930 Kehendak terakhir adalah suatu
KUH Perdata) Tidak diperkenankan dua pernyataan kehendak yang sepihak dan suatu
orang atau lebih membuat wasiat dalam perbuatan hukum yang mengandung suatu
110
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014
111
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014
dengan akta umum harus dibuat dihadapan atau merancang kehendak si pembuat
notaris dengan dihadiri oleh dua orang saksi.” wasiat tersebut pada sebuah kertas. Setelah
Selanjutnya pasal 939 KUHPerdata itu, si pembuat wasiat kembali menyatakan
menyatakan: “ Dengan kata-kata yang jelas, kehendaknya dihadapan Notaris dan saksi-
notaris tersebut harus menulis atau menyuruh saksi. Kemudian, Notaris membacakan
menulis kehendak si yang mewariskan, wasiat tersebut dan menanyakan pada si
sebagaimana hal ini dalam pokoknya pembuat wasiat apakah benar rancangan
dituturkannya.” tersebut merupakan kehendak terakhirnya.
Pembacaan, pertanyaan, dan jawaban-
III. PENUTUP jawaban tersebut dilakukan juga dihadapan
A. Kesimpulan saksi-saksi. 2. Tatacara Testament Tertulis
Dari uraian pada bab III diatas dapat (Olographis Testament) dan Tatacara
disimpulkan sebagai berikut : Testament Rahasia Surat wasiat daris si
1. Bangunan/Konstruksi hukum tentang pembuat wasiat diberikan kepada Notaris
wasiat dalam KUH Perdata terdapat untuk disimpan. Penyimpanan tersebut
pengaturannya yang tersebar pada Pasal dibuatkan akta penyerahan (acte van
874 sampai dengan Pasal 1002 KUH depot). Jika si pembuat wasiat meninggal
Perdata; dunia, maka Notaris menyerahkan surat
2. Untuk memnuhi keabsahan surat wasiat wasiat (testament) tersebut kepada Balai
wajib memnuhi formalitas-formalitas yang Harta Peninggalan (BHP) dan kemudian
harus diperhatikan dalam proses pembuatan Balai Harta Peninggalan (BHP) tersebut
akta wasiat yaitu 1.adanya . Kehendak membuka, membaca, dan menyerahkan
terakhir, 2. dihadiri oleh saksi-saksi kembali kepada Notaris yang bersangkutan.
dihadapan Notaris, 3. Akta itu harus Oleh karena itu, Balai Harta Peninggalan
ditandatangani oleh si pembuat wasiat, (BHP) membuat 3 (tiga) berita acara, yaitu:
notaris, dan saksi-saksi. 4. Jika si pembuat a. Berita Acara penyerahan. b. Berita Acara
wasiat menerangkan tidak dapat pembukaan dan pembacaan surat wasiat
menandatangani atau berhalangan (testament). c. Berita Acara penyerahan
menandatangani akta itu, keterangan si kembali surat wasiat (testament) kepada
pembuat wasiat serta halangan yang Notaris yang bersangkutan. Selain itu,
dikemukakan harus ditulis secara tegas notaris drengan syarat yang sama wajib
dalam akta oleh notaris yang bersangkutan. mengirimkan secara tercatat kepada Balai
5. Bahasa yang ditulis dalam akta wasiat Harta Peninggalan (BHP), yang daerah
(testament acte) harus sama dengan bahasa hukumnya tempat notaris berada.
yang dipakai oleh si pembuat wasiat pada B. Saran
saat menyebutkan kehendak terakhirnya. 6. 1. Seorang notaris dalam melaksanakan tugas
Setelah surat wasiat tersebut dibuat, maka khususnya dalam hal pembuatan akta
setiap notaris dalam tempo lima hari wasiat (testament acte) lebih
pertama tiap-tiap bulan wajib melaporkan memperhatikan syarat-syarat yang harus
atas akta wasiat yang dibuat olehnya dipenuhi sehingga akta wasiat (testament
kepada Daftar Pusat Wasiat (DPW) di acte) dapat berlaku sah sebagai akta
Departemen Hukum dan Hak Asasi otentik.
Manusia. Selain itu, dapat dijelaskan pula 2. Selain itu, seorang notaris harus lebih
mengenai tatacara untuk memenuhi mampu memahami kewajiban-kewajiban
pembuatan akta wasiat (testament acte), dan tanggungjawabnya dalam membuat
yaitu: 1.Tatacara Testament Terbuka atau akta wasiat (testament acte) yang dibuat
Umum (Openbaar Testament) Si pembuat dihadapannya sehingga hal tersebut tidak
wasiat menghadap kepada Notaris untuk merugikan si pembuat wasiat maupun
menyatakan kehendaknya tanpa hadirnya notaris itu sendiri.
saksi-saksi. Kemudian Notaris mengkonsep
112
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga, dan Hukum Pembuktian, Penerbit Rineka
Cipta, Cetakan ke-4, Jakarta, 1997.
Hartono Soerjopratiknjo, Hukum Waris Testamenter, Seksi Notariat Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, Cetakan ke-1, Yogyakarta, 1982.
Hartono Soerjopratiknjo, Hukum Waris Testamenter,(Yogyakarta :Seksi Notaris FH
UGM,1984.
Oemarsalim, Dasar-Dasar Hukum Waris Di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Inter Masa, Cetakan Kesepuluh, Jakarta,
1998.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pasal 874-1004
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN)
Peraturan Jabatan Notaris (PJN)
113
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014
BIODATA
114