You are on page 1of 17

TUGAS MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA DALAM GEOPOLITIK INDONESIA

Nama kelompok :

Dyah Niken Saraswati

Indira dewi

Helmi Oktavian

Monica Noer Aqmarina

Natika Kamilah

Riska Dwi Arianti

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(ILMU KOMUNIKASI A2)

UNIVERSITAS SERANG RAYA

2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
taufik, dihayah dan inayah-Nya, sehingga makalah pendidikan kewarganegaraan
yang berjudul “Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik di Indonesia” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penulisan dan penyusunan makalah
pendidikan kewarganegaraan, penyusun menerima bantuan dan arahan dari semua
orang. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih pada semua orang
yang telah turut membantu.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah pendidikan


kewarganegaraan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran
dibutuhkan bagi penulis merupakan motivasi dan usulan yang dapat membangun
bagi penyusun agar makalah pendidikan kewarganegaraan menjadi lebih baik.
Semoga laporan makalah pendidikan kewarganegaraan ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya bagi pembaca umumnya.

Serang, Januari 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
2.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1
2.2 TUJUAN PENULISAN.....................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN KEDUDUKAN DAN WAWASAN NUSANTARA................2
2.2 LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA.....................3
2.3 WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.............4
2.4 PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA..................................................7
2.5 OTONOMI DAERAH DI INDONESIA..........................................................10
BAB III..................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN................................................................................................11
3.2 SARAN............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
2.1 LATAR BELAKANG
  Sebagai Mahasiswa jurusan Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, kita diharapkan
mampu memahami tentang Wawasan Nusantara dan Geopolitik Indonesia pada
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Dimana dalam aspek-aspek
pembahasannya mengulas mengenai pengertian geopolitik, teori-teori geopolitik,
pengertian wawasan nusantara, kedudukan dan fungsi wawasan nusantara, faktor-
faktor yang memengaruhi wawasan nusantara, serta tantangan terhadap
implementasi wawasan nusantara.

2.2 TUJUAN PENULISAN


  Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
kami  berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan diri kami sendiri.
Dalam rangka menerapkan Wawasan Nusantara, kita sebaiknya terlebih dahulu
mengerti dan memahami pengertian, hakikat, kedudukan, serta fungsi dari
Wawasan Nusantara dalam kehidupan nasional yang mencakup kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan harus tercermin dalam pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mengutamakan kepentingan
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia di atas kepentingan pribadi dan
atau golongan.
2

BAB II
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik di Indonesia

2.1 PENGERTIAN KEDUDUKAN DAN WAWASAN NUSANTARA


1. Pengertian Wawasan Nusantara

Secara Etimologis kata wawasan berasal dari kata wawas (bahasa


Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi. Dari kata
wawas muncul yang berarti; memandang, meninjau atau melihat. Wawasan
artinya; pandangan, tinjauan, penglihatan, atau cara pandang atau cara
melihat.
Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya kepulauan
atau bangsa. Antara artinya relasi, seberang atau laut. Jadi Nusantara dapat
diartikan sebagai kepulauan yang dapat dipisahkan oleh laut atau bangsa-
bangsa yang dipisahkan oleh lautan. kesatuan kepulauan yang terletak antara
dua benua yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra
Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara”
digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.
Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat
sebagai berikut, Prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara
kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”,GBHN 1998,
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap.
MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan
nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya.
2. Hakikat Wawasan Nusantara
Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu
kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan
wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah
“persatuan bangsa dan kesatuan wilayah”.
Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara
diwujudkan dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan
politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.Menurut Hasan
Habib (1970), inti pokok Wawasan Nusantara adalah:
a. Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu
tujuan dan tekad perjuangan, dan satu kesatuan hukum,
b. Satu kesatuan sosial budaya,
c. Satu kesatuan ekonomi, dan
d. Satu kesatuan hankam.
3. Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan
nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa
depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan Nusantara
adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.
Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran
Republik Indonesia.
2.2 LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA
Sebelum membahas Wawasan Nusantara, terlebih dahulu mengerti dan
memahami Wawasan Nasional kebangsaan secara universal. Suatu bangsa
meyakini bahwa kebenaran yang hakiki atau kebenaran yang mutlak adalah
kebenaran yang dataeeng dari Tuhan, pencipta alam semsta. Manusia
memiliki kelebihan dari mahkluk lainnya melalui pikiran dan budi
nuraninya. Namun kemampuannya dalam menggunakan akal pikiran dan
budi nuraninya tersebut terbatas., sehingga manusia yang satu dan yang lain

3
tidak memiliki tingkat kemampuan yang sama. Ketidaksamaan tersebut
menimbulkan perbedaan pendapat, kehidupan, kepercayaan dalam hubungan
dengan penciptanya dan melaksanakan hubungan dengan sesamanya, dan
dalam cara melihat serta memahami sesuatu. Perbedaan-perbedaan inilah
yang kita sebut keanekaragaman. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
keanekaragaman tersebut membutuhkan perekat agar bangsa yang
bersangkutan dapat bersatu melihat keutuhan Negara.
Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, suatu bangsa perlu
memperhatikan tiga factor utama yaitu:
1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup.
2. Jiwa, tekad, daan semangat manusianya atau rakyatnya.
3. Lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian, wawasan nasional adalah cara pandangan suatu
bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam
eksistensinnya yang serba terhubung (melalui interaksi dan interrelasi) dan
dalam pembangunannya di lingkungan nasional termasuk local dan
propinsional, regional serta global.
2.3 WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
1. Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik
Geopolitik secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yaitu Geo yang
berarti bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak, serta kondisi geografis
bumi yang menjadi wilayah hidup. Geopolitik dimaknai sebagai
penyelenggaraan Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai
ilmu bumi politik (political geography) yang kemudian diperluas oleh
Rudolf Kjellen menjadi geographical politic, disingkat geopolitik.
2. Teori-Teori Geopolitik
a. Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904), berpendapat bahwa
negara itu seperti organisme yang hidup. Pertumbuhan Negara mirip
dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup
(lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas

4
ruang hiduo maka Negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Teori
ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.
b. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922), Negara adalah satuan dan
sistem politik yang menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik,
ekonomi politik , demo politik social politik, dan krato politik. Negara
sebagai organisme yang hidup dan intelektual harus mampu
mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan melakukan
ekspansi.
c. Teori Geopolitik Karl Haushofer (1869-1946), melanjutkan pandangan
Ratzel dan Kjellen terutama pandangan tentang lebensraum (runga
lingkup) dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu
wilayah Negara semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan
luas wilayah, maka Negara tersebut harus berupaya memperluas
wilayahnya sebagai ruang hidup bagi warga Negara. Untuk mencapai
maksud tersebut, Negara harus mengusahakan Autarki, yaitu cita-cita
untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bergantung pada Negara
lain. Wilayah-wilayah yang dikuasai (pan-regional), yaitu:
1. Pan Amerika sebagai “perserikatan wilayah” dengan Amerika
Serikat sebagai pemimpinnya.
2. Pan Asia Timur, mencakup bagian timur Benua Asia, Australia dan
wilayah kepulauan dimana Jepang sebagai penguasa.
3. Pan Rusia India yang mencakup wilayah Asia Barat, Eropa Timur,
dan rusia yang dikuasai Rusia.
4. Pan Eropa Afrika mencakup Eropa Barat , tidak termasuk Inggris
dan Rusia dikuasai oleh jerman.
Teori geopolitik Karl Haushofer ini dipraktikkan oleh Nazi Jerman
dibawah pimpinan Hittler sehingga menimbulkan perang dunia dua.
d. Teori Geopolitik Halford Mackinder (1861-1947), mempunyai konsepsi
geopolitik yang lebih strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah
‘jantung’ dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan teori daerah
Jantung. Barang siapa menguasai “daerah jantung” (Eropa Timur dan
Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan

5
Afrika)yang pada akhirnya akan menguasai dunia. Berdasarkan hal ini
muncullah konsep Wawasan Benua atau konsep kekuatan di darat.
e. Teori Geopolitik Alfred Tayer Mahan (1840-1914),mengembangkan
lebih lanjut konsepsi geopolitik dengan memperhatikan perlunya
memamfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut termasuk akses
ke laut. Sehingga, tidak hanya pembangunan armada laut saja yang
diperlukan, namun lebih luas juga membangun kekuatan maritim.
Berdasarkan hal tersebut, muncul konsep Wawasa Bahari atau konsep
kekuatan di laut. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai
kekayaan dunia.
f. Teori Geopolitik Guilio Douhet(1869-1930), William Mitche(1878-
1939), Saversky dan JFC Fuller, mempunyai pendapat lain dibandingkan
dengan para pendahulunya. Keduanya melihat kekuatan dirgantara lebih
berperan dalam memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu
mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan udara
lebih menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi
sendiri tanpa di Bantu oleh angkatan lainnya. Disamping itu, angkatan
udara dapat menghancurkan musuh di kandang itu sendiri. Berdasarkan
hal ini maka muncullah konsep Wawasan Dirgantara (konsep kekuatan
di udara).
g. Teori Geopolitik Nicholas J.Spijkman (1879-1936), terkenal dengan
teori Daerah Batas. Dalam teorinya, ia membagi dunia dalam empat
wilayah :
a. Pivot area, mencakup wilayah daerah jantung.
b. Offshore continent land, mencakup wilayah pantai benua Eropa-
Asia.
c. Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika
selatan
d. New World, mencakup wilayah Amerika.
Atas pembagian dunia menladi empat wilayah ini, Spykman memandang
diperlunya kekuatan kombinasi dari Angkatan-angkatan Perang untuk
dapat menguasai wilayah-wilayah yang dimaksud. Pandangannya ini

6
menghasilkan teori Garis Batas (Rimland) yang dinamakan Wawasan
Kombinasi.
3. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia
Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi
Wawasan Nusantara. Bagi bangsa Indonesia, geopolitik merupakan
pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor-faktor geografis wilayah
Negara untuk mencapai tujuan nasionalnya. Untuk Indonesia, geopolitik
adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan
memamfaatkan keuntungan letak geografis Negara berdasarkan pengetahuan
ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.
Secara geografis, Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua
samudra dan dua benua serta terletak dibawah orbit Geostationary Satellite
Orbit (GSO). Dan Indonesia bisa bisa disebut sebagai Benua Maritim
Indonesia. Wilayah Negara Indonesia tersebut dituangkan secara yuridis
formal dalam Pasal 25A UUD 1945 Amandemen IV. Atas dasar itulah
Indonesia mengembangkan paham geopolitik nasionalnya, yaitu Wawasan
Nusantara. Dan secara historis, wilayah Indonesia sebelumnya adalah
wilayah bekas jajahan Belanda yang dulunya disebut Hindia Belanda.
Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia
beserta apa yang ada di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan.
Pandangan atau Wawasan nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan
Nusantara. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi geopolitik bangsa
Indonesia.

2.4 PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA


1. Perumusan Wawasan Nusantara
Konsepsi Wawasan Nusantara dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan, yaitu dalam ketetapan MPR mengenai GBHN.
Secara berturut-turut ketentuan tersebut adalah :
a. Tap MPR No. IV \ MPR \ 1973

7
b. Tap MPR No. IV \ MPR \ 1978
c. Tap MPR No. II \ MPR \ 1983
d. Tap MPR No. II \ MPR \ 1988
e. Tap MPR No. II \ MPR \ 1993
f. Tap MPR No. II \ MPR \ 1998
Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Wawasan dalam
penyelenggaraan pembangunan nasional dalam mencapai Tujuan
Pembangunan Nasional adalah Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara
adalah wawasan nasional yang bersumber dari pancasila dan UUD 1945.
Hakikat dari wawasan nusantara adalah kesatuan bangsa dan
keutuhan wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebut
mencakup :
a. perwujudan kePpulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
b. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
c. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
d. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan
Keamanan
Interpretasi Wawasan Nusantara harus disertai catatan bahwa konsep
Kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam memerlukan
harmoni antara kepentingan pusat dan daerah, serta antar daerah.
GBHN terakhir yang memuat rumusan mengenai Wawasan
Nusantara adalah GBHN 1998 yaitu dalam Ketetapan MPR No. II \ MPR \
1998. Pada GBHN 1999 sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR No.
IV \ MPR \ 1999 tidak lagi ditemukan rumusan mengenai Wawasan
Nusantara.

2. Konsep “Nusantara” dalam UUD 1945


Pada masa sekarang ini, dengan tidak adanya lagi GBHN, rumusan
Wawasan Nusantara menjadi tidak ada. Walaupun demikian sebagai,
konsepsi politik ketatanegaraan Republik Indonesia, wilayah Indonesia yang
berciri nusantara kiranya tetap dipertahankan. Hal ini tertuang dalam Pasal
25A UUD 1945 Amandemen IV yang berbunyi “Negara Kesatuan Republik

8
Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dangan Undang-
Undang”.
3. Batasan Wilayah Negara Kesatuang Republik Indonesia
Undang-Undang yang mengatur hal ini adalah Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.
a. Wilayah Daratan
Wilayah daratan adalah daerah dipermukaan bumi dalam batas-batas
tertentu dan di dalam tanah di permukaan bumi.
b. Wilayah Perairan
Wilayah perairan Indonesia meliputi laut territorial, perairan
kepulauan, dan peraran pendalaman.
c. Wilayah Udara
Wilayah udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan
lautan (perairan) negara itu. Seberapa jauh kedaulatan negara terhadap
wilayah udara di atasnya, terdapat beberapa aliran, yaitu :
a. Teori Udara Bebas
b. Teori Negara Berdaulat di Udara
4. Tujuan dan Mamfaat Wawasan Nusantara
a) Tujuan Wawasan Nusantara
1. Tujuan ke dalam, yaitu menjamin perwujudan persatuan kesatuan
segenap aspek kehidupan nasional, yaitu politik, ekonomi, social
budaya, pertahanan keamanan.
2. Tujuan ke luar, yaitu terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia
yang serba berubah, dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
social serta mengembangkan suatu kerja sama dan saling
menghormati.
b) Manfaat Wawasan Nusantara
1. Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional.
2. Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.

9
3. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan
potensi sumber daya yang besar bagi peningkatan kesejahteraan
rakyat.
4. penerapan wawasan nusantara menghasilkan cara pandang tentang
keutuhan wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa
Indonesia.
5. Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional.

2.5 OTONOMI DAERAH DI INDONESIA

Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah


otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”

Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan
pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu:

1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak


mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara
("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat,
bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara
kesatuan-kesatuan pemerintahan; dan
2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-
undang Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di atas
maka jelaslah bahwa Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik
desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.

Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan desentralisasi


di Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom dan
penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan kewenangan pemerintah pusat ke
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sebagian sebagian kekuasaan
dan kewenangan tersebut. Adapun titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah
pada Daerah Tingkat II (Dati II)dengan beberapa dasar pertimbangan:

10
1. Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai fanatisme
kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang
berkembangnya aspirasi federalis relatif minim;
2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif;
3. Dati II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan pembangunan sehingga
Dati II-lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya.

Atas dasar itulah, prinsip otonomi yang dianut adalah:

1. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi
obyektif di daerah;
2. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk
memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air; dan
3. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk
lebih baik dan maju

11
12

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sebagai wawasan nasional dari bangsa Indonesia maka wilayah Indonesia
yang terdiri dari daratan, laut, dan udara di atasnya dipandang sebagai aspek
penting dalam Wawasan Nasional dan Geopolitik Indonesia. Wawasan nusantara
bangsa Indonesia didasarkan pada keadaan lingkungan tempat tinggalnya yang
menghasilkan konsepsi wawasan nusantara. Jadi, wawasan nusantara merupakan
penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia. Setiap bangsa di dunia memiliki
cara pandang terhadap prinsip-prinsip kebangsaan dan tanah airnya masing-
masing yang kemudian disebut sebagai wawasan kebangsaan. Sehingga dengan
berpedoman kepada cara pandang yang menjadi prinsip dasar kebangsan itu, maka
bangsa tersebut memiliki sikap dan jati diri sesuai dengan nilai-nilai dasar yang
dianutnya.

3.2 SARAN

Untuk tercapainya keberhasilan dari implementasi Wawasan Nusantara


kita  perlu mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warga
negara serta hubungan warga negara dengan negara, sehingga kita memiliki
kesadaran sebagai warga Negara Indonesia. Selain itu untuk terwujudnya
keberhasilan dari implementasi ini diperlukan sosialisasi dengan program yang
teratur, terjadwal dan terarah. Untuk mengetuk hati nurani setiap warga negara
Indonesia agar sadar bermasyarakat, berbangsa dan  bernegara diperlukan
pendekatan /sosialisasi/ pemasyarakatan dengan program yang teratur guna
mewujudkan Ketahanan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah_di_Indonesia

You might also like