You are on page 1of 6

PROGRAM TINDAK LANJUT

PTS DAN PTK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh
komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Mutu pendidikan
pada hakikatnya adalah bagaimana kegiatan belajar mengajar berlangsung secara bermutu
dan bermakna. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas harus selalu dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Suatu penelitian termasuk PTK yang baik dan terpercaya adalah penelitian yang dilakukan
dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah dan metodologi yang sesuai dengan standar ilmiah.
Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat
validitas dan kredibilitas penelitian. PTK yang tergolong bertradisi kualitatif dengan sifatnya
yang deskriptif dan naratif memiliki cara-cara tersendiri dalam melakukan validasi dan
reliabilitas.
Oleh karena itu, kami pandang perlu untuk mengadakan pembahasan secara terperinci
mengenai pengumpulan data, analisis data, dan tindak lanjut dalam PTK.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami hanya membatasi pembahasan kami pada:
– Pengumpulan Data Dalam PTK
– Analisis Data Dalam PTK
– Tindak Lanjut PTK

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas dan untuk memberikan bahan kepada pembaca tentang
pengumpulan data, analisis data, dan tindak lanjut dalam Penelitian Tindakan Kelas sebagai
wacana mengenai Penelitian Tindakan Kelas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pengumpulan data dalam PTK dilakukan dengan menggunakan instrumen. Instrumen


tersebut harus valid dan reliabel. Yang dimaksud valid adalah mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan reliabel adalah konsisten (tepat/akurat). Validitas instrumen
PTK mensyaratkan adanya pengakuan dan keyakinan seluruh anggota kelompok penelitian
tindakan bahwa alat yang digunakan dalam PTK itu layak digunakan. Hal ini disebut dengan
practical validity atau validitas praktis.
Strategi yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas menurut Lather (dalam Priyono,
2000: 11) meliputi empat langkah, yaitu:
a. Face validity (validitas muka). Setiap anggota kelompok action research saling mengecek,
menilai, dan memutuskan validitas suatu instrumen dan data dalam proses kolaborasi dan
action research.
b. Triangulation (triangulasi), menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan
kualitas penilaian. Triangulasi juga bisa berarti suatu cara untuk mendapatkan keakuratan
data dengan menggunakan berbagai cara agar data yang diperoleh dapat dipercaya
kebenarannya.
c. Critical reflection (refleksi kritis). Setiap siklus action dirancang untuk meningkatkan
kualitas pemahaman.
d. Catalic validity. Validitas dihasilkan oleh action research dan tergantung pada
kemampuan action research sendiri dalam mendorong perubahan.

Berikut ini beberapa macam pengumpulan data yang dapat digunakan dalam PTK:

1. Pengamatan atau Observasi


Observasi sangat cocok untuk merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan
proses lainnya. Ada tiga fase utama dalam melakukan observasi kelas yaitu:
a. Pertemuan perencanaan. Pihak guru sebagai peneliti menyajikan rencana pembelajaran
yang akan diterapkan dalam PTK dan pihak pengamat mendiskusikannya.
b. Observasi kelas. Pihak guru dan pengamat melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran di kelas.
c. Diskusi balikan. Guru bersama pengamat mempelajari hasil observasi dan mendiskusikan
langkah-langkah berikutnya.
Adapun teknik untuk melakukan observasi adalah sebagai berikut:
a. Observasi Terbuka. Sang pengamat mencatatkan secara langsung segala sesuatu yang
terjadi di kelas selengkapnya sehingga urutan-urutan kejadian tercatat semuanya
b. Observasi Terfokus. PTK dilakukan sesuai fokus permasalahan yang ingin diteliti.
c. Observasi Terstruktur. Penelitian dilakukan terhadap subjek atau objek penelitian yang
bersifat terstruktur.
d. Observasi Sistematik. Penelitian dilakukan terhadap subjek atau objek penelitian yang
bersifat kuantitatif dengan menggunakan skala-skala.
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat,
atau wawasan. Wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur. Adapun langkah-
langkah wawancara adalah sebagai berikut:

a. Persiapan
1) Menyusun petunjuk wawancara
2) Menyusun pertanyaan wawancara
b. Uji Coba Wawancara
Untuk meningkatkan validitas dan reabilitas wawancara sebagai alat pengumpul data, perlu
dilakukan uji coba pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun.
c. Pelaksanaan Wawancara
1) Penentuan pihak yang diwawancarai
2) Menentukan dan mengatur waktu dan tempat wawancara
3) Tanya jawab
d. Kegiatan Akhir
Kegiatan ini dilakukan berupa pengecekan dan penilaian terhadap kebenaran, ketepatan
dan kelengkapan data atau informasi sebagai hasil wawancara. Di samping itu, juga
mengecek apakah ada jawaban yang masih samar-samar dan meragukan.

3. Angket atau Kuesioner


Angket atau kuesioner merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung.
Dengan instrumen ini data yang dapat dihimpun bersifat informatif dengan atau tanpa
penjelasan atau interpretasi berupa pendapat, buah pikiran, penilaian, ungkapan perasaan,
dan lain-lain. Angket dapat disebut juga sebagai wawancara tertulis.
Dari segi rekonstruksi pertanyaannya, kuesioner dapat dibagi menjadi beberapa bentuk:
a. Kuesioner pertanyaan bebas (tidak berstruktur)
Uraian jawaban kuesioner diserahkan sepenuhnya kepada responden. Untuk membatasi
jawaban agar tidak bertele-tele, dapat dilakukan dengan menyediakan ruangan kosong di
bawah setiap pertanyaan (item) kuesioner atau angket, dengan harapan responden hanya
akan menjawab sesuatu yang penting saja dari aspek yang dipertanyakan.
b. Kuesioner pertanyaan terikat (terstruktur)
1) Kuesioner dengan pertanyaan tertutup
Contoh: Bagaimana pendapat kalian terhadap pembelajaran yang baru berlangsung tadi?
a. sangat baik b. baik c. sedang d. kurang e. sangat kurang
2) Kuesioner dengan pertanyaan terbuka
Contoh: Pembelajaran yang bagaimanakah yang kalian sukai?
(a) Pembelajaran yang menyenangkan
(b) Pembelajaran yang humoris
(c) Pembelajaran yang santai
(d) Pembelajaran yang komunikatif
(e) ……………………………………………
Alternatif (e) dimaksudkan untuk memberikan jawaban sesuai dengan pendapat responden,
apabila empat jawaban di atasnya tidak ada yang tepat.
c. Angket dengan jawaban singkat
Angket bentuk ini merupakan gabungan atau kombinasi antara angket tidak berstruktur
dengan angket berstruktur. Oleh karena itu, dalam angket bentuk ini ada kebebasan dalam
menjawab pertanyaan namun jawaban harus singkat, khusus dan tertentu (terarah).
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
a) Tahap Persiapan:
(1) Menyusun kisi-kisi kuesioner
(2) Menyusun pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan rincian aspek-aspek atau fokus PTK
secara berurutan
(3) Setiap pertanyaan sebaiknya hanya mengandung satu aspek dari gejala di dalam
variabel yang diungkapkan
(4) Dalam menyusun pertanyaan kuesioner berstruktur, penyusunan alternatif jawaban
harus dilakukan dalam sudut pandang responden
(5) Pertanyaan tidak mengandung kata-kata yang mengandung sugesti yang menggiring
responden agar memilih alternatif jawaban tertentu sesuai keinginan peneliti
(6) Pertanyaan tidak mengandung kata-kata yang mendorong responden menjawab secara
tidak jujur, menimbulkan rasa takut atau malu karena pertanyaan bersifat mengungkapkan
aib responden
(7) Diusahakan ada satu jawaban yang termasuk kategori terbaik (ideal)
(8) Memilih cara menjawab yang paling mudah
(9) Dimulai dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang lebih kompleks
(10) Menggunakan kata-kata yang sopan dan netral
(11) Kuesioner yang sudah siap dianjurkan untuk dikonsultasikan dan didiskusikan dengan
teman sejawat
(12) Menyusun “Petunjuk Mengisi Angket”, diletakkan pada bagian atas lembar pertama
kuesioner.
b) Tahap Uji Coba Kuesioner
(1) Memeriksa kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas
(2) Memeriksa kemungkinan terdapat kata-kata yang asing
(3) Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang terlalu dangkal
(4) Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang tidak relevan dengan masalah dan
tujuan PTK
c) Penyebaran dan Pengisian Kuesioner

4. Pedoman Pengkajian Data Dokumen

Ada beberapa dokumen yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian yang ada relevansinya dengan permasalahan dalam PTK, seperti:
a. silabus dan RPP
b. laporan-laporan diskusi
c. berbagai macam hasil ujian dan tes
d. laporan rapat
e. laporan tugas siswa
f. bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran
5. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang
untuk mengungkapkan keadaan aspek psikologis di dalam dirinya. Berkaitan dengan tes
sebagai instrumen PTK dapat dibedakan menjadi dua jenis tes, yaitu:
a. Tes Lisan
b. Tes Tertulis, yang terdiri dari dua bentuk:
1) Tes Essay atau Uraian
2) Tes Objektif

6. Rekaman, Foto, Slide, Tape, dan Video

Alat-alat elektronik seperti rekaman, foto, slide, tape, dan video dapat digunakan untuk
membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di catatan lapangan.

7. Catatan Harian

Catatan harian adalah catatan pribadi tentang pengamatan, perasaan, tanggapan,


penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis, dan penjelasan. Penulisan catatan harian harus
mencantumkan tanggal kejadian. Demikian juga dengan hal-hal yang mendetail dari PTK,
seperti waktu, pokok bahasan, serta kelas di mana PTK dilaksanakan.

8. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang
melakukan observasi terhadap subjek atau objek PTK. Pada umumnya catatan lapangan
dibuat dengan tulisan tangan si peneliti, yang hanya dimengerti oleh dirinya saja.
PROGRAM TINDAK LANJUT PTS DAN PTK

SLB MUTIARA BUNDA KABUPATEN CIREBON

TAHUN AJARAN 2022-2023

Jln. Soekarno Hatta (Cirebon-Tegal) KM. 28 Losari Lor

Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon

45192

You might also like