You are on page 1of 8

REKAP MATERI dari logika dalam bidang hukum itu sendiri.

Dalam
LOGIKA DAN PENALARAN HUKUM pengertian lain, tidak ada penalaran hukum di luar
M. AGUNG PRASETIO (0220056841 logika, dan tidak ada penalaran hukum tanpa logika
• Penalaran hukum juga dapat diartikan sebagai
Bab 1 cara lawyer dan hakim dalam berbicara mengenai
• logika adalah bidang pengetahuan dalam hukum di ruang publik. Istilah ini merupakan
lingkungan filsafat yang mempelajari secara teratur istilah yang dipakai untuk melabeli berbagai
asas-asas dan aturan-aturan penalaran yang betul aktivitas dalam dunia hukum, antara lain proses
atau dikenal dengan correct reasoning. Sementara mental yang bekerja dalam pengambilan keputusan
itu, menurut Mundiri, logika merupakan sebagai hukum, identifikasi kasus, interpretasi, evaluasi
ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum fakta hukum, pilihan aturan hukum, penerapan
yang digunakan untuk membedakan penalaran hukum dalam kasus, penyusunan pertimbangan,
yang betul dari penalaran yang salah. penyusunan argumen, opini atau pendapat hukum.
• penalaran adalah kegiatan akal budi dalam Perlu diketahui bahwa semua aktivitas tersebut
memahami makna setiap terminologi dalam suatu didasarkan pada cara bernalar atau berlogika yang
proposisi, menghubungkan suatu proposisi dengan tepat, alias logika hukum.
proposisi lain dan menarik kesimpulan atas dasar
proposisi-proposisi tersebut. Dengan demikian Terminologi legal reasoning
dapat dikatakan bahwa penalaran merupakan Penalaran hukum juga dikenal sebagai argumentasi
sebuah bentuk pemikiran. Pada dasarnya, hukum. Menurut Golding, terminologi legal
pengertian, proposisi, dan penalaran memiliki reasoning dapat digunakan dalam arti luas dan arti
hubungan yang tak terpisahkan, sebab penalaran sempit. Dalam arti luas, legal reasoning berkaitan
mensyaratkan proposisi dan proposisi dengan proses psikologis yang dilakukan hakim
mengandaikan pengertian. Tidak ada proposisi untuk sampai pada putusan atas kasus yang
tanpa pengertian dan tidak ada penalaran tanpa dihadapinya. Sedangkan, legal reasoning dalam arti
proposisi. sempit berkaitan dengan argumentasi hukum yang
melandasi suatu keputusan. Artinya, legal
Dasarnya reasoning dalam arti sempit menyangkut kajian
•Pada dasarnya, penalaran hukum memperlihatkan logika dari suatu putusan, yakni hubungan antara
eratnya hubungan antara logika dan hukum. Logika reason berupa pertimbangan, alasan, putusan, serta
merupakan ilmu tentang bagaimana berpikir secara ketepatan alasan atau pertimbangan lainnya yang
tepat dan dapat memikirkan hukum, atau mendukung putusan tersebut.
sebaliknya ide, gagasan, dan opini hukum pada
dasarnya bersifat logis juga. Dengan adanya Argumentasi hukum
penalaran hukum, hukum bukan dipahami sekedar merupakan kegiatan untuk mencari dasar hukum
hafalan pasal belaka saja, hukum juga bukan yang terdapat di dalam suatu peristiwa hukum, baik
sekedar norma atau aturan yang ditetapkan otoritas yang merupakan perbuatan hukum seperti
tertinggi dan wajib diikuti. Akan tetapi, hukum perjanjian, transaksi perdagangan, dan lainnya.
harus didasari pada sifat logis, sebab logis adalah Selain itu, pencarian dasar hukum juga bisa
salah satu karakter atau sifat dasar hukum. dilakukan pada kasus pelanggaran hukum pidana,
perdata, maupun administrasi, dan memasukkannya
Penalaran hukum ke dalam peraturan hukum yang ada.
• Penalaran hukum adalah penerapan prinsip
berpikir lurus (logika) dalam memahami prinsip, Para ahli teori hukum mengklasifikasikan 3 (tiga)
aturan, data, fakta, dan proposisi hukum. Dalam pengertian dari argumentasi hukum
mempelajari penalaran hukum, logika dipahami 1. Mencari substansi hukum untuk diterapkan
secara lebih sempit, yaitu sebagai ilmu tentang dalam masalah yang sedang terjadi.
penarikan kesimpulan secara valid dari berbagai 2. Argumentasi dari substansi hukum yang ada
data, fakta, persoalan, dan proposisi hukum. untuk diterapkan terhadap putusan yang harus
Dengan demikian, arti penalaran hukum atau legal diambil, atas perkara yang terjadi.
reasoning tidak menunjukkan bentuk penalaran lain
di luar logika, melainkan penerapan asas berpikir
3. Argumentasi mengenai putusan yang harus mengapa demikian “karena berlogika
diambil oleh hakim dalam suatu perkara dengan adalah kegiatan aktifiktas ber fikir dalam
mempertimbangkan semua aspek. rangka melakukan penalaran sistematik
2 (dua) macam model argumentasi hukum antara untuk menghasilkan suatu kesimpulan
lain kesimpulan” (conclusion)tentang perihal
1. Systemic legal reasoning, yakni kegiatan yang yang di logikakan.
bercorak normatif, yang dibangun di atas sistem - Orang yang berfikir logika adalah orang
penalaran hukum, dan mengandung unsur yang memikirkan suatu dengan jalan
rasionalisme, positivisme hukum apriori, analisa, melakukan penalaran yang outputnya
deduksi, koherensi, penelitian hukum normatif, dan sebagai logika dan penalaran dalam ilmu
berpikir sistemik. hukum.
2. Critical legal reasoning, yakni kegiatan yang
unsurnya terdiri dari empirisme, historikal, KESESATAN DALAM BERLOGIKA HUKUM
yurisprudensi, aposteriori, sintesa, induksi, • Sesuai dengan bidang ilmunya tidak bisa
korespondensi, penelitian hukum sosiologis dan berlogika dengan ilmu lain seperti politik, ekonomi,
berpikir kritis. untuk berlogika hukum maka harus di pahami apa
itu ilmu hukum ? Dari perspektif ilmu hukum dari
Kesimpulannya, perspektif normative, dari perspektif empiris, dari
• logika merupakan cabang ilmu yang penting perspektif filosofis baru dapat berlogika dengan
dipahami oleh peneliti hukum. Sebab, logika adalah benar.
bagaimana cara berpikir secara tepat, memikirkan
ide, gagasan, dan opini hukum yang pada dasarnya EKSISTENSI
harus bersifat logis juga. Logika memiliki • Ilmu hukum ini dapat dapat membolehkan
hubungan yang erat dengan penalaran hukum. melintgasi ilmu ilmu yang lainya dalam
Eksistensi penalaran hukum menunjukkan bahwa mekeksiskan kehadiran ilmu ilmu yang lain dalam
hukum bukan dipahami sekedar hafalan pasal mengembangkan funghsi dan tujuan kebenaranya
belaka saja, melainkan hukum harus didasari pada • Denga alasan ini pulalah rescoe pound “
sifat logis. Sebagai catatan, penalaran hukum juga soziiologi of jurisprudenz” ilmu hukum ini
kerap digunakan dengan menggunakan terminologi mengembara di luar disiplin ilmumunya
lain yakni legal reasoning dan argumentasi hukum. pengambaraan demi ilmunya .
• Seseorang yang berlogika hukum harus
Bab 3 membebaskan diri dari aspek –aspek yang bersifat
RUANG LINGKUP LOGIKA subyektif , agar argumentum logika yang dibangun
- Logika Hukum adalah Logika khusus konstruktifitas yang positif
yang di gunakan yang digunakakan dalam • Ilmu hukum ini tidak menghendaki keilmuanya di
melakukan suatu pemikiran, untuk campuri atau di nodai oleh ilmu yang lain di luar
menarik sesuatulogika dan Penalaran ilmu hukum.
dalam Ilmu hukum
- Logika hukum ini merupakan titik star PARA AHLI MENGATAKAN
sekalogus titik akhir dalam melakukan • Goerge F Kneller mengatakan dalam bukunya
pemikiran dan penalaran untuk penarikan Logic and Language of education mengartikan
kasimpulan tentang hukum dalam wilayah logika sebagai suatu penyelidikan tentang dasar-
territorial tentang ilmu hukum maka dasar dan metode berpikir yang benar
logika hukum tidak dapat di abaikan • Thalib Thahir A.M Mengartikan Logika atau
dalam pengembangan atau jelajah dunia mantiq sebagai ilmu untuk menggerakkan pikiran
keilmuan hukum. manusia kepada jalan lurus dalam memperoleh
- Suatu yang logis ataua dapat di katakana suara kebenaran
logis bilamana dapat di buktikan dengan • Irving M. Copi dalam buku Introduktion to logis”
ukuran pendekatan metodologis berlogika mengartikan logika sebagai ilmu yang mempelajari
oleh karena itu pendekatan logika dan metode dan hukum- hukum yang di gunakan untuk
pendekatan kebenaran di jadikan satu membedakan penalaran yang betul dan yang salah.
untuk mendapatkan suatu kebenaran
ETOS KERJA • Secara umum silogisme juga dibagi ke dalam
• Mahluk sosial beberapa bagian seperti Silogisme kategorik,
• Kebaikan silogisme hipotetik, dan silogisme disjungtif.
• Perintah • Silogisme kategoris adalah aturan pengambilan
kesimpulan dalam logika matematika yang didasari
Bab 4 oleh kategori atau kelas yang terkandung dalam
PENALARAN DEDUKTIF premis-premisnya
• Penalaran deduktif merupakan proses nalar yang • silogisme hipotetik adalah silogisme yang satu
menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari hal- atau lebih premisnya berupa kalimat hipotetis yang
hal yang bersifat umum. melibatkan suatu kondisi
• Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat • Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis
mutlak benar atau salah dan tidak keduannya mayornya merupakan keputusan disyungtif
bersama-sama sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang
• Contoh mengakui atau mengingkari salah satu alternatif
• Premis 1: Setiap hewan adalah makhluk hidup. yang disebut oleh premis mayor.
• Premis 2: Jerapah adalah hewan Kesimpulan: • Penalaran induktif merupakan proses penarikan
• Jerapah adalah makhluk hidup kesimpulan dari hal yang bersifat khusus menjadi
hal yang bersifat umum.
SILOGISME • Penalaran induktif biasanya mengambil
• Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari premis umum seperti pengamatan,
kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari data, atau fakta. Kemudian mengambil kesimpulan
dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi dengan spesifik atau hipotesis.
(kesimpulan). Contoh
• Sebagian para ahli logika menyebut silogisme Premis 1: Sapi mempunyai mata
sebagai penyimpulan tidak langsung (immediate • Premis 2: Perkutut mempunyai mata
inference), karena dalam silogisme menyimpulkan • Premis 3: Ular mempunyai mata Kesimpulan:
pengetahuan baru yang kebenarannya diambil • Setiap hewan mempunyai mata
secara sintesis.
• Silogisme menjadikan cara berpikir sistematis dan PERBEDAAN KUNCI ANTARA
jelas, hal ini dikarenakan silogisme memberikan PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF
ruang untuk berpikir kritis agar bisa membedakan 1. Argumen di mana premis memberikan alasan
argumen yang valid atau tidak. untuk mendukung kemungkinan dugaan dugaan
• Silogisme adalah bentuk, cara berpikir atau adalah alasan induktif. Bentuk dasar dari penalaran
menarik simpulan yang terdiri dari premis umum, yang valid, dimana proposisi menyediakan jaminan
premis khusus, dan simpulan. Sedangkan premis kebenaran dugaan, adalah penalaran deduktif.
merupakan dasar pemikiran atau kalimat atau 2. Sementara penalaran induktif menggunakan
proposisi yang dijadikan dasar penarikan pendekatan bottom-up, penalaran deduktif
kesimpulan dan logika. menggunakan pendekatan top-down.
3. Titik awal penalaran induktif adalah
ARIS TOTELES kesimpulannya. Di sisi lain, penalaran deduktif
• filsuf Aristoteles begitu erat hubungannya dimulai dengan premis.
dengan Silogisme Beliau berasumsi bahwa terdapat 4. Dasar penalaran induktif adalah perilaku atau
dua bentuk kesimpulan yang logis salah satunya pola. Sebaliknya, penalaran deduktif tergantung
adalah silogisme pada fakta dan aturan.
• Aristoteles memberikan gambaran silogisme pada 5. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan
pemikiran logika tradisional beliau di mana kecil, yang menentukan pola dan mengembangkan
silogisme diartikan sebagai cara menarik teori dengan bekerja pada isu-isu terkait dan
kesimpulan secara deduktif dengan menarik premis menetapkan hipotesis. Sebaliknya, penalaran
umum dan khusus. deduktif dimulai dengan pernyataan umum, yaitu
teori yang beralih ke hipotesis, dan kemudian
GAMBARAN UMUM SILOGISME beberapa bukti atau pengamatan diperiksa untuk
mencapai kesimpulan akhir.
6. Dalam penalaran induktif, argumen yang
mendukung kesimpulan, mungkin atau mungkin • Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi
tidak kuat. Sebaliknya, dalam penalaran deduktif, di mana kesimpulan diambil dari sebagian
argumen tersebut dapat dibuktikan valid atau tidak fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk
valid. semua fenomena yang belum diselidiki.
7. Penalaran induktif bergerak dari spesifik ke Generalisasi tidak sempurna disebut juga dengan
umum. Tidak seperti, penalaran deduktif bergerak induksi tidak lengkap yang dilakukan dengan
dari umum ke khusus. memerhatikan hanya sebagian hal partikular.
8. Dalam penalaran induktif, kesimpulan yang Generalisasi macam ini tidak menghasilkan
ditarik adalah probabilistik. Sebagai lawan, dalam kesimpulan yang pasti sebagaimana generalisasi
penalaran deduktif, generalisasi yang dibuat harus sempurna, tetapi jauh lebih efektif dan efisien.
benar, jika premisnya benar. Dalam penelitian ilmiah sering kali tidak
dimungkinkan untuk menggunakan generalisasi
• penalaran induktif dan deduktif adalah dua jenis sempurna dan lebih mungkin serta lebih lazim
logika, yang digunakan dalam bidang penelitian untuk menggunakan generalisasi tidak sempurna.
untuk mengembangkan hipotesis, sehingga untuk • Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia
sampai pada kesimpulan, berdasarkan informasi, senang memakai celana satin. Sebagian bangsa
yang diyakini benar. Penalaran induktif Indonesia suka bergotong-royong, maka
mempertimbangkan peristiwa untuk membuat disimpulkan bangsa Indonesia adalah bangsa yang
generalisasi. Sebaliknya, penalaran deduktif suka bergotong-royong.
mengambil pernyataan umum sebagai dasar untuk
sampai pada kesimpulan tertentu • Generalisasi Empirik
• Pasal yang di terapkan dalam sebuah kasus • Generalisasi empirik merupakan generalisasi yang
hukum tidak disertai dengan penjelasan mengapa
• Putusan HAKIM fenomena berlaku dan hanya mendasarkan
penyimpulannya pada fenomena tertentu. Prinsip
• Generalisasi adalah proses penalaran yang dari penalaran generalisasi ini dapat dirumuskan
membentuk kesimpulan secara umum melalui suatu dengan: apa yang terjadi berulang dalam kondisi
kejadian, hal, dan sebagainya. Generalisasi tertentu diharapkan akan selalu terjadi apabila
merupakan salah satu penalaran induktif. kondisi yang sama terpenuhi.
• Generalisasi merupakan salah satu penalaran • Misalnya, dua kali dirasakan apel yang masam
induktif. Terdapat prinsip tersirat dalam penalaran dalam kondisi keras dan hijau. Maka ketika melihat
induktif, yaitu asumsi tentang jalannya alam dan apel ketiga dengan kondisi keras dan hijau, dapat
keteraturan alam semesta; apa yang terjadi sekali, disimpullkan apel itu masam. Generalisasi yang
akan terjadi lagi dalam kesamaan keadaan yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari yaitu
cukup, sesering keadaan yang sama berulang. generalisasi empirik. Generalisasi empirik terjadi
Asumsi ini berlaku untuk setiap penalaran induktif. ketika memerhatikan beberapa objek dan
menyimpulkan persamaan yang ada pada objek
• Generalisasi sempurna adalah generalisasi di tersebut. Ketika telah ditarik kesamaan yang ada
mana seluruh fenomena yang menjadi dasar maka akan menghasilkan sifat umum yang perlu
penyimpulan diselidiki. Generalisasi sempurna didukung oleh referensi lain agar menjadi
dikenal juga dengan istilah induksi lengkap, generalisasi yang memiliki kebenaran yang kuat.
diawali dengan hal partikular yang mencakup
keseluruhan jumlah dari fenomena yang diselidiki. ANALOGI
Generalisasi macam ini memiliki kesimpulan yang • Analogi adalah persamaan atau persesuaian antara
sangat kuat dan tidak dapat diperdebatkan serta dua benda atau hal yang berlainan. Dalam ilmu
diragukan. Tetapi tidak efektif dan efisien. Arti linguistik, analogi merupakan hasil pembentukan
penalaran pada generalisasi ini sangat lemah, sebab unsur bahasa karena pengaruh pola lain dalam
pernyataan hanya mengenai apa yang diketahuinya bahasa.
dan tidak mengembangkan pengetahuannya, tetapi • Contohnya yakni terbentuknya konstruksi
hanya sebatas menyimpulkan. neonisasi karena sudah adanya pola yang ada
• Contoh: Sensus penduduk. dalam konstruksi mekanisasi.Selain itu,
• analogi juga termasuk ke dalam penalaran yang • "suatu benda adalah benda itu sendiri".
berasal dari satu hal tertentu kepada hal lain yang • secara simbolis dapat dikatakan bahwa a adalah a.
serupa kemudian menyimpulkan apa yang benar • jika suatu objek tertentu mempunyai atribut
untuk satu hal juga akan benar untuk hal lainnya. tertentu pula, maka kita tidak boleh
Analogi tidak hanya menunjukkan keserupaan yang melupakanbahwa objek tersebut tetap mempunyai
dimiliki kedua hal yang berbeda, tetapi akan ditarik atribut tersebut. Jika atribut tersebut berubah, maka
kesimpulan atas dasar keserupaan itu. Dengan akan menyebabkan perubahan konsep.
demikian analogi dapat dimanfaatkan sebagai
penjelasan atau sebagai bagian dari penalaran. Prinsip dasar
• Kesimpulan yang diambil dari sebuah analogi • prinsip dasar adalah pernyataan
dapat menyampaikan atau membandingkan fakta kebenaranuniversal yang kebenarannya sudah
tertentu dengan fakta spesifik lainnya. Pemikiran terbuktidengan sendirinya, artinya kebenaran
ini juga biasa disebut berpikir melalui persamaan universalyang tidak membutuhkan lagi hal-hal lain
atau pemikiran melalui analogi, atau disebut untukmembuktikan kebenarannya. Prinsip-prinsip
analogi logis. Analogi kadang-kadang juga disebut dasarini, walaupun tidak perlu lagi
analogi induktif, yaitu proses penalaran dari satu dibuktikankebenarannya, merupakan dasar bagi
fenomena ke fenomena serupa lainnya kemudian semuapembuktian.
menyimpulkan bahwa apa yang terjadi pada
fenomena pertama juga akan terjadi pada fenomena Hukum Kontradiksi
lain, dengan demikian memahami analogi jika kita - Hukum kontradiksi
ingin merumuskan dalam batas. Jadi dalam setiap - "sesuatu benda tidak dapat merupakan
tindakan kesimpulan analog ada 3 elemen yaitu benda itu sendiri dan benda lain pada
peristiwa utama yang menjadi dasar analogi, waktu yang sama."
persamaan utama yang menjadi pengikat, dan tiga - Contohnya meja ini hitam dan tak hitam
fenomena yang ingin akan dianalogikan. - Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu
benda jika sudah dikatakan satu kategori,
Bab 5 maka tidak dapat dikatakan sebagai
PRINSIP – PRINSIP DASAR DALAM LOGIKA kategori lain.
- Hukum penyisihan jalan tengah
PRINSIP DASAR LOGIKA - Segala sesuatu haruslah positif atau
- Prinsip adalah pernyataan yang negatif.
mengandung kebenaran universal, - "a" mestilah "b" atau tak "b". Artinya, dua
sebaliknya ada kebenaran khususyaitu sifat yang berlawanan tak mungkin
kebenaran yang hanya berlaku bagi dimiliki oleh suatu benda.
beberapa hal saja. - Hukum cukup alasan
- Suatu prinsip disebut prinsip dasar, bila - "adanya sesuatu itu mestilah mempunyai
prinsip itu tidak memerlukan bukti dan alasan yang cukup, demikian pulan jika
tidak puladapat dibuktikan karena ia ada perubahan pada keadaan sesuatu."
terlalu bersahaja. - Misalnya, jika bola jatuh ke tanah ialah
Apa prinsip dasar karena adanya gaya gravitasi dan karena
• prinsip : pernyataan yang mengandung kebenaran tidak ada yang menahannya.
universal, maupun kebenaran khusus.
• prinsip dasar : pernyataan kebenaran universal Bab 6
yang kebenarannya sudah terbukti dengan Generalisasi
sendirinya. • Generalisasi adalah proses penalaran yang
• hukum identitas bertolak dari sejumlah fenomena individual
• hukum kontradiksi (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat
• prinsip-prinsip dasar logika selutuh fenomena sejenis dengan fenomena
• hukum penyisihan jalan tengah individual yang diselidiki.
• hukum cukup alasan • Contoh : A adalah pejabat , dan ia sangat baik
• generalisasi ialah menggunakan pendekatan
Hukum identitas indukasi dalam generalisasi, menyajikan fakta-
fakta atau penjelasan-penjelasan pada awal yang Biasanya hakim dalam memutuskan perkara
akan menggiring kesimpulan di akhir. didasarkan pada undang-undang, perjanjian
ANALOGI internasional, dan yurisprudensi.
• Analogi adalah persamaan atau persesuaian antara
dua benda atau hal yang berlainan. Sinonim kata Secara umum,sumber hukum ada 2 macam:
analogi adalah kias. 1. Sumber Hukum Materiil : yaitu tempat darimana
• tujuan analogi adalah untuk menjelaskan suatu materi (isi) hukum diambil. dapat dikatakan
hal, utamanya sesuatu yang masih abstrak atau sulit darimana bahan hukum diambil.
untuk ditafsirkan secara langsung. Dengan 2. Sumber hukum Formil : tempat darimana
demikian, perkara yang sulit dapat dipahami mengambil hukum dengan melihat cara terjadinya
dengan mudah atau bentuknya
• Sumber hukum formil itu adalah sumber hukum
• Kelebihannya adalah yang menentukan bentuk dan sebab terjadinya
• (1) analogi dapat dimanfaatkan untuk suatu peraturan dan kaidah hukum
menjelaskan sesuatu atau sebagai penalaran, • sumber hukum materil adalah sumber hukum
• (2) analogi dapat dimanfaatkan untuk menarik yang menentukan isi suatu peraturan atau kaidah
kesimpulan dari dua hal yang berbeda dengan hukum yang mengikat setiap orang
memperhatikan kesamaan-kesamaannya, tetapi
tidak selalu universal, dan Contoh Sumber Hukum
• (3) analogi dapat digunakan untuk menentukan • Sumber hukum formal : Undang - undang,
sifat-sifat kebiasaan, traktat, yurisprudensi, doktrin.
• Sumber hukum materiil ialah sumber hukum yang
RETRODUKSI dilihat dari segi isinya, misalnya : KUHP segi
• Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk materilnya adalah pidana umum, kejahatan dan
memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu pelanggaran. KUHPerdata mengatur masalah orang
fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai subjek hukum, benda sebagai objek,
dan diuji. perikatan, perjanjian, pembuktian dan daluarsa
sebagaimana fungsi hukum menurut para ahli
Testimoni
• Testimoni adalah suatu pernyataan yang memberi Sumber Hukum Tertinggi
kesaksian tentang kualifikasi seseorang, karakter, • Undang-Undang Dasar 1945 menempati posisi
dan lain sebagainya. Atau kesaksian dari manfaat yang tertinggi dalam sistem perundang-undangan
untuk mencari kebenaran keterbukaan, dan lain di Indonesia. Ini karena UUD 1945 digunakan
sebagainya sebagai dasar hukum perundang-undangan yang
• Misal Dalam produk undang undang yang berlaku lainnya. UUD 1945 diresmikan pada 18 Agustus
di masyarakat 1945 sebagai dasar hukum yang berlaku hingga
saat ini.
Sumber Hukum
• Dalam buku Pengantar Ilmu Hukum oleh Tami Bab 7
Rusli, secara umum sumber hukum adalah segala Kewajiban Hakim untuk Melakukan Penemuan
sesuatu yang telah menimbulkan aturan-aturan Hukum
yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa,
artinya jika dilanggar akan mengakibatkan sanksi Pasal 16 UU No. 48 Tahun 2009:
tegas dan nyata. Pengadilan tidak boleh menolak memeriksa, dan
Ada lima sumber hukum formal yang dapat memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih
digunakan hakim, yaitu bahwa hukumnya tidak ada atau kurang jelas,
• undang-undang, melainkan wajib untuk memeriksa dan
• kebiasaan, mengadilinya
• traktrat, Pasal 28 UU No. 48 Tahun 2009:
• yurisprudensi, Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami
• dan doktrin. nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup
dalam masyarakat
Syarat adanya Perjanjian Pasal Buku III Pasal 1320
Interpretasi dan Konstruksi Hukum KUHPerdata
- Kata sepakat
Hukum = Undang – Undang : - Dibuat oleh orang cakap membuat
- Teks UU tetap atau sulit berubah, perjanjian
sementara masyarakat terus berubah - Hal tertentu
- Terkadang: 1. Tidak lengkap; 2. Tidak - Objek perjanjian tidak bertentangan
Jelas; atau 3. Kurang Jelas dengan kausa yang dibenarkan hukum
UU selalu ketinggalan dengan Apa tolok ukur orang yang cakap
peristiwa/fakta membuat perjanjian ? Dewasa.
Interprestasi/Penasiran
Hukum
Apa yang harus dilakukan Penemuan Hukum
pengadilan (Rechtsvinding)
Dapat Terjadi :
Konstruksi Hukum
1) Hukumnya tidak ada
Pengadilan

Perkara

Tidak Boleh menolak


2) Hukumnya tidak
lengkap
3) Hukumnya kurang atau
tidak jelas
Dewasa
perkara

• Tidak pengertian dan tolok ukur dewasa dalam


Buku III KUHPerdata
• Tolok ukur kedewasaan juga ditemukan dalam
UU No.1 Tahun 1974 (18 tahun)

Interpretasi Berdasar Sejarah Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Wetshistorie
Macam-Macam Metode Interpretasi Hukum : Interpretatie)
- Interpretasi Berdasarkan Tata • Menelusuri bahan-bahan penyusunan RUU, RPP,
Bahasa/Gramatikal Raperda, dll;
- Interprestasi secara Otentik • Menelusuri naskah pembicaraan di DPR, DPRD,
- Interpretasi Sistematis dll;
- Interpretasi berdasarkan Sejarah • Hasil kajian atau naskah akademik rancangan
Pembentukan Peraturan Perundang tersebut.
undangan/sejarah hukum/historis
- Interprestasi secara Restriktif Interpretasi Sejarah Hukum (Rechtshistorie
- Interprestasi secara Ekstensif Interpretatie)
- Interpretasi Toleologis • Berkaitan dengan asal muasal atau pengertian
- Interpretasi Antisipatif suatu kaidah
- Interprestasi Futuristik • Merupakan metode riwayat suatu pranata atau
- Interprestasi Perbandingan Hukum pengertian hukum
• Misalnya: Mengapa dan sejak kapan ada asas
Interpretasi Berdasar Tata Bahasa hukum nullum delictum nulapoena sinelege
(De Gramatikale of Taalkunde Interpretatie) • Misalnya: Mengapa dan sejak kapan ada asas
• Penafsiran yang berusaha menemukan arti kata- hukum unus testis nulus testis
kata atau kalimat dalam teks peraturan perundang-
undangan Interpretasi Toleologis (Toleologische
• Dihubungkan dengan arti kata-kata yang lazim Interpretatie)
digunakan dalam bahasa sehari-hari • Interpretasi ini disebut juga sebagai interpretasi
• Dalam peraturan perundang-undangan, kata atau ekstensif atau interpretasi progresif;
kata-kata harus diberi arti sebagaimana kata atau • Menemukan pengertian suatu norma dengan cara
kata-kata itu diartikan bahasa sehari-hari menemukan tujuan atau maksud suatu norma atau
Ketentuan: Dilarang menginjak rumput di taman tujuan yang hendak dicapai undang-undang
kota • Misal: Apa tujuan ancaman minimal terhadap
Fakta: Ada orang berlari atau berjalan di rumput suatu perbuatan pidana?
taman
Apakah berjalan atau berlari masuk dalam kategori Interpretasi Antisipatif (De Anticeperende
menginjak? Interpretatie)
• Suatu permasalahan hukum diselesaikan dengan •Mempersempit jangkauan berlakunya ketentuan
menggunakan ketentuan hukum yang akan berlaku peraturan perundang-undangan.
pada masa mendatang • Pasal 39 PP No. 9 Tahun 1975: Waktu tunggu
• Dalam praktek seringkali suatu UU yang telah untuk perempuan untuk menikah kembali setelah
ditetapkan tidak serta berlaku. UU akan berlaku putus perkawinan.
setelah melewati masa tertentu • Apakah ketentuan itu dapat diterapkan terhadap
• Hakim menggunakan ketentuan yang belum laki-laki ?
berlaku sebagai dasar dalam menyelesaikan
masalah yang ia hadapi. Lon Fuller mengembangkan metode penalaran
hukum yang dikenal dengan
Interpretasi Ekstensif menerapkan model penalaran induktif dan deduktif
• Memperluas makna suatu kata dalam peraturan sekaligus dalam hukum. Model ini bertumpuh pada
perundang-undangan analisis kasus. IRAC adalah singkatan dari issue
• Misalnya : Pengertian barang di Pasal 362 KUHP (I), rule of law (R), argument (A), dan conclusion
ditafsir lebih luas oleh hakim (C). Bila disusun secara hirarkis, penalaran IRAC
• Makna barang mencakup pula aliran listrik akan tampak demikian:
• Jadi, menyambung listrik tanpa izin atau secara I = Issue: merumuskan kasus dengan berfokus pada
tidak sah, dikategorikan sebagai pencurian. persoalan utama yang ingin dibuktikan. Analysis
yang teliti terhadap kasus menunjukan mana kasus
Konstruksi Hukum utama dan mana persoalan ikutannya.
• Analogi (Argumentum per analogiam) R = Rule of Law: aturan hukum mana yang
•Penghalusan Hukum (Rechtsvervijning) mengatur dan dilanggar. Penerapan hukum
• Argumentun a Contrario merupakan otooritas argument hukum.
A = Argument: diskusi: mengaplikasikan dan
Analogi menguji hukum dan fakta. Apakah ada sisi yang
Analogi adalah penerapan suatu ketentuan hukum dapat dibela?
bagi keadaan yang pada dasarnya sama dengan C = Conclusion: putusan, hukuman.
keadaan yang eksplisit diatur dengan ketentuan Dengan rumusan lain IRAC merupakan model
hukum tersebut. penalaran hukum yang berbasis pada kasus real.
• Pasal 1576 KUHPerdata: “Jual beli tidak Dalam model ini, penalaran induksi dan deduksi
memutuskan perjanjian sewa-menyewa sebelum sekaligus dipergunakan.
jangka waktu sewa berakhir”
• Apakah dengan hibah dan pewarisan
memutuskan perjanjian sewa-menyewa?

Ada kesamaan unsur jual beli dengan hibah atau


pewarisan
• Tujuan keduanya adalah peralihan hak
• Jadi kesamaan unsur dalam jual beli dengan
pewarisan dan hibah
• Jadi hibah dan pewarisan tidak dapat mengakhiri
perjanjian sewa menyewa.

Penghalusan Hukum (Rechtsvervijning)


• Dalam analogi penerapan hukum diperluas pada
keadaan yang tidak secara eksplisit diatur dalam
ketentuan
• Dalam penghalusan hukum, hakim demi
keadilan, dalam suatu peristiwa tidak menerapkan
ketentuan hukum yang semestinya berlaku

Argumentum a contrario

You might also like