You are on page 1of 11

TUGAS MAKALAH

PENGARUH KOLESTEROL TINGGI TERHADAP MENINGKATNYA PREVALENSI


PENYAKIT DIABETES MELITUS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Kesmas
Dosen pengampu: Cahyani Wira Prayuda, S.K.M., M.Ph.

Disusun oleh:
Linda putri mahendra
(21223091155)

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat_nya saya

bisa menyelesaikan tugas makalah yang membahas tentang Pengaruh Kolesterol Tinggi terhadap

Meningkatnya Prevalensi Penyakit Diabetes Melitus. Pada penulisan makalah ini, saya berusaha

menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua orang, sehingga lebih

mudah dipahami oleh pembaca. Makalah penulisan ilmiah ini juga diharapkan dapat bermanfaat

bagi kita semua, terutama mahasiswa kesehatan.

            Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, masih banyak

kekurangan dan kelemahan didalam penulisan makalah saya, baik dalam segi bahasa dan

pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun demi mencapai suatu kesempurnaan dalam makalah ini.

Kuningan, 13 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3

2.1 Definisi Diabetes Melitus.........................................................................................3

2.2 Gejala klinik Diabetes Melitus..................................................................................3

2.3 Definisi Kolesterol....................................................................................................3

2.4 Pengaruh Kolesterol Tinggi Terhadap resikoTerjadinya Diabetes Melitus..............4

2.5 Penanganan Hiperkolesterol.....................................................................................5

2.6 Antisipasi Diabetes dan Kolesterol Tinggi...............................................................6

BAB III PENUTUP......................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes telah muncul sebagai masalah sosial yang penting di seluruh dunia, terutama di
negara-negara Asia. Menurut Diabetes Atlas of the International Diabetes Federation, prevalensi
diabetes di Cina dan Jepang diperkirakan menjadi 4,5% dan 7,3% pada tahun 2010 dan telah
diperkirakan meningkat hingga 5,8% dan 8,0% pada tahun 2030 (Lim et al, 2011).
Aterosklerosis menyumbang hampir 80% dari semua kematian di antara pasien diabetes.
Hiperglikemia sekarang diakui menjadi faktor utama dalam patogenesis aterosklerosis pada
diabetes (Aronson dan Rayfield, 2002). Menurut Center Disease Control and Prevention (CDC)
di Amerika Serikat, dari tahun 1997 sampai 2010, jumlah penderita diabetes melitus yang
berusia 35 atau lebih dengan penyakit jantung atau stroke meningkat 4,2 juta-7,2 juta. Pada tahun
2010, jumlah penderita diabetes melitus yang berusia 35 tahun atau lebih dilaporkan 1,9 juta
mengalami komplikasi stroke. Sander et al (2008) menyatakan tingginya kadar LDL-kolesterol
adalah prediktor stroke pada populasi umum. Beberapa bukti menunjukkan bahwa rendahnya
kadar HDL-kolesterol, yang merupakan komponen kunci dari dislipidemia biasanya terlihat pada
diabetes tipe 2, juga berhubungan dengan peningkatan risiko iskemik stroke. Hasil sebuah
penelitian Kothari (2002) menyatakan bahwa LDL-kolesterol merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya stroke pada diabetes melitus (P=0.0037). Penelitian yang dilakukan oleh Shao-Huan et
al (2009) terdapat perbedaan kadar LDL-kolesterol yang signifikan antara diabetes dengan stroke
iskemik dan tanpa stroke (P=0,0005). Penelitian Jang Sung Kim et al (1989) yang dilakukan di
Korea menyatakan faktor resiko kuat stroke iskemik pada pasien diabetes adalah hipertensi dan
serum kolesterol (P=0,001). Hubungan antara kolesterol serum dan stroke masih agak sulit
dipahami, mungkin karena hubungan yang negatif dengan stroke hemorage pada satu tangan dan
hubungan positif dengan stroke iskemik (Ni et al, 2009).
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa itu Diabetes Melitus?
2. Apa saja gejala Diabetes Melitua?
3. Apa pengertian kolesterol?

1
4. Bagaimana pengaruh kolesterol tinggi terhadap meningkatnya prevalensi penyakit
diabetes melitus?
5. Bagaimana cara penanganan hiperkolesterol?
6. Bagaimana antisipasi pada diabetes dan kolesterol?
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu diharapkan mahasiswa mampu
memahami bagaimana pengaruh kadar kolesterol tinggi terhadap meningkatnya prevalensi
diabetes melitus.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia dan kelainan (abnormalitas) dalam metabolism karbohidrat, lemak dan protein.
Gangguan metabolik ini disebabkan oleh adanya kerusakan sekresi insulin, sensitivitas insulin,
atau keduanya.
2.2 Gejala Klinik Diabetes Mellitus
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang
harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan
penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan
polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan
kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul
gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa
sebab yang jelas.
a. Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus
(gatal-gatal pada kulit).
b. Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2
seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun
kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita
DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya
penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas,
dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
Diagnosis DM ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula dalam darah. DM ditandai dengan
hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan:
a. Pemeriksaan gula darah sewaktu (acak) ≥200 mg/dL
b. Pemeriksaan gula darah puasa ≥126 mg/dL
c. Pemeriksaan gula darah 2 jam sesudah makan ≥200 mg/dL
2.3 Definisi Kolesterol

 Kolesterol

3
Kolesterol adalah lipid amfipatik dan merupakan komponen struktural esensial pada membran
dan lapisan luar lipoprotein plasma (Botham dan Mayes, 2009). Kolesterol di dalam tubuh
mempunyai fungsi ganda, yaitu di satu sisi diperlukan dan di satu sisi lain dapat membahayakan
bergantung 1 berapa banyak terdapat di dalam tubuh dan di bagian mana (Almatsier, 2008).
2.4 Pengaruh Kolesterol Tinggi Terhadap resikoTerjadinya Diabetes Melitus
 LDL-Kolesterol
Kenaikan kadar LDL-Kolesterol dalam darah merupakan kelainan yang paling sering dan
penting sebagai predisposisi terjadinya aterosklerosis (Underwood, 2000). LDL merupakan
pengangkut kolesterol dengan proporsi tertinggi pada manusia (Botham dan Mayes, 2007).LDL-
kolesterol khasnya mengandung 60-70% dari total serum kolesterol. LDL-kolesterol
mengandung apolipoprotein yang disebut apo B-100 (apo B) (NHLBI, 2002).
 Diabetes Melitus Tipe 2
Menurut American Diabetes Association (2005) diabetes melitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Soegondo et al, 2009). Diabetes melitus tipe 2
merupakan keadaan yang ditandai oleh resistensi insulin disertai defisisensi insulin relatif
(Greenstein dan Wood, 2007).
Kolesterol merupakan lemak yang diproduksi secara alami oleh organ hati atau juga bisa
kita dapatkan dengan mengonsumsi produk hewani, seperti daging dan susu. Tubuh kita
membutuhkan kolesterol untuk membantu pembentukan sel-sel baru, memproduksi hormon
tertentu, sekaligus juga menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan tubuh.

Karena sifatnya yang tidak bisa larut dalam darah, organ hati kita juga memproduksi zat
bernama lipoprotein untuk menyalurkan kolesterol ke seluruh tubuh. Lipoprotein sebenarnya
bermacam-macam. Namun, ada 2 macam yang utama, yakni:

1. Low-Density Lipoprotein  (LDL): LDL berfungsi membawa kolesterol ke seluruh


tubuh melalui pembuluh arteri. LDL sering disebut dengan istilah ‘kolesterol jahat’.
2. High-Density Lipoprotein  (HDL): jenis ‘kolesterol baik’ yang bertugas
mengembalikan kolesterol berlebih kembali ke hati untuk dikeluarkan dari
tubuh. Pada dasarnya, tubuh kita membutuhkan lebih banyak HDL ketimbang LDL.

4
Perlu diketahui juga bahwa perpaduan antara gula darah dan kolesterol yang tinggi memicu
terbentuknya sumbatan di pembuluh darah. Hal ini membuat diabetesi  lebih rentan mengalami
serangan jantung atau stroke dibandingkan dengan orang normal.

seseorang dapat dikatakan memiliki kadar lemak darah yang tidak normal jika terjadi
peningkatan kadar kolesterol total dan kadar kolesterol LDL serta mengalami penurunan
kolesterol HDL. Dalam dunia medis, terdapat sebuah kumpulan penyakit yang disebut dengan
sindrom metabolik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan dislipidemia. Penyakit-
penyakit tersebut, nyatanya memiliki keterkaitan antara satu sama lain. Dalam jangka panjang,
sindrom metabolik ini dapat menyebabkan berbagai penyakit. Sebut saja penyakit jantung
koroner, stroke, penyakit ginjal, dan penyakit kronis lainnya.

Penelitian di Jepang menyebutkan bahwa orang dengan kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami penyakit diabetes dalam kurun waktu lima tahun.

Sementara itu, agar terhindar dari penyakit jantung dan strok, National Institutes of Health
merekomendasikan diabetesi untuk menjaga kadar kolesterol LDL-nya pada batas angka ≤ 100
mg/dl. Sementara itu, bila diabetesi memiliki penyakit hipertensi, riwayat penyakit jantung, atau
strok sebelumnya, kadar LDL-nya harus ≤ 70 mg/dl.

2.5 Penanganan Hiperkolesterol

Makanlah makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (mono-unsaturated fatty acid) dan
pufa (poly-unsaturated fatty acid), suplementasi minyak ikan, vitamin antioksidan dan
pertahankan berat badan ideal. Apabila pengatura gaya hidup tidak mampu menurunkan kadar
kolesterol dalam darah, maka pasien harus mengkonsumsi obat. Obat yang dapat digunakan yaitu
:

1. Golongan asam fibrat à Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate.


Fibrate menurunkan produksi LDl dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri
sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas
penumpukkan itu.
2. Golongan resin à Kolestiramin (Chlolestyramine)

5
Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan
meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.
3. Golongan Penghambat HMGCoa reduktase à Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin,
Fluvastatin, Atorvastatin.
Menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada di
jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang digunakan untuk
mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu meningkatkan pembuangan LDL
dari aliran darah.
4. Golongan Asam nikotinat à niasin
Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau
kolesterol baik dalam darah.

5. Golongan Ezetimibe
Menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara mengurangi
penyerapan kolesterol di usus.
2.6 Antisipasi Diabetes dan Kolesterol Tinggi
Bagi Anda yang menderita diabetes atau tidak, kolesterol mesti dijaga sebaik mungkin
agar tak melonjak. Berdasarkan saran dr. Resthie, begini cara menjaga kolesterol agar tak
melonjak tinggi:
 Bila mengonsumsi susu atau produk susu, pilihlah produk yang rendah lemak.
 Singkirkan lemak daging sebelum dimasak.
 Sebisa mungkin hindari konsumsi margarin, santan, cokelat, biskuit, dan kue kering.
 Gunakan minyak yang mengandung lemak baik, seperti minyak zaitun, minyak
jagung, atau minyak bunga matahari.
 Makan cukup sayur dan buah untuk melarutkan kolesterol.
 Konsumsi makanan yang mengandung omega-3, seperti ikan laut, kacang kedelai,
kacang merah, dan oats.
 Konsultasikan dengan dokter mengenai kemungkinan perlunya mengonsumsi obat
penurun kolesterol.
Diabetes bisa memicu kolesterol tinggi, begitupun sebaliknya. Dengan mengikuti pola hidup
sehat, Anda dapat meminimalkan risiko kedua penyakit tersebut. 

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang esensial untuk tubuh. Secara alami tubuh
kita akan menghasilkan kolesterol untuk jadi salah satu sumber energi. Kolesterol yang dapat
menimbulkan penyakit alias kolesterol jahat disebut sebagai LDL (Low Density Lipoprotein).
Untuk melawan LDL kita perlu lebih banyak komponen kolesterol baik, yang disebut
sebagai HDL (High Density Lipoprotein).

Di sisi lain kondisi diabetes mellitus akan mengubah proses metabolisme terhadap karbohidrat,
protein, dan tentunya lemak. Secara berkelanjutan, metabolisme lemak yang terganggu ini akan
berisiko meningkatkan produksi kolesterol jahat alias LDL berlebih. Kondisi tubuh yang kurang
sensitif terhadap insulin yang dialami oleh penderita diabetes akan menyebabkan LDL
meningkat. Terutama yang bentuknya lemak kecil dan padat. Bentuk kolesterol jahat seperti ini
sangat berbahaya karena bersifat lebih mudah menyumbat pembuluh darah. Akibatnya, penderita
diabetes lebih berpotensi mengalami gangguan penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis)
yang lebih besar dibanding orang tanpa diabetes.

7
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia. Pustaka Utama.

Botham KM, Mayes PA. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. In: Biokimia Harper. 27th
ed. Jakarta: EGC; 2012.

Braverman, E. and Braverman, D.2006. Penyakit Jantung & Penyembuhannya secara Alami.


Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer.Jakarta

Bull E. dan Morrell J., 2007. Simple Guides Kolesterol. alih bahasa; Yasmine E. Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Carlson, D., Kacmar, K.M., & Williams, L.J. (2000). Construction And Initial Validation Of A
Multidemensional Measure Of Work-Family Conflict. Journal of Vocational Behavior,
56, 249-276.

Dominiczak, M.H., Wallace, A.M., 2009. Medical Biochemistry: Biosynthesis of. Cholesterol
and Steroids. Philadelphia: Mosby Elseviers.

Lars Heslet.1991. Kolesterol (judul asli: cholesterol). Penerbit Kesaint Blanc.jakarta

Malloy, J.M., Kane, J.P., 2011. Disorders of Lipoprotein Metabolism. Amerika Serikat:
McGraw Hill.

Murray, Robert K,dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sherwood, L. 2007. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.


 

You might also like