You are on page 1of 4

TUGAS KELOMPOK 6

REVIEW JURNAL TERKAIT HIV AIDS


“POTENSI THE KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus)
EBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK MENURUNKAN INFEKSI
OPORTUNISTIK PADA PENDERITA HIV AIDS”

DISUSUN OLEH :
1. Anggun Dhevira Hanum Setyowati (2010014)
2. Dhinar Ayu Wardana (2010034)
3. Faradila Salsa Nabila (2010046)
4. Khoirunnisa Umi Rachmadania (2010056)
5. Refi Arditha Sari (2010090)
6. Salsa Desi Fitriani S (2010098)

DOSEN PENGAMPU :
Dwi Ernawati, S.Kep ., Ns., M.Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES HANG TUAH SURABAYA
TA . 2022 / 2023
Analisa :

Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah salah satu jenis penyakit yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat dan memerlukan perhatian yang sangat serius.
Apabila dilihat dari jumlah kasus AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya, secara keseluruhan
terdapat 34.0 milyar (31.4- 35.9 milyar) orang hidup dengan HIV pada akhir 2011.
Diestimasikan 0.8% orang di dunia usia 15- 49 tahun hidup dengan HIV dengan insidensi
tertinggi di Sub- Saharan Afrika. Infeksi yang menyertai, dan faktor genetik merupakan
faktor penyebab peningkatan progresivitas. Penderita yang mengalami infeksi oportunistik
pada penelitian ini Teh dari kulit buah naga merah (Hylocereus Polyrhizus) mempunyai
potensi sebagai agen terapi infeksi oportunistik karena dapat menurunkan angka kejadian
rekurensi lesi yang disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, dan virus.
Kelainan secara umum muncul pada perjalanan penyakit HIV adalah kelainan kulit, yaitu
sebagai akibat dari menurunnya sistem imun atau berhubungan dengan pengobatan
antiretrovirus juga dapat menyebabkan penurunan fungsi sel langerhans yang terinfeksi HIV
menjadi penyebab kelainan pada kulit.Kelainan kulit pada pasien HIV Aids yang sering
menyertai infeksi oportunistik yg terjadi akibat virus, jamur, parasit yg terjadi pada organ
sistem kekebalan tubuh yg lemah. Untuk mengatasi berbagai kelainan akibat HIV
menggunakan pengobatan antiretroviral (ARV), namun mempunyai efek samping jangka
panjang . Terapi menggunakan ARV berfungsi untuk memulihkan sistem imunitas tubuh ,
selain itu pencegahannya juga dapat dilakukan dengan menjaga keberhasilan dan
menghindari sumber pathogen yang dapat menyebabkan Infeksi Opurtunistik.

Jadi pada jurnal ini penulis mengusulkan teh dari kulit buah naga merah sebagai terapi
komplementer untuk menurunkan infeksi oportunistik pada pasien HIV Aids . Hasil dari disc
diffusion method menunjukkan bahwa chloroform extracts dari kulit H. Polyrhizus and H.
Undatus memiliki aktivitas antibacterial yang baik dimana hampir semua pathogen yang diuji
berhasil dihambat. Aktivitas antibakterial dari kulit buah naga dapat menghambat patogenesis
bakteri gram positif dan negative , sehingga diharapkan menjadi terapi komplementer
pendamping ARV dalam mencegah terjadinya infeksi oportunistik. Kulit buah naga yang
akan dijadikan the harus melalui proses pengeringan terlebih dahulu . Pengeringan tersebut
merupakan salah satu cara untuk memperpanjang masa simpan akibat pengurangan kadar air.
Pengeringan menggunakan sinar matahari dengan menggunakan waktu yang lama dan suhu
tidak dapat diatur , sedangkan pengeringan menggunkan alat pengering dapat mempersingkat
dan suhu dapat diatur. Suhu pengeringan herbal yang baik berkisar antara 30°C - 90°C , tetapi
suhu terbaik untuk pengeringan tidak melebihi 60°C . Setelah pengertian selesai , ekstrak
dapat diseduh seperti teh bisa untuk dikonsumsi.
Didalam kulit buah naga merah terdapat flavonoid . Flavonoid adalah senyawa yang memiliki
aktifitas antioksidan yang dapat mempengaruhi beberapa reaksi yang tidak diinginkan dalam
tubuh, misalnya dapat menghambat reaksi oksidasi , sebagai pereduksi radikal hidroksil dan
superoksid serta radikal peroksil. Mekanisme kerja flavonoid dalam menghambat
pertumbuhan jamur ialah menyebabkan gangguan permeabilitas membrane sel jamur.
Pemilihan sediaan teh adalah pilihan terbaik karena selain akan lebih memudahkan penderita
untuk mengkonsumsinya dapat langsung diserap tubuh tanpa perlu melalui mekanisme
kimiawi yang akan merubah keefektifitasnya.

Referensi 5 jurnal terkait :


1. https://repository.universitas-bth.ac.id/id/eprint/1108
2. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=2727649&val=24809&title=Pelatihan%20Pengolahan%20Kulit%20Buah
%20Naga%20Menjadi%20Serbuk%20Minuman%20Instan
3. http://repository2.unw.ac.id/id/eprint/1698
4. http://www.ojs.serambimekkah.ac.id/serambi-saintia/article/view/2038
5. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79506
Potensi Teh Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Sebagai Terapi Komplementer
Untuk Menurunkan Infeksi Opurtunistik Pada Penderita HIV-AIDS
Annisa Fitriani , Intan Hanifah Mutmainnah , Yunita Dwi Setyawati , Ratna Indriawati
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Korespondensi : yunita.dwies@gmail.com

ABSTRAK

Terdapat 34.0 milyar (31.4-35.9 milyar) orang hidup dengan HIV pada akhir 2011.
Diestimasikan 0.8% orang di dunia usia 15-49 tahun hidup dengan HIV dengan insidensi
tertinggi di Sub-Saharan Afrika. Berdasarkan statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia tahun
2013 oleh Ditjen PP & PL Kemenkes RI, angka kasus HIV mencapai 118.792 dengan
peringkat pertama provinsi Papua. Kelainan kulit yang terjadi pada pasien HIV/AIDS yang
sering menyertai adalah infeksi oportunistik. Infeksi opurtunistik menjadi lebih sering terjadi
pada penyakit HIV stadium lanjut yang tidak diobati, dengan meliputi berbagai penyebab
diantaranya adalah bakteri, virus, dan jamur. Untuk mengatasi berbagai kelainan akibat HIV
tersebut, digunakan pengobatan antiretroviral (ARV) yang telah terbukti secara bermakna
menurunkan angka kematian dan kesakitan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Namun
demikian, efek samping obat antiretroviral merupakan kejadian yang cukup sering terjadi
pada pasien HIV dan umumnya terjadi dalam tiga bulan pertama setelah inisiasi ARV,
walaupun efek samping jangka panjang juga kerap didapati sesudahnya. Antiretroviral lini
pertama yang digunakan di Indonesia adalah kombinasi AZT/d4T dengan 3TC dan
NVP/EFV. Efek samping yang sudah pernah diteliti antara lain anemia AZT sebanyak 20%,
hipersensitivitas NVP sebanyak 27.6%, peningkatan enzim transaminase sebanyak 20,8% dan
neuropati d4T sebanyak 22%. Buah naga merah adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari
marga Hylocereus dan Selenicereus yang memiliki komponen aktif yang dapat mengikat
radikal bebas dan dikatakan sebagai sumber antioksidan. Kandungan antioksidan yang tinggi
tidak hanya terdapat pada buah naga, namun juga terdapat pada kulit buah naga. Dalam
1mg/ml kulit buah naga dapat menghambat sebanyak 83.48 ± 1.02% radikal bebas,
sedangkan untuk 1 mg/ml daging buah naga hanya dapat menghambat radikal bebas sebesar
27,45 ± 5,03%. Dengan kata lain kulit buah naga memiliki potensi sebagai antioksidan yang
lebih tinggi daripada dagingnya. Selain itu, dalam kulit buah naga juga ditemukan adanya
senyawan flavonoid yang dapat menghambat infeksi jamur, bakteri, maupun virus. Oleh
karena itu, penulis mengusulkan teh dari kulit buah naga merah sebgai terapi komplemetenter
untuk menurunkan infeksi oportunistik pada penderita HIV AIDS.
Kata Kunci: Infeksi Oportunistik, HIV AIDS, Kulit buah naga merah

You might also like