You are on page 1of 20

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN


PT. RAZER BROTHERS

PROPOSAL SKRIPSI

NAMA : CYNTHIA MONIKA NAPITU


NIM : 20105800
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
PROGRAM : SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


SULTAN AGUNG
PEMATANGSIANTAR
2022
9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Manajemen

2.1.1.1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to manage yang

artinya mengatur, peraturan dilakukan melalui fungsi-fungsi menajemen itu

sendiri. Jadi manjemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan

yang diinginkan. Ada defenisi tentang manajemen menurut parah ahli yaitu:

Menurut (Wibowo, 2016), manajemen merupakan proses penggunaan

sumber daya dengan menggunakan orang lain guna untuk mencapai tujuan

secara efektif dan efesien.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen

adalah penggunaan sumber daya dengan orang lain untuk mencapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien.

2.1.1.2. Fungsi Manajemen

Manajemen sangat diperlukan dalam suatu organisasi, dalam

manajemen terdapat fungsi manajemen untuk meningkatkan kinerja karyawan,

jika fungsi manajemen tidak terlaksana dengan baik maka kinerja karyawan tidak

optimal, sehingga tujuan organisasi tidak tercapai.

Fungsi manajemen menurut (Masram & Mu’ah, 2015), dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Perencanaan

Fungsi perencanaan merupakan fungsi bagaimana mengelola sumber daya

yang ada untuk mencapai tujuan yang telah diinginkan.


10
2. Pengarahan

Fungsi manajemen ini adalah fungsi yangmemberikan arahan agar seluruh

tim dan sumber daya yang ada dapat untuk mencapai tujuan bersama.

3. Pengorganisasian

Fungsi untuk melakukan substrackt pekerjaan yang ada menjadi sub bagian

yang kecil agar mudah dikerjakan oleh semua anggota tim.

4. Pengawasan

Fungsi pengawasan adalah untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan yang

telah direncanakan dan diarahkan telah dikerjakan dengan baik dan benar

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

Berdasarkan uraian para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

fungsi-fungsi manajemen merupakan perencanaan, pengarahan,

pengorganisasian, pengawasan agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan

efisien.

2.1.2. Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling penting untuk

mencapai keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi. Karena sumber daya

manusia menjadi penggerak dan pengelolah faktor-faktor produksi lainnya

seperti modal, bahan mentah, peralatan dan lain-lain.

Menurut (Zainal, 2015), manajemen sumber manusia adalah salah satu

bagian dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa

manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai segala potensi dan

kemampuan yang ada pada diri manusia yang dapat dimanfaatkan bagi
11
kepentingan dan kelangsungan hidup manusia itu sendiri dan untuk membantu

pencapaian tujuan suatu organisasi.

2.1.2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi sumber daya manusia merupakan sebuah proses pelaksanaan

manajemen sumber daya manusia yang bertujuan untuk menghasilkan kinerja

yang efektif dan efisien. Ada pun menurut (Zainal, 2015) fungsi

manajemensumber daya manusia di bagi menjadi dua yaitu:

1. Fungsi manajerial

1) Perencanaan

Yaitu merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai

dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.

2) Pengorganisasian

Yaitu kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan

menerapkan pembagian hubungan kerja, kerja, delegasi wewenang,

koordinasi dan integrasi, dengan organisasi yang kuat.

3) Pengarahan

Yaitu kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama

dan bekerja secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya

tunjuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

4) Pengendalian

Yaitu kegiatan mengendalikan semua karyawan agar menaati peratura-

peraturan sesuai dengan rencana.

2. Fungsi Operasional

1) PengadaanTenaga Kerja (SDM)

Yaitu proses penarikan, seleksi, penempatan untuk mendapat karyawan

sesuai dengan kebutuhan yang di butuhkan oleh perusahaan.


12
2) Pengembangan

Yaitu proses peningkatan keterampilan teoritis, teknis, konseptual

dengan moral karyawan melalui pendidikan dengan pelatihan yang di

berikan dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini di masa yang

akan datang.

3) Kompensasi

Yaitu pemberi jasa langsung maupun tidak lansung uang ataupun barang

kepada karyawan sebagai balas jasa yang di berikan pada perusahaan.

4) Pengintegrasian

Yaitu kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dengan

kebutuhan karyawan agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling

menguntungkan.

5) Pemeliharaan

Yaitu kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik,

mental, serat loyalitas karyawan agar mereka mau bekerjasama sampai

pensiun.

6) Pemutusan Hubungan Kerja

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seorang dari suatu

perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan karena keinginan karyawan,

keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun serta sebab-

sebab lain.

Sumber daya manusia menjadi hal yang penting dilakukan oleh suatu

perusahaan atau organisasi. Berdasarkan urain tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa fungsi manajemen sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan

pengembangan sumber daya manusia dalam perusahaan dengan hal

perencanaan, pengorganisasian, pemeliharaan serta pengarahan dalam


13
mencapai tujuan suatu organisasi.

2.1.3. Lingkungan Kerja

2.1.3.1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja menjadi salah satu hal yang memengaruhi produktivitas

dan semangat kerja karyawan. Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan

kondisi yang mendukung kerjasama antara tingkat atasan, bawahan maupun

yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya

diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan

pengendalian diri.

(Kaswan, 2017), menyatakan bahwa lingkungan kerja sebagai segala

sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang dapat mendukung aktivitas pekerjaan

itu sendiri.

Berdasarkan defenisi di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa

lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada di sekitar pekerjaan yang

dapat mempengaruhi segala aktivitas yang dapat mendukung kinerja seorang

karyawan dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

2.1.3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia

dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman.

Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang

lebih banyak dan tidak mendukung rancangan sistem kerja yang efisien.

Menurut (Iridiastadi & Yassierli, 2014) faktor-faktor yang mempengaruhi

lingkungan kerja yaitu:

1. Pencahayaan

Cahaya pada dasarnya adalah radisi gelombang elektromagnetik yang dapat

terlihat oleh mata manusia. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan
14
untuk mengetahui apakah kondisi pencahayaan disuatu tempat telah

memenuhi yang diharapkan asalah dengan mengukur iliminansi dari suatu

sumber cahaya (dengan teknik fotometri).

2. Kebisingan

Kebisingan merupakan paparan terhadap suara-suara yang tidak diinginkan,

suatu fenomena yang bersifat objektif. Kebisingan umumnya dapat

memberikan dampak buruk, mulai dari sekedar munculnya rasa

ketidaknyamanan.

3. Temperatur

Temperatur merupakan kemempuan beradaptasi pada lingkungan panas

dimungkinkan dengan adanya proses pendinginan melalui keringat yang

dengan mudah dikeluarkan melalui kulit, namun demikian terhadap pada

saat-saat ketika paparan terhadap temperatur lingkungan dapat berdampak

buruk, baik terhadap kesehatan maupun kualitas kerja, terlebih lagi pada

saat beban kerja fisik relatif cukup tinggi.

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa factor yang

mempengaruhi lingkungan kerja antara lain pencahayaan, kebisingin dan

temperatur.

2.1.3.3. Dimensi Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang baik akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam

melakukan aktivitasnya. Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi dan

fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pegawai dalam

menyelesaikan tugasnya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai

lingkungan yang disekitarnya, antar manusia dan lingkungan terdapat hubungan

yang sangat erat.


15
Menurut (Sedarmayanti, 2018), Lingkungan kerja dapat dibagi dalam dua

dimensi yaitu :

1. Lingkungan Kerja Fisik

Semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang

dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni:

1) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan karyawan,

seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya.

2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya:

temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,

getaran mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang

berkaitan dengan sesama rekan kerja ataupun dengan bawahan.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

lingkungan kerja terbagi atas lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik

yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

2.1.1. Disiplin

2.1.1.1. Pengertian Disiplin

Disiplin kerja yang diterapkan dan dilakukan terhadapkaryawan adalah

untuk dapat menciptakan sebuah suasana kerja yang baik dimana dapat

menghasilkan sebuah tingkat produktivitas yang baik dalam rangka

pengembangan tujuan dan target perusahaan. Disiplin kerja dapat tercermin

dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawab kerja,gairah, dan minat terhadap

pekerjaan maupun keikutsertaan seseorang karyawan dalam mewujudkan


16
perusahaan atau organisasi.

Menurut (Sinambela, 2016), menyatakan disiplin kerja merupakan

kemampuan kerja seseorang untuk secara teratur, tekun secara terus-menerus

dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan berlaku dengan tidak melanggar

aturan-aturan yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin

kerja merupakan suatu sikap dan perbuatan yang dilaksanakan sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan.

2.1.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin

kerja. Kedisplinan sangat penting didalam suatu organisasi atau perusahaan agar

tujuannya bisa tercapai secara optimal dan produktivitas perusahaan meningkat.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja seorang

karyawan dalam sebuah perusahaan seperti yang dikemukakan oleh (Hasibuan,

2018) :

1. Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut memengaruhi tingkat kedisplinan karyawan.

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal. Hal ini

berarti bahwa tujuan atau pekerjaanyang dibebankan kepada karyawan

harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar

karyawan dapat bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam

mengerjakannya.

2. Teladan Pimpinan

Teladan pimpinan sangat berberan dalam menentukan kedisplinan karyawan

karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan. Para pimpinan harus


17
memberikan contoh yang baik maka kedisiplinan karyawan pun akan

meningkat.

3. Balas Jasa

Balas jasa berupa gaji dan kesehjahteraan ikut memengaruhi kedisiplinan

karyawan. Dengan adanya balas jasa yang cukup, hal itu akan memberikan

kepuasan bagi karyawan, sehingga apabila kepuasan karyawan tercapai

maka kedisiplinan akan terwujud didalam perusahaan.

4. Keadilan

Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa atau

hukuman akan merangsang terciptanya kedisplinan karyawan yang baik.

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan karena sifat

manusia yang selalu merasa dirinya penting dan meminta diberlakukan

secara adil dengan manusia yang lain.

5. Pengawasan Melekat

Pengawasan melekat ini yaitu atasan harus aktif dan turun langsung

mengawasi perilaku yang dilakukan karyawannya. Hal ini berarti atasan

harus selalu hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan

petunjuk kepada karyawan, apabila ada karyawannya yang mengalami

kesulitan. Pengawasan melekat merupakan tindakan yang paling efektif

dalam mewujudkan kedisplinan kerja para karyawan dalam perusahaan.

6. Sanksi Hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan.

Dengan adanya sanksi hukuman, kemungkinan besar karyawan tidak akan

melanggar peraturan peraturan yang berlaku. Berat atau ringan sanksi yang

diberikan dapat mengubah perilaku para karyawan agar tidak mengulangi

kesalahan sebelumnya.
18
7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan memengaruhi

kedisplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk

memberikan hukuman kepada setiap karyawan yang indisipliner sesuain

dengan sanksi hukuman yang telah ditentukan. Pimpinan yang tegas dalam

menerapkan hukuman akan disegani dan diakui kepemimpinannya.

8. Hubungan Kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara pegawai ikut menciptakan

kedisiplinan yang baik di suatu perusahaan. Manajer atau pimpinan harus

mewujudkan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi, vertikal maupun

horizontal. Hubungan vertikal disini yaitu antara karyawan dengan

pimpinan.Sedangkan hubunga horizontal yaitu antara sesama karyawan.

Jadi, terciptanya hubungan kemanusiaan yang serasi akan mewujudkan

lingkungan dan suasana kerja yang nyaman.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja yaitu tujuan dan kemampuan,

teladan pemimpin, balas jasa, keadilan, pengawasan melekat, sanksi hukuman,

ketegasan, hubungan kemanusiaan.

2.1.4.2. Dimensi Disiplin Kerja

Disiplin adalah sikap mental atau keadaan seseorang patuh dan taat

terhadap peraturan yang berlaku. Dengan adanya disiplin dapat meningkatkan

kinerja karyawan sehingga tercapai tujuan organisasi. Banyak indkator yang

mempengaruhi disiplin kerja. Sebagaimana yang dinyatakan oleh (Zainal, 2015),

dimensi disiplin yaitu:

1. Kehadiran

Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisplinan, dan
19
biasanya karyawan yang memiliki disiplin rendah terbiasa untuk terlambat

dalam bekerja.

2. Ketaatan Pada Peraturan Kerja

Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur

kerja dan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.

3. Ketaatan Pada Standar Kerja

Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap

tugas yang diamankan kepadanya.

4. Tingkat Kewaspadaan Tinggi

Karyawan memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh

perhitungan dan ketelitian dalam bekerja serta selalu menggunakan sesuatu

secara efektif dan efisien.

5. Bekerja Etis

Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan

kepelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini

merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner sehingga bekerja etis

sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja karyawan.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

disiplin merupakan tolak ukur suatu pekerjaan yang terdiri dari kehadiran,

ketaatan pada peraturan kerja, ketaatan pada standar kerja, tingkat

kewaspadaan tingggi, dan bekerja etis.

2.1.2. Kinerja Pegawai

2.1.2.1. Pengertian Kinerja

Keberhasilan suatu instansi ditentukan oleh baik atau tidaknya kinerja

pegawai yang dimilikinya, karena pegawai adalah sesuatu yang menggerakkan

instansi tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


20
Menurut (Mangkunegara, 2017), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

kinerja adalah bentuk proses kerja yang dilakukan karyawan dalam

melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2.1.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Faktor ini

merupakan bagian-bagian penyebab yang mengurangi tingkat kinerja suatu

kinerja karyawan. Menurut (Mangkunegara, 2017), faktor yang mempengaruhi

kinerja yaitu:

1. Faktor Kemampuan (ablilty)

Secara psikologis, faktor kemampuan (ablilty) yaitu terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality ( knowledge + skill).

Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatan dan terampil dalam mengerjakan

pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah untuk mencapai kinerja yang

di harapkan.

2. Faktor Motivasi (motivasion)

Motivasi terbentuk dari suatu sikap (atitude) seseorang karyawan di dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan

diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi ( tujuan kerja).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat kita simpulkan bahwa

faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor kemampuan dan faktor motivasi.
21
2.1.2.3. Dimensi Kinerja

Kinerja mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberi kontribusi

kepada perusahaan. Pada dasarnya kinerja adalah apa yang dilakukan dan tidak

dilakukan dalam suatu organisasi. Dimensi yang mengidentifikasi dimensi-

dimensi yang penting dalam menilai kinerja dalam suatu organisasi. Menurut

(Bangun, 2012), suatu pekerjaan dapat diukur melalui:

1. Jumlah pekerjaan

Dimensi ini memperlihatkan jumlah pekerjaan yang di hasilkan individu atau

kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standart pekerjaan. Setiap

pekerjaan memiliki ketentuan yang berbeda sehingga menuntut karyawan

harus menyempurnakan persyaratan tersebut baik pengetahuan,

keterampilan, ataupun kecakapan yang sesuai

2. Kualitas pekerjaan

Setiap karyawan dalam perusahaan harusmelengkapi persyaratan tertentu

untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kulitas yang di tuntut suatu

pekerjaan tertentu. Setiap pekerjaan mempunyai standar kualitas tertentu

yang harus di sesuaikan oleh karyawan untuk dapat mengerjakannya sesuai

ketentuan.

3. Ketepatan waktu

Setiap pekerjaan mempunyai karakteristik yang berlebihan, untuk tipe

pekerjaan tertentu harus di selesaikan tepat waktu, karena memiliki

keterikatan atas pekerjaan lainnya. Jadi, bila pekerjaan pada suatu bagian

tertentu tidak selesai tepat waktu akan menghambat pekerjaan pada bagian

lain, sehingga mempengaruhi jumlah dan kualitas hasil pekerjaan

4. Kehadiran

Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran karyawan dalam


22
mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan. Ada tipe pekerjaan yang

menuntut kehadiran pegawai selama delapan jam sehari untuk lima hari

kerja seminggu. Kinerja pegawai ditentukan oleh tingkat kehadiran karyawan

dalam mengerjakannya.

5. Kemampuan kerja sama

Tidak semua pekerjaan dapat di selesaikan oleh satu orang saja, untuk jenis

pekerjaan khusus barang kali harus diselesaikan oleh dua orang karyawan

atau lebih. Sehingga membutuhkan kerja sama antar karyawan sangat

dibutuhkan. Kinerja karyawan dapat di nilai dari kemampuannya

bekerjasama dengan rekan kerja lainnya.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa

kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai karyawan dalam suatu organisasi

berdasarkan jumlah pekerjaan, kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, kehadiran,

dan kemampuan kerjasama.

2.6.1. Pengaruh Antar Variabel

2.6.1.1. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan

yang memengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Lingkungan kerja yang buruk dan kurangnya dukungan dari rekan kerja dan

atasannya akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap kenyamanan

karyawan di perusahaan. Kurang nyamannya karyawan dalam bekerja karena

tempat kerja yang tidak kondisif membuat karyawan sering kali terganggu

dengan suasana yang sempit dan bising akan berdampak pada penurunan

kinerja karyawan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan (Abid &

Irqas, 2022), yang menyatakan bahwa Secara parsial lingkungan kerja

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan,semakin baik lingkungan kerja


23
maka akan semakin baik juga kinerja karyawan

2.6.1.2. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Disiplin kerja adalah perilaku seseorang, keadaran dan kesediaan

seseorang dalam menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku. Tingkat kedisiplinan karyawan tinggi dan baik akan berpengaruh

terhadap pencapaian target-target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Ketika

karyawan memiliki kesadaran dan kedisiplinan yang tinggi, maka tidak akan

terjadi keterlambatan penanganan tugas yang harus diselesaikan. Hal ini

menunjukkan bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan dengan disiplin kerja

yang tinggi.

2.6.1.3. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Kerja Karyawan

Lingkungan kerja yang baik dan kondusif cenderung memberikan rasa

nyaman kepada karyawan sehingga mereka akan terdorong untuk bekerja

dengan baik pula. Karyawan yang terdorong untuk bekerja dengan baik di

perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan pula.

Tingkat disiplin yang rendah akan memicu tindakan indisipliner dari

karyawan sehingga karyawan akan bekerja sesuka hati mereka tanpa

mempedulikan target-target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja dan

disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan secara simultan. tingkat

disiplin yang tinggi tanpa di dukung oleh lingkungan kerja yang baik belum

mampu meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan. Begitu juga ketika

perusahaan memiliki lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif serta tingkat

kedisiplinan yang tinggi maka karyawan akan terdorong untuk bekerja secara

optimal dan menyelesaikan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.


24
2.1.7. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kemampuan seseorang peneliti dalam

mengaplikasikan pola pikirnya dalam menyusun secara sistematis teori;teori

yang mendukung permasalahan penelitian. Kerangka teori dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Grand Manajemen
Theory Wibowo (2019), Masram and Mu’ah (2015)

Middle Manajemen Sumber Daya Manusia


Range Zainal (2015)
Theory

Lingkungan Disiplin Kinerja


Kerja Kerja Karyawan

Kaswan Sinambela Mangkunegara


(2017), (2016), (2017),
Iridiastadi & Hasibuan Bangun (2012)
Applied Yassierli (2018), zainal
(2014), (2015)
Theory
Sedarmayanti
(2018)

Sumber: pengelohan data (2022)

Gambar 2.1.
Kerangka Teori

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh pihak

lain dengan tujuan yang sama dengan yang dinyatakan dalam judul penelitian.

Penelitian terdahulu yang diteliti oleh penulis dapat dilihat dalam bentuk tabel

berikut:
25
Tabel 2.2.
Penelitian Terdahulu

No. Nama, Judul, Instansi, dan Variabel Hasil Penelitian


Tahun Nama Jurnal Penelitian
Penelitian
1 (Abid & Irqas, Pengaruh lingkungan Variabel bebas: Berdasarkan uji statistik
2022) kerja dan motivasi kerja Pengaruh regresi linier sederhana
terhadap kinerja Lingkungan diperoleh persamaan
Pegawai Dinas Kerja, motivasi Y= 19,863+ 0,543X1
Pemberdayaan kerja dengan nilai koefisien
Masyarakat dan Desa korelasi sebesar 0,605
(DPMD) Kota Variabel atau 60,%. Maka dapat
Trenggalek Terikat: Kinerja disimpulkan bahwa
Jurnal Ekonomi pegawai variabel Lingkungan
Sumberdaya dan Kerja (X1) Terhadap
Lingkungan Vol. 11. Kinerja Pegawai (Y)
No.1ISSN: 2303-1220 bernilai positif dan
berpengaruh Sedang
dan koefisien
determinasi diperoleh
nilai Adjusted R square
adalah 0,357atau 35,7%.

Sumber: pengelohan data (2022)


Tabel 1.1.
Penelitian Terdahulu

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan uraian singkat mengenai kegiatan

penelitian. Kerangka pemikiran bertujuan untuk memberikan gambaran secara

ringkas tentang isi dari penelitian, sehingga penelitian dapat terarah sesuai

dengan maksud dan tujuan yang diharapkan. Adapun kerangka pemikiran dalam

penelitian ini sebagai berikut:


26

Lingkungan Kerja (X1)

1. Lingkungan kerja fisik


2. Lingkungan kerja non Kinerja Karyawan
(Y)
fisik
(Abid and Irqas
2020) 1. Jumlah pekerjaan
2. Kualitas pekerjaan
3. Ketepatan waktu
4. Kehadiran
Disiplin (X2) 5. Kemampuan kerja
9a sama

1. Kehadiran
2. Ketaatan pada peraturan
kerja
3. Ketaatan ketaatan pada
standar kerja
4. Tingkat kewaspadaan
tinggi
5. Bekerja etis

Teori yang melandasi

Lingkungan Kerja (X1) Disiplin (X2) Kinerja Pegawai (Y)


Sedarmayanti (2018) Zainal (2015) Bangun (2012)

Sumber: pengelohan data (2022)

Gambar 2.2.
Kerangka Pemikiran

Variabel X1 (Lingkungan Kerja) yaitu sesuatu yang ada di sekitar para

pekerja dan yang memengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

dibebankan. Dimana terdiri dari lima dimensi yaitu fasilitas kerja,lingkung bersih,

suasana kerja, keadaan aman dan suara.


27
Variabel X2 (disiplin) yaitu perilaku seseorang sesuai dengan peraturan

prosedur kerja yang ada. Dimana terdiri dari tujuh dimensi yaitu kehadiran,

tingkat kewaspadaan tinggi, taat terhadap peraturan waktu, taat terhadap aturan

perusahaan, taat terhadap aturan perilaku dalam bekerja, ketaatan mematuhi

standar kerja dan bekerja secara etis.

Variabel Y (kinerja karyawan) yaitu hasil yang dicapai seseorang menurut

ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Dimana terdiri empat

dimensi yaitu dari kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan,dan kerjasama.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa X 1 (Lingkunga

Kerja), X2 (Disiplin), berpengaruh terhadap Y (Kinerja Karyawan). Hal ini

didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh (Abid & Irqas, 2022).

2.4. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara yang masih harus

dibuktikan kebenarannya melalui analisis yang digiunakan. Adapun hipotesis

yang diambil penulis adalah:

1. H0 = 0, Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan tidak

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan baik secara simultan maupun

parsial.

2. Ha ≠ 0, Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan berpengaruh

terhadap kepuasan kerja karyawan baik secara simultan maupun parsial.

You might also like