You are on page 1of 4

KEWIRAUSAHAAN

MOTIVASI WIRAUSAHA

MUHAMMAD SYA’AD FAUZAN (21902026)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2022

DOSEN PENGAMPUH :

 NAHDATUNNISA, S.T., M.Si


A. Motivasi Wirausaha
Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Pentingnya
motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia,
supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2016). G.R. Terry dalam
Hasibuan (2016) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang
individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Menurut Wahjosumidjo dalam Rusdiana
(2014), motivasi merupakan proses psikologi yang mencerminkan interaksi sikap, kebutuhan, persepsi, dan
keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Proses psikologi timbul akibat faktor dari dalam diri seseorang
berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, sedangkan dari luar diri seseorang berbagai faktor
lain yang sangat kompleks.
Menurut Wibowo (2011), wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam
mengembangkan usahanya, dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Scarborough dan Zimmerer
dalam Wibowo (2011) mengatakan bahwa wirausaha merupakan orang memiliki karakter wirausaha, dan
mengaplikasikan hakikat kewirausahaan itu dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang
yang memiliki jiwa kreativitas, dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya. Menurut Lupiyoadi (2007) dalam
Astiti (2014), mengatakan bahwa wirausaha adalah orang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkannya
untuk peningkatan kesejahteraan diri, masyarakat dan lingkungannya. Seorang wirausaha tidak pernah lupa
memikirkan kesejahteraan masyarakat sehingga mereka selalu berfikir kritis untuk selalu mencari inovasi
dalam penciptaan produk untuk masyarakat.
Menurut Wikanso (2013), motivasi adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi atau mendorong
seseorang yang merupakan energi pada diri seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi
dapat pula dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu
mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi itu dapat dirangsang dari luar tetapi motivasi itu adalah
tumbuh di dalam diri seseorang.
Masih menurut Wikanso (2013), dalam konteks entrepreneur, maka motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seorang entrepreneur yang menimbulkan kegiatan
entrepreneur yang menjamin kelangsungan dari kegiatan entrepreneur dan yang memberi arah pada kegiatan
entrepreneur tersebut sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi berwirausaha adalah
dorongan kuat dari dalam diri seseorang untuk memulai mengaktualisasi potensi diri dalam berfikir kreatif
dan inovatif untuk menciptakan produk baru dan bernilai tambah guna kepentingan bersama. Wirausaha
akan muncul ketika seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Membuat
seseorang menjadi berani mengembangkan usaha dan idenya melalui motivasi berwirausaha yang kuat. Dua
hal tersebut harus saling berhubungan agar tercipta wirausaha yang kuat dan tangguh serta berkualitas
(Astiti, 2014).

B. Jenis dan Sumber Motivasi


Menurut Siregar dan Nara (2011), motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya
rangsangan dari luar.
2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya pemberian
hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasional.

C. Faktor yang Mendorong Timbulnya Motivasi Berwirausaha


Motivasi merupakan salah satu faktor keberhasilan wirausaha dalam menyelesaikan tugasnya.
Semakin besar motivasi maka semakin besar kesuksesan yang dicapai. Faktor-faktor pendorong disebut juga
faktor penyebab kepuasan. Adanya kepuasan akan menambah semangat untuk melaksanakan aktivitas
(Herzberg dalam Rusdiana, 2014).
Menurut Uno (2008), tiga faktor yang menentukan motivasi dalam berwirausaha yaitu:
1. Keinginan dan minat memasuki dunia usaha.
2. Harapan dan cita-cita menjadi wirausaha.
3. Dorongan lingkungan.

D. Locus Of Control
Di antara teori kepribadian kewirausahaan, locus of control telah menerima perhatian yang cukup
besar. Konsep ini dikembangkan pada 1950-an oleh Julian Rotter yang merupakan psikolog Amerika yang
mengerjakan teori pembelajaran sosial. Locus of control mengacu pada persepsi individu tentang penyebab
kondisi kehidupan mereka. Lokus kontrol eksternal menggambarkan seseorang yang percaya bahwa
sebagian besar kondisi kehidupan mereka ditentukan oleh kekuatan di luar kendali mereka, seperti dewa,
pemerintah, struktur kekuasaan, institusi, dan juga nasib atau keberuntungan. Locus of control internal
menggambarkan seseorang yang percaya bahwa mereka adalah tuannya sendiri dan dapat bertindak untuk
mengubah kondisi kehidupan mereka sendiri. Mereka dipandang sebagai sebuah kontinum dan sebagian
besar individu terletak di antara dua ekstrem kontrol eksternal lengkap dan total orientasi kontrol internal.
Ketika diterapkan pada pengusaha, mereka yang memiliki lokus eksternal mungkin percaya bahwa
peluang bertahan hidup atau keberhasilan mereka ditentukan oleh kekuatan pasar dan kelembagaan yang
tidak dapat mereka kendalikan. Sebaliknya, pengusaha dengan locus of control internal percaya bahwa
kesuksesan ditentukan oleh upaya dan kemampuannya sendiri. Gagasan utama adalah bahwa locus of
control internal dikaitkan dengan niat untuk menjadi dan wirausaha, dan masuknya wirausaha.
Locus of control juga telah dianggap sebagai ciri budaya sehingga budaya beberapa negara
menghasilkan lebih banyak daripada yang lain (Mueller dan Thomas, 2001). Ini telah digunakan untuk
menjelaskan mengapa beberapa negara memiliki kewirausahaan yang lebih inovatif daripada yang lain.
Lokus kontrol diyakini berkembang sebagai hasil pengasuhan keluarga (Schultz dan Schultz, 2005).
Anak-anak yang menerima hadiah yang dijanjikan dari upaya mereka dan disiplin yang konsisten untuk
kesalahan lebih mungkin mengembangkan lokus internal. Beberapa berpendapat bahwa anak-anak yang
dibesarkan oleh ibu tunggal lebih mungkin untuk mengembangkan locus of control eksternal. Lokus kontrol
cenderung bergeser dari eksternal ke internal seiring bertambahnya usia.
Pengembangan sifat dapat terganggu di masyarakat yang mengalami kerusuhan yang disebabkan
oleh kekuatan luar (mis., Pendudukan militer atau depresi ekonomi).
Satu masalah dengan jenis teori ini adalah bahwa ada banyak individu dengan locus of control
internal yang memilih karier selain kewirausahaan. Misalnya, teori niat (mis., Teori Perilaku Berencana)
menyarankan bahwa sifat memengaruhi niat, yang sepenuhnya memediasi hubungan dengan perilaku
wirausaha.

E. Moderate Risk Taking (Pengambilan Risiko Sedang)


Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu membuka usahanya sendiri dan menciptakan
lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurut KBBI, wirausahawan merupakan orang yang pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk
mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkanya. Seorang wirausaha harus
mampu menciptkan sesuatu yang berbeda dan mampu menangkap peluang yang ada. Salah satu
karakteristik seorang wirausaha yaitu berani mengambil resiko. Apakah yang dimaksud dengan resiko?
Bagaimana pandangan wirausaha mengenai resiko? dan apakah pengambilan resiko itu sama pengertiannya
bagi setiap orang? Resiko dapat diartikan sebagai suatu ketidakpastian dimasa yang akan datang dan dapat
diartikan juga sebagai suatu konsekuensi yang memunculkan dampak yang merugikan.
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih kesuksesan tetapi
dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyuka ihal-hal yang menantang
untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu
dengan mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha
selalu ingin berhasil mereka menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah karena
bagi mereka tidak ada tantangan.
Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu memperhitungkan matang-matang keputusan yang
akan diambil. Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan pada
kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan keputusan,serta
semakin siap pula mencoba apa yang menurut orang lain penuh dengan resiko.
Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalh kesiapan dalam pengambilan
resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan nyaman dengan tidak mengambil
hal yang beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah. Berbeda dengan wirausaha resiko dijadikan
sebagai tantangan untuk mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan yang menjadikan kita gagal.

You might also like