You are on page 1of 6

ANALISA JURNAL

No Penulis
(Tahun dan Judul Tujuan Metode Responden Hasil
Kode)
1. Haryono, Y. Penerapan Tujuan penelitian Desain: Subjek penelitian Berdasarkan hasil analisis data
Setroyini. Terapi Gerak ini adalah untuk Quasi sudah ditentukan penelitian dapat disimpulkan
Windrawanto, Tari Untuk mengetahui eksperimen yaitu berjumlah bahwa terapi gerak tari dapat
Y. Menurunkan signifikansi dengan two 3 orang anak menurunkan gangguan motorik
2019 Gangguan penerapan terapi paired sample tunagrahita yang anak tunagrahita di SLB
ISSN: 1829- Motorik Anak gerak tari t-test masing-masing Wantuwirawan Salatiga yang
877X Tunagrahita dalam memiliki terbukti dengan hasil Asymp.sig
menurunkan Sampling: gangguan motorik (2 tailed) sebesar 0,034
gangguan motorik Simple random yang berbeda, AR (p<0,05). Hasil penelitian
anak tunagrahita sampling (gangguan terbukti efektif untuk
di SLB hiperaktivitas), menurunkan gangguan motorik
Wantuwirawan Instrumen: BY yang dialami anak tunagrahita.
Salatiga. Pedoman (gangguan Subjek AR, BY dan AZ
observasi hipoaktivitas), AZ mampu mengubah perilaku non-
gangguan (gangguan kurang adaptif yang mereka miliki,
motorik dari koordinasi gerak). menjadi perilaku yang adaptif.
teori Asjjari Ketiga subjek Ketiga subjek penelitian ini
penelitian mampu berperilaku sesuai dengan
ini berusia 16-18 aturan-aturan di lingkungan
tahun, namun sekolah, misalnya bersikap
memiliki tingkat tenang, fokus atau konsentrasi
perkembangan dalam hitungan 10-15 menit,
yang tidak sesuai mengatur emosi yang
dengan berlebihan (sedih, marah,
anak seusianya, gembira dan lain sebagainya). Hal
perkembangannya ini mendukung teori menurut
setara dengan Delphie (2006) terapi gerak tari
anak di tingkat mampu memberikan rasa
sekolah dasar. kegembiraan, pencapaian atas
pengendalian gerak tubuh dan
dapat meningkatkan kemampuan
emosional, sosial serta kognitif
anak tunagrahita. Namun, peneliti
mengamati jika layanan terapi
gerak tari ini tidak dilakukan
secara rutin, maka subjek akan
kembali ke kondisi awal
dengan gangguan motorik yang
dialaminya (hiperaktivitas,
hipoaktivitas, dan kurang
koordinasi).
2. Cahyani, N. Pembelajaran 1. Kondisi motorik Desain: 3 orang siswi Hasil penelitian ini menunjukkan
Yuwono, J. Tari Kreasi kasar anak Eksperimen tunagrahita di bahwa terdapat peningkatan
Mulia, D. Perahu Layar sebelum dengan SKu Al Kautsar dalam motorik kasar siswa
(2018) Untuk diberikan pendekatan one dengan menggunakan
ISSN 2443- Meningkatkan perlakuan group protest pembelajaran tari kreasi perahu
1389 Kemampuan (treatment) posttest design. layar. Hal ini dapat dilihat
Motorik Kasar pembelajaran terdapatnya peningkatan nilai
Anak tari kreasi Sampling: rata-rata pretest dan juga posttest
Tunagrahita 2. Kondisi motorik Probability yang diperoleh oleh siswa.
Pada Skh Al kasar anak pada sampling Hasil penelitian juga
Kautsar Kota saat diberikan menunjukkan bahwa setelah
Cilegon perlakuan Instrumen: memberikan perlakuan
(treatment) 1. Observasi (treatment)
pembelajaran (skala tari kreasi perahu layar
tari kreasi kategori diperoleh peningkatan rata-rata
3. Kemampuan kemampuan) nilai dari
motorik kasar 2. Tes 34,02 % menjadi 72, 22 %.
anak setelah 3. Dokumentasi

diberikan
perlakuan
pembelajaran tari
kreasi.
3. Azmi Azizah, Pengaruh Tujuan penelitian Desain: Seorang anak Hasil penelitian menunjukkan
2016 Gerak Irama ini adalah untuk Penelitian ini anak tunagrahita bahwa setelah diberikan
Terhadap memperoleh menggunakan sedang kelas IV intervensi gerak irama, subjek
Peningkatan gambaran dan pendekatan SD di SLB Bina mengalami peningkatan
Kemampuan informasi kuantitatif. Asih Cianjur. kemampuan orientasi arah. dalam
Orientasi Arah mengenai pengaruh Desain yang orientasi arah mulai dari fase awal
Pada Anak gerak irama digunakan baseline-1 (A1) yaitu 59%
Tunagrahita terhadap adalah A-B-A kemudian meningkat di fase
Sedang Di peningkatan yang terdiri dari intervensi (B) menjadi 72% dan
SLB Bina kemampuan tiga fase yaitu meningkat lagi di fase baseline-2
Asih Cianjur orientasi arah anak baseline-1(A1), (A2) menjadi 77%. Sehingga
tunagrahita sedang intervensi (B), dapat disimpulkan bahwa gerak
di SLB Bina Asih dan baseline-2 irama berpengaruh terhadap
Cianjur. (A2). peningkatan kemampuan orientasi
arah anak tunagrahita sedang
Sampling:
Single subject
research.
Instrumen:
Instrumen yang
digunakan
dalam
penelitian ini
berupa tes
perbuatan.
Pengukuran
dilakukan pada
kondisi
baseline1,
intervensi dan
baseline 2.
Gerakan tari telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan motorik dari anak

tunagrahita dibuktikan dengan 3 jurnal yang telah kelompok analisa yang menyatakan hal

tersebut. Terapi dengan tari merupakan metode pendidikan yang mempergunakan

perpindahan gerak dalam setiap program penyembuhan atau program pengajaran di sekolah.

Program terapi dalam tarian dapat meningkatkan gerakan tubuh secara menyeluruh, pola-

pola berbicara, daya gerak ditempat atau locomotion, kemampuan untuk bergaul. Terapi

dengan tari (dance therapy) berguna untuk peningkatan fisik dan perkembangan sosial

anak-anak yang berkelainan karena adanya program pengajaran yang meliputi a. orientasi

gerak yang berubah-ubah atau perpindahan gerak, b. Penggalian unsur-unsur perpindahan

gerak, c. Dasar-dasar suatu tarian, d. Irama gerak dan e. Tari-tarian tradisional atau

daerah.

You might also like