You are on page 1of 21

BAB II

PEMBAHASAN

I. Air Limbah

A. Pengertian
Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang
berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya, dengan demikian air
buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
B. Jenis Air Limbah
Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air
limbah industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat
berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang
mengandung zat-zat yang berbahaya dan yang tidak. Untuk yang mengandung zat-zat
yang berbahaya harus dilakukan penanganan khusus tahap awal sehingga kandungannya
bisa di minimalisasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat
berbahaya itu bisa memetikan fungsi mikro organisme yang berfungsi menguraikan
senyawa-senyawa di dalam air limbah. Sebagian zat-zat berbahaya bahkan kalau
dialirkan ke sawage plant hanya melewatinya tanpa terjadi perubahan yang berarti,
misalnya logam berat. Penanganan limbah industri tahap awal ini biasanya dilakukan
secara kimiawi dengan menambahkan zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi zat-zat yang
berbahaya.
C. Efek Buruk Air Limbah
Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang
tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan
tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena
apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan,
baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.
D. Dampak terhadap Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa
banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini ada yang hanya
berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis
infektiosa, serta schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu
sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti:
1. Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus
penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan (effluent) pengolahan air.
2. Vibrio Cholera
Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air limbah
yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera.
3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b
Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat
di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air
dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit
typhus.
4. Salmonella Spp
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada
air hasil pengolahan.
5. Shigella Spp
Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar.
Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran
manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.
6. Basillus Antraksis
Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan
terhadap pengolahan.
7. Brusella Spp
Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan
keguguran (aborsi) pada domba.
8. Mycobacterium Tuberculosa
Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah
yang berasal dari sanatorium.
9. Leptospira
Adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus
selokan.
10. Entamuba Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur
yang mengandung kista.
11. Schistosoma Spp
Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat
melewati pengolahan air limbah.
12. Taenia Spp
Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap
cuaca.
13. Ascaris Spp. Enterobius Spp
Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan
dan Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.

Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka air limbah juga
dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan bahkan suhu yang
tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar. Keadaan demikian ini sangat
dipengaruhi oleh sumber asal air limbah. Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada
tahun 1953 adalah contoh yang nyata di mana para nelayan dan keluarganya mengalami
gejala penyempitan ruang pandang, kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat
menyebabkan kematian.

Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat termakannya ikan oleh nelayan,
sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa sebagai akibat termakannya
kandungan air raksa yang ada di dalam teluk. Air raksa ini berasal dari air limbah yang
tercemar oleh adanya pabrik yang menghasilkan air raksa pada buangan limbanya. Selain
air raksa masih banyak lagi racun lainnya yang dapat membahayakan kesehatan manusia
antara lain:
1. Timah Hitam
Apabila manusia terpapar oleh timah hitam, maka orang tersebut dapat terserang
penyakit anemia, kerusakan fungsi otak, serta kerusakan pada ginjal.
2. Krom
Krom dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha bila dibandingkan
dengan krom yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh krom ini dapat
menyebabkan kanker pada kulit dan saluran pencernaan.
3. Sianida
Senyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam jumlah yang sangat
kecil sudah dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ hati.
E. Dampak Terhadap Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan
demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan
terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya.
Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di
dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.
Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan
pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat.
Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan.
Selain bahan-bahan kimiayang dapatmengganggu kehidupan di dalam air, maka
kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti
adanya tempertur tinggi yang dikeluarkanoleh industri yang memerlukan proses
pendinginan. Panasnya air limbah dapat mematikan semua organisme apabila tidak
dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan
menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam
hal ini akan mengurangi perkembangannya.
Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di
dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.
Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan
pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat.
Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan.
Selain bahan-bahan kimia yang dapatmengganggu kehidupan di dalam air, maka
kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti
adanya tempertur tinggi yang dikeluarkanoleh industri yang memerlukan proses
pendinginan. Panasnya air limbah dapat mematikan semua organisme apabila tidak
dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.
F. Dampak Terhadap Yang Lain
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang
memproduksi bahan organic seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah
yang berupa bahanbahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal
dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran
air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut
maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat organic yang ada didalamnya.
Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organic yang
sangat menusuk hidung.
Disamping bau yang ditimbulkan, maka dengan menumpuknya ampas
akanmemerlukan tempat yang banyak dan mengganggu keindahan tempat sekitarnya.
Pembuangan yang sama akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan minyak dan
lemak, selain menimbulkan bau juga menyebbkan tempat di sekitarnya menjadi licin.
Selain bau dan tumpukan ampas yang menggangu, maka warna air limbah yang kotor
akan menimbulkan gangguan pemandangan yang tidag kalah besarnya.Keadaan yang
demikian akan lebih parah lagi, apabila pengotoran ini dapat mencapai daerah pantai
dimana daerah tersebut merupkan derah tempat rekreasi bagi masyarakat sekitarnya. Pada
bangunan pengolah air limbh sumber utama dari bau berasal dari :
1. Tangki pembusuk air limbah yang berisikan hydrogen sulfida air dan bau-bau lain
yang melewati bangunan pengolahan.
2. Tempat pengumpulan buangna limbah industri.
3. Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.
4. Buih atau benda mengapung yang terdapat pada tangki pengendap pertama.
5. Proses pengolahan bahan organic.
6. Tangki pengentalan (thickener) untuk mengambil Lumpur.
7. Pembakaran limbah gas yang menggunakan suhu kurang dari semestinya.
8. Proses pencampuran bahan kimia.
9. Pembakaran Lumpur.
10. Penimbunan Lumpur dan pengolahan Lumpur melalui proses pengeringan.

II. Pencemaran Udara

A. Prinsip-Prinsip Kebijakan Kualitas Udara

1. Sustainability
2. Risk Assessment
3. Proportionality
4. Polluters Pay Principle

Berbagai program pencegahan dan penanggulangan pencemaran udara telah dilakukan


oleh pemerintah, misalnya Program Langit Biru. Program Langit Biru dimulai tahun 1996 oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Lingkungan no 15
tahun 1996. Beberapa program pencegahan dan penanggulangan pencemaran udara meliputi:

a. Pengembangan perangkat peraturan.


b. Penggunaan bahan bakar bersih.
c. Penggunaan bahan bakar alternatif.
d. Pengembangan manajemen transportasi.
e. Pemantauan emisi gas buang kendaraan bermotor.
f. Pemberdayaan peran masyarakat melalui komunikasi massa.

Dasar-Dasar Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara :

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia.


Pernyataan tersebut tertuang dalam piagam Deklarasi PBB tahun 1948.

Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara di Indonesia diatur oleh

1. Undang-undang No.32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup

2. Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Bila emisi yang dikeluarkan oleh suatu aktivitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi
yang telah ditetapkan, maka perlu dibuat suatu cara pengendalian terhadap emisi tersebut.
Beberapa jenis alat pengendali emisi antara lain:

1. Filter udara

Filter udara dimaksudkan untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada cerobong agar tidak
ikut keluar ke lingkungan dan tidak mencemari lingkungan. Pemilihan jenis filter tergantung
pada jenis dan ukuran filter yang terdapat pada sumber emisi (Mulia, 2005).

2. Pengendap siklon

Pengendap siklon adalah pengendap debu atau abu yang ikut dalam gas buangan. Prinsip
kerjanya yaitu dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari gas buangan yang dihembuskan
melalui tepi dinding tabung silikon sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah
(Wardhana, 2004).
3. Pengendap sistem gravitasi

Alat pengendap ini berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor yang mengandung partikel
secara perlahan sehingga memungkinkan jatuhnya partikel ke bawah akibat gaya beratnya
sendiri (Mulia, 2005).

4. Pengendap elektrostatik

Pemisahan partikel dengan diameter dibawah 5 μm lebih efektif jika dilakukan dengan
menggunakan pengendap elektrostatik dibandingkan dengan pengendap siklon dan pengendap
sistem gravitasi. Alat pengendap ini berupa tabung silinder yang ditengahnya dipasangi kawat
yang dialiri arus listrik. Perbedaan tegangan akan menimbulkan corona discharge di daerah
seputar silinder yang akan menyebabkan kotoran udara mengalami ionisasi. Kotoran udara akan
menjadi ion negatif dan ditarik oleh dinding tabung. Sedangkan udara bersih akan tertarik ke
tengah silinder dan dihembuskan keluar tabung (Sunu, 2001).

5. Filter basah

Nama lain filter basah yaitu Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerjanya yaitu membersihkan
udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat sedangkan udara yang kotor
masuk dari bagian bawah alat. Saat udara yang kotor kontak dengan air, maka kotoran akan ikut
semprotan air turun ke bawah. Gas yang bersih akan keluar dari bagian atas tabung (Wardhana,
2004).

6. Exhause Gas Recirculation (EGR)

Merupakan suatu teknik untuk mengatur konsentrasi NO dalam gas buang kendaraan bermotor
dengan cara menurunkan konsentrasi NO atau dengan menurunkan temperatur siklus puncaknya
(Chahaya, 2003).

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara, yaitu:

1. Mengembangkan substitusi bahan bakar dengan tujuan untuk mengurangi polutan (substitusi
ini bisa berupa bahan bakar tanpa timbal ataupun gas.
2. Mengurangi melakukan perjalanan yang tidak perlu

3. Mengurangi dan membatasi pemakaian kendaraan pribadi, shift/pindah kepada pemakaian


transportasi masal

4. Merencanakan tata ruang kota/wilayah yang lebih baik

5. meningkatkan efisiensi dan performance mesin kendaraan

6. Mengembangkan sumber tenaga alternatif yang rendah polusi (sumber tenaga bisa berupa
tenaga listrik, tenaga surya, ataupun tenaga angin).

7. Menggunakan Natural Gas sebagai bahan bakar kendaraan sangat baik untuk mengurangi
GRK maupun Polusi Udara (karena pembakarannya lebih bersih,sedikit gas buang, dan rendah
CO2

8. Menggunakan Bio-Ethanol dan Bio-Methanol sebagai Bio-Energi yang berasal dari tumbuhan
yang ditanaman secara berkelanjutan, sangat baik bagi mengurangi GRK maupun Polusi Udara
(lebih sedikit meng-emisi NOx,CO,HC,Partikel).

9. Upaya perbaikan BBM yang berasal dari Fossil Fuel yang digunakan saat ini seperti
mengurangi kandungan Sulphur dan melarang penggunaan Timbal/Pb, sangat bermanfaat untuk
mengurangi Polusi Udara , namun relatif tidak berdampak untuk pengurangan GRK

10. Memodifikasi mesin untuk mengurangi jumlah polutan yang terbentuk (modifikasi mesin
bisa dilakukan baik dengan menggunakan turbo cyclone, memperbaiki sistem pencampuran
bahan bakar, maupun dengan mengatur pendinginan di dalam ruang bakar).

11. Mengembangkan sistem pembuangan yang lebih sempurna (sistem pembuangan dari gas
buang bisa disempurnakan dengan menggunakan semacam reheater, ataupun dengan
menggunakan catalytic converter yang biasanya dipasang pada kendaraan mewah
12. Memperbaiki sistem pengapian (sistem pengapian kendaraan dapat diperbaiki dengan
mengatur ignition time dan delay period dari motor bakar, salah satunya adalah dengan
menggunakan power ignition, EFI (Electronic Full Injection).

13. Menghindari cara pemakaian yang justru menghasilkan polutan yang tinggi (beberapa cara
pemakaian yang salah adalah dengan mengerem mendadak, melakukan balapan di jalan raya,
menambahkan pelumas pada knalpot kendaraan sehabis diservis, dan beban angkut yang
melebihi kapasitas daya angkut motor.

Prinsip pengurangan kadar debu dalam aliran gas yang dibebaskan ke lingkungan
diantaranya:  
1.Pemisah Brown
     Pemisahan jenis ini menerapkan gerakan partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan
debu dengan rentang ukuran 0.01-0.05 mikron. Alat yang dipatenkan dibentuk dengan susunan
filament gelas dengan jarak antar filament yang lebih kecil dari lintasan bebas rata-rata partikel.

2.Penapisan
Deretan penapis atau penapis kantung (filter bag) akan dapat menghilangkan debu hingga ukuran
diameter 0,1 mikron. Penapis ini dibatasi oleh pembebanan yang rendah, karena pembersihan
membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. Susunan penapis yang bisa digunakan untuk gas
buang yangmengandung minyak atau debu higroskopik. Temperature gas buang dibatasi oleh
komposisi bahann penapis.
3.Pengendap elektrostatik
     Alat ini memberikan tegangan tinggi pada aliran gas berkecepatan rendah. Debu yang telah
menempel dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara getaran. Keuntungan yang diperoleh
adalah debu yang kering dengan ukuran rentang 0.3-0.5 mikron. Tetapi secara teoritik ukuran
partikel yang dapat dikumpulkan tidak memiliki batas minimum.
4.Pengumpul sentrifugal
       Pemisah debu dari aliran gas didasarkan atas gaya sentrifugal yang dibangkitkan oleh bantik
saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan partikel ke dinding dan gas berputar (vortex) sehingga
debu akan menempel di dinding serta terkumpul di dasar alat. Alat yang menggunakan prinsip
ini dapat digunakan untuk pemisahan partikel besar dengan rentang ukuran diameter hingga 10
mikron.

5.Pemisah inersia
     Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel di dalam aliran gas.
Pemisahan ini menggunakan susunan penyekat, sehingga partikel akan bertumbukan dengan
penyekat ini dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas. Kendala daya guna ditentukan oleh jarak
antar penyekat. Alat yang didasarkan atas prinsip gaya inersia bekerja dengan baik untuk partikel
yang memiliki ukuran diameter lebih besar daripada 20 mikron. Rancangan yang baru dapat
memisahkan partikel yang berukuran hingga 5 mikron.

6.Pengendapan akibat gaya gravitasi


       Rancangan alat ini didasarkan perbedaan gaya gravitasi dan kecepatan yang dialami oleh
partikel. Alat ini akan bekerja dengan baik untuk partikel dengan ukuran diameter yang lebih
besar daripada 40 mikron dan tidak digunakan sebagai pemisah debu tingkat akhir. dan prinsip
pengurangan kadar debu dan gas secara simultan adalah:
  Menara percik
Prinsip kerja pada menara percik ini adalah aliran gas yang berkecepatan rendah bersentuhan
dengan aliran air yang bertekanan tinggi dalam bentuk butir. Alat ini merupakan alat yang
relative sederhana dengan kemampuan penghilangan pada tingkat sedang (moderate). Alat
dengan prinsip ini dapat mengurangi kandungan debu dengan rentang ukuran diameter 10-20
mikron dan gas yang larut dalam air.
  Siklon basah
Modifikasi siklon ini menangani gas yang berputar lewat percikan air. Butiran air yang
mengandung dan gas yang terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama atas dasar gaya
sentrifugal. Slurry ini dikumpulkan di bagian bawah siklon. Siklon jenis ini lebih efektif daripada
menara percik. Rentang ukuran diameter debu yang dapat dipisahkan adalah 3-5 mikron.
 Pemisahan venturi
Rancangan pemisahan venturi ini didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi dan berkisar antara
30-150 meter per detik pada bagian yang disempitkan dan gas bersentuhan dengan butir air yang
dimasukan di daerah itu. Alat ini dapat memisahkan partikel hingga ukuran 0.1 mikron dan gas
yang larut dalam air.

   Tumbukan pada piringan yang berlubang


Alat ini disusun oleh piringan yang berlubang dan gas yang lewat orifis ini berkecepatan 10
hingga 30 meter per detik. Gas ini membentur lapisan air hingga membentuk percikan air.
Percikan ini akan bertumbukan dengan penyekat dan air akan meyerap gas serta mengikat debu.
Gas yang memiliki kelarutan sedang dapat diserap dengan air dalam alat ini. Ukuran partikel
paling kecil yang diserap adalah 1 mikron.
   Menara dengan packing
Prinsip penyerapan gas dilakukan dengan cara persentuhan cairan dan gas di
daerah antara packing. Aliran gas dan cairan dapat searah arus maupun berlawanan arah
arus atau aliran melintang. Rancangan baru alat ini dapat menyerap debu yang lebih besar
dari 10 mikron.
 Pencuci dengan pengintian
Prinsip yang diterapkan adalah pertumbuhan inti dengan kondensasi dan partikel
yang dapat ditangani berukuran hingga 0.01 mikron serta dikumpulkan pada permukaan
filament.
   Pembentur turbulen
Penyerapan partikel dilakukan dengan cara mengalirkan aliran gas lewat cairan
yang berisi bola-bola berdiameter 1-5 cm. Partikel dapat dipisahkan dari aliran gas,
karena debu bertumbukan dengan bola-bola itu. Efisiensi penyerapan gas bergantung
pada jumlah tahap yang digunakan.
Upaya pembersihan aliran gas atau udara sebelum dibebaskan ke lingkungan dapat
dihubungkan dengan kebutuhan proses produksi, perolehan produk samping atau perlindungan
lingkungan. Seringkali alat ini merupakan bagian integral dari suatu proses, jika sasaran utama
adalah penghilangan gas yang beracun atau mudah terbakar. Debu ditemui dalam berbagai
ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas (trace, apparent, bulk density), daya kohesi, sifat
higroskopik dan lain-lain. Variable yang aneka ragam ini mengakibatkan pemilihan alat dan
system pengendalian pencemaran udara oleh debu dan gas harus berhubungan dengan sasaran
masalah pembersihan gas dan watak kinerja alat disamping penilaian ekonomik.
Penggunaan alat pengendalian pencemaran di dalam suatu system produksi harus dikaji
sesuai dengan watak proses, watak gas yang dibuang, kondisi operasi dan biaya. Masalah
rancangan proses pengendalian merupakan kegiatan yang menentukan dalam pemilihan system
dan teknologi pengendalian pencemaran udara dalam industry.(pencemaran udara oleh industri
dan penanggulannya)
Pengendalian pencemaran udara karena gas sulfur dioksida(SO 2),carbon
monoksida(Co),nitrogen dioksida(NO2),hidrokarbon,klorin,partikel debu,timah hitam.

B. Pengendalian pencemaran udara karena gas CO2


1. Pencegahan
Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik
b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
c) Memasang filter pada knalpot
 Sumber Tidak Bergerak
a) Memasang scruber pada cerobong asap.
b) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
c) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur rendah.
Bahan Baku
a) Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.
Manusia
Apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu (365mg/Nm3 udara
dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan,
dilakukan upaya-upaya :
a) Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.
b) Mengurangi aktifitas diluar rumah.
C
C. Pengendalian pencemaran udara karena gas CO
Pencegahan;
 Sumber Bergerak
            a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
             b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
             c) Memasang filter pada knalpot.
 Sumber Tidak Bergerak
            a) Memasang scruber pada cerobong asap.
           b) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
           c) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah.
 Manusia
Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 10.000ug/Nm3
udara dengan rata-ratawaktu pengukuran 24 jam ) maka untuk mencegah dampak
kesehatan dilakukan upaya-upaya:
                    a) Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) seperti masker gas.
b) Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung
CO     seperti sumur tua , Goa , dll.
Penanggulannya ;
a) Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan exhaust-fan.
b) Bila terjadi korban keracunan maka lakukan :
     · Berikan pengobatan atau pernafasan buatan
      · Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat

D. Pencegahan pencemaran udara karena gas nitrogen dioksida, timah hitam, klroin,
hidrokarbon, oksidan
1. Pencegahan ;
Untuk sumber bergerak dan tidak bergerak idem dengan pencemaran udara karena
gas karbon monoksida.Perlakuan manusia; Apabila kadar NO2 dalam udara
ambien telah melebihi baku mutu ( 150 mg/Nm3 dengan waktu pengukur 24 jam)
maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya :

- Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.


- Mengurangi aktifitas di luar rumah.
2. Penanggulannya;(idem dengan penggulan pada carbon monoksida)

E. Pencegahan pencemaran udara karena partikel debu


1. Pencegahannya;
- Dengan melengkapi alat penangkap debu ( Electro Precipitator ).
- Dengan melengkapi water sprayer pada cerobong.
- Pembersihan ruangan dengan sistim basah.
- Pemeliharaan dan perbaikan alat penangkap debu.
- Menggunakan masker
2. Penanggulanya ;Memperbaiki alat yang rusak

III. Tanah Pemukiman


A. PENGERTIAN
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian
kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan
berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik
serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”
Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah.
Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi
biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan
tanah”.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan
atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
B. Penyebab
Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah
industri, dan limbah pertanian.
A. Limbah domestik

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;


perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas
kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam
tanah.

B. Limbah industri
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-
kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya
sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan
daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang
dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.
C. Limbah pertanian

Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan


tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman misalnya
DDT.

C. Dampak, Solusi / Penanganan, dan Pencegahan


a. Dampak
Semua hal yang telah mengalami pencemaran pasti ujungnya akan menimbulkan
berbagai dampak yang negatif, tidak terkecuali tanah ini. Jika udara dan air yang
tercemar akan menimbulkan berbagai macam dampak negatif, maka tanah pun juga
demikian. Ada berbagai macam dampak negatif dari adanya pencemaran tanah ini.
Beberapa macam dampak pencemaran tanah antara lain sebagai berikut:

1. Mengurangi kesuburan tanah

Dampak pertama yang akan kita rasakan dari adanya tanah yang tercemar
pastinya akan menurunkan kesuburan pada tanah itu sendiri.  seperti yang kita ketahui
sebelumnya bahwasannya tanah ini pada dasarnya mempunyai keunggulan. Salah satu
keunggulan tanah adalah mempunyai nilai kesuburan sehingga banyak tanaman bisa
hidup dengan subur.

Namun ketika tanah ini sudah tercemar dengan berbagai macam zat yang
merugikan (baik zat kimia maupun non kimia), hal ini akan menurunkan tingkat
kesuburan tanah tersebut. Tanah akan menjadi tidak subur karena zat- zat polutan sudah
merusak jaringan kesuburan tanah tersebut. Akibatnya, banyak tanaman yang tidak akan
bisa tumbuh dengan baik.

1. Membuat tumbuh- tumbuhan dan makhluk hidup lainnya mati

Masih serangkaian dengan dampak pencemaran tanah yang akan menurunkan


tingkat kesuburan. Hal ini juga akan berakibat pada masa hidup tanaman. Tamanan yang
awalnya tumbuh dengan subur, lama- kelamaan akan menjadi layu, bahkan akan mati.

Selain tanaman, pencemaran pada tanah ini juga akan berdampak pada makhluk
hidup lainnya (seperti binatang dan manusia). Zat- zat polutan yang ada di dalam tanah
akan masuk ke dalam janrungan tumbuhan. Dan ketika tumbuhan tersebut dimakan oleh
manusia maupun binatang, maka efek negatifnya dapat tersalurkan pada binatang atau
manusia yang memakan tumbuhan tersebut.

1. Menyebabkan pencemaran pada udara

Pencemaran tanah juga akan berdampak pada pencemaran udara. Hal ini karena
zat- zat yang mencemari tanah tersebut (misalnya sampah) dalam jangka waktu yang
lama akan membuat udara yang ada di sekitarnya menjadi tidak sehat. Akibatnya udara
tersebut menjadi tidak nyaman untuk dihirup. Selain itu, apabila yang membuat
pencemaran pada tanah adalah sampah, maka ketika akan terjadi proses dekomposisi
maka akan menimbulkan bau yang begitu mneyengat. Dan inilah yang disebut dengan
pencemaran udara.

1. Menimbulkan wabah penyakit

Dampak pencemaran tanah yang selajutnya adalah menyebabkan timbulnya


banyak bibit penyakit. Tanah yang tercemar merupakan rumah yang sangat nyaman bagi
patogen- patogen yang menimbulkan banyak penyakit. Hal ini dalam jangka waktu yang
tidak terlalu lama akan menyebabkan berbagai penyakit datang dan siap menyerang 
makhluk hidup yang ada dan menempati tanah yang tercemar tersebut. Yang akan
menikmati datangnya penyakit ini tidak hanya manusia saja, namun juga binatang dan
tumbuh- tumbuhan lainnya.

1. Merusak ekosistem

Ekosistem merupakan wujud interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan


serta komponen- komponen yang ada di dalamnya (baik komponen biotik maupun
komponen abiotik). Tanah termasuk ke dalam komponen abiotik sehingga tercemarnya
tanah pastinya akan menyebabkan menyebabakn keseimbangan ekosistem menjadi
terganggu. Akibatnya lingkungan menjadi tidak nyaman dan banyak fungsi yang
seharusnya didapatkan justru akan berubah menjadi suatu wujud kerugian.

1. Merusak keindahan atau estetika

Hal yang pasti terjadi selanjutnya akibat adanya pencemaran tanah adalah
rusaknya nilai keindahan atau estetika lingkungan. Keindahan lingkungan tidak hanya
terdapat pada apa yang kita lihat saja, namun juga apa yang kita dengar dan apa pula
yang kita rasa. Pencemaran tanah akan banyak sekali merusak nilai- nilai keindahan
tersebut.

Tidak hanya itu saja, dan yang paling penting pencemaran tanah ini akan
menyebabkan kondisi lingkungan yang kita tempati menjadi tidak nyaman sama sekali.
Terlebih apabila pencemarah tanah tersebut disebabkan oleh sampah. Sampah- sampah
akan membuat berbagai macam kerugian bagi makhluk hidup. Selain tidak sedap
dipandang mata, sampah juga akan menyebabkan bau yang sangat menyengat. Ini
sungguh tidak nyaman digunakan sebagai tempat bermukim.

Itulah beberapa dampak dari pencemaran tanah yang dapat kita rasakan. Selain
dampak- dampat tersebut masih banyak lagi dampak yang dapat kita rasakan baik kita
sadari maupun tidak. Oleh karenai itulah kita sebagai manusia harus menjaga tanah dari
berbagai bentuk pencemaran. Menurunnya tingkat kesuburan tanah akibat buangan
sampah plastik, pecahan kaca, logam, dan karet sulit diuraikan oleh organisme
dekomposer dalam tanah.
Dampak Pencemaran Tanah Lainnya :
 Matinya organisme pengurai tanah akibat pembuangan limbah deterjen dan residu
pestisida dalam tanah.
 Menurunnya produktivitas tanah karena terkikisnya lapisan humus dari permukaan
tanah
 Perubahan pH tanah akibat adanya deposit senyawa asam yang berasal dari hujan
asam. Adapun perubahan keasaman tanah ini akan berpengaruh buruk terhadap
penyerapan hara dari tanah oleh tanaman.

b. Solusi / Penanganan
Tanah yang telah terkontaminasi oleh berbagai jenis polutan dapat dipulihkan
dengan metode pengolahan yang disebut dengan remidiasi. Remidiasi yaitu kegiatan
untuk membersihkan permukaan tanah. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu
diketahui diantaranya:
 Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau
tidak.
 Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
 Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
 Jenis tanah.
 Kondisi tanah (basah, kering).
 Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
 Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
1. Remediasi in situ
Remediasi in situ adalah pembersihan atau  pengolahan tanah terkontaminasi
di lokasi. Remediasi in situ lebih murah dan lebih mudah dengan konversi biologi
dan kimia, pemisahan daerah terkontaminasi agar tidak mencemari lingkungan
lainnya.
1. Remediasi ex situ
Remediasi ex situ adalah pengolahan tanah terkontaminasi digali dan diolah di
suatu unit pengolahan antara lain, dapat dilakukan dengan cara memisahkan bahan
pencemar dengan tanah, penguraian kontaminan dengan mikroba, pemanfaatan energi
panas yang dapat menguapkan kontaminan dari tanah, dan ekstraksi kontaminan dari
tanah. Remediasi ex situ ini jauh lebih mahal dan rumit.
1. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau
tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan
temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari
30 : 1, dan ketersediaan oksigen.
c. Pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan
pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi
terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka
penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada
suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah
pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong
menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.
4. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau
tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang
ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni
atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
5. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

You might also like