Professional Documents
Culture Documents
Bab 2
Bab 2
PEMBAHASAN
I. Air Limbah
A. Pengertian
Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang
berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya, dengan demikian air
buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
B. Jenis Air Limbah
Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air
limbah industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat
berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang
mengandung zat-zat yang berbahaya dan yang tidak. Untuk yang mengandung zat-zat
yang berbahaya harus dilakukan penanganan khusus tahap awal sehingga kandungannya
bisa di minimalisasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat
berbahaya itu bisa memetikan fungsi mikro organisme yang berfungsi menguraikan
senyawa-senyawa di dalam air limbah. Sebagian zat-zat berbahaya bahkan kalau
dialirkan ke sawage plant hanya melewatinya tanpa terjadi perubahan yang berarti,
misalnya logam berat. Penanganan limbah industri tahap awal ini biasanya dilakukan
secara kimiawi dengan menambahkan zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi zat-zat yang
berbahaya.
C. Efek Buruk Air Limbah
Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang
tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan
tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena
apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan,
baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.
D. Dampak terhadap Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa
banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini ada yang hanya
berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis
infektiosa, serta schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu
sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti:
1. Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus
penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan (effluent) pengolahan air.
2. Vibrio Cholera
Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air limbah
yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera.
3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b
Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat
di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air
dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit
typhus.
4. Salmonella Spp
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada
air hasil pengolahan.
5. Shigella Spp
Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar.
Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran
manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.
6. Basillus Antraksis
Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan
terhadap pengolahan.
7. Brusella Spp
Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan
keguguran (aborsi) pada domba.
8. Mycobacterium Tuberculosa
Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah
yang berasal dari sanatorium.
9. Leptospira
Adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus
selokan.
10. Entamuba Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur
yang mengandung kista.
11. Schistosoma Spp
Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat
melewati pengolahan air limbah.
12. Taenia Spp
Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap
cuaca.
13. Ascaris Spp. Enterobius Spp
Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan
dan Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.
Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka air limbah juga
dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan bahkan suhu yang
tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar. Keadaan demikian ini sangat
dipengaruhi oleh sumber asal air limbah. Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada
tahun 1953 adalah contoh yang nyata di mana para nelayan dan keluarganya mengalami
gejala penyempitan ruang pandang, kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat termakannya ikan oleh nelayan,
sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa sebagai akibat termakannya
kandungan air raksa yang ada di dalam teluk. Air raksa ini berasal dari air limbah yang
tercemar oleh adanya pabrik yang menghasilkan air raksa pada buangan limbanya. Selain
air raksa masih banyak lagi racun lainnya yang dapat membahayakan kesehatan manusia
antara lain:
1. Timah Hitam
Apabila manusia terpapar oleh timah hitam, maka orang tersebut dapat terserang
penyakit anemia, kerusakan fungsi otak, serta kerusakan pada ginjal.
2. Krom
Krom dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha bila dibandingkan
dengan krom yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh krom ini dapat
menyebabkan kanker pada kulit dan saluran pencernaan.
3. Sianida
Senyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam jumlah yang sangat
kecil sudah dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ hati.
E. Dampak Terhadap Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan
demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan
terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya.
Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di
dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.
Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan
pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat.
Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan.
Selain bahan-bahan kimiayang dapatmengganggu kehidupan di dalam air, maka
kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti
adanya tempertur tinggi yang dikeluarkanoleh industri yang memerlukan proses
pendinginan. Panasnya air limbah dapat mematikan semua organisme apabila tidak
dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan
menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam
hal ini akan mengurangi perkembangannya.
Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di
dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.
Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan
pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat.
Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan.
Selain bahan-bahan kimia yang dapatmengganggu kehidupan di dalam air, maka
kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti
adanya tempertur tinggi yang dikeluarkanoleh industri yang memerlukan proses
pendinginan. Panasnya air limbah dapat mematikan semua organisme apabila tidak
dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.
F. Dampak Terhadap Yang Lain
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang
memproduksi bahan organic seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah
yang berupa bahanbahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal
dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran
air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut
maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat organic yang ada didalamnya.
Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organic yang
sangat menusuk hidung.
Disamping bau yang ditimbulkan, maka dengan menumpuknya ampas
akanmemerlukan tempat yang banyak dan mengganggu keindahan tempat sekitarnya.
Pembuangan yang sama akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan minyak dan
lemak, selain menimbulkan bau juga menyebbkan tempat di sekitarnya menjadi licin.
Selain bau dan tumpukan ampas yang menggangu, maka warna air limbah yang kotor
akan menimbulkan gangguan pemandangan yang tidag kalah besarnya.Keadaan yang
demikian akan lebih parah lagi, apabila pengotoran ini dapat mencapai daerah pantai
dimana daerah tersebut merupkan derah tempat rekreasi bagi masyarakat sekitarnya. Pada
bangunan pengolah air limbh sumber utama dari bau berasal dari :
1. Tangki pembusuk air limbah yang berisikan hydrogen sulfida air dan bau-bau lain
yang melewati bangunan pengolahan.
2. Tempat pengumpulan buangna limbah industri.
3. Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.
4. Buih atau benda mengapung yang terdapat pada tangki pengendap pertama.
5. Proses pengolahan bahan organic.
6. Tangki pengentalan (thickener) untuk mengambil Lumpur.
7. Pembakaran limbah gas yang menggunakan suhu kurang dari semestinya.
8. Proses pencampuran bahan kimia.
9. Pembakaran Lumpur.
10. Penimbunan Lumpur dan pengolahan Lumpur melalui proses pengeringan.
1. Sustainability
2. Risk Assessment
3. Proportionality
4. Polluters Pay Principle
Bila emisi yang dikeluarkan oleh suatu aktivitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi
yang telah ditetapkan, maka perlu dibuat suatu cara pengendalian terhadap emisi tersebut.
Beberapa jenis alat pengendali emisi antara lain:
1. Filter udara
Filter udara dimaksudkan untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada cerobong agar tidak
ikut keluar ke lingkungan dan tidak mencemari lingkungan. Pemilihan jenis filter tergantung
pada jenis dan ukuran filter yang terdapat pada sumber emisi (Mulia, 2005).
2. Pengendap siklon
Pengendap siklon adalah pengendap debu atau abu yang ikut dalam gas buangan. Prinsip
kerjanya yaitu dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari gas buangan yang dihembuskan
melalui tepi dinding tabung silikon sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah
(Wardhana, 2004).
3. Pengendap sistem gravitasi
Alat pengendap ini berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor yang mengandung partikel
secara perlahan sehingga memungkinkan jatuhnya partikel ke bawah akibat gaya beratnya
sendiri (Mulia, 2005).
4. Pengendap elektrostatik
Pemisahan partikel dengan diameter dibawah 5 μm lebih efektif jika dilakukan dengan
menggunakan pengendap elektrostatik dibandingkan dengan pengendap siklon dan pengendap
sistem gravitasi. Alat pengendap ini berupa tabung silinder yang ditengahnya dipasangi kawat
yang dialiri arus listrik. Perbedaan tegangan akan menimbulkan corona discharge di daerah
seputar silinder yang akan menyebabkan kotoran udara mengalami ionisasi. Kotoran udara akan
menjadi ion negatif dan ditarik oleh dinding tabung. Sedangkan udara bersih akan tertarik ke
tengah silinder dan dihembuskan keluar tabung (Sunu, 2001).
5. Filter basah
Nama lain filter basah yaitu Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerjanya yaitu membersihkan
udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat sedangkan udara yang kotor
masuk dari bagian bawah alat. Saat udara yang kotor kontak dengan air, maka kotoran akan ikut
semprotan air turun ke bawah. Gas yang bersih akan keluar dari bagian atas tabung (Wardhana,
2004).
Merupakan suatu teknik untuk mengatur konsentrasi NO dalam gas buang kendaraan bermotor
dengan cara menurunkan konsentrasi NO atau dengan menurunkan temperatur siklus puncaknya
(Chahaya, 2003).
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara, yaitu:
1. Mengembangkan substitusi bahan bakar dengan tujuan untuk mengurangi polutan (substitusi
ini bisa berupa bahan bakar tanpa timbal ataupun gas.
2. Mengurangi melakukan perjalanan yang tidak perlu
6. Mengembangkan sumber tenaga alternatif yang rendah polusi (sumber tenaga bisa berupa
tenaga listrik, tenaga surya, ataupun tenaga angin).
7. Menggunakan Natural Gas sebagai bahan bakar kendaraan sangat baik untuk mengurangi
GRK maupun Polusi Udara (karena pembakarannya lebih bersih,sedikit gas buang, dan rendah
CO2
8. Menggunakan Bio-Ethanol dan Bio-Methanol sebagai Bio-Energi yang berasal dari tumbuhan
yang ditanaman secara berkelanjutan, sangat baik bagi mengurangi GRK maupun Polusi Udara
(lebih sedikit meng-emisi NOx,CO,HC,Partikel).
9. Upaya perbaikan BBM yang berasal dari Fossil Fuel yang digunakan saat ini seperti
mengurangi kandungan Sulphur dan melarang penggunaan Timbal/Pb, sangat bermanfaat untuk
mengurangi Polusi Udara , namun relatif tidak berdampak untuk pengurangan GRK
10. Memodifikasi mesin untuk mengurangi jumlah polutan yang terbentuk (modifikasi mesin
bisa dilakukan baik dengan menggunakan turbo cyclone, memperbaiki sistem pencampuran
bahan bakar, maupun dengan mengatur pendinginan di dalam ruang bakar).
11. Mengembangkan sistem pembuangan yang lebih sempurna (sistem pembuangan dari gas
buang bisa disempurnakan dengan menggunakan semacam reheater, ataupun dengan
menggunakan catalytic converter yang biasanya dipasang pada kendaraan mewah
12. Memperbaiki sistem pengapian (sistem pengapian kendaraan dapat diperbaiki dengan
mengatur ignition time dan delay period dari motor bakar, salah satunya adalah dengan
menggunakan power ignition, EFI (Electronic Full Injection).
13. Menghindari cara pemakaian yang justru menghasilkan polutan yang tinggi (beberapa cara
pemakaian yang salah adalah dengan mengerem mendadak, melakukan balapan di jalan raya,
menambahkan pelumas pada knalpot kendaraan sehabis diservis, dan beban angkut yang
melebihi kapasitas daya angkut motor.
Prinsip pengurangan kadar debu dalam aliran gas yang dibebaskan ke lingkungan
diantaranya:
1.Pemisah Brown
Pemisahan jenis ini menerapkan gerakan partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan
debu dengan rentang ukuran 0.01-0.05 mikron. Alat yang dipatenkan dibentuk dengan susunan
filament gelas dengan jarak antar filament yang lebih kecil dari lintasan bebas rata-rata partikel.
2.Penapisan
Deretan penapis atau penapis kantung (filter bag) akan dapat menghilangkan debu hingga ukuran
diameter 0,1 mikron. Penapis ini dibatasi oleh pembebanan yang rendah, karena pembersihan
membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. Susunan penapis yang bisa digunakan untuk gas
buang yangmengandung minyak atau debu higroskopik. Temperature gas buang dibatasi oleh
komposisi bahann penapis.
3.Pengendap elektrostatik
Alat ini memberikan tegangan tinggi pada aliran gas berkecepatan rendah. Debu yang telah
menempel dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara getaran. Keuntungan yang diperoleh
adalah debu yang kering dengan ukuran rentang 0.3-0.5 mikron. Tetapi secara teoritik ukuran
partikel yang dapat dikumpulkan tidak memiliki batas minimum.
4.Pengumpul sentrifugal
Pemisah debu dari aliran gas didasarkan atas gaya sentrifugal yang dibangkitkan oleh bantik
saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan partikel ke dinding dan gas berputar (vortex) sehingga
debu akan menempel di dinding serta terkumpul di dasar alat. Alat yang menggunakan prinsip
ini dapat digunakan untuk pemisahan partikel besar dengan rentang ukuran diameter hingga 10
mikron.
5.Pemisah inersia
Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel di dalam aliran gas.
Pemisahan ini menggunakan susunan penyekat, sehingga partikel akan bertumbukan dengan
penyekat ini dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas. Kendala daya guna ditentukan oleh jarak
antar penyekat. Alat yang didasarkan atas prinsip gaya inersia bekerja dengan baik untuk partikel
yang memiliki ukuran diameter lebih besar daripada 20 mikron. Rancangan yang baru dapat
memisahkan partikel yang berukuran hingga 5 mikron.
D. Pencegahan pencemaran udara karena gas nitrogen dioksida, timah hitam, klroin,
hidrokarbon, oksidan
1. Pencegahan ;
Untuk sumber bergerak dan tidak bergerak idem dengan pencemaran udara karena
gas karbon monoksida.Perlakuan manusia; Apabila kadar NO2 dalam udara
ambien telah melebihi baku mutu ( 150 mg/Nm3 dengan waktu pengukur 24 jam)
maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya :
B. Limbah industri
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-
kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya
sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan
daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang
dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.
C. Limbah pertanian
Dampak pertama yang akan kita rasakan dari adanya tanah yang tercemar
pastinya akan menurunkan kesuburan pada tanah itu sendiri. seperti yang kita ketahui
sebelumnya bahwasannya tanah ini pada dasarnya mempunyai keunggulan. Salah satu
keunggulan tanah adalah mempunyai nilai kesuburan sehingga banyak tanaman bisa
hidup dengan subur.
Namun ketika tanah ini sudah tercemar dengan berbagai macam zat yang
merugikan (baik zat kimia maupun non kimia), hal ini akan menurunkan tingkat
kesuburan tanah tersebut. Tanah akan menjadi tidak subur karena zat- zat polutan sudah
merusak jaringan kesuburan tanah tersebut. Akibatnya, banyak tanaman yang tidak akan
bisa tumbuh dengan baik.
Selain tanaman, pencemaran pada tanah ini juga akan berdampak pada makhluk
hidup lainnya (seperti binatang dan manusia). Zat- zat polutan yang ada di dalam tanah
akan masuk ke dalam janrungan tumbuhan. Dan ketika tumbuhan tersebut dimakan oleh
manusia maupun binatang, maka efek negatifnya dapat tersalurkan pada binatang atau
manusia yang memakan tumbuhan tersebut.
Pencemaran tanah juga akan berdampak pada pencemaran udara. Hal ini karena
zat- zat yang mencemari tanah tersebut (misalnya sampah) dalam jangka waktu yang
lama akan membuat udara yang ada di sekitarnya menjadi tidak sehat. Akibatnya udara
tersebut menjadi tidak nyaman untuk dihirup. Selain itu, apabila yang membuat
pencemaran pada tanah adalah sampah, maka ketika akan terjadi proses dekomposisi
maka akan menimbulkan bau yang begitu mneyengat. Dan inilah yang disebut dengan
pencemaran udara.
1. Merusak ekosistem
Hal yang pasti terjadi selanjutnya akibat adanya pencemaran tanah adalah
rusaknya nilai keindahan atau estetika lingkungan. Keindahan lingkungan tidak hanya
terdapat pada apa yang kita lihat saja, namun juga apa yang kita dengar dan apa pula
yang kita rasa. Pencemaran tanah akan banyak sekali merusak nilai- nilai keindahan
tersebut.
Tidak hanya itu saja, dan yang paling penting pencemaran tanah ini akan
menyebabkan kondisi lingkungan yang kita tempati menjadi tidak nyaman sama sekali.
Terlebih apabila pencemarah tanah tersebut disebabkan oleh sampah. Sampah- sampah
akan membuat berbagai macam kerugian bagi makhluk hidup. Selain tidak sedap
dipandang mata, sampah juga akan menyebabkan bau yang sangat menyengat. Ini
sungguh tidak nyaman digunakan sebagai tempat bermukim.
Itulah beberapa dampak dari pencemaran tanah yang dapat kita rasakan. Selain
dampak- dampat tersebut masih banyak lagi dampak yang dapat kita rasakan baik kita
sadari maupun tidak. Oleh karenai itulah kita sebagai manusia harus menjaga tanah dari
berbagai bentuk pencemaran. Menurunnya tingkat kesuburan tanah akibat buangan
sampah plastik, pecahan kaca, logam, dan karet sulit diuraikan oleh organisme
dekomposer dalam tanah.
Dampak Pencemaran Tanah Lainnya :
Matinya organisme pengurai tanah akibat pembuangan limbah deterjen dan residu
pestisida dalam tanah.
Menurunnya produktivitas tanah karena terkikisnya lapisan humus dari permukaan
tanah
Perubahan pH tanah akibat adanya deposit senyawa asam yang berasal dari hujan
asam. Adapun perubahan keasaman tanah ini akan berpengaruh buruk terhadap
penyerapan hara dari tanah oleh tanaman.
b. Solusi / Penanganan
Tanah yang telah terkontaminasi oleh berbagai jenis polutan dapat dipulihkan
dengan metode pengolahan yang disebut dengan remidiasi. Remidiasi yaitu kegiatan
untuk membersihkan permukaan tanah. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu
diketahui diantaranya:
Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau
tidak.
Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
Jenis tanah.
Kondisi tanah (basah, kering).
Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
1. Remediasi in situ
Remediasi in situ adalah pembersihan atau pengolahan tanah terkontaminasi
di lokasi. Remediasi in situ lebih murah dan lebih mudah dengan konversi biologi
dan kimia, pemisahan daerah terkontaminasi agar tidak mencemari lingkungan
lainnya.
1. Remediasi ex situ
Remediasi ex situ adalah pengolahan tanah terkontaminasi digali dan diolah di
suatu unit pengolahan antara lain, dapat dilakukan dengan cara memisahkan bahan
pencemar dengan tanah, penguraian kontaminan dengan mikroba, pemanfaatan energi
panas yang dapat menguapkan kontaminan dari tanah, dan ekstraksi kontaminan dari
tanah. Remediasi ex situ ini jauh lebih mahal dan rumit.
1. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau
tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan
temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari
30 : 1, dan ketersediaan oksigen.
c. Pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan
pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi
terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka
penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada
suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah
pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong
menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.
4. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau
tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang
ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni
atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
5. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.