You are on page 1of 7
C Potensial Elektrode Standar Adanya arus listrik yang mengalir dari katode ke anode diakibatkan oleh beda porensial antara anode dan katode. Setiap elektrode mempunyai potensial elektrode yang terjadi akibar tegangan antarmuka dari logam dengan elektrolit. Nilai potensial antarmuka pada clektrode tunggal tidak dapat diukur, sebab untuk mengukur besarnya potensial suatu elektrode, harus terjadi arus listrik yang dapat dibaca dengan alat ukur. Oleh karena itu, potensial elektrode diukur dengan cara memasangkan elektrode tersebut dengan suatu elektrode pembanding (elektrode standar) menjadi suatu sel elektrokimia, Elektrode standar merupakan elektrode acuan yang dianggap mempunyai nilai potensial tertentu. 1. Elektrode Hidrogen sebagai Elektrode Standar Elektrode standar yang digunakan untuk mengukur potensial elektrode adalah elektrode hidrogen-platina, yaitu batang platina yang dimasukkan ke dalam larutan asam yang mengandung jon H'(aq) 1 M pada suhu 25¢C dan dialiti gas hidrogen pada tekanan 1 atm. Gas hidrogen diabsorpsi oleh batang platina schingga yang dianggap berinteraksi dengan larutan asam (H!) adalah gas hidrogen (H,). Menurut kesepakatan, pada kondisi standar (25°C; 1 atm; 1,0 M), besarnya beda potensial elektrode tersebut adalah 0,00 volt dan reaksinya dapat diculiskan sebagai berikut. 2H"(aq) + 2¢ -> Hy(g) E* = 0,00 V atau H'(aq) (1 M) | H,(g) (25°C, 1 atm) B® 0,00 V. Bab 2 | Hooks Redoks dan €lektroKInnal Gambar 2.3 Elektrode standar hidrogen. 5 2M HM Hr 1,0 M (25%) Gambar 2.4 Bagan sel Volta untuk mengukur potensial standar. Besarnya beda potensial yang terbaca pada voltmeter 0,76 volt. Berdasarkan kesepakatan, potensial elektrode hit adalah nol (0). Fakta pengukuran menunjukkan bahwa po hidrogen lebih tinggi (Karena arus listrik mengalir dati idrogen ke elektrode zink) schingga besarnya potensial elek zink adalah -0,76 volt. Penulisan persamaan reaksinya sebagai berikut. Zn*(aq) + 2€ > Zn(3)_-E* = -0,76 V ‘Atau notasi setengah sel elektrode zink adalah sebagai b Zn* | Zn E* = -0,76 V dapat dilihat pada Tabel 2.1 (lebih lengkap disajikan pada lamp clektrode standar sering disebut sebagai potensial re standar karena dituliskan dalam bencuk tereduksi. Lit(ag) + &* > Lis) K*(aq) + © > Kis) @ Kimia | SMA/MA Kelas xit Fe*(aq) + 26° —> Fe(s) Ca*(aq) + 26° — Ca(s) Co*(aq) + 26° > Co(s) Ni**(aq) + 2e" + Ni(s) Sn**(aq) + 26° — Sn(s) Po*(aq) + 2° — Pb(s) Fe*(ag+3e Fels) 2H*(aq) + 26° = H,(9) ‘Sn**(aq) + 26° > Sn**(aq) | Gu®(aq) + 26° + Cu(s) +0;34 | 1,{8) + 26° — 2-(aq) +0,535, Ag'(aq) + & > Ag(s) 40,799 | Br,(aq) + 2e- > 2Br-(aq) +1,087 | [PR*(aq) +26" Pt(s) +12 | 0,(9) + 4H*(aq) + 4e° > 2H,0(/) 41,23 [1,(9) + 26° > 2cr(aq) +134 | Au‘(aq) + &° > Au(s) +1,68, [F) +26" 2 (aq) 42.87 3. Potensial Elektrode Standar dan Potensial Sel Potensial sel atau E°,, merupakan selisih antara nilai potensial anode dan katode suatu sel elektrokimia. Arus listrik yang bergerak dari katode ke anode menunjukkan bahwa katode mempunyai potensial lebih tinggi daripada anode (listrik mengalir dari kutub dengan potensial tinggi ke rendah). Oleh karena itu, nilai potensial sel merupakan selisih nilai potensial katode dikurangi anode, yang dapat dirumuskan sebagai berikut. Fn Pe Pinatas Pe Feat ~ Pa Ler rokni Katode _: Zn**(aq) + 2e" — Zn(s) . Reaksi sel : Mg(s)+ Zn?(aq) > Mg?*(aq) + Zn(s) E°,y = +1.61 Notasi sel : Mg(s) | Mg?(1 M) Il Zn?*(aq) | Zn(s) E°,_,= +1,61 V Untuk menentukan E°,,., dapat digunakan cara seperti pada ja 2. Potensial sel gabungan Diketahui beberapa sel Volta dengan notasi sel sebagai berikut. MgIMg?*Il Zn?*1Zn E°,, = +1,61 V Zn IZn** Il Fe? 1Fe E°,, = 40,32 V Mg Mg**il Sn?*1Sn_ E°,,, = +2,23 V Tentukan nila potensial sel yang terjadi pada pasangan sel berikut. a. Zn 12n?* iSn?*1Sn b. MgIMg?* Il Fe*iFe Jawab: Pada sel gabungan seperti tersebut, skala E°,,, dapat digunakan untuk nilai potensial sel terpilih, dengan pedoman sebagai berikut Elektrode yang mengalami oksidasi (sebelah kiri) berfungsi sebagai dan elektrode yang mengalami reduksi (sebelah kanan) berfungsi sé katode. Potensial elektrode dari katode lebih tinggi dari anode. E*,, sebagai selisih (arak) antara kedua elektrode tersebut. Dari diagram tersebut, dapat ditentukan selisin beda_ Sn serta Mg dengan Fe sebagai berikut. a Zn 1Zn**liSn?1Sn_ E°,, = 40,62 V b. MgIMg*IIFe*IFe E°,. = +1,93 V Untuk memahami hubungan porensial elektrode standar dan kelangsungan reaksi, lakukan Kegiatan 2.1 berikut. Daya Desak Logam Kegiatan ini bertujuan untuk menyelidiki reaksi redoks yang dapat berlangsung spontan dan tidak dapat berlangsung spontan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, Anda diharapkan dapat menghubungkan nilai potensial elektrode standar dengan daya reduksi dan daya oksidasi logam. 1. Alat dan Bahan 1. | Tabung reaksi 25 7. |Logam (Cu, Fe, Mg, Pb, Zn) Masing-masing 5 sedang 2x 0,5 em Rak tabung 1 8. |Larutan FeSO, 0,1 M 30 mL ‘Ampelas - 9. |Larutan CuSO, 0,1 M 30 mL Gunting kaleng = 10, |Larutan MgSO, 0,1 M Pinset = | 11, |Larutan Pb(NO,), 0,1 M___| Gelas kimia 100 mL| 2 _—_—_12. |Larutan ZnSO, 0,1 M | eee eon »Etoktrokim 1 2 3 4 5 Jelaskan yang dimaksud dengan reaksi spontan. Jelaskan yang dimaksud dengan anode dan katode pada sel Volta. ‘Apakah manfaat dari sel Volta dalam kehidupan sehari-hari? ‘Apakah nilai potensial elektrode standar dapat berubah? Jelaskan. ‘Suatu sel Volta tersusun dari elektrode Ca dan Sn. Diketahui data berikut. Ca™(aq) +2e- > Ca(s) E° =-2.87V Sn(aq) +2e° > Sn(s) E*=-0,14V a. Tentukan anode dan katodenya. b. Tuliskan reaksi di anode dan di katode. c. Tentukan nilai potensial selnya, d.Tuliskan notasi selnya. Sel Volta tersusun dari elektrode Co dan K. Diketahul data berikut. Co*(aq) + 2e” > Co (s) E°=-0,28V KY(aq)+eK(s) E°=-2,92V @. Tentukan anode dan katodenya. b, Tuliskan reaksi di anode dan di katode. ©. Tentukan nilai potensial selnya. 4d. Tuliskan notasi selnya. Diketanui data berikut. Fe | Fe** Il Ag* | Ag By a H26V FelFe*iCu*1Cu E*,,=40,78V SnISneIlAgIAg — E,=40,94V NalNatilPb*IPb E, =42,58V Sn**(aq) + 26° Sins) E=-0,14V a. Tentukan potensial elektrode Fe, Ag , Na, dan Cu. b. Tentukan oksidator terkuat dan reduktor terkuat. ¢, Di antara logam Fe, Cu, Ag, Sn, dan Na, logam manakah yang bereaksi dengan untuk menghasilkan gas H,? d. _Tentukan notasi sel yang terjadi ka elektrode Sn dipasangkan dengan elektrode Fe. Marao ton: THON CU ICU Ey =40,36V Cd I Cd? Cue 1 Cu Ey = 40,74 V Cal Ca Cd 1Cd Ey = 42,47 V Cal Cai Sn®*18n E%,, = 42,73 a, _Tentukan potensial elektrode (E") logam Cu, Cd, Ca, dan Sn. b. _ Urutkan daya oksidasi masing-masing logam, dari yang paling kuat daya | paling lemah. ¢. Jika logam Cu, Cd, Ca, dan Sn dimasukkan ke dalam larutan yang logam manakah yang larut (bereaksi) dan yang tidak larut (bereaksi)? Beberapa Fakta tentang sel Volta < 1. Sel Volta terdiri atas dua elektrode, yaitu anode dan katode. 2. Anode pada sel Volta: a. Tempat terjadinya reaksi oksidasi b. Merupakan kutub negatif c. Mempunyai nilai potensial clektrode lebih rendah daripada katode 3. Katode pada sel Volta: a. Tempat terjadinya reaksi reduksi b. Merupakan kutub positif c. _Mempunyai nilai potensial elektrode lebih tinggi daripada anode 4. Nilai potensial sel (E*,.): d a B= Eade F anode x b. Tidak dipengaruhi oleh koefisien reaksi a cc. Reaksinya spontan jika E°,..,,, bernilai positif reaksi D. Baterai Penyimpan Listrik Salah satu contoh penggunaan sel Volta dalam kehidupan schari-hari adalah baterai (Sumber arus searah). Sumber arus scarah dapat dibedakan menjadi sel primer dan sel sekunder, Sel primer merupakan sel yang teaksinya tidak dapat balik Bab 2 | FReaksi Redoks dan Glektnakimia:

You might also like