You are on page 1of 16

ANALISIS PENGARUH SOCIAL NORMS, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DAN PERSONAL

ATTITUDE TERHADAP WOMEN ENTREPRENEURIAL

Sweeta Tsania

Universitas Multimedia Nusantara, Indonesia


Email correspondence: sweeta.tsania@student.umn.ac.id

ABSTRACT

Entrepreneurial interest in women in Indonesia is still low. The existence of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) makes
woman entrepreneurship have an important role in economic and social development and fosters entrepreneurial intentions. Several
factors that influence women's entrepreneurial intentions are social pressure (Social Norms), Personal Attitude, and Perceived
Behavioral Control, which play an important role in increasing women's entrepreneurship intentions. This study uses a quantitative
descriptive research method by collecting the number of respondents as many as 125 women through google form. In taking the
sample, the researcher used Judgmental Sampling with special criteria, namely women who wanted to open a business, which then
processed the data with PLS-SEM software. The results of this study social norms on personal attitude, social norms on perceived
behavioral control, personal attitude on women entrepreneurial intention, and perceived behavioral control on women
entrepreneurial intention, have a positive and significant relationship. The conclusion in this study is that women's entrepreneurial
intentions are influenced by social norms, personal attitudes, and perceived behavioral control.

Keywords:
Social Norms, Personal Attitude, Perceived Behavioral Control, Women Entrepreneurial Intention.

ABSTRAK

Minat berwirausaha pada wanita di Indonesia masih rendah. Dengan adanya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) membuat woman entrepreneurship memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial serta
menumbuhkan niat dalam berwirausaha. Beberapa faktor yang mempengaruhi niat berwirausaha pada wanita ialah
tekanan sosial (Social Norms), sikap terhadap perilaku (Personal Attitude), dan kontrol perilaku (Perceived Behavioral
Control) yang sangat berperan penting untuk meningkatkan niat wanita dalam berwirausaha. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan mengumpulkan jumlah responden sebanyak 125
wanita melalui googleform. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan Judgemental Sampling dengan kriteria
khusus yaitu wanita yang ingin membuka bisnis yang kemudian data diolah dengam software PLS-SEM. Hasil dari
penelitian ini social norms terhadap personal attitude, social norms terhadapa perceived behavioral control, personal attitude
terhadap women entrepreneurial intention, dan perceived behavioral control terhadap women entrepreneurial intention,
mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. Kesimpulan dalam penelitian ini ialah niat berwirausaha pada

1
wanita dipengaruhi oleh norma sosial, sikap pribadi, dan kontrol perilaku yang dirasakan.

Kata Kunci:
Social Norms, Personal Attitude, Perceived Behavioral Control, Women Entrepreneurial Intention .

PENDAHULUAN

Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang masih belum terselesaikan di Indonesia. Penganguran terjadi
karena jumlah pencari kerja (demand) lebih besar dibandingkan dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia
(disnaker, 2019). Salah satu cara untuk menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia dengan membuka lapangan
pekerjaan (Koveos, 2016). Di Indonesia, salah satu bentuk kewirausahaan yang memiliki kontribusi besar terhadap
perekonomian nasional adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Hutahayan, 2019). Di Indonesia Usaha Mikro Kecil
dan Menengah memiliki kontribusi sebesar 68,23% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di Indonesia (Panjaitan, Timur,
& Sumiyana, 2020). Berikut merupakan data kontribusi UMKM terhadap Pendapatan Domestic Bruto (PDB) di
Indonesia.

Gambar 1 Kontribusi UMKM Terhadap PDB (2010 – 2020)

Sumber : Lokadata (2020)

Berdasarkan gambar 2 kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ke Produk Domestic Bruto
(PDB) sejak tahun 2010 sampai tahun 2018 lebih dari 50%, bahkan angka ini mencapai 60% pada tahun 2019. Akan
tetapi, sejak covid-19 muncul di Indonesia pada tahun 2020, kontribusi UMKM pada PDB Indonesia mencapai titik
terendah sejak tahun 2010, dengan nilai sebesar 37,3%. Kontribusi tersebut mengalami penurunan hingga 38,14%
dibandingkan tahun sebelumnya (Lokadata, 2020). Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk melakukan beberapa
2
strategi untuk meningkatkan kembali geliat UMKM di Indonesia, salah satunya dengan mendorong pemberdayaan
woman entrepreneurship (Purwaningsih & Kusuma, 2021). Secara umum, ada beberapa yang mendorong wanita untuk
berwirausaha. Alasannya yaitu dimotivasi oleh keinginan wanita untuk mandiri secara ekonomi, tidak puas dengan
pekerjaan yang ada, mencari tantangan, kebanggaan diri, turun temurun, kesempatan kerja, keinginan pribadi,
dorongan keluarga, dan status sosial (Irawati & Sudarsono, 2018). Dari sisi keterlibatan wanita dalam kewirausahaan,
penelitian yang dilakukan di Arab Saudi menyebutkan bahwa 55% wanita memimpin kewirausahaan (Bhatti, Doghan,
Saat, Juhari, & Alshagawi, 2020). Jumlah ini terbilang besar jika dibandingkan dengan jumlah wanita yang berwirausaha
di Indonesia hanya 23% Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dipimpin oleh wanita (Genoveva & Gaby,
2019).

HIPOTESIS
1. Social Norms

Bai & Bai (2020) menyatakan bahwa social norms atau norma sosial merupakan tekanan sosial yang
dirasakan individu dalam pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu, termasuk perilaku dan harapan. Lebih
lanjut social norms merupakan keyakinan tentang apa yang orang lain pikir untuk melakukan sesuatu dan memotivasi
seseorang (Fanning & Ricks, 2016).
H1 : Terdapat pengaruh positif antara social norms terhadap personal attitude
2. Personal Attitude

Menurut Ajzen dalam jurnal (Saraih, et al., 2017). Personal attitude merupakan sikap terhadap perilaku
sejauh mana penilaian individu pada kinerja individu itu sendiri. Lebih lanjut menurut Ajzen dalam jurnal (Safira &
Diantina, 2021) ; (Dung, 2020) menyatakan bahwa personal attitude merupakan penilaian negatif atau positif
seseorang terhadap perilaku.
H2 : Terdapat pengaruh positif antara social norms terhadap perceived behavioral control (PBC)
3. Perceived behavioral Control

Menurut Fahma dalam jurnal (Dumillah, 2021) menyatakan bahwa perceived behavioral control merupakan
kontrol perilaku untuk mendukung atau menghambat dalam melakukan suatu perilaku. Lebih lanjut, menurut Bandura
dalam jurnal (Heptariza, 2020) perceived behavioral control ditentukan oleh faktor yang dapat menghambat atau
memfasilitasi kemampuan seseorang dalam melakukan perilaku tersebut.
H3 : Terdapat pengaruh positif antara personal attitude terhadap entrepreneurial intention (EI)
4. Women Entrepreneurial Intention

Menurut Armitage dan Conner dalam jurnal (Khurshid, Khurshid, & Khan, 2020) menyatakan bahwa women
entrepreneurial intention merupakan penentu arah tindakan wanita dalam mengambil keputusan dan
mempertahankan perilaku di masa depan. Lebih lanjut, menurut Ajzen dalam jurnal (Ahmad, Bukhari, & Ijaz, 2019)
menyatakan bahwa women entrepreneurial intention merupakan harapan dan motivasi kinerja wanita dalam suatu
bisnis.

1
H4 : Terdapat pengaruh positif antara perceived behavioral control (PBC) terhadap entrepreneurial intention (EI)
Berdasarkan penemuan – penemuan dari penelitian terdahulu dapat dibuat kerangkan penelitian sebagai
berikut :

Gambar 2 Model Penelitian

Sumber : Jurnal “Exploring antecedents of entrepreneurial intentions of young women in India – a multi-method
analysis” (Srivastava & Misra , 2017).

METODOLOGI
Dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatann kuantitatif descriptive research. Pengumpulan data
dilakukan melalui survei dengan menyebarkan kuisioner kepada responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan data primer berupa penyebaran kuisioner melalui Google Form secara online dan
dibagikan kepada responden yant telah ditentukan oleh peneliti. Teknik pengambilan sample yang digunakan oleh
peneliti untuk penelitian ini yaitu dengan non - probability sampling tipe judgemental sampling karena peneliti
menentukan sendiri responden yang sesuai dengan kriteria. Kriteria peneliti yaitu wanita yang berdomisili di
JABODETABEK maupun luar JABODETABEK. Penelitian ini menggunakan sampling size minimal lima pengukuran
pervariabel dan jumlah indikator pertanyaan berada di variabel, sehingga diasumsikan n x 5 variabel. Maka jumlah
sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 25 x 5 = 125 responden. Dalam periode pengumpulan data peneliti
mendapatkan 125 responden sesuai dengan target yang telah ditentukan, berikut merupakan profil responden pada
penelitian ini :

Tabel 1 Profil Responden.

Jumlah Persentase

Usia 18 – 21 Tahun 54 15%

22 – 25 Tahun 53 42%

>26 Tahun 18 43%

2
Domisili DKI Jakarta 11 9%

Kabupaten Tangerang 35 28%

Kota Tangerang Selatan 35 28%

Depok 2 2%

Bogor 0 0%

Bekasi 5 4%

Lainnya 37 29%

Pekerjaan Saat Ini Karyawan Swasta 21 17%

PNS/BUMN 1 1%

Mahasiswi 85 68%

Ibu Rumah Tangga 8 6%

Lainnya 10 8%

Orang Tua yang Memiliki Usaha Ya 56 45%

Tidak 69 55%

Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

HASIL DAN DISKUSI

Uji validitas dapat dikatakan valid apabila memenuhi kriteria yaitu Kaiser – Meyer – Olkin (KMO) Measure of
Sampling Adequacy / KMO  0,5, Barlett’s test of sphericity / Sig < 0,05, Anti – Image Correlation Matrices / MSA  0,5,
dan Factor Loading of Component Matrix / Factor Loading > 0,5 dan Uji Reliabilitas dapat dikatakan reliabel apabila
Cronbach Alpha > 0,6 (Nunan, Birks, & Malhotra, 2020).

Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Indikator Factor Loading Cronbach’s Alpha

Social Norms Keluarga saya setuju dengan keputusan saya untuk 0,790
memulai bisnis sendiri

Teman-teman saya setuju dengan keputusan saya 0,911


untuk memulai bisnis sendiri

Teman-teman saya satu jenjang pendidikan setuju 0,908 0,816


dengan keputusan saya untuk memulai bisnis
sendiri

Saya memikirkan masukan pendapat orang lain 0,560


untuk memulai bisnis sendiri

3
Personal Attitude Bagi saya membuka bisnis lebih banyak 0,793
memberikan keuntungan dibandingkan kerugian

Saya lebih tertarik berkarier dibandingkan bisnis 0,518

Saya akan membuka bisnis jika saya diberikan 0,594


kesempatan sumber daya yang memadai 0,737

Saya bangga jika saya membuka bisnis 0,674

Saya lebih memilih membuka usaha dibandingkan 0,868


berkarier

Perceived Behavioral Control Bagi saya mudah untuk memulai bisnis 0,741

Saya siap untuk memulai bisnis 0,876

Saya dapat mengawasi proses untuk memulai 0,832


0,890
bisnis

Saya memahami secara detail untuk memulai 0,850


sebuah bisnis

Saya mengetahui cara untuk mengembangkan 0,771


bisnis

Saya mencoba untuk memulai usaha yang 0,778


kedepannya akan dapat berhasil lebih besar

Entrepreneurial Intention Saya berniat membuka bisnis daripada bekerja 0,779


pada orang lain meskipun mendapatkan gaji yang
besar

Saya berniat membuka bisnis daripada mengejar 0,832


jenjang karir

Saya dapat mengawasi proses untuk memulai 0,668


bisnis

Saya bersedia berkorban untuk membuka bisnis 0,782

Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk 0,812


membuka bisnis 0,932

Saya berniat membuka usaha dimasa akan datang 0,650

Saya serius memikirkan niat untuk membuka 0,808


bisnis

4
Saya membaca buku tentang bisnis sehingga saya 0,851
memiliki niat untuk membuka bisnis

Saya menghabiskan waktu untuk belajar sehingga 0,866


saya memiliki niat untuk membuka bisnis

Saya mengikuti seminar sehingga saya memiliki 0,829


niat untuk membuka bisnis

Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

Uji outer model dilakukan dengan mengukur convergent validity, discriminant validity dan reliability. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan convergent validity sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan yaitu outer
loading > 0,7 dan AVERAGE > 0,5. (Hair, Jr, Hult, Ringle, & Sarstedt, 2017).

Tabel 3 Hasil Uji Convergent Validity

Variabel Indikator Outer Loading > 0.7 AVE 0.7

Social Norms SN1 0.766

SN2 0.896

SN3 0.870 0.664

SN4 0.714

Personal Attitude PA3 0.818

PA4 0.782 0.651

PA5 0.820

Perceived Behavioral Control PBC3 0.854

PBC4 0.858

PBC5 0.859 0.694

PBC6 0.757

5
Women Entrepreneurial Intention WEI1 0.785

WEI2 0.794

WEI3 0.833

WEI4 0.839

WEI5 0.863 0.767

WEI7 0.753

WEI8 0.835

WEI9 0.820

Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa social norms, personal attitude, perceived behavioral control,
dan women entrepreneurial intention dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan semua variabel memenuhi syarat yaitu nilai
Outer Loading > 0,7 dan nilai AVE > 0,5.

Untuk mengukur reliabilitas peneliti menggunakan Composite Reliability > 0,7 Cronbach’s Alpha > 0,7, dan
Rho_A > 0,7 (Hair, Jr, Hult, Ringle, & Sarstedt, 2017).

Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha > 0.7 Rho_A > 0.7 Composite Reliability > 0.7

Social Norms 0.829 0.847 0.887

Personal Attitude 0.848 0.747 0.848

Perceived Behavioral Control 0.900 0.851 0.900

Women Entrepreneurial 0.945 0.936 0.945


Intention

Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa social norms, personal attitude, perceived behavioral control,
dan women entrepreneurial intention dinyatakan reliabel. Hal ini dikarenakan semua variabel memenuhi syarat yaitu
nilai Composite Reliability > 0,7 Cronbach’s Alpha > 0,7, dan Rho_A > 0,7.

Untuk mengukur cross loading Syarat nilai uji ialah > 0.7 untuk variabel dan tidak boleh lebih kecil
dibandingkan dengan variabel lainnya (Hair, Jr, Hult, Ringle, & Sarstedt, 2017). Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan
bahwa cross loading > 0.7 untuk variabel dan lebih besar dari variabel lainnya.

6
Tabel 5 Hasil Uji Cross Loading Factor

Personal Attitude Perceived Behavioral Social Norms Women Entrepreneurial


Control Intention
PA3 0,818 0,443 0,403 0,469

PA4 0,782 0,403 0,464 0,459

PA5 0,820 0,555 0,433 0,709

PBC3 0,501 0,854 0,451 0,678

PBC4 0,426 0,858 0,459 0,673

PBC5 0,402 0,859 0,468 0,681

PBC6 0,625 0,757 0,505 0,664

SN1 0,410 0,415 0,766 0,345

SN2 0,472 0,517 0,896 0,462

SN3 0,513 0,494 0,870 0,474

SN4 0,336 0,409 0,714 0,357

WEI1 0,526 0,604 0,438 0,785

WEI10 0,425 0,659 0,329 0,767

WEI2 0,599 0,586 0,403 0,794

WEI3 0,581 0,630 0,409 0,833

WEI4 0,660 0,702 0,382 0,839

WEI5 0,636 0,719 0,482 0,863

WEI7 0,655 0,634 0,532 0,753

WEI8 0,443 0,658 0,317 0,835

WEI9 0,504 0,705 0,394 0,820

Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

Selanjutnya peneliti melakukan Uji fornell – larcker criterion. Syarat pada uji fornell – larcker criterion ialah
nilai indikator yang lebih baik daripada nilai construct lainnya (Hair, Jr, Hult, Ringle, & Sarstedt, 2017). Dapat
disimpulkan bahwa personal attitude, perceived behavioral control, social norms, dan women entrepreneurial intention
dinyatakan memiliki korelasi yang baik dan memenuhi syarat. Hasil data tersebut terdapat pada tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6 Hasil Uji Fornell – Larcker Criterion

PA PBC SN WEI
PA 0,807
PBC 0,588 0,833
SN 0,537 0,566 0,815
WEI 0,694 0,810 0,507 0,811

Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

7
Selanjutnya Uji Inner model (Model Struktural) dapat diuji dengan nilai R-square, F-square, dan Q-square
serta Path Coefficient yang bertujuan untuk menemukan hubungan antara bentuk konstruk dalam penelitian (Hair, Jr,
Hult, Ringle, & Sarstedt, 2017). Hasil uji R-square dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini

Tabel 7 Hasil Uji R – square

R Square R Square Adjusted

PA 0,289 0,283

PBC 0,320 0,315

WEI 0,729 0,725

Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 7 diatas dapat disimpulkan nilai R – square personal attitude adalah sebesar 0.289 yang
berarti bahwa social norms dapat menjelaskan personal attitude sebesar 28,9% dan sisanya 71.1% dijelaskan oleh
variabel lain, nilai R – square perceived behavioral control adalah sebesar 0.320 yang berarti bahwa social norms dapat
menjelaskan perceived behavioral control sebesar 32% dan sisanya 68% dijelaskan oleh variabel lain, dan nilai R-square
pada women entrepreneurial intention adalah 0.729 yang berarti bahwa 72.9% women entrepreneurial intention dapat
dijelaskan oleh social norms, personal attitude, dan perceived behavioral control dan sisanya dijelaskan oleh variabel
lain.

Kemudian, dilakukan uji F-square untuk melihat seberapa besar pengaruh atau efek dari predikator pada
konstruk endogen (Hair, Jr, Hult, Ringle, & Sarstedt, 2017). Hasil uji F - square dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini.

Tabel 8 Hasil Uji F – square

F-square
Social Norms → Personal Attitude 0.406

Social Norms → Perceived Behavioral Control 0.472

Personal Attitude → Women Entrepreneurial Intention 0.267

Perceived Behavioral Control → Women Entrepreneurial 0.912


Intention

Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 8 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai F – sqaure pada social norms terhadap personal
attitude sebesar 0.406 yang berarti bahwa terdapat pengaruh dalam kategori besar, ilai F-square pada social norms
terhadap perceived behavioral control sebesar 0.472 yang berarti bahwa terdapat pengaruh dalam kategori besar, Nilai
F-square pada personal attitude terhadap women entrepreneurial intention sebesar 0.267 yang berarti bahwa terdapat
pengaruh dalam kategori sedang, dan Nilai F-square pada perceived behavioral control terhadap women
entrepreneurial intention sebesar 0.912 yang berarti bahwa terdapat pengaruh dalam kategori besar.

Selanjutnya dilakukan uji ji Q-square untuk mengukur kekuatan prediksi model (Hair, Jr, Hult, Ringle, &
Sarstedt, 2017). Hasil uji Q - square dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini.
8
Tabel 9 Hasil Uji Q – square

𝑺𝑺𝑬
SSO SSE Q2 = 1- 𝑺𝑺𝑶

Social norms 500.000 500.000

Personal Attitude 375.000 308\.067 0.178

Perceived behavioral control 500.000 392.723 0.215

Women Entrepreneurial 1.125.000 598.552 0.468


Intention

Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 9 diatas dapat disimpulkan bahwa Variabel personal attitude memiliki q-square sebesar
0.178 termasuk predictive relevance. Maka, dapat diartikan bahwa social norms memiliki predictive relevance terhadap
personal attitude. Lalu variabel women entrepreneurial intention memiliki q-square sebesar 0.468 termasuk predictive
relevance. Dapat disimpulkan bahwa variabel social norms dan personal attitude memiliki predictive relevance
terhadap women entrepreneurial intention. Selanjutnya variabel perceived behavioral control memiliki q-square
sebesar 0.215 termasuk predictive relevance. Dapat disimpulkan bahwa social norms dan perceived behavioral control
memiliki predictive relevance terhadap women entrepreneurial intention.

Kemudian uji hipotesis dilakukan dengan bootstrapping. Dilihat dari nilai pada path coefficients untuk dapat
menemukan nilai dari t-statistic dan p-value (Hair, Jr, Hult, Ringle, & Sarstedt, 2017). Hasil uji hipotesis dapat dilihat
pada tabel dibawah ini

Tabel 10 Hasil Uji Hipotesis Path Coefficients

No Hipotesis Standarized beta Standard T - Statistics P - Value Kesimpulan


( ) Deviation
(STDEV)

H1 Social norms 0.537 0.072 7.498 0.000 Supported


berpengaruh terhadap
personal attitude

H2 Social norms 0.566 0.066 8.542 0.000 Supported


berpengaruh terhadap
perceived behavioral
control
H3 Personal attitude 0.332 0.068 4.865 0.000 Supported
berpengaruh terhadap
women entrepreneurial
intention
H4 perceived behavioral 0.615 0.066 9.308 0.000 Supported
control berpengaruh

9
terhadap women
entrepreneurial intention

Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 10 diatas dapat disimpulkan. Bahwa H1 social norms berpengaruh positif terhadap
personal attitude dengan nilai t-statistics sebesar 7.498 dannilai p-value sebesar 0.000 dengan demikian hipotesis H1
dapat diterima Selanjutnya H2 social norms berpengaruh positif terhadap perceived behavioral control dengan nilai t-
statistics sebesar 8.542. dan nilai p-value sebesar 0.000. dengan demikian hipotesis H2 dapat diterima. Selanjutnya H3
personal attitude berpengaruh positif terhadap women entrepreneurial intention dengan nilai t-statistics sebesar 4.865
dan nilai p-value sebesar 0.000 dengan demikian hipotesis H3 dapat diterima. Selanjutnya H4 perceived behavioral
control berpengaruh positif terhadap women entrepreneurial intention dengan nilai t-statistics sebesar 9.308 dan nilai
p-value sebesar 0.000 dengan demikian hipotesis H3 dapat diterima.

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa social norms berpengaruh positif dan signifikan terhadap
personal attitude. Dengan syarat hasil p-value < 0.05 dan hasil yang didapatkan adalah sebesar 0.000 serta syarat hasil
t-statistics > 1,65 dan hasil yang didapatkan adalah sebesar 7.498. Penelitian ini didukung oleh (Doanh & Bernat, 2019;
Misra, 2017; Dinc & Budic 2016) Norma subjektif dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi sikap pribadi karena
sikap individu dalam melakukan tugas tertentu dipengaruhi oleh harapan yang dirasakannya tentang orang-orang yang
berhasil, yang akan atau tidak menyetujui niat untuk menjadi wirausaha. Dalam penelitian kewirausahaan, seseorang
memiliki sikap positif terhadap kewirausahaan jika referensi orang menyetujui dan mendukung memiliki kecukupan
untuk melakukan sebuah tindakan atau perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa social norms memiliki peran penting
dalam diri seseorang untuk bertindak dan berfikir yang akan ditunjukkan dalam sikap serta perlilaku sehari-sehari.

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa social norms berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perceived behavioral control. Dengan syarat hasil p-value < 0.05 dan hasil yang didapatkan adalah sebesar 0.000 serta
syarat hasil t-statistics > 1,65 dan hasil yang didapatkan adalah sebesar 8.542. Dengan adanya dukungan sosial terdekat
maka seseorang akan semakin yakin untuk menetapkan perilaku sehingga orang tersebut akan segera untuk
mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaannya. Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil dari peneliatian
sebelumnya yang menunjukkan bahwa social norms berpengaruh positif dan signifikan terhadap perceived behavioral
control. Penelitian ini didukung oleh (Hassan, 2020; Gonzales & Benaben, 2017; Usman & Yenita, 2019).

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa personal attitude berpengaruh positif dan signifikan terhadap
women entrepreneurial intention. Dengan syarat hasil p-value < 0.05 dan hasil yang didapatkan adalah sebesar 0.000
serta syarat hasil t-statistics > 1,65 dan hasil yang didapatkan adalah sebesar 4.865. Dalam hal ini sikap yang dimiliki
seseorang akan mempengaruhi niat untuk menjadi wirausaha dan akan memunculkan perilaku percaya diri dan berani
dalam mengambil resiko. Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil dari peneliatian sebelumnya yang menunjukkan
bahwa personal attitude berpengaruh positif dan signifikan terhadap entrepreneurial intention. Penelitian ini didukung

10
oleh (Sen, Ari, & Hilmas, 2018; Rakhmadiningrum, Soetjipto & Rahayu, 2021; Zillah, Eryanti & Usman, 2019).

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perceived behavioral control berpengaruh positif dan signifikan
terhadap women entrepreneurial intention. Dengan syarat hasil p-value < 0.05 dan hasil yang didapatkan adalah
sebesar 0.000 serta syarat hasil t-statistics > 1,65 dan hasil yang didapatkan adalah sebesar 9.308. Penelitian ini
didukung oleh (Loria dan Rodhiah, 2020; Lavelle, 2019; Suryawirawan, 2019) sebuah pertimbangan individu untuk
berkecimpung dalam dunia usaha. Entrepreneurial intention ditentukan dari seberapa besarnya individu tersebut
merasa dirinya sanggup dan mampu untuk mendirikan usaha (perceived behavioral control) yang didasari dari
pengalaman yang didapat selama hidupnya, pelajaran dan didikan yang diperolehnya, serta peluang yang dirasakan
ketika memutuskan untuk menjalakan usaha. Kontrol perilaku yang dirasakan adalah persepsi individu terhadap
kesulitan tertentu. Semakin besar kontrol perilaku yang dirasakan maka akan semakin kuat niat atau kemauan
seseorang untuk berwirausaha.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa Social norms
berpengaruh positif terhadap personal attitude. Hasil uji inner model menyatakan bahwa t – statistic sebesar 7.498
dan nilai p-value sebesar 0.000 yang berarti sesuai dan telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan yaitu < 0.05,
Social norms berpengaruh positif terhadap perceived behavioral control. Hasil uji inner model menyatakan bahwa t –
statistic sebesar 8.542 dan nilai p-value sebesar 0.000 yang berarti sesuai dan telah memenuhi syarat yang telah
ditetapkan yaitu < 0.05, Personal attitude berpengaruh positif terhadap women entrepreneurial intention. Hasil uji
inner model menyatakan bahwa t – statistic sebesar 4.865 nilai p-value sebesar 0.000 yang berarti sesuai dan telah
memenuhi syarat yang telah ditetapkan yaitu < 0.05, Perceived behavioral control berpengaruh positif terhadap
women entrepreneurial intention. Hasil uji inner model menyatakan bahwa t – statistic sebesar 9.308 dan nilai p-value
sebesar 0.000 yang berarti sesuai dan telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan yaitu < 0.05.

Untuk meningkatkan niat wanita dalam berwirausaha wanita dapat lebih mempelajari dan menerapkan ilmu
kewirausahaan serta lebih percaya diri sehingga wanita dapat menciptakan ide bisnis dan menerapkannya dalam
membuka suatu bisnis. mendapatkan dan memanfaatkan dukungan dari lingkungan sekitar melalui seminar bisnis dan
komunitas bisnis sehingga dapat memperoleh ide - ide dan relasi untuk dapat membuka bisnis. wanita dapat lebih
berani mengambil resiko dan tidak takut akan kegagalan. Karena kegagalan adalah salah satu jalan untuk menuju
kesuksesan. Oleh karena itu, para wanita diharapkan dapat mengambil pelajaran dari kegagalan seorang pengusaha
sebelumnya agar dapat dijadikan acuan dalam menciptakan peluang bisnis

Untuk penelitian selanjutnya dimasa yang akan datang Peneliti menyarankan untuk membahkan variabel
baru yang tidak ada dalam penelitian ini seperti entrepreneurial education, social support, dan market availability
sehingga diharapkan para peneliti mendapatkan dugaan yang lebih luas terhadap niat berwirausaha pada wanita.
Peneliti menyarankan untuk menambahkan jumlah responden dalam survei agar mendapatkan lebih banyak

11
karakteristik yang berbeda untuk dijadikan bahan perbandingan dan dapat dikembangkan lagi untuk penelitian
selanjutnya. Peneliti menyarankan untuk menyertakan pertanyaan screening yang menanyakan tentang “apakah
sudah memiliki usaha atau belum

Bibliography
disnaker, a. (2019, februari 25). Banyaknya Pengangguran karana kurangnya Pelatihan keterampilan kerja. Retrieved
from Dinas Tenaga Kerja (Disnaker): https://disnaker.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/banyaknya-
pengangguran-karana-kurangnya-pelatihan-keterampilan-kerja-11
Jayani, D. H., & Mutia, A. (2021, November 5). Pengangguran Indonesia Kini Ada 9,1 Juta Orang, Turun Tipis dari Tahun
Lalu. Retrieved from Databoks.ID: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/05/pengangguran-
indonesia-kini-ada-91-juta-orang-turun-tipis-dari-tahun-lalu
Syahrial. (2020). DAMPAK COVID-19 TERHADAP TENAGA KERJA DI INDONESIA. @Jurnal Ners Prodi Sarjana
Keperawatan & Profesi Ners FIK UP 2020, 21-23.
Armadani, Fisabil, A. I., & Salsabila, D. T. (2021). Analisis Rasio Kebangkrutan Perusahaan pada Masa Pandemi Covid-
19. Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 1, Mei 2021 : 99 - 108, 100 - 101.
Koveos, P. (2016). THE IMPORTANCE OF ENTREPRENEURSHIP . Journal of Developmental Entrepreneurship, 1-3.
Prince, S., Chapman, S., & Casey, P. (2021). The definition of entrepreneurship: is it less complex than we think?
International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research, 26-40.
Hutahayan, B. (2019). Factors affecting the performance of Indonesian special food SMEs in entrepreneurial
orientation in East Java. Asia Pacific Journal of Innovation and Entrepreneurship, 232.
Panjaitan, J. M., Timur, R. P., & Sumiyana, S. (2020). How does the Government of Indonesia empower SMEs? An
analysis of the social cognition found in newspapers. Journal of Entrepreneurship in Emerging Economie, 766.
Lokadata. (2020). Kontribusi UMKM terhadap PDB, 2010-2020. Retrieved from Lokadata:
https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/kontribusi-umkm-terhadap-pdb-2010-2020-1611277587#
Putra, D. A. (2021, Juli 16). UMKM Berperan Penting bagi Pertumbuhan dan Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia.
Retrieved from Merdeka.com: https://www.merdeka.com/uang/umkm-berperan-penting-bagi-
pertumbuhan-dan-penyerapan-tenaga-kerja-indonesia.html
Purwaningsih, E. S., & Kusuma, F. P. (2021). PERANPEREMPUAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KELUARGAMELALUI
PENGEMBANGAN UMKM PRODUK UPCYCLESELAMA PANDEMI COVID 19. Prosiding Seminar Nasional & Call
for Paper "Peran PerempuanSebagai Pahlawan di Era Pandemi"Vol. 8 No. 1, 256-259.
Irawati, S. A., & Sudarsono, B. (2018). ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI PEREMPUAN BERWIRAUSAHA
MELALUI BISNIS ONLINE (Studi Kasus Pada Ibu Muda di Kecamatan Bangkalan). Jurnal Distribusi Ilmu
Manajemen dan Bisnis, 3-5.
Bhatti, M. A., Doghan, M. A., Saat, S. M., Juhari, A. S., & Alshagawi, M. (2020). Entrepreneurial intentions
amongwomen: does entrepreneurialtraining and education matters?(Pre- and post-evaluation
ofpsychological attributes and itseffects onentrepreneurial intention). Journal of Small Business

12
andEnterprise DevelopmentVol. 28, 169.
Genoveva, & Gaby, B. (2019). HE INFLUENCES OF FINANCIAL, ENTREPRENEURIAL EDUCATION, AND SOCIAL SUPPORT
TOWARDS WOMEN ENTREPRENEUR’S PERFORMANCE. JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi),
109.
Japhta, R., Murthy, P., Fahmi, Y., Marina, A., & Gupta, A. (2016). UKM yang dimiliki Wanita di Indonesia: Kesempatan
Emas untuk Institusi Keuangan Lokal. Studi dan laporan International Finance Corporation (IFC) oleh Frankfurt
School of Finance & Management, Sonnemannstrasse 9-1160314 Frankfurt a.M. http://www.frankfurt-
school.de, 6 - 7.
Bai, G., & Bai, Y. (2020). Voluntary or Forced: Different Effects of Personal and Social Norms on Urban Residents’
Environmental Protection Behavior. MDPI, International Journal od Environmental Research and Public
Health, 3 of 17.
Fanning, F. H., & Ricks, J. (2016). Attitudes, social norms and perceived behavioral control factors influencing
participation in a cooking skills program in rural Central Appalachia. Global Health Promotion, 4.
Pambudi, Y., & Wisuantari, N. P. (2021). Moderasi Norma Sosial dan Keterlibatan Personal terhadap Perilaku Peduli
Lingkungan. Moderasi Norma Sosial dan Keterlibatan Personal, 85.
Saraih, Amlus, Samah, I. A., Mutalib, A., Aris, A. Z., & Sharmini. (2017). Relationships between Attitude Towards
Behaviour, Subjective Norm, Self-Efficacy and Entrepreneurial Intention among the Technical Secondary
Students in Malaysia. ASIA International Multidisciplinary Conference 2017 , 2.
Safira, N. A., & Diantina, F. P. (2021). Pengaruh Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Mengurangi Waktu
Penggunaan Instagram pada Mahasiswa Adiksi. Journal Riset Psikologi,Fakultas Psikologi, Universitas Islam
Bandung, Indonesia, 44.
Dung, N. T. (2020). Theory of Planned Behavior as a Theoretical Framework. Foreign Trade University, 1.
Fang , W.-T., Ng, E., Wang, C.-M., & Hsu, M.-L. (2017). Normative Beliefs, Attitudes, and Social Norms:People Reduce
Waste as an Index of SocialRelationships When Spending Leisure Time.
www.mdpi.com/journal/sustainability, 4 of 18.
Dumillah, W. R. (2021). Analysis of Attitude, Subjective Norm and Perceived Behavioral Control on The Consumer’s
Purchasing Behavior Toward Halal Skincare Product in Indonesian Women. (International Journal of
Entrepreneurship and Business Development), 765.
Heptariza, A. (2020). The Effect Of Attitude, Normal Subjective And Perceived Behav- ioral Control (Pbc) On Actual
Purchasing Through Purchases Of Online Purchase In The Online Retail Industry. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Jagaditha, 10.
Almher , M. H., & Abdal, B. B. (2021). Relationship between Perceived Behavioral Control, Attitude and Knowledge
Sharing among Engineers in Oil and Gas Companies. IJIEM (Indonesian Journal of Industrial Engineering &
Management), 149.
Khurshid, J., Khurshid, N., & Khan, M. I. (2020). Impact of Social Identity on Women Entrepreneurial Intention/
Behavior: Mediating Role of Attitude Towards Behavior and Moderating Role of Personal Network. Ilkogretim
Online - Elementary Education Online, 1296.

13
Ahmad, S., Bukhari, S. P., & Ijaz, K. (2019). IMPACT OF MOTIVATION AND PERFORMANCE EXPECTANCY ON WOMEN
ENTREPRENEURIAL INTENTION. SUIT Journal of Social Sciences and Humanities, 30.
Anggadwita, G., Ramadani, V., Permatasari, A., & Alamanda, D. T. (2021). Key determinants of women’s
entrepreneurial intentions in encouraging social empowerment. Springer, The Author(s), Service Business,
312.
Srivastava , S., & Misra , R. (2017). Exploring antecedents of entrepreneurial intentions of young women in India – a
multi-method analysis. Srivastava, Sumita; Misra, Rupali (2017). Exploring antecedents of entrepreneurial
intentions of young women in India. Journal of Entrepreneurship in Emerging Economies, 9(2), 181–206.
doi:10.1108/JEEE-04-2016-0012 , 7.
Nunan, D., Birks, D., & Malhotra, N. (2020). Marketing Research. Harlow, England ; New York : Pearson.
Hair, Jr, J., Hult, G. T., Ringle, C., & Sarstedt, M. (2017). A Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modeling
(PLS-SEM). United States of America: Copyright © 2017 by SAGE Publications, Inc. .

14

You might also like