You are on page 1of 3

1.

Jelaskan menurut pemahaman Anda tentang kedudukan dan hubungan hukum pajak dengan hukum
yang lain.

Jawab :

Kedudukan hukum pajak dengan hukum lainnya bahwa hukum pajak merupakan lex specialis di bidang
pungutan pajak terhadap undangundang lainnya.
Rochmat Soemitro, salah seorang pakar hukum pajak di Indonesia, menggambarkan hubungan hukum pajak
dengan hukumhukum lainnya sebagai berikut:
1) Hukum Perdata yang mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya
2) Hukum Publik dimana mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya. Antara lain terdiri
dari Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha Negara (Hukum Administrasi Negara), Hukum Pajak, dan
Hukum Pidana.

2. Jelaskan secara singkat fungsi pajak menurut Richard A Musgrave..

Jawab :

1) Fungsi Budgetair
Fungsi ini merupakan fungsi utama pajak atau fungsi fiskal, yaitu fungsi pajak semata sebagai alat
untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang
berlaku.
Contoh: Besarnya tarif PPh dari penghasilan judi dan koruptor adalah sama besarnya dengan
penghasilan yang diperoleh dari gaji guru atau ustadz.
Fungsi budgetair dari pajak berarti bahwa pungutan pajak oleh negara dilakukan untuk menutup
pembiayaan atau belanja penyelenggaraan pemerintahan, meliputi: (1) belanja barang, (2) belanja
modal, (3) pembayaran bunga utang, (4) subsidi, (5) belanja hibah, (6) bantuan sosial, serta (7)
belanja lain-lain dari kementerian dan lembaga. Besarnya budgetair tersebut ditetapkan dengan
undang-undang setiap tahun yang diusulkan oleh pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).

2) Fungsi Regulerend
Fungsi ini merupakan fungsi tambahan karena hasil penerimaan dari pajak harus digunakan untuk
mengatur pemerintahan secara adil. Pajak yang memiliki pengaruh dalam politik anggaran dan
keuangan tentunya dapat berperan sebagai instrumen untuk ikut serta mengatur agar pungutan pajak
dapat dipatuhi karena dirasakan adil bagi masyarakat. Fungsi mengatur dari pajak dimaksudkan
bahwa pajak itu dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengatur pelaksanaan kebijakan negara
dalam lapangan ekonomi dan sosial.

3) Fungsi Distribution of Income


Pajak yang dipungut pemerintah didistribusikan kembali kepada masyarakat sehingga pendapatan
nasional melalui pajak dapat dikontribusikan merata di seluruh lapisan masyarakat. Dalam teori
hukum pajak lazim disebut dengan earmarking tax, yaitu bahwa penerimaan pajak harus
diperuntukkan kembali kepada masyarakat. Dengan adanya fungsi ini memberikan stimulus agar
masyarakat patuh membayar pajak, ikut juga mengawasi penggunaan dari penerimaan pajak.

4) Fungsi Harmonization of Political Wants and Economy


Kepentingan pemerintah dalam memungut pajak harus jelas sesuai dengan peraturan perpajakan,
namun tetap memperhatikan keserasian keadaan politik dan ekonomi negara. Misalnya, pungutan
pajak harus menghormati dan memberlakukan perjanjian pajak yang dilakukan secara bilateral
antarnegara (tax treaty), dan pajak internasional berikut ini.
a. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B / Tax Treaty) adalah perjanjian antar dua negara
berisikan kesepakatan perlakuan perpajakan terhadap subjek, objek, tarif pajak dan hal-hal lain dalam
rangka penghindaran pajak berganda dari dua negara.
b. Regulasi pajak secara internasional, hendaknya dijadikan rujukan dalam rangka menghormati dan
memperhatikan keserasian politik antarnegara.
5) Fungsi Stabilization of Economy
Pajak berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat terhadap pembangunan negara karena
pajak tidak sekedar kewajiban, tetapi lebih dari itu adalah merupakan hak warga negara untuk ikut
berpartisipasi dalam membangun negara.
Misalnya, penerimaan pajak menjadi tulang punggung pendapatan negara dalam APBN, karena
kisaran 80% pendapatan negara diperoleh dari penerimaan perpajakan yang setiap tahun APBN
tersebut dibahas bersama pemerintah dengan DPR dan ditetapkan menjadi undang-undang. Dalam
menetapkan UU tersebut, tentunya di dalamnya telah mempertimbangkan politik anggaran dan
perekonomian yang meliputi stabilitas harga, neraca perdagangan, pertumbuhan ekonomi, inflasi, dll.

3. Buatlah diagram disertai penjelasan singkat tentang penggolongan pajak yang Anda ketahui.

Jawab :

Dibawah
Meliputi : a. Hukum Perdata, b. Hukum
HUKUM PRIVAT
Dagang

MENURUT KEDUDUKAN HUKUM

Meliputi : a. Hukum Tata Negara, b.


HUKUM PUBLIK Hukum Administrasi Negara, c. Hukum
pajak, d. Hukum Pidana

Pajak Penghasilan Orang Pribadi


PAJAK SUBJEKTIF
(PPhOP)

MENURUT SIFAT

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak


PAJAK OBJEKTIF Penjualan atas Barang Mewah (PPN &
PPnBM)

Meliputi ; (a) Pajak Penghasilan (PPh). (b) Pajak


pertambahan Nilai (PPN). (c) Pajak Penjualan atas
PAJAK PUSAT Barang Mewah (PPnBM). (d) Pajak Bumi dan Bangunan
sektor Perhutanan, Perkebunan, Pertambangan. (e) Bea
Materai

Meliputi : (a) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). (b)


MENURUT LEMBAGA PEMUNGUTNYA Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). (c)
PAJAK PROVINSI
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). (d)
Pajaka Air Permukaan. (e) Pajak Rokok
PENGGOLONGAN

Meliputi : (a) Pajak Hotel. (b) Pajak Restoran. (c) Pajak


Hiburan. (d) Pajak Reklame. (e) Pajak Penerangan Jalan.
PAJAK KEBUPATEN/KOTA (f) Pajak mineral bukan logam dan batuan. (g) Pajak
parkir. (h) Pajak air tanah. (i) Pajak Sarang burung walet.
(j) BPHTB. (k) PBBP2)
PAJAK

Pajak penghasilan yang bersumber dari


ASAS DOMISILI
dalam dan luar negeri

Pajak penghasilan yang bersumber di


MENURUT ASAS PEMUNGUTAN ASAS SUMBER
wilayah indonesia

ASAS KEBANGSAAN Pajak WNA yang tinggal di Indonesia

Negara menentukan besaran pajak


OFFICIAL/GOVERNMENT SYSTEM
kepada wajib pajak

Wajib pajak menentukan besaran


MENURUT SISTEM PEMUNGUTAN SELF ASSESMENT SYSTEM pajak terutang sesuai ketentuan UU
perpajakan

Kewenangan pihak ketiga untuk


WITH HOLDING TAX SYSTEM menentukan , memotong besaran pajak
kepada wajib pajak

Persentase terhadap jumlah yang


TARIF PAJAK PROPORSIONAL dikenai pajak. Contoh : Tarif PPN
sebesar 10%

TARIF PAJAK PROGRESIF Persentase tarif pajak secara bertingkat

MENURUT TARIF

Insentif tarif pajak kepada wajib pajak


TARIF PAJAK DEGRESIF
berpenghasilan tinggi

Besaran pengenaan pajak tidak


TARIF PAJAK TETAP merubah nilai tarif pajak. contoh : tarif
bea materai

You might also like