You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

GERAK LURUS BERATURAN DAN


GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Nama Praktikan : Oktavia Dwi Anjani


NIM : 211910801023
Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Elektro
Hari/Tanggal : Kamis/30-09-2022
Nama Asisten : Samakhatus Sahiroh S
Koordinator Asisten : Wahyu Sulisti

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika merupakan bagian dari sains, fisika sebenarnya adalah kumpulan
pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. Sedangkan sains sebagai kumpulan
pengetahuan yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan model.
Fisika dipandang sebagai proses dan produk yang pembelajarannya
mempertimbangkan strategi dan metode yang bisa didapat dalam kegiatan
praktikum. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam
dan interaksi gejala-gejala alam itu sendiri.
Sebagai salah satu cabang sains, fisika mempelajari dan menganalisis secara
kuantitatif gejala atau proses alam yang mempelajari bagian alam dan interaksi di
dalamnya. Selain itu, fisika merupakan pelajaran yang memberikan pengetahuan
tentang alam semesta untuk berlatih berpikir dan bernalar. Fisika sebagai salah satu
ilmu dasar yang menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dapat berdampak pada bidang kehidupan, termasuk bidang Pendidikan. Fisika
mempelajari tentang fenomena alam pada tingkat dasar, logikanya sangat masuk
akal karena sesuai dengan pengalaman kita sehari-hari, sedangkan pada tingkat
lanjut fisika dapat dimanfaatkan untuk memprediksi perilaku alam atau gejala alam
yang akan terjadi.
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi factor perpindahan atau jarak
terhadap kinematika gerak lurus. Dengan menerapkan pembelajaran praktikum pada
pokok pembahasan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB), maka meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara objektif
dan rasional, sehingga dapat memahami secara kontekstual tentang konsep Gerak
Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Nilai
perpindahan yang ditentukan menjadi factor penentu laju dinamika, konsep tentang
perpindahan yang bernilai dekat dan jauh akan berpengaruh pada waktu laju
dinamika tersebut. Seperti contoh, kereta dinamika yang dipasang pada rel kereta
dengan jarak yang ditentukan, akan digerakkan atau melaju dari titik awal sampai
titik yang ditentukan, mengukur waktu menggunakan stopwatch analog dengan
nilai satuan terkecil 0,2 sekon. Dari nilai perpindahan yang ditentukan dengan
melakukan percobaan yang dibutuhkan, maka akan tercatat nilai waktunya. Hal ini
menunjukkan grafik hubungan antara perpindahan terhadap waktu pada Gerak
Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) (Prihatini,
2017).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah untuk praktikum “GLB dan GLBB” diantaranya:
1. Bagaimana hubungan antara waktu yang ditempuh kereta dinamika dengan
kecepatannya pada GLB.
2. Bagaimana perbandingan kecepatan awal dan kecepatan akhir kereta dinamika
pada GLBB.
3. Bagaimana grafik hubungan waktu total yang ditempuh kereta dinamika dengan
percepatannya pada GLBB.

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum “GLB dan GLBB” diantaranya:
1. Mengetahui hubungan antara waktu yang ditempuh kereta dinamika dengan
kecepatannya pada GLB.
2. Mengetahui perbandingan kecepatan awal dan kecepatan akhir kereta dinamika
pada GLBB.
3. Mengetahui grafik hubungan waktu total yang ditempuh kereta dinamika
dengan percepatannya pada GLBB.

1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum “GLB dan GLBB” diantaranya:
1. Praktikan dapat memahami hubungan antara waktu yang ditempuh kereta
dinamika dengan kecepatannya pada GLB.
2. Praktikan dapat mengetahui perbandingan kecepatan awal dan kecepatan akhir
kereta dinamika pada GLBB.
3. Praktikan dapat mengetahui grafik hubungan waktu total yang ditempuh kereta
dinamika dengan percepatannya pada GLBB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah GLB dan GLBB


Perkembangan sains abad 21 tidak bisa terlepas dari perkembangan teknologi,
politik, ekonomi, sosial, dan filsafat yang berkembang di dalam masyarakat. Sains
pada hakikatnya adalah sebuah kumpulan pengetahuan, cara berpikir, dan cara
untuk melakukan investigasi atau penyelidikan. Sains sebagai kumpulan
pengetahuan ditandai dengan adanya fakta, konsep, hukum, dan teori, sebagai cara
berpikir yang ditandai dengan adanya proses berpikir. Berbicara sains, sama dengan
berbicara dengan hakikat fisika, sebab fisika merupakan salah satu rumpun ilmu
dalam sains.
Hakikat fisika terdiri dari fisika sebagai produk dan sekumpulan pengetahuan,
fisika sebagai sikap atau cara berpikir, dan fisika sebagai proses atau cara
melakukan investigasi. Jika berbicara fisika, pasti tidak bisa lepas dari yang
namanya gerak. Gerak merupakan fenomena esensial pada segala sesuatu yang
mewaktu. Sehingga tidak ada di dunia ini yang diam dan vakum.
Gerak mempunyai banyak ragam dan bentuk. Gerak biasanya didefinisikan
sebagai pergeseran suatu objek dari satu titik ke titik yang lain. Juga bisa dianggap
atau didefinisikan sebagai pergeseran suatu objek dari suatu titik ke titik yang lain.
Namun, dalam filsafat, gerak mempunyai pengertian yang lebih luas dan tidak
semua perubahan dapat disebut gerak. Pergeseran atau pergerakan dapat terjadi jika
memenuhi dua hal. Pertama, perubahan itu tidak boleh terjadi secara tiba-tiba tetapi
juga harus gradual atau selangkah demi selangkah. Kedua, peerubahan itu harus
mempunyai ekstensi yang dapat dibagi secara yang tak terbatas, bukan kumpulan
atom-atom yang tidak dapat dibagi. Banyak tokoh filsafat barat yang telah
menyumbangkan pikirannya mulai dari abad Yunani kuno, pertengahan, dan abad
modern seperti Plato, Aristoteles, Thomas Azquinas, Hegel dan tokoh-tokoh
lainnya.
Berkaitan dengan hal ini dalam filsafat sejarah ada dua pandangan tentang
pola gerak. Pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa pola gerak sesuai
dengan garis lurus, sedang yang kedua adalah pandangan yang menyatakan bahwa
pola gerak melingkar atau siklis. Menurut pandangan garis lurus atau linear itu
bersifat linear menuju ke arah tahapan yang lebih maju (Saputra, 2018).
2.2 Definisi Gerak Lurus
Sebuah benda dikatakan bergerak apabila benda tersebut mengalami
perubahan kedudukan terhadap waktu. Jika kedudukan benda tidak berubah
terhadap waktu, maka benda tersebut dikatakan diam. Gerak suatu partikel
dibedakan menjadi dua, yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB), dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB).
Mekanika merupakan studi yang mempelajari tentang gerakan benda, dan
konsep-konsep terkait mengenai gaya dan energi. Sebuah benda dikatakan bergerak
terhadap benda lainnya bila kedudukan benda yang satu terhadap benda yang lain
berubah. Sebuah benda dikatakan bergerak lurus apabila kedudukan benda berubah
menjauh atau mendekat terhadap benda lainnya pada lintasan yang lurus.
Gerak adalah suatu perubahan posisi suatu objek yang diamati yakni dari
suatu titik acuan. Titik acuan yang dimaksud itu didefinisikan ialah sebagai titik
awal objek tersebut ataupun juga titik tempat pengamat berada. Gerak lurus ini
adalah gerak suatu obyek yang lintasannya itu berupa garis lurus. Jenis
gerak ini disebut juga dengan suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang
sama itu terjadi perpindahan yang besarnya juga sama. Gerak Lurus ini
termasuk sebagai Gerak Translasi, merupakan gerakan suatu objek yang bergerak
itu tanpa berotasi. Dinamakan Garis Lurus dengan karena lintasannya itu berupa
garis lurus. Contohnya yang dapat kita lihat ialah pada mobil yang bergerak maju,
gerakan oleh buah apel yang jatuh dari pohonnya, serta pada tiap-tiap objek yang
bergerak itu pada lintasan lurus.
Pada saat suatu objek itu bergerak, objek itu kemudian akan mengalami
perubahan jarak dan juga dapat pula mengalami perubahan posisi atau yang biasa
disebut dengan perpindahan. Jarak (distance) itu adalah panjang seluruh lintasan
yang ditempuh oleh suatu objek yang bergerak. Jarak itu hanya mempunyai nilai.
Perpindahan (displacement) ini adalah panjang lintasan lurus yang diukur dari
posisi awal itu dengan posisi akhir dari objek tersebut. Perpindahan tersebut
mempunyai nilai serta arah. Jadi bisa disimpulkan bahwa, jarak itu hanya
mempunyai nilai sehingga merupakan besaran skalar. Sedangkan untuk
perpindahan itu merupakan besaran yang mempunyai nilai dan arah. Besaran yang
mempunyai nilai serta arah disebut dengan vektor.
2.2.1 Kecepatan dan Percepatan
Proses perpindahan suatu partikel sejauh ∆𝑥 dan membutuhkan waktu ∆t
saat terjadinya perpindahan maka kecepatan rata-rata nya merupakan
perbandingan antara perpindahan dengan selang waktu nya. Kecepatan sesaat
merupakan kecepatan yang ada pada waktu tertentu atau rata-rata pada selang
waktu mendekati nol dengan arah kecepatan sepanjang garis menyinggung
kurva lintasan yang berbeda. Percepatan rata-rata ialah 5 perubahan kecepatan
dalam setiap selang waktunya, tetapi apabila percepatan rata-rata setiap selang
waktunya mendekati nol maka dinamakan percepatan sesaat.

2.2.2 Gerak Lurus Beraturan (GLB)


Sebuah benda dikatakan bergerak lurus beraturan, jika lintasan dari
benda merupakan garis lurus dan kecepatanya setiap saat adalah tetap. Gerak
Lurus Beraturan merupakan gerak sebuah benda pada lintasan lurus dengan
kecepatan yang konstan. Dengan kata lain, benda yang melakukan gerak lurus
beraturan tidak mengalami percepatan. Dalam kehidupan seharihari, sangat
sulit untuk mendapatkan sebuah benda yang bergerak lurus beraturan secara
ideal. Akan tetapi dalam pendekatannya terdapat beberapa contoh yang dapat
dianalogikan sebagai gerak lurus beraturan. Misalnya, pada rel yang lurus,
sebuah kereta api dapat dianggap bergerak lurus. Jika kereta api menempuh
perpindahan yang sama selang waktu yang dibutuhkan juga sama, maka gerak
kereta api dapat disebut gerak lurus beraturan.

Gambar 2.2.1 A Gambar 2.2.2 B


A : Luas bidang arsiran = jarak tempuh (s = vt)

B : Kemiringan garis = kecepatan benda (v = s/t)

Secara umum hubungan jarak tempuh (s) dan kecepatan (v) dituliskan
sebagai berikut:

dengan:
s = jarak tempuh (meter)
t = selang waktu (sekon)
v = kecepatan (ms-1)

2.2.3 Gerak Lurus Berubah Beraturan


Suatu benda dikatakan bergerak lurus berubah beraturan jika kecepatan
benda berubah secara beraturan terhadap waktu dan lintasan benda tersebut
berupa garis lurus. Kecepatan benda akan bertambah secara beraturan
(dipercepat) ataupun berkurang secara beraturan (diperlambat). Untuk benda
yang bergerak dengan percepatan tertentu, kecepatannya selalu berubah.
Sebuah benda yang bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan yang
dinaikkan atau diturunkan secara teratur tiap selang waktu tertentu, maka
benda tersebut sedang melakukan gerak lurus berubah beraturan.
GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan
percepatan yang tetap, dan ketika percepatan tetap maka percepatan rata-rata
dan percepatan sesaatnya menjadi sama. Benda yang bergerak dengan
percepatan yang konstan menunjukkan bahwa kecepatan benda tersebut
bertambah secara beraturan.

Gambar 2.2.3 Gambar 2.2.4


Jika dibuat grafik hubungan kecepatan (v) terhadap waktu (t) dari gerak
lurus berubah beraturan untuk beberapa keadaan, akan diperoleh bentuk grafik
seperti pada Gambar.
Percepatan sebuah benda memenuhi persamaan:

̅ dengan ,

Sehingga dapat dituliskan menjadi:


, Jika t0 = 0, maka

atau dapat dituliskan:


dengan:
v0 = kecepatan awal (ms-1)
vt = kecepatan setelah t sekon (ms-1)
a = percepatan (ms-2)
t = waktu (sekon)

2.2.4 Kinematika
Kinematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang gerak
benda tanpa mempedulikan penyebabnya. Besaran yang ada pada kinematika
gerak suatu benda meliputi posisi, perpindahan, jarak, laju, kecepatan, dan
percepatan. Ilmu dasar sebelum mempelajari dinamika karena pada dinamika
sendiri dibahas lebih detail, sehingga kinematika harus lebih dulu dipahami
secara baik agar lebih mudah dalam mempelajari materi tentang dinamika.

2.2.5 Posisi dan Perpindahan


Kedudukan suatu benda dari acuan tertentu merupakan definisi dari
posisi. Perubahan posisi dimulai dari X1 ke posisi X2 disebut juga ∆x.
Perpindahan sendiri memiliki arti perubahan posisi dalam waktu tertentu yang
merupakan besaran vector tetapi tidak bergantung pada lintasan yang
ditempuh suatu benda. Jarak sendiri merupakan besaran skalar dengan
panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam waktu tertentu.
2.3 Metode dan Dasar Rumus
Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami perubahan
kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan. Jadi, gerak adalah perubahan
posisi atau kedudukan terhadap titik acuan tertentu. Gerak juga dapat dikatakan
sebagai perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu. Pada GLB
dan GLBB terdapat kecepatan dan kelajuan. Kecepatan termasuk besaran vector,
sedangkan kelajuan termasuk besaran scalar.
Pada umumnya faktor yang mempengaruhi gerak lurus ialah yang
menentukan nilai kecepatan dan percepatan. Gerak dapat dimisalkan dengan titik P
pada lintasan lurus yang diambil sepanjang sumbu x. Rumus yang bisa kita gunakan
untuk menentukan nilai diatas adalah sebagai berikut.
1. Kecepatan rata-rata V, dari titik P pada selang waktu t dan selama
perpindahan posisi dari x ke 𝑥 𝑥.
𝑥

2. Kecepatan sesaat V dari titik P merupakan limit kecepatan rata-rata untuk


pertambahan waktu mendekati nol.
𝑥 𝑥

3. Percepatan rata-rata dari titik P dalam selang watu t dan t +∆t selama
perubahan kecepatan dari V menjadi V+V.

4. Percepatan sesaat a dari titik P merupakan limit percepatan rata-rata untuk


pertambahan waktu mendekati nol.
𝑥

5. Jarak
𝑥
6. Kecepatan
atau

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum “Gerak Lurus beraturan dan
Gerak Lurus Berubah Beraturan” yaitu:
1. Penggaris Logam, digunakan untuk mengukur panjang suatu benda.
2. Rel Presisi, digunakan sebagai tempat meluncurnya sebuah kereta dinamika.
3. Penyambung Rel, digunakan untuk menyambungkan rel yang akan digunakan
sebagai lintasan kereya dinamika bermotor.
4. Kaki Rel, digunakan sebagai tempat dudukan rel presisi.
5. Tumpakan Berpenjepit, digunakan untuk menahan kereta dinamika agar tidak
jatuh melewati rel.
6. Balok Bertingkat, digunakan perlakuan untuk salah satu ujung rel pada gerak
lurus berubah beraturan.
7. Pewaktu Ketik dan Pita Kertas, digunakan sebagai tempat hasil dari cetakan
berupa titik-titik yang berasal dari kertas karbon.
8. Kereta Dinamika Bermotor, digunakan sebagai objek percobaan.
9. Catu Daya, digunakan sebagai sumber aliran arus listrik/PLN untuk kereta
dinamika.
10. Lem kertas, digunakan sebagai perekat kertas.
11. Kertas Grafik, digunakan untuk penyajian data agar lebih jelas dari tabel data.
12. Beban 50 g, digunakan sebagai beban pada objek percobaan.
13. Steaker Perangkai, digunakan sebagai penghubung alat listrik dengan aliran
listrik sehingga alat listrik dapat digunakan.

3.2 Metode Kerja


3.2.1 Gerak Lurus Beraturan
Keterangan:
1. Dirangkai sebuah alat GLB seperti pada Gambar 3.2.1
a. Rel dipasang menggunakan penyambung rel, pemasangannya
dipastikan rapat tanpa celah.
b. Kaki rel dipasangkan pada sisi kiri dan kanan pada lintasan rel.
c. Ticker timer dipasang pada salah satu titik rel.
d. Tumpukkan penjepit dipasangkan di sisi lainnya.
2. Catu daya apabila dalam keadaan mati (Off) dihubungkan pada kabel
penghubung.
3. Pita kertas yang telah dipotong ± 1 meter dipasangkan pada
4. pewaktu ketik.
5. Ujung pita dijepit ke penjepit yang ada pada kereta dinamika dan pita
kertas dipastikan berada dibawah kertas karbon.

Gambar 3.2.1 Rangkaian Alat GLB

Langkah-Langkah:
1. Catu daya dihidupkan dan dipindahkan ke kontak scalar yang ada pada
kereta dinamika bermotor ke posisi v1.
2. Kereta dinamika bermotor ditahan menggunakan tangan atau
menggunakan tumpukan penjepit ketika mendekati ujung rel presisi dan
diperhatikan jangan sampai kereta dinamika jatuh keluar rel presisi.
3. Pita kertas diambil dari kereta dinamika dan diamati titik titik pada kertas
tersebut.
4. Pita kertas dipotong dalam satuan waktu setiap 5 ketik lalu potongan
kertas ditempel secara berurutan dari permukaan gerak sampai akhir gerak
kereta dinamika pada kertas grafik untuk membuat kurva laju terhadap
waktu.
5. Langkah 5 sampai 8 diulangi dengan memindahkan kontak skalar kereta
dinamika bermotor ke posisi v2.

3.2.2 Gerak Lurus Berubah Beraturan


Keterangan :
1. Dirangkai sebuah alat seperti pada Gambar 3.2.2
a. Rel dipasang menggunakan penyambung rel, pemasangannya
dipastikan rapat tanpa celah.
b. Kaki rel dipasangkan pada sisi kiri dan kanan pada lintasan rel.
c. Ticker timer dipasang pada salah satu titik rel.
d. Tumpukkan penjepit dipasangkan di sisi lainnya.
2. Catu daya apabila dalam keadaan mati (Off) dihubungkan pada kabel
penghubung.
3. Pita kertas yang telah dipotong ± 1 meter dipasangkan pada
4. pewaktu ketik.
5. Ujung pita dijepit ke penjepit yang ada pada kereta dinamika dan pita
kertas dipastikan berada dibawah kertas karbon.

Gambar 3.2.2 Rangakaian Alat


Langkah-Langkah:
1. Kereta dinamika ditahan pada ujung yang ditempatkan pada balok
bertingkat.
2. Catu daya dihidupkan.
3. Kereta dinamika dilepaskan. Kereta dinamika ditahan menggunakan
tangan atau digunakan tumpukan berjepit apabila mendekati ujung rel
presisi dan dipastikan agar tidak jatuh keluar rel presisi.
4. Pita kertas diambil dari kereta dinamika dan diamati titik titik pada kertas
tersebut.
5. Pita kertas dipotong dalam satuan waktu setiap 5 ketik lalu potongan
kertas ditempel secara berurutan dari permukaan gerak sampai akhir gerak
kereta dinamika pada kertas grafik untuk membuat kurva laju terhadap
waktu.
3.3 Metode Analisis Data
Pada praktikum ini menggunakan rumus persamaan GLB dan GLBB.
3.3.1 Rumus
 Kecepatan:

Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (ms-1)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
 Ralat dari kecepatan benda (Δv) jika s dan t diukur 1 kali saja

√( ) ( )

 Ralat dari kecepatan benda (Δv) jika s dan t diukur 3 kali

[( ) ( ) ]


3.3.2 Tabel
Gerak Lurus Beraturan
Kecepatan Panjang Banyaknya Waktu V ̅ I K AP
kertas ketik (n) (detik)
(cm)
V1 20 G1
V1 30 G2
V1 40 G3
V2 20 G4
V2 30 G5
V2 40 G6
Gerak Lurus Berubah Beraturan

Titik Kecepatan Kecepatan akhir Waktu a ∆ I K AP


awal (Va) (Vt) (detik)
n L Va n L Vt n t
(ketik) (cm) (ketik) (cm)
P1 5 G7 5 G8 10
P2 5 G7 5 G9 15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran


Gerak Lurus Beraturan
Kecepatan Panjang Banyak Waktu V I K AP
kertas nya (detik)
(cm) ketik (n)
V1 20 90 1.56 12.821 0.032 0.250 99.750 3.602
V1 30 146 2.76 10.870 0.018 0.167 99.833 3.850
V1 40 178 3.66 10.929 0.014 0.125 99.875 3.903
V2 20 44 0.8 25.000 0.063 0.250 99.750 3.602
V2 30 55 1.42 21.127 0.035 0.167 99.833 3.778
V2 40 96 1.96 20.408 0.026 0.125 99.875 3.903

Gerak Lurus Berubah Beraturan


Titik Kecepatan Kecepatan Waktu a ∆ I K AP
awal (Va) akhir (Vt) (detik)
n L Va n L Vt n t
(cm) (cm)
P1 5 0.8 7 5 0.9 10 10 0.2 15 1.361 9.074 90.926 2.042
P2 5 1.3 8 5 2.1 1.1 15 0.3 23 0.511 2.220 97.780 2.654
4.2 Pembahasan
Praktikum fisika pada percobaan kedua ini mempelajari tentang perbedaan
gerak lurus beraturan (GLB), gerak lurus berubah beraturan (GLBB), rumus yang
digunakan untuk menentukan GLB dan GLBB, menghitung kecepatan pada jarak,
watu, percepatan, dan ralat. Langkah awal yang kita lakukan menyangkutkan kertas
pita ke mesin ketik guna mengetahui jarak antar titik sehingga kita dapat
membedakan antara GLB dan GLBB. Percobaan pertama apabila dilihat pada
gambar saat kertas yang ditulis titik titik dengan jarak yang sama berarti dia
mempunyai kecepatan konstan dan dapat disimpulkan bahwa kertas yang jarak
titiknya sama adalah GLB (Gerak Lurus Beraturan).
Langkah percobaan pada kertas pita dapat kita ketahui bahwa semakin
panjang ukuran kertas maka semakin besar kecepatan yang ditempuh. Kecepatan
rata-rata serta percepatan rata-rata nya dapat diketahui dengan cara menjumlahkan
semua data kemudian dibagi dengan jumlah banyak dari percobaan. Disaat kereta
yang ditambahkan balok untuk menambahkan tinggi rel nya akan membuat kertas
yang semula tertulis titik titik berhimpitan kemudian merenggang menjauh dari
semula dan ini dapat disimpulkan sebagai GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan).
Dapat kita lihat gambar bisa menggunakan mistar untuk mengukur centi lintasan
kertas yang diketik dalam satu kali percobaan agar mendapatkan perhitungan waktu
dengan dilakukan perhitungan memperoleh waktu yang dibutuhkan dalam 1 kali
percobaan menjalankan kereta dinamika.
Pada tabel pertama dapat kita lihat untuk gerak lurus beraturan, pada saat
lintasan semakin jauh maka kecepatan kereta dinamika semakin kecil dan juga
dimana semakin panjang lintasannya maka semakin banyak ketik dan itu
mengartikan waktu berbanding lurus dengan lintasan. Jika semakin besar kecepatan
kereta dinamika maka waktu berbanding terbalik dengan kecepatan kereta
dinamika, karena pada rumus kecepatan nilai variabel waktu menjadi pembagi dari
jarak yang ditempuh. Oleh karena itu pada percobaan pertama dapat kita simpulkan
bahwa nilai kecepatan berbanding terbalik dengan waktu.
Pada tabel percobaan kedua yaitu Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB),
dengan menggunakan tangga membuat lintasan menurun, yang dimana pastinya
memengaruhi dari kecepatan awal dan akhir. Jika lintasan semakin menurun maka
pada data dapat kita lihat bahwa kecepatan akhir lebih cepat dari kecepatan awal.
Perbandingan ini sesuai karena pasti kecepatan pada benda yang melewati lintasan
menurun akan semakin cepat dan ini dinamakan percepatan.
Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya berubah terhadap
suatu titik yang dilalui oleh suatu benda dihubungkan dengan garis, maka garis
tersebut disebut lintasan. Jika garis tersebut berbentuk garis lurus, maka gerak
benda disebut garis lurus. Hasil dari percobaan ini, setiap kecepatan pada kegiatan
berbeda dari tiap lintasan, karena semakin Panjang lintasan dan waktu yang
diperlukan menandakan bahwa kecepatan yang dihasilkan semakin besar.
Begitupun sebaliknya, hal ini menunjukkan kecepatan berbanding lurus dengan
jarak yang dilalui benda dan berbanding terbalik dengan waktu tempuh benda.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil data pada praktikum tentang GLB dan
GLBB yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Hubungan antara kecepatan dengan waktu tempuh kereta dinamika ialah
semakin besar kecepatan yang dikeluarkan, maka waktu yang dibutuhkan
semakin sedikit. Menentukan waktunya dapat menggunakan rumus t=n.0,02 s
dan nilai waktunya semakin besar.
2. Semakin menurun lintasan dan semakin lama waktunya maka kecepatan kereta
dinamika di akhir semakin cepat dibandingkan kecepatan awal, dan ini disebut
dengan percepatan.
3. Garfik yang didapatkan pada Gerak Lurus Berubah Beraturan ialah semakin
lama waktu yang ditempuh maka kecepatan kereta dinamika semakin cepat
yang dimana grafik akan semakin keatas berbanding lurus dengan kecepatan
dan waktu.

5.2 Saran
Pada percobaan kali ini sebaiknya para praktikan harus mempelajari terlebih
dahulu tentang alat-alat yang digunakan saat berlangsungnya praktikum, misalnya
apabila ada langkah perakitan terhadap kereta dinamika salah dapat menyebabkan
gerak lurus yang ditimbulkan akan berbeda. Dan sebelum praktikum wajib
membaca prosedur kerja tentang apa yang akan dilakukan saat berada di
laboratorium sesuai arahan dari asisten laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Prihatini, Effiyanti. 2017. Pengaruh metode pembelajaran dan minat belajar terhadap
hasil belajar IPA. Jakarta: Universitas Indraprasta PGRI.
Saputra, Hendri. 2018. Pemikiran Filsuf Barat Dan Islam Terhadap Konsep Dinamika
Gerak. Program Studi Pendidikan Fisika. Aceh: Universitas Samudra.
Josephine, Neny. 2020. Fisika Gerak Lurus. Surabaya: SMAN 2 Surabaya.
Astuti, Siwi. 2015. Pengaruh Kemampuan Awal dan Minat Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Fisika. Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika &
IPA. Jakarta: Universitas Indraprasta PGRI.
Aththibby, Arif. 2015. Pengaruh Permainan dalam Pembelajaran Fisika Terhadap
Motivasi Belajar Peserta didik.
Wiyatmo, Yusman. 2015. Fisika Gerak Lurus. Program Studi Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Abdullah, M. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB
Rani, H., & Dkk. (2016). Pillar of Physics. Padang: UNP.
LAMPIRAN

Gambar 1

Gambar 2

You might also like