You are on page 1of 2

GERAKAN TRANSFORMASI KI HADJAR DEWANTARA DALAM

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN

Oleh:
Wisnu Zakaria
Kelas 1A PPG Prajabatan UPI 2022

Faktor yang melatarbelakangi Ki Hadjar Dewantara ingin memajukan pendidikan


pribumi adalah kondisi penduduk asli yang tunduk pada penjajahan Belanda dalam berbagai
aspek kehidupan, politik, ekonomi dan sosial. Terutama pada faktor sosial dimana anak-anak
bangsawan dan pejabat pemerintah kolonial tidak boleh bergaul dengan anak-anak rakyat
jelata. Dengan demikian, memperoleh pendidikan hanya dikendalikan oleh penguasa
kolonial.
Upaya Ki Hadjar Dewantara untuk memajukan pendidikan pribumi antara lain dengan
mendirikan Perguruan Taman Siswa. Hal yang menonjol dari pendidikannya adalah sistem
Among yang menekankan konsep “Ing ngarso sung tulada, Ing madya mangun karsa dan Tut
wuri handayani" (Masitoh & Cahyani, 2020), di mana pengajaran didasarkan pada cinta tanpa
pamrih, tanpa keinginan untuk mendominasi, menghukum dan memaksa siswa. Perguruan
Taman Siswa ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan bakatnya.
Kebebasan yang diberikan adalah kebebasan untuk bertanggung jawab dan disiplin, sehingga
siswa menjadi anak yang berkembang baik secara spiritual maupun moral. Banyak kendala
yang dihadapi Taman Siswa, namun semuanya dapat diatasi. Lambat laun, Taman Siswa
berkembang cukup pesat. Demi kesuksesan Taman Siswa ke depan, Ki Hadjar Dewantara
mempresentasikannya dalam sebuah wadah yang diberi nama Majlis Luhur Taman Siswa.
Untuk kepentingan kemajuan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara juga mendorong kerjasama
dengan berbagai pihak di luar Taman Siswa dengan harapan pendidikan mampu
menyadarkan generasi muda dalam menghadapi penderitaan bangsanya, penjajahan,
kemudian membangkitkan semangat kebangsaan.
Dampak dari upaya Ki Hadjar Dewantara dalam mendirikan Perguruan Taman Siswa.
Di bidang politik, sekolah ini menjadi wadah untuk mendidik generasi muda yang berjiwa
nasional dan nantinya untuk memperjuangkan kemerdekaan. Selanjutnya di bidang ekonomi,
Taman Siswa memperkenalkan konsep dasar demokrasi berbasis kekeluargaan dengan
mendirikan pendidikan formal, khususnya Taman Karya, dan pendidikan informal. Melalui
pendidikan ini, Taman Siswa menghasilkan siswa yang dapat mandiri dan benar-benar
bekerja di masyarakat untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup
ekonomi. Di bidang sosial, keberhasilan Ki Hadjar Dewantara dalam mendirikan Taman
Siswa telah membuktikan kepada masyarakat bahwa seorang pribumi dengan kekuatan dan
usaha sendiri, tenaga dan kecerdasannya benar-benar dapat bekerja untuk kemajuan
negaranya. Dengan demikian, kemaslahatan masyarakat menjadi fokus pendidikan Taman
Siswa. Di bidang seni dan budaya, pendidikan di Taman Siswa terutama berakar pada seni
dan budaya Indonesia. Hal ini dilakukan agar anak lebih dekat dengan seni dan budayanya
sendiri. Pendidikan seni budaya di Perguruan Taman Siswa meliputi permainan anak, tarian,
lagu dan dongeng/cerita rakyat serta pengajaran bahasa yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia
dan bahasa asing. Di bidang pendidikan, upaya Ki Hadjar Dewantara telah mempengaruhi
perkembangan pendidikan di Indonesia, dimana sekolah Taman Siswa tersebar di berbagai
pelosok pulau Jawa bahkan di luar pulau Jawa. Selain itu, pepatah Tut Wuri Handayani telah
menjadi semboyan resmi pendidikan di Indonesia (Suparlan, 2015).

Referensi:
Masitoh, Siti & Cahyani, Fibria. (2020). Penerapan Sistem Among dalam Proses Pendidikan
Suatu Upaya Mengembangkan Kompetensi Guru. Kwangsan: Jurnal Teknologi
Pendidikan, 8(1). 122-141. https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v8n1.p122--141
Suparlan, Henricus. (2015). Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Sumbangannya
Bagi Pendidikan Indonesia. Jurnal Filsafat, 25(1). 56-74.
https://doi.org/10.22146/jf.12614

You might also like