You are on page 1of 2

Bagaimanakah pemikiran filsuf pada Zaman Yunani tentang Kebijakan Penegakan Hukum yang

dijalankan oleh Negara melalui alat kelengkapannya?

Jawaban :

Filsafat hukum berasal dari pemikiran Yunani yakni kaum Hemer sampai kaum Stoa sebagai peletak
dasarnya. Adapun dasar-dasar utama filosofi hukum timbul dan berkembang dalam negara kota (Polis)
di Yunani. Keadaan ini merupakan hasil perpaduan antara kondisi Polis dan perenungan
(comtemplation) bangsa Yunani. Renungan dan penjabaran kembali nilai-nilai dasar tujuan hukum,
sistem pemerintahan, peraturan-peraturan, kekuasaan absolut mendorong mereka untuk memikirkan
masalah hukum. Kecerdasan dan bakat alami orang Yunani memunculkan masalah pokok dalam filsafat
hukum pada masa itu, antara lain (a). masalah keadilan dan hubungannya dengan hukum positif, (b)
pembahasan mengenai masalah keadilan yang tertuang dalam karya-karya filosof, (c) masalah konsep
undang-undang Athena yang tertuang dalam Antigene karya Shopheles.

di zaman kerajaan yunani penuh dengan penindasan dan kesewenangan ternyata


merupakan masa kebangkitan Pemikiran Filsuf Yunani dari kaum sofis seperti
Anaximander, Herakleitos, Socrates, Plato dan Ariestoteles.  Pemikir filsuf yunani kuno
yang lebih didasari pada gejala kosmik dan fisik semata, ternyata telah melahirkan
pemikiran tentang nomos dan logos yang menjadi gejala awal dimulainya aliran filsafat
ilmu hukum.

Socrates (469 – 399 SM), telah menjadi tokoh pemikiran kunci tentang kebijakan
penegakan hukum dizaman yunani sampai saat ini. Ia tidak mengetahui kesalahannya
tetapi tetap menaatinya dengan menjalani hukuman mati. Ia menerima hukum tersebut
karena berasal dari penguasa (sekarang negara), sekalipun ia memiiki keyakinan apa yang
dihukum kepadanya itu adalah sebuah kesalahan.

Konsitensi antara sikap dan Pemikiran Filsuf Yunani yang dilakoni Socrates, kini telah
melahirkan pemikiran prinsip hukum yang dikenal asas legalitas. Hanya karena ia sudah
tahu bahwa ia tidak tahu apa yang menjadi kesalahannya, maka dengan sedikit
pengetahuan tersebut maka objektiflah penegakan hukum yang dilakukan penguasa
kepadanya. Kekinian, pemikiran socrates menjadi prinsip hukum yakni asas legalitas,
dimana seseorang dihukum karena kesalahanya secara jelas diatur dalam peraturan.

Pemikiran socrates dilanjutkan oleh muridnya bernama Plato. Kebijakan Penegakan


Hukum di Zaman Yunani  terus menerus mendapatkan kecaman dari plato. Desakan agar
penegakan hukum kerajaan yunani memiliki theoria (kebenaran yang objektif) ditulisnya
dalam buku Politeia. Secara khusus diteruskan oleh muridnya, bernama aristoteles
dilakukan pemisahan antara pemikiran tentang keadilan (buku Ethica) dengan pemikiran
tentang negara (Politica).

Melalui Pemikiran Filsuf Yunani Aristoteles, diperoleh gejala hukum merupakan sikap
bathin masyarakat yang secara realistic tidak dapat hidup seorang diri, namun
membutuhkan orang lain. Hukum lahir dari kehendak setiap orang yang membutuhkan
keteraturan dan ketaatan, termasuk diperlukannya suatu kekuatan yang dinamakan
Penguasa (negara) untuk menjalankan hukum dan memastikan penegakan hukumnya.

Sumber :

Bambang Hermoyo, S.H., M.H., PERANAN FILSAFAT HUKUM DALAM MEWUJUDKAN


KEADILAN, Fakultas Hukum UNISRI, November 2012

You might also like