You are on page 1of 2

Diskusikanlah:

Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis terhadap 2 pelaku
penyiram air keras kepada Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel
Baswedan, masing-masing 2 tahun penjara untuk Rahmat Kadir dan 1 Tahun 6 bulan
penjara untuk Ronny Bugis.

Dalam putusan, keduanya dinyatakan bersalah karena melanggar Pasal 353 Ayat (2)
KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP, subside pasal 351 Ayat (2) KUHP jo Pasal 55
Ayat (1) ke-1 KUHP. Vonis ini lebih tinggi dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU)
yaitu satu tahun.

Novel disiram air keras pada 11 April 2017 lalu setelah menunaikan shalat subuh di
mesjid Al Ihsan, tak jauh dari rumahnya di kawasan kelapa gading, Jakarta Utara.
Akibat penyerangan tersebut, Novel mengalami luka pada matanya yang menyebabkan
gangguan penglihatan. (Sumber : kompas.com)

Pertanyaan:

Menurut analisis anda, apakah perbuatan yang dialami oleh Novel baswedan dapat
dikategorikan sebagai pelanggaran HAM berdasarkan Undang-undang No. 39 Tahun
1999? uraikan jawaban anda secara konkrit!

JAWABAN :

Dalam Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pada Bab I Pasal 1
Angka 1, merumuskan bahwa Hak Asasi Manusia adalah “seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dari keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, Hukum dan
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.

Dan hak-hak yang diatur dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999, adalah: 1) hak untuk hidup;
2) hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, 3) hak untuk mengembangkan diri, 4) hak untuk
memperoleh keadilan, 5) hak atas kebebasan pribadi, 6) hak atas rasa aman, 7) hak atas
kesejahteraan, 8) hak turut serta dalam pemerintahan, 9) Hak Perempuan, 10) Hak Anak.

Betapa pentingnya Hak Asasi Manusia (HAM) bagi Bangsa dan Negara Indonesia, sehingga HAM
dimuat dalam Konstitusi Negara Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, diatur dalam Pasal 28A sampai dengan pasal 28J. Pengaturan ini menandakan bahwa
pemerintah dan seluruh lapisan Masyarakat Indonesia sangat menjunjung tinggi HAM. 
Terkait dengan kasus penyiraman air keras novel baswedan di atas, berdasarkan pengertian
pelanggaran HAM menurut Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia (“UU HAM”) adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk  aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan,
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar,
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Pelanggaran HAM menurut pasal tersebut ada dua unsur penting. Dia melanggar hak-hak
yang dijamin Undang-Undang Nomor 39 yang mana dalam kasus Novel Baswedan dia
terlanggar haknya, dan unsur kedua dalam pasal tersebut berterancam atau berterbukti
tidak mendapatkan keadilan atau upaya penyelesaian. Jadi kasus ini bisa dikategorikan
dalam pelanggaran ham.

Sumber :

Oktovianus Lawalatta, KORUPSI DAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA, Makalah-


Seminar, Fakultas Hukum Universitas Pattimura, UNPATTI Poka, Ambon – Maluku, Juli 2013

You might also like