Professional Documents
Culture Documents
HUMANIORA
Pertemuan 2
➢ ISLAM
Islam berasal dari kata salima yang berati selamat, tunduk dan berserah. Kata Islam
merupakan Masdar (kata bentukan) aslama- yusalimu - islamaan, yang berarti kepatuhan,
ketundukan dan berserah. Sedangkan Islam menurut istilah, didefinisikan Mahmud Syaltut,
yang artinya : “Islam adalah agama Allah yang diwasiatkan kepada nabi Muhammad
untuk dipelajari pokok-pokok dan syariat di dalamnya, dan wajib disampaikan pada
seluruh manusia.”
Jadi Islam sebuah agama yang memerintahkan kita untuk melaksanakan printah
Allah dan menjahui larangan Allah, Islam merupakan agama yang Rahmatan lil alamain
dengan merujuk pada Al- Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk bagi setiap umat manusia.
1. Islam sebagai agama
Syariat didefinisikan sebagai “ kumpulan perintah dan hukum-hukum yang
berkaitan dengan kepercayaan tentang iman dan ibadah, serta hubungan
kemasyarakatan atau yang disebut muamalah untuk menjalin hubungan baik dengan
masyarkat.
Sedangkan wahyu diartikan sebagai “wahyu Allah yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad Saw. untuk kebahagian manusia di dunia dan di akhirat.” Adanya
agama yaitu karena wahyu telah turun yang memerintahkan nabi Muhammad
menyebarkannya untuk umat manusia.
2. Islam sebagai keyakinan
Islam juga didefinisikan pula sebagai sebuah keyakinan dan keimanan
bahwasannya tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah,
dengan mendikan Shalat, zakat, puasa dan haji bagi yang mampu. Selain itu, Islam
1
juga sebagai sebuah sistem iman terkandung dam bentuk rukun iman yang ada 6, yaitu
yang percaya akan adanya Allah Swt, percaya pada malaikat-malaikat Allah, percaya
pada kitab-kitab-Nya, percaya kepada Nabi dan Rasulnya, percaya adanya hari akhir
dan percaya akan adanya qoda dan qodarnya Allah Swt.
Berdasarkan penjelasan yang di atas konsep keyakinan itu mengarahkan pada
aspek ihsan yaitu; Ketika engkau menyembah atau mengabdi kepada Allah seolah-
olah kamu merasa bahwa engkau melihat-Nya, maka jika kamu tidak dapat
melihatnya, sesungguhnnya dia melihatmu. Maka dari itu percaya akan Allah
merupakan sebuah keimanan yang paling tinggi.
3. Islam sebagai objek studi
Islam sebagai objek objektif ada dua penyebutan yaitu, Islam normative, dan Islam
historis.
a) Islam Normatif adalah Islam dalam bentuk wahyu, yang otentik, dan tekstual.
b) Islam Historis adalah Islam yang dipahami dan Islam yang dipraktekkan kaum
muslim di seluruh penjuru dunia, mulai dari masa nabi hingga sekarang.
➢ PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
1. Sempit dalam menguasai studi Islam secara sempit yaitu meliputi teks-teks keagamaan
klasik dan ilmu-ilmu keagamaan klasik.
2. Luas secara luasa studi Islam ini meliputi tentang konteks evolusi Islam modern, praktik
keagamaan muslim, dan keterkaitan antara teks dan konteks.
Adapun makna Studi atau Pendidikan itu sendiri merupakan bagian dalam lingkup dimensi
sosial dan institusional, masuk dalam cara-cara orang beragama yaitu mentaati kewajiban
untuk menyempurnakan akhlak atau sebagai khalifah di bumi maka masuknya adalah jalan
menuju ketaatan atau yang di sebut waf of devotion.
2
Pertemuan ke- 3
BAB 1
Islamic Studies atau studi islam berbeda dengan ilmu-ilmu humaniora dan ilmu-ilmu
sosial dan akan menjadi lemah bila pendidikan berbasis kepercayaan tentang Islam dan studi
tentang Islam lintas disiplin berdasarkan kepada disiplin metodologi, materi, dan teks-teks
kuncinya sendiri, seperti teks keagamaan klasik dan juga ilmu keagamaan klasik.
Sedangkan masalah yang ada pada Islamic studies adalah tentang metodologi yang
digunakan dalam mengkaji islam, karena di wilayah barat kebanyakan metodologi yang
digunakan menganut metodologi barat padahal itu bertentang dengan kajian islam yang
sesungguhnya. Adapun hal-hal yang menjadi perdebatan dalam metodologi adalah tentang
3
kritik atas metodologi barat, pendekatan apologetik insider, kritik radikal atas metolodogi
barat, kritik metodologi dari dalam dan problem pendekatan etnik dan pendekatan etik.
Kemudian menurut saya perihal yang terjadi di Barat bahwa para sarjana barat perlu
melakukan apresiasi terhadap kajian islami untuk mengetahui bagaimana cara berfikir orang-
orang muslim sudah dapat menjadi implikasi yang tepat dalam problem di barat dengan ini
maka dimensi spiritual dan ilmiah dapat berjalan bersama. Kemudian untuk pendekatan
apologetic pun cocok dalam penerapan metodologi karena tidak membatasi pemikiran manusia
atau mencegah kajian ilmiah mandiri, artinya memberi kebebasan bagi setiap individu untuk
mengembangkan pemikirannya. Sedangkan untuk kritik radikal atas metodologi barat menurut
saya sedikit sulit karena antara pemikiran orang barat tentang Islamic Studies hampir menuai
banyak komentar salah satunya yaitu mereka menyatakan, mungkin ada manfaat melakukan
penelitian di Barat dalam Islamic Studies, namun karena kami Muslim, kami harus setia pada
agama kami. Setelah tiga hal tadi ada hal yang menjadi problem dalam metodologi yaitu, kritik
metodologi dari dalam. Peradaban Barat telah mengalami banyak kemajuan di bidang sain,
teknologi dan industry, dan cara yang digunakan oleh orang-orang muslim dengan
mengkombinasikan peradaban barat dengan paham Islam menjadikan Islam dapat menyebar
dengan cepat di seluruh dunia, dan menurut saya cara ini adalah cara yang efektif dalam
memberikan paham bagi semua orang lewat sains dan teknologi.
BAB 2
Dalam praktik dimensi-dimensi agama dimensi praktik dan ritual yang berupa rukun
islam merupakan hal yang paling tepat dalam konteks Islam. Jadi adanya Islamic Studies dapat
mempelajari dan mengkaji semua bentuk praktik dan ritual atau ibadah dalam islam, seperti
4
pengkosongan diri dengan melakukan puasa Ramadhan, dan dalam pengisian diri dapat
dilakukan dengan zakat, dan qurban. Sedangkan menurut pendapat saya mengenai dimensi
kebendaan yang sering dianggap benda yang suci seperti, sajadah, peci, mukena, tasbih,
ka’bah, hajr aswat dan benda-benda lainnya bukan merupakan sebuah dinamisme atau
kepercayaan pada benda-benda mati, namun sebuah penghormatan atau dapat disebut sebagai
adat bagi agama islam bahwa setiap benda yang digunakan untuk ibadah haruslah suci dari
najis sesuai dengan perintah Allah ketika menghadap padanya hendaklah berpakaian yang suci
dan berada di tempat yang suci.
Ketika kita memeluk sebuah agama yang harus kita lakukan adalah dengan
memusatkan perhatian kita pada perbuatan dan tingkah laku yang baik dan benar, dengan
memperbaiki akhlak baik itu secara individual, maupun dalam sebuah kelompok, seperti
menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Hal-hal yang perlu kita lakukan lainnnya
yaitu, mendekatkan diri pada Allah, melalui shalat, puasa, zakat dan dengan mendisiplinkan
ruhani kita dengan cara berzikir dan berdoa agar ingat selalu pada Allah. Selain mendisiplinkan
diri sendiri kita juga perlu melakukan pendekatan terhadap sesame manusia karena itu juga
merupakan salah satu kewajiban kita sebagai makhluk sosial yang akan membutuhkan satu
sama lain. Dengan adanya cara-cara beragama dapat menjadikan objek kajian Studi Islam yang
akan memberikan manfaat bagi semua kalangan. Jika kita berbuat baik pada sesama manusia
tak terkecuali orang non muslim, maka nantinya juga akan menumbuhkan toleransi antar
agama, bahkan dapat menjadi tolak ukur bagi non muslim yang memiliki pandangan bahwa
islam adalah agama yang ramah dan rahmatan lil al aamiin.
Terdapat beberapa model metode dan pendekatan yang biasa digunakan untuk
melahirkan karyakarya dalam Studi Islam tradisional diantaranya;
• Pendekatan ijaz klasik, satu di antara pendekatan klasik yang sering dipergunakan
dalam studi Al-Qur’an ialah pendekatan i`jaz. Pendekatan ini sesungguhnya sudah
muncul sejak abad ke-3 hijrah atau abad ke-9 masehi dalam sejarah kebudayaan Islam.
Ia muncul dari diskusi mengenai persoalan ketidaktertirukannya Al-Qur’an, i`jaz, yang
menjadi ajaran hakiki dalam teologi.
5
• Pada masa modern, pendekatan kesusastraan terhadap al-Qur’an juga berkembang
bahkan lebih kompleks dari yang sudah ada. Misalnya, Muhammad Abduh
menggunakan me-tode sastra ini untuk menafsirkan al-Qur’an yang sangat erat
hubungannya dengan pemahaman rasionalnya tentang Islam. Namun pertanyaan-
pertanyaan Abduh bukan semata terbatas pada persoalan i`jaz.
• Model pendekatan sastra lain diperkenalkan oleh Amin al-Khuli (1995). Ketika ia
memulai karirnya, angin perubahan mulai tampak dalam kehidupan Mesir. Ia
menerapkan metode tajdid untuk studi bahasa (nahw) dan retorika (balaghah), tafsir al-
76 Zakiyuddin Baidhawy Qur’an, dan sastra (adab). Bukan hal mudah untuk
menentukan mana dari empat bidang keilmuan yang menyajikan model ideal dari
metodologi tajdid al-Khuli. Namun ia memandang bahwa angin perubahan selalu
bergerak sebagaimana dibuktikan seJarah oleh penemuan dalam bidang seni dan sastra.
Penemuan dalam bidang sastra dan seni ini vital untuk mengembangkan kesadaran
intelektual dan estetik penduduk Mesir dengan tujuan agar mampu mencapai
pencerahan Mesir secara menyeluruh.
• Metode tafsir tahlili atau ijmali atau juz’i adalah metode kajian al-Qur’an dengan
menganalisis secara kronologis dan memaparkan berbagai aspek yang terkandung
dalam ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan urutan bacaan yang terdapat dalam urutan
mushaf ‘Uthmani. Namun menurut sejumlah ilmuwan, metode yang sebagian ilmuan
menyebutnya dengan metode ini bersifat parsial memiliki beberapa kelemahan. Quraish
Shihab berpendapat, satu akibat dari pemahaman al-Qur’an berdasar ayat demi ayat
secara terpisah adalah al-Qur’an terlihat seolah sebagai petunjuk yang terpisah-pisah
(Shihab, 1996: 112)
• Pendekatan semantik dalam ilmu bahasa dimanfaatkan oleh para pengkaji Islam untuk
mempelajari teks-teks keislaman, terutama al-Qur’an. Bagian ini mencoba untuk
mengelaborasi bagaimana pendekatan semantik digunakan untuk mempelajari struktur
dan ketepatan sejumlah istilah kunci dan konsep dalam al-Qur’an.
• Pendekatan tematik (mawdhu’i), pendekatan ini tidak menafsirkan al-Quran ayat demi
ayat. Pendekatan ini berusaha mengkaji al-Qur’an dengan cara mengambil tema
tertentu dari berbagai tema ajaran, sosial dan kosmologi yang ada dalam al-Qur’an.
Pendekatan tematik mengkaji dan membahas, misalnya ajaran tauhid dalam al-Qur’an,
konsep kenabian dalam al-Qur’an, pendekatan al-Qur’an dalam masalah
perekonomian, kosmologi al-Qur’an, dsb. Dalam kajian semacam ini, pendekatan
6
tematik berusaha menentukan pandangan al-Qur’an dan memahami keseluruhan pesan
al-Qur’an dalam satu masalah tertentu di antara berbagai persoalan yang berkaitan
dengan kehidupan dan alam semesta.
Hadis merupakan sumber utama Islam kedua setelah AlQur’an. Karena itu,
perdebatan tentang hadis bukanlah suatu yang mengejutkan hingga saat ini terus terjadi.
Pada akhir abad ke-20, studi hadis mencatat kemajuan yang berarti dan semakin banyak
memperoleh perhatian dari kalangan dunia Islam dan Barat. Ini disebabkan penemuan-
penemuan banyak sumber baru dan perkembangan dalam bidang metodologi.
Beberapa contoh model kajian yang dilakukan oleh sarjana Muslim modern,
utamanya di Mesir, dapat disajikan berikut ini (Haredy, 2001). Kajian-kajian mereka
berkaitan dengan persoalan kritik teks yang pada akhirnya dapat meragukan beberapa
catatan tentang hadis. Di antara mereka adalah M. Rashid Ridha, Mahmoud Abu Rayyah,
Ahmad Amin, dan Ismail Ahmad Adham. Salah satunya yaitu, Rashid Ridha membahas
kritik matan. Ia mempersoalkan beberapa hadis yang tercantum dalam kitab Bukhari dan
Muslim. Menurutnya, pada ahli hadis jarang meneliti dan mencermati matan hadis dengan
melihat maknanya..
Ilmu kalam adalah suatu ilmu yang mengkaji ajaran-ajaran dasar keimanan Islam
(usuluddin). Ilmu ini mengidentifikasi ajaran-ajaran dasar dan berupaya membuktikan
validitasnya dan menjawab setiap keraguan terhadapnya. Dalam teks-teks tentang logika
dan filsafat disebutkan bahwa setiap ilmu memiliki subjek khusus, dan bahwa berbagai
ilmu dibedakan satu dari yang lain karena perbedaan subjeknya. Sebagian sarjana Muslim
telah berusaha mendefinisikan dan mengambarkan garis besar subjek bahasan ilmu kalam,
mereka mengatakan bahwa ilmu ini disebut ilmu kalam karena ia memberikan kekuatan
ekstra pada perdebatan dan argumen pada orang yang terlibat di dalamnya.
Sedangkan metodologi ilmu kalam yang dilakukan salah satunya oleh Asy’ariyah.
Asy’ariyah memperkenalkan dalam kalam skeptisisme yang tajam sehingga berdampak
pada bidang argumen rasional. Skeptisisme ini diperkenalkan secara panjang lebar oleh al-
Ghazali (1985) yang menggunakannya untuk menggusur Neoplatonisme dari para filosof
yang telah dipengaruhi Hellenisme. Pendekatan ini berpotensi memberikan kontribusi jauh
7
lebih banyak pada kemajuan pengetahuan daripada replikasi dogmatis dari tesis-tesis
filsafati, sayangnya potensi ini tidak terwujud karena para praktisi kalam lebih ber-128
Zakiyuddin Baidhawy minat pada upaya menghancurkan arugumen-argumen lawan
mereka daripada membangun alternatif-alternatif yang mungkin.
Tasawuf atau dikenal sebagai mistisisme Islam adalah fenomena universal yang
menggambarkan upaya manusia untuk meraih kebenaran. Tasawuf juga dikenal sebagai
pengetahuan intuitif tentang Tuhan atau Realitas Ultim yang diraih melalui pengalaman
keagamaan personal. Yakni kesadaran akan realitas transenden atau Tuhan melalui
meditasi atau kontemplasi batin. Atau disebut juga sebagai sesuatu yang memiliki makna
tersembunyi atau makna simbolik yang mengilhami pencarian atas sesuatu yang misteri
dan dahsyat.
Untuk dapat memahami tasawuf sebagai sebuah kajian keislaman, kita perlu
menelusuri ajaran-ajaran yang dikemukakan oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Seperti kita
ketahui bersama, Islam mengemukakan tiga domain utama kepedulian manusia. Tiga
domain tersebut yaitu tubuh, pikiran, dan jiwa; atau perbuatan, pengetahuan, dan wujud.
Tubuh merupakan realitas aktivitas, ketaatan ritual, dan hubungan sosial; pikiran adalah
realitas persepsi, kepercayaan, pengetahuan dan pemahaman; dan jiwa adalah wilayah
kesadaran terdalam tentang diri dan komunikasi langsung dengan Realitas Ultim yang
disebut Tuhan, Wujud yang sesungguhnya dan nyata. Sebagian Muslim lain lebih banyak
memerhatikan bagaimana memahami apa yang mesti diimani, yang mencakup iman kepada
Allah swt., kitab-kitab suci, malaikat, nabi-nabi, hari akhir, dan ketentuan Tuhan. Kaum
Muslim yang fokus pada upaya memahami masalah keimanan ini yakin bahwa keimanan
seseorang tergantung pada pengetahuannya.
8
Usul fikih dan fikih mempunyai hubungan yang sangat erat. Yang pertama merupakan
akar dari hukum Islam yang membahas indikasi-indikasi dan metode-metode di mana
aturan-aturan fikih dideduksi dari sumber-sumbernya. Indikasi-indikasi ini dijumpai
utamanya dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang merupakan sumber utama syariah. Aturan-
aturan fikih berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah yang sejalan dengan sejumlah prinsip dan
metode yang secara kolektif dikenal dengan sebutan usul fikih. Usul fikih dan fikih
mempunyai hubungan yang sangat erat. Yang pertama merupakan akar dari hukum Islam
yang membahas indikasi-indikasi dan metode-metode di mana aturan-aturan fikih
dideduksi dari sumber-sumbernya. Indikasi-indikasi ini dijumpai utamanya dalam Al-
Qur’an dan Sunnah yang merupakan sumber utama syariah. Aturan-aturan fikih berasal
dari Al-Qur’an dan Sunnah yang sejalan dengan sejumlah prinsip dan metode yang secara
kolektif dikenal dengan sebutan usul fikih.
9
terpenting ada pada tempat penafsir; penafsir menentang pendekatan yang lebih religius
atau akademik terhadap teologi. Artinya, Islam hanya dapat menjadi sejati jika dialami
sebagai praksis solidaritas untuk pembebasan; bertentangan dengan teologi tradisional
yang mereduksi Islam menjadi ritus formal; dan teologi modern yang berada dalam dunia
sekular. Teologi pembebasan berada dalam dan dialamatkan pada dunia marjinal; 2)
Teologi pembebasan hidup dala dunia kekerasan dan harapan, refleksi dan tindakan,
spiritualitas dan politik; dan 3) Kebenaran bagi penafsir yang terlibat, tidak pernah dapat
menjadi mutlak. Gerak hermeneutika secara terus menerus mencari kebenaran yang pada
akhirnya membawa pada praksis pembebasan yang lebih besar.
Ada beberapa hal yang menjadi benturan antara fomdasionalisme dengan hermeneutika
yang membuka peluang ragam tafsir atas realitas dan alternatif diantaranya; Gagap
paradigma fondasionalisme, Pendekatan hermeneutika: Pintu keragaman dan relativisme,
Menuju hibrida paradigmatik, Tafsir Multikultural, Sebuah Alternatif.
10
• Belajar Hidup Bersama (How to Live and Work Together)
• Membangun Rasa Saling Percaya (Mutual Trust)
• Memelihara Saling Pengertian (Mutual Understanding)
• Menjunjung Sikap Saling Menghargai (Mutual Respect)
• Terbuka dalam Berpikir
• Apresiasi dan Interdependensi
• Resolusi Konflik dan Rekonsiliasi Nirkekerasan
Istilah liberal antara lain bermakna pembebasan dari cara berpikir dan berperilaku
keberagamaan yang menghambat kemajuan. Islam liberal tidak bisa dipertentangkan
dengan Islam model lama semacam Islam tradisionalis, revivalis, atau modernis, juga
dengan model baru seperti neomodernis dan posmodemis. Sebab, gagasan Islam liberal
sesungguhnya kombinasi unsur-unsur liberal yang ada dalam kelompok-kelompok
pemikiran modern itu. Perhatian Islam liberal adalah pada hal-hal yang prinsip. Adapun hal
prinsip misalnya negara demokrasi, emansipasi wanita, dan kebebasan berpikir.
Kajian-kajian tentang Islam liberal membawa pada suatu pemahaman bahwa kelompok
ini datang sebagai protes dan perlawanan terhadap dominasi Islam ortodoks. Islam liberal
yang dimaksud adalah kecenderungan pemikiran Islam modern yang kritis, progresif dan
dinamis. Dalam pengertian ini, Islam liberal bukan suatu yang baru, akarnya sudah ada
sejak abad 19. Dengan demikian, apa yang dilakukan Islam liberal saat ini adalah upaya
memperkuat basis dan saf mereka sebagai counter discourse dari gerakan pemberlakuan
syariat Islam yang menjadi cita-cita Islam revivalis.
11
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kaum Muslim selalu merupakan objek kajian
dan berita baik bagi Studi Islam. Para spesialis di bidang politik utamanya merasa tertarik
untuk mengkaji perilaku-perilaku politik kaum Muslim. Hal ini ditunjukkan oleh makin
meningkatnya minat para mahasiswa dan pengkaji untuk mendaftarkan diri pada kuliah,
maupun undangan-undangan komunitas akademi, komunitas, media dan forum-forum
pemerintah. Subjek tentang Islam mulai dipandang sebagai bagian dari isu-isu suatu
disiplin inti lebih dari sekadar pertunjukan sampingan dari disiplin kajian Kawasan.
12
mereka tidak mesti mengarah pada liberalisme atau toleransi multikulturalisme.
Namun, neo-fundamentalisme pada umumnya anti-kekerasan, menurut Roy, dan tidak
menunjukkan ancaman yang sama seperti yang ditunjukkan oleh kaum revolusioner
Islamis. Bin Laden telah memanggil jihad dan ia telah gagal (Roy, 325). Persepktif ini
meskipun tersebar luas di bidang Studi Islam, namun baru mulai digunakan di luar
bidang itu sendiri dan jarang digunakan pada seluruh bidang akademik.
13
REVIEW MEMAHAMI ISLAM DENGAN PRESPEKTIF EMPIRIS ILMU
SOSIAL DAN HUMANIORA
Pertemuan ke- 4
❖ Pengertian Empiris
Empiris atau disebut empirik memiliki pengertian sebagai berikut :
Empiris berasal dari kata empiricism dan eksperience yang memiliki arti “ berkenalan
dengan- berpengalaman dalam – terampil untuk”. Maksud dari pengertian tersebut yaitu, “
Pengetahuan harus dicari dengan pengalaman, atau pengalaman iderawi adalah sumber dari
pengetahuan.”
Menurut pendapat dari David Hume mengenai empiris adalah “ Tidak ada satupun ada
dalam pikiran yang tidak terlebih dahulu terdapat pada data-data inderawi.”
Jadi empiris adalah suatu pengalaman yang hanya didapat dengan melalui panca indera
bukan didapat dari pikiran atau ide-ide saja.
❖ Islam dalam prespektif empiris
Mengkaji Islam dari sisi empiris atau pengalaman ini dapat dilakukan dengan
memahami Islam berdasarkan dari sudut pandang filosofis, artinya memberi makna
terhadap sesuatu yang dijumpai, menangkap hikmah, hakikat atau inti yang terkandung
dalam ajaran Islam sehingga dalam melakukan amal ibadah tidak merasa hampa,
kekeringan spiritual serta menimbulkan kebosanan dalam menjalankannya.
Adapun karakteristik Islam sebagai objek akjian sekaligus prespektif yaitu ada tiga hal
di antaranya :
1) Agama, yaitu dengan cara mengakui adanya pluralisme dan universalisme. cara
atau sikap yang harus dilakukan dalam bidang agama ini yaitu dengan cara, saling
bertoleransi, tidak memaksakan pendapat orang lain, dan salin menghargai satu
sama lain.
2) Ibadah, dalam hal ini ibadah yang harus dilakukan adalah bentuk ibadah mahdah
atau ibadah khusus dengan meniadakan kreatifitas dan akal, contohnya dengan
patuh dan taat akan perintah dan larangan dalam Islam.
3) Muamalah, atau hubungan kemanusiaan. Hubungan ini dapat terjalin di segala
aspek kehidupan yaitu seperti Pendidikan, sosial dan budaya, ekonomi, politik,
lingkungan hidup dan kesehatan.
❖ Pendekatan dalam Memahami Islam
14
Adapun dalam memahami Islam agar dapat diterima oleh masyarakat dengan mudah
kita juga memerlukan beberapa pendekatan di antaranya :
1. Pendekatan Teologis Normatif , yaitu pendekatan yang dilakukan melalui ajaran
agama Islam seperti ketauhidan dan lain-lain.
2. Pendekatan Antropologis yaitu pendekatan yang dilakukan melalui praktik
kegamaan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan hubungan antara agama
dengan kondisi yang ada di masyarakat dari berbagai aspek.
3. Pendekatan Sosiologis yaitu pendekatan yang dapat di lihat dari segi aspek sosial
dan masyarakat, dan ada kaitannya dengan masalah sosial.
4. Pendekatan Filosofis yaitu pendekatan yang melihat dari sisi hakikat dan hikmah
ajaran agama.
5. Pendekatan Historis, yaitu pendekatan yang dapat dilihat dari sisi peristiwa, tempat,
waktu, objek, latar belakang, pelaku dalam sebuah kejadian.
6. Pendekatan Kebudayaan, yaitu pendekatan yang berasal dari pengalaman
keagamaan di berbagai tempat suatu kejadian perkara.
7. Pendekatan Psikologi, yaitu menganai psikologi berarti pendekatan ini dapat
dilakukan melalaui ilmu jiwa atau yang berasal dari bati atau psikis seseorang.
❖ Cakupan Pendekatan- Pendekatan Ilmu Sosial Humaniora
Di antara ilmu- ilmu sosial humaniora pasti memiliki cakupan-cakupan yang ada di
dalamnya yaitu menurut Khoiruddin Nasution sebagai berikut :
1. Sosiologi,
Dengan mengetahui proses atau tahap pemahan manusia terhadap segala peristiwa
yang terjadi, hingga bisa memahami suatu sebab dengan akal, maka sosiologi dapat
digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama yang berkaitan
dengan masalah sosial. Maka dari itu, kajian sosiologi agama tidak hanya fokus
pada interaksi timbal balik, tetapi juga mengkaji pengaruh agama terhadap tingkah
laku masyarakat.
2. Antropologi,
Pendekatan antropologi bermula dan diawali dari kerja lapangan (field work),
berhubungan dengan orang, masyarakat, kelompok setempat yang diamati dan
diobservasi dalam jangka waktu yang lama dan mendalam. Maka dari itu
antropologi disebut sebagai fenomena yang kompleks untuk dapat mendorong
keberadaan agama dalam sebuah masyarakat.
3. Gender,
15
Dalam agama Islam kita tidak pernah dibedakan baik itu, dari ras, suku, bangsa,
ataupun etnis, dan termasuk perbedaan gender dalam Islam kita semua sama dan di
hadapan Allah juga tidak ada yang membedakan antara laki-laki ataupun
perempuan. Maka dari itu gender dapat dijadikan sebagai pedoman dalam cakupan
pendekatan memahami Islam.
4. Semantik,
Dalam cakupannya semantik memiliki ruang lingkup kajian berkisar pada pola
hubungan ilmu makna dalam linguistik. Sedangkan ruang lingkup kajian semantic
ialah pencarian hakikat makna dan hubungannya.
5. Sejarah,
Pendekatan sejarah atau historis adalah suatu upaya untuk menelusuri asal-usul dan
perkembangan pemikiran dan institusi keagamaan dalam periode perkembangan
sejarah tertentu, dan mengevaluasi peran faktor-faktor yang berinteraksi dengan
agama selama periode tersebut.
6. Filologi,
Pendekatan filologi digunakan dalam kajian studi Islam dalam rangka memperoleh
informasi dari sebuah teks melalui penelitian terhadap berbagai naskah keislaman
yang ada.
7. Hermenetik,
Hermeneutika sebagai filosofis berarti bagian dari seni berpikir. Dalam
diskursus Islam, hemermeneutik adalah tafsir, takwil, bayan, syarh dan sebutan
lainnya. Dalam kajian ushul al-fiqh cara atau teori memahami atau menafsirkan
teks-teks al Qur-an, hadits atau sumber lainnya dikenal dengan istilah “al-
istidlal bi al-alfazh”, maka dari itu kajian tentang heurmenik sangat perpengaruh
dalam cakupan memahami Islam.
8. Wacana,
Di dalam sosiologi, analisis wacana menunjuk pada kajian hubugan konteks sosial
dengan pemakaian bahasa. Kalau dalam psikologi sosial, analisis wacana menunjuk
pada kajian terhadap struktur dan bentuk percakapan atau wawancara, dalam ilmu
politik, analisis wacana menunjuk pada kajian terhadap praktik pemakaian bahasa
dan tali-temalinya dengan kekuasaan. Jadi jika disimpulkan hampir setiap aspek
kehidupan ini berkaitan dengan analisis wacana, maka dari itu wacana ini dijadikan
pendekatan dalam memahami Islam melalui ilmu sosial dan humaniora.
16
REVIEW JURNAL MEMAHAMI ISLAM DENGAN PENDEKATAN ILMU SOSIAL
DAN HUMANIORA
Islam dapat diartikan sebagai wahyu, dan juga dapat diartikan bahwa Islam sebagai
produk sejarah, dalam memahami islam terdapat berbagai macam pendekatan yang dapat
digunakan. Model-model pendekatan ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni pendekatan
mainstream yang bertumpu pada kajian teologis-normatif, dan pendekatan dengan ilmu-ilmu
sosial dan humaniora. Namun pada tulisan saya kali ini saya hanya akan membahas mengenai
memahami islam dengan model pendekatan ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Selanjutnya, ilmu-ilmu sosial dan humaniora, juga digunakan untuk mengkaji atau
meneliti agama, sehingga muncul sosiologi agama, antropologi agama, filsafat agama, sejarah
agama, psikologi agama, dll. Disiplin-disiplin atau teori-teori yang sebagian cabangnya
melibatkan nama agama ini biasa dipergunakan oleh para ilmuwan sosial Barat yang juga
banyak diikuti oleh sebagian ilmuwan muslim sebagai pendekatan untuk mengkaji Islam.
Berikut adalah contoh-contoh pendekatan yang dilakukan untuk mengkaji tentang Islam :
1. Pendekatan Antropologis
Pendekatan antropologis dalam studi agama menurut Baqir adalah memahami
agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. Melalui pendekatan ini agama tampak akrab dan dekat dengan masalah-
masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya
(Nur khasanah,2012:113). Dapat ditemukan adanya hubungan positif antara kepercayaan
agama dengan kondisi ekonomi serta politik dalam berbagai penelitian antropologi agama.
Golongan masyarakat yang kurang mampu dan golongan miskin pada umumnya lebih
tertarik kepada gerakan-gerakan keagamaan yang bersifat mesianis yang menjanjikan
perubahan tatanan sosial kemasyarakatan. Sedangkan golongan orang kaya lebih
cenderung untuk mempertahankan tatanan masyarakat yang sudah mapan secara ekonomi
lantaran tatanan itu menguntungkan pihaknya, dan lebih suka pada ajaran keagamaan yang
bersifat ritual yang dapat mententramkan batin.
Melalui pendekatan antropologis dapat dilihat agama dalam hubungannya dengan
mekanisme pengorganisasian (social organization). Penilitian Clipord Geertz dalam The
Religion of Java dapat dijadikan contoh yang baik dalam bidang ini. Geertz melihat adanya
klasifikasi sosial dalam masyarakat muslim Jawa yang terbagi dalam trikotomi: santri,
17
priyayi dan abangan. Konstruksi stratifikasi sosial menurut Geertz yang dikemukakannya
cukup membuat orang berpikir ulang untuk melakukan cross cek.
Adapun contoh lainnya melalui pendekatan antropologis-fenomenologis juga dapat
dilihat hubungan antara agama dan negara (state and religion). Topik ini juga tidak pernah
kering dikupas oleh para peneliti seperti melihat fenomena negara Vatikan dalam
bandingannya dengan negara-negara sekuler di Eropa Barat. Melihat negara Turki yang
mayoritas penduduknya beragama Islam, tetapi konstitusi negaranya menyebut
sekularisme sebagai prinsip dasar kenegaraan yang tidak dapat dapat ditawar. Belum lagi
meneliti dan membandingkan Kerajaan Arab Saudi dan negara Republik Islam Iran yang
berdasarkan Islam. Begitu juga negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, tetapi menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.
2. Pendekatan Sosiologi
Menurut Shadily dalam (Nur Khasanah,2012 : 115) sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara
manusia yang menguasai hidupnya itu. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud
hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan
hidup itu beserta kepercayaannya, dan keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara
hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. Artinya, bahwa sosiologi
merupakan ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan
struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu
ini, suatu fenomena sosial dapat dianalisis dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya
hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses
tersebut.
Contohnya, dalam ajaran Islam terdapat informasi tentang kisah Nabi Yusuf yang
dahulunya budak lalu akhirnya bisa jadi penguasa Mesir. Kemudian kisah Nabi Musa yang
dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Nabi Harun, dan masih banyak lagi contoh lain.
Peristiwa-peristiwa ini baru dapat dijawab dan ditemukan hikmahnya dengan bantuan ilmu
sosial. Tanpa ilmu sosial peristiwa-peristiwa tersebut sulit dijelaskan dan sulit dipahami
maksudnya. Jadi kesmpulannya pendekatan Sosiologi penting untuk dijadikan salah satu
alat dalam memahami ajaran Islam yang berhubungan masalah-masalah sosial.
3. Pendekatan Filosofis
Menurut al-Syaibani, pengertian filsafat secara harfiah, kata filsafat berasal dari
kata philosophia yang berarti cinta kepada kebenaran, ilmu, dan hikmah. Filsafat dapat pula
berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha mengkaitkan sebab dan akibat serta berusaha
18
menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia (Nur Khasanah,2012: 115). Sidi Gazalba
(1967: 15) mendefinisikan bahwa filsafat adalah berpikir secara mendalam, sistematik,
radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat tentang
segala sesuatu yang ada. Artinya, bahwa inti filsafat merupakan upaya menjelaskan inti,
hakikat, atau hikmah tentang sesuatu yang berada di balik objek formalnya. Contohnya
dapat dijumpai bahwa ada berbagai merek pulpen dengan kualitas dan harga yang
bervariasi, namun intinya semua pulpen itu adalah sebagai alat tulis. Ketika disebut alat
tulis, maka tercakuplah semua nama dan jenis pulpen.
Berpikir secara filosofis selanjutnya dapat digunakan dalam memahami ajaran
Islam, dengan maksud agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran Islam dapat dimengerti
dan dipahami secara seksama. Pendekatan filosofis yang demikian itu sebenarnya sudah
banyak dilakukan oleh para pemikir Islam. Sekadar contoh, Muhammad al-Jurjawi dalam
bukunya Himah al-Tasyri wa Falsafatuhu berupaya mengungkapkan hikmah yang terdapat
di balik ajaran-ajaran Islam. Contohnnya : Ajaran shalat berjamaah misalnya memiliki
tujuan agar seseorang merasakan hikmahnya hidup secara berdampingan dengan orang
lain. Dengan mengerjakan puasa, agar seseorang dapat merasakan lapar yang selanjutnya
menimbulkan rasa iba kepada sesamanya yang hidup serba kekurangan. Ibadah haji yang
dilaksanakan di Kota Makkah, dalam waktu yang bersamaan, dengan bentuk dan gerak
ibadah (manasik) yang sama dengan yang dikerjakan lainnya dimaksudkan agar seseorang
berpandangan luas, merasa bersaudara dengan sesama muslim di seluruh dunia.
Jadi melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada
pengalaman agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama dengan susah
payah tapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti. Yang didapati dari
pengalaman agama hanyalah pengakuan formalistik, misalnya sudah berpuasa, sudah
zakat, sudah haji, dan berhenti sampai di situ. Mereka tidak dapat merasakan nilai-nilai
spiritual yang terkandung di dalamnya. Namun maksud dari pendekatan ini adalah
memadukan antara ibadah atau amalan agama yang telah dilakukan secara formal dan
mendapatkan makna dan arti yang terkandung di dalamnya.
4. Pendekatan Sejarah
Menuurut Abdullah dalam Nur Khasanah, 2012: 117, pengertian sejarah adalah
suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperlihatkan unsur
tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut . Menurut ilmu ini,
segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana, apa
sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
19
Dalam Nur Khasanah, pendekatan kesejarahan dibutuhkan dalam memahami Islam,
karena Islam turun dalam situasi yang konkrit bahkan berkaitan dengan kondisi sosial
kemasyarakatan. Seperti dikatakan oleh Kuntowijoyo bahwa isi kandungan al-Qur’an
sendiri dapat dibagi menjadi dua: pertama, berisi konsep-konsep, dan kedua, berisi
kisahkisah sejarah dan perumpamaan (Kuntowijoyo, 1991: 326-328).
Menurut (al-Qaththan, 1997: 79) dalam Nur Khasanah, melalui pendekatan sejarah
seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan
suatu peristiwa. Seseorang tidak akan memahami Islam keluar dari konteks historisnya,
karena akan menyesatkan orang yang memahaminya. Pendekatan ini sebenarnya sudah
ditemukan dalam keilmuan Islam misalnya dalam ulum al-Qur’an, bahwa seseorang yang
hendak mempelajari al-Qur’an secara benar, harus memepelajari sejarah turunnya al-
Qur’an atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya al-Qur’an yang disebut ilmu
asbab al-nuzul. Dengan ilmu ini seseorang akan dapat mengetahui hikmah yang terkandung
dalam suatu ayat yang berkenaan dengan hukum tertentu dan ditujukan untuk memelihara
syari’at dari kekeliruan memahaminya.
5. Pendekatan Kebudayaan
Menurut Alisjahbana dalam Nur Khasanah, 2012: 117, Kebudayaan seperti yang
didefinisikan oleh Sutan Takdir Alisjahbana adalah keseluruhan yang kompleks yang
terjadi dari unsur-unsurnya seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat
istiadat, dan segala kecakapan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan yang demikian dapat digunakan untuk memahami Islam yang terdapat
pada tataran empiris atau Islam yang tampil dalam bentuk formal sebagai gejala
masyarakat. Pengamalan agama yang terdapat di masyarakat diproses oleh penganutnya
dari sumber agama, yaitu wahyu melalui penalaran. Jika membaca kitab fiqh misalnya,
maka fiqh yang merupakan pelaksanaan dari nash alQur’an maupun hadits sudah
melibatkan unsur-unsur penalaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian, agama
menjadi membudaya atau membumi di tengah-tengah masyarakat. Agama yang tampil
berkaitan dengan kebudayaan yang berkembang di masyarakat tempat agama itu
berkembang. Dengan melalui pemahaman terhadap kebudayaan seseorang akan dapat
mengamalkan ajaran agama. Contoh lainnya seperti kebudayaan berpakaian, bergaul,
bermasyarakat, dll. Unsur agama ikut berintegrasi dalam dalam produk kebudayaan
tersebut. Sebaliknya, tanpa adanya unsur budaya, agama akan sulit dilihat sosoknya secara
jelas.
6. Pendekatan Psikologi
20
Pengertian Psikologi menurut (Daradjat, 1987: 76) dalam Nur Khasanah
menyatakan bahwa, psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala
perilaku yang dapat diamatinya. Menurut Zakiah Daradjat, perilaku seseorang yang tampak
lahiriah terjadi karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya. Seseorang ketika
berjumpa saling mengucapkan salam, hormat pada kedua orang tua, kepada guru, menutup
aurat, rela berkorban untuk kebenaran, dan sebagainya merupakan gejala-gejala keagamaan
yang dapat dijelaskan melalui ilmu jiwa agama.
Pendekatan psikologi dapat digunakan untuk mempelajari Islam. Dengan ilmu jiwa
seseorang akan mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkan,
juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama ke dalam jiwa sesuai dengan
tingkat usianya. Dengan ilmu ini agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok untuk
menanamkannya. Seseorang akan dapat mengetahui pengaruh dari shalat, puasa, zakat, haji
dan ibadah-ibadah lainnya dengan melalui jiwa agama. Dengan pengetahuan ini, maka
dapat disusun langkah-langkah baru yang lebih efesien lagi dalma menanamkan ajaran
agama. Itulah sebabanya ilmu ini banyak digunakan sebagai alat untuk menjelaskan gejala
atau sikap keagamaan seseorang.
REFERENSI :
Khasanah, Nur. 2012. Kombinasi Pendekatan Studi Islam. RELIGIA. Vol. 15. No. 1: 107-124.
http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Religia/article/download/125/524
21
REVIEW PRESENTASI KELOMPOK 1
1. Pengertian Islam
a) Menurut Bahasa :
Berasal dari kata salam yang berarti damai, aman. Atau bisa juga bersal dari
kata salima yang artinya selamat, tunduk, dan berserah. Kata islam sebenarnya
terbentuk dari kata masdar yaitu aslama- yuslimu – islaaman yang artinya kepatuhan,
ketundukan, dan berserah.
b) Menurut istilah :
Islam berarti suatu penyerahan diri secara total hanya kepada Allah SWT agar
memperoleh ridho dari- Nya dengan mentaati dan mematuhi semua perintah dan
menjahui segala larangan- Nya.
c) Menurut pendapat para ahli :
Islam didefinisikan mahmud syaltut yaitu ; “Islam adalah agama Allah yang
diwasiatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk dipelajari pokok-pokok dan
syariat di dalamnya, dan wajib disampaikan kepada seluruh manusia”.
Menurut Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at- Tawaijiri yaitu ; “ Islam
adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan cara
mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh ketaatan dan
keikhlasan”.
d) Menurut pandangan saya :
Islam menurut pandangan saya adalah sebuah agama atau kepercayaan yang
mengajarkan tentang ke-tauhidan atau meng-esakan Allah SWT, yang diamanatkan
kepada seluruh nabi dari zaman Nabi Adam AS, namun secara khusus agama islam
adalah agama penyelamat bagi umat manusia yang dibawa oleh nabi akhiruz zaman
yaitu Nabi Muhammad SAW, untuk disampaikan pada umat manusia. Dengan
berpegang teguh pada wahyu Allah yaitu Al-Qur’an yang memberikan kita petunjuk
dan pembeda antara yang haq dan yang batil. Agama yang memerintahkan untuk
menjalankan rukun islam, membaca syahadat, menunaikan solat, zakat, puasa, dan
haji bagi yang mampu.
22
2. Pengertian Manusia
a) Menurut Bahasa :
Manusia adalah makhluk yang dapat berpikir dan memiliki akal budi.
b) Menurut istilah :
Manusia merupakan konsep atau gagasan yang ada dalam suatu kelompok .
c) Menurut pendapat para ahli :
Menurut Omar M. Al- Toumy Al-Syaibani, manusia merupakan makhluk yang
dianggap mulia, karena dapat berpikir dan memilki 3 dimensi yaitu; badan, akal, dan
roh.
Menurut Nicolaus dan Sudiarja, manusia seperti semboyan negara “Bhineka
Tunggal Ika” yang artinya meskipun drai satu anggota ke anggota tubuh lain itu
berbeda bentuk dan susunannya, namun tetap satu membentuk sebuah raga manusia.
Jadi kesimpulannya Manusia adalah makhluk hidup yang paling istimewa dari
makhluk lainnya, yang memiliki kelebihan berpikir, memilki akal, serta yang nantinya
memiliki keistimewaan untuk dapat menjalankan perintah Allah, yang ditugaskan
untuk menjadi khalifah di bumi.
3. Teori Evolusi Manusia dalam Pendekatan Empiris dan Pendekatan Normatif
• Teori Evolusi :
Menurut pendapat Lamarack, dia menjelaskan bahwa dalam hidup ini makhluk
tidak ada yang identic atau sama atau bisa disebut terdapat perbedaan. Sedangkan
menurut pendapat Darwin, dia mengatakan bahwa mengenai evolusi alam adalah
bahwa spesies makhluk hidup tidak diciptakan berdasarkan dari nenek moyang yang
sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat seleksi alam.
• Adapun jenis-jenis manusia adalah sebagai berikut ;
Berawal dari Homo Erectus atau bisa disebut dengan manusia yang berdiri tegak,
kemudian menjadi Habilis atau bisa disebut manusia yang pandai menggunakan
tangannya, kemudian ada manusia yang berjenis Cro- Magnon yaitu manusia maju
yang sudah bisa membuat teknologi sederhana, dan yang terakhir adalah jenis manusia
Homo sapiens yaitu manusia jenis akhir, dan sapiens itu artinya cerdas, manusia jenis
ini adalah manusia yang ada pada zaman sekarang sama seperti kita.
• Teori Evolusi dalam Al- Qur’an
23
Proses penciptaan manusia yang dapat dijadikan pendekatan teori evolusi Allah
SWT isyaratkan dalam satu ayat secara lengkap yaitu terdapat pada Al-Qur’an surat Al-
Hajj ; 22: 5 .
Pada ayat tersebut telah dijelaskan proses penciptaaan manusia yang berasal
tanah, pada penjelasan ini maksudnya manusia yang diciptakan dari tanah yaitu Nabi
Adam. Kemudia pada kalimat berikutnya dijelaskan bahwa manusia kemudian
diciptakan dari setetes air mani, segumpal darah, segumpal daging, proses tersebut
adalah proses penciptaan manusia anak keturunan adam yang terjadi di dalam Rahim
seorang ibu dan melalui perantara ayah dan ibunya. Kemudian setelah itu dalam ayat
tersebut juga proses pertumbuhan yang terjadi pada manusia, dalam ayat tersebut
mengisyaratkan tentang penciptaan manusia dari mulai diciptakan yaitu ditiupkannya
nyawa dalam Rahim, kemudian proses dewasa, masa tua dan Sebagian Allah wafatkan
sebelum masa dewasa dan tua sampai Allah jelaskan bagaimana manusia setelah tua
akan Kembali lagi ke masa kanak-kanak dan mengalami pikun hingg akhirnya Kembali
ke tanah sebagaimana penciptaan pertama manusia.
4. Konsep Manusia dalam Pandangan Islam
Manusia merupakan makhluk hidup yang paling sulit dimengerti meskipun oleh
dirinya sendiri. Manusia melakukan hal-hal hebat dengan bantuan mesin-mesin yang
dibuatnya. Dengan begitu, manusia bukanlah hewan, tapi mirip dengan hewan karena
punya akal dan perasaan. Sehingga manusia tidak memiliki konsep definisi yang jelas
akan dirinya.
Menurut pandangan islam ada beberapa konsep yang berkenaan dengan manusia
yang terdapat dalam Al-Qur’an diantaranya :
24
Dan dalam konsep al-Basyr ini juga dapat tergambar tentang bagaimana
seharusnya peran manusia sebagai makhluk biologis. Bagaimana dia berupaya
untuk memenuhi kebutuhannya secara benar sesuai untunan Penciptanya. Yakni
dalam memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier yaitu pangan, sandang dan
papan.
b) Konsep Al- Insan
Kata insan berarti melihat, mengetahui, dan minta izin. Atas dasar ini, kata
tersebut mengandung petunjuk adanya kaitan antara manusia dengan kemampuan
penalarannya. Manusia dapat mengambil pelajaran dari hal-hal yang dilihatnya,
dapat mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, serta dapat meminta izin
ketika akan menggunakan sesuatu yang bukan miliknya. Dalam konsep ini bahwa
manusia sebagai makhluk hidup didoroh dan diarahkan agar memiliki kemampuan
berkreasi dan berinovasi, sehingga dapat menghasilkan sejumlah kegiatan berupa
mempelajari ilmu penegetahuan, kesenian, ataupun membuat benda-benda yang
lain.
c) Konsep Al- Nass
Dalam konsep an-naas pada umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia
sebagai makhluk sosial. Karena itu sebagai makhluk sosial sudah sepatutnya
manusia memiliki keharmonisan dengan manusia lain, dan masyarakat. Karena
sesungguhnya manusia tidak dapat hidup sendiri dan pasti membutuhkan bantuan
orang lain.
d) Konsep Bani Adam
Adapun kata bani adam dan zurriyat Adam, yang berarti anak Adam atau
keturunan Adam, digunakan untuk menyatakan manusia bila dilihat dari asal
keturunannya. Namun pada intinya konsep manusia dalam konsep Bani Adam,
adalah sebuah usaha pemersatu (persatuan dan kesatuan) tidak adaperbedaan
sesamanya, yang juga mengacu pada nilai penghormatan menjunjung tinggi
nilainilai kemanusian serta mengedepankan HAM. Karena yang membedakan
hanyalah ketaqwaannya kepada Pencipta. Sebagaimana yang diutarakan dalam QS.
Al-Hujarat: 13
e) Konsep Al- Ins
Kata Al- Ins ini memiliki arti yang kebalikan dengan Al- jins. Quraish Shihab
mengatakan bahwa dalam kaitannya dengan jin, maka manusia adalah makhluk
yang kasab mata. Sedangkan jin adalah makhluk halus yang tidak tampak. Dalam
25
konsep ini, dapat dikatakan bahwa dalam konsep al-ins manusia selalu di posisikan
sebagai lawan dari kata jin yang bebas. bersifat halus dan tidak biadab. Jin adalah
makhluk bukan manusia yang hidup di alam “antah berantah” dan alam yang tak
terinderakan.Sedangkan manusia jelas dan dapat menyesuaikan diri dengan realitas
hidup dan lingkungan yang ada.
f) Konsep Abdu Allah ( Hamba Allah )
M. Quraish Shihab dalam Jalaluddin, seluruh makhluk yang memiliki potensi
berperasaan dan berkehendak adalah Abd Allah dalam arti dimiliki Allah.Selain itu
kata Abd juga bermakna ibadah, sebagai pernyataan kerendahan diri. Sebagai
hamba Allah ibadah adalah bentu pengabdian diri kepada Allah SWT, yaitu dengan
menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa dalam konsep Abd Allah atau hamba Allah, manusia merupakan
hamba yang seyogyanya merendahkan diri kepada Allah.Yaitu dengan menta’ati
segala aturan-aturan Allah.
Jadi itulah uraian tentang Islam dan manusia, proses pembentukan manusia
secara umum maupun dalam Islam, serta konsep pandangan Islam tehadap manusia.
26
REVIEW PRESENTASI KELOMPOK 2
ISLAM DAN MASYARAKAT
Islam adalah, sebuah agama atau kepercayaan yang mengajarkan tentang meng-
esakan Allah SWT, yang diamanatkan kepada seluruh nabi dari zaman Nabi Adam As,
namun secara khusus agama Islam adalah agama penyelamat bagi umat manusia yang
dibawa oleh nabi akhiruz zaman yaitu Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan pada umat
manusia. Agama Islam adalah agama yang Rahmatan lil alamin, dalam agama Islam kita
sangat dianjurkan untuk tidak membeda-bedakan orang lain yang ada di masyarakat baik
itu berbeda dalam suku, bangsa, ras, ataupun golongan. Sebagai penganut agama yang
Rahmatan lil alamin baiknya kita juga menjadi umat yang Rahmatan lil alamin pula, dengan
demikian masyarakat akan mengenal agama Islam dengan agama yang ramah, yang baik,
serta yang penuh dengan toleransi.
Masyarakat menurut Islam adalah sebuah perkumpulan yang ada dalam sebuah
negara yang memiliki ciri khas sendiri yang menandakan bahwa dia adalah masyarakat
muslim, tanpa meninggalkan identitas dia sebagai warga negara. Pada umumnya
masyarakat yang beragama Islam ia menyakini bahwa azas untuk membina masyarakat
ialah akidah dan kepercayaannya pada Allah Swt, dan tetap mematuhi peraturan dalam
masyarakatnya yang sesuai dengan ajaran Islam. Menyakini bahwa agama dalam
27
pengertian luas yang meragukan setiap yang berhubungan dengan akidah ibadah,
pergaulan, antara sesama manusia ialah merupakan teras dalam kehidupan pribadi dan
masyarakat. Selain itu masyarakat Islam selalu mengikuti perubahan dan kemajuan zaman
melalui struktur masyarakat sistem kebudayaan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang selalu diselaraskan dengan nilai-nilai islami.
Jadi itulah uraian tentang Islam dan masyarakat, beserta ciri dan karakteristik, serta
panadangan Islam terhadap masyarakat.
28
REVIEW PRESENTASI KELOMPOK 3
Agama adalah pembina kepribadian dan faktor utama pengendali kehidupan umat
manusia supaya manusia menjalankan aktifitas keberagamaannya secara sempurna dan
sesuai ajarannya. Sedangkan Islam adalah sebuah agama yang mengajarkan kita untuk
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Islam artinya patuh, tunduk,
dalam setiap ajaran agamanya. Umat manusia yang hidup di dunia ini tak terlepas dari adat
istiadat dan juga agama, maka dalam hidup di dunia selain kita menjalankan ajaran agama
kita juga di tuntut untuk melaksanakan adat dan istiadat yang ada dalam sebuah masyarakat
tanpa melanggar aturan agama Islam.
Budaya berasal dari kata “buddhayah” yang artinya hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Budaya juga diartikan adat istiadat yaitu sessuatu yang sudah
29
berkembang dan kebiasaan yang turun temurun dari generasi ke generasi yang dilestarikan
dan sulit untuk diubah.
Menurut Sidi Gazalba dia mengatakan bahwa “cara berfikir dan merasa taqwa yang
menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekumpulan manusia yang membentuk
masyarakat.” Artinya kebudayaan adalah cara hidup atau cara penyampaian bentuk
ketaqwa-an seseorang pada sesuatu yang dianggapnya lebih suci yang kemudain menjadi
kebiasaan dalam masyarakat.
Adapun keterkaitan antara Islam dan Budaya yaitu memiliki 2 keterkaitan antara
lain; hubungan antara manusia dengan tuhan dan hubungan antara manusia dengan
manusia. Hubungan yang pertama disebut dengan ibadah, sedangkan yang kedua disebut
dengan muamalah. Jadi kebudayaan itu tidak dapat terlepas dari prinsip keagamaan dan
kemanusiaan.
30
1) Absorption (penyerapan) budaya yang masuk dalam lingkup agama islam haruslah
melalui tahap penyerapan terlebih dahulu, yang dinilai hal tersebut masuk dalam ajaran
agama islam atau tidak.
2) Modification (modifikasi) ada beberapa budaya islam yang wujudnya dari hasil
modifikasi contohnya kubah masjid.
3) Eliminasi (penyaringan) sebelum budaya itu berkembang pada umat islam maka hal
yang dilakukan adalah mengeliminasi budaya-budaya tersebut agar tidak merusak
ajaran agama dan adat agama islam.
➢ Prinsip-prinsip kebudayaan dalam islam
Prinsip-prinsip yang digunakan oleh agama islam dalam budaya ini adalah
menggunakan hukum Al-qur’an dan As-sunnah yang juga menghormati akal. Kemudian
islam membagi kebudayaan menjadi tiga macam di antaranya ; kebudayaan yang tidak
bertentangan dengan islam, kebudayaan yang Sebagian unsurnya tidak sesuai dengan islam
namun kemudia direkonstruksi menjadi kebudayaan iskam, dan kebudayaan yang
bertentangan dengan islam.
1. Tradisi besar yaitu, tradisi yang dilakukan oleh semua orang umat islam di seluruh
dunia. contohnya solat, puasa, dan zakat.
2. Tradisi kecil yaitu, tradisi yang hanya dilakukan oleh orang islam di bagian daerah-
daerah tertentu dengan cara yang berbeda-beda. Contohnnya tradisi meminta
turunnya hujan.
1. Adopsi yaitu mengaitkan budaya satu dengan budaya lain sesuai dengan ajaran
islam.
2. Adaptasi yaitu pertentangan, di antara budaya yang ada, pasti ada yang tidak sesuai
namun dalam islam ada istilah adaptasi dengan membiasakan dengan hal yang baru.
3. Integrasi yaitu hal-hal yang berkaitan dengan adat dan istiadat masyarakat.
31
REVIEW PRESENTASI KELOMPOK 4
Menurut para ahli, Economi berasal dari bahasa yunani oikos” yang berarti rumah
tangga atau keluarga dan “Nomos” yang berarti aturan, peraturan dan hukum. Jadi, secara
garis besar dapat di artikan segala aturan atau managemen untuk menyelenggarakan
kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga. Baik dalam rumah tangga rakyat maupun
dalam rumah tangga Negara.Dalam bahasa arab, ekonomi disebut dengan muamalah
maddiyah yang berarti aturan-aturan tentang pergaulan perhubungan manusia mengenai
kebutuhan hidupnya.
Pengertian lainnya yang berasal dari para ahli diantaranya : menurut Aristoteles, ia
mengatakan bahwa ‘Ekonomi merupakan suatu cabang ilmu yang bisa digunakan dengan
dua jalan, yaitu dapat dipakai dan dapat ditukar. Kata lain, ekonomi mempunyai nilai tukar
dan nilai guna.” Sedangkan menurut Paul Anthony, “ Ekonomi merupakan suatu acara yang
digunakan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya hingga mampu menghasilkan
komoditi dan mendistribusikannya agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas.”
32
permasalahan manusia yaitu dengan memanfaatkan sumber daya sehingga mampu
menghasilkan komoditi dan mendistribusikannya.
33
3. Apa saja Prinsip – prinsip Ekonomi dalam Islam ?
a) Bekerja adalah Ibadah / Pengabdian. Kerja adalah kehidupan, kehidupan adalah
mengabdi. Jadi kerja adalah mengabdi. Ada salah satu ungkapan yang pas untuk prinsip
ekonomi ini yaitu ; "Bekerjalah seakan-akan kamu akan hidup abadi dan beribadah kah
seakan-akan kamu besok akan mati ".
b) Keadilan/non tirani ; Keadilan dan Persaudaraan, keadilan Sosial Manusia, keadilan
Ekonomi, keadilan Distribusi Pendapatan.
c) Suka sama suka. Diperlukan kejujuran yang kuat (transparansi atau keterbukaan.
d) Keseimbangan antara spiritual dan material. Jupiter Tidak bersikap ekstrim, baik
ekstrim spiritual maupun ekstrim material, artinya harus saling legowo.
e) Pemberdayaan dan peningkatan, Mempertahankan agar si kaya senantiasa dalam
keberkatan dan menebar rahmat bagi manusia lainnya., sementara kondisi ekonomi si
miskin bergerak menuju kearah kesejahteraan yang dicita-citakan oleh Islam.
f) Kepercayaan, Tanpa kepercayaan berarti kegiatan/usaha bisnis Islam selalu akan
dibayang-bayangi oleh keraguan.
g) Moralitas, Dibangun untuk membentengi kegiatan dan kerja sama ekonomi dari
serangan tirani dan keserakahan. Serta agar segala sesuatu yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi berjalan sesuai aturan, tidak membabi buta dan menghalalkan semua
cara.
34
melakukan aktivitas dalam pencapaian tujuan perekonomian dengan cara-cara yang
penuh intrik dan tipu daya.
2) Sangat memerhatikan kepemilikan individu, tetapi tetap memiliki batasan-batasan
yang diatur sesuai dengan syariat Islam. Karena konsep inti kepemilikan dalam
Islam adalah milik absolut dari Allah Swt. bahwa manusia hanya diberi amanah
untuk mendayagunakannya sesuai dengan kemaslahatan masyarakat.
3) Negara merupakan salah satu institusi penting dalam perekonomian, salah satu
posisi sentral dalam perekonomian. Negara akan campur tangan apabila telah
terjadi distorsi dalam perekonomian, agar kepentingan ekonomi setiap pelaku
ekonomi dapat terlindungi.
4) Memiliki sistem yang baik bagi pemerataan dalam distribusi pendapatan melalui
instrumen zakat, infak, dan sedekah dari kelompok kaya kepada kelompok miskin.
Dengan sistem ini, pertentangan antarkelas tidak akan teradi karena telah terjadi
saling pengertian antara kelompok kaya dan kelompok miskin. Maka dengan
adanya system ini dapat menghapus deskriminasi antara si kaya dan si miskin.
5) Setiap individu dalam sistem ekonomi Islam akan termotivasi untuk bekerja keras,
dalam setiap ajaran agama menganjurkan bekerja sebagai kunci kesuksesan seorang
individu. Maka dari itu peran individu juga sangatlah penting.
Jadi itulah uraian tentang Islam dan Ekonomi, ada banyak teori-teori yang dikemukakan
oleh para ilmuan dan tokoh-tokoh namun yang ada di atas yang paling sering digunakan
oleh masyarakat. Ekonomi memanglah sangat perpengaruh dalam kehidupan manusia,
namun kita harus tetap menjalankan prinsip-prinsip ekonomi sesuai dengan ajaran agama
Islam.
36
REVIEW PRESENTASI KELOMPOK 5
Persoalan tentang Islam dan negara memang tidak pernah menemukan titik temu
tentang hubungan keduanya, sehingga menjadikan banyak pemikir muslim yang berbeda
pendapat dan pandangannya dalam hal ini. Itu dikarenakan dalam tidak ada dalil/ nas yang
tegas menjelaskan tentang apakah umat Islam harus menderikan sebuah negara atau model
negara seperti apa yang harus didirikan oleh umat Islam? Dan pembahasan soal Islam daan
negara dalam hal ini merupakan ranah ijtihad dan pemikiran yang rasional.
Persoalan tentang Islam dan negara tidak akan pernah selesai, bagi Islam sendiri tidak
terdapat konsep negara secara akurat. Banyak pula pertanyaan yang timbul karena hal-hal
tersebut yaitu diantarnya :
Maka dari itu dalam review kali ini ada beberapa hal yang akan dibahas
37
• Al-Mawardi (w.1058), negara adalah sebuah lembaga politik sebagai pengganti fungsi
kenabian guna melaksanakan urusan agama dan mengatur urusan dunia.
• Menurut Azhari, negara adalah suatu kehidupan berkelompok atas dasar amanah
fungsi khalifah Allah di bumi
Selain itu negara juga bisa disebut dengan kata “daulah”, kata daulah Sering merujuk
pada Al-Qur’an yang menggunakan diksi al-balad beserta derivasinya. Kata “Daulah” juga
dapat diartikan sebuah tempat atau wilayah yang mempunyai batasannya dimana di
dalamnya terdapat orang-orang yang tinggal. Dalam sebuah negara pastilah memiliki
komponen-komponen atau unsur-unsur yang dapat dikatakan negara apabila memenuhi 4
syarat. Di antaranya yaitu :
a) Rakyat
Negara dapat dikatakan sebuah negara jika memiliki rakyat, karena tidak berfungsi
sebuah negara jika tidak memiliki penghuni. Sedangkan pengertian dari rakyat adalah
orang yang berdiam dan berkumpul di suatu negara.
b) Wilayah
Dan jika sebuah negara telah memiliki penghuni atau rakyatnya, juga percuma bila
tidak memiliki wilayah yang dapat dihuni. Sedangkan pengertian wilayah adalah
suatu daerah yang terdiri dari daratan, lautan, udara dan wilayah ekstrateritoria.
c) Pemerintah
Sebuah negara jika sudah memiliki rakyat dan wilayah tidak akan terwujud menjadi
sebuah negara bila tidak ada pemerintahan yang mengatur rakyat-rakyatnya.
Pemerintah berarti yang mengatur di dalam negara. Pemerintah dalam arti yang
sempit adalah terdiri dari presiden dan wakil presiden, namun pemerintah dalam arti
yang luas yaitu yang terdiri dari Lembaga legislatif, eksekutif, dan juga yudikatif.
d) Pengakuan dari negara lain
Negara diakui bukan hanya deklrasi sendiri tetapi diakui pula oleh negara lain.
Sehingga negara tersebut dapat diterima oleh negara-negara lainnya. Jika sudah
terpenuhi syarat-syarat seperti rakyat, wilayah, dan memiliki pemerintah baru
dikatakan sebuah negara itu sah jika keberadaannya telah diakui oleh negara lain.
❖ Lalu Apa Hubungan antara Negara dan Agama?
Hubungan antara negara dan agama secara umum dibagi menjadi tiga bentuk, di
antaranya sebagai berikut: Penyatuan antara agama dan negara, yaitu negara dibentuk
38
berdasarkan konstitusi agama; Persinggungan antara agama dan negara, yaitu merupakan
jalan tengah yang memilih sepenuhnya dan menolak sepenuhnya hukum Islam; Pemisahan
antara agama dan negara, yaitu yang menjadi tanggung jawab perorangan.
Hubungan antara Islam dengan negara ini adalah hubungan yang lebih spesifik,
karena memang antara Islam dan negara sering kali terjadi perdebatan di berbagai kalangan.
Jadi hubungan antara keduanya yaitu sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan Islam adalah satu, sempurna, dan lengkap yaitu, bahwa
islam adalah agama yang ajarannya sempurna dan serba lengkap. Bahwa Islam tidak
hanya mengatur soal spiritualitas atau hubungan antara manusia dengan penciptanya,
tetapi lebih daripada itu. Di dalam Islam sudah terdapat tata nilai dan etika bagi
kehidupan manusia, baik itu tentang hubungan manusia dengan Penciptanya, hubungan
dengan sesama manusia, bahkan hubungan manusia dengan alam semesta tempat
manusia hidup. Tak terkecuali di dalamnya tentang tata nilai dan etika dalam kehidupan
bernegara.
Selain itu dijelaskan bahwa Islam adalah suatu agama yang serba lengkap, di
dalamnya terdapat pula antara lain sistem kenegaraan atau politik. Oleh karenanya
dalam bernegara umat Islam hendaknya kembali kepada sistem ketatanegaraan Islam,
dan tidak perlu atau bahkan jangan meniru sistem ketatanegaraan Barat. Sistem
ketatanegaraan atau politik Islami yang harus diteladani adalah sistem yang telah
dilaksanakan oleh Nabi Muhammad saw, dan oleh empat al-Khulafa al-Rasyidin.
39
agama maupun dari segi rasio, pola pemerintahan khilāfah itu tidak perlu, karena risālah
atau misi kenabian dengan pemerintahan memiliki perbedaan. Risalah kenabian itu
bukan pemerintahan dan bahwa agama itu bukan negara
3) Pandangan Moderat
Ulama’ Husain Haikal mengatakan bahwa, kehidupan bernegara bagi Islam itu
bermula pada zaman Nabi Muhammad Saw. yang hijrah ke Madinah, dan diketahui
bahwa ajaran Islam lebih ke republik dari pada kerajaan, karena Khalidah pada masa
setelah meninggalnya Rasulullah dipilih secara demokrasi. Dan kedudukan Khalifah
lebih tinggi dibandingkan Presiden ataupun para Raja.
Pandangan moderat ini agama memberikan tata nilai etika bagi kehidupan negara.
Menolak pendapat yang menyatakan bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap,
menolak pula bahwa Islam terdapat sistem kenegaraan, tetapi pandangan ini juga
menolak anggapan bahwa Islam adalah agama dalam pengertian Barat yang hanya
mengatur hubungan antara manusia dan Maha Penciptanya. Pandangan ini berpendirian
bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat
tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.
❖ Kesimpulan;
Hubungan Islam dan negara itu memiliki tiga pendapat yaitu pendapat yang
menggabungkan agama dengan negara, pendapat yang memisahkan agama dengan negara,
dan pendapat tengah-tengah yang menyatakan secara tata etika Islam berhubungan dengan
negara. Tidak ditemukan dalil yang mewajibkan umat Islam untuk mendirikan sebuah
negara, sehingga bukanlah atas dasar perintah nash yang tegas, melainkan semata-mata atas
dasar ijtihad dan pemikiran rasional. Akan tetapi, prinsip-prinsip dasar dari Al-Qur’an
dapat diterapkan dalam pengelolaan Negara, baik yang berbentuk republik maupun
monarki
Sedangkan dari konteks Indonesia pelaksanaan hubungan agama dan negara tidak
dapat dikatakan bahwa Indonesia adalah negara agama Islam, dan tidak pula negara yang
sekuler dalam sejarah Indonesia kita mengenal Piagam Jakarta. Islam sendiri masih
menganut paham moderat, yang tidak memungkiri keberagaman Indonesia, baik itu
perbedaan agama, suku ataupun bangsa. Dalam kondisi ini Negara Indonesia tidak dapat
menerapkan seutuhnya ajaran agama Islam, karena Indonesia memiliki keberagaman,
karena bisa jadi nanti akan muncul inteleransi.
Dasar negara Indonesia sendiri adalah Pansila, yang terdapat banyak nilai-nilai
Islam namun dibuat universal agar dapat diterima oleh agama-agama lain. Nah dari sini
40
ideologi yang digunakan oleh Indonesia banyak yang sudah sesuai dengan tuntutan dari
berbagai agama dan termasuk agama Islam.
41
REVIEW PRESENTASI KELOMPOK 6
42
1) Teori evolusi ada dua :
o Evolusi Unlinier yaitu Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang dialami
manusia melalui tahapan-tahapan tertentu, dari yang sederhana menuju tahapan
kompleks hingga sempurna. Masyarakat akan melewati beberapa tahapan agar
menuju yang lebih kompleks tersebut yaitu secara singkatnya dari tahap awal
hingga akhir.
Contohnya, masyarakat yang pada mulanya primitif di Eropa berubah menjadi
masyarakat Industri yang modern. Contoh lainnya adalah Masyarakat yang
berpindah tempat (Masyarakat Nomaden) menuju masyarakat yang sudah menetap
(Masyarakat Tetap) atau biasa yang kita sebut dengan transmigrasi masyarakat.
o Evolusi Multilinier yaitu Teori yang menyatakan bahwa perubahan yang dialami
manusia melalui tahapan dari awal hingga akhir namun dalam jalan dan berbeda.
Contonya, peradaban Islam, seperti yang kita tau bahwa peradaban Islam sering kali
terjadi banyak perubahan dalam setiap tahapannya.
2) Teori Siklus yaitu perubahan yang tidak berakhir pada tahap akhir tapi pada tahap
kehancuran dan berulang berawal lagi pada tahap awal.
3) Teori Fungsional, yaitu bagian elemen masyarakat dipercayai dapat mempengaruhi
dibagian masyarakat lain. Contoh perjalanan ke Mekkah pastilah menggunakan alat
transportasi.
4) Teori Konflik yaitu pada zaman pra kemerdekaan yang muncul banyak peradaban
baru.
Bagaimankah Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial ?
Perubahan ini memiliki beberapa bentuk perubahan yang terjadi dalam masyarakat
sehingga mengakibatkan terjadinya sebuah perubahan sosial, Adapun bentuk-bentuk dari
perubahan sosial yaitu di antarnya :
• Perubahan yang lambat
Yaitu sebuah perubahan yang terjadi karena masyarakat ingin menyesuaikan dengan
kebutuhan, keadaan/kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
• Perubahan yang cepat
Yaitu sebuah perubahan yang terjadi karena adanya pergantian secara cepat terhadap
berbagai aspek kehidupan yg penting yang mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok
kehidupan masyarakat. Contohnya refolusi industri.
• Perubahan sosial kecil
43
Perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh
langsung/tidak berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan dan lembaga
kemasyarakatan. Contohnya Perubahan pakaian dan modernisasi.
• Perubahan sosial besar
Perubahan ini membawa pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan serta
menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan. Contohnya perubahan agraris-
industri.
• Perubahan yang direncanakan
Perubahan yang diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang
akan mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Contohnya peralihan telepon kabel
ke telepon genggam.
• Perubahan yang tidak direncanakan
Perubahan yang berlangsung tanpa direncanakan / dikehendaki oleh masyarakat dan di
luar jangkauan pengawasan masyarakat. Contohnya bencana banjir karena
penggundulan hutan.
Bagaimana hubangan antara Islam dan perubahan sosial ?
Pada dasarnya sejarah kehidupan manusia sebagian besar telah memberikan
informasi tentang adanya sumber terjadi perubahan sosial yaitu yang berasal dari
keberadaaan sistem keyakinan atau tata nilai, selain itu berasal dari organisasi dan sistem
sosial, sistem politik, konflik sosial atau ekonomi dan tak ketinggalan adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Hubungan antara Islam dan perubahan sosial secara garis besar adalah diskursus
yang sangat menarik, karena sesungguhnya Islam sebagai sistem keyakinan dan tata nilai
seringkali dipersepsikan sebagai doktrin yang statis dan status quo atas berbagai agenda
kehidupan yang ada. Islam sebagai agama dan pedoman Al-Qur’an dan Hadits adalah
petunjuk terhadap setiap urusan dan perilaku manusia di bumi dan dalam konteks hubungan
vertikalnya dengan Allah maupun hubungan horizontal dengan sesame manusia dan alam
semesta ini.
Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa Islam memiliki hubungan yang
erat dalam perubahan sosial, karena tanpa adanya peran agama akan membuat perubahan
sosial ini menjadi seenaknya mungkin saja akan dapat melewati batas dari aturan agama
khususnya Islam.
44
REVIEW PRESENTASI KELOMPOK 7
Jika kita berbicara mengenai Islam dan Gerakan sosial maka akan menjadi dua
pembahasan dalam persoalan ini yaitu; Gerakan sosial Islam itu sendiri dan Gerakan sosial
secara umum yang dikaji dalam perspektif Islam. Hidup di dunia tidak terlepas dari persoalan
sosial, banyak dalam pikiran kita yang ingin memberontak terhadap sesuatu yang kita rasa tidak
pas dan kurang pantas dalam kehidupan ini, sehingga muncul-lah pergerakan sosial untuk
menangkis dan menjawab tantangan zaman, namun setiap gerakan sosial perlu dikenali dan
harus sesuai dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu dalam tulisan review saya kali ini
akan membahas lebih rinci mengenai Islam dan Gerakan Sosial sebagai berikut :
A. Gerakan Sosial
Pengertian dari gerakan sosial dapat kita ambil dari pendapat para ilmuan di antaranya
sebagai berikut :
1. Menurut pendapat dari Cohen beliau mengatakan bahwa, gerakan sosial adalah gerakan
yang dilakukan oleh sejumlah orang yang sifatnya terorganisir dengan tujuan untuk
merubah atau mempertahankan sesuatu unsur tertentu dalam masyarakat yang luas.
2. Menurut pendapat dari Zurcher dan Snow beliau berbeda pendapat dengan Cohen,
beliau mengatakan bahwa, gerakan sosial adalah kegiatan yang sifatnya kolektif yang
mengekspresikan tingkat kepedulian yang tinggi tentang beberapa isu tertentu.
3. Sedangkan pendapat yang terakhir yaitu dari Gusfield dan Allen. Dia berpendapat
bahwa, gerakan sosial adalah kegiatan dan kepercayaan masyarakat akan harapan
adanya perubahan beberapa aspek.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa gerakan sosial sama-sama
memiliki tujuan yaitu untuk melakukan sebuah perubahan bagi masyarakat luas tanpa
terkecuali hal tersebut adalah wujud dari harapan masayarakat agar tercipta lingkungan
yang lebih baik.
Gerakan sosial pastilah memiliki tahapan dalam prosesnya menurut Macionis ada 4
tahapan yang di lalui dalam Gerakan sosial antara lain sebagai berikut :
1) Emergence (tahap kemunculan). Tahap yang pertama adalah tahap munculnya gerakan
sosial yang biasanya didorong oleh suatu persepsi bahwa segalanya tidak sedang baik-
baik saja. Beberapa gerakan perempuan dan hak asasi sipil.
46
- Contohnya, munculnya Gerakan-gerakan tersebut karena penyebaran ketidak-puasan
yang diperoleh Sebagian orang. Sementara gerakan-gerakan yang lainnya muncul
sebagai kesadaran yang dipelopori oleh kelompok- kelompok kecil tentang beberapa isu
tertentu.
2) Coalescence (tahap penggabungan). Dalam tahap ini, gerakan mungkin terlibat dalam
Tindakan yang kolektif seperti demonstrasi untuk menarik perhatian media massa dan
perhatian publik. Gerakan juga dimungkinkan membentuk aliansi dengan organisasi
yang lainnya untuk mendapatkan sumber daya yang diperlukan.
- Contonya : Demontrasi yang sering dilakukan oleh mahasiswa atau mahasiswi di
beberapa wilayah yang sering kali terjadi di depan Gedung DPR.
3) Bureaucratization (tahap Birokratisasi). Tahapan ini memiliki tujuan agar menjadi
sebuah kekuatan politik, suatu gerakan sosial harus memiliki sifat-sifat birokrasi.
Dengan demikian, gerakan sosial akan menjadi mapan, ketergantungan terhadap
charisma pemimpin akan sedikit menurun karena akan digantikan oleh staf yang
mumpuni.
4) Decline (tahap Kemunduran/Penurunan). Tahapan terakhirnya adalah penurunan, pada
akhirnya, suatu gerakan sosial akan kehilangan pengaruhnya.
Sedangkan menurut pendapat Deliar Noer juga terdapat 2 paradigma yaitu, ada
Islam tradisional dan Islam modern. Ada tiga aspek yang dapat kita ambil dari pendapat
Deliar Noer, diantaranya;
47
▪ Masyarakat Islam Indonesia mulai menyadari perlunya perubahan dalam kemajuan
Islam.
▪ Kemunculan beberapa gerakan-gerakan di Indonesia untuk merubah konsep
gerakan Islam masa lalu dengan gerakan yang memiliki kompetisi lebih baik untuk
dapat bersaing,
Adapun beberapa gerakan yang lahir di Indonesia, antara lain: Serikat Islam,
Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan gerakan lainnya yang dapat memajukan Islam
di Indonesia, yang mana dalam setiap gerakan memiliki perbedaan ciri-ciri dan konsep
sendiri. Jadi itulah penjelasan singkat tentang Islam dan Gerakan Sosial baik secara
umum maupun yang ada di Indonesia.
48
REVIEW PRESENTASI KELOMPOK 8
Kita pasti tidak asing lagi dengan kata “Globalisasi” namun terkadang kita belum terlalu
memahami tentang arti dari globalisasi bagi kehidupan kita, dan bagaimana pula kaitannya
antara Agama Islam dengan Globalisasi. Maka dari itu saya akan membahas secara lebih rinci
tentang persoalan Islam dan globalisasi di antaranya sebagai berikut :
Globalisasi berasal dari kata “globe” yang berarti bola dunia, sedangkan akhiran -sasi
mengandung makna sebuah proses atau keadaan yang tengah berlangsung saat ini. Globalisasi
merupakan sebuah proses mendunia yang sedang terjadi saat ini berkaitan dengan berbagai
bidang dan aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara-negara di dunia. Jadi Globalisasi
adalah keadaan yang tengah berlangsung di dunia, yang menyebabkan terjadinya berbagai
perubahan dari segala aspek kehidupan seluruh masyarakat yang ada di dunia.
49
3) Globalisasi juga dapat menjadikan seseorang kehilangan identotasnya sebagai seorang
warga negara di suatu negar tertentu karena mengikuti trend dunia barat, dan gaya hidup
orang barat.
4) Karena banyak nya masyarakat yang meninggalkan produk-produk lokal, dan lebih
memiliki produk luar negeri menjadikan adanya sebuah kesenjangan sosial, karena
adanya persaingan pasar bebas.
5) Globalisasi ini juga dapat memunculkan sikap individualisme karena terciptanya
ketidakpedulian satu sama lain karena menuruti perkembangan yang ada di barat.
• Bagaimana Pengaruh Globalisasi dalam pandangan Islam ?
Islam sebagai agama juga ikut berperan dalam adanya globalisasi, karena jika
globalisasi tidak sesuai dengan ajaran agama maka globalisasi tidak dapat diterima oleh
masyarakat muslim. Adapun pengaruh globalisasi dalam pandangan Islam sebagai berikut;
a. Sektor Ekonomi.
Ekonomi menjadi Pengaruh globalisasi paling berperan untuk kemajuan dan
perkembangan suatu negara bahkan perkembangan Islam itu sendiri. Integrase
ekonomi dalam globalisasi yang berkembang pesat karena di dukung kemajuan
teknologi.
b. Sektor Teknologi.
Perintah Tuhan untuk saling mengenal antar suku dan bangsa di dunia dapat
menciptakan kesejahteraan di dunia termasuk dalam kerjasama di bidang teknologi.
Bagaimana tidak setiap perkembangan zaman yang ada di dunia ini pasti ditandai
dengan adanya perkembanagn teknologi yang makin lama makin canggih.
c. Sektor Sumber Daya Manusia.
Negara dapat dikatakan maju jika memiliki kualitas SDM yang bagus pula, maka dari
itu kualitas SDM suatu negara yang rendah dapat ditingkatkan dengan cara migrasi ke
negara maju untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu
menyusun rencana pembangunan nasional dan daerah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
d. Sektor Kesehatan.
Kesehatan adalah nikmat yang paling tinggi bagi manusia, menurut Islam pengaruh
globalisasi juga sangat berpengaruh terhadap kemjuan di bidang Kesehatan. Di dalam
perspektif Islam memandang penyakit sebagai cobaan dari Tuhan kepada
manusia/bangsa untuk menyadari kebesaran Tuhan, bertaqwa dan beribadah (bekerja,
shodaqoh, beribadah) semata-mata karena Allah. Contohnya pada saat ini mengenai
50
penyakit yang sedang melanda di Indonesia, yaitu covid- 19, dengan adanya globalisasi
kita sebagai negara Indonesia dapat ikut merasakan obat yang telah ditemukan oleh
orang barat.
e. Sektor Pendidikan.
Era globalisasi dapat menjadi batu loncatan dalam pengembangan pendidikan Islam
untuk meningkatkan keberadaannya dan memperluas peranannya. Jadi adanya
globalisasi atau suatu keadaan yang sedang berlangsung sehingga masyarakat selalu
dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, termasuk dalam bidang Pendidikan.
Contohnya pada saat ini karena adanya pandemic mau tidak mau Pendidikan harus
berlangsung secara “daring” hal ini terjadi akibat adanya pengaruh globalisasi.
f. Sektor Politik.
Dalam perihal politik ‘internasional’, Muslim mengalaminya secara berkala dengan
pemerintahan mulai dari tata negara Persia, kekhalifan, kesultanan, dan imamah
hingga sistem negara-negara modern. Karena adanya globalisasi setiap abadnya pasti
terjadi perubahan bentuk pemerintahan.
• Bagaimana Globalisasi bagi perkembangan Muslim yang ada di Indonesia ?
Globalisasi memengaruhi pergeseran dan cara umat Islam yang ada di Indonesia dalam
mengekspresikan iman dan takwa secara bervariasi, dapat berakibat lebih terlihat dalam
identitas Islam mereka. Di bidang sosial budaya, dapat meningkatkan kesdaran akan
budaya yang harus tetap dilestarikan, dan memiliki kebebasan dalam bersosial tanpa
melanggar aturan agama. Di bidang teknologi, meningkatnya eksploitasi simbol-simbol
Islam di ruang publik tidak selalu bisa dilihat sebagai bentuk kesalehah umat Muslim.
Sedangkan dalam kondisi politik, korupsi masih merupakan masalah akut yang sulit
diberantas, yang lebih parahnya lagi lebih banyak yang melakukan korupsi adalah orang-
orang yang berpendidikan dan yang tau betul tenatang hukum korupsi tersebut.
Jadi di Indonesia ini tidak kekurangan orang-orang yang pandai namun di Indonesia
hanya kekurangan orang-orang yang jujur dalam hidupnya sendiri sehingga menjadikan
orang tersebut terbawa arus globalisasi dengan begitu saja.
• Bagaimana memposisikan Islam dalam globalisasi ?
Islam sebagai ajaran global yang memiliki ajaran universal. Menyikapi masalah
globalisasi, maka prinsip-prinsip ajaran Islam yang universal dapat dijadikan sebagai
pedoman bagi umat Islam. Jadi memposisikan Islam dalam globalisasi yaitu dengan cara,
setiap orang harus memiliki sebuah kesadaran akan hal-hal yang akan berpenagaruh dalam
51
kehidupananya. Tanpa adanya kesadaran dalam menagitkan antara agama denagan
globalisasi orang akan dengan mudahnya hanyut dan ikut terbawa arus yang negatif. Maka
dari itu perlu memposisikan Islam di atas globalisasi pada setiap perubahan keadaan terjadi
pada diri sendiri.
• Bagaimana usaha-usaha yang harus dilakukan oleh seorang Muslim dalam
menghadapi Globalisasi ?
Usaha-usaha yang harus dilakukan oleh Muslim dalam menghadapi Globalisasi yaitu :
- Dengan memberi landasan dan tidak mengabaikan ajaran-ajaran Islam
- Tanpa harus menghilangkan secara radikal nilai-nilai budaya
- Agama berperan dalam membangun SDM yang berkualitas tanpa selalu bergantung
pada pola kehidupan Barat dan berperan dalam membangun moral yang baik
- Pendidikan merupakan bentuk terwujudnya human capital yang didesain sedemikian
rupa agar mampu mencetak SDM yang teguh keimanan dan ketaqwaannya, siap berlaga
dan sukses di era globalisasi dengan berlandaskan pada AI-Qur'an dan Hadits.
Jadi kesimpulannya dalam mengahadapi era globalisasi sebagai seorang Muslim, yang
harus kita lakukan yaitu dengan cara nboleh mengikuti perkembangan proses yang sedang
berlangsung di dunia namun dengan tanpa meninggalkan ajaran agama Islam, maksudnya
setiap kita menginginkan untuk melakukan sebuah perubahan karena globalisasi yang harus
kita lakukan adalah dengan tetap mengikuti ajaran agama Islam, agar tidak terjerumus dalam
dampak negative globalisasi.
52