You are on page 1of 14

KISI-KISI PIH SEMSETER 1 (2019)

1. Jelaskanlah ruang lingkup dari PIH tersebut !


Jawab : ruang lingkup PIH terdiri dari 3 bagian utama yaitu, ilmu tentang kaidah, ilmu tentang
pengertian, dan ilmu tentang kenyataan.
 Ilmu tentang kaidah (norm wissen schaft) : hukum sebagai norma atau kaidah ditelaah
melalui ilmu tentang kaidah, yang mempelajari hukum sebagai pedoman, standar,
patokan bagaimana seharusnya manusia bersikap tindak dst.
 Ilmu tentang pengertian (begrifen wisschen schaft) : pengertian-pengertian dasar yang
merupakan ciri dari suatu bidang ilmu oleh karena itu ilmu pengertian disini maksudnya
adalah pengertian-pengertian dasar dalam ilmu hukum.
 Ilmu tentang kenyataan (taatsachen wissen schaft : bagian dari ilmu hukum yang
mengkaji kenyataan-kenyataan sosial terhadap berlakunya hukum di masyarakat atau
dengan kata lain mengkaji bagaimana senyatanya hukum di masyarakat.
2. Jelaskan alasan mengapa hukum sulit didefinisikan !
Jawab : hukum sulit didefinisikan karena :
a. Hukum memiliki ruang lingkup yang luas. Hukum ada pada setiap bidang kehidupan
manusia yaitu politik, ekonomi dan sosial.
 Pada bidang politik : sebagian bidang politik diatur oleh hukum yang dinamakan
hukum politik. Ex : hukum politik dan hukum tata negara.
 Pada bidang ekonomi : sebagian bidang ekonomi diatur oleh hukum yang dinamakan
hukum ekonomi. Ex : hukum perdata dan hukum dagang.
 Pada bidang sosial : sebagian bidang sosial diatur oleh hukum yang dinamakan
hukum sosial. Ex : hukum lingkungan dan hukum kesehatan.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa hukum terdapat pada bidang politik,
ekonomi dan sosial. Dan masing-masing bidang kehidupan tersebut memiliki arti atau
definisi tersendiri tentang hukum. Oleh karennya, tidak ada definisi hukum yang mampu
menggambarkan ketiga bidang kehidupan tersebut secara keseluruhan.
b. Hukum memiliki banyak aspek atau segi. Hukum setidaknya memiliki 4 aspek atau segi:
 Segi nilai.
 Segi asas (konkretisasi dari nilai).
 Segi norma/kaidah (konkretisasi dari asas).
 Prilaku/sikap tindak.
3. Sebutkan paling tidak (5) definisi hukum yang diberikan masyarakat !
Jawab : definisi hukum dari masyakat :
 Sebagai ilmu pengetahuan.
 Sebagai disiplin atau sistem ajaran.
 Sebagai tata hukum.
 Sebagai norma/kaidah.
 Sebagai sikap tindak yang dilakukan secara terus menerus/ajeg.
 Sebagai proses pemerintahan.
 Sebagai keputusan penguasa.
 Sebagai aparat penegak/.
 Sebagai jalinan nilai.
 Sebagai seni.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum preskriptif !
Jawab : disiplin hukum bersifat preskriptif yaitu suatu disiplin yang mengkaji tentang apa
yang seharusnya ( das sollen/ought to).
5. Jelaskan tentang kaidah yang dibentuk oleh manusia yang mengatur aspek kehidupan pribadi
dan aspek kehidupan antar pribadi !
Jawab : macam kaidah yaitu :
a. Kaidah aspek hidup pribadi.
 Kaidah kepercayaan (kesucian hidup beriman), bersumber dari tuhan.
 Kaidah kesusilaan (kebersihan & kebaikan hati nurani), bersumber dari hati nurani
manusia.
b. Kaidah aspek hidup antar pribadi.
 Kaidah sopan santun (kesedapan hidup bersama/ pleasant living together), bersumber
tata pergaulan antar manusia dan berlakunya tidak universal.
 Kaidah hukum (kedamaian hidup bersama/ peacefull living together).
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kaidah hukum umum dan kaidah hukum khusus dan
berikan contohnya masing-masing !
Jawab : kaidah hukum umum dan abstrak :
 Kaidah hukum umum/abstrak : kaidah atau norma yang keberlakuannya ditujukan
untuk umum atau semua orang serta memiliki keberlakuan yang bersifat terus
menerus. Contoh : UUD 1945 dan KUHP.
 Kaidah hukum khusus/konkret : kaidah yang keberlakuannya ditujukan kepada
kelompok atau individu tertentu dan biasanya masa keberlakuannya terbatas atau habis
sekalai pakai (einmahlig). Contoh : di bidang pemerintahan yaitu perizininan (sim),
pembebanan (pajak), penetapan status (sk), pembuktian (ijazah) dan hak kepemilikan
(akreditasi). Di bidang politie/penindak yaitu surat perintah penangkapan dan surat
perintah penahanan. Di bidang peradilan yaitu vonis hakim.
7. Jelaskan mengapa kaidah hukum tidak memiliki esensi berupa paksaan dan bagaimana
caranya agar kaidah hukum tersebut dapat dipaksakan !
Jawab : kaidah hukum tidak memilki esensi paksaan karena hukum hanya bersifat sebagai
patokan/mematoki tingkah laku manusia dan hukum itu sendiri tidak bisa memaksa manusia
yang notabenennya memiliki kebebasan bertingkah laku. Supaya hukum dapat dipaksakan,
hukum memerlukan kekuasaan untuk dijalankan. Dalam hal ini hukum dapat dipaksakan oleh
penguasa melalui aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim dsb.
8. Jelaskan tentang penyimpangan kaidah hukum dan berilah contohnya masing-masing !
Jawab : penyimpangan kaidah hukum dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Penyelewengan, yang terbagai menjadi 4:
 Penyelewengan terhadap kaidah pidana yang dinamakan peristiwa pidana/delict.
Contohnya : melakukan pencurian.
 Penyelewengan terhadap kaidah perdata yang dinamakan perbuatan melawan
hukum. Contohnya : melakukan ingkar janji/wanprestasi.
 Penyelewengan terhadap kaidah tata negara yang disebut tindakan melebihi
kekuasaan yang diberikan kepadanya. Contoh : dosen yang memilki tugas untuk
mengajar, namun ia meminta uang spp kepada mahasiswa.
 Penyelewengan terhadap kaidah administrasi negara yang dinamakan tindakan
menyalahgunakan kekuasaan. Contohnya : dosen menilai hasil UAS mahasiswa
dengan meminta sejumlah uang tertentu.
b. Pengecualian/dispensasi, terbagi menjadi 2:
 Pembenaran (recht vaarding gronds), yang terbagi :
1. Noodtoestand (karena dalam keadaan terpaksa). Contohnya: merusak kaca bis
damri ketika mengalami kecelakaan.
2. Wettelijk voor schrift (karena perintah UU). Ex: algojo.
 Bebas kesalahan, melakukan kesalahan akan tetapi dimaafkan. Misalnya dalam
berat lawan (over macht) seperti melawan begal.
9. Jelaskanlah perbedaan antara penyelewengan dan pengecualian terhadap kaidah hukum !
Jawab : penyelewengan/ delik adalah penyimpangan dari kaidah hukum tanpa mempunyai
dasar yang sah. Perbuatan salah ini dapat dikenakan sanksi. Penyelewengan terdiri dari
penyelewengan terhadap kaidah terhadap kaidah HTN, penyelewengan terhadap kaidah
HAN, penyelewengan terhadap kaidah pidana, penyelewengan terhadap kaidah perdata.
Sedangkan pengecualian/ dispensasi adalah penyimpangan dari kaidah hukum yang memiliki
dasar yang jelas dan sah. Pengecualian dibagi dua yaitu pembenaran dan bebas kesalahan.
10. Jelaskan dua jenis perumusan kaidah hukum dan berilah contohnya masing-masing !
Jawab : agar suatu kaidah hukum dapat memberikan kepastian dapat dilakukan dengan cara
dirumuskan secara tertulis. Terdapat dua jenis perumusan kaidah hukum yaitu:
 Perumusan hipotetis, yaitu perumusan yang mengandung hubungan sebab akibat.
Contohnya pasal 362 KUHP tentang pencurian.
 Perumusan kategoris, yaitu perumusan yang tidak mengandung hubungan sebab akibat,
hanya melalui perumusan sebab. Contohnya : perumusan pasal 1 dalam UU, ketentuan
ketentuan dalam UUD 1945 dan asas monogami pada Undang-undang perkawinan no.1
tahun 1974.
11. Jelaskan perbedaan pandangan antara Logemann dan Ter Haar terkait dengan hubungan
antara penyataan kaidah hukum dengan kebiasaan tersebut !
Jawab : Logeemann menyatakan yang harus lebih dulu adalah penyataan kaidah hukum oleh
penguasa kemudian diterapkan dalam kebiasaan. Dengan kata lain, kebiasaan haruslah
melaksanakan kaidah hukum.
Sedangkan Ter Haar menyatakan yang harus lebih dulu adalah kebiasaan yang kemudian
diikuti penyataan kaidah hukum dengan syarat kebiasaan tersebut bukanlah kebiasaan buruk.
Contoh : UU perkawinan.
12. Jelaskan tiga landasan keberlakuan kaidah hukum tersebut !
Jawab : suatu kaidah hukum agar memiliki keabasahan maka harus memiliki dasar keabsahan
atau keberlakuan terdiri dari:
a. Secara yuridis, berlaku apabila memenuhi beberapa ketentuan, yaitu :
Menurut Hans Kelsen apabila kaidah hukum yang lebih rendah tidak boleh bertentangan
dan harus berdasarkan kaidah hukum yang lebih tinggi.
Menurut zeven bergen kaidah hukum dibentuk berdasarkan prosedur atau tata cara yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Menurt logemann, suatu kaidah hukum harus mengandung sebab-akibat.
b. Secara sosiologis, berlaku di masyarakat dengan cara :
Teori pengakuan apabila kaidah hokum tersebut diakui atau diterima oleh masyarakat
secara sadar dan sukarela.
Teori paksaan apabila kaidah hukum tersebut dipaksakan keberlakuannya oleh penguasa.
c. Secara filosofis, berlaku apabila kaidah hukum tersebut dibentuk berdasarkan nilai-nilai
yang hidup di masyarakat atau budaya hukum.
13. Hukum memiliki landasan keberlakuan yang komulatif, jelaskan akibatnya jika hukum tidak
memiliki ketiga landasan yang bersifat komulatif tersebut !
Jawab : landasan keberlakuan hukum harus bersifat komulatif atau dengan perkataan lain, 3
landasan keberlakukan hukum harus terpenuhi semua.
Jika kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis maka kaidah hukum tersebut hanya akan
menjadi kaidah yang mati.
Jika kaidah hukum hanya berlaku secara sosiologis dalam pengertian teori paksaan, maka
kaidah hukum tersebut hanya akan menjadi alat pemaksa bagi penguasa.
Jika kadiah hukum hanya berlaku secara filosofis, maka kaidah hukum tersebut hanya akan
menjadi hukum yang dicita-citakan.
14. Jelaskan 4 lingkup keberlakuan kaidah hukum tersebut !
Jawab : lingkup keberlakuan kaidah hukum (gebiedsleer) yaitu
a. Wilayah (ruimtegebied), kaidah hukum dibentuk dan diberlakukan dalam batas tempat
tertentu. Mislanya hukum nasional, hukum internasional, dan hukum regional.
b. Pribadi/ subjek hukum (personengebied), kaidah hukum dibentuk dan ditujukan kepada
subjek tertentu. Seperti hukum yang berlaku bagi semua warga negara, hukum yang
berlaku bagi suatu golongan tertentu dan hukum antar golongan.
c. Waktu (tijdsgebied), kaidah hukum memiliki keberlakuan dalam jangka waktu tertentu.
Ius constitutum (hokum postif) dan ius constituendum (hukum yang masih dicita-citakan,
missal RUU)
d. Urusan (zaaksgebied), kaidah hukum ketika dibentuk dan diberlakukan maka akan
memuat sasaran ikhwal/ objek tertentu, lebih lanjut lagi penggolongan dalam hukum
privat atau publik
Contohnya : UU no 12 tahun 2013 tentang pemibinaan anak jalanan, gelandangan, dan
pengemis. Wilayahnya ditujukan untuk daerah Palembang, pribadi ditujukan kepada anak
jalanan, gelandangan, dan pengemis, waktunya dari berlakunya UU tersebut 2013, urusannya
yaitu masyarakat tidak boleh memberi uang terhadap anak jalanan, gelandangan, dan
pengemis.
15. Jelaskan pengertian-pengertian dasar daripada hukum !
Jawab :
a. Masyarakat hukum. Masyarakat diartikan sebagai suatu sistem hubungan yang teratur.
Maka pengertian masyarakat hukum adalah sistem hubungan teratur dengan hukumnya
sendiri. Hukumnya sendiri adalah hukum yang tercipta di dalam, oleh dan untuk
masyarakat dalam hubungan tersebut. Hubungan dapat berupa relasi (abstrak) atau
komunikasi (konkret).
b. Subyek hukum, yaitu segala sesuatu yang dapat mendukung hak dan kewajiban.
c. Hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban diartikan sebagai peranan. Peranan adalah
pelaksanaan hak dan kewajiban. Hak adalah peranan yang boleh tidak dilaksanakan
(fakultatif), sedangkan kewajiban merupakan peranan yang harus dilaksanakan
(imperatif).
d. Peristiwa hukum, yaitu peristiwa yang akibatnya diatur oleh hukum atau setiap peristiwa
yang mempunyai akibat hukum.
e. Hubungan hukum (rechtsbetrekking), yaitu setiap hubungan yang terjadi dalam
masyarakat yang diberi kualifikasi oleh hukum sebagai hubungan hukum, sebagai ikatan
hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak yang melakukannya atau suatu hubungan
diantara para subjek hukum yang diatur oleh hukum.
f. Obyek hukum, yaitu segala sesuatu yang menjadi obyek dari hubungan hukum, pada
dasarnya dapat nilai yang dilandasi oleh adanya kepentingan (punya nilai ekonomi/
dihargai dengan uang) bagi subyek hukum atau suatu kepentingan yang bernilai ekonomi.
16. Jelaskan mengapa pribadi hukum dapat diartikan sebagai subjek hukum dari segi hakikat !
Jawab : Karena dilandaskan dengan 3 teori :
a. Pribadi hukum menurut teori fiksi: merupakan suatu abstraksi (bukan hal yang konkret)
dimana suatu hubungan hukum hak dan kewajiban yang timbul memberi kehendak
berkuasa (wilsmacht) kepada orang-orang yang menjadi pengurus.
b. Pribadi hukum menurut teori organ: suatu organisme yang riel yang hidup dan bekerja
seperti manusia (bukan merupakan kekayaan/hak).
c. Pribadi hukum menurut harta kekayaan bersama: bahwa badan hukum merupakan suatu
kumpulan yang mempunyai harta bersama dari pengurusnya, oleh karena itu mereka
harus bertanggung-jawab bersama-sama.
17. Jelaskan syarat yang harus dimiliki agar subjek hukum dapat melaksanakan hak dan
kewajibannya secara penuh dan mandiri !
Jawab : Harus cakap, yakni dewasa atau cukup umur dan mampu (tidak dibawah
pengampuan) memiliki kemampuan mengemban hak dan kewajiban.
18. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kewajiban searah dan kewajiban yang jamak arah !
Jawab : hak dan kewajiban dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Hak dan kewajiban searah/relatif adalah hak dan kewajiban yang hanya diarahkan kepada
pihak tertentu. Contohnya : utang-piutang
b. Hak dan kewajiban jamak arah/absolut adalah hak dan kewajiban yang ditujukan kepada
banyak pihak. Contoh : HAM, hak mempertahankan diri, dan hak kebendaan.
19. Jelaskan Hak dan kewajiban yang berhadapan dan hak dan kewajiban yang berdampingan
serta berilah contohnya masing masing !
Jawab :
a. Hak dan kewajiban yang berdampingan adalah kedua belahpihak sama sama memiliki
hak sekaligus kewajiban. Contohnya : kegiatan jual beli.
b. Hak dan kewajiban yang berhadapan adalah satu pihak hanya memiliki hak dan pihak
lain hanya memiliki kewajiban. Contohnya : kreditur dan debitur.
20. Jelaskan 3 segi dari peristiwa hukum !
Jawab : ada 3 faktor yang mempengaruhi peristiwa hukum, yaitu :
a. Keadaan, dapat diperinci menjadi :
 Alamiah. Misalnya : siang-malam berpengaruh pada perundang-undangan.
Pencurian di malam hari dikenakan pemberatan dibandingkan pada siang hari.
 Kejiwaan. Misalnya : orang gila.
 Sosial. Misalnya : perang dan gempa.
b. Kejadian.
Seperti kelahiran, kematian, perkawinan dan kelulusan.
c. Sikap tindak/prilaku.
1. Sikap tindak menurut hukum.
 Sempurna yaitu tidak mengandung paksaan, kekeliruan dan penipuan.
Secara sepihak, misalnya penciptaan kaidah abstrak berlaku umum (DPR
membuat UU)
Secara jamak pihak, misalnya jual beli.
 Tidak sempurna yaitu mengandung paksaan, kekeliruan dan penipuan. Contoh :
perjanjian yang ada penipuan.
2. Sikap tindak melanggar hukum.
 Bertentangan dengan hukum pidana yang dinamakan peristiwa pidana/delict.
Contohnya : melakukan pencurian.
 Bertentangan dengan hukum perdata yang dinamakan perbuatan melawan hukum.
Contohnya : melakukan ingkar janji/wanprestasi.
 Bertentangan dengan hukum tata negara yang disebut tindakan melebihi
kekuasaan yang diberikan kepadanya. Contoh : dosen yang memilki tugas untuk
mengajar, namun ia meminta uang spp kepada mahasiswa.
 Bertentangan dengan hukum administrasi negara yang dinamakan tindakan
menyalahgunakan kekuasaan. Contohnya : dosen menilai hasil UAS mahasiswa
dengan meminta sejumlah uang tertentu.
3. Sikap tindak lainnya.
Sikap tindak yang tidak termasuk kategori menurut hukum dan berlawanan dengan
hukum. Sikap tindak ini berupa adanya inisitaif seseorang untuk mengurusi
kepentingan orang lain tanpa adanya persetujuan terlebih dahulu dari orang yang
diurusi kepentingannya.
Contoh : seseorang menyelamatkan barang-barang temannya ketika terjadi
kebakaran di kos. Maka orang tersebut harus bertanggung jawab menjaga barang
tersebut.
21. Jelaskan sikap tindak menurut hukum, sikap tindak bertentangan dengan hukum dan sikap
tindak lainnya !
Jawab : sikap tindak/prilaku terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Sikap tindak menurut hukum.
 Sempurna yaitu tidak mengandung paksaan, kekeliruan dan penipuan.
Secara sepihak, misalnya penciptaan kaidah abstrak berlaku umum (DPR membuat
UU)
Secara jamak pihak, misalnya jual beli.
 Tidak sempurna yaitu mengandung paksaan, kekeliruan dan penipuan. Contoh :
perjanjian yang ada penipuan.
b. Sikap tindak melanggar hukum.
 Bertentangan dengan hukum pidana yang dinamakan peristiwa pidana/delict.
Contohnya : melakukan pencurian.
 Bertentangan dengan hukum perdata yang dinamakan perbuatan melawan hukum.
Contohnya : melakukan ingkar janji/wanprestasi.
 Bertentangan dengan hukum tata negara yang disebut tindakan melebihi kekuasaan
yang diberikan kepadanya. Contoh : dosen yang memilki tugas untuk mengajar,
namun ia meminta uang spp kepada mahasiswa.
 Bertentangan dengan hukum administrasi negara yang dinamakan tindakan
menyalahgunakan kekuasaan. Contohnya : dosen menilai hasil UAS mahasiswa
dengan meminta sejumlah uang tertentu.
c. Sikap tindak lainnya.
Sikap tindak yang tidak termasuk kategori menurut hukum dan berlawanan dengan hukum.
Sikap tindak ini berupa adanya inisitaif seseorang untuk mengurusi kepentingan orang lain
tanpa adanya persetujuan terlebih dahulu dari orang yang diurusi kepentingannya.
Contoh : seseorang menyelamatkan barang-barang temannya ketika terjadi kebakaran di kos.
Maka orang tersebut harus bertanggung jawab menjaga barang tersebut.
22. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan hubungan hukum sederajat dan hubungan hukum beda
derajat, dan berilah contohnya masing-masing !
Jawab : hubungan hukum terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Hubungan hukum sederajat. Dalam hubungan ini antar kedua subjek hukum memiliki
kedudukan yang sama atau horizontal. Contohnya : hubungan pemerintah provinsi DKI
Jakarta dengan pemerintah provinsi Sumsel.
b. Hubungan hukum beda derajat. Dalam hubungan ini antar kedua subjek hukum memiliki
kedudukan yang berbeda atau vertikal. Contohnya : hubungan pemerintah provinsi
Sumsel dengan pemerintah daerah Palembang.
23. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan kepentingan tidak berwujud dan berilah contohnya !
Jawab : kepentingan tidak berwujud merupakan kepentingan yang bersifat immateril atau
tidak memiliki fisik akan tetapi memilki nilai ekonomi. Contohnya : hak cipta, hak paten, hak
desain, dan hak atas rahasia dagang.
24. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hak kebendaan tersebut !
Jawab : hak kebendaan merupakan hak terhadap objek hukum melekat pada subjek hukum
atau dengan perkataan lain objek hukum dapat dimiliki oleh subjek hukum.
25. Jelaskan pengertian dan ruang lingkup dari sosiologi hukum tersebut !
Jawab : sosiologi adalah cabang dari ilmu sosiologi yang mengkaji pengaruh timbal balik
antara hukum dan gejala sosial. Ruang lingkup sosiologi hukum :
a. Mempelajari dasar sosial dari hukum.
b. Mempelajari pengaruh hukum terhadap gejala sosial.
c. Mengkaji fungsi hukum dalam masyarakat.
d. Mengkaji efektivitas hukum.
e. Mengkaji penegakan hukum.
f. Mengkaji aliran terbentuknya sosiologi hukum.
26. Salah satu objek kajian antropologi hukum adalah mengkaji budaya hukum dari suatu
masyarakat. Jelaskan apa itu budaya hukum !
Jawab : budaya hukum adalah pada intinya membicarakan sesuatu yang dianggap baik atau
dianggap buruk. Sesuatu yang dianggap baik dan buruk itu dinamakan nilai. Jadi budaya
hukum adalah pandangan/nilai yang dianut masyarakat yang memiliki pengaruh dalam
kehidupan masyarakat .
27. Jelaskanlah faktor faktor yang mendorong manusia untuk patuh dan tidak patuh kepada
hukum dari aspek kejiwaan !
Jawab : mendorong untuk patuh :
a. Karena takut pada sanksi (compliance).
b. Karena kesadaran terhadap fungsi dan manfaat dari hukum ( internalization).
c. Karena adanya keinginan mempertahankan hubungan baik antar sesama dalam kelompok
( identification).
d. Karena hukum menjamin kebutuhan dasar (basic need).
Mendorong untuk tidak patuh :
a. Adanya keberanian mengambil resiko.
b. Terjadinya ketidak stabilan kejiwaan/gangguan kejiwaan.
c. Kebutuhan hidup yang tidak tercukupi.
d. Hukum tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.
28. Sejarah hukum mempelajari perkembangan lembaga hukum dari masa ke masa, dapat dilihat
dari segi struktur, subtansi, dan budaya hukumnya. Jelaskan yang dimaksud ketiganya !
Jawab :
a. Struktur hukum : mencakup tentang lembaga penegak hukum. Contoh : lembaga
perkawinan, lembaga negara, lembaga pendidikan , dsb.
b. Subtansi hukum : mencakup aturan perundang-undangan. Contoh : perundang-undangan
di bidang tata negara, administrasi negara, perdata, dsb.
c. Budaya hukum : pandangan/nilai yang dianut masyarakat yang memiliki pengaruh dalam
kehidupan bermasyarakat.
29. Perbandingan hukum dengan cara mencari persamaan dan perbedaan dalam suatu sistem
hukum yang beragam. Jelaskan lah fungsi dari perbandingan hukum tersebut !
Jawab : perbandingan hukum sangat berguna dan bertujuan untuk mencari persaman-
persamaan dan perbedan-perbedan dalam suatu sistem hukum. Pada masyarakat yang
futuristik persaman-persaman yang di dapatkan ini dijadikan bahan untuk melakukan
unifikasi (penyeragam hukum) sedangkan perbedan-perbedan dapat di jadikan bahan untuk
merumuskan hukum antar tata hukum. Maksud dari hukum antar tata hukum adalah hukum
yang mengatur hubungan hukum antar dua sabjek atau lebih yang tundk pada sistem hukum
yang berbeda.
30. Dalam melakukan perbandingan hukum dapat menggunakan beberapa landasan/tolak ukur.
Jelakan beberapa landasan/tolak ukur dalam mengadakan perbandingan hukum tersebut !
Jawab : dalam melakukan perbandingan hukum itu ada 3 landasan/tolak ukur, yaitu :
 Landasan sistem hukum yang terdiri dari:
a. Struktur hukum.
b. Sebstansi hukum.
c. Struktur hukum.
 Landasan dengan menggunakan pengertian-pengertian dasar pada hukum yang terdiri
dari:
a. Masyarakat hukum.
b. Sabjek hukum.
c. Hak dan kewajiban.
d. Peristiwa hukum.
e. Hubungan hukum.
f. Objek hukum.
 Landasan dengan menggunakan faktor yang mempengaruhi penegakan hukum yang terdiri
dari:
a. Faktor hukum/UU.
b. Faktor penegak hukum.
c. Faktor sarana dan prasarana.
d. Faktor kebudayan.
e. Faktor masyarakat.
31. Jelaskan apa yang di maksud dengan penerapan hukum dan tunjukkan beberapa aliran dalam
penerapan hukum tersebut !
Jawab: penerapan hukum dapat diartikan sebagai proses menerapkan peraturan yang bersifat
abstrak ke dalam peristiwa konkret. Beberapa aliran penerapan hukum:
a. Legisme : suatu pandangan yang menyatakan bahwa dalam penerapan hukum/sumber
patokan satu-satunnya adalah UU.
b. Aliran sejarah hukum : dipelopori oleh seseorang sarjana yang berasal dari jerman yang
bernama Federic Karl Von Savigny menurut aliran ini dalam penerapan hukum tidaklah
semata mata hanya berdasarkan UU melainkan harus berdasarkan perkembangan dan
realitas masyarakat.
c. Yurispudensi: menurut aliran ini dalam penerapan hukum tidaklah semata mata hanya
berdasarkan UU melainkan hakim dapat menggunakan keputusan hakim sebelumnya atau
yurispudensi sebagai sumber menerapkan hukum.
d. Hukum bebas : aliran yang menyatakan bahwa hakim dalam penerapan hukum memiliki
kebebasan atau tidak berpatokan dalam UU.
e. Penemuan hukum : penemuan hukum yang menyatakan bahwa dalam menerapkan
hukum, hakim dapat menemukan hukum yang baru atau membentuk hukum yang baru.
32. Dalam penerapan hukum terdapat beberapa aliran. Jelaskan perbedaan aliran legisme dan
aliran sejarah hukum !
Jawab : Legisme : suatu pandangan yang menyatakan bahwa dalam penerapan hukum/sumber
patokan satu-satunnya adalah UU.
Sedangkan aliran sejarah hukum : dipelopori oleh seseorang sarjana yang berasal dari jerman
yang bernama Federic Karl Von Savigny menurut aliran ini dalam penerapan hukum tidaklah
semata mata hanya berdasarkan UU melainkan harus berdasarkan perkembangan dan realitas
masyarakat.
33. Salah satu aliran penerapan hukum adalah aliran penemuan hukum (rechsvinding). Jelaskan
beberapa metode dalam rechsvinding tersebut !
Jawab : dalam rechsvinding terdapat 2 metode :
 Penafsiran hukum (interpretasi). Dalam metode ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara:
a. Penafsiran gramatikal.
Penafsiran yang dilakukan dengan melihat bahasa atau arti kata dari suatu UU.
b. Penafsiran oetentik .
Penafsiran menurut batasan yang dicantumkan dalam peraturan itu sendiri dan
biasanya diletakkan pada bagian UU itu sendiri.
c. Penafsiran teologis /sosiologis.
Penafsiran yang dilakukan berdasarkan tujuan kemasyarakatan.
d. Penafsiran sistematis.
Yaitu penafsiran yang menghubungkan suatu peraturan dengan peraturan-peraturan
lainnya secara sistematis.
e. Penafsiran historis.
Suatu metode penfsiran dengan memperhatikan latar belakang sejarah hukum atau
sejarah perumusan suatu ketentuan Perundang-undangan.
f. Penafsiran yang bersifat futuristik/antisipatif.
Metode penafsiran yang mengacu kepada suatu RUU yang belum ditetapkan atau
mendasarakan diri pada rancangan peraturan yang belum ditentukan.
g. Penafsiran komparatif.
Suatu metode penafsiran dengan cara membandingkan suatu peraturan dengan
peraturan lain.
h. Penafsiran restriktif.
Penafsiran yang membatasi cakupan atau ruang lingkup suatu ketentuan Perundang-
undangan.
i. Penafsiran ekstensif.
Penafsiran dengan cara memperluas cakupan atau ruang lingkup suatu ketentuan
Perundang-undangan.
 Konstruksi hukum. Konstruksi hukum dapat dibedakan menjadi :
a. Argumentasi.
Argumentasi dalam hukum dibedakan menjadi 2:
1. Argumentum peranalogian /analogi
Yaitu metode konstruksi hukum dengan cara menyampaikan 2 hal yang
sebenarnya tidak sama. Contoh : ketika zakat fitrah biasa menggunakan makanan
pokok, indonesia makanan pokoknya beras sedangkan di arab makanan
pokoknta gandum, tetapi disamakan.
2. Argumentum a contrario
Yaitu metode konstruksi hukum dengsn cara menerapkan hukum secara
sebaliknya. Contohnya : dalam UU perkawinan, perempuan punya masa tunggu
/masa iddah sedangkan laki-laki tidak.
b. Penghalusan hukum.
Yaitu metode konstruksi yang dilakukan apabila aturan-aturan hukum yang tertulis
ternyata tidak sesuai dengan kenyatan. Contohnya : pasal 1365 perdata dalam pasal
tersebut ada pihak yang dirugikan karena ada kesalahan.
34. Salah satu metode penemuan hukum adalah dengan cara interpretatie /penafsiran. Jelaskan
beberapa metode penafsiran yang saudara ketahui !
Jawab : penafsiran hukum (interpretasi). Dalam metode ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara :
a. Penafsiran gramatikal.
Penafsiran yang dilakukan dengan melihat bahasa atau arti kata dari suatu UU.
b. Penafsiran oetentik .
Penafsiran menurut batasan yang dicantumkan dalam peraturan itu sendiri dan
biasanya diletakkan pada bagian UU itu sendiri.
c. Penafsiran teologis /sosiologis.
Penafsiran yang dilakukan berdasarkan tujuan kemasyarakatan.
d. Penafsiran sistematis.
Yaitu penafsiran yang menghubungkan suatu peraturan dengan peraturan-peraturan
lainnya secara sistematis.
e. Penafsiran historis.
Suatu metode penfsiran dengan memperhatikan latar belakang sejarah hukum atau
sejarah perumusan suatu ketentuan Perundang-ndangan.
f. Penafsiran yang bersifat futuristik/antisipatif.
Metode penafsiran yang mengacu kepada suatu ruu yang belum ditetapkan atau
mendasarakan diri pada rancangan peraturan yang belum ditentukan.
g. Penafsiran komparatif.
Suatu metode penafsiran dengan cara membandingkan suatu peraturan dengan
peraturan lain.
h. Penafsiran restriktif.
Penafsiran yang membatasi cakupan atau ruang lingkup suatu ketentuan Perundang-
undangan.
i. Penafsiran ekstensif.
Penafsiran dengan cara memperluas cakupan atau ruang lingkup suatu ketentuan
Perundang-undangan.
35. Konstruksi hukum merupakan salah satu metode dalam penemuan hukum yang terdiri atas
argumentasi dan penghalusan hukum. Jelaskan tentang kedua hal tersebut dan berilah
contohnya masing-masing !
Jawab : konstruksi hukum. Konstruksi hukum dapat dibedakan menjadi :
a. Argumentasi.
Argumentasi dalam hukum dibedakan menjadi 2:
1. Argumentum peranalogian /analogi
Yaitu metode konstruksi hukum dengan cara menyampaikan 2 hal yang sebenarnya
tidak sama. Contohnhya :ketika zakat fitrah biasa menggunakan makanan pokok,
indonesia makanan pokoknya beras sedangkan di arab makanan pokoknta gandum,
tetapi disamakan.
2. Argumentum a contrario
Yaitu metode konstruksi hukum dengsn cara menrapkan hukum secara sebaliknya.
Contohnya : dalam UU perkawinan, perempuan punya masa tunggu /masa iddah
sedangkan laki-laki tidak.
b. Penghalusan hukum.
Yaitu metode konstruksi yang dilakukan apabila aturan-aturan hukum yang tertulis
ternyata tidak sesuai dengan kenyatan. Contohnya : pasal 1365 perdata dalam pasal
tersebut ada pihak yang dirugikan karena ada kesalahan.

You might also like