You are on page 1of 46

Bagian VIII

Ilmu Urologi
BPH (ICD 10 : N40 )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


081/komed/PPK/
RS Bhayangkara Kupang URO/VII/2019
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
Kasubbid yanmeddokpol

Tanggal terbit dr. Arley Dr. Mariana


PANDUAN PRAKTEK Telussa, Sp.U
KLINIS Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara Kupang

Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B


KOMPOL NRP 7301703
BPH adalah suatu pembesaran jinak pada kelenjar prostat yang ditand
Pengertian (Definisi) dengan adanya hiperplasia sel stroma dan epitel kelenjar prostat pa
pemeriksaan histopatologis. Umumnya terjadi pada pria usia lanjut, mencap
40% pada pria dekade ke-5, dan 90% pada pria dekade ke-9.
- Keluhan utama dan lamanya keluhan
- Riwayat penyakit lain dan penyakit pada saluran urogenitalia
- Riwayat kesehatan secara umum dan keadaan fungsi seksual
- Riwayat konsumsi obat yang dapat menimbulkan keluhan berkemih
- Tingkat kebugaran pasien yang mungkin diperlukan untuk tindak
pembedahan
- Keluhan lower urinary tract symptoms yang dinilai dengan kuesion
Anamnesis International Prostate Symptoms Score (IPSS) yang terdiri dari 7 pertanya
dan digolongkan berdasarkan skor sebagai berikut:
- Skor 0 – 7: bergejala ringan
- Skor 8 – 19: bergejala sedang
- Skor 20 – 35: bergejala berat
dan disertai penilaian skor kualitas hidup
- Keluhan retensi urine
- Catatan harian berkemih (pada pasien dengan gejala iritatif yang menonjol)
Pemeriksaan klinis:
1. Tanda vital
2. Status umum
3. Status lokalis
Pemeriksaan Fisik – Inspeksi: penonjolan suprapubik bila terjadi retensio urine
– Palpasi: teraba distensi buli apabila terjadi retensio urine
– Colok dubur: evaluasi pembesaran prostat, ada tidaknya nod
konsistensi prostat, tonus sfingter ani, refleks bulbokavernosus
Kriteria diagnosis meliputi anamnesis (gangguan berkemih) dan
pemeriksaan fisik (prostat teraba membesar), dilengkapi dengan USG
Kriteria Diagnosis Prostat Trans-abdominal atau Trans-rektal bila diperlukan.

Diagnosis Kerja Benign Prostate Hyperplasia

Diagnosis Banding a.Karsinoma prostat


b. Prostatitis
No Pemeriksaan Rekomendasi GR Ref
1. Laboratorium darah lengkap A EAU
(Hb/leukosit/hematokrit/platelet), 2017
fungsi Ginjal, fungsi hati, urinalisis
dan sedimen urine, kultur urin,
elektrolit darah (Na/K/Cl), PSA
total.
2. Khusus uroflowmetri, residu urine, B EAU
urodinamik (bila mengarah ke 2017
neurogenic bladder), catatan
Pemeriksaan Penunjang harian berkemih (bila keluhan iritatif
menonjol), USG prostat
transrekstal atau transabdominal,
biopsi prostat bila PSA > 4 ng/mL
3. Radiologis BOF – IVP dan/ atau USG urologi B EAU
bila didapatkan hematuria, infeksi 2017
saluran kemih, insufisiensi renal
(USG), riwayat batu saluran kemih,
riwayat pembedahan saluran kemih
4. Uretrosistoskopi bila curiga kelainan pada uretra B EAU
atau kandung kemih 2017
Terapi No Terapi Prosedur (ICD-9-CM) GR Ref
1. Konservatif Skor ringan (0-7) : edukasi, evaluasi A EAU
ulang 6 bulan 2017
2. Medikamentosa Skor sedang (8-19) : alfa-bloker A EAU
(tamsulosin, terazosin), inhibitor 5- 2017
alfa reduktase (dutasterid,
finasterid)
3. Intervensi Skor berat (20-35) : prostatektomi A EAU
terbuka, transuretral resection of 2017
the prostate (TURP), laser
Indikasi operasi lain yaitu bila pembesaran prostat pada pasien menyebabka
komplikasi:
o Retensi urin berulang
o Infeksi saluran kemih berulang
o Hematuria makroskopik
o Batu buli
o Gagal ginjal
o Divertikel buli yang cukup besar

1. Jangan banyak minum dan mengkonsumsi kopi atau alkohol setelah mak
malam
2. Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan iritasi pa
kandung kemih (kopi atau cokelat)
Edukasi 3. Batasi penggunaan obat‐obat influenza yang mengandu
fenilpropanolamin,
4. Kurangi makanan pedas dan asin
5. Jangan menangani kencing terlalu lama
6. Tangani konstipasi
7. Rutin kontrol
Ad Vitam (Hidup) : Dubia ad bonam
Prognosis Ad Sanationam (sembuh) : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam (fungsi) : Dubia ad bonam
Tingkat Evidence I
Tingkat Rekomendasi A
1. Prof. Dr. Sunaryo H., dr., SpB, SpU-K
2. Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU-K
3. Prof. Dr. Soetojo, dr., SpB, SpU-K
4. Dr. Tarmono, dr., SpU-K
5. Dr. Wahjoe D., dr., SpU-K
6. Lukman Hakim, dr., SpU-K, MARS, Ph.D
Penelaah Kritis
7. M. Ayodhia Soebadi, dr., SpU
8. Johan Renaldo, dr., SpU
9. Fikri Rizaldi, dr., SpU
10. Anugrah Dian F., dr., SpU
11. Prasastha Dedika U., dr., SpU

1. Uroflowmetri dan PVR


Indikator Medis
2. IPSS
1. European Association of Urology Guidelines 2017 edition
Kepustakaan 2. Guideline BPH IAUI edisi 2015
3. Pedoman Pelayanan Kesehatan IAUI
Ketua Komite Medik Ketua KSM

(Dr. I Made Handawira


Satya Sp.An)
(dr. Arley Telussa, Sp.U)

BATU GINJAL (ICD 10 : N20.0)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


082/komed/PPK/
RS Bhayangkara Kupang URO/VII/2019
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
Kasubbid yanmeddokpol

Tanggal terbit dr. Arley Dr. Mariana


PANDUAN PRAKTEK Telussa, Sp.U
KLINIS Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara Kupang

Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B


KOMPOL NRP 7301703
Semua batu baik opak maupun non-opak yang berada di sistem
Pengertian (Definisi) pelviokalises ginjal (kaliks, infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan bisa
mengisi pelvis serta seluruh kaliks).
Kolik ginjal ataupun nyeri pinggang, riwayat (demam atau menggigil,
hematuria baik mikroskopik maupun makroskopik, ekspulsi batu, BAK
Anamnesis keluar pasir, BAK berwarna keruh, disuria), dapat juga tanpa keluhan
(silent stone)

1.Status umum
2.Inspeksi : bisa didapatkan penonjolan pada daerah pinggang
Pemeriksaan Fisik 3.Palpasi dan perkusi : pada regio costovertebrae angle (CVA) bisa
didapatkan nyeri tekan, nyeri ketuk, atau ballotement.

Semua pasien dengan gejala seperti yang tertera di anamnesis dan


diketahui terdapat batu di dalam sistem pelviokalises melalui pemeriksaan
Kriteria Diagnosis pencitraan adalah batu ginjal.

Diagnosis Kerja Batu Ginjal

Diagnosis Banding 1. Infeksi saluran kemih (ISK)


2. Tumor traktus urogenitalia
3. Kolelitiasis
4. Tumor kaput pankreas
5. Crohn disease

No Pemeriksaan Rekomendasi GR Ref


1. Laboratorium Darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi A EAU
hati, urin lengkap, kultur urin, tes 2017
kepekaan kuman terhadap
antibiotika, kalsium-fosfat-asam urat
darah, ekskresi kalsium-fosfat-asam
urat dalam urin tamping 24 jam
Pemeriksaan Penunjang 2. Radiologi foto Kidney Ureter Bladder – KUB A EAU
atau BNO, intravenous urography 2017
(IVU), CT - urografi, ultrasonografi
(USG) bila dicurigai batu non-opak,
renogram.

3. Persiapan gula darah, sistem pembekuan darah, A EAU


Operasi elektrokardiografi (EKG), foto thorax 2017
jika diperlukan.
Terapi No Terapi Prosedur (ICD-9-CM) GR Ref
1. Non Analgesik : Natrium Diclofenac 50 mg A EAU
operatif 2017
b.i.d (untuk nyeri kolik akut)
Kemolisis oral : Sodium Bicarbonat oral A EAU
2017
1,5 g t.i.d (untuk batu calcium oxalat,
asam urat, sistin)
Medical expulsion therapy : Tamsulosin A EAU
2017
0,4 mg q.d
Shockwave Lithotripsy (SWL) A EAU
2017
2. Operatif Minimal Invasif : RIRS, Percutaneous A EAU
2017
Nephrolithotomy (PCNL)
Invasif : Bedah terbuka A EAU
2017
Kuman penyebab infeksi :
E. coli, Proteus spp., Klebsiella spp., Pseudomonas spp., Serratia spp. and
Enterococcus spp.
Terapi antibiotik :
Trimethoprim ± sulphamethoxazole GR A
Aminopenicillin/Beta-lactamase inhibitor GR A
Cephalosporin generasi 2 or 3 GR A
* Pemberian antibiotik porfilaksis 30 menit sebelum pembedahan (dosis
tunggal).
1.Edukasi cukup minum air mineral,
Edukasi 2.Makanan tinggi serat, makanan rendah garam, rendah protein
3.Kurangi obesitas, hindari stres, exercise
Prognosis Prognosis (stone-free rate) bergantung pada modalitas tindakan
Tingkat Evidence I
Tingkat Rekomendasi A
12. Prof. Dr. Sunaryo H., dr., SpB, SpU-K
13. Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU-K
14. Prof. Dr. Soetojo, dr., SpB, SpU-K
15. Dr. Tarmono, dr., SpU-K
16. Dr. Wahjoe D., dr., SpU-K
17. Lukman Hakim, dr., SpU-K, MARS, Ph.D
Penelaah Kritis
18. M. Ayodhia Soebadi, dr., SpU
19. Johan Renaldo, dr., SpU
20. Fikri Rizaldi, dr., SpU
21. Anugrah Dian F., dr., SpU
22. Prasastha Dedika U., dr., SpU

Fungsi ginjal (BUN dan Serum kreatinin), Foto polos abdomen (KUB) pasca
Indikator Medis
operasi, USG ginjal-buli pasca operasi, analisis komposisi batu
a.European Association of Urology (EAU) urolithiasis guidelines 2017
b.Guideline IAUI Batu Saluran Kemih
c. Pearle, M. Urinary Lithiasis: Etiology, Epidemiology, and Pathogenesis . In
Kepustakaan
: Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW, Peters CA, editors.
Campbell-Walsh Urology, 11th ed.Elsevier Saunders, Philadelphia, 2016.
Chap 51. p. 1200-1299
Ketua Komite Medik Ketua KSM

(Dr. I Made Handawira Satya


Sp.An)
(dr. Arley Telussa, Sp.U)
BATU KANDUNG KEMIH (VESIKOLITIASIS) (ICD 10 : N20.0)

No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman


083/komed/PPK/
RS Bhayangkara URO/VII/2019
Kupang
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
Kasubbid
yanmeddokpol

PANDUAN dr. Arley Telussa,


PRAKTEK Tanggal terbit Sp.U Dr. Mariana
KLINIS Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara Kupang

Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B


KOMPOL NRP 7301703
Batu kandung kemih atau batu buli adalah batu yang berada di
dalam kandung kemih.
Batu buli dapat dibagi menjadi 3:
Pengertian 1. Batu primer: batu yang terbentuk di buli, tanpa adanya
disfungsi traktus urinarius bagian bawah
(Definisi)
2. Batu sekunder: batu yang terbentuk di buli akibat adanya
disfungsi/ obstruksi pada traktus urinarius bagian bawah
3. Batu migrasi: batu yang terletak di buli paska migrasi dari
traktus urinarius atas
o Nyeri pada regio suprapubik
o Riwayat hematuria baik mikroskopik maupun makroskopik
o Riwayat passing stone
Anamnesis o Riwayat disuria
o Riwayat demam atau menggigil
o Dapat tanpa keluhan (silent stone)

Kondisi umum : vital sign


Status Generalis : mencari kemungkinan gejala sistemik
Pemeriksaan
Status Lokalis : Palpasi regio suprapubik, nyeri suprapubik,
Fisik mencari kemungkinan keganasan
Semua pasien dengan gejala seperti yang tertera di anamnesis dan
diketahui terdapat batu di dalam kandung kemih melalui
Kriteria Diagnosis
pemeriksaan pencitraan adalah batu buli

Diagnosis Kerja Batu kandung kemih

Diagnosis Tumor buli


Banding
No Pemeriksaan Rekomendasi GR Ref
1 Xray dengan Lakukan 3A EAU Guidelines 2017
kontras pemeriksaan
radiologis
dengan
kontras untuk
mengetahui
bentuk
anatomis
ginjal dan
saluran kemih

Pemeriksaan 2 LAB Urinalisis, 1A EAU Guidelines 2017


kreatinin,
Penunjang
asam urat,
BUN, CRP,
Faal
hemostasis
3 USG Diagnosis 1A EAU Guidelines 2017
pada wanita
hamil
4 CT Scan CT Scan 1A EAU Guidelines 2017
stonografi dan
3D reconst
5 MRI Pilihan kedua 3C EAU Guidelines 2017
pada wanita
hamil
Terapi Terapi :
No. Terapi Prosedur (ICD-9- GR Ref
CM)
1 Litotripsi Pada batu buli IAUI Guideline 2005
endoskopik ukuran kurang dari
20 mm

2 Operasi Pada batu buli IAUI Guideline 2005


terbuka ukuran >20mm
Atau pada batu buli
dengan ukuran
berapapun pada
fasilitas kesehatan
yang tidak
mempunyai litotriptor
Atau
Pilihan pada batu buli
pada anak-anak

3 ESWL Pada pasien dengan IAUI Guideline 2005


kontraindikasi
operasi

Terapi Antibiotik :
Dosis dan Rute
Jenis Grade of Recommendation
Interval
Ciprofloxacin 400 mg b.i.d IV B
Levofloxacin 750 mg q.d IV B
Cefotaxime 2 g t.i.d IV A
Ceftazidime 1-2 g t.i.d IV A
Co-amoxiclav 1.5 g t.i.d IV C
Ceftriaxone 1-2 g q.d IV A
Cefepime 1-2 g b.i.d IV B
Piperacillin/tazobactam 2.5-4.5 g t.i.d IV A
Ceftolozane/tazobactam 1.5 g t.i.d IV B
Ceftazidime/avibactam 2.5 g t.i.d IV B
Gentamicin 5 mg/kg q.d IV B
Amikacin 15 mg/kg q.d IV B
Ertapenem 1 g q.d IV B
Imipenem/cilastatin 0.5/0.5 g t.i.d IV B
Meropenem 1 g t.i.d IV B
Doripenem 0.5 g t.i.d IV B
Edukasi untuk pasien dengan batu buli meliputi cukup minum air
Edukasi mineral, makanan tinggi serat, makanan rendah garam dan protein,
menghindari faktor stres, dan olahraga untuk mengurangi berat
badan.
Ad vitam : dubia ad bonam
Prognosis Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Tingkat Evidence I
Tingkat A
Rekomendasi
Penelaah Kritis 23. Prof. Dr. Sunaryo H., dr., SpB, SpU-K
24. Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU-K
25. Prof. Dr. Soetojo, dr., SpB, SpU-K
26. Dr. Tarmono, dr., SpU-K
27. Dr. Wahjoe D., dr., SpU-K
28. Lukman Hakim, dr., SpU-K, MARS, Ph.D
29. M. Ayodhia Soebadi, dr., SpU
30. Johan Renaldo, dr., SpU
31. Fikri Rizaldi, dr., SpU
32. Anugrah Dian F., dr., SpU
33. Prasastha Dedika U., dr., SpU
Fungsi ginjal (BUN dan Serum kreatinin), USG ginjal-buli pasca
Indikator Medis
operasi, analisis komposisi batu
1. Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW, Peters CA.
Campbell-Walsh Urology, 10th edition. Pearle MS LY, editor.
Philadelphia: Elsevier Inc.; 2012. 3831 p.
2. Tanagho EA, McAnInch J. Smith's General Urology. United
States of America: McGraw Hill; 2008. 756 p.
Kepustakaan 3. Turk C, Knoll T, Petrik A, Sarica K, Skolarikos A, et al.
Guidelines on Urolithiasis: European Associaton of Urology;
2014. 98 p.
4. Sumardi R, Taher A, Mochtar CA, Rasyid N, Tarmono, Safriadi
F, et al. Guidelines Penatalaksanaan Penyakit Batu Saluran
Kemih 2007. Jakarta: IAUI; 2007 April. 45 p.

Ketua Komite Ketua KSM


Medik

(Dr. I Made (dr. Arley Telussa, Sp.U)


Handawira
Satya Sp.An)
BATU URETER (ICD 10 : N20.1)

No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman


084/komed/PPK/
RS Bhayangkara Kupang URO/VII/2019
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
Kasubbid yanmeddokpol

Tanggal terbit dr. Arley Dr. Mariana


PANDUAN PRAKTEK Telussa, Sp.U
KLINIS Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara Kupang

Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B


KOMPOL NRP 7301703
Batu yang berada di dalam ureter, baik ureter proksimal, dan distal,
yang pada umumnya terbentuk di dalam sistem pelviokalisis ginjal,
yang turun ke ureter. Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter
Pengertian
yang biasanya menjadi tempat berhentinya batu yang turun dari kalik
yaitu ureteropelvic junction (UPJ), persilangan ureter dengan vasa
iliaka, dan ureterovesical junction (UVJ).
Kolik atau nyeri yang bersifat intermiten (hilang-timbul) pada regio
pinggang yang kadang-kadang  disertai  muntah  dan  menjalar  ke
perut bawah  atau  kemaluan  (Testis, ujung penis atau labia mayora) 
tergantung  lokasi batu
Anamnesis
 Riwayat ekspulsi batu
 Riwayat hematuria
 Riwayat sering atau pernah mengeluh nyeri serupa di daerah
pinggang

 Status umum
2. Pemeriksaan Fisik  Inspeksi : bisa didapatkan penonjolan pada daerah pinggang
 Palpasi dan perkusi : pada regio costovertebrae angle (CVA) bisa
didapatkan nyeri tekan, nyeri ketuk, atau ballotement

Semua pasien dengan gejala seperti yang tertera di anamnesis dan


3. Kriteria Diagnosis diketahui terdapat batu di dalam saluran ureter melalui pemeriksaan
pencitraan.

4. Diagnosis  Batu ureter


 ISK
5. Diagnosis Banding
 Tumor traktus urogenitalia
 Kolelitiasis
 Crohn disease
 Appendisitis
No Pemeriksaan Rekomendasi GR Ref
1 Laboratorium darah A European Association of
lengkap, Urology Guidelines 2017
fungsi Ginjal, edition
fungsi hati,
urin lengkap,
kultur urin, tes
kepekaan
kuman
terhadap
antibiotika,
kalsium-
fosfat-asam
urat darah,
6. Pemeriksaan Penunjang ekskresi
kalsium-
fosfat-asam
urat dalam
urin tampung
24 jam
2 Radiologis BNO/KUB, , A European Association of
intravenous Urology Guidelines 2017
urography edition
(IVU), CT-
urografi,
ultrasonografi
(USG) bila
dicurigai batu
non-opak
No Terapi Prosedur (ICD-9-CM) GR Ref
7. Terapi
1 Terapi Dilakukan terapi A European Association of
konservati konservatif, Urology Guidelines 2017
f (Batu karena batu edition
<10 mm) Ureter dengan
selama 6
minggu ukuran 5 mm bisa
keluar dengan
spontan. Terapi
konservatif
meliputi :
 Minum
sehingga
diharapkan
diuresis 2
liter /hari
 α-blocker
(tamsulosin
0,2-0,4 mg per
hari )
 NSAID
2 Stone  Ureterenoscopy A European Association of
Removal: (URS) Urology Guidelines 2017
Batu  Shockwave edition
Ureter
Proksimal Lithotripsy (SWL)
>10 mm
Stone ESWL atau URS A European Association of
Removal: Urology Guidelines 2017
Batu edition
Ureter
Proksimal
<10 mm
4 Stone  URS A European Association of
Removal:  SWL Urology Guidelines 2017
Batu edition
Ureter
Distal >10
mm
5 Stone ESWL atau URS A European Association of
Removal: Urology Guidelines 2017
Batu edition
Ureter
Distal <10
mm
Edukasi untuk pasien dengan batu Ureter meliputi cukup minum air
8. Edukasi mineral, makanan tinggi serat, makanan rendah garam dan protein,
menghindari faktor stres, dan olahraga untuk mengurangi berat badan.
Ad vitam : dubia adbonam
9. Prognosis Ad Sanationam : dubia adbonam
Ad Fungsionam : dubia adbonam
10. Tingkat evidence I

11. Tingkat rekomendasi A


1. Prof. Dr. Sunaryo H., dr., SpB, SpU-K
12. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU-K
3. Prof. Dr. Soetojo, dr., SpB, SpU-K
4. Dr. Tarmono, dr., SpU-K
5. Dr. Wahjoe D., dr., SpU-K
6. Lukman Hakim, dr., SpU-K, MARS, Ph.D
7. M. Ayodhia Soebadi, dr., SpU
8. Johan Renaldo, dr., SpU
9. Fikri Rizaldi, dr., SpU
10. Anugrah Dian F., dr., SpU
11. Prasastha Dedika U., dr., SpU
1. Indikator jangka pendek :
✓ Mengatasi nyeri dan keluhan yang lain
✓ Diversi urine
1. Indikator Medis ✓ Menjaga fungsi saluran kencing
2. Indikator Jangka Panjang :
✓ Menjaga Fungsi saluran kencing
✓ Mencegah kekambuhan dan komplikasi
1.  Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW, Peters CA.
Campbell-Walsh Urology, 10th edition. Pearle MS LY, editor.
Philadelphia: Elsevier Inc.; 2012. 3831 p.
2. Tanagho EA, McAnInch J. Smith's General Urology. United States
of America: McGraw Hill; 2008. 756 p.
2. Kepustakaan 3. Turk C, Knoll T, Petrik A, Sarica K, Skolarikos A, et al. Guidelines
on Urolithiasis: European Associaton of Urology; 2014. 98 p.
4. Sumardi R, Taher A, Mochtar CA, Rasyid N, Tarmono, Safriadi F,
et al. Guidelines Penatalaksanaan Penyakit Batu Saluran Kemih
2007. Jakarta: IAUI; 2007 April. 45 p.
5. European Association of Urology Guidelines 2017 edition
Ketua Komite Medik Ketua KSM

(Dr. I Made Handawira


Satya Sp.An) (dr. Arley Telussa, Sp.U)
BATU URETRA (ICD 10 : N21.1)

No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman


085/komed/PPK/
RS Bhayangkara Kupang URO/VII/2019
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
Kasubbid
yanmeddokpol

dr. Arley
PANDUAN PRAKTEK Tanggal terbit Telussa, Sp.U Dr. Mariana
KLINIS Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara
Kupang

Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B


KOMPOL NRP 7301703
1. Pengertian/Definisi Adanya batu di saluran uretra.
2. Anamnesis a. Kencing tiba-tiba berhenti
b. Nyeri di glans penis atau tempat batu berada
c. Nyeri di perineum
d. Retensi urin atau aliran mengecil
e. Riwayat LUTS sebelumnya
f. Riwayat nyeri pinggang sebelumnya.
g. Pernah terdiagnosa batu ureter
h. Kadang mempunyai riwayat kencing batu secaa
spontan
3. Pemeriksaan Fisik 1. Status umum
2. Inspeksi: didapatkan penonjolan pada suprapubik
karena retensi urin
3. Palpasi: teraba batu pada uretra anterior atau uretra
posterior pada colok dubur
4. Kriteria Diagnosis a. Kesulitan dan nyeri kencing (disuria)
b. Foto KUB tampak penis : gambaran radioopak di
proyeksi Penis

5. Diagnosis Batu uretra


6. Diagnosis Banding Striktur uretra, BHP dengan retensi
7. Pemeriksaan penunjang Lab : DL, UL, RFT
Radiologi: USG Saluran Kemih, Rontgen KUB (Kidney
Ureter Bladder)
Lain-lain: gds, ekg, foto thorax (atas indikasi)
8. Terapi a. Dorsal meatotomi/meatoplasty : dilakukan incisi pada
dorsal meatus uretra untuk mengambil batu
kemudian dilakukan meatoplasty
b. Lubrikasi anterior: memberikan lubrikan lidocaine gel
melalui uretra anterior dengan tujuan agar batu bisa
keluar spontan melalui uretra anterior
c. Lubrikasi posterior: memberikan lubrikan lidocaine gel
melalui uretra anterior dengan tujuan agar batu
terdorong masuk buli untuk kemudian dilakukan
prosedur panghancuran batu buli (litotripsi) atau
dipasang kateter kemudian untuk segera dilakukan
litotripsi
9. Lama hari rawat Pasien dengan batu uretra setelah dilakukan tindakan
dapat KRS setelah perawatan 1 hari
10. Edukasi a. Mengenal gejala klinis batu uretra
b. Mengenal penyebab terjadinya batu dan pencegahan
terjadinya kekambuhan batu ginjal
c. Pemeriksaan yang dilakukan
d. Diagnosis
e. Terapi yang akan dilakukan
11. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : dubia ad bonam
12. Penelaah kritis Sub divisi Urologi
dr. Arley Telussa, Sp.U
13. Indikator medis Sembuh / pulang rawat jalan / cacat / meninggal
14. Syarat pulang untuk pasien a. Persyaratan klinis : Keluhan membaik
rawat inap b. Persyaratan selain klinis
Laboratorium : -
15. Kepustakaan a. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 11, Chapter 44 –
46, Tahun 2007
b. Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal.
291 – 320
c. Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal.
62 – 65
d. European Association of Urology Guideline, tahun
2011
Ketua Komite Medik Ketua KSM

(Dr. I Made Handawira


Satya Sp.An) (dr. Arley Telussa, Sp.U)
STRIKTUR URETRA
ICD : N35.9
No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman
RS Bhayangkara Kupang 085/komed/PPK/
URO/VII/2019
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
Kasubbid
yanmeddokpol

dr. Arley Telussa,


PANDUAN PRAKTEK Tanggal terbit Sp.U Dr. Mariana
KLINIS Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara Kupang

Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B


KOMPOL NRP 7301703
Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra yang terjadi akibat
Pengertian
adanya jaringan parut (fibrotik)
Pasien dengan striktur uretra biasanya datang dengan gejala
berkurangnya ukuran dan pancaran urin, buang air kecil bercabang
hingga dapat terjadi retensi urin.
Adanya riwayat trauma, instrumentasi Uretra atau operasi pada
Anamnesis
saluran kemih bagian bawah dapat menunjang kecurigaan adanya
striktur Uretra.
Infeksi pada Uretra dapat meningkatkan kecurigaan terjadinya striktur
uretra.

Pemeriksaan Fisik Dapat teraba indurasi jaringan parut pada striktur uretra anterior
Kriteria Diagnosis

Striktur Urethra
Diagnosis
 Disfungsi leher Buli
 Obstruksi prostat
Diagnosis Banding  Sfingter uretra disinergia
 Batu urethra
No Pemeriksaan Rekomendasi GR Ref
1. Laboratorium Darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi A EAU
hati, urin lengkap, kultur urin, tes 2017
kepekaan kuman terhadap antibiotika
2. Radiologi Rontgen thorax, urethrogram A EAU
retrograde atau uretrosistografi 2017
Pemeriksaan Penunjang bipolar, Ultrasonografi Uretra
3 Penunjang Uroflowmetri A EAU
lainya 2017
4 Persiapan gula darah, sistem pembekuan darah, A EAU
Operasi elektrokardiografi (EKG), foto thorax 2017
jika diperlukan.
No Terapi Prosedur (ICD-9-CM) G
R
1. Non Dilatasi periodik Uretra. A EAU
operatif 2017
Stent Uretra A EAU
2017

Terapi
2. Operatif Urethrotomi internal A EAU
2017
Operasi rekonstruksi terbuka A EAU
2017
1. Penjelasan Sebelum MRS (rencana rawat, biaya, prosedur, masa
dan tindakan pemulihan dan latihan, manajemen nyeri, risiko dan
Edukasi komplikasi)
2. Penjelasan program rehabilitasi medic Pre-Post Op
3. Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning)
Ad vitam : dubia adbonam
Prognosis Ad Sanationam : dubia adbonam
Ad Fungsionam : dubia adbonam
Tingkat evidence I

Tingkat rekomendasi A
34. Prof. Dr. Sunaryo H., dr., SpB, SpU-K
35. Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU-K
36. Prof. Dr. Soetojo, dr., SpB, SpU-K
37. Dr. Tarmono, dr., SpU-K
38. Dr. Wahjoe D., dr., SpU-K
Penelaah Kritis 39. Lukman Hakim, dr., SpU-K, MARS, Ph.D
40. M. Ayodhia Soebadi, dr., SpU
41. Johan Renaldo, dr., SpU
42. Fikri Rizaldi, dr., SpU
43. Anugrah Dian F., dr., SpU
44. Prasastha Dedika U., dr., SpU
Fungsi miksi baik, uroflometri dan uretrografi pasca operasi
Indikator Medis
1. Song L, Xie M, Zhang Y, Xu Y. Imaging techniques for the
diagnosis of male traumatic Uretral strictures. J Xray Sci
Technol. 2013;21(1):111-23.
2. Ouattara DN, N'zi KP, Diabaté AS, Coulibaly N, Dédé NS,
Yapo P, et al. Value of perineal ultrasonography for
diagnosing anterior Uretral strictures. J Rad. May
2004;85:639-42.
3. Zhang XM, Hu WL, He HX, et al. Diagnosis of male
posterior Uretral stricture: comparison of 64-MDCT
Kepustakaan urethrography vs. standard urethrography. Abdom Imaging.
Dec 2011;36(6):771-5.
4. Steenkamp JW, Heyns CF, de Kock ML. Internal
urethrotomy versus dilation as treatment for male Uretral
strictures: a prospective, randomized comparison. J Urol.
Jan 1997;157(1):98-101.
5. Milroy E, Allen A. Long-term results of urolume Uretral stent
for recurrent Uretral strictures. J Urol. Mar
1996;155(3):904-8.

Ketua Komite Medik Ketua KSM

(Dr. I Made Handawira


Satya Sp.An) (dr. Arley Telussa, Sp.U)

HIPOSPADIA
ICD : Q54
No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman
RS Bhayangkara Kupang 085/komed/PPK/
URO/VII/2019
PANDUAN PRAKTEK Tanggal terbit Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
KLINIS Kasubbid yanmeddokp

dr. Arley Telussa, Dr. Mariana


Sp.U
Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara Kupang
Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B
KOMPOL NRP 7301703
Hipospadia didefinisikan sebagai hipoplasia jaringan yang membentuk

Pengertian ventral penis di belakang percabangan korpus spongiosum sehingga m


Uretra terjadi di proksimal.
o BAK tidak dari ujung kemaluan
o Penis bengkok saat ereksi

Anamnesis o Riwayat kelahiran dan keluarga


o Kelainan bawaan lainnya
o Riwayat operasi sirkumsisi dan uretroplasti sebelumnya
1. Vital sign
2. Pemeriksaan fisik umum
3. Pemeriksaan fisik urologi:
genitalia eksterna meliputi:
o Penilain glans penis
o Letak dan besar OUE
o Dorsal hood
Pemeriksaan Fisik
o Foreskin
o Chordae
o Bentuk skrotum
o Testis
o Ada tidaknya hernia
o Kelainan kongenital lainnya
Ditegakkan dari pemeriksaan klinis status lokalis meliputi:
 Posisi, bentuk, dan lebar orifisium Uretra eksterna
 Penilaian preputial hood, foreskin, dan chordae.
 Penilaian Uretral plate
Kriteria Diagnosis  Penilaian skrotum
 Ukuran penis
 Testis

Hipospadia dengan atau tanpa chordae


Diagnosis
Disorders of sex development
Diagnosis Banding
No Pemeriksaan Rekomendasi GR Ref
1. Laboratorium Darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi A EAU
hati, urin lengkap, kultur urin, tes 2017
kepekaan kuman terhadap antibiotika
2. Radiologi Rontgen thorax A EAU
2017
Pemeriksaan Penunjang
3 Genetik Analisa kromosom (jika terdapat A EAU
UDT) 2017
4 Persiapan gula darah, sistem pembekuan darah, A EAU
Operasi elektrokardiografi (EKG), foto thorax 2017
jika diperlukan.

No Terapi Prosedur (ICD-9-CM) GR Ref


1 Antibiotik pre-Op dilanjutkan A EAU 2017
profilaksi hingga 24 jam post
s Op (rekomendasi :
Cefazolin/Cefuroxime/
Vancomycin)

2 Proksim Teknik yang B EAU 2017


al digunakan saat
hiospadi uretroplasti dengan
a operasi chordectomy,
pre operasi stimulus
Terapi hormonal androgen

3 Distal
Yang meliputi eksisi B EAU 2017
Hipospa
chordae, uretroplasti,
dia glanduloplasti, dan
pemasangan
sistostomi
4 Perawat Perawatan post A EAU 2017
an Post operasi, antibiotik,
operasi rawat luka,
mendekteksi striktur,
mendekteksi masalah
berkemih
Tidak ada (GR C)
Antibiotik
4. Penjelasan Sebelum MRS (rencana rawat, biaya, prosedur, masa dan tin
pemulihan dan latihan, manajemen nyeri, risiko dan komplikasi)
5. Penjelasan program perawatan luka dan selang sistostomi.
Edukasi
6. Kemungkinan akan dilakukan redo-urethroplasty
7. Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning)
Ad vitam : dubia adbonam
Prognosis
Ad Sanationam : dubia adbonam
Ad Fungsionam : dubia adbonam
I
Tingkat evidence
Tingkat rekomendasi A

1. Prof. Dr. Sunaryo H., dr., SpB, SpU-K


2. Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU-K
3. Prof. Dr. Soetojo, dr., SpB, SpU-K
4. Dr. Tarmono, dr., SpU-K
5. Dr. Wahjoe D., dr., SpU-K
6. Lukman Hakim, dr., SpU-K, MARS, Ph.D
Penelaah Kritis
7. M. Ayodhia Soebadi, dr., SpU
8. Johan Renaldo, dr., SpU
9. Fikri Rizaldi, dr., SpU
10. Anugrah Dian F., dr., SpU
11. Prasastha Dedika U., dr., SpU

o Penis lurus saat ereksi


Indikator Medis o MUE berada pada posisi normal
Ketua Komite Medik Ketua KSM

(Dr. I Made Handawira


Satya Sp.An) (dr. Arley Telussa, Sp.U)

KARSINOMA GINJAL
ICD : C64
No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman
RS Bhayangkara Kupang 085/komed/PPK/
URO/VII/2019
PANDUAN PRAKTEK Tanggal terbit Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
KLINIS Kasubbid yanmeddokp

dr. Arley Telussa, Dr. Mariana


Sp.U
Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara Kupang
Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B
KOMPOL NRP 7301703
Neoplasma jinak maupun ganas yang berasal dari sel-sel ginjal. Karsinoma g
Pengertian
yang tersering adalah renal cell carcinoma (RCC) mencakup 85% kasus.
- Nyeri pinggang
- Gross hematuria
- Teraba massa di pinggang
- Sindrom paraneoplastik : hipertensi, demam, penurunan berat badan, neuro
Anamnesis
amiloidosis, peningkatan laju endap darah, anemia, gangguan fungsi hati,
hiperkalsemia, polisitemia, dll.
- Gejala yang disebabkan metastasis berupa nyeri tulang atau batuk yang me
- Faktor risiko : merokok, obesitas, hipertensi, keturunan

- Pemeriksaan fisik memiliki peranan terbatas dalam mendiagnosis RCC.


13.Pemeriksaan Fisik - Penemuan massa abdomen, limfadenopati leher, varikokel khususnya seb
kanan dan edema kedua tungkai menunjukan adanya keterlibatan vena

Karsinoma ginjal
14. Kriteria Diagnosis
Histopatologi:
o Menurut WHO sekurangnya ada 3 sub tipe dari RCC:
o Clear cell (cRCC, 80-90%)
o Papillary (pRCC, 10-15%)
o Kromofob (chRCC, 4-5%)

Stadium : menurut sistem TNM (American Joint Committe on Cancer (


2010)
T- Tumor Primer
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti tumor primer
T1 Tumor dengan ukuran ≤ 7cm pada ukuran terbesar, terbatas pada Ginj
T1a Tumor dengan ukuran ≤ 4cm pada ukuran terbesar, terbatas pada Ginj
T1b Tumor > 4cm tetapi ≤ 7cm pada ukuran terbesar
T2 Tumor > 7cm pada ukuran terbesar, terbatas pada Ginjal
T2a Tumor > 7cm tetapi ≤ 10cm pada ukuran terbesar
T2b Tumor > 10cm terbatas pada Ginjal
T3 Tumor meluas ke vena besar atau jaringan perinefrik tetapi tidak ma
kelenjar adrenal ipsilateral dan tidak melewati fasia gerota
T3a Tumor terlihat meluas ke vena renalis atau ke cabang segmentalnya (m
otot) atau tumor menginvasi perirenal dan atau lemak sinus renal tetap
melewati fasia gerota.
T3b Tumor terlihat meluas ke vena kava dibawah diafragma
T3c Tumor terlihat meluas ke vena kava diatas diafragma atau menginvasi d
dari vena kava.
T4 Tumor menginvasi diluar fasia gerota (termasuk ekstensi dengan k
adrenal ipsilateral)
N- Kelenjar getah bening regional
Nx Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis ke kelenjar getah bening regional
N1 Metastasis ke sebuah kelenjar getah bening regional

M- Metastasis jauh
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Ditemukan metastasis jauh

Pengelompokan stadium berdasarkan TNM (AJCC 2010)


Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T1 atau T2 N1 M0
T3 N0 atau N1 M0
Stadium IV T4 Semua N M0
Semua T Semua N M1
15. Diagnosis  Karsinoma Ginjal
1. Hidronefrosis
2. Pionefrosis
16. Diagnosis Banding 3. Upper tract urothelial carcinoma
4. Tumor jinak ginjal
5. Kista ginjal
17. Pemeriksaan Penunjang
No Pemeriksa Rekomenda GR Ref
an si
1 Darah rutin Darah Expert AUA guideline 2013
dan Urin lengkap, laju opinion
endap darah,
alkali
phosphatase
, kalsium,
Fungsi ginjal,
fungsi hati,
fungsi
koagulasi,
LDH,
Urinalisis,
Split
gromerular
filtration rate
(GFR)

2 Radiologis USG Expert AUA guideline 2013


Abdomen opinion
Follow up C
CT scan Expert AUA guideline 2013
abdomen opinion
dengan
kontras
Follow up C
paska
operasi
MRI Expert AUA guideline 2013
abdomen opinion
Follow Up C
paska
operasi
X-ray atau Expert AUA guideline 2013
CT scan opinion
Thorax
Follow up C
paska
operasi
3 Biopsi FNAB atau Expert AUA guideline 2013
Tumor Open Biopsi opinion
No Terapi Prosedur (ICD-9-CM) GR Ref
18. Terapi
1 Terapi Stadium I : Nefrektomi European Association of
Pembed parsial untuk T1a A Urology Guidelines 2017
ahan nefrektomi radikal edition
untuk T1b B
Stadium II-III : B European Association of
Nefrektomi radikal Urology Guidelines 2017
edition
Stadium IV : C European Association of
 Metastasis soliter Urology Guidelines 2017
yang masih edition
resektabel :
Nefrektomi +
metastasektomi
 Metastasis multiple
: Nefrektomi
sitoreduktif yang
diikuti dengan
terapi sistemik
 Tidak resektabel :
Terapi sistemik
dengan dasar
patologi anatomi

2 Terapi First Line: B European Association of


Sistemik  Sunitinib Urology Guidelines 2017
 Bevacizumab+IFN edition
alfa
 Pazopanib
 Temsirolimus

Second Line: B European Association of


 Sorafenib Urology Guidelines 2017
 Pazopanib edition
 Everolimus

1. Penjelasan mengenai penyakit yang diderita, serta sifat penyakit terseb


2. Penjelasan mengenai rencana tindakan, yaitu diperlukannya tin
operatif untuk menegakkan diagnosis, yang memerlukan adanya
19. Edukasi lanjutan
3. Penjelasan mengenai operasi nefrektomi radikal, risiko dan efek sampi
4. Penjelasan mengenai program pengawasan dan deteksi kekambuhan
Ad Vitam (Hidup) : Dubia ad bonam/malam
20. Prognosis Ad Sanationam (sembuh) : Dubia ad bonam/malam
Ad Fungsionam (fungsi) : Dubia ad bonam/malam
21. Tingkat evidence
22. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Sunaryo H., dr., SpB, SpU-K
2. Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU-K
3. Prof. Dr. Soetojo, dr., SpB, SpU-K
4. Dr. Tarmono, dr., SpU-K
5. Dr. Wahjoe D., dr., SpU-K
6. Lukman Hakim, dr., SpU-K, MARS, Ph.D
23. Penelaah Kritis
7. M. Ayodhia Soebadi, dr., SpU
8. Johan Renaldo, dr., SpU
9. Fikri Rizaldi, dr., SpU
10. Anugrah Dian F., dr., SpU
11. Prasastha Dedika U., dr., SpU
3. Indikator jangka pendek :
✓ Meredakan nyeri dan keluhan penyerta lain
✓ Perbaikan kondisi umum
4. Indikator Jangka Panjang :
3. Indikator Medis ✓ Kontrol Progresifitas kanker
✓ Mencegah kekambuhan
✓ Perbaikan kualitas hidup
✓ Memperpanjang Survival Rate
1. Umbas R, Hardjowijoto S, Safriadi F, Mochtar CA, Djatisoesanto W,
4. Kepustakaan
Soedarso MA, et al. Panduan Penanganan Kanker Ginjal (Guidelines o
renal malignant tumour): IAUI; 2012
2. Campbell SC, Lane BR. Malignant renal tumors. Campbell-walsh Urol
10th ed2011.
3. Ljunberg B, Bensalah K, Bex A, Canfield S, Dabestani S, Hofmann F, e
Guidelines on Renal cell Carcinoma. 2014.
4. European Association of Urology Guidelines 2017 edition
Ketua Komite Medik Ketua KSM

(Dr. I Made Handawira


Satya Sp.An) (dr. Arley Telussa, Sp.U)

CA BULI
(ICD :C62)
No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman
RS Bhayangkara Kupang 085/komed/PPK/
URO/VII/2019
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
Kasubbid yanmeddokp

Tanggal terbit dr. Arley Telussa, Dr. Mariana


PANDUAN PRAKTEK Sp.U
KLINIS Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara Kupang

Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B


KOMPOL NRP 7301703
Neoplasma jinak maupun ganas yang berasal dari buli, baik dari jaringan
maupun jaringan mesenkim. Karsinoma buli adalah neoplasma ganas yang b
dari jaringan epitel buli (urotelium)
o Kanker Kandung Kemih Non Invasi Otot (KKKNIO) atau Non Muscle In
Bladder Cancer (NMIBC) yaitu tumor yang terbatas hanya pada mukos
Pengertian (Definisi) atau tumor yang hanya menginvasi lamina propria (T1) serta CIS (carcin
situ).
o Kanker Kandung Kemih Invasi Otot (KKKIO) atau Muscle Invasive B
Cancer (MIBC) yaitu tumor yang menginvasi lapisan otot atau lapisan
lebih dalam.

Anamnesis o Hematuria, yang bersifat gross, painless dan intermiten


o Tidak bisa kencing akibat retensi bekuan darah
o Disuria, pada karsinoma in-situ, atau karsinoma yang telah menga
infiltrasi luas
o Riwayat gejala iritatif pada Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS
menonjol dan tidak hilang dengan terapi simtomatik.
o Gejala obstruksi saluran kemih bagian atas
o Edema tungkai, akibat obstruksi aliran limfatik di daerah pelvis
- Faktor risiko : merokok, pekerjaan yang berhubungan dengan bahan
(amino aromatik, hidrokarbon aromatik polisiklik dan hidrokarbon
diklorinasi) seperti zat pewarna, industri karet, tekstil, cat, logam
penyamakan kulit, radiasi, dan infeksi diikuti iritasi kronis kandung
karena iritasi berulang, infeksi schistosomiasis, iritasi kronis oleh ba
serta kemoterapi.

o Palpasi regio suprapubik, untuk meraba massa (jika besar), atau ka


kemih yang penuh
Pemeriksaan Fisik o Palpasi bimanual, dikerjakan dalam pengaruh anestesi, sebelu
sesudah dilakukannya reseksi tumor buli trans uretra

Kriteria Diagnosis Jenis histopatologi :


1. Tumor jinak
2. Tumor ganas : karsinoma urotelia (90%)l, adenokarsinoma, karsino
skuamosa

Klasifikasi : Staging Tumor Node Metastasis (TNM) tahun 2017

T- Tumor Primer
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ditemukan tumor primer
Ta Karsinoma papilari non-invasif
Tis Karsinoma in situ: “tumor sel datar”
T1 Tumor menginvasi jaringan ikat subepitel
T2 Tumor menginvasi otot
T2a Tumor menginvasi otot ½ dalam
T2b Tumor menginvasi otot ½ luar
T3 Tumor menginvasi jaringan perivesika
T3a Secara mikroskopis
T3b Secara makroskopis (massa ekstravesika)
T4 Tumor menginvasi salah satu dari : prostat, uterus, vagina, dinding
dinding abdomen
T4a Tumor menginvasi prostat, uterus, atau vagina
T4b Tumor menginvasi dinding pelvic atau dinding abdomen

N- Kelenjar getah bening regional


Nx Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis ke kelenjar getah bening regional
N1 Metastasis ke satu kelenjar getah bening regional di true pelvic (hipog
obturator, iliaka eksternal, atau presakral)
N2 Metastasis ke sebuah kelenjar getah bening regional multipel di true
(hipogastrik, obturator, iliaka eksternal, atau presakral)
N3 Metastasis ke kelenjar getah bening iliaka komunis

M- Metastasis jauh
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Ditemukan metastasis jauh

Grading histopatologik
a) Gx: grading diferensiasi tidak dapat ditemukan
b) G1: diferensiasi baik
c) G2: diferensiasi menengah
d) G3: diferensiasi buruk

Risiko pada kanker kandung kemih:

a) Risiko rendah : Ta, G1, < 3 cm, dan soliter


b) Risiko menengah : Ta-T1, G1-G2, multifokal, > 3 cm
c) Risiko tinggi : T1, G3, multifokal, Tis

Diagnosis Kerja Karsinoma Buli

6. Karsinoma ginjal
7. Batu saluran kemih
8. Karsinoma saluran kemih bagian atas
Diagnosis Banding 9. Karsinoma Prostat
10. BPH
11. Trauma saluran kemih
12. Infeksi/keradangan saluran kemih

Pemeriksaan Penunjang

No Pemeriksa Rekomenda GR Ref


an si
1 CT scan CT scan B EAU Guidelines 2017
thorax,
abdomen,
pelvis,
termasuk CT
urografi
untuk
saluran
kencing
bagian atas

2 MRI MRI urografi C EAU Guidelines 2017


digunakan
jika terdapat
kontraindikas
i
penggunaan
kontras atau
dosis
paparan
radiasi

3 Sistoskopi Deskripsikan C EAU Guidelines 2017


ukuran
tumor, lokasi
tumor,
jumlah,
penampilan
tumor,
mukosa buli,
diagram buli
direkomenda
sikan.

4 Biopsi dan Biopsi C EAU Guidelines 2017


sitologi urin dilakukan
setelah
TURBT
pengambilan
pada
prostatic
urethra untuk
kasus tumor
pada
bladder
neck.
Pada
karsinoma
insitu
terdapat
hasil sitology
positif tanpa
adanya
tumor pada
buli

1.
Terapi No Terapi Prosedur (ICD-9-CM) GR Ref
1 TURBT Pada kasus non A EAU Guidelines 2017
muscle invasif
2 Kemoter Pada kasus non A EAU Guidelines 2017
api muscle invasif
intravesi
ka
3 Radikal Pada pasien non C EAU Guidelines 2017
sistekto muscle invasif
mi dengan grade tinggi,
pertimbangkan untuk
dilakukan radikal
sistektomi
Pada pasien gagal B EAU Guidelines 2017
terapi intravesika
pertimbangkan radikal
sistektomi
Pada muscle invasive A EAU Guidelines 2017
: T2-T4a, N0-Nx, M0
(Standar baku)

4 Sistekto  pada pasien B EAU Guidelines 2017


mi dengan lesi soliter
parsial dengan batas yang
jelas, dapat
dilakukan eksisi
dengan tepi bebas
tumor 2 cm, pada
pasien tanpa
keterlibatan CIS.
 lesi di daerah
dome (atap)
kandung kemih.

5 Bladder  Ditujukan pada C EAU Guidelines 2017


sapring kasus pasien yang
treatmen menolak atau tidak
t cocok dilakukan
radikal sistektomi.
Penatalaksanaan
ini bersifat
multimodalitas
yang terdiri dari
TUR-BT,
radioterapi dan
kemoterapi. TUR-
BT bertujuan untuk
menghilangkan
massa tumor
sampai tumor tidak
terlihat.
Radioterapi yang
diberikan bersifat
kuratif, yaitu 60-66
Gy. Kemoterapi
yang diberikan
dapat berupa
regimen MVAC
atau GemCis
(Gemcitabin –
Cisplatin).

6 Urine diversi urin atau A EAU Guidelines 2017


diversion pengalihan aliran
kencing diperlukan
setelah tindakan
sistektomi.
5. Penjelasan mengenai penyakit yang diderita, serta sifat penyakit terseb
6. Penjelasan mengenai rencana tindakan, yaitu diperlukannya tin
operatif untuk menegakkan diagnosis, yang memerlukan adanya
lanjutan
Edukasi 7. Penjelasan mengenai operasi sistektomi radikal, risiko dan efek sampin
8. Penjelasan dan diskusi dengan penderita mengenai jenis diversi urin
akan digunakan
9. Penjelasan dan diskusi dengan penderita mengenai kontrol pengawas
perawatan diversi urin
Ad Vitam (Hidup) : Dubia ad bonam/malam
Prognosis Ad Sanationam (sembuh) : Dubia ad bonam/malam
Ad Fungsionam (fungsi) : Dubia ad bonam/malam
Tingkat Evidence I
Tingkat Rekomendasi A
45. Prof. Dr. Sunaryo H., dr., SpB, SpU-K
46. Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU-K
47. Prof. Dr. Soetojo, dr., SpB, SpU-K
48. Dr. Tarmono, dr., SpU-K
49. Dr. Wahjoe D., dr., SpU-K
Penelaah Kritis 50. Lukman Hakim, dr., SpU-K, MARS, Ph.D
51. M. Ayodhia Soebadi, dr., SpU
52. Johan Renaldo, dr., SpU
53. Fikri Rizaldi, dr., SpU
54. Anugrah Dian F., dr., SpU
55. Prasastha Dedika U., dr., SpU
Kepustakaan 1. Umbas R, Hardjowijoto S, Mochtar C. A, Safriadi F, Djatisoesanto W
AAG, et al. Panduan Penanganan Kanker Kandung Kemih Tipe Ur
Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI); 2014.
2. Babjuk M, Bohle A, Burger M, Comperat E, Kaasinen J, Palou J,
Guidelines on Nonmuscle Invasive Bladder Cancer (Ta,T1 and CIS).
Guidelines; 2014.
3. Witjes JA, Comperat E, Cowan NC, De Santis M, Gakis G, Lebret T
Guidlines on Muscle Invasive and Metastatic Bladder Cancer. EAU Guid
2014.
4. Clark PE, Et al. Bladder Cancer. NCCN Guidelines 2014.
5. Wood D. Urothelial Tumors of the Bladder. In: Kavoussi LR, Novick AC,
AW, Peters CA, editors. Campbell-Walsh Urology. 10th ed2012. p. 2509-

Neoplasma jinak maupun ganas yang berasal dari buli, baik dari jaringan
maupun jaringan mesenkim. Karsinoma buli adalah neoplasma ganas yang b
dari jaringan epitel buli (urotelium)
o Kanker Kandung Kemih Non Invasi Otot (KKKNIO) atau Non Muscle In
Bladder Cancer (NMIBC) yaitu tumor yang terbatas hanya pada mukos
Pengertian (Definisi) atau tumor yang hanya menginvasi lamina propria (T1) serta CIS (carcin
situ).
o Kanker Kandung Kemih Invasi Otot (KKKIO) atau Muscle Invasive B
Cancer (MIBC) yaitu tumor yang menginvasi lapisan otot atau lapisan
lebih dalam.

Ketua Komite Medik Ketua KSM

(Dr. I Made Handawira


Satya Sp.An) (dr. Arley Telussa, Sp.U)
CA PROSTAT
(ICD : C61)
No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman
RS Bhayangkara Kupang 085/komed/PPK/
URO/VII/2019
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
Kasubbid yanmeddokp

dr. Arley Telussa, Dr. Mariana


PANDUAN PRAKTEK Tanggal terbit Sp.U
KLINIS Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara Kupang

Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B


KOMPOL NRP 7301703
Keganasan epitelial invasif yang berasal dari sel-sel kelenjar prostat.
Pengertian (Definisi)

LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms), hematuria, hematopsermia, imp


anemia, obstruksi Ureter yang menyebabkan gagal ginjal, edema ekst
bawah, sindrom Paraneoplastik
Anamnesis
Gejala metastasis : nyeri tulang, penurunan berat badan, fraktur pa
kompresi medula spinalis (menyebabkan paralisis.

1. Pemeriksaan umum : Tanda vital, berat badan, dan skor Karnofsky


2. Tanda tanda pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan Fisik
3. Colok dubur : Ditemukan nodul keras, asimetrik, berbenjol-benjol
Tumor primer (T)
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tumor primer tak dapat ditemukan
T1 Tumor yang tak dapat dipalpasi atau dilihat pada pemeriksaan pen
(tidak terdeteksi secara klinis)
T1a Tumor ditemukan secara kebetulan (PA), < 5 % dari jaringan yang dir
T1b Tumor ditemukan secara kebetulan (PA), > 5 % dari jaringan yang dir
T1c Tumor diidentifikasi dengan pemeriksaan biopsi jarum
T2 Tumor terbatas di prostat
T2a Tumor mengenai setengah atau kurang dari satu lobus
T2b Tumor mengenai lebih setengah dari satu lobus, tetapi tidak me
kedua lobus
T2c Tumor mengenai kedua lobus
T3 Tumor menembus kapsul **
T3a Ekstensi ekstrakapsuler (unilateral atau bilateral)
T3b Tumor mengenai vesicula seminalis
Kriteria Diagnosis
T4 Tumor terfiksasi atau mengenai struktur yang berdekatan, selain v
seminalis, seperti leher kandung kemih, sfingter eksterna rektum dan atau d
pelvis.

Kelenjar Gatah Bening (KGB) regional (N)


Nx KGB regional tak dapat dinilai
N0 Tak ada penyebaran KGB regional
N1 Terdapat penyebaran KGB regional

Metastasis Jauh (M)


Mx Metastasis jauh tak dapat dinilai
M0 Tak ada metastasis jauh
M1 Terdapat Metastasis jauh
M1a Metastasis KGB Non Regional
M1b Metastasis ke tulang
M1c Metastasis ke organ lain

Diagnosis Kerja Ca prostat

BPH
Diagnosis Banding
Prostatitis
Pemeriksaan Penunjang No Pemeriksa Rekomenda GR Ref
an si
1 PSA Dilakukan 2A EAU Guidelines 2017
pemeriksaan
PSA lebih
awal pada
orang
dengan
resiko kanker
prostat yang
meningkat :
•laki-laki usia
> 50 tahun
• laki-laki >
45 tahun
dengan
riwayat
keluarga
kanker
prostat
• African-
Americans >
45 tahun
• laki-laki
dengan level
PSA > 1
ng/mL pada
usia diatas
40 tahun
• laki-laki
dengan
kadar PSA >
2 ng/mL
pada usia 60
tahun
2 TRUS Peran TRUS 2A EAU Guidelines 2017
belum dapat
menggantika
n biopsi
3 CT Scan Tidak 2A EAU Guidelines 2017
direkomenda
sikan untuk
staging pada
kasus resiko
rendah
4 MRI Gunakan 2A EAU Guidelines 2017
MRI untuk
staging lokal
pada kasus
kanker
prostat high
risk
5 Bone scan Gunakan 2A EAU Guidelines 2017
bone scan
pada pasien
dengan
histopatologi
dominan 4
Terapi No Terapi Prosedur (ICD-9-CM) GR Ref
1 Watchful Pada pasien yang 1A EAU Guidelines 2017
waiting tidak eligible untuk
local curative
treatment dan pada
pasien dengan angka
harapan hidup yang
rendah
2 Aktif Offer active 2A EAU Guidelines 2017
Surveille surveillance to
nce patients with the
lowest risk of cancer
progression: > ten
years life
expectancy, cT1/2,
PSA< 10 ng/mL,
biopsy Gleason score
6, 2 positive
biopsies, minimal
biopsy core
involvement (50%
cancer per biopsy
3 Radikal Lakukan 1A EAU Guidelines 2017
Prostate prostatektomi pada
ktomi pasien dengan resiko
rendah dan
intermediaate dengan
angka harapan hidup
> 10 tahun
4 EBRT Tawarkan EBRTpada 1A EAU Guidelines 2017
semua pasien kanker
prostat non
metastatasis
5 androge Dilakukan kastrasi 1A EAU Guidelines 2017
n pembedahan ataupun
deprivati medikamentosa
on (LHRH agonis atau
therapy antagonis) sebagai
(ADT) androgen deprivation
therapy pada pasien
dengan metastastic
ca prostat
:
 Terapi Antibiotik

Jenis Dosis dan Interval Rute Grade of Recommendati


TURP Trimethoprim ± IV A
sulphamethoxazole
Aminopenicillin/
Beta-lactamase
inhibitor
Cephalosporin
group 2 or 3
Radikal
Optional IV C
prostatectomy
o Pada penderita asimtomatis, anamnesis spesifik, colok dubur, dan peng
kadar PSA merupakan pemeriksaan yang direkomendasikan pada
kunjungan. Kunjungan rutin dilakukan pada bulan ke-3, 6, dan 12 pasca
setiap 6 bulan sampai 3 tahun, dan selanjutnya sekali setahun.
o Progresi PSA pasca prostatektomi radikal didefinisikan sebagai penin
kadar PSA lebih dari 0,2 ng/ml pada dua kali pengukuran berturu
Pemantauan PSA direkomendasikan pada bulan ke 3, 6, dan 12 pasca
setiap 6 bulan sampai 3 tahun, dan selanjutnya sekali setahun.
o Progresi PSA pasca EBRT didefinisikan sebagai peningkatan kada
sebesar 2 ng/ml di atas kadar PSA nadir pasca terapi. Pemantaua
direkomendasikan pada bulan ke 3, 6, dan 12 pasca terapi, setiap 6
Edukasi sampai 3 tahun, dan selanjutnya sekali setahun.
o Terabanya nodul pada colok dubur dan peningkatan kadar PSA
merupakan tanda adanya rekurensi lokal.
o Metastasis dapat dideteksi dengan CT scan/MRI pelvis atau sidik tulang
penderita asimtomatis, PSA <20 ng/ml pemeriksaan ini tidak perlu dilaku
o Penderita dengan nyeri tulang perlu menjalani sidik tulang, tanpa meliha
PSA.
o Setelah terapi hormonal, waktu pemantauan minimal 3-6 bulan sekali.
yang perlu dipantau selama terapi hormonal adalah pemantauan
kreatinin, hemoglobin, fungsi hati, kadar testosteron serum, pema
komplikasi metabolik, sidik tulang, ultrasonografi, foto thoraks, dan Bone
Density.

Ad Vitam (Hidup) : Dubia ad malam


Prognosis Ad Sanationam (sembuh) : Dubia ad malam
Ad Fungsionam (fungsi) : Dubia ad bonam
Tingkat evidence I
Tingkat Rekomendasi A
Penelaah Kritis 56. Prof. Dr. Sunaryo H., dr., SpB, SpU-K
57. Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU-K
58. Prof. Dr. Soetojo, dr., SpB, SpU-K
59. Dr. Tarmono, dr., SpU-K
60. Dr. Wahjoe D., dr., SpU-K
61. Lukman Hakim, dr., SpU-K, MARS, Ph.D
62. M. Ayodhia Soebadi, dr., SpU
63. Johan Renaldo, dr., SpU
64. Fikri Rizaldi, dr., SpU
65. Anugrah Dian F., dr., SpU
66. Prasastha Dedika U., dr., SpU
1. Keluhan paska pengobatan
2. Tidak teraba nodul di prostat
Indikator medis
3. PSA paska pengobatan tidak mengalami peningkatan
4. Foto thorax tidak menunjukkan metastasis
4. European Association of Urology (EAU) prostate cancer guidelines 20
5. European Association of Urology (EAU) urological infections 2017
6. National Comprehensive Cancer Network. NCCN Guidelines Version
2.2014 Prostate Cancer. Available at:
http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/prostate.pdf. Acc
July 11th, 2014.
7. National Comprehensive Cancer Network. Prostate Cancer: Asia
Consensus Statement v.1.2011. Available at:
http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/PDF/prostate-asia.pd
Kepustakaan Accessed July 11th, 2014.
8. Mottet N, Bellmunt J, Bolla M, Joniau S, Mason M, Matveev V, et al. E
Guidelines on Prostate Cancer. Uroweb 2014. Available at:
http://www.uroweb.org/gls/pdf/09_Prostate_Cancer_LR.pdf. Accessed
Accessed July 11th, 2014.
9. Loeb S, Carter HB. Early Detection, Diagnosis, and Staging Prostate
Cancer. In : Abrams P, Cardozo L, Khouri S, Wein A, eds. Incontinenc
4th ed. Paris : Health Publication.2010:2754 -70.
10. Umbas R, Hardjowijoto S, Mochtar CA, Safriadi F, Djatisoesanto W,
Danarto, et al. Panduan Penanganan Kanker Prostat. Ikatan Ahli Urol
Indonesia (IAUI). 2011.

Ketua Komite Medik Ketua KSM

(Dr. I Made Handawira


Satya Sp.An) (dr. Arley Telussa, Sp.U)
CA TESTIS
(ICD : C62.1)
No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman
RS Bhayangkara Kupang 085/komed/PPK/
URO/VII/2019
Disusun Oleh Diperiksa Oleh
Kasubbid yanmeddo

dr. Arley Telussa, Dr. Mariana


PANDUAN PRAKTEK Tanggal terbit Sp.U
KLINIS Ditetapkan Oleh :
Ps. Karumkit RS Bhayangkara Kupan

Dr. Hery Purwanto M.Si, Med, Sp.B


KOMPOL NRP 7301703
Tumor yang berasal dari sel germinal dan non germinal pada testis yang
Pengertian (Definisi) maupun
undesensus.
Massa pada skrotum atau temuan massa intraskrotal umumnya tanpa
Pada 20%
Anamnesis kasus mengeluhkan nyeri pada skrotum, dan 27% mengeluhkan nyeri lok
trauma pada skrotum dapat menimbulkan massa pada Testis. Ginekom
pinggang dan nyeri pada flank area. Pada 10% kasus tumor Testis dapat
orchioepididimitis.
Status generalis : untuk menemukan kemungkinan metastase jauh (supra
massa
Pemeriksaan Fisik
pada abdomen ataupun ginekomasti.
Status urologis dan status lokalis testis : mendapatkan karakteristik massa
Tumor primer (T)
PTx. Tidak ditemukan bukti tumor primer (scar post operasi)
PTis. Karsinoma in situ
PT1. Tumor terbatas pada testis and epididmis tanpa keterlibatan sistem
vaskular/lymphatic, tumor mungkin menginvasi tunica albuginea namun tidak
tunika vaginalis
PT2. Tumor terbatas pada testis and epididmis dengan keterlibatan vaskular/
Kriteria Diagnosis tumor meluas hingga tunika albuginea hingga mencapai tunika vaginal.
PT3. Tumor menginvasi spermatic cord dengan atau tanpa keterlibatan vask
Tumour PT4 .menginvasi scrotum dengan atau tanpa keterlibatan vascular/ly
invasion

Kelenjar Gatah Bening (KGB)


N.Pembesaran KGB regional belum diases tidak
ditemukan
Nx. Pembesaran KGB regional
N1. Metastasis pada satu buahKGB regional dengan ukuran 2 cm atau kuran
multipel dengan ukuran kurang dari 2cm
N2. Metastasis pada satu buah KGB regional dengan ukuran lebih dari 2 cm
dari 5 cm atau pembesaran multipel dengan salah satu KGB berukura leb
namun kurang dari 5 cm
N3. Pembesaran KGB lebih dari 5 cm

Metastase jauh(M)
Mx. Metastase belum diases
M0. Tidak ditemukan metastase jauh
M1. Ditemukan metastase jauh
M1a. Non regional KGB atau paru-paru
M1b. Metastase pada non regional KGB atau paru-paru

Serum Tumor Marker


Sx.Tumor marker belum diperiksa atau tidak tersedia
S0.Tumor marker dalam batas normal
LDH (U/l) hCG (mIU/mL) AFP (ng/mL)
S1.< 1.5 x N and < 5,000 and < 1,000
S2.1.5-10 x N or 5,000-50,000 or 1,000-10,000
S3. > 10 x N or > 50,000 or > 10,000
Diagnosis Kerja Tumor testis

Diagnosis Banding Orkidoepididimitis, Hidrokel, Spermatokel, Hematoma, Torsio Testis


Pemeriksaan Penunjang No. Pemeriksa Rekomendasi Ref
an
1. DPL, Diperiksakan EAU Guidelines 2017
pada pasien ca
Ur/cr, Testis
Fungsi Hati
2. Tumor .AFP(yolksac) EAU Guidelines 2017
marker - hCG (ekspresi
trophoblast s)
-LDH (lactate
dehydroge nase).
3. CTScan Pada semua EAU Guidelines 2017
abdominop pasien
elvicdan
thorax
4. Testis Pada semua EAU Guidelines 2017
ultrasound pasien
5. Bone scan Pada pasien EAU Guidelines 2017
dengan keluhan
dan gejala
metastasis
tulang
6. Pemeriksaa Total EAU Guidelines 2017
n fertilitas testosterone
Luteinising
hormone
Follicle-
stimulating
hormone
Semen analysis
Terapi Seminoma

No Terapi Prosedur G Re
R

1. Surveilelnce Lakukan surveilence paa A EAU Guidelin


pasien yang compliance
pada seminoma stage 1

2. Kemoterapi One course kemoterapi A EAU Guidelin


carboplatin
Kemoterapi primer (EP 4
siklus atau BEP 3 siklus)
untuk stadium IIA dan II
B
Kemoterapi primer (EP 4
siklus atau BEP 3 silkus,
atau BEP 4 siklus)
3. Radioterapi Opsi pada stadium B EAU Guidelin
IIA/IIB

4. Pembedahan Setiap pasien dengan A EAU Guidelin


kecurigaan tumor
Testis
harus menjalani
eksplorasi inguinal.

Non-Seminoma

1. Monitoring Pada stadium 1A atau B EAU Guideline


dikombinasi dengan nerve
sparring RPLND

2. Kemoterapi Stadium 1B : RPLND atau B EAU Guidelin


kemoterapi primer BEP 2 siklus

IS, IIA, IIB, IIC, IIIA : Nerve


sparing RPLND, kemoterapi
primer (EP 4 siklus, BEP 3 A EAU Guidelin
siklus), terapi primer

IIIB: kemoterapi primer(BEP 4 A EAU Guidelin


siklus)

IIIC : kemoterapi primer (BEP 4


A EAU Guidelin
siklus atau VIP4 siklus)

3. Pembedahan Inguinal orchiectomy C EAU Guidelin

Metastatectomy B EAU Guidelin

Edukasi diagnosis dan pilihan terapi

Edukasi o Edukasi tentang infertilitas pasca kemoterapi


o Edukasi perawatan luka
o Edukasi pasien untuk pemeriksaan fisik tanda-tanda tumor muncul kemb
Ad Vitam (Hidup) : Dubia ad bonam
Prognosis Ad Sanationam (sembuh) : Dubia ad malam
Ad Fungsionam (fungsi) : Dubia ad bonam
Tingkat evidence I
Tingkat Rekomendasi A
1. Prof. Dr. Sunaryo H., dr., SpB, SpU-K
2. Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU-K
3. Prof. Dr. Soetojo, dr., SpB, SpU-K
4. Dr. Tarmono, dr., SpU-K
5. Dr. Wahjoe D., dr., SpU-K
Penelaah Kritis 6. Lukman Hakim, dr., SpU-K, MARS, Ph.D
7. M. Ayodhia Soebadi, dr., SpU
8. Johan Renaldo, dr., SpU
9. Fikri Rizaldi, dr., SpU
10. Anugrah Dian F., dr., SpU
11. Prasastha Dedika U., dr., SpU
1. Kualitas hidup baik
Indikator medis 2. Foto thorax, USG, atau CT scan tidak terdapat proses metastasis
3. Fertilitas baik
Kepustakaan a. European Association of Urology (EAU) testicular cancer guidelines
b. European Association of Urology (EAU) urological infections 2017
c. Albers P, Albrecht W, Algaba F, Bokemeyer C, Cohn-Cedemerk G
et al.
Guidelines on testicular Cancer. EAU; 2014.
d. Stephenson AJ, Gilligan TD. Neoplasm of the Testis. Campbell-walsh
10th ed20

Ketua Komite Medik Ketua KSM

(Dr. I Made Handawira


Satya Sp.An) (dr. Arley Telussa, Sp.U)

You might also like