You are on page 1of 28

SEJARAH PERKEMBANGAN SENTRA INDUSTRI TEMPE DI GAMPONG

KARANG ANYAR LANGSA DAN DAMPAKNYA TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan (S.Pd)

DISUSUN OLEH :

Mutia Chairunnisah
200401041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal

penelitian skripsi yang berjudul SEJARAH PERKEMBANGAN SENTRA

INDUSTRI TEMPE DI GAMPONG KARANG ANYAR LANGSA DAN

DAMPAKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT.

. Laporan proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mengerjakan skripsi pada program Strata-1 di Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan , Universitas Samudra.

Adapun maksud dan tujuan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari

bagaimana sejarah perkembangan sentra industry tempe dan dampak terhadap

pertumbuhan ekonomi,

Proposal penelitian ini mungkin tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan beberapa

pihak antara lain:

1. Bapak Dr. Ir. Hamdani selaku rektor Universitas Samudra Langsa

2. Bapak Drs.Sofyan,Mpd sebagai dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Samudra Langsa.

3. Bapak Drs. Teuku Junaidi,M.Pd selaku ketua Prodi Pendidikan Sejarah.

4. Bapak Madhan Anis, S. Pd, M. Pd selalu Koordinator Program Studi

5. Ibu Hartutik, S.Pd., M.Pd yang selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan banyak pelajaran dan masukan selama Proposal skripsi

berlangsung.

6. Orang tua, saudara-saudari kami atas doa, dukungan serta kasih sayang yang
selalu tercurah selama ini.

Kami menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.

Peneliti mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga

akhirnya proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan

penerapan di lapangan serta bisa di kembangkan lagi lebih lanjut.

Langsa, 17 Juni 2022

Peneliti
ABSTRAK

Industri sentra tempe merupakan salah satu sentra yang terdapat di Gampong Karang

Anyar Langsa yang mana telah dijalankan kurang lebih selama 2 tahun lamanya. Dalam

proses pembuatan tempe tersebut, yang mana ada beberapa diperlukan pekerja agar

proses tersebut lebih mudah dikerjakan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui perkembangan sentra industri tempe dan peneliti mengetahui bagaimana

dampaknya pada pertumbuhan ekonomi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu penelitian deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah yang

akan di teliti untuk menemukan dan menggali informasi tentang perkembangan sentra

industry temped dan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi. Kemudian dalam penelitian

ini menggunakan purposive sampling dan dalam penelitian ini menggunakan responden

yaitu satu responden dari pemilik usaha tempe, dan dua responden dari pekerja. Dalam

penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara sebagai instrument penelitian.

Hasil dari penelitian ini yaitu peneliti menemukan bahwa perkembangan industry sentra

tempe di Gampong Karang Anyar dimulai pada tahun 2020 dan dampaknya terhadap

pertumbuhan ekonomi sangat baik, karena dengan adanya industry sentra tempe ini dapat

mengurangi angka pengangguran dikalangan masyarakat.

Kata Kunci : Perkembangan Sentra Tempe, Pertumbuhan Ekonomi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

ABSTRAK..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ……......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah………………….…………..……...…...... 8


B. Batasan Masalah…………………………………..…..…………...... 8
C. Rumusah Masalah………………………………...…..…………...... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………….…..…..………...... 9
E. Penjelasan Istilah…………………………………..…..…………...... 11
F. Kajian Terdahulu…………………………………..…..…………...... 13

BAB II LANDASAN TEORI……………………….……....…..………...... 14

A. Pengertian Sejarah………………………………..…..…………...... 14

B. Industri Tempe………………….........…………..…..…………...... 16

C. Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat…………………..…………...... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….....................................….. 20

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 21


B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 21
C. Subjek Penelitian................................................................................ 21
D. Sumber Data....................................................................................... 22
E. Tekhnik Pengumpulan Data................................................................ 25
F. Tekhnik Analisa Data.......................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ………………………................................................. 28


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pangan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan

manusia baik secara fisiologis maupun psikologis. Pembangunan pangan

dilakukan sebagai upaya pembangunan di lintas sektor yang berkaitan dalam

mencukupi kebutuhan pangan masyarakat secara merata baik dalam jumlah

maupun gizinya. Keberhasilan pembangunan pangan masyarakat Indonesia akan

dipengaruhi oleh kemampuan dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran,

dan pendistribusian pangan. Hal ini dapart terealisasikan apabila didukung oleh

kemampuan sektor industri pengolahan yang memadai (Seto, 2001).

Sektor Industri merupakan salah satu penyumbang dalam perekonomian

di Indonesia. Salah satu dari sektor industri, industri pangan. Industri pangan

mengelola hasil pertanian, baik nabati maupun hewani menjadi produk pangan

olahan. Industri pangan masih cukup mempunyai prospek bisnis yang baik dan

keberadaanya selalu dibutuhkan, karena manusia hidup membutuhkan pangan.

Kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan primer bagi manusia, yang

kebutuhannya akan didahulukan daripada akan kebutuhan yang lainnya.1

1
A.J. and B.R Pearce Robinson. Manajemen Strategis Edisi 10. (Jakarta:Salemba Empat, 2008),
hal. 98
Gampong Karang Anyar sebagai salah satu penghasil pangan juga, yaitu

industri tempe. Industri tempe yang terdapat 2 sentra yang mana cukup banyak

menyerap tenaga kerja di Gampong Karang Anyar sehingga dapat membantu

pemerintah daerah mengurangi angka pengangguran di Gampong Karang Anyar.

Kandungan nutrisi di dalam tempe beragam. Tempe dapat memenuhi

sebagian besar kebutuhan asam amino, seperti trytopthan, threonin, isolusin, ,

valin, dan histidin. Tempe juga mengandung vitamin B12 yang dihasilkan dari

aktivitas mikroba dalam proses fermentasi.

Kandungan nilai gizi tempe jauh lebih baik dibandingkan kedelai biasa.

Keunggulan yang terdapat dalam tempe antara lain : sumber antioksidan yang

mengandung isoflavon aglikon sebagai pencegah kanker; sumber antibiotik, zat

antibakteri yang memperkecil peluang infeksi; hipokoleterolemik, menurunkan

lipid atau lemak dalam darah, sumber vitamin B; mengandung vitamin B12;

mengandung delapan macam asam amino esensial dan asam lemak tidak jenuh;

mengandung serat tinggi; mudah dicerna oleh semua kelompok umur, dari bayi

sampai usia lanjut (Anonim, 2008).

Beragamnya kandungan yang ada pada tempe yang baik untuk

pemenuhan gizi manusia, maka industri tempe perlu dilakukan perkembangan

agar produk tempe tetap dapat memenuhi kebutuhan manusia dan kebutuhan

gizi. Industri tempe sebagian besar merupakan industri kecil yang lemah

permodalan dan lemah manajemen. Oleh karena itu akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi masyarakat dan industri tempe diperlukan strategi untuk

meningkatkan kontribusi industri kecil dalam perekonomian daerah dan

nasional.

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti

tertarik mengambil judul “Sejarah Perkembangan Sentra Industri Tempe di

Gampong Karang Anyar Langsa Dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Masyarakat”

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini fokus kajian diarahkan untuk menjawab masalah

masalah yang terindenfikasi diatas, khususnya ;

1. Peneliti mengambil partisipan, yaitu pada perkembangan sentra

industri tempe yang berada di Gampong Karang Anyar Langsa.

2. Peneliti juga melihat bagaimana dampak pada industri tempe

terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal berkembangnya sentra industri tempe di Gampong

Karang Anyar ?

2. Bagaimana dampak pertumbuhan ekonomi industri tempe bagi

pengusaha dan tenaga kerja?


D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk Gampong Karang Anyar sebagai salah satu penghasil

pangan juga, yaitu industri tempe. Industri tempe yang

terdapat 2 sentra yang mana cukup banyak menyerap tenaga

kerja di Gampong Karang Anyar sehingga dapat membantu

pemerintah daerah mengurangi angka pengangguran di

Gampong Karang Anyar..

b. Untuk mengetahui dampak pertumbuhan ekonomi industri

tempe bagi pengusaha dan tenaga kerja.

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Mengetahui perkembangan sentra industri tempe dan peneliti

mengetahui bagaimana dampaknya pada pertumbuhan ekonomi.

2. Bagi Perpustakaan

Sebagai bahan masukan bagi perpustakaan dalam kajian

pemebelajaran sejarah terutama pada industri tempe.

3. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua kalangan

pembaca.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghambat kesalahan dalam penafsiran terhadap judul

penelitian, peneliti memberikan batasan terhadap istilah yang dipergunakan

sebagai berikut:

1. Sejarah perkembangan industri tempe

Sejarah adalah untuk memahami perilaku masa lalu, masa sekarang dan

masa yang akan datang. J. Bank berpendapat bahwa Sejarah merupakan semua

kejadian atau peristiwa masa lalu.

Perkembangan ( development ) adalah proses atau tahapan pertumbuhan

kea rah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri ( growth) berarti tahapan

peningkatan sesuatau dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya.

Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan ( a stage of

development ) ( McLeod, 1989)

Industri Menurut Abdurachmat dan Maryani (1998: 27) Industri

merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting.Ia mengasilkan

berbagai kebutuhan hidup manusia dari mulai makanan, minuman, pakaian, dan

perlengkapan rumah tangga sampai perumahan dan kebutuhan hidup lainnya.


Tempe adalah Tempe adalah salah satu produk fermentasi yang

umumnya berbahan baku kedelai yang difermentasi dan mempunyai nilai gizi

yang baik. Fermentasi pada pembuatan tempe terjadi karena aktivitas kapang

Rhizopus oligosporus. Menurut Dewi dan Aziz (2009), secara umum tempe

berwarna putih, dikarenakan pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-

biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Tempe memiliki aroma

yang khas dikarenakan adanya degradasi dari komponen-komponen dari kedelai

itu sendiri.

F. Kajian Terdahulu

Sebelum dilaksanakan penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan industri tempe. Sehingga akan dipaparkan letak

persamaan dan perbedaan antara yang dilakukan oleh beberapa penelitian

terdahulu dengan penelitian ini.

Menurut Fatmawati (2009) dalam penelitian yang berjudul Strategi

Pengembangan Industri Kecil Tempe di Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten

yang bertujuan untuk peningkatan produksi, pendapatan, serta efisiensi yang

dapat dicapai dari usaha tempe. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam

mengembangkan industri kecil tempe di Kabupaten Klaten adalah perbaikan

sarana dan prasarana produksi, dan sumberdaya manusia serta penanaman modal

swasta dengan dukungan dari pemerintah; Meningkatkan dan mempertahankan


kualitas dan kuantitas tempe serta efisiensi penggunaan sarana dan prasarana

produksi; Meningkatkan kualitas sumber daya pengusaha secara teknis, moral

dan spiritual melalui kegiatan pembinaan untuk memaksimalkan produksi dan

daya saing tempe. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam

mengembangkan industri kecil tempe di Kabupaten Klaten berdasarkan analisis

matriks QSP adalah perbaikan sarana dan prasarana produksi, dan sumberdaya

manusia serta penanaman modal swasta dengan dukungan dari pemerintah.

Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah jenis penelitiannya

sama, dan sama membahas tentang industri tempe. Letak perbedaannya bahwa

penelitian ini terfokus pada strategi perkembangan industri serta sarana-

prasarana.2

Menurut Jurnal online penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN

INDUSTRI KECIL TAHU PADA SENTRAL INDUSTRI TAHU DAN

TEMPE DESA SEPANDE KECAMATAN CANDI KABUPATEN

SIDOARJO” oleh Fajrur Rakhman Holle dan Retno Mustika Dewi, Program

Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

tahun 2014. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Fajrur Rakhman Holle dan

Retno Mustika Dewi membahas tentang bagaimana cara pengembangan dan

pemberdayaan para pengusaha tahu yang ada di Desa Sepande. 3

2
L.N Fatmawati. Strategi Pengembangan Industri Kecil Tempe di Kecamatan Pedan Kabupaten
Klaten. Skripsi FP UNS. (Surakarta, 2009), hal.51-53
3
Fajrur Rakhman Holle dan Retno Mustika Dewi. Pengembangan Industri Kecil Tahu Pada
Sentral Industri Tahu dan Tempe Desa Sepande, Skripsi FE UNS. (Surabaya, 2014), hal.76
Persamaan dengan penelitian ini adalah membahas perkembangan

industri tempe dan jenis penelitian yang digunakan sama dengan kualitatif.

Sedangkan letak perbedaannya diskripsi tersebut hanya membahas tentang

perkembangan dan pemberdayaan pada sentral industri, sedangkan peneliti

terfokus pada perkembangan dan dampak pada pertumbuhan ekonomi.

Penelitian dengan judul “POLA PEMAHAMAN AGAMA DAN PERILAKU

EKONOMI MASYARAKAT PERAJIN TEMPE DI KELURAHAN PURWANTORO

KECAMATAN BLIMBING MALANG” oleh A. Muhtadi Ridwan, NIM. FO.1.5.04.01,

Program Studi Ilmu Ke-Islaman, Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya

tahun 2011.4

Persamaan penelitian ini pada penelitian sebelumnya terletak pada perilaku

ekonomi masyarakat, sama dalam rangka membentuk perilaku ekonomi individu,

tepatnya para pengrajin tempe yang menjadi fokus penelitian.sedangkan letak

perbedaannya pada perkembangan sentral industri tempe.

4
A. Muhtadi Ridwan. Pola Pemahaman Agama dan Perilaku Ekonomi Masyarakat Pengrajin
Tempe di Kelurahan Purwantoro. Skripsi PSI. (Surabaya, 2011), hal 87
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sejarah

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” (baca: syajarah) yang

berarti pohon kayu. Kata sejarah dipergunakan dalam bahasa Indonesia sehari-

hari dan terpilih menjadi istilah. Mungkin makna yang terkandung dalam

pengertian pohon itu melambangkan adanya kejadian, pertumbuhan, dan

terutama perubahan dan perkembangan (karena hakikat sejarah ialah perubahan)

yang mengilhami bangsa kita untuk menggunakan istilah sejarah. Sedangkan

dalam bahasa Inggris atau Prancis apa yang dimaksud dengan sejarah

dipergunakan istilah history dan l’historie yang diambil dari bahasa Yunani

“historia”, berarti inquiry atau yang diketahui karena penyelidikan; jadi hampir

sama dengan ilmu pengetahuan, yang bercirikan kronologis, yang membedakan

dengan scientiea yang bercirikan nonkronologis. 5

Secara ringkas dapatlah kita nyatakan bahwa kata dan istilah sejarah

berarti cerita atau kisah, kejadian atau peristiwa dan studi atau ilmu pengetahuan

tentang cerita yang benar-benar telah terjadi atau berlangsung pada waktu yang

lalu.

5
Sidi Gazalba,. Pengantar Sejarah sebagai Ilmu. (Jakarta: Bharata, 1966), hal.98
B. Industri Tempe

Sebelum melakukan kegiatan pembuatan tempe perlu adanya

perencanaan-perencanaan yang matang dalam berproduksi. Hal ini dimaksudkan

untuk menghindari adanya hambatan-hambatan dalam melakukan kegiatan

produksi. Untuk mempercepat proses pembuatan tempe dalam menghasilkan

produk, para industri tempe masih menggunakan alat-alat yang sederhana.6

Adapun alat-alat bahan yang digunakan dalam proses tersebut adalah:

a. Tungku, kayu bakar/kompor/elpiji untuk memasak kedelai

b. Panci / dandang untuk mengukus kedelai

c. Erek sejenis ero / anyaman yang terbuat dari bambu untuk meniriskan

kedelai yang sudah dikukus

d. Siwur / gayung untuk mengambil kedelai yang sudah dimasak

e. Kedelai bahan baku dasar pembuatan tempe

f. Plastik / daun pisang untuk mengemas tempe

g. Ragi untuk memadatkan tempe

h. Kepemilikan modal (permodalan)

Dalam suatu dunia usaha, modal merupakan salah satu faktor terpenting

dalam kelanggengan usaha tersebut. Modal merupakan salah satu faktor

produksi untuk pendirian suatu usaha dan melancarkan jalannya aktifitas usaha

6
Tanuwidjaja, L. Perkembangan Industri Tempe di Indonesia Prosiding Simposium Sehari  
Pengembangan Industri Makanan dari  Kedelai. (Jakarta. 1995), hal.167
tersebut sehingga kelangsungan usaha yang dilakukan tetap berjalan lancar.

Untuk memperoleh modal tidak hanya dari modal pribadi atau modal sendiri,

pinjaman modal dari berbagai pihak juga diperlukan untuk menunjang lancarnya

produktifitas perusahaan. Pinjaman modal dapat diperoleh dari bantuan

pemerintah dan Bank.

C. Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Menurut Untoro (2010:39), pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat dalam jangka panjang. Sedangkan menurut Kuznets (dalam Sukirno,

2006:132), pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka

panjang dari Negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang

ekonomi kepada penduduknya.7

Sedangkan Ali Ibrahim Hasyim, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan

sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara

berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Ada tiga komponen dasar yang diperlukan dalam pertumbuhan ekonomi suatu

bangsa; (1) Meningkatnya secara terus menerus persediaan barang; (2)

Teknologi maju sebagai faktor utama yang menentukan derajat pertumbuhan

dalam menyediakan aneka ragam kepada penduduknya; (3) Penggunaan


7
Arifin, Imamul & Gina, Hadi. Membuka Cakrawala Ekonomi. (Jakarta: Salemba Empat, 2009),
hal.95
teknologi secara luas dan efisien memerlukan penyesuaian di bidang

kelembagaan dan ideologi, sehingga inovasi yang dihasilkan oleh IPTEK umat

manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.8

Jadi dalam penelitian ini, pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan

kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa diproduksikan

masyarakat meningkat secara terus menerus. Adanya pertumbuhan ekonomi

mengindikasikan bahwa adanya keberhasilan dalam pembangunan ekonomi.

Beberapa faktor lama dipandang oleh ahli ahli ekonomi sebagai sumber

penting yang dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi antara lain;9

a. Tanah dan kekayaan alam lainnya

Kekayaan alam suatu negara meliputi luas kesuburan tanah, keadaan

iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan laut yang dapat diperoleh, dan

jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang ada. Kekayaan alam akan dapat

mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara, terutama

pada masa permulaan proses pertumbuhan ekonomi.

b. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja

Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong

maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi. Penduduk yang

8
Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro, (Jakarta:Kencana, 2016), hal.231
9
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, hal.425-429
bertambah akan memperbesar tenaga kerja, dan penambahan tersebut

memungkinkan negara itu menambah produksi.

Apabila di dalam perekonomian berlaku keadaan di mana pertambahan

tenaga kerja tidak dapat menaikkan produksi yang tingkatnya adalah lebih cepat

dari tingkat pertambahan penduduk, pendapatan perkapita akan menurun.

Dengan demikian penduduk yang berlebih-lebihan akan menimbulkan

kemorosotan keatas kemakmuran rakyat.

c. Barang-barang modal dan tingkat teknologi

Barang-barang modal yang sangat bertambah jumlahnya, dan teknologi

yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan yang penting sekali

dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi itu.

Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat

teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang akan dicapai adalah

jauh lebih rendah dari pada yang dicapai masa kini. Tanpa adanya

perkembangan teknologi, produktivitas barangbarang modal tidak akan

mengalami perubahan dan tetap berada pada tingkat yang sangat rendah. Oleh

karena itu perkembangan per kapita hanya mengalami perkembangan yang kecil

sekali.

d. Sistem sosial dan sikap masyarakat


Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan yang cukup

penting dalam pertumbuhan ekonomi. Apabila di dalam masyarakat terdapat

beberapa keadaan dalam sistem sosial dan sikap masyarakatt yang sangat

menghambat pertumbuhan ekonomi, pemerintah haruslah berusaha untuk

menghapuskan hambatanhambatan tersebut.

e. Luas pasar sebagai pertumbuhan

Pandangan Adam Smith, menunjukkan bahwa sejak lama orang

menyadari tentang pentingnya peranan luas pasar dalam pertumbuhan ekonomi.

Apabila luas pasar terbatas tidak terdapat dorongan kepada para pengusaha

untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktivitasnya sangat

tinggi. Para pengusaha lebih suka mengguanakan cara memproduksi yang

teknologinya rendah. Karena produktivitas yang rendah maka pendapatan para

pekerja tetap rendah, dan selanjutnya membatasi luas pasar.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postitivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi.10 Penelitian kualitatif juga bertujuan memahami subjek penelitian

secara mendalam dan bersifat interpretatif, artinya mencari temuan atau yang

sering kita kenal adalah mencari temuan baru atau mendapatkan temuan baru.11

Sementara itu, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena

yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia. Berdasarkan

penjelasan ini, peneliti beranggapan bahwa deskriptif kualitatif adalah mengkaji

masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat

suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

10
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Cet. XVIII, (Bandung:Alfabeta:2010), hal.91
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT.Remaja Rosfakarya, 2005),
hal.67
Objek dan lokasi penelitian, peneliti dalam skripsi ini yakni bertempat di

Gp.Karang Anyar di Kota Langsa, sedangkan waktu pelaksanaanya dilakukakan

kurang lebih satu bulan lamanya.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan populasi dan sampel

dalam penelitian. Namun, peneliti menggunakan subjek penelitian. Subjek

dalam penelitian ini merujuk pada responden, informan dan hendak dimintai

informasi atau digali datanya.12 Subjek merupakan tempat dimana objek

(variable) berada atau melekat.13 Subjek dalam penelitian ini 1 orang yang punya

usaha dan 2 orang sebagai pekerja.

D. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari

mana data dapat diperoleh.14Untuk penelitian ini peneliti menggunakan dua

sumber data yaitu :

1. Data Primer

Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

(atau petugasnya) dari sumber pertamanya. 15 Berdasarkan penjelasan ini, peneliti

12
Muh.Fitrah dan Luthfiyah, Metode Penelitian:Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas and Study
Kasus, (Sukabumi:CV Jejak, 2017), hal.152
13
Muslich Ansori, Metode Penelitian Kuantitatif Edisi 2, (Surabaya:Airlangga, 2017), hal.116
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT.Rineka Cipta,
2002), hal.129
15
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta:Rajawali, 1987), hal.93
mengambil data langsung dengan wawancara, dan pengamatan langsung dengan

yang punya usaha dan pekerjanya.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang

tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.16 Sumber data ini peneliti mengambil

dari buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh seseorang

peneliti untuk mendapatkan data-data dari masyarakat agar ia dapat menjelaskan

permasalahan penelitiannya.17 Dalam pengumpulan data penelitian

membutuhkan suatu instrumen. Instrumen merupakan sebuah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk

menjawab permasalahan penelitian. Instrumen pengumpulan data merupakan

alat bantu yang digunakan untuk mengumpulakan data.18 Berdasarkan penjelasan

ini, pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

1. Wawancara

16
Ibid., hal.94
17
Yuni Sare, Antropologi:SMA/MA XII (Jakarta:Grasindo,2007), hal.117
18
Atiko, Booklet, Brosur Dan Poster Sebagai Karya Inovative Di Kelas,
(Gresik:caremediacommunictio, 2019), hal.53
Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan

oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah,

dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan

mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami.

Dalam wawancara, pertanyaan dan jawaban yang diberikan dilakukan

secara verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan tatap muka,

atau jika terpaksa dapat dilakukan melalui telepon. Hubungan dalam wawancara

biasanya bersifat sementara, yaitu berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan

kemudian diakhiri. Dalam wawancara, orang yang dimintai informasi (sumber

data) disebut dengan informan. Dalam penelitian ini, peneliti akan

mewawancarai 1 orang yang punya usaha dan 2 orang sebagai pekerja

Gp.Karang Anyar untuk mengetahui dampak ekonomi di Gp tersebut.

2. Observasi

Menurut Riduwan bahwa observasi merupakan bentuk teknik

pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. 19 Metode

observasi adalah metode-metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian, data tersebut dihimpun melalui pengamatan

peneliti dengan penggunaan panca indra.20 Observasi digunakan untuk melihat

dan mengamati perubahan fenomena-fenomena social yang tumbuh dan


19
Riduwan, Metode Riset,(Jakarta:Rineka Cipta,2004), hal.104
20
Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya, Airlangga Universitas Press, 2001),
hal.142
berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut,

bagi pelaksana observasi untuk melihat objek momen tertentu, sehingga mampu

memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. 21 Dalam

observasi ini, peneliti mengamati langsung proses pembuatan tempe yang akan

berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.

3. Dokumen

Menurut Suharsimi Arikunto metode dokumentasi adalah “mencari data,

presentasi, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. 22 Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data-data dengan jalan menyelediki dokumen-

dokumen yang sudah ada dan merupakan tempat untuk menyiapkan sejumlah

data dan informasi. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menemukan

langsung dokumen penelitian pada siswa. Teknik ini dilakukan peneliti dengan

mengumpulkan dokumen tertulis langsung oleh pekerja maupun tidak tertulis

dari lokasi penelitian yang berkaitan dengan pokok penelitian.

Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui perkembangan

sentra tempe dan bagaimana tanggapan dari pekerja setelah bekerja di sentra

tempe.

F. Teknik Analisa Data

21
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen, (Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2007),
hal.159
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Kualitatif…, hal.107
Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu

mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka. Data yang berhasil dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokumen,

dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan

terhadap kenyataan atau realitas.23 Berdasarkan penjelasan ini, peneliti

menggunakan analisis deskriptif untuk mengidentifikasi pemahaman aplikasi

dyned.

Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga jalur kegiatan,

yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verfikasi.24

1. Reduksi data diartikan sebgai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak

pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode,

menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan

maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan,

kemudian data tersebut diverifikasi.

2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam

bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan

23
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1997), hal.66
24
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:PT Bumi
Aksara, 2009). Hal.85-89
informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah

dipahami.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir

penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan

melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran

kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan.

Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran,

kecocokan, dan kekokohannya. Peneliti harus menyadari bahwa

dalam mencari makna, ia harus menggunakan pendekatan emik, yaitu

dari kacamata key information, dan bukan penafsiran makna menurut

pandangan peneliti (pandangan etik).

DAFTAR PUSTAKA

B.R Pearce Robinson,A.J. 2008. Manajemen Strategis Edisi 10. Jakarta:Salemba Empat

Fatmawati L.N,2009. Strategi Pengembangan Industri Kecil Tempe di Kecamatan

Pedan Kabupaten Klaten. Skripsi FP UNS.Surakarta

Retno Mustika Dewi,Fajrur Rakhman Holle,2014. Pengembangan Industri Kecil Tahu

Pada Sentral Industri Tahu dan Tempe Desa Sepande, Skripsi FE UNS.Surabaya
Muhtadi Ridwan A.2011. Pola Pemahaman Agama dan Perilaku Ekonomi Masyarakat

Pengrajin Tempe di Kelurahan Purwantoro. Skripsi PSI.Surabaya

Gazalba, Sidi,1996. Pengantar Sejarah sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata

L Tanuwidjaja,`1995. Perkembangan Industri Tempe di Indonesia Prosiding

Simposium Sehari   Pengembangan Industri Makanan dari  Kedelai. Jakarta

Arifin, Imamul & Gina, Hadi,2009. Membuka Cakrawala Ekonomi.Jakarta: Salemba

Empat

Ibrahim Hasyim ,Ali, 2016. Ekonomi Makro,Jakarta:Kencana

Sukirno,Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Administrasi Cet. XVIII, Bandung:Alfabeta

J. Moleong ,Lexy,2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT.Remaja

Rosfakarya

Luthfiyah,Muh.Fitrah,201., Metode Penelitian:Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas

and Study Kasus, Sukabumi:CV Jejak

Ansori , Muslich. 2017, Metode Penelitian Kuantitatif Edisi 2, Surabaya:Airlangga

Arikunto,Suharsimi, 2022, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta:PT.Rineka Cipta

Suryabrata , Sumadi,1987, Metode Penelitian, Jakarta:Rajawali


Ibid.,

Sare,,Yuni, 2007. Antropologi:SMA/MA XII Jakarta:Grasindo

Atiko, Booklet. 2019, Brosur Dan Poster Sebagai Karya Inovative Di Kelas,

Gresik:caremediacommunictio

Riduwan.2004, Metode Riset,Jakarta:Rineka Cipta

Bugin, Burhan, 2001. Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya, Airlangga Universitas

Press

Margono, 2007, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen, Jakarta:PT.Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Kualitatif…,

Sudarto,1997, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta:Raja Grafindo Persada

Purnomo Setiadi Akbar, Husaini Usman, 2009. Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta:PT Bumi Aksara

You might also like