You are on page 1of 2

Nama : Lusy Triani

Kelas : Hpt-B
Program Studi : Proteksi Tanaman

Peran Kewirausahaan Dalam Perekonomian Indonesia


Serta Peran Yang Dapat Dilakukan Sarjana Pertanian Dalam Menunjang
Peran Tersebut

Kewirausahaan umumnya merupakan suatu proses atau kegiatan seseorang untuk


dapat mewujudkan atau menciptakan sebuah ide atau value yang inovatif kedalam kehidupan
yang sebenarnya secara kreatif. Di dalam kewirausahaan juga terdapat istilah wirausaha.
Wirausaha adalah seseorang yang mempunyai sebuah ide yang kreatif dan berjiwa pantang
menyerah dan berani dalam mengambil sebuah resiko yang besar di dalam merealisasikan
idenya ke dalam kehidupan nyata. Pada era saat ini, jumlah pengangguran sangat tinggi
dibandingkan dengan jumlah lapangan pekerjaan yang di tawarkan. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan sangat minim nya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia, yaitu salah
satunya rasa takut generasi muda dalam membuka sebuah wirausaha karena resiko yang
begitu besar. Padahal seperti yang kita ketahui, wirausaha sangat berperan penting dalam
meningkatkan perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya knowlegde spillover,
yaitu terjadinya penciptaan sebuah barang atau jasa baru dari peluang yang diciptakan oleh
seseorang wirausahawan sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terlaksanakan. Wilayah
Indonesia yang sangat luas dengan begitu banyak pulau dan kearifan lokal yang berbeda-beda
pada tiap provinsinya ini dapat menumbuhkan sebuah kualitas produk atau jasa yang baru.
Peran kewirausahaan di Indonesia tentu sangat diharapkan, tidak hanya menjadi sebuah
penampung kelebihan tenaga kerja tetapi juga menjadi suatu pendorong kegiatan ekonomi
yang berpengaruh pada kemajuan nasional maupun internasional.

Dalam menunjang peran kewirausahaan sebagai suatu yang penting pada


perekonomian di Indonesia, tentu banyak yang dapat dilakukan pada berbagai bidang.
Kebanyakan orang yang membuka atau membuat sebuah lapangan pekerjaan atau wirausaha
pasti berlatar pendidikan dari jurusan yang terdapat kaitannya dengan bisnis dan keuangan.
Sebenernya siapa saja dapat membuka sebuah lapangan pekerjaan atau usaha tidak peduli ia
berasal dari latar pendidikan mana. Salah satunya adalah seseorang yang memiliki gelar
sebagai Sarjana Pertanian yang dapat membuka sebuah wirausaha dalam bidang pertanian.
Kewirausahaan merupakan bagian dari realisasi perilaku produktif, kreatif dan inovatif yang
dimiliki seseorang termasuk petani. Dengan kewirausahaan, seseorang atau sekelompok
orang termasuk petani dapat melakukan proses penciptaan keadaan yang baru secara kreatif
dan produktif dimana hasil berbeda dengan yang lama sehingga potensial meningkatkan nilai
tambah. Ropke (2004) mengemukakan tiga fungsi kewirausahaan yakni: pertama fungsi rutin
untuk pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki dengan penerapan prinsip manajemen, kedua
fungsi arbitrase untuk pemanfaatan peluang dengan berani mengambil risiko dan ketiga
fungsi inovatif untuk pengadaan beragam inovasi bagi pengembangan usaha yang dikelola.
Peran wirausaha muda pertanian sangat penting untuk menjadi generasi penerus
sebagai penstabil dan keberlanjutan usaha pertanian. umumnya terjadi fenomena perubahan
struktural demografi ketenagakerjaan di sektor pertanian di Indonesia mengarah pada
penuaan petani (aging of farmers). Hasil analisis Susilowati (2014) terhadap data Sensus
Pertanian 2013, proporsi petani dengan umur lebih 40−54 tahun adalah terbesar, yaitu 41%.
Proporsi terbesar kedua adalah kelompok usia lebih dari 55 tahun yang dapat digolongkan
sebagai petani tua, yaitu 27%, sedangkan kelompok generasi muda dengan usia kurang 35
tahun hanya 11%. Hasil kajian terjadinya fenomena penuaan petani juga dinyatakan oleh
Supriyati (2010). Hasil kajian yang sama terjadinya fenomena penuaan petani terjadi di
perdesaan lahan sawah berbasis padi (Saptana et al. 2016), lahan kering berbasis palawija
(Saptana et al. 2017), dan lahan kering berbasis perkebunan (Saptana et al. 2018). Hasil
kajian Susilowati (2016) menunjukkan fenomena terjadinya petani muda enggan bekerja di
usaha pertanian sehingga jumlah petani muda semakin menurun, sebaliknya jumlah petani
usia tua semakin meningkat. Selanjutnya diungkapkan bahwa penurunan jumlah petani muda
erat kaitannya dengan sempitnya luas penguasaan lahan pertanian, persepsi pemuda terhadap
sektor pertanian yang kurang bergengsi, dan kurang memberikan pendapatan yang layak.

You might also like