You are on page 1of 10

MAKALAH

“ SOLAT- SOLAT YANG DI SUNAHKAN ”


Mata Kuliah Membahas Kitab
Dosen Pengampu:
Dr. SOLEHUDIN HARAHAB, M,Sy.

Disusun Oleh :

M. Abdul Jalil
Wahidah
Nur Rahmawati
Rizi Fadli

PROGRAM STUDI AKHWAL AS-SYAHSIAH


STAI TUANKU TAMBUSAI
ROKAN HULU
RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini yang merupakan salah
satu tugas pada mata kuliah Membahas Kitab yang di ampu oleh dosen: Dr. SOLEHUDIN
HARAHAP, M,Sy.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, maka oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari rekan-rekan sekalian, sehingga makalah yang kami buat ini
menjadi makalah yang sempurna. semoga bermanfaat bagi para mahasiswa-mahasiswi, khususnya
pada kami dan semua yang membaca makalah ini, Dan mudah-mudahan juga dapat menambah
wawasan pembaca.

Pasir Pengaraian, Jum‟at 22 April 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sholat merupakan kewajiban yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat muslim yang sudah
mukalaf. Dalam syariat Islam sholat itu terbagi kepada dua macam, yaitu sholat fardhu dan
sholat sunnah. Sengaja disayriatkan sholat sunnah ialah untuk menambal kekurangan yang
mungkin terdapat pada sholat-sholat fardhu, maka perlu disempurnakan dengan sholat
sunnah. Selain itu juga karena sholat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada
ibadah-ibadah lain. Banyak sekali macam-macam sholat sunnah yang disaryiatkan. Dengan
demikan maka pada kesempatan kali ini kami akan menguraikan dari macam-macam dari sholat
sunnah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja solat-solat yang di sunahkan ?
2. Bagaimana cara mengi‟robi bahasa Arab / kitab gundul ?
C. Tujuan
Mengetahui dan memahami apa saja solat sunah dan berapa bagianya serta mengetahui
cara mengi‟robi kalimat bahasa arab/kitab gundul

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Macam-macam Solat Sunah


a. Pengertian Sunnah

An-Nafl secara bahasa adalah tambahan. Sedang secara syara„ adalah perkara yang
mendapatkan pahala ketika dikerjakan dan tidak disiksa ketika ditinggalkan. An-Nafl juga
diungkapkan dengan kata tathawwu‘, sunnah, mustaḥabb, dan mandūb. Pahala fardhu
mengungguli sunnah dengan selisih 70 derajat seperti keterangan dalam hadits yang telah di-
shaḥīḥ-kan oleh Ibnu Khuzaimah. Shalat sunnah dianjurkan sebagai penyempurna
kekurangan shalat-shalat fardhu bahkan dapat menempati di akhirat bukan di dunia tempat
shalat fardhu yang ditinggalkan, sebab „udzur – semisal lupa- seperti yang telah dijelaskan
dalam haditsnya. Shalat merupakan „ibādah badan yang paling utama setelah dua kalimat
syahādat.

Kefardhuan shalat mereupakan hal yang lebih utama-utamanya dari berbagai


kefardhuan. Dan kesunnahan shalat lebih utama-utamanya kesunnahan. Urutan selanjutnya
adalah puasa, haji, lantas zakat – atau keterangan yang telah diputuskan oleh sebagian
„ulamā‟ – . Sebagian pendapat menyatakan: Yang lebih utama adalah zakat, sebagian
pendapat lagi: Puasa, sebagian lagi: Haji. Dan sebagian lagi adalah selain dari itu semua.

Perbedaan pendapat itu terjadi dalam memperbanyak satu „ibādah secara umumnya
besertaan melaksanakan „ibādah lain dengan diringkas pada mu‟akkad saja. Maka jika tidak
semacam itu, puasa sehari jelas lebih utama dibanding dengan shalat dua raka„at.

b. Pengertian Shalat Sunnah

Sholat sunnah adalah sholat yang dikerjakan di luar sholat fardhu. Nabi Muhammad
SAW mengerjakan sholat sunnah selain untuk mendekatkan diri kepada Allah juga
mengharapkan tambahan pahala. Seseorang yang mengerjakan sholat sunnah maka ia akan
mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga tidak mendapatkan dosa.

c. Macam-macam solat sunah


Shalat sunnah terbagi dua yaitu :

2
1. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status hukumnya ada
yang muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada pula yang status
hukumnya sunnah biasa ( ghairu muakkad ) seperti: shalat tahiyatul masjid, shalat
dhuha, shalat witir, Shalat Istikhārah, dan lain-lain
2. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status
hukumnya adalah muakkad,contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih, istisqa, kusuf
dan khusuf

B. Gambaran Kitab Fathul mu’in

3
C. I’rob Kitab

ٌ‫ص ََلجٌِالٌَّ ْف ِل‬ ْ َ‫ف‬


َ ًٌْ ِ‫ٌف‬: ٌ‫صل‬
َ َّ ‫ع ٌْهٌُ ِتالت‬
ٌِ‫ط ُّىع‬ َ ‫علَىٌت َْش ِم ِه‬
َ ٌ ‫ٌو ٌٌُعَث َُّش‬. َ ‫علَىٌفِ ْع ِل ِه‬
ُ َ‫ٌو ٌََل ٌٌُعَاق‬
َ ٌ‫ة‬ ُ َ ‫ٌ َهاٌٌُث‬: ‫ٌو ٌش َْشعا‬.
َ ٌ ‫اب‬ ِّ
َ ُ ‫ٌالزٌَادٌَج‬: ٌ‫و ُه َى ٌلُغَح‬
ٌ‫ص َّح َحهٌُات ُْي‬ َ ِ‫علُهٌُت‬
ٍ ٌْ ‫ٌ َم َواٌفِ ًْ ٌ َح ِذ‬،‫س ْث ِعٍْيَ ٌدَ َس َجح‬
َ ٌ‫ث‬ ُ ‫ض ٌٌَ ْف‬ ْ ‫اب‬
ِ ‫ٌالفَ ْش‬ ُ ‫ٌو ٌث َ َى‬.
َ ‫ب‬ ْ ‫ٌو‬
ِ ‫ٌال َو ٌْذ ُْو‬ ْ ‫ٌو‬
َ ِ ّ‫ٌال ُو ْست َ َحة‬ َ ‫سٌَّ ِح‬
ُّ ‫ٌَوال‬
ٌ،‫ام ٌ َهاٌت ُ ِش َك ٌ ِه ٌْ َهاٌ ِلعُ ْز ِس‬ ْ ِ‫ٌو ٌ ِلٍَقُ ْى َم ٌف‬
َ َ‫ًٌاَ ِخ َشجِ ٌََل ٌفًٌِالذُّ ًٍَْاٌ ُهق‬ َ ‫ط ٌتَ ْل‬ ْ ‫ص‬
ِ ِ‫ٌالفَ َشائ‬ َ ‫ع ٌ ِلٍُ ْن ِو َل ًٌَ ْق‬ َ َ‫ُخزَ ٌْ َوح‬
ُ ٌ ‫ٌو‬.
َ ‫ش ِش‬
ٌ‫ٌو‬،
َ ‫ض‬ ْ ‫عل‬
ِ ‫ٌُالفُ ُش ْو‬ َ ‫ظ َهاٌأ َ ْف‬
ُ ‫ٌفَفَ ْش‬،‫ش َهادَتٍَ ِْي‬ ْ ‫علٌُ ِعثَادَاخ‬
َّ ‫ٌِالثَذَ ِىٌتَ ْعذٌَال‬ َ ‫ص ََلجٌُأ َ ْف‬ َ ‫علَ ٍْ ِه‬
َّ ‫ٌوٌال‬. َّ ًٌ‫ٌ َم َوا‬،‫اى‬
َ ٌ‫َص‬ ٍ ٍَ‫َمٌِ ْس‬
َ ‫ ٌأ َ ْف‬:‫ل‬
ٌ‫علُ َها‬ ٌَ ٍْ ‫ٌو ٌ ِق‬ ُ ‫علَى ٌ َها ٌ َجزَ َم ٌ ِت ِه ٌتَ ْع‬
َ ،‫ع ُه ْن‬ َّ َ‫ ٌف‬،‫ ٌفَ ْال َح ُّج‬،‫ص ْى ُم‬
َ ٌ ،ُ‫الز َماج‬ َ ‫ًَ ْفلُ َها ٌأ َ ْف‬
َ .‫ع ُل ٌالٌَّ َىا ِف ِل‬
َّ ‫ٌو ٌٌَ ِل ٍْ َها ٌال‬
ٌ‫ع ْشفاٌ َه َع‬ ْ َ ‫احذٌٍأ‬
ُ ٌ‫ي‬ َ ‫ٌه ْي‬
ِ ‫ٌو‬ ِ ‫اس‬ ِ ْ ‫فٌ ِف‬
ِ َ ‫ًٌاْل ْمث‬ ْ ‫ٌو‬.
ُ ‫ٌال ِخ ََل‬ َ ٌ‫ل‬
َ ‫غٍ ُْشٌر ِل َل‬ ٌَ ٍْ ‫ٌوٌ ِق‬. ْ ‫ٌوٌ ِق ٍْ َل‬.
َ ‫ٌال َح ُّج‬: َ ‫ص ْى ُم‬
َّ ‫ٌال‬:‫ٌوٌ ِق ٍْ َل‬. َّ
َ ُ ‫الز َماج‬
ٌ‫ٌس ْمعَتٍَ ِْي‬
َ ‫ٌُه ْي‬
ِ ‫عل‬َ ‫ص ْى ُمٌٌَ ْى ٍمٌأ َ ْف‬
َ َ‫ٌوٌ ِإ ََّلٌف‬، ْ َ‫ٌِهي‬
َ ‫ٌاَخ َِش‬ ْ َ‫عل‬
ِ ‫ىٌاَ َمذ‬ َ ٌ‫اس‬
ِ ‫ص‬َ ِ‫اَل ْقت‬
ِْ

An-Nafl secara bahasa adalah tambahan. Sedang secara syara„ adalah perkara yang
mendapatkan pahala ketika dikerjakan dan tidak disiksa ketika ditinggalkan. An-Nafl juga
diungkapkan dengan kata tathawwu„, sunnah, mustaḥabb, dan mandūb. Pahala fardhu
mengungguli sunnah dengan selisih 70 derajat seperti keterangan dalam hadits yang telah di-
shaḥīḥ-kan oleh Ibnu Khuzaimah.

Shalat sunnah dianjurkan sebagai penyempurna kekurangan shalat-shalat fardhu bahkan


dapat menempati di akhirat, bukan di dunia tempat shalat fardhu yang ditinggalkan, sebab
„udzur – semisal lupa- seperti yang telah dijelaskan dalam haditsnya. Shalat merupakan „ibādah
badan yang paling utama setelah dua kalimat syahādat. Kefardhuan shalat mereupakan hal yang
lebih utama-utamanya dari berbagai kefardhuan. Dan kesunnahan shalat lebih utama-utamanya
kesunnahan. Urutan selanjutnya adalah puasa, haji, lantas zakat – atau keterangan yang telah
diputuskan oleh sebagian „ulamā‟

Sebagian pendapat menyatakan: Yang lebih utama adalah zakat, sebagian pendapat lagi:
Puasa, sebagian lagi: Haji. Dan sebagian lagi adalah selain dari itu semua. Perbedaan pendapat
itu terjadi dalam memperbanyak satu „ibādah secara umumnya besertaan melaksanakan „ibādah
lain dengan diringkas pada mu‟akkad saja. Maka jika tidak semacam itu, puasa sehari jelas lebih
utama dibanding dengan shalat dua raka„at.

4
Ma‟na & I‟rob Lafadz
Menjadi khobar dari mubtada‟ yang di buang, I‟robnya Rofa‟ dengan dhomah ْ َ‫ف‬
ٌ‫صل‬
secara jelas
Lafadz ً
ٌْ ِ‫ ف‬adalah huruf jer ( khofadz ) , Lafadz setelah nya‫ل‬ َ ٌ ( mudhof ٌ‫ص ََلجٌِالٌَّ ْف ِل‬
ٌِ ‫ص ََلجٌِ ٌالٌَّ ْف‬ َ ًٌْ ِ‫ف‬
& mudhofun ilaih ) menjadi majrur dari huruf jar fii. Alamat jar ( khofadz )
nya adalah kasroh dhohiroh ( Jelas ).
Lafadz ‫ وهُى‬adalah isim dhomir marfu‟ (dibaca rofa‟ ) menjadi mubtada‟ “ ‫وهُى‬
Adapun sunah ( annaflu ) “
Lafadz ٌ‫ لُغَح‬I‟robnya nasab dengan alamat fathah secara jelas, menjadi hall dari ٌ‫لُغَح‬
Lafadz ‫ وهُى‬/ naj’il khofid ( membuang Huruf jar )
ِّ
ّ ِ menjadi khobar dari mutada‟dari Lafadz ‫ وهُى‬I‟robnya rofa‟ ُ ‫الزٌَادٌَج‬
Lafadz ُ ‫الزٌَادٌَج‬
dengan alamat dhomah dhohiroh
Lafadz ‫ َو ٌش َْشعا‬menjadi hall kedua Lafadz ‫ وهُى‬, wawunya adalah athof ( ٌ ‫وٌش َْشعا وه ٌَُى‬
ٌَ
ّ ِ ٌ:ٌٌ‫) لُغَح‬
‫ وهُو ش َْشعا‬.ٌُ ‫الزٌَادٌَج‬
Lafadz ‫ َها‬adalah Isim Mausul ( isim ma‟rifat ) I‟robnya rofa‟ menjadi khobar ‫َها‬
ُ َ ‫ٌُث‬
ُ َ ‫ ٌُث‬adalah fi‟il Mudhori‟ I‟robnya rofa‟, kedukanya menjadi sillah ( ٌ‫اب‬
Lafadz ٌ‫اب‬
sifat ) dari isim mausul
َ adalah jar majrul , menjadi naibul fail ( pengganti fail ) dalam ‫علَىٌفِ ْع ِل ٌِه‬
Lafadz ٌ‫علَىٌ ِف ْع ِل ِه‬ َ
mahhal ( kedudukan ) rofa‟
ُ َ‫ ََل ٌٌُعَاق‬kalimat fi‟il mudhori‟ , ٌ‫ة‬
‫ و‬adalah huruf Athof, sedangkang lafadz ٌ‫ة‬ ُ َ‫َو ٌََلٌٌُعَاق‬
I‟robnya rofa‟
َ adalah jar majrul , menjadi naibul fail ( pengganti fail ) dalam ‫علَىٌت َْش ِم ٌِه‬
Lafadzٌ ‫علَى ٌت َْش ِم ٌِه‬ َ
mahhal ( kedudukan ) rofa‟
Lafadz ‫ ٌَوٌٌُعَث ٌَُّش‬adalah fi‟il Mudhori‟ I‟robnya rofa‟, alamat dhomah dhohiroh ٌ‫ٌَوٌٌُعَث َُّش‬
Ann Huruf jar , HU Dhomir ( jar majrur ) ُ‫َع ٌْ ٌه‬
Lafadz ٌ‫ع‬ َ َّ ‫ ٌ ِتالت‬adalah jar majrul , menjadi naibul fail ( pengganti fail ) dalam ‫ع‬
ِ ‫ط ُّى‬ َ َّ ‫تِالت‬
ٌِ ‫ط ُّى‬
mahhal ( kedudukan ) rofa‟
Lafadz ‫سٌَّ ٌِح‬
ُّ ‫ ٌَوال‬kalimat isim dengan tanda ada AL , I‟rob jar karena menjadi ٌ ِ ّ‫حة‬ َ َ ‫سٌَّ ٌِح ٌَو ْال ُو ْست‬
ُّ ‫ٌَوال‬
Athof Pertama dari Lafadz ِ‫ع‬ َ َّ ‫ٌتِالت‬, lafadz ٌِّ‫ ٌَو ْال ُو ْست َ َحة‬Athof kedua, lafadz ‫ب‬
ٌ ‫ط ُّى‬ ٌِ ‫ٌَو ْال َو ٌْذ ُْو‬ ٌ ٌ‫ب‬ِ ‫ٌَو ْال َو ٌْذ ُْو‬
Athof ke tiga.
Lafadz ٌ‫ض‬ ْ ‫اب‬
ِ ‫ٌالف َْش‬ ٌ ِ ‫ابٌ ْالفَ ْش‬
ُ ‫ َو ٌث َ َى‬adalah jumlah Idhofah yang menjadi mubtada‟, I‟robnya ‫ض‬ ٌُ ‫ٌَوٌث َ َى‬
rofa‟ dengan alamat dhomah dhohiroh

5
ُ ‫ ٌَ ْف‬adalah fiil mudhori‟ dengan I‟rob rofa‟ , jumlah fi‟liyah ( fiil dan ُ‫علُ ٌه‬
Lafadz ُ‫علُ ٌه‬ ُ ‫ٌَ ْف‬
fa‟ilnya ) menjadi khobar
Lafadz ٌَ‫س ْث ِعٍْي‬
َ ‫ ِت‬adalah jar majrur , sedangkan lafadz ‫ دَ َس َجح‬adalah tamyiz dari ٌ‫جح‬
َ ‫س ْث ِعٍْيَ ٌدَ َس‬
َ ِ‫ت‬
lafadz ٌَ‫س ْث ِعٍْي‬
َ ‫ ِت‬, dan dibaca nasab

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diantara banyak macam sholat sunnah yang pernah dilakukan oleh Rasulullah saw. ada
sholat-sholat sunnah yang tergolong pada yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan, ada pula
yang dilaksanakan berjamaah ataupun secara munfarid. Namun tetap dilaksanakan oleh
Rasulullah sebagai tauladan bagi umat Islam sedunia. Dari semua sholat sunnah pada intinya
atau kesimpulannya Shalat sunnah dilakukan untuk menambah atau menutupi kekurangan –
kekurangan ibadah wajib.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun semoga apa yang kita rumuskan, kita pelajari
mendapatkan anugrah dan inayah dari Allah serta bermanfaat bagi kita semua. Dengan
semangat belajar yang tinggi pula insyaallah dapat menegakkan tiang agama dan mendapatkan
tempat yang mulia kelak di hari akhir amin ya robbal alamin. Kami selaku pemakalah mohon
maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, juga minta saran dan masukan
kepada bapak dosen serta teman-teman untuk berbaikan makalah selanjutnya

7
DAFTAR PUSTAKA

Fathul mu‟in

You might also like