You are on page 1of 31

LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA LAPANG (KKL)

BAKPIA PATHOK 25
YOGYAKARTA

Nama Penyusun Laporan:


1. Andika Dwitama 13. Ayu Tri Lestari
2. AlRival Zainur Rahman 14. Desy Suryanti
3. Kevin Septyan D 15. Maria Ulfa
4. M. Afifuddin 16. Rahmatul Ainiyah
5. Aditya Risqiyanto S 17. Nindya Salsabila
6. Uswatun Hasanah 18. Siti Aminah R.S
7. Erine Violiandani 19. Rizqiyatur Rohma
8. Desiana Fitrianingsih 20. Beta Setiana
9. Annisa Berliana 21. Mildatul M
10. Yuni Astri A.M 22. Dinda Trisa
11. Arinda Sinta 23. Putri Kifti M
12. Sofi Indriyana

Kelompok : 6B
Bidang Kajian : Keuangan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH SITUBONDO
TAHUN 2022
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA LAPANG (KKL)

Kelompok : 6B
Bidang Kajian Kelompok KKL : Keuangan
Perusahaan : Bakpia Pathok 25
Alamat Perusahaan : Jl. Laksda Adisucipto No.KM9, Sambelegi
Kidul, Maguwoharjo, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55282
Penyusun :
1. Andika Dwitama (201913171) 13. Nindya Salsabila (201913052)
2. AlRival Zainur Rahman (201913073) 14. Desiana Fitrianingsih (201913001)
3. Uswatun Hasanah (201913057) 15. Ayu Tri Lestari (201913054)
4. Erine Violiandani (201913096) 16. Arinda Sinta Putri (201913138)
5. Kevin Septyan D (201913088) 17. Rahmatul Ainiyah (201913138)
6. Aditya Risqiyanto Syah (201913118) 18. Beta Setiana (201913128)
7. Muhammad Afifuddin (201913065) 19. Desy Suryanti (201913179)
8. Yuni Astri Ayu M (201913112) 20. Rizqiyatur Rohma (201913003)
9. Annisa Berliana (201913037) 21. Mildatul Maulani (201913157)
10. Sofi indriyana (201913164) 22. Dinda Trisa Berlian (201913111)
11. Maria Ulfa (201913030) 23. Putri Kifti Maulana (201913131)
12. Siti Amina R.S (201913108)

Menyetujui,
Dosen Pembimbing KKL Dosen Pembimbing KKL

Ika Wahyuni, SE, M. Ak Ida Subaida, S.E., M.S.A


NIDN / NIS. 0706087105 NIDN / NIS. 0709099201
Wakil Dekan I,

Dr. Randika Fandiyanto, S.E., MM


NIDN. 0710109401

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Laporan yang berjudul “Laporan Akhir
Kuliah Kerja Lapangan Bakpia Pathok 25 Yogyakarta” dengan tepat waktu.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Kuliah Kerja Lapangan


(KKL). Selain itu, laporan ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ika Wahyuni, SE, M. Ak


dan Ibu Ida Subaida, S.E., M.S.A selaku dosen Pembimbing Kuliah Kerja
Lapangan (KKL). Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Situbondo, 22 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Gambaran Umum Perusahaan...................................................................1
1.2 Permasalahan yang dihadapi Perusahaan..................................................5
1.3 Manfaat Observasi/Survei.........................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................7
2.1 Landasan Teori...............................................................................................7
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH....................................13
3.1 Pengembangan Usaha Bakpia Pathok 25................................................13
3.2 Proses Produksi Bakpia Pathok 25..........................................................13
3.3 Persediaan Bahan Baku Bakpia Pathok 25...................................................18
3.4 Persediaan Bahan Baku Bakpia Pathok 25...................................................19
BAB IV PENUTUP..............................................................................................20
4.1 Kesimpulan..............................................................................................20
4.2 Saran........................................................................................................20
Lampiran 1 :......................................................................................................22
Lampiran 2 :......................................................................................................23
Lampiran 3 :......................................................................................................25

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Perusahaan


Setiap daerah pasti memiliki sesuatu hal yang unik atau istimewa untuk
membedakan dengan daerah lainnya. Kota Jogja sebagai kota tujuan wisata
memiliki keistimewaan menarik wisatawan untuk berkunjung. Mulai dari wisata
alam, sejarah, budaya dan kuliner. Bakpia adalah kue tradisonal yang berisi
kacang hijau. Kudapan ini biasa dijual sebagai buah tangan atau oleh-oleh.
Terdapat banyak gerai bakpia di Yogyakarta, salah satu yang terkenal adalah
Bakpia Pathok 25.
            Bakpia Pathok 25 dirintis oleh Ibu Tan Aris Nio dan diteruskan oleh
anaknya yang bernama Arlen Sanjaya. Beliau memulai usaha ini dari proses coba-
coba dengan hanya satu orang pegawai saja serta dibantu oleh lima putra putri
beliau termasuk Arlen Sanjaya.
  Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia,
yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai
diproduksi di kampung Pathok Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu
masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label,
peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga mengalami
perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan.
Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai
nomor rumah, diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer
berlainan. Demikian pesatnya perkembangan "kue oleh-oleh" itu hingga mencapai
booming sejak sekitar tahun 1992.

Gambar 1.1 Bakpia Pathok 25


1
Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bp Arlen
Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal
dari bisnis keluarga) setiap harinya tidak tetap karena produk yang kami buat
"Selalu Baru dan Hangat".
Perusahaan Bakpia Pathok "25" mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko
cabang di jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2
toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini
biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi dengan merek dagang 25.
Pada tahun-tahun pertama, perusahaan menggunakan oven dengan bahan
bakar arang. Setelah usaha beliau semakin sukses menambah lagi jumlah oven
dengan bahan bakar gas. Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya dibantu oleh 100
karyawan pria dan wanita. Pegawai wanita yang biasanya bertugas sebagai
pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan pegawai pria biasanya bertugas
sebagai pembuat adonan, pembuat isi / kumbu, pengoven serta pemasar ataupun
mengirim bakpia ke sejumlah tempat.
            Dengan perjuangan yang gigih pantang menyerah, Ibu Tan Aris Nio
mampu menjadikan Bakpia Pathok 25 menjadi makanan khas kota Jogja
bercitarasa istimewa. Keberhasilan beliau tidak terlepas dari proses regenerasi
beliau dalam menjalankan usaha bisnisnya kepada putranya Bapak Arlen Sanjaya
sehingga menjadikan Bakpia Pathok 25 menjadi besar seperti sekarang
            Sampai sekarang ini Bakpia Pathuk 25 memiliki beberapa cabang
penjualan resmi yaitu Toko Ongko Joyo di Jalan AIPTU KS Tubun no 65, Pasar
Pathok Jl. Bhayangkara, Toko Kembang Jaya dan Bandara Jaya di Jalan Laksda
Adisutjipto kilometer 9 dan kilometer 11,5.

a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka yang berhubungan antara orang-
orang yang bekerja dengan tugas (jabatannya) dalam suatu organisasi sehingga
sifatnya dinamis. Perusahaan Bakpia Pathok 25 dipimpin langsung oleh Bapak
Arlen Sanjaya, namun dalam hal ini dibagi antara bagian administrasi, pemasaran,
dan proses produksi. Untuk lebih jelas, lihat pada gambar dibawah ini:
2
PIMPINAN

KA. GUDANG KA. PRODUKSI KA. PEMASARAN KA.ADMINISTRASI

KARYAWAN

Gambar 1.2 Struktur Organisasi

b. Ketenagakerjaan
Perusahaan Bakpia Pathok 25 memiliki ± sekitar 40 karyawan tetap pria
dan wanita. Sistem perekrutan karyawan yang diterapkan masih system
kekeluargaan, dimana karyawan senior membawa teman atau saudaranya menjadi
karyawan tetap dan apabila diperlukan sekali sewaktu ramai (sabtu, minggu, hari
libur) perusahaan Bakpia Pathok 25 juga menambah karyawan dengan memakai
pocokan (istilah jawa) dengan system perekrutan kontrak jangka pendek sekali
(misal: 2 hari, 3 hari, sampai 1 minggu). Sistem kerja yang diterapkan, yaitu
system kerja serabutan untuk menciptakan persaingan kerja yang sehat.
Dalam pelaksanaan kerja, biasanya penanganan proses yang berat
ditangani oleh pekerja pria, seperti pembuatan adonan, pembuatan kumbu,
pengovenan, tenaga pemasar dan mengirim bakpia ke sejumlah tempat.
Pengemasan biasanya dilakukan oleh pekerja wanita. Sedangkan pencetak bakpia
ada pekerja wanita maupun pria. Untuk kesejahteraan karyawan, pihak perusahaan
juga memberikan tunjangan yaitu tunjangan untuk makan 3 kali, tunjangan
kesehatan, penginapan, uang bonus lembur, tunjangan hari raya dan bonus-bonus
lainnya.

c. Distribusi / Pemasaran
Bakpia 25 dipasarkan dengan cara diantar ke toko-toko cabang Bakpia 25
atau diambil oleh agen-agen resmi Bakpia 25 yang menjual oleh-oleh khas jogja.
3
Dalam pemasarannya, perusahaan Bakpia Pathok 25 banyak bekerja sama dengan
perusahaan tour dan travel, hotel-hotel dan sekolah-sekolah atau perguruan tinggi.
Dimana ketika mereka mengadakan kunjungan atau study tour atau study
lapangan ke Yogyakarta pada umumnya dank e pabrik bakpia khusunya. Mereka
juga sekalian banyak membeli bakpia pathok 25 untuk oleh-oleh. Untuk saat ini
Bakpia Pathok 25 juga menyediakan tempat untuk experience tour dimana tamu
atau pembeli bisa ikut merasakan langsung proses produksi dan hasil buatan
pembeli tersebut dibeli langsung oleh yang bersangkutan, untuk keperluan
tersebut jadwalnya bisa kita sesuaikan dengan cara menghubungi lewat telpon
(0274) 566122 atau fax (0274) 513904 atau email: arlen@bakpia25.com atau
arlensanjaya@gmail.com

d. Model Bisnis Perseorangan


Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia,
yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai
diproduksi di kampung Pathuk Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu
masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label,
peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga mengalami
perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan.
Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai
nomor rumah, diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer
berlainan. Demikian pesatnya perkembangan “kue oleh-oleh” itu hingga mencapai
booming sejak sekitar tahun 1992. Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak
Arlen Sanjaya (Bapak Arlen Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia
Pathok 25 yang dahulu berasal dari bisnis keluarga) setiap harinya tidak tetap
karena produk yang dibuat “Selalu Baru dan Hangat”.
Pada tahun-tahun pertama, perusahaan menggunakan oven dengan bahan
bakar arang. Setelah usaha beliau semakin sukses menambah lagi jumlah oven
dengan bahan bakar gas. Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya dibantu oleh
beberapa karyawan pria dan wanita. Pegawai wanita yang biasanya bertugas
sebagai pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan pegawai pria biasanya
bertugas sebagai pembuat adonan, pembuat isi / kumbu, pengoven serta pemasar
ataupun mengirim bakpia ke sejumlah tempat.
4
Perusahaan Bakpia Pathok 25 terletak di jalan Jl. AIP II KS Tubun NG
I/504, desa Pathuk Yogyakarta. Lokasinya terletak di belakang Malioboro,
sehingga memudahkan dalam pemasaran dan pengadaan bahan baku. Dengan
lokasi yang sangat strategis, bakpia pathok 25 mengukuhkannya dengan membuat
promosi keseluruh penjuru, tak terkecuali dengan menggunakan sarana internet.

e. Penjualan Produk di Beberapa Toko


Perusahaan Bakpia Pathok 25 mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko
cabang di jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2
toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini
biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi dengan merek dagang 25.
Pemilihan angka 25 sendiri sebetulnya tak ada alasan khusus. Angka tersebut
dipilih karena dalam bahasa jawa penyebutan 25 berbeda dengan angka 20-an
lainnya.

1.2 Permasalahan yang dihadapi Perusahaan


Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan di perusahaan bakpia
pathok 25, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ada antara lain :

a. Bagaimana pemilik mengembangkan usahanya sebagai usaha sendiri?

b. Bagaimana proses produksi bakpia di perusahaan bakpia pathok 25?

c. Bagaimana persediaan bahan-bahan yang digunakan dalam proses


produksi bakpia pathok 25?
d. Bagaimana asumsi penghitungan keuntungan Bakpia Pathok 25 setiap
harinya?

1.3 Manfaat Observasi/Survei


Manfaat yang diperoleh dari kegiatan kuliah kerja lapangan (KKL) di
Bakpia Pathok 25 Yogyakarta yaitu :

a. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan bakpia pathok 25 dari


proses awal sampai dengan packing.

b. Mahasiswa dapat mengetahui pembagian-pembagian proses produksi yang


diberikan kepada karyawan didalam perusahaan. Sehingga tidak terjadi
5
perebutan dalam proses produksi karena sudah ada bagian masing-masing.

c. Mahasiswa dapat mengetahui bahan baku yang digunakan dalam proses


pembuatan bakpia pathok yang tidak menggunakan bahan pengawet
sedikitpun.

d. Selain itu, manfaat yang bisa diperoleh mahasiswa yaitu dapat


meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta pemahaman mahasiswa
mengenai kegiatan perusahaan pengolahan bakpia pathok 25.
Meningkatkan keterampilan dalam proses pengolahan bakpia pathok 25.
Melatih mahasiswa agar lebih kritis terhadap perbedaan yang ada di
lapangan dengan yang didapat secara teoritis.

6
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


Didalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, tepatnya dalam
pasal 1 angka 3 UU Nomor 1999 tentang perlindungan konsumen menentukan
bahwa “pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang
bebentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi”. Sementara
itu ruang lingkup mengenai pelaku usaha adalah sebagai berikut:
a. Investor yaitu pelaku usaha penyedia dana untuk membiayai berbagai
kepentingan seperti perbankan, usaha leasing, tengkulak, penyedia dana dan lain
sebagainya.
b. Produsen, yaitu pelaku usaha yang membuat, memproduksi barang dan/atau
jasa dari barang-barang dan atau jasa lain (bahan baku, bahan tambahan/penolong
dan bahan-bahan lainnya). Pelaku usaha dalam kategori ini dapat terdiri dari
orang/badan usaha yang berkaitan dengan pangan, orang/badan yang
memproduksi sandang, orang/badan usaha yang berkaitan dengan pembuatan
perumahan, orang/badan yang berkaitan dengan jasa angkutan ,perasuransian,
perbankan, orang/badan yang berkaitan dengan obat-obatan, kesehatan dan
sebagainya.
c. Distributor, yaitu pelaku usaha yang mendistribusikan atau memperdagangkan
barang dan/atau jasa tersebut kepada masyarakat. Pelaku usaha pada kategori ini
misalnya pedagang retail, pedagang kaki lima, warung, toko, supermarket, rumah
sakit, usaha angkutan (darat, laut, udara), kantor pengacara, dan sebagainya.

a. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha


Sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam UUPK terkait dengan
hubungan pelaku usaha dan konsumen maka garis besar hak dan kewajiban para
pihak telah dipisahkan ketetapannya sebagai berikut:

7
Didalam Pasal 6 undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen dijabarkan beberapa yang menjadi hak daripada pelaku usaha
diantaranya:
1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai
kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2) Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik.
3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen.
4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan.
5) Hak- hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Kemudian didalam pasal 7 undanng-undang Nomor 8 tahun 1999
disebutkan kewajiban daripada pelaku usaha diantaranya:
1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya
2) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa, serta memberikan penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan.
3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar, jujur, serta tidak
diskriminatif.
4) Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa
yang berlaku.
5) Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta menjamin dan/atau jasa garansi atas barang
yang dibuat dan/atau diperdagangkan.
6) Memberikan kompensasi, ganti rugi dan/atau jasa penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau diamanfaatkan tidak sesuai dengan
perjanjian.
7) Hak- hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

8
b. Pengertian Proses Produksi
Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah:

1) Proses produksi adalah penciptaan barang dan jasa (Render dan Heizer,
2009:394).

2) Menurut Gitosudarmo (2002:23), proses produksi merupakan interaksi antara


bahan dasar, bahan-bahan pembantu, tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-
alat perlengkapan yang dipergunakan.

3) Subagyo (2000:8) mengartikan proses produksi atau proses operasi adalah


proses perubahan masukan menjadi keluaran. Berdasarkan definisi diatas
dapat diketahui bahwa untuk menghasilkan barang dan jasa perlu melibatkan
tenaga kerja, pengetahuan teknis, bahan baku dan peralatan.

c. Jenis-jenis Proses Produksi


Menurut Subagyo (2000:8-9), proses produksi terbagi menjadi 3 macam
yang sifatnya ekstrim, yaitu:

1) Proses produksi terus-menerus


Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang tidak pernah
berganti macam barang yang dikerjakan.

2) Proses produksi terputus-putus


Dikatakan proses produksi terputus-putus karena perubahan proses
produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang yang
dikerjakan.

3) Proses produksi intermediated


Dalam kenyataannya kedua macam proses produksi di atas tidak
sepenuhnya berlaku. Biasanya merupakan campuran dari keduanya. Hal ini
disebabkan macam barang yang dikerjakan memang berbeda, tetapi
macamnya tidak terlalu banyak dan jumlah barang setiap macam agak banyak.
Jenis proses produksi menurut Render dan Heizer (2001:174) yaitu, mungkin
sebanyak 75% produksi dicapai dalam keadaan jumlah produk atau kumpulan
produk yang berbeda-beda dengan jumlah sedikit di tempat-tempat yang
9
disebut bengkel kerja “job shop”, proses yang aneka produknya sedikit dan
variasinya banyak dikenal dengan istilah intermittent processes. Proses dengan
jumlah produk besar namun variasinya sedikit adalah proses yang fokus
produk dan disebut pula proses produksi terus-menerus. Proses berulang yaitu
produksi tidak perlu berada di bawah atau di atas titik ekstrim dari garis
kontinu (rangkaian kesatuan) proses, tetapi bisa saja berupa proses berulang
yang berada di tengah-tengah garis kontinu itu.

d. Definisi Bahan Baku


Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari
perusahaan (Syamsuddin, 2001:281). Seluruh perusahaan yang berproduksi untuk
menghasilkan satu atau beberapa macam produk tentu akan selalu memerlukan
bahan baku untuk pelaksanaan proses produksinya. Bahan baku merupakan input
penting dalam berbagai produksi. Kekurangan bahan baku yang tersedia dapat
berakibat terhentinya proses produksi karena habisnya bahan baku untuk diproses.
Akan tetapi terlalu besarnya bahan baku dapat mengakibatkan tingginya
persediaan dalam perusahaan yang dapat menimbulkan berbagai risiko maupun
tingginya biaya yang dikeluarkan perusahaan terhadap persediaan tersebut.
Pengertian Bahan Baku menurut Hanggana (2006:11) adalah sesuatu yang
digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu
dengan barang jadi. Dalam sebuah perusahaan bahan baku dan bahan penolong
memiliki arti yang sangat penting, karena menjadi modal terjadinya proses
produksi sampai hasil produksi. Pengelompokan bahan baku dan bahan penolong
bertujuan untuk pengendalian bahan dan pembebanan biaya harga pokok
produksi. Pengendalian bahan diprioritaskan pada bahan yang nilainya relative
tinggi yaitu bahan baku.

e. Definisi Persediaan
Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang
utama yang dimiliki perusahaan. Persediaan (inventory) adalah stock atau
simpanan barang-barang yang disimpan perusahaan dalam persediaan yang

10
berhubungan dengan bisnis yang dilakukan (Stevenson dan Chuong, 2014:180).
Secara umum istilah persediaan dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang
dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang
yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang, persediaan merupakan barang-
barang yang diperoleh atau dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa
mengubah barang itu sendiri.
Menurut Donald Delmar (1985) dalam Haming dan Mahfud (2012:7),
dalam melakukan perencanan dan pengendalian persediaan terdapat beberapa
faktor, yaitu:
1) Inventory turnover merupakan frekuensi perputaran persediaan yang telah
digantikan selama periode waktu tertentu.
2) Lead time adalah interval waktu antara waktu pemesanan dan diterimanya
pesanan persediaan dari pemasok.
3) Costumer service level merupakan layanan yang diberikan kepada pelanggan
yang mengacu pada presentase dari pesanan berdasarkan tanggal tertentu yang
telah disetujui.
4) Stock out cost adalah biaya atas kekurangan persediaan yang terjadi ketika
permintaan melebihi tingkat persediaan yang dimiliki perusaaan.
5) Cost of inventory meliputi biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya
pembayaran.

Persediaan menurut Sofjan Assauri (2004: 169) adalah suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu
periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Menurut Ely Suhayati dan Sri Anggadini (2009:225) pengertian persediaan adalah
suatu aktiva lancar yang ada dalam suatu perusahaan, apabila perusahaan tersebut
perusahaan dagang maka persediaan diartikan sebagai barang dagangan yang
disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Sedangan apabila
perusahaan merupakan perusahaan manufaktur maka persediaan diartikan sebagai
baan baku yang terdapat dalam proses produksi/yang disimpan untuk tujuan
tersebut.
11
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah
aktiva lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk
mendukung kegiatan operasional perusahaan. Adapun alasan diperlukannya
persediaan menurut Hendra Kusuma (2009) adalah sebagai barang yang disimpan
untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk
bahan baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses, barang
dalam proses pada proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual.

12
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Pengembangan Usaha Bakpia Pathok 25

Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bapak Arlen
Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal
dari bisnis keluarga) setiap harinya tidak tetap karena produk yang dibuat “Selalu
Baru dan Hangat”. Pada tahun-tahun pertama, perusahaan menggunakan oven
dengan bahan bakar arang. Setelah usaha beliau semakin sukses menambah lagi
jumlah oven dengan bahan bakar gas. Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya
dibantu oleh beberapa karyawan pria dan wanita. Pegawai wanita yang biasanya
bertugas sebagai pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan pegawai pria
biasanya bertugas sebagai pembuat adonan, pembuat isi / kumbu, pengoven serta
pemasar ataupun mengirim bakpia ke sejumlah tempat.
Bakpia 25 dipasarkan dengan cara diantar ke toko-toko cabang Bakpia 25
atau diambil oleh agen-agen resmi Bakpia 25 yang menjual oleh-oleh khas jogja.
Dalam pemasarannya, perusahaan Bakpia Pathok 25 banyak bekerja sama dengan
perusahaan tour dan travel, hotel-hotel dan sekolah-sekolah atau perguruan tinggi.
Dimana ketika mereka mengadakan kunjungan atau study tour atau study
lapangan ke Yogyakarta pada umumnya dank e pabrik bakpia khusunya. Mereka
juga sekalian banyak membeli bakpia pathok 25 untuk oleh-oleh. Untuk saat ini
Bakpia Pathok 25 juga menyediakan tempat untuk experience tour dimana tamu
atau pembeli bisa ikut merasakan langsung proses produksi dan hasil buatan
pembeli tersebut dibeli langsung oleh yang bersangkutan, untuk keperluan
tersebut jadwalnya bisa kita sesuaikan dengan cara menghubungi lewat telpon
(0274) 566122 atau fax (0274) 513904 atau email: arlen@bakpia25.com atau
arlensanjaya@gmail.com

3.2 Proses Produksi Bakpia Pathok 25


a. Pengadaan Bahan Baku

Dalam pembuatan bakpia, bahan utama yang digunakan yaitu tepung


terigu dan kacang, serta berberapa bahan pendukung. Bahan baku biasanya

13
didatangkan dari beberapa tempat grosir yang siap diorder setiap saat.
1) Pengadaan Bahan

Bahan baku utama yang digunakan tepung terigu sebagai bahan kulit dan
kacang hijau sebagai bahan isi/kumbu. Tepung terigu didatangkan dari
grosir atau pembelian langsung dari toko, sedangkan kacang hijau
didatangkan dari Demak, Jombang, Surabaya dan pembelian langsung ke
petani atau penampung hasil pertanian setempat.
2) Bahan Pembantu

Selain bahan baku dalam pembuatan bakpia juga digunakan bahan


pembantu dalam campurannya. Bahan-bahan tersebut antara lain: minyak
goreng, gula pasir dan garam halus yang beriodium. Minyak goreng
biasanya dibeli dalam drigen atau kemasan, gula pasir dalam karung dan
garam dalam kemasan plastik. Frekuensi pembelian biasanya kurang lebih
satu minggu sekali disesuaikan kebutuhan.
b. Penanganan/Penyimpanan Bahan Baku
1) Bahan Baku Utama

Penanganan bahan baku utama sebagai berikut:


a) Tepung terigu diletakkan diatas alas kayu (palet) dan ditumpuk keatas,
hal tersebut bertujuan agar tepung tidak bersentuhan langsung dengan
lantai dan terhindar dari kelembaban. Stock tepung terigu berada
berdekatan dengan pembuatan adonan sehingga dapat menghemat
waktu dan tenaga.
b) Kacang hijau disimpan digudang terpisah dan dimasukkan kedalam
emper/karung goni kemudian diletakkan diatas alas kayu (palet) dan
ditumpuk keatas, hal tersebut bertujuan agar tepung tidak bersentuhan
langsung dengan lantai dan terhindar dari kelembaban. Tempat untuk
memecah kacang hijau terletak di dalam gudang kacang hijau sehingga
dapat menghemat waktu dan tenaga.
2) Bahan Pembantu

Minyak goreng untuk penyimpanannya dilakukan dengan cara diletakkan


diatas palet di ruang penyimpanan bahan/didekat pembuatan adonan. Gula
14
pasir untuk penanganannya dimasukkan ke dalam karung dan diletakkan diatas
lantai dialasi palet, sedangkan garam penanganannya dimasukkan ke dalam
rak-rak garam.
3) Kemasan

Awalnya kemasan yang digunakan berupa besek, kemudian diganti


dengan dus putih dan sekarang menggunakan dus bergambar, bermerek dan
berkode. Sebelum dilakukan penyimpanan dus tersebut dibuat persegi terlebih
dahulu dan kemudian distaples. Dus tersebut kemudian dimasukkan kedalam
plastik besar dan diletakan diatas palet didalam gudang kemasan.
c. Sarana Produksi

Sarana produksi merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan


produksi, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai proses produksi selesai.
Tersedianya sarana akan mempermudah produksi, sarana yang digunakan
dalam bakpia antara lain:
1) Panci Plastik

Panci plastik digunakan sebagai tempat adonan, termasuk adonan pelapis.


2) Mesin Roll

Alat ini menggunakan daya listrik, digunakan sebagai penggiling adonan


kulit bakpia hingga adonan menjadi kalis/tipis. Dengan alat ini proses
pengilingan dapat dipercepat hanya dengan kurang lebih 15 kali putaran.
3) Nampan

Nampan yang digunakan berukuran 36 x 28 x 5 cm sebagai tempat kulit


bakpia yang siap digunakan, tempat mengangkat kumbu dan bakpia yang
siap dioven.
4) Meja Kerja

Terbuat dari kayu yang dilapisi plat alumunium, sebagai tempat pencetakan,
tempat adonan kulit dan pengemasan.
5) Pisau

Pisau yang digunakan terbuat dari stainless steel sehingga terhindar dari
karat. Digunakan sebagai alat memotong adonan kulit yang sudah di-rolling.
15
6) Timbangan

Digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang akan digunakan, karena


perbandingan jumlah bahan yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
kualitas bakpia.
7) Mixer

Digunakan untuk membuat dan mencampur adonan menjadi kalis.


8) Oven

Oven yang ada di Bakpia Pathok 25 terbuat dari bahan sejenis seng, yang
dapat menghantarkan panas dengan mudah. Terdapat 8 oven berbahan dasar
arang dan 12 oven berbahan dasar gas LPG di UKM tersebut.
9) Loyang

Loyang terbuat dari besi tahan karat dengan ukuran 50 x 30 x 4 cm.


10) Mesin Pemecah Biji

Berfungsi sebagai pemecah biji, sehingga biji kaang hijau dapat terbelah
menjadi dua. Proses ini memudahkan pelepasan kulit saat perendaman
sehingga lebih efektif dan efisien.
11) Drum Perendam

Drum ini digunakan untuk tempat perendaman kacang hijau, kapasitas


penampungan kurang lebih 25 kg.
12) Boiler

Boiler terbuat dari bahan stainlees steel yang digunakan sebagai tempat
untuk mengukus kacang hijau setelah dicuci. Kapasitasnya mampu
menampung kurang lebih 26 kg.
13) Mesin Penggiling

Berfungsi sebagai penghalus kacang hijau yang sudah dikukus, di Bakpia


Pathok 25 terdapat 2 mesin peggiling.
14) Tumbu (Donak)

Donak adalah wadah yang terbuat dari anyaman bambu yang digunakan
sebagai tempat isi/kumbu bakpia yang sudah jadi, dengan kapasitas

16
penampungan kurang lebih 26 kg.
15) Gas cooking Mixer (Bowl Mixer)

Alat untuk mencampur dan memasak kembali kacang hijau yang sudah
dihaluskan. Alat ini menggunakan bahan dasar gas LPG, dengan tangkai
pengaduk kumbu yang digerkkan oleh electric motor dengan tenaga listrik
dan kecepatan adukan yang sama.

d. Proses Produksi

Proses produksi adalah proses merubah bahan mentah menjadi produk


jadi, baik dapat lagsung dikonsumsi maupun setengah jadi. Berikut proses
produksi utama dalam pembuatan bakpia:
1) Proses pembuatan kumbu kacang hijau

Pertama, kacang hijau dipecah mencadi dua bagian dengan mesin


pemecah biji, sehingga proses pemisahaan kulit dapat dilakukan dengan
mudah. Kemudian kacang hijau direndam kurang lebih 3 jam agar
mempermudah saat proses pengukusan. Setelah direndam kacang hijau
dicuci dengan cara digosok-gosok dengan tangan hingga kulit kacang hijau
terlepas dan terapung. Kemudian dilakukan pemisahan kulit kacang hijau
menggunakan air yang mengalir.

Ketika kacang hijau sudah dikatakan bersih, maka dilakukan proses


pengukusan sampai lunak/tidak lengket kurang lebih 1 jam. Setelah direbus
kacang hijau kemudian diiling halus menggunakan mesin penggiling,
bertujuan agar mempermudah dan mempercepat proses penggorengan.
Hasilnya kemudian ditampung dalam tumpu kecil, alat ini prinsipnya sama
dengan alat penggilingan mie.

Tahap selanjutnya yaitu penggorengan, pada tahap ini kacang hijau yang
sudah halus digoreng dengan wajan besar dan ditambahkan minyak goreng.
Saat pengorengan dilakukan pengadukan secara continues (terus-menerus).
Setelah adonan tampak kering kemudian ditambahkan gula pasir dan garam
17
halus sambil terus diaduk. Pengorengan dilakukan hingga adonan kelihatan
kering namun tidak gosong. Hasilnya kemudian diletakan pada tumbu
kecil.
2) Proses pembuatan kulit

Proses pembuatan kulit bakpia dimulai dari tahap penyiapan bahan.


Bahan yang digunakan adalah tepung terigu cakra, tepung terigu segitiga,
gula pasir, minyak goreng, garam dan air. setelah bahan disiapkan kemudian
bahan ditimbang sesuai dengan ketentuan kapasitas yang dianjurkan UKM,
kemudian adonan di-mixing menggunakan mixer hingga tercampur rata.
Penggilingan dilakukan hingga adonan menjadi kalis, semakin lama rolling
(penggilingan) semakin baik pula hasilnya.

Adonan kulit yang sudah kalis, diletakkan diatas meja dan dipotong
menjadi bentuk dadu/persegi. Potongan kemudian diletakkan diatas meja
pencetak dan sedikit ditekan, kemudian diisi dengan kumbu/isian bakpia.
Cara pengisiannya yaitu dengan cara mengambil isi/kumbu dan kulit yang
sudah dipipihkan diletakkan diatas kulit dan kumbu tersebut dimasukkan
hingga membentuk bulatan, setelah itu pucuknya ditutup dan bulatan
tersebut dipipihkan sehingga berbentuk bakpia (bulat pipih). Hasilnya
kemudian diletakkan ke atas nampan dan siap dipanggang.
3) Felling (pemanggangan)

Sebelum dipanggang, bakpia yang sudah dicetak ditata di atas loyang.


Satu loyang kecil berisis kurang lebih 54 buah dan loyang besar kurang
lebih 150 buah. Sebelum melakukan pengovenan, oven dengan bahan bakar
arang dipanaskan terlebih dahulu sampai mencapai suhu yang diperlukan.
Selama pemanggangan dilakukan pembalikan agar bakpia tidak gosong.

3.3 Persediaan Bahan Baku Bakpia Pathok 25


Bahan baku utama yang digunakan dalam membuat bakpia pathok 25
yaitu adalah tepung terigu. Tidak hanya tepung terigu, bahan baku yang
digunakan juga ada minyak kelapa, susu bubuk, mentega, air dan gulapasir.
Dalam membuat bakpia perusahaan bakpia pathok juga menyedia varisan rasa
yang juga menjadi bahan baku pembuatan. Dantaranya ada rasa keju, coklat,
18
nanas, dan kacang hijau.
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sangat terjangkau dan
mudah didapatkan. Jadi proses stok persediaan bahan baku akan selalu ada dan
terjaga kualitasnya tentunya. Bakpia pathok 25 ini dibedakan menjadi dua, yaitu
bakpia basah dan kering. Untuk bakpia basah dengan rasa kacang hijau
mempunyai masa kadaluwarsa 4 hari setelah proses produksi sedangkan untuk
bakpia kering dengan rasa coklat, keju dan nanas mempunya masa kadaluwarsa
yaitu 7 hari setelah proses produksi.

3.4 Persediaan Bahan Baku Bakpia Pathok 25


Asumsi Penghitungan Keuntungan Bakpia Pathok 25 :
a. Omset per hari jika sedang ramai :
No Keterangan Persediaan Satuan Jumlah
1 Penjualan 1.000 30.000 30.000.000
2 Biaya Operasional 21.000.000
3 Keuntungan 30% 9.000.000

b. Namun jika dalam keadaan sepi,


No Keterangan Persediaan Satuan Jumlah
1 Penjualan 200 30.000 6.000.000

19
BAB IV PENUTUP
d.1 Kesimpulan
Dalam keberlangsungan operasional suatu organisasi/perusahaan, sistem
informasi akuntansi memiliki peran yang sangat penting. Melalui sistem
informasi akuntansi seorang manajer atau pimpinan dapat dengan mudah
mengakses informasi atas organisasi yang dipimpinnya. Informasi ini nantinya
akan berguna dalam hal pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi juga
membantu seorang manajer dalam melakukan internal control atas risiko yang
dapat menghambat kelangsungan usaha perusahaan. Pada perusahaan
manufaktur, sistem informasi akuntansi akan membantu kelancaran dari siklus
produksi yang dilakukan.

Secara garis besar, sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh


perusahaan Bakpia Pathok 25 belum berjalan secara optimal. Pembuatan
dokumen-dokumen terkait dengan proses produksi masih belum dilakukan secara
spesifik. Pembagian tugas dan tanggungjawab pada masing-masing kepala
bidang masih belum ada. Hanya kepala gudang yang memiliki tugas secara
spesifik. Sebagian besar kegiatan operasional perusahaan di kendalikan secara
langsung oleh pemilik.

Sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal masih bersifat


tradisional. Tetapi dengan penerapan sistem informasi akuntansi maupun sistem

20
pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan ini, keberlangsungan
perusahaan masih terus terkendali. Namun pengembangan system informasi
akuntansi dan pengendalian internal pada perusahaan ini perlu dikembangkan
lebih lanjut agar semua kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
d.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian diatas, perusahaan perlu
meningkatkan pengawasan kualitas mengingat masih ada penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi maka dalam rangka untuk perbaikan kualitas pada
Bakpia Pathok 25 Yogyakarta, peneliti memberikan saran :

a. Menanamkan motivasi dan perilaku kepada para karyawan akan pentingnya


produk yang berkualitas.

b. Mengadakan piknik wisata bersama karyawan setiap dua bulan sekali untuk
menghilangkan kejenuhan karyawan karena tingkat intensitas kerja yang
tinggi pada saat bekerja.

c. Meningkatkan pengawasan proses produksi pada tahap pengisian isi/kumbu


kedalam bakpia, karena kecacatan produk diakibatkan dari isi bakpia yang
keluar karena kurang rapatnya menutup kulit bakpia dan kulit robek saat
pengovenan karena kulit terlalu tipis.

d. Meningkatkan pengawasan proses produksi pada tahap pengovenan


terutama pada Bakpia rasa Kacang Hijau, karena kecacatan produk
diakibatkan oleh suhu oven yang terlalu besar dan karyawan telat
membalikan bakpia sehingga bakpia akan mengalami gosong.

21
Lampiran 1 :
Kelompok : 6B
Bidang Kajian : Keuangan
No NPM Nama Mahasiswa
1. 201913171 Andika Dwitama
2. 201913073 AlRival Zainur Rahman
3. 201913057 Uswatun Hasanah
4. 201913096 Erine Violiandani
5. 201913088 Kevin Septyan Diefayoni
6. 201913118 Aditya Risqiyanto Syah
7. 201913065 Muhammad Afifuddin
8. 201913112 Yuni Astri Ayu Maulida
9. 201913037 Annisa Berliana
10. 201913164 Sofi indriyana
11. 201913030 Maria Ulfa
12. 201913001 Desiana Fitrianingsih
13. 201913052 Nindya Salsabila
14. 201913054 Ayu Tri Lestari
15. 201913138 Arinda Sinta Putri
16. 201913163 Rahmatul Ainiyah
17. 201913128 Beta Setiana
18. 201913179 Desy Suryanti
19. 201913003 Rizqiyatur Rohma
20. 201913157 Mildatul Maulani
21. 201913111 Dinda Trisa Berlian
22. 201913108 Siti Amina R.S
23. 201913131 Putri Kifti Maulana

Lampiran 2 :
22
AGENDA KEGIATAN KKL
Nama Perusahaan : Bakpia Pathok 25 Yogyakarta
Nama Pemilik Perusahaan : Bapak Arlen Sanjaya
Alamat Perusahaan : Jl. Laksda Adisucipto No.KM9, Sambelegi Kidul,
Maguwoharjo, Kec. Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah
Istimewa Yogyakarta 55282
Dosen Pembimbing KKL : Ika Wahyuni, SE, M. Ak dan Ida Subaida, S.E.,
M.S.A
Kelompok : 6B Keuangan

Waktu Paraf Dosen


No Tgl. Waktu Datang Kegiatan
Pulang Pembimbing SLM
Berangkat
menuju
1 12-05-2022 15.30
Yogyakarta
Tiba di Rm
Grafika
2 13-05-2022 03.00 Yogyakarta
(isoma)
Berangkat
menuju
perusahaan
3 13-05-2022 07.30 Bakpia
Pathok 25
Tiba di
perusahaan
4 13-05-2022 08.30 10.30 Bakpia
Pathok 25
Berangkat
menuju pasar
5 13-05-2022 10.30 13.00
bringharjo
Perjalanan
menuju hotel
6 13-05-2022 13.00
(check in)
Berangkat
menuju
wisata
7 13-05-2022 16.30 19.00
HEHA SKY
VIEW
8 13-05-2022 21.00 Tiba di hotel
Berangkat
9 14-05-2022 08.30 menuju
23
Candi
Prambanan
Tiba di
10 14-05-2022 09.00 13.00 Candi
Prambanan
Perjalanan
menuju Pasar
11 14-05-2022 13.15
Klewer
Tiba di Pasar
Klewer
12 14-05-2022 14.30 17.30
untuk
berbelanja
Perjalanan
13 14-05-2022 17.45
pulang

Menyetujui,
Dosen Pembimbing KKL Dosen Pembimbing KKL

Ika Wahyuni, SE, M. Ak Ida Subaida, S.E., M.S.A


NIDN / NIS. 0706087105 NIDN / NIS. 0709099201

Wakil Dekan I,

Dr. Randika Fandiyanto, S.E., MM


NIDN. 0710109401

Lampiran 3 :
24
Dokumentasi

Gambar 1 Perjalanan menuju Yogyakarta

Gambar 2 Istirahat, mandi, sholat dan sarapan pagi di Rm Grafika

25
Gambar 3 Kunjungan KKL fakultas ekonomi unars angkatan 2019
ke bakpia pathok 25 Yogyakarta

Gambar 4
Menikmati pemandangan malam hari di wisata HeHa sky view Yogyakarta

Gambar 5 Makan pagi di hotel Grand Orchid

26
Dan persiapan check out hotel

Gambar 6
Mengunjungi Candi Prambanan

27

You might also like