Professional Documents
Culture Documents
Laporan Akhir KKL
Laporan Akhir KKL
BAKPIA PATHOK 25
YOGYAKARTA
Kelompok : 6B
Bidang Kajian : Keuangan
Kelompok : 6B
Bidang Kajian Kelompok KKL : Keuangan
Perusahaan : Bakpia Pathok 25
Alamat Perusahaan : Jl. Laksda Adisucipto No.KM9, Sambelegi
Kidul, Maguwoharjo, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55282
Penyusun :
1. Andika Dwitama (201913171) 13. Nindya Salsabila (201913052)
2. AlRival Zainur Rahman (201913073) 14. Desiana Fitrianingsih (201913001)
3. Uswatun Hasanah (201913057) 15. Ayu Tri Lestari (201913054)
4. Erine Violiandani (201913096) 16. Arinda Sinta Putri (201913138)
5. Kevin Septyan D (201913088) 17. Rahmatul Ainiyah (201913138)
6. Aditya Risqiyanto Syah (201913118) 18. Beta Setiana (201913128)
7. Muhammad Afifuddin (201913065) 19. Desy Suryanti (201913179)
8. Yuni Astri Ayu M (201913112) 20. Rizqiyatur Rohma (201913003)
9. Annisa Berliana (201913037) 21. Mildatul Maulani (201913157)
10. Sofi indriyana (201913164) 22. Dinda Trisa Berlian (201913111)
11. Maria Ulfa (201913030) 23. Putri Kifti Maulana (201913131)
12. Siti Amina R.S (201913108)
Menyetujui,
Dosen Pembimbing KKL Dosen Pembimbing KKL
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Laporan yang berjudul “Laporan Akhir
Kuliah Kerja Lapangan Bakpia Pathok 25 Yogyakarta” dengan tepat waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Gambaran Umum Perusahaan...................................................................1
1.2 Permasalahan yang dihadapi Perusahaan..................................................5
1.3 Manfaat Observasi/Survei.........................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................7
2.1 Landasan Teori...............................................................................................7
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH....................................13
3.1 Pengembangan Usaha Bakpia Pathok 25................................................13
3.2 Proses Produksi Bakpia Pathok 25..........................................................13
3.3 Persediaan Bahan Baku Bakpia Pathok 25...................................................18
3.4 Persediaan Bahan Baku Bakpia Pathok 25...................................................19
BAB IV PENUTUP..............................................................................................20
4.1 Kesimpulan..............................................................................................20
4.2 Saran........................................................................................................20
Lampiran 1 :......................................................................................................22
Lampiran 2 :......................................................................................................23
Lampiran 3 :......................................................................................................25
ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka yang berhubungan antara orang-
orang yang bekerja dengan tugas (jabatannya) dalam suatu organisasi sehingga
sifatnya dinamis. Perusahaan Bakpia Pathok 25 dipimpin langsung oleh Bapak
Arlen Sanjaya, namun dalam hal ini dibagi antara bagian administrasi, pemasaran,
dan proses produksi. Untuk lebih jelas, lihat pada gambar dibawah ini:
2
PIMPINAN
KARYAWAN
b. Ketenagakerjaan
Perusahaan Bakpia Pathok 25 memiliki ± sekitar 40 karyawan tetap pria
dan wanita. Sistem perekrutan karyawan yang diterapkan masih system
kekeluargaan, dimana karyawan senior membawa teman atau saudaranya menjadi
karyawan tetap dan apabila diperlukan sekali sewaktu ramai (sabtu, minggu, hari
libur) perusahaan Bakpia Pathok 25 juga menambah karyawan dengan memakai
pocokan (istilah jawa) dengan system perekrutan kontrak jangka pendek sekali
(misal: 2 hari, 3 hari, sampai 1 minggu). Sistem kerja yang diterapkan, yaitu
system kerja serabutan untuk menciptakan persaingan kerja yang sehat.
Dalam pelaksanaan kerja, biasanya penanganan proses yang berat
ditangani oleh pekerja pria, seperti pembuatan adonan, pembuatan kumbu,
pengovenan, tenaga pemasar dan mengirim bakpia ke sejumlah tempat.
Pengemasan biasanya dilakukan oleh pekerja wanita. Sedangkan pencetak bakpia
ada pekerja wanita maupun pria. Untuk kesejahteraan karyawan, pihak perusahaan
juga memberikan tunjangan yaitu tunjangan untuk makan 3 kali, tunjangan
kesehatan, penginapan, uang bonus lembur, tunjangan hari raya dan bonus-bonus
lainnya.
c. Distribusi / Pemasaran
Bakpia 25 dipasarkan dengan cara diantar ke toko-toko cabang Bakpia 25
atau diambil oleh agen-agen resmi Bakpia 25 yang menjual oleh-oleh khas jogja.
3
Dalam pemasarannya, perusahaan Bakpia Pathok 25 banyak bekerja sama dengan
perusahaan tour dan travel, hotel-hotel dan sekolah-sekolah atau perguruan tinggi.
Dimana ketika mereka mengadakan kunjungan atau study tour atau study
lapangan ke Yogyakarta pada umumnya dank e pabrik bakpia khusunya. Mereka
juga sekalian banyak membeli bakpia pathok 25 untuk oleh-oleh. Untuk saat ini
Bakpia Pathok 25 juga menyediakan tempat untuk experience tour dimana tamu
atau pembeli bisa ikut merasakan langsung proses produksi dan hasil buatan
pembeli tersebut dibeli langsung oleh yang bersangkutan, untuk keperluan
tersebut jadwalnya bisa kita sesuaikan dengan cara menghubungi lewat telpon
(0274) 566122 atau fax (0274) 513904 atau email: arlen@bakpia25.com atau
arlensanjaya@gmail.com
6
BAB II LANDASAN TEORI
7
Didalam Pasal 6 undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen dijabarkan beberapa yang menjadi hak daripada pelaku usaha
diantaranya:
1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai
kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2) Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik.
3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen.
4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan.
5) Hak- hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Kemudian didalam pasal 7 undanng-undang Nomor 8 tahun 1999
disebutkan kewajiban daripada pelaku usaha diantaranya:
1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya
2) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa, serta memberikan penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan.
3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar, jujur, serta tidak
diskriminatif.
4) Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa
yang berlaku.
5) Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta menjamin dan/atau jasa garansi atas barang
yang dibuat dan/atau diperdagangkan.
6) Memberikan kompensasi, ganti rugi dan/atau jasa penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau diamanfaatkan tidak sesuai dengan
perjanjian.
7) Hak- hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
8
b. Pengertian Proses Produksi
Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah:
1) Proses produksi adalah penciptaan barang dan jasa (Render dan Heizer,
2009:394).
e. Definisi Persediaan
Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang
utama yang dimiliki perusahaan. Persediaan (inventory) adalah stock atau
simpanan barang-barang yang disimpan perusahaan dalam persediaan yang
10
berhubungan dengan bisnis yang dilakukan (Stevenson dan Chuong, 2014:180).
Secara umum istilah persediaan dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang
dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang
yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang, persediaan merupakan barang-
barang yang diperoleh atau dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa
mengubah barang itu sendiri.
Menurut Donald Delmar (1985) dalam Haming dan Mahfud (2012:7),
dalam melakukan perencanan dan pengendalian persediaan terdapat beberapa
faktor, yaitu:
1) Inventory turnover merupakan frekuensi perputaran persediaan yang telah
digantikan selama periode waktu tertentu.
2) Lead time adalah interval waktu antara waktu pemesanan dan diterimanya
pesanan persediaan dari pemasok.
3) Costumer service level merupakan layanan yang diberikan kepada pelanggan
yang mengacu pada presentase dari pesanan berdasarkan tanggal tertentu yang
telah disetujui.
4) Stock out cost adalah biaya atas kekurangan persediaan yang terjadi ketika
permintaan melebihi tingkat persediaan yang dimiliki perusaaan.
5) Cost of inventory meliputi biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya
pembayaran.
Persediaan menurut Sofjan Assauri (2004: 169) adalah suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu
periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Menurut Ely Suhayati dan Sri Anggadini (2009:225) pengertian persediaan adalah
suatu aktiva lancar yang ada dalam suatu perusahaan, apabila perusahaan tersebut
perusahaan dagang maka persediaan diartikan sebagai barang dagangan yang
disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Sedangan apabila
perusahaan merupakan perusahaan manufaktur maka persediaan diartikan sebagai
baan baku yang terdapat dalam proses produksi/yang disimpan untuk tujuan
tersebut.
11
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah
aktiva lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk
mendukung kegiatan operasional perusahaan. Adapun alasan diperlukannya
persediaan menurut Hendra Kusuma (2009) adalah sebagai barang yang disimpan
untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk
bahan baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses, barang
dalam proses pada proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual.
12
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bapak Arlen
Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal
dari bisnis keluarga) setiap harinya tidak tetap karena produk yang dibuat “Selalu
Baru dan Hangat”. Pada tahun-tahun pertama, perusahaan menggunakan oven
dengan bahan bakar arang. Setelah usaha beliau semakin sukses menambah lagi
jumlah oven dengan bahan bakar gas. Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya
dibantu oleh beberapa karyawan pria dan wanita. Pegawai wanita yang biasanya
bertugas sebagai pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan pegawai pria
biasanya bertugas sebagai pembuat adonan, pembuat isi / kumbu, pengoven serta
pemasar ataupun mengirim bakpia ke sejumlah tempat.
Bakpia 25 dipasarkan dengan cara diantar ke toko-toko cabang Bakpia 25
atau diambil oleh agen-agen resmi Bakpia 25 yang menjual oleh-oleh khas jogja.
Dalam pemasarannya, perusahaan Bakpia Pathok 25 banyak bekerja sama dengan
perusahaan tour dan travel, hotel-hotel dan sekolah-sekolah atau perguruan tinggi.
Dimana ketika mereka mengadakan kunjungan atau study tour atau study
lapangan ke Yogyakarta pada umumnya dank e pabrik bakpia khusunya. Mereka
juga sekalian banyak membeli bakpia pathok 25 untuk oleh-oleh. Untuk saat ini
Bakpia Pathok 25 juga menyediakan tempat untuk experience tour dimana tamu
atau pembeli bisa ikut merasakan langsung proses produksi dan hasil buatan
pembeli tersebut dibeli langsung oleh yang bersangkutan, untuk keperluan
tersebut jadwalnya bisa kita sesuaikan dengan cara menghubungi lewat telpon
(0274) 566122 atau fax (0274) 513904 atau email: arlen@bakpia25.com atau
arlensanjaya@gmail.com
13
didatangkan dari beberapa tempat grosir yang siap diorder setiap saat.
1) Pengadaan Bahan
Bahan baku utama yang digunakan tepung terigu sebagai bahan kulit dan
kacang hijau sebagai bahan isi/kumbu. Tepung terigu didatangkan dari
grosir atau pembelian langsung dari toko, sedangkan kacang hijau
didatangkan dari Demak, Jombang, Surabaya dan pembelian langsung ke
petani atau penampung hasil pertanian setempat.
2) Bahan Pembantu
Terbuat dari kayu yang dilapisi plat alumunium, sebagai tempat pencetakan,
tempat adonan kulit dan pengemasan.
5) Pisau
Pisau yang digunakan terbuat dari stainless steel sehingga terhindar dari
karat. Digunakan sebagai alat memotong adonan kulit yang sudah di-rolling.
15
6) Timbangan
Oven yang ada di Bakpia Pathok 25 terbuat dari bahan sejenis seng, yang
dapat menghantarkan panas dengan mudah. Terdapat 8 oven berbahan dasar
arang dan 12 oven berbahan dasar gas LPG di UKM tersebut.
9) Loyang
Berfungsi sebagai pemecah biji, sehingga biji kaang hijau dapat terbelah
menjadi dua. Proses ini memudahkan pelepasan kulit saat perendaman
sehingga lebih efektif dan efisien.
11) Drum Perendam
Boiler terbuat dari bahan stainlees steel yang digunakan sebagai tempat
untuk mengukus kacang hijau setelah dicuci. Kapasitasnya mampu
menampung kurang lebih 26 kg.
13) Mesin Penggiling
Donak adalah wadah yang terbuat dari anyaman bambu yang digunakan
sebagai tempat isi/kumbu bakpia yang sudah jadi, dengan kapasitas
16
penampungan kurang lebih 26 kg.
15) Gas cooking Mixer (Bowl Mixer)
Alat untuk mencampur dan memasak kembali kacang hijau yang sudah
dihaluskan. Alat ini menggunakan bahan dasar gas LPG, dengan tangkai
pengaduk kumbu yang digerkkan oleh electric motor dengan tenaga listrik
dan kecepatan adukan yang sama.
d. Proses Produksi
Tahap selanjutnya yaitu penggorengan, pada tahap ini kacang hijau yang
sudah halus digoreng dengan wajan besar dan ditambahkan minyak goreng.
Saat pengorengan dilakukan pengadukan secara continues (terus-menerus).
Setelah adonan tampak kering kemudian ditambahkan gula pasir dan garam
17
halus sambil terus diaduk. Pengorengan dilakukan hingga adonan kelihatan
kering namun tidak gosong. Hasilnya kemudian diletakan pada tumbu
kecil.
2) Proses pembuatan kulit
Adonan kulit yang sudah kalis, diletakkan diatas meja dan dipotong
menjadi bentuk dadu/persegi. Potongan kemudian diletakkan diatas meja
pencetak dan sedikit ditekan, kemudian diisi dengan kumbu/isian bakpia.
Cara pengisiannya yaitu dengan cara mengambil isi/kumbu dan kulit yang
sudah dipipihkan diletakkan diatas kulit dan kumbu tersebut dimasukkan
hingga membentuk bulatan, setelah itu pucuknya ditutup dan bulatan
tersebut dipipihkan sehingga berbentuk bakpia (bulat pipih). Hasilnya
kemudian diletakkan ke atas nampan dan siap dipanggang.
3) Felling (pemanggangan)
19
BAB IV PENUTUP
d.1 Kesimpulan
Dalam keberlangsungan operasional suatu organisasi/perusahaan, sistem
informasi akuntansi memiliki peran yang sangat penting. Melalui sistem
informasi akuntansi seorang manajer atau pimpinan dapat dengan mudah
mengakses informasi atas organisasi yang dipimpinnya. Informasi ini nantinya
akan berguna dalam hal pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi juga
membantu seorang manajer dalam melakukan internal control atas risiko yang
dapat menghambat kelangsungan usaha perusahaan. Pada perusahaan
manufaktur, sistem informasi akuntansi akan membantu kelancaran dari siklus
produksi yang dilakukan.
20
pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan ini, keberlangsungan
perusahaan masih terus terkendali. Namun pengembangan system informasi
akuntansi dan pengendalian internal pada perusahaan ini perlu dikembangkan
lebih lanjut agar semua kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
d.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian diatas, perusahaan perlu
meningkatkan pengawasan kualitas mengingat masih ada penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi maka dalam rangka untuk perbaikan kualitas pada
Bakpia Pathok 25 Yogyakarta, peneliti memberikan saran :
b. Mengadakan piknik wisata bersama karyawan setiap dua bulan sekali untuk
menghilangkan kejenuhan karyawan karena tingkat intensitas kerja yang
tinggi pada saat bekerja.
21
Lampiran 1 :
Kelompok : 6B
Bidang Kajian : Keuangan
No NPM Nama Mahasiswa
1. 201913171 Andika Dwitama
2. 201913073 AlRival Zainur Rahman
3. 201913057 Uswatun Hasanah
4. 201913096 Erine Violiandani
5. 201913088 Kevin Septyan Diefayoni
6. 201913118 Aditya Risqiyanto Syah
7. 201913065 Muhammad Afifuddin
8. 201913112 Yuni Astri Ayu Maulida
9. 201913037 Annisa Berliana
10. 201913164 Sofi indriyana
11. 201913030 Maria Ulfa
12. 201913001 Desiana Fitrianingsih
13. 201913052 Nindya Salsabila
14. 201913054 Ayu Tri Lestari
15. 201913138 Arinda Sinta Putri
16. 201913163 Rahmatul Ainiyah
17. 201913128 Beta Setiana
18. 201913179 Desy Suryanti
19. 201913003 Rizqiyatur Rohma
20. 201913157 Mildatul Maulani
21. 201913111 Dinda Trisa Berlian
22. 201913108 Siti Amina R.S
23. 201913131 Putri Kifti Maulana
Lampiran 2 :
22
AGENDA KEGIATAN KKL
Nama Perusahaan : Bakpia Pathok 25 Yogyakarta
Nama Pemilik Perusahaan : Bapak Arlen Sanjaya
Alamat Perusahaan : Jl. Laksda Adisucipto No.KM9, Sambelegi Kidul,
Maguwoharjo, Kec. Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah
Istimewa Yogyakarta 55282
Dosen Pembimbing KKL : Ika Wahyuni, SE, M. Ak dan Ida Subaida, S.E.,
M.S.A
Kelompok : 6B Keuangan
Menyetujui,
Dosen Pembimbing KKL Dosen Pembimbing KKL
Wakil Dekan I,
Lampiran 3 :
24
Dokumentasi
25
Gambar 3 Kunjungan KKL fakultas ekonomi unars angkatan 2019
ke bakpia pathok 25 Yogyakarta
Gambar 4
Menikmati pemandangan malam hari di wisata HeHa sky view Yogyakarta
26
Dan persiapan check out hotel
Gambar 6
Mengunjungi Candi Prambanan
27