You are on page 1of 7

Tugas Makalah Kelompok!

HAKIKAT KERJA DALAM ISLAM

Tugas ini disusun untuk memenuhi syarat Mata Kuliah Filsafat Ekonomi Islam

Dosen Pengampu : Sodiman M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 10:

1. Anggi Alfiana Ningsih


2. Nisa Wulandari
3. Harisan

Kelas : B

Semester I

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT dan segala rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul
“Hakikat Kerja Dalam Isam” ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang di rencanakan.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Bapak Sodiman M.Ag . Shalawat dan salam semoga
tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya .

Didalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikannya.Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dari semua pihak serta dengan usaha
yang maksimal sesuai kemampuan kami,akhirnya makalah ini dapat di selesaikan dengan baik.

Kami menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isi
maupun tata cara untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini .Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih

Toronipa,10 September 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Urusan dunia merupakan perkara yang paling banyak menyita perhatian umat
manusia,sehingga mereka menjadi budak dunia ,bahkan lebih parah lagi ,sejumlah besar
umat islam memandang bahwa berpegang dengan ajaran islam akan mengurangi peluang
mereka dalam mengais rezeki. Ada sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian
kewajiban syariat islam tetapi mereka mengira bahwa jika ingin mendapat kemudahan
dibidang materi dan kemampuan ekonomi hendaknya menutup mata dari sebagian aturan
islam terutama yang berkenaan dengan etika bisnis dan hokum halal haram.

Islam tidak membiarkan seorang muslim kebingungan dalam berusaha mencari nafkah,
bahkan telah memberikan solusi tuntas dan mengajarkan etika mulia agar mereka
mencapai kesuksesan dalam mengais rizki dan membukakan pintu kemakmuran dan
keberkahan.

B. Tujuan Pembuatan Makalah

1.Untuk meengetahui pengertian dari bekeja

2.Untuk mengetahui motivasi dalam bekerja menurut islam

3.Untuk mengetahui dalil-dalil apa saja yang berhubungan mengenai bekerja

4.Untuk mengetahui tujuan dari bekerja menurut islam


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian bekerja menurut islam

Kerja dalam kaitannya dengan tema ekonomi,berarti sebuah kegiatan yang dilakukan
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Tuhan menciptakan alam dan seisinya
bagi manusia,sebagiann besar masih merupakan bahan atau belum jadi. Meskipun ada yang
ditemukan sudah siap pakai,namun barang tersebut harus diolah kembali secara lebih baik untuk
memenuhi kebutuhan yang di inginkan.

Dalam system perekonomian islam ,bekerja dapat diartikan sebagai berikut :

a. .Bekerja sebagai peneguhan eksistensi kekhalifahan. Ketika manusia diberikan mandat oleh
Tuhan untuk mengatur dan mengelola bumi,maka dapat dipahami bahwa manusia harus
bekerja.Ketika manusia tidak bekerja,berarti manusia telah mengkhianati eksistensi
kekhalifahan dirinya yang dipercayakan Tuhan kepadanya.
b. Bekerja merupakan kewajiban. Bekerja merupakan kewajiban karena dengan bekerja
manusia dapat melakukan kegiatan ibadah. Bekerja menjadi wajib karena bekerja menjadi
sarana terpenuhinya kewajiban-kewajiban ritual agama,sebagaimana kaidah dalam ushul
fiqih:”jika sesuatu tidak menjadi sempurna kecuali dengan sesuatu itu,maka sesuatu itu
menjadi wajib diadakan”
c. Bekerja adalah ibadah.Bekerja bukan hanya mengandung manfaat social,tetapi juga bernilai
ritual. Tuhan sangat menghendaki kemaslahatan social. Menurut As-Syaithibi dalam kitab
Al-Muwafaqat,mengatakan bahwa maksud di tetapkannya syari’at adalah kemaslahatan
manusia. Semua kegiatan yang mengandung kemaslahatan manusia berarti telah sesuai
dengan apa yang dikehendaki Tuhan. Oleh karena itu,bekerja, sama artinya dengan
memenuhi keinginan Tuhan. Itu berarti termasuk ibadah yang mempunyai konsekuensi
mendatangkan pahala.
d. .Bekerja berarti berjuang(jihad). Bekerja adalah perjuangan manusia untuk mempertahankan
hidupnya . Perjuangan membutuhkan pengorbanan.
B. Dalil-dalil mengenai Bekerja Dalam Islam

1.HR. Khathib, “Tidak meninggalkan dunia untuk akhiratnya, dan meninggalkan akhirat
untuk dunianya, serta tidak menjadi beban orang lain”.

2. HR. Bukhari, “Perintah berusaha dengann tangannya sendiri (bekerja); sesungguhnya


Nabi Daud memakan hasil dari usaha tangannya sendiri”.

3. HR. Ahmad, “Sesungguhnya Allah mencintai hambanya yang bekerja.Barang siapa yang
bekerja keras, mencari nafkah yang halal untuk keluarganya, maka sama seperti mujahid di jalan
Allah”.

C. Motivasi Kerja Dalam Islam

Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari masalah usaha sebagai salah satu perwujudan
aktivitasnya, baik yang menyangkut aktivitas fisik maupun mental. Sepanjang hidupnya, manusia
tetap bekerja karena tanpa bekerja manusia akan mengalami berbagai kesulitan hidup. Kekuatan
motivasi dalam bekerja manusia atau berbisnis dalam islam adalah fastabiqul khairat (berlomba-
lomba dalam kebaikan) untuk memenuhikebutuhan manusia, baik kebutuhan fisik,psikologis,dan
social. Bekerja merupakan kegiatan pokok dari aktivitas kemanusiaan yang dapat dibagi menjadi
sejumlah dimensi yaitu :

a. Dimensi Fisiologis. Dimensi yang memandang bahwa manusia bukanlah mesin. Manusia
dalam bekerja, tidak dapat disamakan dengan mesin.
b. Dimensi Psikologis. Suatu kerja disamping merupakan suatu beban, juga merupakan suatu
kebutuhan. Dengan demikian, bekerja juga merupakan upaya mengembangkan kepribadian.
Pekerjaan merupakan suatu cara manusia menyatakan harga dirinya.
c. Dimensi ikatan social dan kelompok. Pekerjaan dapat menjadi pengikat social dan kelompok
karena pekerjaan dapat menjadi cara seseorang untuk memasuki suatu ikatan kelompok
tertentu, dengan pekerjaaannya seseorang dapat menyatakan tentang bagaimana status yang
dimilikinya dalam suatu profesi.

D.Tujuan Bekerja Menurut Islam

1. Memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga. Hal ini di jelaskan dalam surat at-tahrim
ayat 6 dan an-nisa’ ayat 34 bahwa seorang kepala keluarga harus memiliki rasa
tanggungjawab terhadap kesejahteraan keluarganya didunia maupun diakhirat,
memiliki semangat kerja dan memberi nafkah sesuai yang diperlukan oleh anggota
keluarganya.
2. Memenuhi ibadah dan kepentingan social. Dengan hasil usaha yang diperoleh dari
kerja keras yang kemudian manusia dapat menjalankan
bentuk-bentuk ibadah seperti membayar zakat dan menunaikan haji. Disamping itu, harta
memiliki nilai social misalnya menyantuni orang-orang lemah, serta membangun fasilitas
mum dijalan Allah seperti sekolah,pondok pesantren,masjid dsb.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Islam tidak membiarkan seorang muslim kebingungan dalam berusaha mencari nafkah,
bahkan telah memberikan solusi tuntass dan mengajarkan etika mulia agar mereka mencapai
kesuksesan dalam mengais rizki dan membukakan pintu kemakmuran dan keberkahan. Kegiatan
usaha dalam kaca mata islam memiliki kode etik dan aturan, jauh dari sifat tamak dan serakah
sehingga mampu membentuk sebuah usaha yang menjadi yang menjadi pondasi masyarakat
beradab. Islam menganjurkan umatnya agar bekerja dan berniaga, menghindari meminta-minta
dalam mencari harta kekayaan. Manusia memerlukan harta kekayaan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari termasuk memenuhi perintah Allah seperti infaq,zakat,pergi haji dan sebagainya.

B.Saran

Dari keterangan hadis dijelaskan bahwa setiap Muslim harus menjadi seorang pekerja keras.
Dengan demikian ia melaksanakan salah satu perintah Allah untuk berbuat ihsan dan juga
mensyukuri karunia Allah berupa kekuatan akal dan fisiknya yang diberikan sebagai bekal dalam
bekerja. Mengabaikan potensi akal dan fisik ini atau tidak “menajamkannya” bisa bermakna tidak
mensyukuri nikmat dan karunia Ilahi Rabbi.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan,Ali.,2009. Manajemen Bisnis Syari’ah. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Nurohman,Dede. 2011. Memahami Dasar-dasar Ekonomi Islam. Yogyakarta:Teras

You might also like