You are on page 1of 17

Nama : Muchammad Nizar

Nim : 16070795029

1. a. Tunjukkan bahwa tidak mungkin terjadi sebuah foton menyerahkan seluruh


energi dan momentumnya pada elektron bebas. Hal ini menerangkan mengapa
efek fotolistrik hanya dapat terjadi bila foton menumbuk elektron terikat.

Penyelesaian :
pfoton =p elektron


E foton=Eelektron atau h v= ( p e c )2 + ( m0 c 2 )2

Membagi pernyataan energy dengan c menghasilkan

hv
=

( p e c ) + ( m0 c
2 2 2
)
c c
hv
=√ p e + m0 c > p e
2 2 2
c
Persamaan diatas bertentangan dengan momentum, sehingga hal ini menerangkan
mengepa efek fotolistrik hanya dapat terjadi bila foton menumbuk elektron terikat. Dan
tidak mungkin terjadi sebuah foton menyerahkan seluruh energi dan momentumnya
pada electron bebas.
b. Sesuai hukum kekekalan energi, maka photon ini juga akan bisa menghasilkan
elektron + postiron (disebut pair production).

Namun setiap partikel yang bertemu antipartikelnya, mereka akan dikonversikan


dalam energi murni 100%, hal ini disebut pemusnahan pasangan. Antiproton dengan
proton, antineutron dengan neutron dan positron dengan elektron yang bertemu akan
ter-annihilated (musnah). Berikut ini proses pemusnahan elektron-positron.

Positron yang kehilangan energi kinetiknya oleh proses ionisasi, menyatu dengan
elektron dan musnah. Total massa mereka dirubah menjadi energi dan 2 photon yang
bergerak ke arah berlawanan, berkebalikan dengan proses produksi pasangan.
Reaksinya:
e- + e+→ γ + γ
Mustahil pemusnahan pasangan elektron-positron hanya menghasilkan 1 photon karena
seluruh energi dan momentumnya tidak akan dirubah hanya ke dalam satu photon. Jika
hvmin=moc2, maka energi yang dihasilkan adalah 1,64 X 10-13 J atau 1,02 MeV dan untuk
mengkoservasikan momentum, setiap quantum mempunyai energi 8,2 X 10 -14 J. Jika
positron-elektron dimusnahkan, akan muncul radiasi gamma sampai 511 keV dihitung
dari massa elektron.

5. Interpretasi secara singkat tentang konsep fisika klasik dan fisika kuantum terkait
dengan fenomena radiasi benda hitam
Teori fisika kuantum diawali dengan radiasi benda hitam Karena fisika klasik tidak bisa
menjelaskan radiasi benda hitam. Fisika Klasik gagal menjelaskan teori radiasi benda
hitam (Rayleigh Jeans) karena menganggap energi Gelombang Elektromagnetik
berharga kontinu tetapi fisika kuantum yang bisa menjelaskannya, fisika kuantum dapat
menjelaskan teori radiasi benda hitam, Max Plank mengasumsikan bahwa GEM bersifat
diskrit (tertentu) yaitu kelipatan dari hv.
6. a. Konsep Fisis Efek Foto listrik

Analisis dari percobaan fotolistrik menunjukkan bahwa energi elektron yang


ditembakkan sebanding dengan frekuensi cahaya yang menerangi. Ini menunjukkan
bahwa elektron yang didorong keluar memiliki energi yang sebanding dengan frekuensi
cahaya. Pada kenyataannya energi yang dipancarkan tidak bergantung pada energi
iluminasi total yang menunjukkan bahwa interaksi harus sama dengan partikel yang
memberi semua energinya pada eletron. Ini sesuai dengan hipotesis Planck bahwa
cahaya dalam eksperimen radiasi blackbody hanya bisa ada dalam kumpulan enegi
diskrit.
b. Konsep Fisis Hasil Eksperimen Davisson dan Germer

50O
GAMBAR 1.2 Gelombang de Broglie oleh target merupakan penyebab dari hasil
Davisson dan Germer

Marilah kita tinjau apakah kita dapat membuktikan bahwa gelombang de Broglie
merupakan penyebab dari hasil Davisson dan Germer. Pada suatu percobaan tertentu
berkas elektron 54eV diarahkan tegak lurus pada target nikel, dan maksimum yang
tajam dalam distribusi elektron terjadi pada sudut 50 o dari berkas semula. Sudut datang
dan sudut hambur relatif terhadap suatu keluarga bidang Bragg digambarkan dalam
Gb.1.2 keduanya sudut 65o. Jarak antara bidang dalam keluarga itu yang bisa diukur
melalui difraksi sinar-x ialah 0,91Å Persamaan Bragg untuk maksimum dalam pola
difraksi ialah

(5.1) nλ=2 d sin θ


Disini d= 0,91Å dan θ =65o; dengan menganggap n =1, panjang gelombang de Broglie
λ dari elektron yang terdifraksi ialah
o
λ=2 d sin θ=2×0,91Å× sin 65 =1,65Å
Dari rumus nλ=2 d sin θ didapatkan

λ
d=
sin θ
h
λ=
mv

sehingga

h
d=
sin θ mv
h
d=
sin θp

1 /2
p=( 2mE k )1/2 =( 2 meV )
karena sehingga
h
d=
sin θ √ 2 meV
d=konstan, maka
h h
=
sin θ1 √ meV 1 sin θ2 √ meV 2
1 1
=
(5.2) sin θ1 √ v 1 sin θ2 √ v 2

Sekarang kita pakai rumus de Broglie


h
λ=

Untuk menghitung panjang gelombang elektron yang diharapkan. Energi kinetik 54eV
kecil dibandingkan dengan energi dian moC2 yaitu sebesar 5,1x105eV, sehingga kita
dapat mengabaikan efek relativistik. Karena
1
K= mv 2
2
Maka momentum elektron itu mv ialah

mv=√ 2mK
=√ 2×( 9,1×10−31 kg ) ×( 54eV )×( 1,6×10−19 J /eV )
−24
=4,0×10 kgm/ s
Jadi panjang gelombang elektron itu ialah

h 6 , 63×10−34 J . s
λ= = =1, 66×10−10=1 , 66 Å
mν 4,0×10−24 kgm/s
besarnya sesuai dengan panjang gelombang yang diamati. Jadi eksperimen Davisson
dan Germer menunjukkan bukti langsung dari hipotesis de Broglie mengenai sifat
gelombang benda yang bergerak.
Analisis eksperimen Davisson-Germer sebenarnya tidak langsung seperti yang
ditunjukkan diatas, karea energi elektron bertambah ketika elektron itu masuk ke dalam
kristal dengan besar yang sama dengan besar fungsi kerja (work funcsion) permukaan
itu. Jadi kelajuan elektron dalam eksperimen lenih besar didalam kristal dan panjang
gelombang de Broglie yang bersangkutan menjadi lebih kecil dari pada garga diluar
kristal.
7. a. Pada mekanika klasik atau mekanika newton jika sistem yang konservatif
dan nonrelativistik, fungsi Hamilton dapat diperoleh dengan
H= T + V
Fungsi Hamilton dengan menggunakan momentum umum dan koordinat umum.
Persamaan geraknya adalah :

∂H ∂H
= ẋ =− ṗ
∂p ∂x

Sebagai contoh, untuk gerak sebuah partikel pada ruang satu diImensi di dalam sebuah
potensial V (x, t), fungsi Hamilton sistem ini yaitu

Sehingga setelah disubtitusi diperoleh ungsi hamiltonian suatu partikel pada ruang satu
dimensi pada mekanika newton

b. Rumusan gerak partikel menurut schordinger menggunakan Operator


Hamiltonian untuk partikel bebas dalam ruang satu dimensi adalah

Persamaan Schrodinger yang tidak bergantung waktu atau independen terhadap waktu
yaitu

Ingat bahwa fungsi gelombang Ψ(x, t) yaitu

Dimana
Persamaan sering ditemukan ketika kita membahas osilator
harmonik sederhana. Solusi persamaan berbentuk,

ψ(x) = Ae+ikx + Be−ikx

atau

Ψ(x, t) = Ae+i(kx−E t/h) + Be−i(kx+E t/h)


Solusi persamaan (6.5) terdiri dari dua bagian, bagian pertama de- ngan
fungsi e+ikx merupakan bagian fungsi gelombang yang merambat ke arah
sumbu +x positif dan bagian kedua e−ikx merupakan gelom- bang yang
merambat ke arah sumbu −x negatif. Supaya lebih sederhana, kita menganggap
bahwa partikel bergerak ke arah sumbu +x positif, maka nilai koefisien B = 0,

ψ(x) = Ae+ikx
Sehingga gerak partikel bebas satu dimensi berbentuk fungsi gelombang yang
tergantung pada waktu menjadi

ψ(x.t) = Aei(kx-wt)

Bagian B Soal Nomor 1


Pada gambar tersebut menggambarkan ada partikel yang terjebak pada 1 dimensi. Partikel
tersebut masih dapat bergerak pada dua arah yang lain.

Daerah 0 Vx=~ untuk x<0


Daerah 1 Vx = 0 untuk 0 ≤ x ≥ a
Daerah 2 Vx =V0 untuk x>a
Daerah 0
E < V0
ψ 0 ( x )=0
Tidak mungkin partikel keluar dari sumur potensial ke daerah 0.

Daerah 1
Dari gambar diatas, dapat kita dituliskan potensial partikel bebas terhadap x adalah :

{
V ( x )= 0 , 0≤ x ≥ a
∞ , otherwise

Persamaan Schrö dinger untuk 0≤x≤a adalah sebagai berikut:

E < V0
2 2
−ℏ d
=E
2m d x 2

Diperoleh,

2
d 2m
2
+ 2 =0
dx ℏ

d2
dx
2
+❑2=0 ...............

2m
k 2= E
1 ℏ2

dengan
k 1= 2
ℏ√
2 mE

−ik 1 x ikx
ψ 1 ( x ) =Ae + Be
Solusi adalah :
Pada daerah 1 partikel ketika ke arah daerah 0 akan dipantulkan dan tidak ada yang

ditransmisikan keluar sumur potensial ke daerah 0, Partikel juga dipantulkan ketika menuju

pada daerah 2 karena E < V0, Sehingga fungsi gelombang daerah 1 menjadi

ψ 1 ( x ) =Be ikx

atau dapat pula ditulis:

ψ ( x ) =A cos ( kx ) + B sin ⁡(kx )

dari Boundary Condition atau syarat batasnya, kita akan menentukan nilai A dan B.

 Syarat batas yang pertama : tidak mungkin partikel ditemukan atau berada pada
x=0
ψ ( x=0 )=0
A cos ( k⋅0 ) +Bsin ( k⋅0 ) =0
A cos ( 0 ) +0=0
A=0

Dengan mensubstitusikan A = 0 pada persamaan (1.2) maka solusinya menjadi:

ψ ( x ) =B sin ⁡(kx )

 Syarat batas yang kedua : tidak mungkin partikel ditemukan atau berada pada x
=a

ψ ( x=a )=0
B sin ( ka )=0
Karena B ≠ 0 ( jika B =0 itu artinya partikel itu tidak ada ) dan k ≠ 0 ( jika k = 0
akan menyebabkan energi partikel juga akan sama dengan nol), sehingga agar
persamaan di atas terpenuhi, maka:
sin ( ka ) =0
sin ( ka ) =sin ( nπ )
ka=nπ

k=
a
dengan mensubstitusikan persamaan (2.4) ke persamaan (2.3) diperoleh solusi:

ψ ( x )=B sin ( ) nπ
a
x

 Untuk menentukan nilai B melalui normalisasi.




−∞
2
dx|ψ ( x )| =1


−∞
dx ψ ¿ ( x )⋅ψ ( x )=1

[ a ][ a ]

∫ dx
−∞ ( nπ
x ) ⋅ B sin ( x ) =1
B sin

∫ dx [ B sin ( nπ
a )]

2 2
x =1
−∞

∫ dx [ B sin ( a x )]+∫ dx [ B sin (a x )]+∫ dx [ B sin ( a x )]=1


0 a ∞
2nπ 2 nπ 2 2 nπ 2 2
−∞ 0 a

[ a ]
a
0+∫ dx B sin ( x ) +0=1
nπ 2 2

[ ]
a
B ∫ dx sin2( nπ
2
a )
x =1
0

B 2∫ dx

B
2
a

0
[ 1−cos 2

2
( nπa x) =1 ]
( a ) =1
2
2
B 2=
a
B=
2
a √
Sehingga didapatkan solusi
ψ ( x )=
√ 2
a ( )
sin

a
x

Lebih tepatnya solusi di atas dituliskan sebagai berikut:

ψ n ( x )=
√ 2
a
sin

a( )
x

Fungsi nilai eigen energi pada sumur kotak potensial tak berhingga daerah 1

2m
k 2= E
Dari persamaan : ℏ2

dan dengan mensubstitusikan persamaan (2.4) ke persamaan diatas, akan diperoleh


nilai energi sebesar:

( )
nπ 2 2 m
a
= 2 E

( )
2
1 nπ ℏ
E=
2m a
2 2 2
n π ℏ
E= 2
2 ma

Lebih tepatnya ditulis

2 2 2
n π ℏ
En =
2 ma 2
n= 1,2,3,…
Persamaan diatas merupakan persamaan Energi untuk tiap keadaan n.

a. Persamaan tersebut merupakan fungsi eigen untuk partikel pada sumur potensial pada
daerah 1
Daerah 2.
dengan demikian , persamaan Shrodinger system ini diberikan oleh
E < V0

−ℏ2 d 2
=E
2m d x 2

Diperoleh,

d2 2 m
+ =0
d x2 ℏ2
2
d
...............
2
2
+❑ =0
dx

2m
k 2= E
2 ℏ2

dengan √
2 mE
k 2= 2

−ik 2 x ik 2 x
Solusi adalah : ψ 2 ( x )=Ce + De

Analisa terhadap system ini dibedakan antara energy partikel E<V 0 dan energy E> V0
Oleh karena itu partikel sangat bergantung pada jumlah tingkat energi disumur
potensial terhadap V0.
Keadaan terikat Energi negative
Untuk energy negative, E →−E dengan E kuantitas positif,maka persamaan menjadi

d2 φ 2
2
−k φ=0
d x
untuk |x|> a
Dengan

2 mE 1 /2 1 /2
q=( 2
) dan k= {2 m(V 0−E)/ℏ2 }
ρℏ
Solusi untuk daerah (2) yaitu daerah untuk |x|> a
qx −qx
φ 2 ( x )=C e + D e

Dengan A,B,E,dan F konstanta-konstanta. Sedangkan solusi untuk daerah (2)


qx
φ 2 ( x )=C e

Selanjutnya tentukan konstanta-konstanta ,C dan D dengan menerapkan syarat


kontinuitas di x>a,
φ 1 (−a )=φ 2 (−a )

Sedangkan

dx
¿ | |
d φ1 d φ2
dx

Spektrum Energi;berikut ini kita lihat perilaku energy partikel.

2 2 mV 0 2
k = 2
−q

Setelah dikalikan a2,menjadi

2m a2 V0
(k ¿ ¿ 2+ q2 )a 2= V 0 = ¿

2

Dengan parameter ℇ

ℏ2
ℇ=
2 m a2
V0
Dengan demikian,parameter ( ) pada persamaan tersebut menyatakan ukuran dari

kekuatan potensial.
Karena k dan q merupakan besaran positif maka dari persamaan 2.36,(q/k)=tan
(ka) juga harus positif. Hal ini,tan (ka) positif,hanya dipenuhi jika ka beradapada interval
(1) dan (3) serta pengulangannya,
2 r= ()π
2
≤ ka ≤(2 r +1)
π
2

dengan r=0,1,2,3,….

Berikutnya, substitusi pers 2.36 ke pers 2.38 didapatkan :


V0 2 2 2
=k a sec ka
ε
Atau
1/ 2
ε
( ) ka=|cos ka|
V0

Dengan cara serupa, untuk solusi jenis kedua 2.37 didapatkan

( 2 r−1 ) ( π2 ) ≤ ka ≤2 r ( π2 ) ;r=1,2,3
Dan
1/ 2
ε
( ) ka=|sin ka|
V0

Kedua solusi tersebut menyiratkan bahwa hanya k diskrit tertentu yang memenuhi.
Harga tersebut bisa diperoleh melalui pendekatan grafik berikut

Misalkan,irisan antara (ε /V 0)1 /2 dan|cos ka|atau|sin ka|terjadi pada k =k n , n=0,1,2 ,…


energy yang diperbolehkan

{ }
2 2
−ℏ k n ℇ
En = +V 0 = 1− ( k n a ) 2 V 0
2m V0

dari persamaan tampak bahwa jumlah energy yang diperoleh berhingga. Dari

gambar,jika ¿ ¿sama dengan satu nilai, ka berada dalam interval N ( π2 ) ≤ ka<( N +1) ( π2 )maka
ada (N+1) irisan. Dengan kata lain ada (N+1) tingkat energy diskrit jika(π ¿¿ 2) N ¿ ¿atau jika

2
N≤
π ¿¿ ¿
Dengan demikian,sedikitnya ada satu keadaan terikat untuk sedangkal apapun
sumur potensial,yaitu jika(ε /V 0)1 /2kecil sekali sehingga N ynag memenuhi adalah nol.

Fungsi Eigen dan Paritas. Berikut ini kita lihat perilaku fungsi gelombang φ untuk
setiap energy En. Energi En dengan n=0,2,4,….berkaitan dengan solusi petama

φ2 n ( x )=C e q a cos ( k n a ) e−q x ,untuk x> a }


n n

Sifat dari fungsi-fungsi diatas diilustrasikan secara grafis berikut

Jika fungsi keseluruhan dituliskan sebagai φ n ( x )jelas bahwa φ n ( x )simetriterhadap


titik asal

φ n ( x )=φn (−x)

Fungsi gelombang yang mempunyai sifat simetri dikatakan mempunyai sifat paritas
genap.

Sedangkan energy En dengan n=1,3,5,….berkaitan dengan solusi kedua,

φ2 n ( x )=B eq a cos ( k n a ) e−q x , untuk x >a }


n n

Fungsi eigen ini anti simetri terhadap titik asal


φ n ( x )=−φn (−x )

Fungsi gelombang yang memenuhi sifat ini disebut fungsi eigen paritas ganjil pada
daerah 2.
Kesimpulan jawaban Bagian b
a. Persamaan tersebut merupakan fungsi eigen untuk partikel pada sumur potensial
2 2 2
n π ℏ
E= 2
pada daerah 1 2 ma n= 1,2,3,… Persamaan diatas merupakan persamaan
nilai eigen Energi untuk tiap keadaan n.

Fungsi gelombang yang memenuhi sifat ini disebut fungsi eigen energi paritas ganjil
pada daerah 2.

Misalkan,irisan antara (ε /V 0) dan|cos ka|atau|sin ka|terjadi pada k =k n , n=0,1,2 ,…


1 /2

energy yang diperbolehkan


{ }
2 2
−ℏ k n ℇ 2
En = +V 0 = 1− ( k n a ) V 0
2m V0

Fungsi eigen ini anti simetri terhadap titik asal


φ n ( x )=−φn (−x )

b. Energi ambang adalah energi minimal yang diperlukan partikel untuk keluar dari sumur
potensial. Energi itu tidak kontinum, melainkan diskrit, artinya terkuantifikasi. Paket-
paket energi yang terkuantifikasi ini dalam bentuk radiasi atau gelombang disebut kuanta
energi.Besarnya energi terkuantifikasi ditunjukkan pada daerah 2 dari persamaan fungsi
nilai eigen energi tampak bahwa jumlah energy yang diperoleh berhingga. Dari
gambar,jika ¿ ¿sama dengan satu nilai, ka berada dalam interval

N ( π2 ) ≤ ka<( N +1) ( π2 )maka ada (N+1) irisan. Dengan kata lain ada (N+1) tingkat
energy diskrit jika( π ¿¿ 2)N ¿ ¿atau jika

2
N≤
π ¿¿ ¿

Dengan demikian,sedikitnya ada satu keadaan terikat untuk sedangkal apapun


sumur potensial,yaitu jika( ε /V 0)1 /2kecil sekali sehingga N ynag memenuhi adalah
nol.

c. Analisa terhadap system ini dibedakan antara energy partikel E<V 0 dan energy E>
V0 Oleh karena itu partikel sangat bergantung pada jumlah tingkat energi disumur
potensial terhadap V0. Jika Energi lebih kecil dari V0 kecil peluang partikel untuk
keluar dari sumur potensil apalagi pada dinding yang tak berhingga dibuktikan
dengan perumusan matematis diatas, namun pada daerah 2 apabila Energi lebih
besar dari potensial halang maka peluang parikel untuk keluar dari sumur potensial
sangat besar perumusan matematisnya dibuktikan pada soal nomor 2 bagian B

You might also like