Professional Documents
Culture Documents
RPP Berani X
RPP Berani X
Tujuan Pembelajaran :
Melalui pendekatan metode partisipatif, dengan model pembelajaran ceramah dan
visualisas, siswa paham untuk menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman bermain
dan sekolah , siswa mampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman bermain dan
sekolah, siswa terbiasa menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman bermain dan
sekolah sehingga secara aktif menghindari serta menolak perilaku korupsi.
1. Kegiatan Pembelajaran
I. Pendahuluan (5 menit )
1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Keadaan siswa
2. Memotivasi peserta didik
3. Peserta didik diminta untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai
4. Mengisi absen
II. Inti ( 30 menit )
1. Peserta didik diminta untuk mendengarkan secara cermat ulasan guru
mengenai materi defenisi berani yang dibantu alat visual ( slides, poster)
2. Peserta didik dapat mengetahui definisi berani
3. Peserta didik diminta memberikan respon
4. Peserta didik bertanya mengenai materi
III. Penutup ( 10 menit )
1. Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk menerapkan tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Pendidik bersama peserta didik mengagendakan tugas tentang materi berani
yang telah dipelajari.
2. Pendidik bersama peserta didik mengagendakan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya, untuk dipelajari oleh peserta didik di rumah.
3. Pendidik bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan Mengucapkan
Salam Penutup ( Doa)
2. Penilaian
1. Pengetahuan Memahami menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah
dan masyarakat Teknik Penilaian: tes tertulis
2. KeterampilanMampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah
dan masyarakat Format unjuk kerja/produk
3. Sikap Membiasakan menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat quisoner
PENILAIAN PENGETAHUAN 1
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Tahu/Paham
1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:
Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian
Penilaian Pengetahuan
a) Pemahaman Materi
Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan mudah
kalian pahami, ada juga yang sulit kalian pahami. Oleh karena itu, lakukanlah
penilaian diri atas pemahaman kalian terhadap materi pada bab ini dengan
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom PS (Paham Sekali), PSb (Paham
Sebagian), BP (Belum Paham).
Penilaian Bisa/Mampu/Terampil
1.
2.
Skor Perolehan
Nilai = -------------------- x 4
12
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
Kesesuaian penggunaan tata
3
bahasa
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek (Terlampir)
- Penilaian Produk
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan,
PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
Proyek kewarganegaraan
Lakukan pembiasaan berprilaku sebagai perwujudan kejujuran di lingkungan
keluarga dan kelas. Lakukan pencatatan apabila memungkinkan lengkapi dengan
bukti seperti foto atau meminta tanda tangan dan komentar orang yang
mengetahui perilaku kalian. Apa manfaat jujur. Coba tuliskan hasil pembiasaan
kalian dalam tabel berikut.
Kelas :X
Tema : Berani
Kompetensi Dasar : Membaca pentingnya bertindak berani dalam menegakkan kebenaran
Deskripsi Tugas : Menggali (assesmen)menggunakan kuisioner terkait kebiasaan sikap
siswa untuk bersikap berani
KUISIONER
Tanggal :...................................
Nama Peserta Didik :...................................
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tampil mengeluarkan pendapat
2 Saya tidak mengakui kesalahan dan meminta maaf
3 Saya melaporkan teman yang melakukan bully atau
perundungan di sekolah
4 Saya berani mengungkap kebohongan seseorang
5 Saya tidak berani berkata jujur
Keterangan :
SL = selalu, apabila melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
KD = kadang kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
MATERI 1
gagah berani:
sangat pemberani;
takut-takut berani:
Tujuan Pembelajaran :
Melalui pendekatan metode partisipatif, dengan model pembelajaran ceramah dan
visualisas, , siswa paham untuk menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman
bermain dan sekolah, siswa mampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman
bermain dan sekolah, siswa terbiasa menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman
bermain dan sekolah sehingga secara aktif menghindari serta menolak perilaku korupsi.
1. Kegiatan Pembelajaran
I. Pendahuluan ( 10 menit )
1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Keadaan siswa
2. Memotivasi peserta didik
3. Peserta didik diminta untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai
4. Mengisi absen
Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian
Penilaian Pengetahuan
c) Pemahaman Materi
Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan mudah
kalian pahami, ada juga yang sulit kalian pahami. Oleh karena itu, lakukanlah
penilaian diri atas pemahaman kalian terhadap materi pada bab ini dengan
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom PS (Paham Sekali), PSb (Paham Sebagian),
BP (Belum Paham).
Catatan :
Skor penilaian 10 - 100 untuk pernyataan yang benar
Kode nilai / predikat :
81 – 100 = Sangat Baik (SB)
61 – 80 = Baik (B)
31 – 60 = Cukup (C)
10 – 30 = Kurang (K)
NILAI KETERAMPILAN 2
Penilaian Bisa/Mampu/Terampil
1.
2.
Skor Perolehan
Nilai = -------------------- x 4
12
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
Proyek kewarganegaraan
Lakukan pembiasaan berprilaku sebagai perwujudan kejujuran di lingkungan
keluarga dan kelas. Lakukan pencatatan apabila memungkinkan lengkapi dengan
bukti seperti foto atau meminta tanda tangan dan komentar orang yang mengetahui
perilaku kalian. Apa manfaat jujur. Coba tuliskan hasil pembiasaan kalian dalam
tabel berikut.
Kelas :X
Tema : Berani
Kompetensi Dasar : Membaca pentingnya bertindak berani dalam menegakkan kebenaran
Deskripsi Tugas : Menggali (assesmen)menggunakan kuisioner terkait kebiasaan sikap
siswa
untuk bersikap berani
KUISIONER
Tanggal :...................................
Nama Peserta Didik :...................................
PETUNJUK
3. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
4. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tampil mengeluarkan pendapat
2 Saya tidak mengakui kesalahan dan meminta maaf
3 Saya melaporkan teman yang melakukan bully atau
perundungan di sekolah
4 Saya berani mengungkap kebohongan seseorang
5 Saya tidak beran berkata jujur
Keterangan :
SL = selalu, apabila melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
KD = kadang kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
MATERI 2
Sama seperti membangun sebuah gedung yang harus ada pilar dan tembok untuk
melengkapi, kondisi mental yang dipersonifikasi menjadi kepribadian juga memiliki tiga
dimiliki hewani. Dorongan yang membuat manusia bisa berpikir pendek untuk memenuhi
hasratnya. Biasanya dorongan agresif ini cenderung ke arah yang lebih buruk. Sebaliknya
struktur teratas disebut superego yang adalah dorongan untuk bisa diterima lingkungan. Superego
yang ada di diri kita biasanya mengarahkan diri kepada norma-norma sosial. Dorongan superego
membuat makhluk hidup beradab. Akan tetapi baik id dan superego tidak bisa ada yang lebih
untuk berbuat hal yang impulsif, dan bahkan bisa mencelakai orang lain karena ketidakpedulian
pada tatanan dan norma. Pun tidak akan berakhir baik kalau Superego terlalu dominan. Freud
percaya seseorang yang didominasi oleh superego akan menjadi seseorang yang dia sebut
keduanya. Di sinilah ego yang berada di tengah berperan. Ego mengendalikan agar id dan
superego tidak lebih menguasai dari yang lainnya. Dalam pemahaman ini ego tentu saja berbeda
dengan egois. Ego adalah pengendali utama atas cara kerjanya kepribadian yang menjadi
pembeda antar manusia. Manusia bisa memiliki kepribadian yang berbeda sebab terdapat
dinamika di antara id dan superego. Sehingga ego harus bekerja berdasarkan prinsip
keseimbangan. Mengatur kapan harus marah (mengeluarkan karakter id) dan kapan harus patuh
pada peraturan (mengeluarkan superego). Untuk dapat mengasah ego itu sendiri sebenarnya kita
manusia telah diberikan akal budi untuk menalar dan mengatur keduanya. Sehingga kita hanya
Menurut Freud orang yang sehat adalah orang yang mampu mengendalikan id dan
superego.
Akan tetapi sebenarnya teori Freud ini sudah ada terlalu lama sehingga di beberapa kasus kurang
dapat digunakan. Seperti halnya dunia berevolusi, teori ego ini pun demikian. Contohnya teori
humanistik yang melengkapi teori ego tersebut. Kalau kita mau hidup baik teori ini memahami
manusia secara keseluruhan. Manusia tidak hanya butuh kebutuhan fisik saja tapi juga kebutuhan
aktualisasi diri. Di situlah letaknya menjadi pribadi yang baik. Seseorang tidak lagi berorientasi
pada kebutuhan tingkat bawah yaitu makan, minum, dan hubungan sosial termasuk pengakuan
sosial. Aktualisasi diri pada teori humanistik adalah tahap seseorang sudah bisa berorientasi pada
eksternal, tidak pada dirinya sendiri. Dia ingin dirinya berdaya, bermanfaat bagi orang lain dan
lingkungan. Sehingga dia akan mengerahkan seluruh potensi diri untuk pihak di luar dirinya
tanpa perlu diketahui siapapun. Tidak lagi butuh pengakuan. Orang tersebut akan melakukan
kebaikan tanpa alasan. Sekalipun alasan kewajiban sebagai manusia beragama. Dia ingin
melakukannya karena memang ingin melakukan saja. Dulu orang Indonesia menerjemahkan
aktualisasi diri sebagai manusia yang mewujudkan asas Pancasila. Sayangnya proyek itu gagal.
narsisme. Orang jadi tidak malu-malu lagi mengungkap jati dirinya bahkan tentang
keburukannya.
Aktualisasi diri pada teori humanistik adalah tahap seseorang sudah bisa berorientasi
pada eksternal, tidak pada dirinya sendiri. Dia ingin dirinya berdaya, bermanfaat bagi
memahami ego dalam diri. Disebut teori psikologi positif, manusia tidak lagi fokus pada
keburukan yang harus diperbaiki melainkan pada kebaikan dan kelebihannya. Seseorang dapat
menjadi pribadi yang baik ketika dia memahami kekuatan dirinya dan dapat mengarahkan hidup
demi memeroleh kebahagiaan. Untuk sampai di sana sebenarnya teori dasar Freud masih terkait.
Misalnya seseorang suka makan. Kalau ada makanan enak dia bisa jadi lupa diri tapi di situlah
struktur Id yang berhubungan dengan hasrat diri. Namun dalam psikologi positif perilaku ini
tidak dianggap buruk. Perilaku ini dianggap kelebihan seseorang yang dapat digali manfaatnya
untuk ditingkatkan kualitasnya. Apakah dari sekadar makan enak ini ternyata bisa bermanfaat
bagi orang lain misalnya kesukaannya pada makanan bisa dibagikan bersama anak yatim piatu.
Kemudian dari sana nalar kita manusia yang mengenali teori psikologi positif ini akan kembali
mempertanyakan apakah sudah cukup seperti itu? Apakah hasrat makan kita bisa membawa diri
lebih jauh dan berarti. Dari segala penalaran tersebut kita akan belajar untuk terus mengenali
kebaikan diri dan memaksimalkannya tidak hanya untuk misi pribadi tapi juga orang lain.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Anti Korupsi
Kelas/semester : X / Genap
Materi Pokok : Mulai dari hal yang kecil dan sederhana untuk berani
Pertemuan ke :3
Waktu Pembelajaran : 45 menit
Tujuan Pembelajaran :
Melalui pendekatan metode partisipatif, dengan model pembelajaran visualisas,, dan bermain
peran atau role play, siswa paham untuk menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman
bermain dan sekolah, siswa mampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman
bermain dan sekolah, siswa terbiasa menerapkan sikap berani dalam lingkungan lingkungan
teman bermain dan sekolah sehingga secara aktif menghindari serta menolak perilaku
korupsi.
1. Kegiatan Pembelajaran
I. Pendahuluan ( 5 menit )
1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Keadaan siswa
2. Memotivasi peserta didik
3. Peserta didik diminta untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai
4. Mengisi absen
II. Inti ( 30 menit )
1. Peserta didik diminta untuk ikut serta dalam bermain peran ( role play ) sehingga siswa
terbiasa untuk bisa melakukan hal yang kecil dan sederhana untuk berani
2. Peserta didik bertanya mengenai materi
III. Penutup ( 10 menit )
1. Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk menerapkan tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan. Pendidik bersama peserta
didik mengagendakan tugas tentang materi berani yang telah dipelajari.
2. Pendidik bersama peserta didik mengagendakan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya, untuk dipelajari oleh peserta didik di rumah.
3. Pendidik bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan Mengucapkan Salam
Penutup ( Doa)
2. Penilaian
1. Pengetahuan Memahami menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat
Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Keterampilan Mampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat Format unjuk kerja/produk
3. Sikap Membiasakan menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat Kuisioner
NILAI PENGETAHUAN 3
Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian
Penilaian Pengetahuan
e) Pemahaman Materi
Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan mudah
kalian pahami, ada juga yang sulit kalian pahami. Oleh karena itu, lakukanlah
penilaian diri atas pemahaman kalian terhadap materi pada bab ini dengan
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom PS (Paham Sekali), PSb (Paham Sebagian),
BP (Belum Paham).
Penilaian Bisa/Mampu/Terampil
1.
2.
Skor Perolehan
Nilai = -------------------- x 4
12
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
Proyek kewarganegaraan
Lakukan pembiasaan berprilaku sebagai perwujudan kejujuran di lingkungan
keluarga dan kelas. Lakukan pencatatan apabila memungkinkan lengkapi dengan
bukti seperti foto atau meminta tanda tangan dan komentar orang yang mengetahui
perilaku kalian. Apa manfaat jujur. Coba tuliskan hasil pembiasaan kalian dalam
tabel berikut.
Kelas :X
Tema : Berani
Kompetensi Dasar : Membaca pentingnya bertindak berani dalam menegakkan kebenaran
Deskripsi Tugas : Menggali (assesmen)menggunakan kuisioner terkait kebiasaan sikap
siswa
untuk bersikap berani
KUISIONER
Tanggal :...................................
Nama Peserta Didik :...................................
PETUNJUK
5. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
6. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tampil mengeluarkan pendapat
2 Saya tidak mengakui kesalahan dan meminta maaf
3 Saya melaporkan teman yang melakukan bully atau
perundungan di sekolah
4 Saya berani mengungkap kebohongan seseorang
5 Saya tidak beran berkata jujur
Keterangan :
SL = selalu, apabila melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
KD = kadang kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
MATERI 3.
Berani Berani adalah tidak takut menghadapi bahaya atau kesulitan. Orang yang berani tidak
akan takut menghadapai musuh (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1976). Demikian juga orang
yang berani adalah mereka yang berani melaporkan terjadinya ketidakjujuran dan korupsi di
sekitarnya. Berani berarti mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam
menghadapi bahaya atau kesulitan, tidak gentar, pantang mundur, dan maju terus (Orange Juice,
bahan KPK). Orang yang berani adalah yang tidak takut menunjukkan kebenaran dan keadilan.
Jika Anda yakin bahwa apa yang dilakukan benar, jangan takut untuk melakukannya. Berani
tidak berarti tidak ada rasa takut. Akan tetapi, rasa takut akan hilang ketika Anda berani
melakukan apa yang Anda yakini itu suatu kebenaran. Sukses akan diraih oleh orang yang berani
berbuat dan bukan oleh mereka yang selalu takut menanggung konsekuensi dari perbuatannya.
Nilai-nilai sikap integritas, “berani” perlu dimiliki oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya
korupsi.Berani bisa berkonotasi positif sekaligus bisa berkonotasi negatif. Sekarang ini berani
sering membawa konsekuensi negatif. Di tengah masyarakat sering terlihat kaum muda-mudi
berani melakukan tindakan-tindakan yang dulunya sangat ditakuti, seperti berpacaran, minum
minuman keras, mengkonsumsi narkoba, berani melawan orang tua, bertindak brutal, melakukan
pengrusakan, dan yang sejenisnya. Tentu saja berani seperti ini bukan berani yang diharapkan,
tetapi yang harus dijauhi. Berani yang dituntut agama (Islam) adalah berani yang berkonotasi
positif, yakni berani membela kebenaran. Dalam konteks Islam, berani sering disebut dengan
syaja’ah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 138) berani diartikan mempunyai hati
yang mantap dan percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. Dengan
demikian, berani di sini adalah berani yang bernilai positif, bukan berani yang bernilai negatif.
Lawan dari sifat syaja’ah adalah jubun (pengecut atau penakut). Pemberani adalah orang yang
berani membela kebenaran dengan resiko apa pun dan takut untuk berbuat yang tidak benar.
Sebaliknya, penakut adalah orang yang takut membela kebenaran. Jargon yang sering kita
dengar, “Berani karena benar dan takut karena salah.” Terkait dengan sifat berani, Nabi
Muhammad saw. bersabda dalam salah satu hadisnya, “Bukanlah dinamakan pemberani itu
orang yang kuat bergulat, sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang sanggup menguasai
dirinya di waktu marah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). Dari hadis ini ternyata ukuran berani
atau tidaknya seseorang tidak bisa dilihat dari segi olah fisiknya, tetapi dari segi olah jiwanya.
Orang yang memiliki fisik kekar, seperti binaragawan, belum dapat dikatakan berani. Banyak
orang fisiknya kuat tidak memiliki sifat syaja’ah ini. Sebab keberanian tidak ditentukan dari situ,
tetapi dari kekuatan jiwanya yang selalu menggerakkannya untuk berbuat baik dan membela
kebenaran. Marah adalah salah satu bentuk pemuasan nafsu. Pemarah adalah orang yang tidak
mampu melawan nafsunya. Meskipun secara lahir orang yang marah itu butuh keberanian, tetapi
hakikinya ia bukanlah pemberani yang dimaksud di sini (syaja’ah). Nabi Muhammad Saw.
adalah teladan bagi kita dalam segala hal, termasuk dalam hal berani (syaja’ah). Dari berbagai
kisah (sirah nabawiyah) yang kita tahu tentang beliau, tidak ada sejarawan yang tidak memuji
keberanian beliau. Ini menunjukkan bahwa Nabi saw. 2 adalah seorang pemberani sejati yang
selalu menegakkan kebenaran dan memberantas kebatilan, meskipun resiko yang diterimanya
sangat hebat. Nabi berkali-kali harus dihina, dicela, bahkan disakiti oleh orang-orang kafir
Quraisy, mulai dari rakyat biasa sampai tokohtokohnya. Namun, Nabi saw. tetap berpegang pada
kebenaran dan beliau berani mempertahankannya tanpa takut resiko yang bakal beliau terima.
Nabi-nabi Allah yang lain juga para pemberani dalam mendakwahkan agama Allah, meskipun
harus berhadapan dengan musuh-musuh dari kalangan orang-orang kafir. Karena keberanianlah
para Nabi Allah berhasil dalam dakwah mereka. Bentuk-bentuk Keberanian Keberanian sangat
diperluakan oleh setiap Muslim untuk bekal hidupnya sehari-hari. Keberanian yang kita
butuhkan dalam hidup ada beberapa macam, di antaranya adalah: Pertama, keberanian dalam
menghadapi musuh dalam peperangan di jalan Allah (jihad fi sabilillah). Setiap Muslim harus
memiliki keberanian dalam berperang untuk menegakkan kebenaran dan agama Islam. Allah
mengutuk orang-orang Islam yang lari dari medan perang karena takut mati. Sebaliknya Allah
memberikan kedudukan yang tinggi bagi orang yang gugur di medan perang menghadapi musuh-
musuh Islam (mati syahid). Jadi, berperang bagi orang Islam akan selalu membawa keuntungan,
baik menang ataupun kalah (mati). Jika menang, ia akan mendapatkan kehormatan dan rampasan
perang (harta), dan jika kalah atau mati, ia akan mati syahid yang balasannya adalah surga.
Karena itu, lari dari peperangan hukumnya haram dan akan dikutuk oleh Allah. Dalam al-Quran
surat al-Anfal Allah swt. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu
dengan orang-orang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi
mereka (mundur). Barang siapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali
berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka
sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah
neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS. al-Anfal [8]: 15-16). Kedua,
keberanian untuk menegakkan kebenaran. Menegakkan kebenaran sangat membutuhkan
keberanian, terutama menghadapi orang-orang yang yang memiliki kekuatan atau kekuasaan.
Seorang pemberani dituntut untuk bisa menyampaikan kebenaran kepada siapa pun, termasuk
kepada penguasa yang zhalim (aniaya). Terkait dengan ini, Nabi Muhammad saw. bersabda:
“Jihad yang paling afdlal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa yang zhalim.”
(HR. Abu Daud dan al-Tirmidzi). Harus diakui, tidak kecil resiko yang bakal ditanggung orang
yang melakukan keberanian seperti itu. Namun, jika hal 3 itu dilakukan semata-mata karena
Allah, tentu Allah akan menolongnya. Dalam salah satu ayat al-Quran, Allah Swt. berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad [47]: 7). Ketiga, keberanian
untuk mengendalikan hawa nafsu. Keberanian melawan hawa nafsu ini termasuk perjuangan
(jihad) yang berat, sebab yang dihadapi tidak kelihatan dan ada pada diri kita sendiri. Nafsu
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manusia, karena merupakan salah satu milik
manusia. Nafsu tidak mungkin dapat dihilangkan. Yang harus diupayakan bukan menghilangkan
nafsu, tetapi melawan atau mengendalikan nafsu. Watak nafsu selalu mengajak untuk berbuat
kejelekan. Allah Swt. berfirman: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf [12): 53). Jika nafsu dikendalikan, maka nafsu akan menjadi tenang
(nafs mutmainnah), sehingga dapat mengantarkan seseorang ke surga. Allah Swt. berfirman:
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS.
al-Fajr [89]: 27-30). Keberanian inilah yang merupakan keberanian sejati, seperti yang
ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw. Sebagai bagian dari warga Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY), sudah selayaknya kita memiliki sifat pemberani dalam menegakkan
kebenaran di lembaga yang kita banggakan ini. Penegakan kebenaran dan keadilan di UNY
membutuhkan keberanian dari semua warga UNY, terutama dari para pimpinan dan para dosen.
Keberanian pimpinan dituntut untuk bisa menegakkan kebenaran bagi semua warga UNY,
sedang keberanian dosen sangat dibutuhkan untuk mengawal para mahasiswa UNY agar
nantinya tumbuh menjadi manusia yang cendekia, mandiri, dan bernurani, serta menjadi
pemimpin yang pemberani. Upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan keberanian
dalam diri kita, di antaranya adalah: 1) Adanya rasa takut kepada Allah swt. (QS. al-Ahzab [33]:
39 dan QS. Ali ‘Imran [3]: 173); 2) Lebih mencintai akhirat daripada dunia (QS. al-Taubah [9]:
38); 3) Tidak takut mati (QS. al-Nisa’ [4]: 78); 4) Tidak ragu-ragu; 5) Tidak menomorsatukan
kekuatan materi; 6) Tawakkal dan yakin akan pertolongan Allah swt.; dan 7) Hasil pendidikan
dan pengalaman. Karena itu, marilah kita berusaha untuk menjadi pemberani seraya memohon
kepada Allah agar memberikan kekuatan kepada kita (Wa Allah A’lam bi al-shawab).