You are on page 1of 26

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Antikorupsi


Kelas/semester : X / Genap
Materi pokok : Pengertian Berani
- Definisi berani
Pertemuan ke :1
Waktu Pembelajaran: 1 x 45 menit

Tujuan Pembelajaran :
Melalui pendekatan metode partisipatif, dengan model pembelajaran ceramah dan
visualisas, siswa paham untuk menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman bermain
dan sekolah , siswa mampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman bermain dan
sekolah, siswa terbiasa menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman bermain dan
sekolah sehingga secara aktif menghindari serta menolak perilaku korupsi.
1. Kegiatan Pembelajaran
I. Pendahuluan (5 menit )
1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Keadaan siswa
2. Memotivasi peserta didik
3. Peserta didik diminta untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai
4. Mengisi absen
II. Inti ( 30 menit )
1. Peserta didik diminta untuk mendengarkan secara cermat ulasan guru
mengenai materi defenisi berani yang dibantu alat visual ( slides, poster)
2. Peserta didik dapat mengetahui definisi berani
3. Peserta didik diminta memberikan respon
4. Peserta didik bertanya mengenai materi
III. Penutup ( 10 menit )
1. Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk menerapkan tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Pendidik bersama peserta didik mengagendakan tugas tentang materi berani
yang telah dipelajari.
2. Pendidik bersama peserta didik mengagendakan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya, untuk dipelajari oleh peserta didik di rumah.
3. Pendidik bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan Mengucapkan
Salam Penutup ( Doa)
2. Penilaian
1. Pengetahuan Memahami menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah
dan masyarakat Teknik Penilaian: tes tertulis
2. KeterampilanMampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah
dan masyarakat Format unjuk kerja/produk
3. Sikap Membiasakan menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat quisoner
PENILAIAN PENGETAHUAN 1
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Tahu/Paham
1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:

Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian

1. Pengetahuan Tes tertulis Penyelesaian


a. Mengetahui sikap berani dalam lingkungan tugas
sekolah dan masyarakat individu dan
b. Menjelaskan nilai-nilai berani dalam kelompok
lingkungan sekolah dan masyarakat

Penilaian Pengetahuan
a) Pemahaman Materi
Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan mudah
kalian pahami, ada juga yang sulit kalian pahami. Oleh karena itu, lakukanlah
penilaian diri atas pemahaman kalian terhadap materi pada bab ini dengan
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom PS (Paham Sekali), PSb (Paham
Sebagian), BP (Belum Paham).

No Sub-Materi Pokok PS PSb BP


1. Penerapan sikap berani dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat
2. Membangun sikap berani dalam lingkungan keluarga dan
kelas
3. Manfaat bersikap berani dalam lingkungan keluarga dan
kelas
Apabila pemahaman kalian berada pada kategori PS (paham sekali) mintalah
materi pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan kalian, sedangkan
apabila pemahaman kalian berada pada kategori PSb (Paham Sebagian) dan
BP (Belum Paham) coba bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan
lebih lengkap, supaya kalian cepat memahami materi pembelajaran yang
sebelumnya kurang atau belum memahaminya

b) Penilaian pengetahuan dilakukan dalam tes tertulis/lisan dengan


mengerjakan uji kompetensi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara jelas dan akurat.

1. Defenisikan kata atau istilah berani


2. Berikan contoh sikap berani di lingkungan sekolah
Kunci jawaban : berani  Arti: mempunyai hati yang mantap dan rasa
percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan
sebagainya; tidak takut (gentar, kecut)
contoh sikap berani
berani mengakui kesalahan
berani tampil dan mengemukakan pendapat

contoh: 'kita harus berani mempertahankan kebenaran'


Catatan :
Skor penilaian 10 - 100 untuk pernyataan yang benar
Kode nilai / predikat :
81 – 100 = Sangat Baik (SB)
61 – 80 = Baik (B)
31 – 60 = Cukup (C)
10 – 30 = Kurang (K)
PENILAIAN KETERAMPILAN 1

Penilaian Hasil Belajar

Penilaian Bisa/Mampu/Terampil

Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik


dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau
mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan
masukan/saran pada saat menyampaikan hasil telaah tentang nilai berani. Lembar
penilaian Penyajian dan laporan hasil telaah dapat menggunakan format dibawah
ini, dengan ketentuan aspek penilaian dan rubriknya dapat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi serta keperluan guru.

Kemampuan Kemampuan Memberi


Nama Bertanya Menjawab/ masukan/saran
No argumentasi
Peserta didik
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

Keterangan : di isi dengan tanda cek ( √ )


Kategori Penilaian :
4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang

Skor Perolehan
Nilai = -------------------- x 4
12

Pedoman Penskoran (rubrik) :


No Aspek Penskoran

1. Kemampuan Skor 4, apabila selalu Bertanya


bertanya
Skor 3, apabila sering bertanya
Skor 2, apabila kadang-kadangbertanya
Skor 1, apabila tidak pernah bertanya.

2. Kemampuan Skor 4, apabila materi/jawaban benar, rasional, dan


menjawab/ jelas.
Argumentasi Skor 3, apabila materi/jawaban benar, rasional, dan
tidak jelas
Skor 2, apabila materi/jawaban benar, tidak
rasional, dan tidak jelas
Skor 1, apabila materi/jawaban tidak benar, tidak
rasional, dan tidak jelas

3. Kemampuan Skor 4, apabila selalu memberi masukan


memberi masukan
Skor 3, apabila sering memberi masukan
Skor 2, apabila kadang-kadang memberi masukan
Skor 1, apabila tidak pernah memberi masukan

- Penilaian Unjuk Kerja


Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
Kesesuaian penggunaan tata
3
bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah
skor maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek (Terlampir)
- Penilaian Produk
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan,
PR, dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

Proyek kewarganegaraan
Lakukan pembiasaan berprilaku sebagai perwujudan kejujuran di lingkungan
keluarga dan kelas. Lakukan pencatatan apabila memungkinkan lengkapi dengan
bukti seperti foto atau meminta tanda tangan dan komentar orang yang
mengetahui perilaku kalian. Apa manfaat jujur. Coba tuliskan hasil pembiasaan
kalian dalam tabel berikut.

No Lingkungan Kegiatan Manfaat


1
2
3
4
5

LEMBAR PENILAIAN PEMBIASAAN SIKAP BERANI BAGI SISWA 1

Kelas :X
Tema : Berani
Kompetensi Dasar : Membaca pentingnya bertindak berani dalam menegakkan kebenaran
Deskripsi Tugas : Menggali (assesmen)menggunakan kuisioner terkait kebiasaan sikap
siswa untuk bersikap berani

KUISIONER

Tanggal :...................................
Nama Peserta Didik :...................................

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tampil mengeluarkan pendapat
2 Saya tidak mengakui kesalahan dan meminta maaf
3 Saya melaporkan teman yang melakukan bully atau
perundungan di sekolah
4 Saya berani mengungkap kebohongan seseorang
5 Saya tidak berani berkata jujur

Keterangan :
 SL = selalu, apabila melakukan sesuai pernyataan
 SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
 KD = kadang kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

MATERI 1

Arti kata berani menurut KBBI


berani [be·ra·ni]
 Kata Adjektiva (kata sifat)
Arti: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi
bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut)
contoh: 'kita harus berani mempertahankan kebenaran'

 gagah berani:

sangat pemberani;

 takut-takut berani: 

agak takut; bimbang; ragu-ragu


Peribahasa menggunakan kata berani

 berani hilang tak hilang, berani mati tak mati


=melakukan pekerjaan hendaklah jangan tanggung-tanggung atau takut-takut
 berani malu, takut mati
=berani melakukan pekerjaan terlarang, setelah ketahuan baru menyesal
 berani menjual, berani membeli (berani pegang, berani tanggung)
=jika berani mengatakan (memerintahkan ), hendaknya berani melakukan juga
 tunggang hilang berani mati
=tidak gentar menjalankan kewajiban (terutama yang mengenai bangsa dan negara)
 Barang siapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam.
- Soekarno
 Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai kapan
pun dia tidak akan menjadi orang berani.
- Ali bin Abi Thalib
 Bila rakyat tidak berani mengeluh itu artinya sudah gawat, dan bila omongan penguasa
tidak boleh dibantah kebenaran pasti terancam.
- Wiji Thukul
 Saya belajar bahwa keberanian tidak akan pernah absen dari ketakutan. Tetapi mereka
berhasil menang atas itu. Orang berani bukan mereka yang tidak pernah merasa takut, tapi
mereka yang bisa menaklukkan rasa takut itu.
- Nelson Mandela
 Berani adalah tidak takut menghadapi bahaya atau kesulitan. Orang yang berani
tidak akan takut menghadapai musuh (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1976).
Demikian juga orang yang berani adalah mereka yang berani melaporkan terjadinya
ketidakjujuran dan korupsi di sekitarnya. Berani berarti mempunyai hati yang
mantap dan rasa percaya diri yang besar
 dalam menghadapi bahaya atau kesulitan, tidak gentar, pantang mundur, dan maju
terus (Orange Juice, bahan KPK). Orang yang berani adalah yang tidak takut
menunjukkan kebenaran dan keadilan. Jika Anda yakin bahwa apa yang
dilakukan benar, jangan takut untuk melakukannya. Berani tidak berarti tidak ada
rasa takut. Akan tetapi, rasa takut akan hilang ketika Anda berani melakukan apa
yang Anda yakini itu suatu kebenaran. Sukses akan diraih oleh orang yang berani
berbuat dan bukan oleh mereka yang selalu takut menanggung konsekuensi dari
perbuatannya. Nilai-nilai sikap integritas, “berani” perlu dimiliki oleh masyarakat
untuk mencegah terjadinya korupsi.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Anti Korupsi


Kelas/semester : X / Genap
Materi pokok : Padamkan ego besar agar berani
Pertemuan ke :2
Waktu Pembelajaran : 1 x 45 menit

Tujuan Pembelajaran :
Melalui pendekatan metode partisipatif, dengan model pembelajaran ceramah dan
visualisas, , siswa paham untuk menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman
bermain dan sekolah, siswa mampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman
bermain dan sekolah, siswa terbiasa menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman
bermain dan sekolah sehingga secara aktif menghindari serta menolak perilaku korupsi.
1. Kegiatan Pembelajaran
I. Pendahuluan ( 10 menit )
1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Keadaan siswa
2. Memotivasi peserta didik
3. Peserta didik diminta untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai
4. Mengisi absen

II. Inti ( 25 menit )


Peserta didik diminta untuk ikut serta dalam shaking game(model 73) sehingga
siswa terampil dalam membangun karakter diri untuk padamkan ego besar dengan
langkah langkah sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan beberapa sumber bacaan, kertas nomer
undian, kotak pertanyaan, kotak hadiah dan kotak hukuman.
2. Siswa diminta untuk membaca dan memilah/menggolongkan
informasi terkait dengan hukum pemerintahan Indonesia. Bahan
informasi bisa didapatkan dari guru atau mencari sendiri sesuai
teman dari sumber informasi lainnya seperti perpustakaan atau
internet.
3. Siswa memilih nomer secara acak kemudian siswa berurutan
mengambil kartu pertanyaan dari kotak soal sesuai dengan nomer
urut yang dipegangnya.
4. Siswa menjawab pertanyaan dari kartu yang dipegangnya dan
kemudian memasukkan jawabannya ke dalam kelompok informasi
yang telah dibuat sebelumnya.
5. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar dapat
memilih kartu di kotak hadiah sementara yang salah
menjawab harus mengambil kartu di kotak hukuman.
Kartu hadiah dan bom bisa diisi dengan kegiatan yang
menyenangkan yang bisa dilakukan siswa sendirian atau
bersama kawan sekelasnya.
6. Siswa menuliskan hasil pemilahan informasi baik dari bahan bacaan dan
jawaban pertanyaan ke dalam kertas kerja.
III. Penutup ( 10 menit )
1. Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk menerapkan tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan. Pendidik
bersama peserta didik mengagendakan tugas tentang materi berani yang telah
dipelajari.
2. Pendidik bersama peserta didik mengagendakan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya, untuk dipelajari oleh peserta didik di rumah.
3. Pendidik bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan Mengucapkan
Salam Penutup ( Doa)
2. Penilaian
1. Pengetahuan Memahami menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah
dan masyarakat Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. KeterampilanMampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat Format unjuk kerja/produk
3. Sikap Membiasakan menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat Kuisioner
NILAI PENGETAHUAN 2
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Tahu/Paham
3. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
4. Prosedur Penilaian:

Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian

1. Pengetahuan Pengamatan Penyelesaian


c. Mengetahui sikap berani dalam lingkungan dan tes tugas
keluarga dan kelas individu dan
d. Menjelaskan nilai-nilai berani dalam kelompok
lingkungan keluarga dan kelas

Penilaian Pengetahuan
c) Pemahaman Materi
Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan mudah
kalian pahami, ada juga yang sulit kalian pahami. Oleh karena itu, lakukanlah
penilaian diri atas pemahaman kalian terhadap materi pada bab ini dengan
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom PS (Paham Sekali), PSb (Paham Sebagian),
BP (Belum Paham).

No Sub-Materi Pokok PS PSb BP


4. Penerapan sikap berani dalam lingkungan keluarga dan kelas
5. Membangun sikap berani dalam lingkungan keluarga dan
kelas
6. Manfaat bersikap berani dalam lingkungan keluarga dan
kelas
Apabila pemahaman kalian berada pada kategori PS (paham sekali) mintalah
materi pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan kalian, sedangkan
apabila pemahaman kalian berada pada kategori PSb (Paham Sebagian) dan BP
(Belum Paham) coba bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan lebih
lengkap, supaya kalian cepat memahami materi pembelajaran yang sebelumnya
kurang atau belum memahaminya.

d) Penilaian pengetahuan dilakukan dalam tes tertulis/lisan dengan


mengerjakan uji kompetensi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara jelas dan akurat.

1. Apa yang kalian ketahui tentang ego


2. Berikan contoh sikap ego
Kunci jawaban : EGO adalah struktur psikis yang berhubungan dengan konsep tentang
diri diatur oleh prinsip realitas dan dtandai oleh kemampuan untuk menoleransi
frustasi
a. Tidak mau mengalah
b. Sikap ingin menang sendiri
c. Sombong

Catatan :
Skor penilaian 10 - 100 untuk pernyataan yang benar
Kode nilai / predikat :
81 – 100 = Sangat Baik (SB)
61 – 80 = Baik (B)
31 – 60 = Cukup (C)
10 – 30 = Kurang (K)

NILAI KETERAMPILAN 2

Penilaian Hasil Belajar

Penilaian Bisa/Mampu/Terampil

Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik


dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau
mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan
masukan/saran pada saat menyampaikan hasil telaah tentang nilai berani. Lembar
penilaian Penyajian dan laporan hasil telaah dapat menggunakan format dibawah ini,
dengan ketentuan aspek penilaian dan rubriknya dapat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi serta keperluan guru.

Kemampuan Kemampuan Memberi


Nama Bertanya Menjawab/ masukan/saran
No argumentasi
Peserta didik
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

Keterangan : di isi dengan tanda cek ( √ )


Kategori Penilaian :
4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang

Skor Perolehan
Nilai = -------------------- x 4
12

Pedoman Penskoran (rubrik) :


No Aspek Penskoran

1. Kemampuan Skor 4, apabila selalu Bertanya


bertanya
Skor 3, apabila sering bertanya
Skor 2, apabila kadang-kadangbertanya
Skor 1, apabila tidak pernah bertanya.

2. Kemampuan Skor 4, apabila materi/jawaban benar, rasional, dan


menjawab/ jelas.
Argumentasi Skor 3, apabila materi/jawaban benar, rasional, dan
tidak jelas
Skor 2, apabila materi/jawaban benar, tidak
rasional, dan tidak jelas
Skor 1, apabila materi/jawaban tidak benar, tidak
rasional, dan tidak jelas

3. Kemampuan Skor 4, apabila selalu memberi masukan


memberi masukan
Skor 3, apabila sering memberi masukan
Skor 2, apabila kadang-kadang memberi masukan
Skor 1, apabila tidak pernah memberi masukan

- Penilaian Unjuk Kerja


Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek (Terlampir)


- Penilaian Produk
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR,
dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

Proyek kewarganegaraan
Lakukan pembiasaan berprilaku sebagai perwujudan kejujuran di lingkungan
keluarga dan kelas. Lakukan pencatatan apabila memungkinkan lengkapi dengan
bukti seperti foto atau meminta tanda tangan dan komentar orang yang mengetahui
perilaku kalian. Apa manfaat jujur. Coba tuliskan hasil pembiasaan kalian dalam
tabel berikut.

No Lingkungan Kegiatan Manfaat


1
2
3
4
5
LEMBAR PENILAIAN PEMBIASAAN SIKAP BERANI BAGI SISWA

Kelas :X
Tema : Berani
Kompetensi Dasar : Membaca pentingnya bertindak berani dalam menegakkan kebenaran
Deskripsi Tugas : Menggali (assesmen)menggunakan kuisioner terkait kebiasaan sikap
siswa
untuk bersikap berani

KUISIONER

Tanggal :...................................
Nama Peserta Didik :...................................

PETUNJUK
3. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
4. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tampil mengeluarkan pendapat
2 Saya tidak mengakui kesalahan dan meminta maaf
3 Saya melaporkan teman yang melakukan bully atau
perundungan di sekolah
4 Saya berani mengungkap kebohongan seseorang
5 Saya tidak beran berkata jujur

Keterangan :
 SL = selalu, apabila melakukan sesuai pernyataan
 SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
 KD = kadang kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
MATERI 2

 Memahami Ego Dalam Diri


 Dr. Rostiana S.Psi., M.Si.


 Banyak orang menggunakan kata “ego” dalam pemahaman yang salah. Ketika ada yang
bilang, “Kamu ego sekali”, dia mengartikan ego sama seperti egois. Padahal kata ego
tidaklah demikian. Konsep ego cukup berkaitan erat dengan teori Sigmund Freud,
seorang psikoanalis yang menjabarkan pengertian ego sebagai pengendali kepribadian
kita. Teori ini berasal dari pengamatannya pada para pasien yang sering berteriak secara
histeris. Mulailah dia menyusun teori bahwa setiap orang punya kepribadian yang
berbeda-beda namun memiliki struktur. Sama seperti membangun sebuah gedung yang
harus ada pilar dan tembok untuk melengkapi, kondisi mental yang dipersonifikasi
menjadi kepribadian juga memiliki tiga struktur yang disebut id, ego, dan superego.

 Sama seperti membangun sebuah gedung yang harus ada pilar dan tembok untuk

melengkapi, kondisi mental yang dipersonifikasi menjadi kepribadian juga memiliki tiga

struktur yang disebut id, ego, dan superego.


 Struktur paling bawah adalah id yaitu sebuah dorongan yang mirip seperti dorongan agresif yang

dimiliki hewani. Dorongan yang membuat manusia bisa berpikir pendek untuk memenuhi

hasratnya. Biasanya dorongan agresif ini cenderung ke arah yang lebih buruk. Sebaliknya

struktur teratas disebut superego yang adalah dorongan untuk bisa diterima lingkungan. Superego

yang ada di diri kita biasanya mengarahkan diri kepada norma-norma sosial. Dorongan superego

membuat makhluk hidup beradab. Akan tetapi baik id dan superego tidak bisa ada yang lebih

dominan. Apabila id cenderung mendominasi pikiran, kepribadian seseorang akan condong

untuk berbuat hal yang impulsif, dan bahkan bisa mencelakai orang lain karena ketidakpedulian

pada tatanan dan norma. Pun tidak akan berakhir baik kalau Superego terlalu dominan. Freud

percaya seseorang yang didominasi oleh superego akan menjadi seseorang yang dia sebut

neurotik. Kepribadiannya akan mengarah kepada kemunafikan.


 Oleh sebab itu menurut Freud orang yang sehat adalah orang yang mampu mengendalikan

keduanya. Di sinilah ego yang berada di tengah berperan. Ego mengendalikan agar id dan

superego tidak lebih menguasai dari yang lainnya. Dalam pemahaman ini ego tentu saja berbeda

dengan egois. Ego adalah pengendali utama atas cara kerjanya kepribadian yang menjadi

pembeda antar manusia. Manusia bisa memiliki kepribadian yang berbeda sebab terdapat
dinamika di antara id dan superego. Sehingga ego harus bekerja berdasarkan prinsip

keseimbangan. Mengatur kapan harus marah (mengeluarkan karakter id) dan kapan harus patuh

pada peraturan (mengeluarkan superego). Untuk dapat mengasah ego itu sendiri sebenarnya kita

manusia telah diberikan akal budi untuk menalar dan mengatur keduanya. Sehingga kita hanya

perlu mengasahnya lebih sering. 

 Menurut Freud orang yang sehat adalah orang yang mampu mengendalikan id dan

superego. 

 Akan tetapi sebenarnya teori Freud ini sudah ada terlalu lama sehingga di beberapa kasus kurang

dapat digunakan. Seperti halnya dunia berevolusi, teori ego ini pun demikian. Contohnya teori
humanistik yang melengkapi teori ego tersebut. Kalau kita mau hidup baik teori ini memahami

manusia secara keseluruhan. Manusia tidak hanya butuh kebutuhan fisik saja tapi juga kebutuhan

aktualisasi diri. Di situlah letaknya menjadi pribadi yang baik. Seseorang tidak lagi berorientasi

pada kebutuhan tingkat bawah yaitu makan, minum, dan hubungan sosial termasuk pengakuan

sosial. Aktualisasi diri pada teori humanistik adalah tahap seseorang sudah bisa berorientasi pada

eksternal, tidak pada dirinya sendiri. Dia ingin dirinya berdaya, bermanfaat bagi orang lain dan

lingkungan. Sehingga dia akan mengerahkan seluruh potensi diri untuk pihak di luar dirinya

tanpa perlu diketahui siapapun. Tidak lagi butuh pengakuan. Orang tersebut akan melakukan

kebaikan tanpa alasan. Sekalipun alasan kewajiban sebagai manusia beragama. Dia ingin

melakukannya karena memang ingin melakukan saja. Dulu orang Indonesia menerjemahkan

aktualisasi diri sebagai manusia yang mewujudkan asas Pancasila. Sayangnya proyek itu gagal.

Akhirnya sekarang masyarakat malah mengutamakan eksistensi diri. Meningkatkan sosial

narsisme. Orang jadi tidak malu-malu lagi mengungkap jati dirinya bahkan tentang

keburukannya.

 Aktualisasi diri pada teori humanistik adalah tahap seseorang sudah bisa berorientasi

pada eksternal, tidak pada dirinya sendiri. Dia ingin dirinya berdaya, bermanfaat bagi

orang lain dan lingkungan.


 Tidak hanya berhenti di sana, terdapat teori psikologi lain yang dapat membuat kita bisa lebih

memahami ego dalam diri. Disebut teori psikologi positif, manusia tidak lagi fokus pada
keburukan yang harus diperbaiki melainkan pada kebaikan dan kelebihannya. Seseorang dapat

menjadi pribadi yang baik ketika dia memahami kekuatan dirinya dan dapat mengarahkan hidup

demi memeroleh kebahagiaan. Untuk sampai di sana sebenarnya teori dasar Freud masih terkait.

Misalnya seseorang suka makan. Kalau ada makanan enak dia bisa jadi lupa diri tapi di situlah

letak kebahagiaannya. Dalam tahap ini manusia sedang mengembangkan kepribadiannya di

struktur Id yang berhubungan dengan hasrat diri. Namun dalam psikologi positif perilaku ini

tidak dianggap buruk. Perilaku ini dianggap kelebihan seseorang yang dapat digali manfaatnya

untuk ditingkatkan kualitasnya. Apakah dari sekadar makan enak ini ternyata bisa bermanfaat

bagi orang lain misalnya kesukaannya pada makanan bisa dibagikan bersama anak yatim piatu.

Kemudian dari sana nalar kita manusia yang mengenali teori psikologi positif ini akan kembali
mempertanyakan apakah sudah cukup seperti itu? Apakah hasrat makan kita bisa membawa diri

lebih jauh dan berarti. Dari segala penalaran tersebut kita akan belajar untuk terus mengenali

kebaikan diri dan memaksimalkannya tidak hanya untuk misi pribadi tapi juga orang lain.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Anti Korupsi
Kelas/semester : X / Genap
Materi Pokok : Mulai dari hal yang kecil dan sederhana untuk berani
Pertemuan ke :3
Waktu Pembelajaran : 45 menit

Tujuan Pembelajaran :
Melalui pendekatan metode partisipatif, dengan model pembelajaran visualisas,, dan bermain
peran atau role play, siswa paham untuk menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman
bermain dan sekolah, siswa mampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan teman
bermain dan sekolah, siswa terbiasa menerapkan sikap berani dalam lingkungan lingkungan
teman bermain dan sekolah sehingga secara aktif menghindari serta menolak perilaku
korupsi.
1. Kegiatan Pembelajaran
I. Pendahuluan ( 5 menit )
1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Keadaan siswa
2. Memotivasi peserta didik
3. Peserta didik diminta untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai
4. Mengisi absen
II. Inti ( 30 menit )
1. Peserta didik diminta untuk ikut serta dalam bermain peran ( role play ) sehingga siswa
terbiasa untuk bisa melakukan hal yang kecil dan sederhana untuk berani
2. Peserta didik bertanya mengenai materi
III. Penutup ( 10 menit )
1. Peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk menerapkan tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan. Pendidik bersama peserta
didik mengagendakan tugas tentang materi berani yang telah dipelajari.
2. Pendidik bersama peserta didik mengagendakan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya, untuk dipelajari oleh peserta didik di rumah.
3. Pendidik bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan Mengucapkan Salam
Penutup ( Doa)

2. Penilaian
1. Pengetahuan Memahami menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat
Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Keterampilan Mampu menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat Format unjuk kerja/produk
3. Sikap Membiasakan menerapkan sikap berani dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat Kuisioner
NILAI PENGETAHUAN 3

Penilaian Hasil Belajar


Penilaian Tahu/Paham
5. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
6. Prosedur Penilaian:

Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian

1. Pengetahuan Pengamatan Penyelesaian


e. Mengetahui sikap berani dalam lingkungan dan tes tugas
keluarga dan kelas individu dan
f. Menjelaskan nilai-nilai berani dalam kelompok
lingkungan keluarga dan kelas

Penilaian Pengetahuan
e) Pemahaman Materi
Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan mudah
kalian pahami, ada juga yang sulit kalian pahami. Oleh karena itu, lakukanlah
penilaian diri atas pemahaman kalian terhadap materi pada bab ini dengan
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom PS (Paham Sekali), PSb (Paham Sebagian),
BP (Belum Paham).

No Sub-Materi Pokok PS PSb BP


7. Penerapan sikap berani dalam lingkungan keluarga dan kelas
8. Membangun sikap berani dalam lingkungan keluarga dan
kelas
9. Manfaat bersikap berani dalam lingkungan keluarga dan
kelas
Apabila pemahaman kalian berada pada kategori PS (paham sekali) mintalah
materi pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan kalian, sedangkan
apabila pemahaman kalian berada pada kategori PSb (Paham Sebagian) dan BP
(Belum Paham) coba bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan lebih
lengkap, supaya kalian cepat memahami materi pembelajaran yang sebelumnya
kurang atau belum memahaminya.

f) Penilaian pengetahuan dilakukan dalam tes tertulis/lisan dengan


mengerjakan uji kompetensi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara jelas dan akurat.

1. Berikan contoh hal kecil atau sederhana sikap berani


2.
Kunci jawaban : contoh menerima keselahan dan meminta maaf atas kesalahan yang telah
dlakukan
Catatan :
Skor penilaian 10 - 100 untuk pernyataan yang benar
Kode nilai / predikat :
81 – 100 = Sangat Baik (SB)
61 – 80 = Baik (B)
31 – 60 = Cukup (C)
10 – 30 = Kurang (K)
NILAI KETERAMPILAN 3

Penilaian Hasil Belajar

Penilaian Bisa/Mampu/Terampil

Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik


dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau
mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan
masukan/saran pada saat menyampaikan hasil telaah tentang nilai berani. Lembar
penilaian Penyajian dan laporan hasil telaah dapat menggunakan format dibawah ini,
dengan ketentuan aspek penilaian dan rubriknya dapat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi serta keperluan guru.

Kemampuan Kemampuan Memberi


Nama Bertanya Menjawab/ masukan/saran
No argumentasi
Peserta didik
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

Keterangan : di isi dengan tanda cek ( √ )


Kategori Penilaian :
4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang

Skor Perolehan
Nilai = -------------------- x 4
12

Pedoman Penskoran (rubrik) :


No Aspek Penskoran

1. Kemampuan Skor 4, apabila selalu Bertanya


bertanya
Skor 3, apabila sering bertanya
Skor 2, apabila kadang-kadangbertanya
Skor 1, apabila tidak pernah bertanya.

2. Kemampuan Skor 4, apabila materi/jawaban benar, rasional, dan


menjawab/ jelas.
Argumentasi Skor 3, apabila materi/jawaban benar, rasional, dan
tidak jelas
Skor 2, apabila materi/jawaban benar, tidak
rasional, dan tidak jelas
Skor 1, apabila materi/jawaban tidak benar, tidak
rasional, dan tidak jelas

3. Kemampuan Skor 4, apabila selalu memberi masukan


memberi masukan
Skor 3, apabila sering memberi masukan
Skor 2, apabila kadang-kadang memberi masukan
Skor 1, apabila tidak pernah memberi masukan

- Penilaian Unjuk Kerja


Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek (Terlampir)


- Penilaian Produk
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR,
dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

Proyek kewarganegaraan
Lakukan pembiasaan berprilaku sebagai perwujudan kejujuran di lingkungan
keluarga dan kelas. Lakukan pencatatan apabila memungkinkan lengkapi dengan
bukti seperti foto atau meminta tanda tangan dan komentar orang yang mengetahui
perilaku kalian. Apa manfaat jujur. Coba tuliskan hasil pembiasaan kalian dalam
tabel berikut.

No Lingkungan Kegiatan Manfaat


1
2
3
4
5
LEMBAR PENILAIAN PEMBIASAAN SIKAP BERANI BAGI SISWA

Kelas :X
Tema : Berani
Kompetensi Dasar : Membaca pentingnya bertindak berani dalam menegakkan kebenaran
Deskripsi Tugas : Menggali (assesmen)menggunakan kuisioner terkait kebiasaan sikap
siswa
untuk bersikap berani

KUISIONER

Tanggal :...................................
Nama Peserta Didik :...................................

PETUNJUK
5. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
6. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tampil mengeluarkan pendapat
2 Saya tidak mengakui kesalahan dan meminta maaf
3 Saya melaporkan teman yang melakukan bully atau
perundungan di sekolah
4 Saya berani mengungkap kebohongan seseorang
5 Saya tidak beran berkata jujur

Keterangan :
 SL = selalu, apabila melakukan sesuai pernyataan
 SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
 KD = kadang kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
MATERI 3.

Berani Berani adalah tidak takut menghadapi bahaya atau kesulitan. Orang yang berani tidak
akan takut menghadapai musuh (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1976). Demikian juga orang
yang berani adalah mereka yang berani melaporkan terjadinya ketidakjujuran dan korupsi di
sekitarnya. Berani berarti mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam
menghadapi bahaya atau kesulitan, tidak gentar, pantang mundur, dan maju terus (Orange Juice,
bahan KPK). Orang yang berani adalah yang tidak takut menunjukkan kebenaran dan keadilan.
Jika Anda yakin bahwa apa yang dilakukan benar, jangan takut untuk melakukannya. Berani
tidak berarti tidak ada rasa takut. Akan tetapi, rasa takut akan hilang ketika Anda berani
melakukan apa yang Anda yakini itu suatu kebenaran. Sukses akan diraih oleh orang yang berani
berbuat dan bukan oleh mereka yang selalu takut menanggung konsekuensi dari perbuatannya.
Nilai-nilai sikap integritas, “berani” perlu dimiliki oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya
korupsi.Berani bisa berkonotasi positif sekaligus bisa berkonotasi negatif. Sekarang ini berani
sering membawa konsekuensi negatif. Di tengah masyarakat sering terlihat kaum muda-mudi
berani melakukan tindakan-tindakan yang dulunya sangat ditakuti, seperti berpacaran, minum
minuman keras, mengkonsumsi narkoba, berani melawan orang tua, bertindak brutal, melakukan
pengrusakan, dan yang sejenisnya. Tentu saja berani seperti ini bukan berani yang diharapkan,
tetapi yang harus dijauhi. Berani yang dituntut agama (Islam) adalah berani yang berkonotasi
positif, yakni berani membela kebenaran. Dalam konteks Islam, berani sering disebut dengan
syaja’ah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 138) berani diartikan mempunyai hati
yang mantap dan percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. Dengan
demikian, berani di sini adalah berani yang bernilai positif, bukan berani yang bernilai negatif.
Lawan dari sifat syaja’ah adalah jubun (pengecut atau penakut). Pemberani adalah orang yang
berani membela kebenaran dengan resiko apa pun dan takut untuk berbuat yang tidak benar.
Sebaliknya, penakut adalah orang yang takut membela kebenaran. Jargon yang sering kita
dengar, “Berani karena benar dan takut karena salah.” Terkait dengan sifat berani, Nabi
Muhammad saw. bersabda dalam salah satu hadisnya, “Bukanlah dinamakan pemberani itu
orang yang kuat bergulat, sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang sanggup menguasai
dirinya di waktu marah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). Dari hadis ini ternyata ukuran berani
atau tidaknya seseorang tidak bisa dilihat dari segi olah fisiknya, tetapi dari segi olah jiwanya.
Orang yang memiliki fisik kekar, seperti binaragawan, belum dapat dikatakan berani. Banyak
orang fisiknya kuat tidak memiliki sifat syaja’ah ini. Sebab keberanian tidak ditentukan dari situ,
tetapi dari kekuatan jiwanya yang selalu menggerakkannya untuk berbuat baik dan membela
kebenaran. Marah adalah salah satu bentuk pemuasan nafsu. Pemarah adalah orang yang tidak
mampu melawan nafsunya. Meskipun secara lahir orang yang marah itu butuh keberanian, tetapi
hakikinya ia bukanlah pemberani yang dimaksud di sini (syaja’ah). Nabi Muhammad Saw.
adalah teladan bagi kita dalam segala hal, termasuk dalam hal berani (syaja’ah). Dari berbagai
kisah (sirah nabawiyah) yang kita tahu tentang beliau, tidak ada sejarawan yang tidak memuji
keberanian beliau. Ini menunjukkan bahwa Nabi saw. 2 adalah seorang pemberani sejati yang
selalu menegakkan kebenaran dan memberantas kebatilan, meskipun resiko yang diterimanya
sangat hebat. Nabi berkali-kali harus dihina, dicela, bahkan disakiti oleh orang-orang kafir
Quraisy, mulai dari rakyat biasa sampai tokohtokohnya. Namun, Nabi saw. tetap berpegang pada
kebenaran dan beliau berani mempertahankannya tanpa takut resiko yang bakal beliau terima.
Nabi-nabi Allah yang lain juga para pemberani dalam mendakwahkan agama Allah, meskipun
harus berhadapan dengan musuh-musuh dari kalangan orang-orang kafir. Karena keberanianlah
para Nabi Allah berhasil dalam dakwah mereka. Bentuk-bentuk Keberanian Keberanian sangat
diperluakan oleh setiap Muslim untuk bekal hidupnya sehari-hari. Keberanian yang kita
butuhkan dalam hidup ada beberapa macam, di antaranya adalah: Pertama, keberanian dalam
menghadapi musuh dalam peperangan di jalan Allah (jihad fi sabilillah). Setiap Muslim harus
memiliki keberanian dalam berperang untuk menegakkan kebenaran dan agama Islam. Allah
mengutuk orang-orang Islam yang lari dari medan perang karena takut mati. Sebaliknya Allah
memberikan kedudukan yang tinggi bagi orang yang gugur di medan perang menghadapi musuh-
musuh Islam (mati syahid). Jadi, berperang bagi orang Islam akan selalu membawa keuntungan,
baik menang ataupun kalah (mati). Jika menang, ia akan mendapatkan kehormatan dan rampasan
perang (harta), dan jika kalah atau mati, ia akan mati syahid yang balasannya adalah surga.
Karena itu, lari dari peperangan hukumnya haram dan akan dikutuk oleh Allah. Dalam al-Quran
surat al-Anfal Allah swt. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu
dengan orang-orang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi
mereka (mundur). Barang siapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali
berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka
sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah
neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS. al-Anfal [8]: 15-16). Kedua,
keberanian untuk menegakkan kebenaran. Menegakkan kebenaran sangat membutuhkan
keberanian, terutama menghadapi orang-orang yang yang memiliki kekuatan atau kekuasaan.
Seorang pemberani dituntut untuk bisa menyampaikan kebenaran kepada siapa pun, termasuk
kepada penguasa yang zhalim (aniaya). Terkait dengan ini, Nabi Muhammad saw. bersabda:
“Jihad yang paling afdlal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa yang zhalim.”
(HR. Abu Daud dan al-Tirmidzi). Harus diakui, tidak kecil resiko yang bakal ditanggung orang
yang melakukan keberanian seperti itu. Namun, jika hal 3 itu dilakukan semata-mata karena
Allah, tentu Allah akan menolongnya. Dalam salah satu ayat al-Quran, Allah Swt. berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad [47]: 7). Ketiga, keberanian
untuk mengendalikan hawa nafsu. Keberanian melawan hawa nafsu ini termasuk perjuangan
(jihad) yang berat, sebab yang dihadapi tidak kelihatan dan ada pada diri kita sendiri. Nafsu
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manusia, karena merupakan salah satu milik
manusia. Nafsu tidak mungkin dapat dihilangkan. Yang harus diupayakan bukan menghilangkan
nafsu, tetapi melawan atau mengendalikan nafsu. Watak nafsu selalu mengajak untuk berbuat
kejelekan. Allah Swt. berfirman: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf [12): 53). Jika nafsu dikendalikan, maka nafsu akan menjadi tenang
(nafs mutmainnah), sehingga dapat mengantarkan seseorang ke surga. Allah Swt. berfirman:
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS.
al-Fajr [89]: 27-30). Keberanian inilah yang merupakan keberanian sejati, seperti yang
ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw. Sebagai bagian dari warga Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY), sudah selayaknya kita memiliki sifat pemberani dalam menegakkan
kebenaran di lembaga yang kita banggakan ini. Penegakan kebenaran dan keadilan di UNY
membutuhkan keberanian dari semua warga UNY, terutama dari para pimpinan dan para dosen.
Keberanian pimpinan dituntut untuk bisa menegakkan kebenaran bagi semua warga UNY,
sedang keberanian dosen sangat dibutuhkan untuk mengawal para mahasiswa UNY agar
nantinya tumbuh menjadi manusia yang cendekia, mandiri, dan bernurani, serta menjadi
pemimpin yang pemberani. Upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan keberanian
dalam diri kita, di antaranya adalah: 1) Adanya rasa takut kepada Allah swt. (QS. al-Ahzab [33]:
39 dan QS. Ali ‘Imran [3]: 173); 2) Lebih mencintai akhirat daripada dunia (QS. al-Taubah [9]:
38); 3) Tidak takut mati (QS. al-Nisa’ [4]: 78); 4) Tidak ragu-ragu; 5) Tidak menomorsatukan
kekuatan materi; 6) Tawakkal dan yakin akan pertolongan Allah swt.; dan 7) Hasil pendidikan
dan pengalaman. Karena itu, marilah kita berusaha untuk menjadi pemberani seraya memohon
kepada Allah agar memberikan kekuatan kepada kita (Wa Allah A’lam bi al-shawab).

You might also like