You are on page 1of 164

SKRIPSI

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP TINGKAT


KESEPIAN DAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI
UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA

Oleh :

PENY INDRAWATI
NIM. 151.0041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2019
SKRIPSI

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP TINGKAT


KESEPIAN DAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI
UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Oleh :

PENY INDRAWATI
NIM. 151.0041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2019

i
HALAMAN PERNYATAAN

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

iii
HALAMAN PENGESAHAN

iv
Judul: Hubungan Interaksi Sosial Terhadap Tingkat Kesepian Dan
Kualitas Hidup Pada Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya

ABSTRAK

Masalah pada lansia yaitu terjadi penurunan interaksi sosial karena faktor kesehatan
maupun kehilangan pasangan dan kunjungan keluarga yang jarang sehingga
menimbulkan perasaan kesepian dan penurunan kualitas hidup pada lansia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan interaksi sosial terhadap
tingkat kesepian dan kualitas hidup lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya.

Desain penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.


Sampel menggunakan Simple Random Sampling sebanyak 77 lansia di UPTD
Griya Werdha Jambangan Surabaya. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah interaksi sosial yang diukur dengan instrumen kuesioner terstruktur.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kesepian yang diukur dengan
instrumen kuesioner UCLA Loneliness Version 3 dan kualitas hidup yang diukur
dengan instrumen kuesioner WHOQOL-BREF. Analisis data menggunakan uji
Spearman rho ρ=0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan interaksi sosial


terhadap tingkat kesepian lansia dengan ρ = 0.001 (ρ≤0.05) dan terdapat hubungan
interaksi sosial terhadap kualitas hidup lansia dengan ρ = 0.001 (ρ≤0.05).

Implikasi dari penelitian ini yaitu interaksi sosial berperan penting dalam
mengurangi tingkat kesepian dan meningkatkan kualitas hidup lansia, sehingga
perlu adanya pendampingan dalam kegiatan kelompok kecil dan kunjungan
keluarga yang rutin.

Kata Kunci : Lansia, Interaksi Sosial. Kesepian, Kualitas Hidup

v
Title: The Relationship of Social Interaction to the Level of Loneliness
and Quality of Life elderly in the UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya

ABSTRACT

The problem in the elderly is that there is a decrease in social interaction due to
health factors and loss of spouses and rare family visits, giving rise to feelings of
loneliness and decreased quality of life in the elderly. This study aims to determine
the relationship of social interactions to the level of loneliness and quality of life of
the elderly in the UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

The study design was observational analytic with a cross sectional approach. The
sample used Simple Random Sampling as many as 77 elderly at the Griya Werdha
UPTD Surabaya. The independent variable in this study is social interaction
measured by a structured questionnaire instrument. The dependent variable in this
study was the level of loneliness measured by the UCLA Loneliness Version 3
questionnaire instrument and quality of life as measured by the WHOQOL-BREF
questionnaire. Data analysis using the Spearman rho test ρ = 0.05.

The results of this study indicate that there is a relationship of social interaction to
the loneliness level of the elderly with ρ = 0.001 (ρ≤0.05) and there is a
relationship of social interaction with the quality of life of the elderly with ρ =
0.001 (ρ≤0.05).

The implication of this study is that social interaction plays an important role in
reducing the level of loneliness and improving the quality of life of the elderly, so
that there is a need for assistance in small group activities and regular family
visits.

Keywords: Elderly, Social interactions. Loneliness, Quality of life

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha

Esa, atas limpahan dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang

berjudul “Hubungan Interaksi Sosial Terhadap Tingkat Kesepian dan Kualitas

Hidup Pada Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya” dapat

diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.

Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Hang Tuah Surabaya. Skripsi ini disusun dengan memanfaatkan berbagai literatur

serta mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga

skripsi ini dibuat dengan sangat sederhana baik dari segi sistematis maupun isinya

jauh dari kata sempurna.

Dalam kesempatan ini, perkenankanlah peneliti menyampaikan rasa terima

kasih, rasa hormat dan penghargaan kepada:

1. Ibu Wiwiek Liestyaningrum, M. Kep. selaku Ketua Stikes Hang Tuah

Surabaya atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada peneliti untuk

menjadi mahasiswa S1-Keperawatan.

2. Puket 1, Puket 2, Puket 3, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah

Surabaya yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk

mengikuti dan menyelesaikan program studi S-1 Keperawatan.

3. Ibu Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Kepala Program Studi Pendidikan

S-1 Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan program studi

S-1 Keperawatan.

vii
4. Ibu Dwi Ernawati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku penguji I terima kasih atas

segala arahannya dalam pembuatan skripsi ini.

5. Ibu Astrida budiarti, M.Kep., Ns., Sp. Kep. Mat. selaku pembimbing 1 yang

penuh kesabaran dan perhatian memberikan saran, masukan, kritik dan

bimbingan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dr. Wasisto selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran dan

perhatian memberikan saran, masukan, kritik dan bimbingan demi

kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya yang telah

membimbing selama menuntut ilmu di Program Studi S1 Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.

8. Orang tua dan kakak tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberi

semangat setiap hari.

9. Serta kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya peneliti berharap nantinya skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal Alamin

Surabaya, 02 Juli 2019

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...… i


HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL ............................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................ 5
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 5
1.4.1 Secara Teoritis ........................................................................................... 5
1.4.2 Secara Praktis ............................................................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………...………7
2.1 Konsep Lansia ............................................................................................ 7
2.1.1 Definisi Lansia ........................................................................................... 7
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Proses Penuaan ............................................... 7
2.1.3 Teori Proses Menua .................................................................................... 8
2.1.4 Perubahan yang Terjadi pada Lansia .........................................................10
2.1.5 Batasan Umur Lansia ................................................................................13
2.1.6 Tugas Perkembangan Lansia .....................................................................14
2.2 Konsep Interaksi Sosial .............................................................................14
2.2.1 Definisi Interaksi Sosial ............................................................................14
2.2.2 Klasifikasi Interaksi Sosial ........................................................................15
2.2.3 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial .............................................................15
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial ..............................................18
2.2.5 Bentuk Interaksi Sosial ..............................................................................19
2.2.6 Tahap-tahap Interaksi Sosial ......................................................................23
2.2.7 Penilaian Interaksi Sosial...........................................................................23
2.3 Konsep Kesepian.......................................................................................25
2.3.1 Definisi Kesepian ......................................................................................25
2.3.2 Tipe-Tipe Kesepian ...................................................................................25
2.3.3 Faktor-Faktor Kesepian .............................................................................26
2.3.4 Dampak Dari Kesepian..............................................................................27
2.3.5 Penilaian Tingkat Kesepian .......................................................................28
2.4 Konsep Kualitas Hidup..............................................................................30
2.4.1 Definisi Kualitas Hidup .............................................................................30
2.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup .............................................30

ix
2.4.3 Dimensi Kualitas Hidup ............................................................................32
2.4.4 Penilaian Kualitas Hidup ...........................................................................37
2.5 Model Keperawatan Imogene King ...........................................................41
2.5.1 Biografi Singkat Imogene King .................................................................41
2.5.2 Konsep Keperawatan Imogene King..........................................................42
2.2 Hubungan Antar Konsep ...........................................................................45
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL…………………………………………...47
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................47
3.2 Hipotesis ...................................................................................................47
BAB 4 METODE PENELITIAN………………………………………………...49
4.1 Desain Penelitian.......................................................................................49
4.2 Kerangka Kerja .........................................................................................50
4.3 Waktu Dan Tempat Penelitian ...................................................................51
4.4 Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling ....................................................51
4.4.1 Populasi Penelitian ....................................................................................51
4.4.2 Sampel Penelitian ......................................................................................51
4.4.3 Teknik Sampling .......................................................................................52
4.5 Identifikasi Variabel ..................................................................................52
4.6 Definisi Operasional ..................................................................................53
4.7 Pengumpulan Dan Analisa Data ................................................................54
4.7.1 Pengumpulan Data ....................................................................................54
4.7.2 Pengelolahan dan Analisis Data .................................................................59
4.8 Etika Penelitian .........................................................................................61
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………...62
5.1 Hasil Penelitian .........................................................................................62
5.1.1 Gambaran Umum Tempat dan Subjek Penelitian .......................................62
5.1.2 Data Umum Hasil Penelitian .....................................................................64
5.1.3 Data Khusus Hasil Penelitian ....................................................................68
5.2 Pembahasan ..............................................................................................71
5.2.1 Interaksi Sosial Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya .......71
5.2.2 Tingkat Kesepian Lansia UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya ........76
5.2.3 Kualitas Hidup Lansia UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya ............81
5.2.4 Hubungan Interaksi Sosial dengan Tingkat Kesepian Lansia di UPTD
Griya Werdha Jambangan Surabaya ..........................................................85
5.2.5 Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya ....................................................................87
5.3 Keterbatasan..............................................................................................89
BAB 6 PENUTUP ………………………………………………………………...91
6.1 Kesimpulan ...............................................................................................91
6.2 Saran .........................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................93

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kuesioner Interaksi Sosial ............................................................... 23


Tabel 2.2 Kuesioner UCLA Loneliness Scale Version ..................................... 28
Tabel 2.3 Kuesioner WHOQOL-BREF ........................................................... 36
Tabel 4.1 Definisi Operasional ........................................................................ 52
Tabel 4.2 Indikator Kuesioner Interaksi Sosial ................................................ 54
Tabel 4.3 Indikator Kuisioner Tingkat Kesepian ............................................. 55
Tabel 4.4 Indikator Kuesioner Kualitas Hidup ................................................ 56
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 64
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... 64
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Kronis ...... 65
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ................ 65
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal ....................... 65
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Kegiatan Keagamaan yang
di ikuti ............................................................................................ 66
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kegiatan Lain yang Di ikuti . 66
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Peran di Panti ....................... 67
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan di Kunjungi Keluarga ........... 67
Tabel 4.1 Identifkasi Interaksi Sosial Lansia ................................................... 68
Tabel 4.3 Identifikasi Tingkat Kesepian Lansia ............................................... 68
Tabel 4.4 Identifikasi Kualitas Hidup Lansia .................................................. 69
Tabel 5.1 Hubungan Interaksi Sosial Terhadap Tingkat Kesepian Lansia ........ 69
Tabel 5.1 Hubungan Interaksi Sosial Terhadap Kualitas Hidup Lansia ............ 70

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Konsep Imogene King……………,,,,,,………………….... 40


Gambar 3. 1 Kerangka Konseptual…………………………………………….. 46
Gambar 4.1 Desain Penelitian………………………………………………….. 48
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ………………………………………... 48

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Curriculum Vitae ......................................................................... 95


Lampiran 2 Halaman Motto dan Persembahan ................................................ 96
Lampiran 3 Information For Consent .............................................................. 97
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Responden ................................................... 98
Lampiran 5 Kuesioner Data Demografi ........................................................... 99
Lampiran 6 Lembar Kuesioner........................................................................ 100
Lampiran 7 Surat Ijin Pengambilan Data Penelitian Dari STIKES Hang Tuah 108
Lampiran 8 Surat Ijin Pengambilan Data Penelitian Dari Bakesbanglinmas
Kota Surabaya .............................................................................. 109
Lampiran 9 Surat Ijin Pengambilan Data Penelitian Dari Dinas Sosial
Kota Surabaya .............................................................................. 110
Lampiran 10 Surat Telah Melakukan Laik Etik ............................................... 111
Lampiran 11 Surat Telah Pengambilan Data Penelitian ................................... 112
Lampiran 12 Tabulasi Data ............................................................................. 113
Lampiran 13 Hasil Uji Statistik ....................................................................... 134
Lampiran 14 Dokumentasi Pengambilan Data................................................. 148

xiii
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

SINGKATAN

ACTH : Adrenocorticotropic Hormone


BMR : Basal Metabolic Rate
DNA : Deoxyribonucleic Acid
FSH : Follicle Stimulating Hormone
KEPK : Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Lansia : Lanjut Usia
LH : Luteinizing Hormone
MmHg : Milimeter Merkuri (Hydrargyrum)
SPSS : Statistical Product For Social Science
TSH : Thyroid Stimulating Hormone
UCLA : University California of Los Angeles
UPTD : Unit Pelaksana Teknis Dinas
WHO : World Health Organization
WHOQOL : World Health Organization Quality Of Life

SIMBOL

% : Persen
? : Tanda Tanya
= : Sama Dengan
- : Sampai
(-) : Negatif
(+) : Positif
< : Kurang Dari
> : Lebih Dari

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut Usia menurut Permenkes No. 25 tahun 2016 tentang Rencana Aksi

Nasional Kesehatan Lanjut Usia (Lansia) tahun 2016-2019 adalah seseorang yang

telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Lansia merupakan suatu proses

yang alami, semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua

merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana manusia akan mengalami

penurunan fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011). Pendekatan

yang penting untuk dipenuhi pada lansia diantara unsur diatas adalah aspek sosial,

psikologis dan fisik. Pada aspek sosial, lansia membutuhkan interaksi sosial.

Interaksi sosial merupakan salah satu cara individu untuk memelihara tingkah

laku sosial individu tersebut sehingga individu tetap dapat bertingkah laku sosial

dengan individu lain (Santoso S, 2010). Sedangkan pada aspek psikologis,

masalah yang paling banyak terjadi pada lansia adalah kesepian, kesepian

merupakan kondisi yang sering mengancam kehidupan para lansia ketika anggota

keluarga hidup terpisah dari lansia, kehilangan pasangan hidup, kehilangan teman

sebaya, dan ketidakberdayaan untuk hidup mandiri. Lansia yang mengalami

kesepian seringkali merasa jenuh dan bosan, merasa tidak berharga, tidak

diperhatikan dan tidak dicintai (Nuraini, 2018). Selain itu, interaksi sosial

memiliki peranan penting dalam kualitas hidup lansia. World Health Organization

Quality Of Life atau WHOQOL mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi

individu terhadap kehidupan di masyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai

1
2

yang ada yang terkait dengan tujuan, harapan, standar, dan juga perhatian.

Kualitas hidup dalam hal ini merupakan suatu konsep yang sangat luas yang

dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis, tingkat kemandirian, serta

hubungan individu dengan lingkungan (Fitria A, 2011).

Hasil studi pendahuluan di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya pada

tanggal 12 Maret 2019 didapatkan lansia yang kurang dalam berinteraksi sosial

karena merasa lebih senang berada di kamar, faktor kesehatan dan kesulitan dalam

berjalan sehingga jarang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh panti werdha.

Selain itu, lansia yang sudah kehilangan pasangan hidup maupun keluarga yang

jarang menjenguk bahkan ada yang dari mulai masuk ke panti werdha sampai saat

di wawancara oleh peneliti tidak pernah dijenguk sama sekali oleh anggota

keluarga membuat lansia merasa tidak ada yang memperdulikan, hal ini yang

menimbulkan lansia merasakan kesepian. Perubahan yang terjadi pada lansia

karena adanya riwayat penyakit kronis, interaksi sosial yang kurang, kehilangan

pasangan hidup, merasa rendah diri dan koping yang tidak efektif berpengaruh

pada penurunan kualitas hidup pada lansia tersebut.

Data World Population Prospects: the 2017 Revision, saat ini jumlah

penduduk dunia sebesar 7,6 miliar diperkirakan akan mencapai 8,6 miliar pada

tahun 2030, 9,8 miliar pada tahun 2050 dan 11,2 miliar pada tahun 2100. Jumlah

orang berusia 60 atau lebih diatas diperkirakan lebih dari dua kali lipat pada tahun

2050 dan lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2100, meningkat dari 962 juta

diseluruh dunia pada tahun 2017 menjadi 2,1 miliar pada tahun 2050 dan 3,1

miliar pada tahun 2100 (United Nations, 2017). Dalam waktu hampir lima dekade,

persentase lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2017), yakni
3

menjadi 8,97 persen (23,4 juta) di mana lansia perempuan sekitar satu persen

lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki (9,47 persen banding 8,48 persen).

Pada tahun ini sudah ada lima provinsi yang memiliki struktur penduduk tua di

mana penduduk lansianya sudah mencapai 10 persen, yaitu : DI Yogyakarta

(13,90 persen), Jawa Tengah (12,46 persen), Jawa Timur (12,16 persen), Bali

(10,79 persen) dan Sulawesi Barat (10,37 persen) (BPS, 2018). Proyeksi jumlah

lansia di Surabaya pada tahun 2018 mencapai 8,53 persen (246 ribu), sedangkan

proyeksi jumlah lansia pada tahun 2019 sebesar 8,84 persen (256 ribu) (BPS Kota

Surabaya, 2018). Hasil studi pendahuluan dilakukan peneliti di UPTD Griya

Werdha Jambangan Surabaya pada tanggal 12 Maret 2019, pihak panti

mengatakan jumlah lansia sebanyak 147 orang, dengan rincian perempuan 90

orang dan laki-laki 57 orang. Lansia mandiri 54 orang, lansia dengan parsial care

69 orang dan lansia dengan total care 19 orang. Hasil survey awal yang dilakukan

oleh peneliti pada 10 lansia didapatkan 50% interaksi sosial baik, 30% interaksi

sosial cukup dan 20 % interaksi sosial kurang. Tingkat kesepian pada lansia

tersebut yaitu 40% tidak mengalami kesepian, 30% kesepian ringan dan 30%

kesepian sedang. Sedangkan untuk kualitas hidup lansia didapatkan 40% kualitas

hidup tinggi, 40% kualitas hidup sedang dan 20% kualitas hidup rendah.

Searah dengan pertambahan usia, lansia akan mengalami masalah

degeneratif ditandai dengan penurunan derajat kesehatan, kehilangan pekerjaan,

dianggap sebagai individu yang tidak mampu akan mengakibatkan seorang lansia

secara perlahan menarik diri dari masyarakat yang berada di lingkungan lansia

berada. Hal ini yang dapat menjadi pengaruh dalam penurunan interaksi sosial

bahkan terhadap kualitas hidup dari lansia (Samper, 2017). Interaksi sosial
4

merupakan hubungan timbal balik atau hubungan yang saling mempengaruhi

antar manusia yang berlangsung di dalam masyarakat. Interaksi sosial yang

kurang pada lansia dapat menyebabkan perasaan terisolir, sehingga lansia

menyendiri dan mengalami isolasi sosial dengan lansia merasa terisolasi dan dapat

terjadi depresi, hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia (Nuraini, 2018).

Interaksi sosial dapat berdampak positif terhadap kualitas hidup karena dengan

interaksi sosial yang baik maka lansia tidak merasa kesepian, oleh sebab itu

interaksi sosial harus tetap dipertahankan dan dikembangkan pada kelompok

lansia. Lanjut usia yang dapat terus menjalin interaksi sosial dengan baik adalah

lansia yang dapat mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuan

bersosialisasi (Andesty & Syahrul, 2018).

Interaksi sosial yang ada di panti wedha dapat ditingkatkan dengan

memunculkan inisiatif dari perawat maupun ketua dari masing-masing kamar

untuk mengajak serta memotiviasi lansia lain untuk mengikuti kegiatan yang

diadakan oleh panti werdha seperti jalan-jalan pagi, senam pagi, mengaji bersama

setelah sholat magrib, membuat kerajinan dan saat siang hari bisa menghabiskan

waktu dengan duduk di depan kamar dan berbincang-bincang dengan lansia lain.

Hal ini diharapkan agar lansia saling berinteraksi satu sama lain dan tidak

menyediri di kamar sehingga tidak merasakan kesepian serta dapat meningkatkan

kualitas hidup lansia tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah penelitian

“Apakah ada hubungan interaksi sosial terhadap tingkat kesepian dan kualitas

hidup pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya ?”


5

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan interaksi sosial

terhadap tingkat kesepian dan kualitas hidup pada lansia di UPTD Griya Werdha

Jambangan Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi interaksi sosial lansia di UPTD Griya Werdha

Jambangan Surabaya.

2. Mengidentifikasi tingkat kesepian lansia di UPTD Griya Werdha

Jambangan Surabaya.

3. Mengidentifikasi kualitas hidup lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan

Surabaya.

4. Menganalisis hubungan interaksi sosial terhadap tingkat kesepian pada

lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

5. Menganalisis hubungan interaksi sosial terhadap kualitas hidup pada lansia

di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

1.4 Manfaat

1.4.1 Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori hubungan interaksi

sosial terhadap tingkat kesepian dan kualitas hidup pada lansia di UPTD Griya

Werdha Jambangan Surabaya.


6

1.4.2 Secara Praktis

1. Bagi Lansia

Memberikan informasi kepada lansia tentang pentingnya interaksi sosial

untuk mengurangi tingkat kesepian dan meningkatkan kualitas hidup pada lansia.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi praktisi

keperawatan agar meningkatkan dan mengembangkan perencanaan keperawatan

lansia khususnya pada kegiatan–kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara

berkelompok guna meningkatkan interaksi sosial antar lansia.

3. Bagi Lahan Penelitian

Memberikan informasi kepada pemerintahan khususnya dinas sosial,

pegawai serta perawat terkait kegiatan-kegiatan untuk lansia di lahan penelitian

yang dapat dilakukan atau dikembangkan sebagai penunjang dalam meningkatkan

interaksi sosial antar lansia sehingga lansia tidak merasa kesepian dan dapat

meningkatkan kualitas hidup lansia.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk pengembangan

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan interaksi sosial terhadap tingkat

kesepian dan kualitas hidup pada lansia.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai konsep, landasan teori dan berbagai aspek

yang terkait dengan topik penelitian, meliputi: 1) Konsep Lansia 2) Konsep

Interaksi Sosial 3) Konsep Kesepian 4) Konsep Kualitas Hidup Lansia 5) Model

Konsep Keperawatan 6) Hubungan Antar Konsep.

2.1 Konsep Lansia

2.1.1 Definisi Lansia

Lanjut usia adalah kelompok umur manusia yang berusia 60 tahun ke atas

yang telah memasuki tahap terkahir dari fase kehidupanmya (Sunaryo et al, 2016).

Lansia adalah suatu proses yang alami, setiap orang akan mengalami proses

menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana

manusia akan mengalami penurunan fisik, mental dan sosial secara bertahap

(Azizah, 2011).

Lansia menurut penulis dari konsep yang ada merupakan individu berusia ≥

60 tahun yang mengalami proses penuaan secara alami, serta mengalami

penurunan baik secara fisik, psikologis dan sosial.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Proses Penuaan

Menurut Bandiyah, 2009, penuaan dapat terjadi secara fisiologi dan

patologis. Penuaan yang terjadi sesuai dengan kronologis usia. Faktor yang

memengaruhi yaitu:

1. Hereditas atau Genetik, kematian sel merupakan seluruh program

kehidupan yang dikaitkan dengan peran DNA yang penting dalam

mekanisme pengendalian fungsi sel. Secara genetik, perempuan

7
8

ditentukan oleh sepasang kromosom X sedangkan laki-laki oleh satu

kromosom X. Kromosom X ini ternyata membawa unsur kehidupan

sehingga perempuan berumur lebih panjang daripada laki-laki.

2. Nutrisi atau makanan, berlebihan atau kekurangan mengganggu

keseimbangan reaksi kekebalan.

3. Status Kesehatan, penyakit yang selama ini selalu dikaitkan dengan

proses penuaan, sebenarnya bukan disebabkan oleh proses menuanya

sendiri, tetapi lebih disebabkan oleh faktor luar yang merugikan yang

berlangsung tetap dan berkepanjangan.

4. Pengalaman Hidup, paparan sinar matahari, kulit yang tak terlindungi

sinar matahari dan mudah ternoda oleh flek, kerutan dan menjadi

kusam. Kurang olahraga, olahraga membantu pembentukkan otot dan

menyebabkan lancarnya sirkulasi darah. Mengonsumsi alkohol, alkohol

dapat meperbesar pembuluh darah pada kulit dan menyebabkan

peningkatan aliran darah dekat permukaan kulit.

5. Lingkungan, proses menua secara biologik berlangsung secara alami

dan tidak dapat dihindari, tetapi seharusnya dapat tetap dipertahankan

dalam status sehat.

6. Stres, tekanan hidup sehari-hari dalam lingkungan rumah, pekerjaan

maupun masyarakat yang tercermin dalam bentuk gaya hidup akan

berpengaruh terhadap proses penuaan.

2.1.3 Teori Proses Menua


9

Proses penuaan merupakan proses yang berhubungan dengan umur

seseorang manusia mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur

tersebut. Penuan dapat dilihat dari 3 perspektif, yaitu usia biologis yang

berhubungan dengan kapastitas fungsi sistem organ, usia psikologis yang

berhubungan dengan perubahan peran dan perilaku sesuai usia manusia (Sunaryo

et al, 2016). Beberapa teori penuaan, yaitu :

1. Teori Biologis

Teori genetik dan mutasi, menurut Hayflick (1961) dalam Muhith, A.,

& Siyoto (2016) menua menjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia

yang diprogram oleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada

saatnya akan mengalami mutasi yang mengakibatkan penurunan

kemampuan fungsional sel.

2. Teori Psikologi

Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan,

dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan, dengan kematian

pasangan hidup, dengan peran sosial secara luwes, membentuk hubungan

(Mujahidullah, 2012).

3. Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh

Terjadi secara langsung mengakibatkan kemampuan sistem imun untuk

mengenali dirinya berkurang (self recognition), menurun mengakibatkan

kelainan pada sel, dan dianggap sel asing sehingga dihancurkan (Sunaryo et

al, 2016).

4. Teori Menua Akibat Metabolisme


10

Pengurangan asupan kalori ternyata bisa menghambat pertumbuhan dan

memperpanjang umur, sedangkan perubahan asupan kalori yang

menyebabkan kegemukan dapa memperpendek umur (Nugroho, 2009).

5. Teori Sosial

Teori sosial meliputi teori aktivitas, teori pembebasan dan teori

kesinambungan. Teori aktivitas menyatakan lansia sukses apabila mereka

aktif. Teori pembebasan menerangkan bahwa lansia akan mulai melepaskan

diri dari kehidupan sosialnya (Sunaryo et al, 2016).

2.1.4 Perubahan yang Terjadi pada Lansia

1. Perubahan fisik

a. Sel terjadi perubahan jumlah yang menjadi lebih sedikit, ukuran

lebih besar, mekanisme perbaikan sel terganggu, menurunnya

proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati (Mujahidullah,

2012).

b. Sistem pendengaran terjadi hilangnya daya pendengaran pada telinga

dalam, terutama terhadap bunyi suaru atau nada yang tinggi, suara

yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada lansia

lebih dari 65 tahun (Nugroho, 2009).

c. Sistem penglihatan menunjukkan bahwa mata terlihat kurang

bersinar dan cenderung mengeluarkan kotoran di sudut mata,

kebanyakan menderita kesulitan melihat jarak jauh (Presbiopi), serta

menurunnya akomodasi karena elsatisitas mata menurun (Nugroho,

2009).
11

d. Sistem pengaturan suhu tubuh dapat terjadi hipotermia secara

fisiologis akibat metabolisme menurun, akan merasa kedinginan dan

dapat pula menggigil, pucat dan gelisah (Nugroho, 2009).

e. Sistem respirasi mengakibatkan menurunnya kekuatan otot

pernafasan dan aktivitas dari silia-silia paru-paru kehilangan

elastisitas, alveoli ukurannya melebar, menurunnya oksigen pada

arteri menjadi 75 mmHg (Mujahidullah, 2012).

f. Sistem gastrointestinal terjadi penurunan produksi saliva, hilangnya

kuncup rasa, dilatasi esofagus, penurunan refleks muntah, penurunan

motilitas lambung, pengecilan hati dan pankreas (Sunaryo et al,

2016).

g. Sistem geritourinari mengalami perubahan salah satunya pada ginjal

yang mengecil, aliran darah ke ginjal menurun, fungsi menurun,

fungsi tubulus berkurang, otot kandung kemih menjadi menurun,

vesika urinaria susah dikosongkan, perbesaran prostat (Mujahidullah,

2012).

h. Sistem integumen mengalami beberapa perubahan salah satunya

yaitu kulit menjadi lebih kering dan keriput. Kulit di bawah mata

membentuk seperti kantung dan lingkaran hitam. Selain itu, sekitar

lutut dan tengah tengkuk muncul warna merah kebiruan

(Mujahidullah, 2012).

i. Sistem endokrin terjadi penurunan produksi aldosteron, aktivitas

tiroid, BMR (Basal metabolic rate) dan daya pertukaran zat


12

menurun. Berkurangnya produksi ACTH, TSH, FSH dan LH

(Nugroho, 2009).

j. Sistem muskuloskeletal mengalami kehilangan cairan tulang dan

makin rapuh, otot menjadi lembek dan mengendur sekitar dagu,

lengan bagian atas dan perut. Terjadi masalah persendian di tungkai

dan lengan sehingga agak sulit berjalan (Nugroho, 2009).

2. Perubahan psikososial

Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia akan mengalami kehilangan-

kehilangan antara lain : Kehilangan finansial, status, teman/kenalan/relasi,

pekerjaan/kegiatan, merasakan atau sadar akan kematian, perubahan dalam

hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit, ekonomi

akibat pemberhentian dari jabatan. Meningkatnya biaya hidup pada

penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan, penyakit kronis

dan ketidakmampuan, gangguan gizi akibat kehilangan jabatan, perubahan

terhadap gambaran dini, perubahan konsep diri (Nugroho, 2000 dalam

Mujahidullah, 2012).

3. Perubahan kognitif

Kemampuan kognitif terdiri dari intelektual atau kecerdasan, ingatan

atau konsentrasi, dan Bahasa. Pada lansia, seringkali memori jangka

pendek, pikiran, kemampuan berbicara, dan kemampuan motorik

terpengaruh. Lansia akan kehilangan kemampuan dan pengetahuan yang

telah didapatkan sebelumnya. Pada lansia mengalami penurunan atau

kerusakan umum fungsi intelektual. Lansia juga mengalami penurunan

kemampuan dalam mengingat jangka pendek dan menyimpan informasi


13

baru ke memori jangka panjang. Perubahan kemampuan bahasa juga ikut

mengalami penurunan (Potter & Perry, 2011).

Perubahan perubahan yang terjadi sebagai akibat proses menua (aging

process) meliputi perubahan fisik, mental, spiritual dan psikososial (Azizah, 2011)

2.1.5 Batasan Umur Lansia

Menurut effendi (2009) dalam Sunaryo (2016) mengklasifikasikan batasan-

batasan umur lansia yang dikutip dari beberapa sumber sebagai berikut:

1. Menurut WHO (World Health Organization) ada beberapa batasan umur

lansia, yaitu:

a. Usia pertengahan (middle age) berusia 45 – 59 tahun

b. Usia lanjut (elderly) berusia 60 – 74 tahun

c. Lansia tua (old) berusia 75 – 90 tahun

d. Lansia sangat tua (very old) berusia lebih dari 90 tahun

2. Menurut Dra. Jos Madani (Psikolog UI) terdapat empat fase

a. Fase inventus berusia 25 – 40 tahun

b. Fase virilities berusia 40 – 55 tahun

c. Fase presenium berusia 55 – 65 tahun

d. Fase senium berusia lebih dari 65 tahun

3. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro menjelaskan masa lansut

usia geriatric age 65 – 70 tahun yang terbagi dalam tiga batasan umur,

yaitu:

a. Young old berusia 70 – 75 tahun

b. Old berusia 75 – 80 tahun

c. Very old berusia lebih dari 80 tahun


14

2.1.6 Tugas Perkembangan Lansia

Erickson dalam Padila (2013) membagi tugas perkembangan lansia sebagai

berikut:

1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.

2. Mempersiapkan diri untuk pension.

3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.

4. Mempersiapkan kehidupan baru.

5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau masyarakat

secara santai.

6. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.

Selain tugas perkembangan seperti diatas, terdapat pula tugas

perkembangan yang spesifik yang dapat muncul sebagai akibat tuntutan:

1. Kematangan fisik.

2. Harapan dan kebudayaan masyarakat.

3. Nilai-nilai individu dan aspirasi.

2.2 Konsep Interaksi Sosial

2.2.1 Definisi Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan saling mempengaruhi antara individu satu

dengan lainnya sehingga dapat mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki

perilaku individu yang lain atau sebaliknya (Sunaryo, 2015).

Interaksi sosial menurut penulis yaitu hubungan yang dilakukan melalui

komunikasi baik secara langsung maupun menggunakan alat komunikasi yang

dilakukan antara individu satu dengan individu lain, individu dengan kelompok,

kelompok dengan kelompok yang memiliki tujuan.


15

2.2.2 Klasifikasi Interaksi Sosial

Menurut Sunaryo (2015) Interaksi sosial terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1. Interaksi antara individu dengan individu

Interaksi ditandai dengan adanya timbal balik, baik dalam bentuk

obrolan komunikasi, maupun interaksi bahasa tubuh, dan emosi. Interaksi

antar individu juga dapat ditandai hanya dengan harum parfum, keringat,

dan bunyi langkah kaki.

2. Interaksi antara individu dengan kelompok

Interaksi terjadi karena adanya pertemuan antara individu dengan

kelompok. Kelompok yaitu apabila lebih dari satu orang. Bentuk kelompok

dalam hal ini bisa berbentuk komunitas, atau segerombolan orang. Bentuk

kelompok pun berbeda-beda, tergantung dari situasi dan kondisi.

3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok.

Interaksi ini merupakan pertemuan dua kelompok yang berbeda visi dan

misi dalam satu tempat. Disebut kelompok karena mewakili kepentingan

semua anggota kelompok, bukan kepentingan diri sendiri. Misalnya,

interaksi dalam sebuah rapat antar 2 perusahaan berbeda yang dihadiri oleh

pemimpin dan beberapa staff disetiap kelompok perusahaan tersebut

(Donsu, 2017).

2.2.3 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:

1) adanya kontak sosial (social contact), 2) adanya komunikasi. Secara fisik,

kontak hanya akan terjadi apabila ada hubungan saling bersentuhan, tetapi sebagai

gejala sosial bukan berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat
16

melakukan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya dengan

cara berbicara dengan pihak lain tersebut (Sunaryo, 2015).

Menurut Sunaryo (2015) kontak sosial memiliki beberapa jenis, yaitu:


1. Kontak langsung dan tidak langsung

a. Kontak langsung meliputi berbicara, tersenyum, dan menggunakan

bahasa isyarat.

b. Kontak tidak langsung meliputi melakukan kontak melalui surat

media massa, dan media elektronik.

2. Kontak antar individu, antar kelompok, serta antara individu dengan

kelompok

a. kontak antar individu misalnya seorang teman bercakap-cakap dengan

temannya.

b. Kontak antar kelompok misalnya pertandingan voli antara mahasiswa

keperawatan tingkat 1 dengan tingkat 2.

c. Kontak individu dengan kelompok misalnya seorang dosen

memberikan kuliah pada mahasiswa keperawatan.

3. Kontak positif dan negatif

a. Kontak positif, misalnya seorang perawat memberikan asuhan

keperawatan secara terapeutik agar klien mendapat kenyamanan.

b. Kontak negatif, kontak ini mengarah pada suatu pertentangan.

4. Kontak primer dan sekunder

a. Kontak primer, terjadi apabila individu mengadakan hubungan

langsung, seperti bertemu dan bertatap muka. Misalnya berjabat

tangan, dan saling melempar senyum.


17

b. Kontak sekunder adalah kontak yang memerlukan perantara atau

media. Misalnya, mengirimkan pesan singkat, surat elektronik,

bertelepon.

Konteks komunikasi menurut Littlejohn dan Foss (2005) dalam Susanto

(2010) ada lima konteks komunikasi, yaitu:

1. Komunikasi Intrapersonal (Intrapersonal Communication)

Komunikasi yang terjadi dengan diri sendiri, yang dilakukan dengan

sengaja dan tidak sengaja. Teori ini umumnya membahas proses

pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang

ditangkap melalui panca indera.

2. Komunikasi Interpersonal (Interpersonal Communication)

Komunikasi perorangan yang bersifat pribadi, baik secara langsung

tanpa media atau langsung melalui media. Contoh: percakapan tatap muka,

percakapan dengan telepon, surat menyurat.

3. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Interaksi yang dilakukan dengan kelompok kecil yang terdiri dari

beberapa orang minimal 3 orang untuk mencapai tujuan bersama.

4. Komunikasi Organisasi (Organization Communication)

Komunikasi organisasi berhubungan dengan pola dan bentuk

komunikasi yang terjadi dalam konteks jaringan dan struktur organisasi.

Komunikasi ini melibatkan bentuk komunikasi formal, informal,

komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok.


18

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Menurut Soekanto Soerjono, 2012 berlangsungnya suatu proses interaksi

didasarkan pada berbagai faktor antara lain:

1. Imitasi

Salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-

kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun, ada dampak negatifnya juga

yaitu meniru tindakan-tindakan yang menyimpang. Misalnya, lansia

menaati peraturan-peraturan yang ada di panti werdha.

2. Sugesti

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan

atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh

pihak lain. Berlangsungnya sugesti yang terjadi karena pihak yang

menerima dilanda oleh emosi yang menghambat daya berpikirnya secara

rasional. Proses sugesti terjadi apabila orang yang memberikan pandangan

adalah orang yang berwibawa atau mungkin karena sifatnya otoriter.

Misalnya, perawat mengajak para lansia untuk mengikuti kegiatan yang

diadakan oleh panti werdha.

3. Identifikasi

Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-

keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lainnya.

Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya, maupun dengan

disengaja karena sering kali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu

di dalam proses kehidupan. Proses identifikasi berlangsung dalam suatu

keadaan dimana seseorang yang berindetifikasi benar-benar mengenal


19

pihak lain (yang menjadi idealnya). Misalnya, lansia A berteman dengan

lansia B karena selalu bersama sehingga lansia A selalu mengikuti kegiatan

yang dilakukan oleh lansia B.

4. Simpati

Merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak

lain. Dorongan utama pada simpati adalah keinginan memahami pihak lain

dan untuk bekerja sama dengannya. Perbedaan utama dengan identifikasi

adalah keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap

kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati kelebihan atau kemampuan

tertentu yang patut dijadikan contoh. Misalnya, lansia A mengagumi lansia

B dan menjadikannya sebagai panutan karena lansia B merupakan ketua

kamar, mudah bergaul dengan lansia lain serta tidak pernah meninggalkan

sholat 5 waktu.

2.2.5 Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial terdiri dari 3 macam yaitu:

1. Kerjasama (cooperation)

Kerjasama adalah usaha yang dikoordinasikan yang ditujukan kepada

tujuan yang dapat dipisahkan. Kerjasama juga dapat diartikan sebagai

suatu usaha bersama antara orang-perorangan atau kelompok manusia

untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk dan pola-pola

kerja sama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. Bentuk kerja

sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai

suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut

dikemudian hari mempunyai manfaat bagi semua serta ada iklim yang
20

menyenangkan dalam pembagian kerja sama balas jasa yang akan diterima

(Santoso S, 2010)

Sedangkan menurut Sunaryo (2015) bentuk kerja sama ada 4 yaitu:

a. Kerja sama spontan (spontaneous cooperation), yaitu kerja sama

yang timbulnya secara serta merta atau spontan.

b. Kerja sama langsung (directed cooperation), kerja sama atas dasar

perintah atasan atau penguasa.

c. Kerja sama kontrak (contractual cooperation), kerja sama karena

adanya kepentingan tertentu.

d. Kerja sama tradisional (traditional cooperation), kerja sama

sebagai unsur sistem sosial, misalnya gotong royong, gugur

gunung, dan tolong menolong.

2. Akomodasi

Akomodasi Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi

antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan

pertentangan (Fitria A, 2011).

Akomodasi adalah interaksi antara orang-perorangan atau leompok-

kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma sosial dan nilai-nilai

osisal, yang berlaku dalam masyarakat. akomodasi menunjuk pada usaha-

usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usah-usaha

untuk mecapai kestabilan (Soekanto Soerjono, 2012).

Akomodasi menurut penulis diartikan sebagai suatu proses orang

perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling

bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi


21

ketegangan atau masalah yang dihadapi. Tujuan akomodasi dapat berbeda-

beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya.

Bentuk-bentuk akomodasi menurut Sunaryo (2015), yaitu:

a. Coercion, yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan

karena ada paksaan, misalnya perbudakan.

b. Compromise, yaitu bentuk akomodasi dimana pihak yang terlibat

saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian

terhadap perselisihan, misalnya traktat beberapa negara dan

akomodasi antara beberapa partai politik.

c. Arbitration, yaitu suatu cara untuk mencapai compromise apabila

pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.

d. Conciliation, yaitu suatu usaha mempertemukan keinginan dari

pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan

bersama, misalnya panitia untuk penyelesaian perburuhan.

3. Asimilasi

Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok

masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling

bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun

kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk

kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran (Fitria A, 2011)

Proses asimilasi timbul bila ada: Kelompok-kelompok manusia yang

berbeda kebudayaannya. Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi

saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
22

Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing

berubah dan saling menyesuaikan diri (Sunaryo, 2015)

Menurut Sunaryo (2015) faktor-faktor yang dapat mempermudah

terjadinya suatu asimilasi adalah:

a. Toleransi.

b. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.

c. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.

d. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.

e. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.

f. Perkawinan campur (amalgamation).

g. Adanya musuh bersama di luar.

Faktor-faktor yang menjadi penghalang terjadinya asimilasi, antara

lain:

a. Terisolasi.

b. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi.

c. Takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.

d. Perasaan bahwa budaya lain lebih maju atau tinggi.

e. Perbedaan warna kulit.

f. In group feeling kuat.

g. Golongan minoritas mendapat gangguan dari golongan yang

berkuasa.

h. Pebedaan kepentingan dan pertentangan pribadi.


23

2.2.6 Tahap-tahap Interaksi Sosial

Menurut Santoso S (2010) tahap-tahap interaksi sosial antara lain:

1. Tahap pertama: ada kontak/hubungan baik langsung maupun tidak

langsung.

2. Tahap kedua: ada bahan dan waktu untuk berinteraksi sosial.

3. Tahap ketiga: timbul problema pada bahan-bahan interaksi sosial bagi

individu-individu yang ada.

4. Tahap keempat: timbul ketegangan masing-masing individu dituntut

mencari penyelesaian terhadap problem yang ada.

5. Tahap kelima: ada integrasi yaitu perasaan tentram dan perasaan siap

untuk menjalin proses interaksi sosial berikutnya.

2.2.7 Penilaian Interaksi Sosial

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner adobsi dari Sanjaya Agung,

2012 yang sudah dimodifikasi oleh peneliti, terdiri dari 19 pertanyaan yang di

susun menggunakan 3 indikator interaksi sosial yaitu kerjasama, akomodasi, dan

asimilasi. Penelitian yang digunakan dalam kuesioner ini dengan menggunakan

skala Likert.

Tabel 2.1 Kuesioner Interaksi Sosial

No Pertanyaan Sering Kadang- Tidak


kadang pernah
Kerjasama
1. Saya memperkenalkan diri kepada orang
yang baru saya temui.
2. Saya menyapa lansia lain ketika bertemu.

3. Saya menghadiri kegiatan yang diadakan di


panti.
24

4. Saya dapat bekerja sama dengan lansia lain


ketika ada kegiatan yang diadakan di panti.

5. Saya terlibat dalam kegiatan yang diadakan


di panti.
6. Saya membantu lansia lain yang
membutuhkan bantuan saya.
Akomodasi

7. Saya merasa sulit berbicara dengan lawan


jenis.
8. Saya merasa malas berbicara dengan orang
lain.
9. Saya dapat menghargai pendapat orang lain.

10. Saya dimintai pendapat oleh lansia lain


ketika terjadi masalah di lingkungan panti.
11. Saya menjadi penengah ketika terjadi
perselisihan di lingkungan panti.
12. Ketika saya bermasalah dengan lansia lain,
saya berusaha menyelesaikannya secepatnya.
13. Ketika ada lansia lain yang saling berseteru,
saya akan berusaha menasehati untuk segera
berdamai.
Asimilasi

14. Ketika berada disuatu kegiatan, saya merasa


khawatir akan diabaikan.
15. Saya rukun dengan lansia lain untuk
menghindari pertengkaran.

16. Saya mengikuti acara keagamaan yang


diadakan oleh panti.
17. Saya menjenguk lansia lain jika ada yang
sakit.
18. Saat hari raya saya mengunjungi lansia lain
untuk bermaaf-maafan.
25

19. Saya mengucapkan terima kasih kepada


orang yang sudah membantu saya.

Interpretasi hasil:
Interaksi sosial baik = ≥ 76 – 100% Perhitungan Interpretasi hasil :

Interaksi sosial cukup = 60 – 75% Presentase = Skor yang di dapat x 100%


Interaksi sosial kurang = < 60% Skor maksimal

2.3 Konsep Kesepian

2.3.1 Definisi Kesepian

Kesepian merupakan masalah psikologis yang paling banyak terjadi pada

lansia, merasa terasing (terisolasi), tersisihkan, terpencil dari orang lain karena

merasa berbeda dengan orang lain (Sanjaya & Rusdi, 2012).

Kesepian merupakan kondisi yang sering mengancam kehidupan para

lansia ketika anggota keluarga hidup terpisah dari lansia, kehilangan pasangan

hidup, kehilangan teman sebaya, dan ketidakberdayaan untuk hidup mandiri

(Nuraini, 2018).

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kesepian adalah

dimana seseorang merasa terasing dari lingkungan sosial, tersisihkan dari

kelompoknya, tidak diperhatikan oleh orang sekitarnya, serta berdampak pada

gangguan kesehatan pada lansia.

2.3.2 Tipe-Tipe Kesepian

Sears et al (2006) dalam Rinda A (2016) membedakan dua tipe kesepian

berdasarkan hilangnya ketetapan sosial tertentu yang dialami oleh seseorang,

yaitu:

1. Kesepian emosional

Perasaan kesepian yang disebabkan karena kehilangan sosok terdekat


26

yang selalu memberikan rasa cinta dan kasih sayang terhadap individu,

contohnya adalah kehilangan pasangan hidup. Selain itu kesepian

emosional timbul dari tidak adanya figur kasih sayang yang intim, seperti

yang biasa diberikan oleh orang tua kepada anaknya atau yang biasa

diberikan saudaranya kepada individu.

2. Kesepian sosial

Kesepian sosial terjadi karena isolasi dan disebabkan oleh kurangnya

integrasi dalam suatu komunikasi dan kedekatan sosial. Contohnya

kesepian ini dialami oleh individu yang harus mengalami relokasi atau

berpindah ke tempat baru atau tempat lain yang asing bagi dirinya.

2.3.3 Faktor-Faktor Kesepian

Penyebab kesepian menurut Septiningsih S & Na’imah T, 2009 antara lain:

1. Kehilangan figur yang dapat memberikan perhatian.

2. Kehilangan integritas sosial baik tidak ada adanya teman berkomunikasi,

maupun adanya keengganan untuk berkomunikasi.

3. ditinggal oleh orang-orang yang dicintainya, seperti meninggal dunia

maupun bekerja dalam waktu panjang sehingga usia lanjut sendirian.

Menurut Rahmi (2015) penyebab umum terjadinya kesepian ada beberapa

faktor, antara lain:

1. Faktor psikologis

Harga diri rendah pada lansia disertai dengan munculnya perasaan-

perasaan negatif seperti perasaan takut, cemas dan berpusat pada diri

sendiri.
27

2. Faktor kebudayaan dan situasional

Terjadinya perubahan dalam tata cara hidup dan kultur budaya dimana

keluarga yang seharusnya merawat para lansia kini banyak yang lebih

memilih untuk menitipkan lansia ke panti dengan alasan sibuk dan tidak

mampu merawat lansia.

3. Faktor spiritual

Kekosongan spiritual pada lansia, terutama lansia yang sudah tidak

banyak beraktifitas, seringkali berakibat kesepian.

4. Faktor interaksi sosial

Kesepian timbul karena hilangnya kontak atau komunikasi dengan

orang lain terutama orang yang dicintai, juga tidak terpenuhinya kebutuhan

untuk berkomunikasi dengan orang lain karena berbagai alasan.

2.3.4 Dampak Dari Kesepian

Adapun dampak dari kesepian menurut Robinson dalam Rinda A (2016)

yaitu:

1. Lansia akan mengalami rendah diri.

2. Tidak ingin terlibat pada kegiatan sosial.

3. Mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan.

4. Takut bertemu orang lain dan menghindari situasi baru.

5. Mempunyai persepsi negatif tentang diri sendiri.

6. Merasakan keterasingan, kesendirian, dan perasaan tidak bahagia

terhadap lingkungan sekitar.


28

2.3.5 Penilaian Tingkat Kesepian

Tingkat kesepian pada seseorang dapat diukur dengan menggunakan

University California of Los Angeles (UCLA) Loneliness scale yang disusun oleh

Daniel W. Russel yang telah melakukan beberapa revisi pada skala tersebut

sehingga saat ini menjadi University California of Los Angeles (UCLA)

Loneliness Scale Version 3. Russel melakukan dua kali revisi yang bertujuan

untuk memberikan skor pada pertanyaan positif menjadi keterbalikan dari

pertanyaan negatif kemudian revisi yang kedua bertujuan untuk menyederhanakan

beberapa pertanyaan supaya responden akan lebih mudah untuk memahami

pertanyaan tersebut. Terdapat 20 pertanyaan dalam UCLA Loneliness Scale

Version 3 yang terdiri dari 11 pertanyaan yang bersifat negatif atau menunjukkan

kesepian dan 9 pertanyaan yang bersifat positif atau tidak menunjukkan kesepian

dengan menggunakan model skala Likert 4 poin (Russel 1996 dalam Rinda A,

2016)

Tabel 2.2 Kuesioner Tingkat Kesepian UCLA Loneliness Scale Version 3

No. Pernyataan Tidak Jarang Kadang- Selalu


Pernah kadang
1. Seberapa sering Anda merasa tidak
cocok dengan orang-orang di sekitar
Anda?
2. Seberapa sering Anda merasa tidak
memiliki teman?
3. Seberapa sering Anda merasa tidak
ada seseorang pun yang dapat Anda
mintai tolong?
4. Seberapa sering Anda merasa
sendiri?
5. Seberapa sering Anda merasa
menjadi bagian dari kelompok teman-
29

teman Anda?
6. Seberapa sering Anda merasa bahwa
Anda memiliki banyak persamaan
dengan orang-orang di sekitar Anda?
7. Seberapa sering Anda merasa bahwa
Anda tidak dekat dengan orang lain?
8. Seberapa sering Anda merasa bahwa
hobi dan ide Anda tidak sama dengan
orang-orang di sekitar Anda?
9. Seberapa sering Anda merasa ramah
dan bersahabat?
10. Seberapa sering Anda merasa dekat
dengan orang lain?
11. Seberapa sering Anda merasa
ditinggalkan?
12. Seberapa sering Anda merasa
hubungan Anda dengan orang lain
tidak berarti?
13. Seberapa sering Anda merasa tak
satupun orang mengenal Anda
dengan baik?
14. Seberapa sering Anda terisolasi dari
orang lain?
15. Seberapa sering Anda dapat
menemukan teman ketika Anda
membutuhkannya?
16. Seberapa sering Anda merasa bahwa
ada seseorang yang benar-benar dapat
mengerti Anda?
17. Seberapa sering Anda merasa malu?
18. Seberapa sering Anda merasa bahwa
orang-orang di sekitar Anda, tetapi
tidak bersama Anda?
19. Seberapa sering Anda merasa bahwa
ada orang yang dapat Anda ajak
bicara (ngobrol)?
30

20. Seberapa sering Anda merasa bahwa


ada orang yang dapat Anda mintai
tolong?
Dengan Interpretasi sebagai berikut:
Score 20 – 34 = Tidak Kesepian
Score 35 – 49 = Kesepian Rendah
Score 50 – 64 = Kesepian Sedang
Score 65 – 80 = Kesepian Berat

2.4 Konsep Kualitas Hidup

2.4.1 Definisi Kualitas Hidup

World Health Organization Quality Of Life atau WHOQOL mendefinisikan

kualitas hidup sebagai persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat

dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait dengan tujuan,

harapan, standar, dan juga perhatian. Kualitas hidup dalam hal ini merupakan

suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis,

tingkat kemandirian, serta hubungan individu dengan lingkungan (Fitria A, 2011).

Menurut penulis kualitas hidup adalah suatu persepsi individu berkaitan

dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian dalam kehidupannya dalam

konteks budaya dan sistem nilai yang ada. Kualitas hidup dipengaruhi oleh

hubungan lansia dengan lingkungan sekitar, kondisi fisik lansia, kondisi

psikososial lansia dan tingkat kemandirian lansia.

2.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Menurut Rohma, A et al (2012) beberapa faktor yang mempengaruhi

kualitas hidup yaitu :

1. Faktor Fisik

Kondisi kesehatan fisik secara keseluruhan mengalami kemunduran


31

sejak seseorang memasuki fase lansia dalam kehidupannya. Hal ini antara

lain ditandai dengan munculnya berbagai gejala penyakit yang belum

pernah diderita pada usia muda. Sebagian besar responden berusia 75-90

tahun. Secara umum, pada usia tersebut terjadi perubahan-perubahan pada

lanjut usia baik psikososial, fisiologis, maupun mental. Fisik yang

berfungsi baik memungkinkan lanjut usia untuk mencapai penuaan yang

berkualitas. Namun, ketidaksiapan lanjut usia menghadapi keadaan tersebut

akan berdampak pada rendahnya pencapaian kualitas hidupnya. Disinilah

pentingnya adanya panti werdha sebagai tempat untuk pemeliharaan dan

perawatan bagi lansia, di samping sebagai long stay rehabilitation yang

tetap memelihara kehidupan bermasyarakat.

2. Faktor Psikologis

Psikologis merupakan faktor penting bagi individu untuk melakukan

kontrol terhadap semua kejadian yang dialaminya dalam hidup. Seseorang

yang memiliki kecerdasan emosional tinggi akan mampu menguasai diri,

mengelola emosi, memotivasi diri dan mengarahkan dirinya untuk lebih

produktif dalam berbagai hal yang dikerjakan. Apabila kecerdasan

emosionalnya rendah maka orang akan menjadi cemas, menyendiri, sering

merasa takut, merasa tidak dicintai, merasa gugup, sedih dan cenderung

mudah terkena depresi.

3. Faktor sosial

Semakin bertambahnya usia, kegiatan sosial pun semakin berkurang.

Disebut juga sebagai “social disengagement”, yaitu suatu proses

pengunduran diri secara timbal balik pada masa lanjut usia dan lingkungan
32

sosial (Kalish, 1976; Hurlock, 2002). Sering diungkapkan dalam bentuk

penyusutan sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan

kontak sosial dan menurunnya partisipasi sosial. Adanya banyak kegiatan

yang dilakukan oleh lanjut usia dapat memfasilitasi hubungan antara lanjut

usia satu dengan lanjut usia lainnya sehingga terbentuk reaksi sosial yang

baik di antara lanjut usia tersebut, yang pada akhirnya akan berpengaruh

pada kualitas hidup lansia tersebut.

4. Faktor lingkungan

Renwick & Brown (2000) mengemukakan bahwa individu tinggal di

dalam suatu lingkup lingkungan yang disebut sebagai tempat tinggal,

sehingga kualitas hidup berkaitan dengan dimana lingkungan tempat

individu tersebut tinggal. Tempat tinggal harus dapat menciptakan suasana

yang tentram, damai, dan menyenangkan bagi para penghuninya sehingga

penghuni dapat merasa betah serta merasa terus ingin tinggal di tempat

tersebut. Dengan demikian, lanjut usia akan terdukung oleh lingkungan

untuk mencapai kualitas hidup yang tinggi. Kualitas hidup individu

berkaitan secara intrinsik dengan kualitas hidup orang lain yang berada di

lingkungannya.

2.4.3 Dimensi Kualitas Hidup

Menurut WHOQOL group Lopez dan Sayder, 2004 dalam Ummah

Athurrita C, 2016 kualitas hidup terdiri dari enam dimensi yaitu kesehatan fisik,

kesejahteraan psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, hubungan dengan

lingkungan dan keadaan spiritual. WHOQOL yang sudah ada kemudian dibuat

lagi menjadi instrumen WHOQOL-BREF dimana dimensi tersebut diubah


33

menjadi empat dimensi yaitu:

1. Dimensi fisik

Mengukur aktivitas sehari-hari yang dipengaruhi oleh adekuatnya sistem

persarafan, otot dan tulang atau sendi. Domain fisik ini dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu:

a. Nyeri dan ketidaknyamanan

Aspek ini mengeksplor sensasi fisik yang tidak menyenangkan yang dialami

individu, dan selanjutnya berubah menjadi sensasi yang menyedihkan dan

mempengaruhi hidup individu tersebut. Sensasi yang tidak menyenangkan

meliputi kekakuan, sakit, nyeri dengan durasi lama atau pendek, bahkan

penyakit gatal juga termasuk. Diputuskan nyeri bila individu mengatakan nyeri,

walaupun tidak ada alasan medis yang membuktikannya.

b. Tenaga dan Lelah

Aspek ini mengeksplor tenaga, antusiasme dan keinginan individu dalam

melakukan aktivitas sehari-hari, seperti rekreasi. Kelelahan membuat individu

tidak mampu mencapai kekuatan yang cukup untuk merasakan hidup yang

sebenarnya. Kelelahan merupakan akibat dari beberapa hal seperti sakit,

depresi, atau pekerjaan yang terlalu berat.

c. Tidur dan istirahat

Aspek ini berfokus pada seberapa banyak tidur dan istirahat. Masalah tidur

termasuk kesulitan untuk pergi tidur, bangun tengah malam, bangun di pagi

hari, tidak dapat kembali tidur dan kurang segar saat bangun di pagi hari.
34

2. Dimensi psikologis

Domain Psikologis dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

a. Perasaan positif

Aspek ini menguji seberapa banyak pengalaman perasaan positif individu

dari kesukaan, keseimbangan, kedamaian, kegembiraan, harapan, kesenangan

dan kenikmatan dari hal-hal baik dalam hidup. Pandangan individu, dan

perasaan pada masa depan merupakan bagian penting dari segi ini.

b. Berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi

Aspek ini mengeksplor pandangan individu terhadap pemikiran,

pembelajaran, ingatan, konsentrasi dan kemampuannya dalam membuat

keputusan.

c. Harga diri

Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tentang diri mereka sendiri.

Hal ini bisa saja memiliki jarak dari perasaan positif sampai perasaan yang

ekstrim negatif tentang diri mereka sendiri. Berfokus dengan perasaan individu

dari kekuatan diri, kepuasan dengan diri dan kendali diri.

d. Gambaran diri dan penampilan

Aspek ini menguji pandangan individu terhadap tubuhnya. Fokus pada

kepuasan individu dengan penampilan dan akibat yang dimilikinya pada

konsep diri.

e. Perasaan negatif

Aspek ini berfokus pada seberapa banyak pengalaman perasaan negatif

individu, termasuk patah semangat, perasaan berdosa, kesedihan, keputusasaan,

kegelisahan, kecemasan, dan kurang bahagia dalam hidup. Segi ini termasuk
35

pertimbangan dari seberapa menyedihkan perasaan negatif dan akibatnya pada

fungsi keseharian individu.

3. Dimensi hubungan sosial

a. Hubungan perorangan

Aspek ini termasuk pada kemampuan dan kesempatan untuk mencintai,

dicintai, saling berkomunikasi dan berinteraksi sehingga dapat lebih dekat

dengan orang lain secara emosi dan fisik. Tingkatan dimana individu merasa

mereka bisa berbagi pengalaman baik senang maupun sedih dengan orang yang

dicintai.

b. Dukungan sosial

Dukungan sosial menggambarkan adanya bantuan yang didapatkan oleh

individu yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Aspek ini menguji apa yang

individu rasakan pada tanggung jawab, dukungan, dan tersedianya bantuan dari

keluarga dan teman.

c. Aktivitas seksual

Gambaran kegiatan seksual yang dilakukan individu. Aspek ini fokus pada

dorongan dan hasrat pada seks, dan tingkatan dimana individu dapat

mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat.

4. Dimensi lingkungan

a. Keamanan fisik dan keamanan

Aspek ini menguji perasaan individu pada keamanan dari kejahatan fisik.

Ancaman bisa timbul dari beberapa sumber seperti tekanan dari orang lain atau

politik. Aspek ini berhubungan langsung dengan perasaan kebebasan individu.


36

b. Lingkungan rumah

Aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu tinggal (tempat

berlindung dan menjaga barang-barang). Kualitas sebuah rumah dapat dinilai

pada kenyamanan, tempat teraman individu untuk tinggal.

c. Sumber penghasilan

Aspek ini mengeksplor pandangan individu pada sumberpenghasilan.

Fokusnya pada apakah individu dapat mengahasilkan atau tidak dimana

berakibat pada kualitas hidup.

d. Kesehatan dan perhatian sosial

Aspek ini menguji pandangan individu pada kesehatan dan perhatian sosial

di kedekatan sekitar. Dekat berarti berapa lama waktu yang diperlukan untuk

mendapatkan bantuan.

e. Kesempatan untuk memperoleh informasi baru dan keterampilan

Aspek ini menguji kesempatan individu dan keinginan untuk mempelajari

keterampilan baru, mendapatkan pengetahuan baru, dan peka pada apa yang

terjadi yang diperoleh dari program pendidikan formal, atau pembelajaran

orang dewasa atau aktivitas di waktu luang, baik dalam kelompok atau sendiri.

f. Patisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang

Aspek ini mengeksplor kemampuan individu, kesempatan dan keinginan

untuk berpartisipasi dalam waktu luang, hiburan dan relaksasi.

g. Lingkungan fisik (polusi/ keributan/ kemacetan/ iklim)

Aspek ini menguji pandangan individu pada lingkungannya. Hal ini

mencakup kebisingan, polusi, iklim dan estetika lingkungan dimana pelayanan

ini dapat meningkatkan atau memperburuk kualitas hidup.


37

h. Transportasi

Aspek ini menguji pandangan individu pada seberapa mudah untuk

menemukan dan menggunakan pelayanan transportasi.

2.4.4 Penilaian Kualitas Hidup

Instrumen WHOQOL-BREF ini merupakan rangkuman dari World Health

Organization Quality Of Life (WHOQOL) –100, dan terdiri dari 26 item

pertanyaan. WHOQOL-BREF ini berisi tentang aspek-aspek kualitas hidup, yaitu

meliputi dimensi fisik, dimensi, psikologis, dimensi hubungan sosial dan dimensi

lingkungan. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yang berasal dari kualitas hidup

secara menyeluruh (pertanyaan nomor 1 dan 2) dan kesehatan secara umum.

Semua pertanyaan berdasarkan pada Skala Likert lima poin (1-5) dan empat

macam pilihan jawaban yang fokus pada intensitas, kapasitas, frekuensi dan

evaluasi. Pada penelitian ini skor tiap domain (raw score) ditransformasikan

dalam skala 0-100.

Tabel 2.3 Kuesioner Kualitas Hidup WHOQOL-BREF (World Health


Organization Quality of Life-BREF)

Pertanyaan Sangat Buruk Biasa-biasa saja Baik Sangat baik


buruk
1. Bagaimana menurut anda
kualitas hidup anda?

Sangat tidak Tidak Biasa Memuaskan Sangat


memuaskan memuaskan -biasa baik
Pertanyaan
saja
2. Seberapa puas anda
terhadap kesehatan anda?
38

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal
berikut ini dalam empat minggu terakhir.
Tdk Sedikit Dlm Memuaskan Dlm jumlah
sama jumlah berlebihan
Pertanyaan
sekali sedang
3. Seberapa puas anda terhadap
kesehatan anda?
4. Seberapa sering anda
membutuhkan terapi medis
untuk dapat berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari anda?
5. Seberapa jauh anda menikmati
hidup anda?
6. Seberapa jauh anda merasa
hidup anda berarti?
7. Seberapa jauh anda mampu
berkonsentrasi?
8. Secara umum, seberapa aman
anda rasakan dlm kehidupan
anda sehari-hari?
9. Seberapa sehat lingkungan
dimana anda tinggal (berkaitan
dengan sarana dan prasarana)?
Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut
ini dalam 4 minggu terakhir?
Tdk Sedikit sedang Seringkali Sepenuhnya
sama dialami
Pertanyaan
sekali

10 Apakah anda memiliki


. vitalitas yang cukup untuk
beraktivitas sehari ?
11 Apakah anda dapat menerima
. penampilan tubuh anda?
12 Apakah anda memiliki cukup
. uang untuk memenuhi
kebutuhan anda?
39

13 Seberapa jauh ketersediaan


. informasi bagi kehidupan anda
dari hari ke hari?
14 Seberapa sering anda memiliki
. kesempatan untuk bersenang-
senang /rekreasi?

Pertanyaan Sangat Buruk Biasa-biasa saja Baik Sangat baik


buruk
15. Seberapa baik
kemampuan anda dalam
bergaul?

Sangat Tidak Biasa- Memuaskan Sangat


tidak memuaskan biasa memuaskan
Pertanyaan
memuaskan saja
16. Seberapa puaskah
anda dengan tidur
anda?
17. Seberapa puaskah
anda dengan
kemampuan anda
untuk menampilkan
aktivitas kehidupan
anda sehari-hari?
18. Seberapa puaskah
anda dengan
kemampuan anda
untuk bekerja?
19. Seberapa puaskah
anda terhadap diri
anda?
20. Seberapa puaskah
anda dengan
hubungan personal /
sosial anda?
40

21. Seberapa puaskah


anda dengan
kehidupan seksual
anda?
22. Seberapa puaskah
anda dengan
dukungan yang anda
peroleh dari teman
anda?
23. Seberapa puaskah
anda dengan kondisi
tempat anda tinggal
saat ini?
24. Seberapa puaskah
anda dengan akses
anda pada layanan
kesehatan?
25. Seberapa puaskah
anda dengan
transportasi yang
harus anda jalani?
Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami
hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir.
Pertanyaan Tdk Jarang Cukup Sangat Selalu
pernah sering sering
26. Seberapa sering anda memiliki perasaan
negatif seperti ‘feeling blue’ (kesepian),
putus asa, cemas dan depresi?
41

a. Raw skor : penjumlahan nilai pada pertanyaan dalam setiap domain


b. 4-20 : mean setiap domain x 4
c. 0-100 : [nilai (b)-4] x [100/16]
Interpretasi hasil:
Skor 0-33: Kualitas Hidup Rendah
Skor 34-66: Kualitas Hidup Sedang
Skor 67-100: Kualitas Hidup Tinggi

2.5 Model Keperawatan Imogene King

2.5.1 Biografi Singkat Imogene King

Imogene lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point, Iowa. Dia

menerima ijazah perawat dari Sekolah Rumah Sakit St John of Nursing di St

Louis, Missouri, pada tahun 1945. Pada tahun 1948, ia meraih gelar Bachelor of

Science dalam Keperawatan dari St Louis University, dan melanjutkan untuk

menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan, juga dari St Louis

University pada tahun 1957. Dia juga memperoleh gelar doktornya dari Teachers

College, Columbia University pada tahun 1961. Dia meninggal pada tanggal 24

Desember 2007. Ia meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari St. John’s

Hospital School Of Nursing di St. Louis pada tahun 1945. Kemudian ia bekerja

sebagai perawat kantor, perawat sekolah, perawat karyawan, dan perawat pribadi

untuk membiayai pendidikan kesarjanaanya. Pada tahun 1948, King menerima

gelar Bachelor Of Science In Nursing dari St. Louis University, sedangkan gelar

M.S.N. keperawatan ia raih pada tahun 1957dari St. Louis University. Pada tahun

1961, king meraih gelar Doktor Of Education bidang pendidikan dari Teacher’s

College, Columbia University di New York dan terakhir gelar Ph. D. Dari

Southen Illinois University pada tahun 1980.


42

2.5.2 Konsep Keperawatan Imogene King

Menurut Aini Nur, 2018 King membuat model “realisasi tujuan” atau Goal

Attainment Theory tahun 1964. Teori ini berfokus pada hubungan interaksi

personal antara perawat dan klien. Teori Goal Attainment King diambil dari

interacting System Framework miliknya. Selama proses keperawatan, dalam teori

King terdapat 3 sistem yang penting bagi keperawatan anatara lain :

1. Sistem Personal

System personal adalah istilah lain untuk manusia, diri atau individu.

Dalam pandangan King, individu tidak dapat dipahami sebagai seseorang

kecuali jika konsep-konsep berikut diketahui (Basford dan Slevin, 2006;

Tomey and Alligood, 2006 ; Jarosova, 2014):

a. Persepsi (persepsi diri sendiri)

Konsep utama system perorangan, bisa bersifat universal

(pengalaman setiap orang) atau unik bagi setiap manusia. Menurut

King, persepsi adalah proses pemrosesan data ketika individu

menginterpretasikan dirinya, tubuhnya sendiri, pertumbuhan dan

perkembangan, ruang dan waktu.

b. Pertumbuhan dan perkembangan

Diri adalah subjek dari pertumbuhan dan perkembangan. King

menjelaskan hal ini sebagai perubahan yang kontinu dalam diri

seseorang pada tingkat seluler, molukuler dan perilaku.

c. Body image (citra tubuh)

Persepsi seseorang pada tubuhnya. Persepsi berrsifat pribadi,

subyektif, diadopsi atau dipelajari, dinamis dan berubah sesuai dengan


43

transformasi diri seseorang pada periode pertumbuhan dan

perkembangan.

d. Waktu dan ruang

Waktu didefinisikan sebagai urutan kejadian yang terus berlanjut

sampai masa yang akan datang. Ruang didefinisikan yang yang dialami

orang, bersifat pribadi, subjektif, situasional, memiliki dimensi, dan

waktu sendiri didasarkan pada persepsi individu sendiri.

2. Sistem interpersonal

Sistem interpersonal terdiri dari 2 atau 3 orang atau kelompok kecil

seperti keluarga. Sebagai upaya untuk memahami sistem interpersonal

diperlukan beberapa pengetahuan tentang hal berikut ini :

a. Peran

Perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu.

Peran memiliki 3 elemen utama: perilaku yang diharapakan dari

individu yang ditentukan oleh posisi mereka dalam system sosial, hak

tanggung jawab yang didefinisikan berdasarkan posisi mereka dalam

system dan hubungan timbal balik dari dua atau lebih individu yang

berinteraksi dalam situasi tertentu.

b. Komunikasi

Komunikasi adalah proses transfer informasisecara langsung dan

tidak langsung dari satu orang ke orang lain atau sebaliknya.


44

c. Interaksi

Interaksi adalah proses persepsi dan komunikasi anatara manusia

dan lingkungan atau diantara individu, yang diekspresikan melalui

perilaku verbal dan non verbal yang berorientasi pada tujuan.

d. Transaksi

Transaksi dapat dilihat sebagi persetujuan, King menyatakan bahwa

transaksi adalah interaksi yang bertujuan mengarah pada realisasi

tujuan.

e. Stres

Stress adalah situasi dinamik ketika seseorang berinterkasi dengan

lingkungan. Stres dapat mencegah pengembangan pribadi dan

menimbulkan bahaya kesehatan.

3. Sistem sosial

System sosial berarti interaksi anatara kelompok yang lebih besar.

Model ini memberi perhatian signifikan terhadap system sosial, seperti

komunitas, rumah sakit dan tempat kerja. Sistem ini meliputi:

a. Organisasi

Terdiri dari individu dan kelompok yang secara formal dan

informal. Tugas yang didefinisikan oleh posisi mereka dalam organisasi

dan yang memanfaatkan sumber daya untuk realsisasitujuan pribadi dan

kelompok.

b. Wewenang

Aktif, proses transaksi satu sama lain yang dibentuk dengan ukuran,

perintah, supervise dan tanggung jawab atas tindakan.


45

c. Power

Fitur dasar universal, situasional, dinamis dan impersona;

kemampuan untuk memanfaatkan dan emotivasi sumber daya dalam

organisasi untukmencapai tujuan.

d. Status

Posisi individu dalam kelompok atau kelompok dalam sebuah

organisasi. Hal ini terkait hak, layanan, tanggung jawab.

e. Pengambilan keputusan

Proses dinamis dan sistematis dalam organisasi yang berorientasi

pada pencapaian tujuan.

Gambar 2.1 Model Konsep Imogene King

2.2 Hubungan Antar Konsep

Menurut King dengan Goal Attainment Theory yang berfokus pada sistem

interaktif meliputi: sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial. Dalam

ini system interpersonal merupakan hubungan atau interaksi yang terdiri dari 2

orang atau lebih dengan beberapa komponen didalamnya meliputi: adanya peran,

komunikasi, interaksi dan transaksi.


46

Usia lanjut adalah kelompok umur manusia yang berusia 60 tahun ke atas

yang telah memasuki tahap terkahir dari fase kehidupanmya (Sunaryo et al, 2016).

Dengan bertambahnya usia membuat lansia akan mengalami perubahan fisik,

perubahan kognitif dan perubahan psikososial. Perubahan psikososial pada lansia

akan berpangaruh pada interaksi sosialnya, dimana lansia mengalami perubahan

terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri sehingga memilih menyendiri

yang akan berdampak pada hilangnya kontak sosial atau komunikasi dengan

orang lain. Hal ini membuat partisipasi lansia dalam kegiatan yang diadakan oleh

panti werdha menurun yang mengakibatkan lansia menjadi merasa rendah diri dan

sendirian. Lansia merasa sudah tidak ada yang memperdulikannya karena sudah

kehilangan pasangan hidup maupun keluarga yang jarang menjenguk bahkan ada

tidak pernah dijenguk sama sekali oleh anggota keluarga, hal ini yang membuat

lansia merasakan kesepian. Jika hal ini dibiarkan maka lansia akan mengalami

kesepian berat dan dapat mengalami depresi. Perubahan yang terjadi pada lansia

yaitu perubahan fisik karena adanya riwayat penyakit kronis, kesulitan dalam

berjalan, perubahan psikososial karena kurangnya interaksi sosial, kehilangan

pasangan hidup, merasa rendah diri koping yang tidak efektif dan tidak dapat

beradaptasi dengan lingkungan panti werdha berpengaruh pada penurunan

kualitas hidup pada lansia. Jika penurunan kualitas hidup lansia tidak segera

ditangani maka lansia akan mengalami keputusasaan dan berakibat lansia tersebut

menjadi depresi.
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Keputusasaan

Depresi

: Diteliti : Berhubungan

: Tidak diteliti : Berpengaruh

Gambar 3. 1 Kerangka Konseptual Penelitian Hubungan Interaksi Sosial Terhadap


Tingkat Kesepian dan Kualitas Hidup Pada Lansia Di UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya.
3.2 Hipotesis

47
48

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan interaksi sosial

terhadap tingkat kesepian dan kualitas hidup pada lansia di panti werdha

jambangan surabaya.
BAB 4

METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai: 1) Desain Penelitian, 2) Kerangka

Kerja, 3) Waktu dan Tempat Penelitian, 4) Populasi, Sampel, dan Teknik

Sampling, 5) Identifikasi Variabel, 6) Definisi Operasional, 7) Pengumpulan,

Pengelolahan, dan Analisa Data, dan 8) Etika Penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian untuk menganalisis hubungan interaksi sosial terhadap

tingkat kesepian dan kualitas hidup pada lansia di UPTD Griya Werdha

Jambangan Surabaya adalah menggunakan desain observasional analitik dengan

pendekatan Cross Sectional. Peneliti bermaksud mengidentifikasi ada atau

tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam

satu waktu menggunakan alat ukur kuisioner.

Variabel 1 Deskripsi Variabel

Variabel 2 Deskripsi Variabel Uji Hubungan Interpretasi makna

Variabel 3 Deskripsi Variabel

Gambar 4.1 Desain Penelitian dengan pendekatan Cross-Sectional

49
50

4.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan sebagai

berikut:

Populasi
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 95 orang lansia yang berada di
UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

Teknik Sampling
Probability Sampling dengan pendekatan Simple Random Sampling

Sampel
Sebagian lansia yang memenuhi kriteria Inklusi dan Eklusi yang
berjumlah 77 orang di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

Pengumpulan data

Kuisioner interaksi Kuisioner UCLA Kuisioner


sosial – 19 Items Loneliness Version 3 WHOQOL-BREF

Pengelolahan Data:
Editing, coding, Prosessing, cleaning

Analisa Data Uji Korelasi Spearman

Hasil dan Pembahasan

Simpulan dan Saran

Gambar 4. 2 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Interaksi Sosial


Terhadap Tingkat Kesepian Dan Kualitas Hidup Pada
Lansia Di Panti Werdha Jambangan Surabaya.
51

4.3 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 07 Mei 2019 bertempat di UPTD Griya

Werdha Jambangan Surabaya.

4.4 Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling

4.4.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal di UPTD

Griya Werdha Jambangan Surabaya.

4.4.2 Sampel Penelitian

Sampel terdiri dari bagian seluruh populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2017).

Sampel dalam penelitian adalah lansia yang memenuhi syarat sampel. Kriteria

dalam penelitian ini adalah:

1. Kriteria Inklusi

a. Lansia yang kooperatif.

b. Lansia yang bersedia menjadi responden.

c. Lansia yang dapat berkomunikasi verbal.

d. Lansia yang tidak buta huruf.

2. Kriteria Ekslusi

a. Lansia yang mengalami kondisi sakit parah yang tidak

memungkinkan menjadi responden.

b. Lansia dengan demensia.

c. Lansia dengan total care.

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan perhitungan rumus besar sampel:

n= N
1 + N (d2)
52

Keterangan:

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)

n = 95

1 + 95 (0,052)

= 95

1 + 95 (0,0025)

= 95

1 + 0,237

= 77

4.4.3 Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Probability

Sampling dengan pendekatan Simpel Random Sampling yaitu teknik penetapan

sampel ini dengan cara memilih sampel diantara populasi yang sesuai dengan

kriteria. Kirteria sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan ekslusi (Nursalam,

2017).

4.5 Identifikasi Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variable bebas (Independent)

dan variabel terikat (Dependent).

1. Variabel Bebas (Variabel Independent)

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel bebas dalam


53

penelitian ini adalah interaksi sosial di UPTD Griya Werdha Jambangan

Surabaya.

2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)

Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain.

Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan

ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam,

2017). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kesepian dan

kualitas hidup lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

4.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diama\ooti

(diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional (Nursalam, 2017).

Perumusan definisi operasional dalam penelitian ini diuraikan dalam table

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Indikator Alat Ukur Skala Skor


Variabel Hubungan yang 1. Kerjasama Keisioner Ordinal 1. Interaksi
Independe: dilakukan melalui 2. Akomodasi Interaksi sosial baik :
Interaksi komunikasi baik 3. Asimilasi Sosial – ≥ 76 – 100%
Sosial secara langsung 19 item
2. Interaksi
maupun tidak sosial cukup:
langsung 60 – 75%
menggunakan alat 3. Interaksi
komunikasi yang
sosial kurang:
dilakukan antara
< 60%
individu satu dengan
individu lain,
individu dengan
kelompok,
kelompok dengan
kelompok yang
memiliki tujuan.
54

Variabel Perasaan terasing, 1. Personality Kuisioner Ordinal 1. Skor 20-34:


Dependen: keadaan yang tidak 2. Social UCLA Tidak
Tingkat menyenangkan yang desirability Loneliness kesepian.
Kesepian dipersepsikan oleh 3. Depression Version 3 2. Skor 35-49:
sesorang karena Kesepian
hubungan sosial Rendah.
yang tidak terpenuhi 3. Skor 50-64:
atau tidak sesuai Kesepian
dengan yang Sedang.
diharapkan. 4. Skor 65-80:
Kesepian
Berat.

Variabel Persepsi individu 1. Dimensi WHOQOL Ordinal 1. Skor 0-33 :


Dependen: yang berkaitan fisik -BREF Kualitas
Kualitas dengan tujuan, 2. Dimensi Hidup Rendah
Hidup harapan, standar, psikologis 2. Skor 34-66:
serta perhatian 3. Dimensi Kualitas
terkait kehidupan di hubungan Hidup Sedang
masyarakat. Sosial 3. Skor 67-100:
4. Dimensi Kualitas
lingkungan Hidup Tinggi

4.7 Pengumpulan Dan Analisa Data

4.7.1 Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Penelitian ini menggunakan dua kuesioner untuk mengumpulkan data, yaitu:

a. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner ini terdiri atas hal-hal yang berkaitan dengan identitas

responden. Data tersebut meliputi: jenis kelamin, usia, riwayat penyakit

kronis, status perkawinan, lama tinggal di panti, kegiatan keagamaan yang

diikuti, kegiatan lain yang diikuti, peran di panti dan kunjungan keluarga.
55

b. Kuesioner Interaksi Sosial

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner adobsi dari Sanjaya

Agung, 2012 yang sudah dimodifikasi oleh peneliti, terdiri dari 19

pertanyaan yang di susun menggunakan 3 indikator interaksi sosial yaitu

kerjasama, akomodasi, dan asimilasi. Penelitian yang digunakan dalam

kuesioner ini dengan menggunakan skala Likert.

Tabel 4.2 Indikator Kuesioner Interaksi Sosial

Indikator Nomor Item Penilaian


Pertanyaan
(+) (-) Jawaban Skor
Kerjasama 1, 2, 3, 4, 5, 6 (+) (-)
Akomodasi 9, 10, 11, 12, 7, 8 Tidak Pernah 1 3
13 Kadang-kadang 2 2
Asimilasi 15, 16, 17, 14 Sering 3 1
18, 19

c. Kuesioner Tingkat Kesepian

Instrumen kuesioner untuk mengukur tingkat kesepian dalam

penelitian ini adalah kuesioner tingkat kesepian pada seseorang dapat

diukur dengan menggunakan University California of Los Angeles

(UCLA) Loneliness scale yang disusun oleh Daniel W. Russel yang telah

melakukan beberapa revisi pada skala tersebut sehingga saat ini menjadi

University California of Los Angeles (UCLA) Loneliness Scale Version 3.

Russel melakukan dua kali revisi yang bertujuan untuk memberikan skor

pada pertanyaan positif menjadi keterbalikan dari pertanyaan negatif

kemudian revisi yang kedua bertujuan untuk menyederhanakan beberapa

pertanyaan supaya responden akan lebih mudah untuk memahami

pertanyaan tersebut. Terdapat 20 pertanyaan dalam UCLA Loneliness


56

Scale Version 3 yang terdiri dari 11 pertanyaan yang bersifat negatif atau

menunjukkan kesepian dan 9 pertanyaan yang bersifat positif atau tidak

menunjukkan kesepian dengan menggunakan model skala Likert 4 poin

(Russel 1996 dalam Rinda A, 2016)

Tabel 4.3 Indikator Kuesioner Tingkat Kesepian

Indikator Nomor Item Penilaian


Pertanyaan
(+) (-) Jawaban Skor
Personality 6, 9 4,13, 17 (+) (-)
(Kepribadian) Tidak Pernah 4 1
Social Desirability 1, 5, 10, 7, 8, 18 Jarang 3 2
(Kepatutan Sosial) 15, 19 Kadang-kadang 2 3
Depression 16, 20 2, 3, 11, Selalu 1 4
(Depresi) 12, 14

d. Kuisoner Kualitas Hidup

Instrumen WHOQOL-BREF ini merupakan rangkuman dari World

Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) –100, dan terdiri dari 26

item pertanyaan. WHOQOL-BREF ini berisi tentang aspek-aspek kualitas

hidup, yaitu meliputi dimensi fisik, dimensi, psikologis, dimensi hubungan

sosial dan dimensi lingkungan. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yang

berasal dari kualitas hidup secara menyeluruh (pertanyaan nomor 1 dan 2)

dan kesehatan secara umum. Semua pertanyaan berdasarkan pada Skala

Likert lima poin (1-5) dan empat macam pilihan jawaban yang fokus pada

intensitas, kapasitas, frekuensi dan evaluasi. Pada penelitian ini skor tiap

domain (raw score) ditransformasikan dalam skala 0-100.


57

Tabel 4.4 Indikator Kuesioner Kualitas Hidup

Indikator Nomor Item Pertanyaan

Dimensi fisik 3,4,10,15,16,17,18


Dimensi psikologis 5,6,7,11,19,26
Dimensi sosial 20,21,22
Dimensi Lingkungan 8,9,12,13,14,23,24,25

2. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini mengumpulkan data melalui tahapan proses berkelanjutan

dengan melibatkan beberapa pihak dan cara yang sudah ditetapkan, yaitu:

a. Mengajukan surat perijinan melakukan pengambilan data pendahuluan

dari institusi pendidikan program studi S1 Keperawatan STIKES

Hang Tuah Surabaya.

b. Mengajukan surat perijinan pengambilan data pendahuluan kepada

Bakesbangpol dan Linmas Kota Surabaya.

c. Mengajukan surat perijinan pengambilan data pendahuluan kepada

Dinas Sosial Kota Surabaya dan UPTD Griya Werdha Jambangan

Surabaya.

d. Melakukan studi pendahuluan pada tanggal 12 Maret 2019 di UPTD

Griya Werdha Jambangan Surabaya.

e. Mengajukan uji etik kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan

(KEPK) Stikes Hang Tuah Surabaya untuk mendapat surat

rekomendasi penelitian.

f. Mengajukan surat perijinan pengambilan data penelitian dari institusi

pendidikan program studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah

Surabaya.
58

g. Mengajukan surat perijinan pengambilan data penelitian dari kepada

Bakesbangpol dan Linmas Kota Surabaya.

h. Mengajukan surat perijinan pengambilan data penelitian kepada Dinas

Sosial Kota Surabaya dan UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

i. Pada tanggal 05 Mei 2019 peneliti datang ke UPTD Griya Werdha

Jambangan Surabaya untuk mengajukan surat tembusan dari Dinas

Sosial Kota Surabaya perihal permohonan ijin pengambilan data

penelitian.

j. Oleh pihak kesekertariatan UPTD griya Werdha Jambangan Surabaya

peneliti diarahkan untuk berkonrdinasi dengan perawat yang ada di

panti terkait penelitian yang akan dilakukan.

k. Pada tanggal 06 Mei 2019 peneliti dating kembali ke UPTD Griya

Werdha Jambangan Surabaya dan bertemu dengan perawat untuk

mendapatkan data lansia yang sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi guna menentukan responden.

l. Setelah data terkumpul peneliti melakukan Teknik sampling dengan

pendekatan simple random sampling (nama-nama dari lansia di tulis

di kertas kecil dan dilipat kemudian peneliti mengambil sampel secara

acak sejumlah 77) oleh penekiti kemudian di data dan diurutkan agar

mempermudah saat pengambilan data.

m. Pada tanggal 07 Mei 2019 peneliti melakukan pengambilan data

penelitian di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang

dilaksanakan serentak dalam 1 hari dengan dibantu oleh 3 enumerator

yang telah di breafing tentang cara pengisian kuesioner oleh peneliti.


59

n. Peneliti melakukan pendekatan pada setiap responden untuk

mendapatkan ijin melakukan pengambilan data dan membacakan

information concent dan meminta responden untuk mengisi/

memberikan tanda tangan pada informed concent.

o. Membacakan dan menjelaskan masing - masing kuesioner kepada

responden dan membantu menuliskan jawaban pada lembar kuesioner.

p. Mengucapkan terima kasih dengan memberikan souvenir kepada

responden atas kesediaanya menjadi responden penelitian.

q. Meminta surat bukti telah melakukan pengambilan data penelitian di

UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

r. Pada tanggal 08 Mei 2019 peneliti mengambil surat bukti bahwa telah

melakukan pengambilan data di UPTD Griya Werdha Jambangan

Surabaya.

4.7.2 Pengelolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner untuk

data demografi, interaksi sosial, tingkat kesepian dan kualitas hidup.

Kuesioner yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan tahapan

sebagai berikut:

a. Memeriksa Data (editing data)

Kuesioner yang telah dikumpulkan diperiksa kembali

kelengkapan jawaban. Editing data dilkaukan dilapangan sehingga

apabila terjadi kekurangan jawaban atau ketidaksesuaian jawaban

maka dapat segera dilengkapi.


60

b. Memberi tanda kode (coding data)

Hasil jawaban yang telah didapatkan dikelompokkan dengan cara

memberi kode-kode berupa tanda atau angka untuk memudahkan

proses pengolahan data

c. Pengolahan data (processing data)

Peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS (Statistical Product

For Social Science) untuk memudahkan memperoleh data atau

ringkasan data dengan menggunakan rumus tertentu sehingga

menghasilkan informasi yang diperlukan.

d. Cleaning

Data diperiksa kembali untuk menghindari terjadinya kesalahan

pada saat memasukkan data kedalam program computer sehingga data

bebas dari kesalahan dan menghasilkan hasil yang lebih akurat.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisi univariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan analisis descriptive yang dilakukan untuk menjabarkan setiap

variable yang diteiti secara terpisah dengan membuat tabel frekuensi

dari setiap variable.

b. Analisis Bivariat

Penelitian ini menggunakan skala ordinal (non-parametrik)

sehingga uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi

Spearman karena uji ini untuk melihat hubungan antar variabel. Taraf

signifikansi yang digunakan pada uji korelasi spearman yaitu 0,05


61

yang artinya apabila ρ < α = 0,05, maka hipotesa diterima yang berarti

ada hubungan (Nursalam, 2017).

4.8 Etika Penelitian

Peneliti melakukan penelitian setelah uji etik dengan Komisi Etik

Penelitian Kesehatan (KEPK) Stikes Hang Tuah Surabaya sesuai prosedur,

kemudian mendapat surat rekomendasi dari Stikes Hang Tuah Surabaya dan izin

dari Bakesbangpol & Linmas Kota Surabaya. Penelitian ini dimulai dengan

melakukan beberapa prosedur yang berhubungan dengan etika penelitian yang

meliputi:

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden sebelum

dilakukan penelitian agar responden mengetahui dan memahami maksud

dan tujuan dari penelitian serat dampak yang akan terjadi selama dalam

pengumpulan data. Responden yang bersedia harus menandatangi lembar

persetujuan yang diberikan, jika tidak bersedia maka peniliti harus

menghormati hak-hak responden.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar

pengumpulan data yang diisi oleh responden guna menjaga kerahasiaan

identitas responden. Lembar tersebut akan diberi kode tertentu.

3. Confidence (Kerahasiaan)

Peneliti akan menjaga kerahasiaan data yang telah diberikan oleh

responden. Kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau

dilaporkan pada hasil riset.


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian serta pembahasan dari

pengumpulan data tentang hubungan interaksi sosial terhadap tingkat kesepian

dan kualitas hidup pada lansia di UPTD Griya Werdha jambangan Surabaya.

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 07 Mei 2019, dan didapatkan 77

responden. Data yang tersaji dalam bab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data

umum yang memuat tentang karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia,

riwayat penyakit kronis, status perkawinan, lama tinggal di panti, kegiatan

keagaaman yang diikuti, kegiatan lain yang diikuti, peran di panti dan frekuensi

dikunjungi oleh keluarga, sedangkan data khusus meliputi interaksi sosial pada

lansia, tingkat kesepian lansia dan kualitas hidup lansia.

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji spearmen Rho

dengan taraf signifikan 0,05 yang artinya ρ<α = 0,05 maka ada hubungan interaksi

sosial terhadap tingkat kesepian dan kualitas hidup pada lansia di UPTD Griya

Werdha Jambangan Surabaya. Dari data-data tersebut kemudian akan dilakukan

pembahasan sesuai dengan teori.

5.1.1 Gambaran Umum Tempat dan Subjek Penelitian

Lokasi UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya berada diwilayah

Kecamatan Jambangan dan berada dekat dengan Universitas Merdeka Surabaya.

Di UPTD Griya Werdha Jambangan sendiri terdapat 147 lansia terdiri dari 59

lansia mandiri, 70 lansia parsial, dan 18 lansia total care. agama yang dianut oleh

lansia di panti werdha mayoritas islam dnan kristen. Program-program yang ada

62
63

di UPTD Griya Werdha Jambangan berfokus menjadikan lansia tetap aktif di

masa tua-nya seperti membuat ketrampilan yaitu membuat kerajinan tangan dan

permainan-permainan ringan yang membuat lansia tetap aktif bergerak,

melakukan kegiatan baca tulis Al-Quran, sholat 5 waktu berjamaah, senam lansia,

dan jalan-jalan pagi. Tidak ada jadwal hari untuk kunjungan keluarga, pihak panti

werdha memperbolehkan anggota keluarga untuk mengunjungi lansia baik setiap

minggu maupun setiap bulan, kegiatan kunjungan kelurga ini dilakukan pada pagi

ataupun siang hari. Selain itu ada juga program-program yang dilakukan oleh

mahasiswa praktek yaitu meliputi kegiatan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok),

menemani lansia berbincang-bincang, mengadakan senam lansia dan membantu

KDM (Kebutuhan Dasar Manusia) lansia seperti memandikan, menyuapi dan

memberikan penyuluhan. Kegiatan posyandu juga dilaksanakan oleh Puskesmas

Kebonsari pada minggu ketiga setiap bulannya meliputi cek kesehatan, gula

darah, kolesterol, asam urat, serta penyuluhan penyuluhan kesehatan. Komponen

SDM (Sumber Daya Manusia) di UPTD Griya Werdha Jambangan terdiri dari

Kepala UPTD, Staff, dan 30 perawat yang semuanya saling berkoordinasi untuk

membuat lansia tetap aktif dan produktif di masa tua-nya. Arsitektur bangunan

UPTD Griya Werdha Jambangan juga telah didesain sesuai dengan kondisi lansia

seperti tersedianya pagar sebagai alat pegangan lansia saat berjalan, lapangan,

mushola, dapur dan ruang makan, 1 ruang rawat inap untuk lansia yang menderita

sakit (lansia dengan total care), ruang obat dan ruang perawat, ruang staff, dan

ruang khusus linen.


64

Batasan-batasan UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya:

Sebelah Utara : Puskesmas Kebon Sari Surabaya

Sebelah Timur : Puskesmas Pembantu Kebon Sari Surabaya

Sebelah Barat : Kampung Jambangan Surabaya

Sebelah Selatan : Universitas Merdeka Surabaya

5.1.2 Data Umum Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di UPTD


Griya Werdha Jambangan Surabaya pada 07 Mei 2019 dengan
jumlah 77 responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki – laki 36 46.8 %
2 Perempuan 41 53.2 %
Total 77 100 %
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari total 77 responden terdiri dari 36

responden (46.8%) berjenis kelamin laki-laki dan 41 responden (53.2%)

berjenis kelamin perempuan.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarkan usia lansia di UPTD


Griya Werdha Jambangan Surabaya pada 07 Mei 2019
dengan jumlah 77 responden
No Usia Frekuensi Persentase (%)
1 60 – 75 Tahun (elderly) 37 48.1 %
2 75 – 90 Tahun (Old) 37 48.1 %
3 > 90 Tahun (Very Old) 3 3.9%
Total 77 100 %
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan

usia pada77 responden sebagian besar berada pada kategori 60 – 75 Tahun

(elderly) yaitu sebanyak 37 lansia (48.1%), untuk kategori 75 – 90 Tahun

(Old) sebanyak 37 lansia (48.1%), sisanya berada pada kategori > 90 Tahun

(Very Old) sebanyak 3 lansia (3.9%).


65

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Kronis

Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan riwayat penyakit kronis di


UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya pada 07 Mei 2019
dengan jumlah 77 responden
No Riwayat Penyakit Kronis Frekuensi Persentase (%)
1 Ada 64 83.1 %
2 Tidak Ada 13 16.9 %
Total 77 100 %
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari total 77 responden terdiri dari 64

responden (83.1%) mempunyai riwayat penyakit kronis dan 13 responden

(16.9%) tidak mempunyai riwayat penyakit kronis.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Tabel 5.4 Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan di


UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya pada 07 Mei 2019
dengan jumlah 77 responden
No Status Perkawinan Frekuensi Persentase (%)
1 Menikah 3 3.9 %
2 Janda / duda 67 87 %
3 Tidak Menikah 7 9.1 %
Total 77 100 %
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari total 77 responden terdiri dari 3

responden (3.9%) berstatus menikah, 67 responden (87%) berstatus

janda/duda dan 7 responden (9.1%) bertatus tidak menikah.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal

Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan lama tinggal di UPTD


Griya Werdha Jambangan Surabaya pada 07 Mei 2019 dengan
jumlah 77 responden
No Lama Tinggal Frekuensi Persentase (%)
1 < 1 Tahun 5 6.5 %
2 1 - < 2 Tahun 9 11.7 %
3 2 - 3 Tahun 29 37.7 %
4. > 3 tahun 34 44.2 %
Total 77 100 %
66

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 77 responden didapatkan hasil 5

responden (6.5%) telah tinggal selama < 1 Tahun, 9 responden (11.7%) telah

29 responden (37.7%) tinggal selama 2 tahun, dan 34 responden (44.2%) telah

tinggal selama 3 tahun atau lebih.

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Kegiatan Keagamaan yang Di ikuti

Tabel 5.6 Karakteristik responden berdasarkan kegiatan keagamaan yang


di ikuti di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya pada 07
Mei 2019 dengan jumlah 77 responden
No Kegiatan keagamaan yang di ikuti Frekuensi Persentase (%)
1 Pengajian, sholat berjamaah 29 37.7 %
2 Ibadah malam 14 18.2 %
3 Tidak mengikuti kegiatan keagamaan 34 44.2 %
Total 77 100 %
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 77 responden didapatkan hasil 29

responden (37.7%) mengikuti kegiatan pengajian dan sholat berjamaah, 14

responden (18.2%) mengikuti kegiatan ibadah malam, 34 responden (44.2%)

Tidak mengikuti kegiatan keagamaan yang didadakan oleh panti.

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kegiatan Lain yang Di ikuti

Tabel 5.7 Karakteristik responden berdasarkan kegiatan lain yang di ikuti


di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya pada 07 Mei 2019
dengan jumlah 77 responden
No Kegiatan Lain yang Di ikuti Frekuensi Persentase (%)
1 Senam, jalan-jalan pagi 14 18.2 %
2 Membuat keterampilan 13 16.9 %
3 Mengikuti semua kegiatan 33 42.9 %
4 Tidak mengikuti semua kegiatan 17 22.1 %
Total 77 100 %
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 77 responden didapatkan hasil 14

responden (18.2%) mengikuti Senam dan jalan-jalan pagi, 13 responden

(16.9%) mengikuti kegiatan membuat keterampilan dan 33 responden (42.9%)

mengikuti semua kegiatan dan 17 reponden (22.1%) tidak mengikuti semua

kegiatan yang diadakan oleh panti werdha.


67

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Peran di Panti

Tabel 5.8 Karakteristik responden berdasarkan peran di UPTD Griya


Werdha Jambangan Surabaya pada 07 Mei 2019 dengan jumlah
77 responden
No Peran di Panti Frekuensi Persentase (%)
1 Ketua kamar 11 14.3 %
2 Ketua kegiatan 9 11.7 %
3 Tidak ada 57 74 %
Total 77 100 %
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 77 responden didapatkan hasil 11

responden (14.3%) berperan sebagai ketua di masing-masing kamar, 9

responden (11.7%)berperan sebagai ketua saat ada kegiatan, dan 57 responden

(74%) tidak mempunyai peran di dalam panti.

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Dikunjungi Keluarga

Tabel 5.9 Karakteristik responden berdasarkan frekuensi dikunjungi


keluarga di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya pada 07
Mei 2019 dengan jumlah 77 responden

No Frekuensi dikunjungi Frekuensi Persentase (%)


1 1-2 minggu 9 11.7%
2 1 bulan sekali 18 23.4 %
3 2 bulan sekali 19 24.7 %
4 3 bulan sekali 12 15.6 %
3 Tidak Pernah 19 24.7 %
Total 77 100 %
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 77 responden didapatkan hasil 9

responden (11.7%) dikunjungi oleh keluarga 1-2 minggu sekali, 18 responden

(23.4%) dikunjungi keluarga 1 bulan sekali dan 19 responden (24.7%)

dikunjungi keluarga 2 bulan sekali, 12 responden (15.6%) dikunjungi keluarga

3 bulan sekali, 19 responden (24.7%) tidak pernah dikunjungi oleh keluarga.


68

5.1.3 Data Khusus Hasil Penelitian

1. Interaksi Sosial Lansia

Tabel 5.10 Interaksi sosial lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan


Surabaya pada 07 Mei 2019 dengan jumlah 77 responden

No Interaksi Sosial Frekuensi Persentase (%)


1 Interaksi Sosial Baik 34 44.2 %
2 Interaksi Sosial Cukup 28 36.4 %
3 Interaksi Sosial Kurang 15 19.5 %
Total 77 100 %
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa dari 77 responden, 34 responden

(44.2%) dengan interaksi sosial baik, 28 responden (36.4%) dengan interaksi

sosial cukup dan 15 responden (19.5%) dengan interaksi sosial kurang.

2. Tingkat Kesepian Lansia

Tabel 5.11 Tingkat kesepian lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan


Surabaya pada 07 Mei 2019 dengan jumlah 77 responden

No Tingkat Kesepian Frekuensi Persentase (%)


1 Tidak Kesepian 27 35.1 %
2 Kesepian Ringan 31 40.2 %
3 Kesepian Sedang 17 22.1 %
4 Kesepian Berat 2 2.6 %
Total 77 100 %
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 77 responden, 27 responden

(35.1%) berada pada kategori tidak kesepian, 31 responden (40.2%) berada

pada kategori kesepian ringan, 17 responden (22.1%) berada pada kategori

kesepian sedang dan 2 responden (2.6%) berada pada kategori kesepian

berat.
69

3. Kualitas Hidup Lansia

Tabel 5.12 Kualitas hidup lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan


Surabaya pada 07 Mei 2019 dengan jumlah 77 responden

No Tingkat Kesepian Frekuensi Persentase (%)


1 Kualitas Hidup Tinggi 33 42.9 %
2 Kualitas Hidup Sedang 39 50.6 %
3 Kualitas Hidup Rendah 5 6.5 %
Total 77 100 %
Tabel 5.12 menunjukkan bahwa dari 77 responden, 33 responden

(42.9%) berada pada kategori kualitas hidup tinggi, 39 responden (50.6%)

berada pada kategori kualitas hidup sedang, 5 responden (6.5%) berada pada

kategori kualitas hidup rendah.

4. Hubungan Interaksi Sosial Terhadap Tingkat Kesepian Lansia

Tabel 5.13 Hubungan interaksi sosial terhadap tingkat kesepian lansia di


UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya pada 07 Mei 2019
dengan jumlah 77 responden
Kesepian
Tidak Kesepian Kesepian Kesepian
Interaksi Sosial Kesepian Sedang Berat Total
Ringan
f % f % f % f % n %
Baik 2264.7 12 35.3 0 0 0 0 34 100
Cukup 17.9
5 19 67.9 4 14.3 0 0 28 100
Kurang 0 0 0 0 13 86.7 2 13.3 15 100
Total 27 35.1 31 40.3 17 22.1 2 2.6 77 100
Nilai Uji Statistik Spearman’s rho 0.001 (ρ = 0.05)
Tabel 5.13 menunjukkan bahwa hubungan antara interaksi sosial

terhadap tingkat kesepian lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

didapatkan data bahwa dari 77 responden terdapat 22 responden (64.7%) dalam

kategori interaksi sosial baik dengan tidak kesepian dan 12 responden (35.3%)

dalam kategori interaksi sosial baik dengan kesepian ringan. 5 responden

(17.9%) dalam kategori interaksi sosial cukup dengan tidak kesepian, 19

responden (67.9%) dalam kategori interaksi sosial cukup dengan kesepian ringan
70

dan 4 responden (14.3%) interaksi sosial cukup dengan kesepian sedang. 13

responden (76.5%) dalam kategori interaksi sosial kurang dengan kesepian

sedang dan 2 responden (100%) dalam kategori interaksi sosial kurang dengan

kesepian berat. Berdasarkan hasil uji statistik Spearman dengan menggunakan

program komputer menunjukkan nilai (ρ= 0.001). Hal ini menunjukkan bahwa

ρ<0.05 terdapat hubungan antara interaksi sosial terhadap tingkat kesepian di

UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

5. Hubungan Interaksi Sosial Terhadap Kualitas Hidup Lansia

Tabel 5.14 Hubungan interaksi sosial terhadap kualitas hidup lansia di UPTD
Griya Werdha Jambangan Surabaya pada 07 Mei 2019 dengan
jumlah 77 responden
Kualitas Hidup
Tinggi Sedang Rendah Total
Interaksi Sosial
f % f % f % n %
Baik 29 85.3 5 14.7 0 0 34 100
Cukup 4 14.3 23 82.1 1 3.6 28 100
Kurang 0 0 11 73.3 4 26.7 15 100
Total 33 42.9 39 50.6 5 6.5 77 100
Nilai Uji Statistik Spearman’s rho 0.001 (ρ = 0.05)
Tabel 5.14 menunjukkan bahwa hubungan antara interaksi sosial

terhadap kualitas hidup lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

didapatkan data bahwa dari 77 responden terdapat 29 responden (85.3%) dalam

kategori interaksi sosial baik dengan kualitas hidup tinggi dan 5 responden

(14.7%) dalam kategori interaksi sosial baik dengan kualitas hidup sedang. 4

responden (14.3%) dalam kategori interaksi sosial cukup dengan kualitas hidup

tinggi, 23 responden (82.1%) dalam kategori interaksi sosial cukup dengan

kualitas hidup sedang dan 1 responden (3.6%) dalam kategori interaksi sosial

cukup dengan kualitas hidup rendah. 11 responden (73.3%) dalam kategori


71

interaksi sosial kurang dengan kualitas hidup sedang dan 4 responden (26.7%)

dalam kategori interaksi sosial kurang dengan kualitas hidup rendah.

Berdasarkan hasil uji statistik Spearman dengan menggunakan program

komputer menunjukkan nilai (ρ= 0.000). Hal ini menunjukkan bahwa ρ<0.05

yang menunjukkan terdapat hubungan antara interaksi sosial terhadap kualitas

hidup di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan interaksi sosial

dengan tingkat kesepian lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

sesuai dengan tujuan penelitian, maka dalam sub bab ini akan dibahas sebagai

berikut:

5.2.1 Interaksi Sosial Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

Hasil data khusus pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa dari 77 responden,

terdapat 34 responden (44.2%) dengan interaksi sosial baik, 28 responden

(36.4%) dengan interaksi sosial cukup dan 15 responden (19.5%) dengan

interaksi sosial kurang.

Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya paling banyak dalam

kategori interaksi sosial baik, yaitu 44.2%. Hasil dari wawancara dan pengisian

kuesioner interaksi sosial di panti werdha, lansia dengan interaksi sosial baik

mengatakan saling berinterkasi dan berkomunikasi dengan lansia lain serta aktif

mengikuti semua kegiatan yang diadakan oleh panti werdha seperti senam,

jalan-jalan pagi, membuat keterampilan, sholat berjamaah, pengajian maupun

doa malam. Peneliti juga melihat interaksi yang terjadi antar lansia dalam sehari-

hari baik saat berkomunikasi maupun saat ada kegiatan diluar kamar dan di
72

dalam ruangan lansia tampak antusias. Di dukung dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rahmianti dalam Nuraini (2018) menyebutkan bahwa dengan

interaksi sosial yang bagus memungkinkan lansia untuk mendapatkan perasaan

memiliki suatu kelompok sehingga dapat berbagi cerita, berbagi minat, berbagi

perhatian, dan dapat melakukan aktivitas secara bersama-sama yang kreatif dan

inovatif.

Hasil tabulasi silang antara kegiatan keagamaan dengan interaksi sosial

yaitu 79,3% lansia yang aktif mengikuti kegiatan keagamaan yaitu pengajian

dan sholat berjamaah untuk yang beragama islam serta 50% lansia yang aktif

mengikuti ibadah malam untuk yang beragam kristen memiliki interaksi sosial

baik. Menurut peneliti, hal ini terjadi karena kegiatan keagamaan ada kaitannya

dengan komunikasi, yang merupakan aspek dari interaksi, seperti pengajian dan

sholat berjamaah untuk yang beragama muslim yang dihadiri oleh ustad

sehingga lansia secara bersama-sama dapat belajar membaca al-Quran,

sedangkan untuk yang beragama kristen dapat melaksanakan ibadah malam.

Saat hari raya idul fitri maupun saat natal pihak panti dan perawat akan

mengumpulkan para lansia di aula dan para lansia mengatakan hal tersebut

digunakan sebagai wadah untuk bersilaturahmi baik dengan lansia lain maupun

dengan anggota keluarga lansia yang berkunjung. Lansia yang aktif dalam

kegiatan keagamaan memiliki interaksi sosial yang lebih baik daripada lansia

yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan, hal ini dikarenakan para lansia saling

bertatap muka, tukar pikiran, dan melakukan komunikasi, jika dibandingkan

dengan lansia yang hanya beribadah di dalam kamar. Namun, terdapat juga

lansia yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan dengan interkasi sosial baik
73

sebesar 11,8%. Hasil wawancara lansia mengatakan aktif mengikuti kegiatan

hanya saja untuk kegiatan keagamaan (sholat) lebih memilih melakukannya di

dalam kamar. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian dari Britani et al

(2017) bahwa hubungan dengan orang lain juga diperlukan oleh lansia untuk

menjaga keharmonisan. Tidak hanya itu, lansia juga membina relasinya dengan

Tuhan Yang Maha Esa. Semua hubungan itu termasuk dalam lingkup spiritual

lansia.

Hasil tabulasi silang antara kegiatan lain yang di ikuti dengan interaksi

sosial yaitu 72.7% aktif mengikuti semua kegiatan (senam, jalan-jalan pagi dan

membuat keterampilan) memiliki interaksi sosial baik. Menurut peneliti, hal ini

terjadi karena lansia yang aktif mengikuti semua kegiatan (senam, jalan-jalan

pagi dan membuat keterampilan) membuat lansia saling berinteraksi satu sama

lain dan dapat menumbuhkan kerjasama antar lansia serta dengan mengikuti

kegiatan yang di adakan oleh panti wedha membuat lansia dapat saling

berkomunikasi dan bertukar pikiran. Sesuai dengan teori yaitu bentuk interaksi

sosial adalah kerjasama menurut Santoso S (2010) kerjasama juga dapat

diartikan sebagai suatu usaha bersama antara orang-perorangan atau kelompok

manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama

tersebut berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu

tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut dikemudian hari

mempunyai manfaat bagi semua serta ada iklim yang menyenangkan dalam

pembagian kerja sama balas jasa yang akan diterima.

Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya dalam kategori

interaksi sosial cukup, yaitu sebesar 36.4%. Hasil wawancara di dapatkan bahwa
74

beberapa lansia yang memiliki masalah dengan persendian kadang tidak bisa

mengikuti senam namun, tetap mengikuti kegiatan keterampilan dan jika

persendiannya tidak terasa sakit maka lansia akan mengikuti jalan-jalan pagi. Di

dukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardywinoto & Setiabuhi

(2009) interaksi sosial merupakan proses dimana terjadi komunikasi antar

individu atau antar kelompok dan berkaitan dengan aktivitas sosial yang

dilakukan dengan orang lain di masyarakat. Biasanya derajat kesehatan dan

kemampuan fisik lansia akan menurun sehingga mengakibatkan interaksi sosial

lansia menurun.

Hasil tabulasi antara kegiatan lain yang di ikuti dengan interaksi sosial

terdapat 84.6% lansia yang hanya mengikuti kegiatan membuat keterampilan

saja memiliki interaksi sosial cukup. Hal ini dikarenakan para lansia tersebut

memiliki keterbatasan dalam bergerak sehingga mereka lebih memilih

mengikuti kegiatan yang dapat dilakukan dengan duduk seperti membuat manik-

manik, membuat bingkai foto. Di dukung oleh penelitian dari Sanjaya Agung

(2012) bahwa Semakin tua usia lansia, maka semakin sedikit pula aktivitas dan

kegiatan yang di ikuti lansia dipanti dikarenakan faktor fisik dan kesehatan

sehingga hal ini membuat berkurangnya interaksi sosial pada lansia.

Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya dalam kategori

interaksi sosial kurang, yaitu sebesar 19.5%. hasil wawancara dan pengisian

kuesioner lansia jarang bahkan ada tidak mengikuti kegiatan yang di adakan

oleh panti werdha. Selain itu, ada lansia juga memilih berada di dalam kamar

yang beralasan karena masalah kesehatan sehingga kurang berinteraksi dengan

lansia lain yang berada di kamar yang berbeda. Menurut Pattikawa (2012) akibat
75

yang ditimbulkan dari pertambahan usia lanjut yaitu ditandai dengan

menurunnya derajat kesehatan lansia, lansia dianggap sebagai individu yang

tidak mampu, serta dapat kehilangan pekerjaan yang akan mengakibatkan

seorang lansia secara perlahan menarik dirinya dari hubungannya dengan

masyarakat yang berada di lingkungan lansia berada. Hal inilah yang dapat

menjadi pengaruh menurunnya kualitas hidup dan bahkan juga interaksi dari

lansia.

Hasil tabulasi antara kegiatan keagamaan dengan interaksi sosial yaitu

44.1% lansia yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan memiliki interaksi

kurang. Hasil wawancara rata-rata mereka tidak dapat berinterkasi dengan

mengikuti kegiatan keagamaan karena masalah kesehatan yaitu kesulitan dalam

berjalan yaitu masalah dengan lutut dan persendian serta lebih memilih

melakukan kegiatan keagamaan mereka di dalam kamar. Menurut penelitian dari

Azwan dalam Andesty & Syahrul (2018) lansia yang memiliki masalah

kesehatan juga akan mengurangi kemampuannya untuk bersosialisasi dengan

lingkungan, dan hal tersebut juga akan mengurangi dukungan sosial yang

diterima lansia dari sesama lansia.

Hasil tabulasi antara kegiatan lain yang di ikuti dengan interaksi sosial

yaitu 88.2% lansia yang tidak mengikuti kegiatan memiliki interaksi kurang.

Hasil wawancara lansia tersebut memilih menghabiskan waktu di dalam kamar

baik karena alas an kesehatan maupun karena lansia tersebut merasa rendah diri

dan sendirian. Di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Samper (2017)

searah dengan pertambahan usia, lansia akan mengalami penurunan/degeneratif

baik dari segi fisik maupun segi mental. Menurunnya derajat kesehatan dan
76

kemampuan fisik akan mengakibatkan lanjut usia secara perlahan menarik diri

dari hubungan dengan masyarakat sekitar, yang hal itu dapat menyebabkan

menurunnya interaksi sosial.

5.2.2 Tingkat Kesepian Lansia UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

Berdasarkan Tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 77 responden, 27

responden (35.1%) berada pada kategori tidak kesepian, 31 responden (40.2%)

berada pada kategori kesepian ringan, 17 responden (22.1%) berada pada

kategori kesepian sedang, dan 2 responden (2.6%) berada pada kategori

kesepian berat.

Lansia UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang tidak kesepian

yaitu 35.1%. Hasil wawancara dan hasil pengisian kuesioner menunjukkan

bahwa lansia yang keseharian aktif dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh

panti werdha memiliki interaksi sosial yang baik dengan lansia lain dan dengan

adanya kesibukan tersebut membuat lansia tidak merasakan kesepian. Di dukung

oleh penelitian Sanjaya dan Rusdi (2012) pentingnya peran interaksi sosial

dalam kehidupan lansia sehingga dapat mentoleransi kondisi kesepian yang ada

dalam kehidupan sosial lansia. Individu yang mengalami keterbatasan dalam

lingkungan sosialnya cenderung mengalami kesepian, sedangkan individu yang

mengalami hubungan sosial yang baik tidak terlalu merasa kesepian.

Hasil tabulasi antara kegiatan keagamaan dengan tingkat kesepian yaitu

62.1% lansia yang mengikuti pengajian dan solat berjamaah serta 28.6% lansia

yang mengikuti doa malam tidak mengalami kesepian. Hasil wawancara lansia

mengatakan aktif mengikuti kegiatan keagamaan sebagai bagian mendekatkan

diri kepada Tuhan. Menurut Destarina (2014) yang mengatakan bahwa


77

kebutuhan spiritualitas pada lansia dipengaruhi oleh faktor usia yang sudah

mulai renta atau uzur dan kondisi tidak aktif karena pensiun atau tidak bekerja.

Hasil tabulasi antara kegiatan lain yang di ikuti dengan tingkat kesepian

yaitu 57,6% lansia yang mengikuti semua kegiatan tidak merasakan kesepian.

Asumsi peneliti karena lansia dalam kesehariannya telah di sibukkan dengan

kegiatan-kegiatan positif seperti mengikuti senam, jalan-jalan pagi dan membuat

keterampilan yang dapat meningkatkan interkasi dengan lansia lain dan dapat

saling bercengkerama satu sama lain sehingga lansia tidak merasa berkecil hati.

Menurut Amalia (2015) kebutuhan akan interaksi sosial sebagai suatu cara

untuk mengurangi kesepian dan isolasi sosial pada lansia. Partisipasi sosial

dapat berintegrasi kedalam framework kebijakan untuk lanjut usia. Sebagai

contoh, keterlibatan sosial; terlibat dalam aktivitas tertentu yang berarti dan

memelihara hubungan yang dekat adalah suatu komponen kebijakan successful

aging.

Lansia UPTD Griya Werdha Jambangan paling banyak memiliki tingkat

kesepian ringan yaitu sebesar 40.2%. Hasil dari wawancara, lansia mengatakan

bahwa mereka jarang dikunjungi oleh keluarga. Menurut hasil penelitian Nuraini

(2018) perasaan kesepian yang dialami oleh seseorang walaupun interaksi

sosialnya baik juga disebabkan oleh beberapa hal yaitu tidak memiliki pasangan,

berpisah dengan pasangannya atau pacarnya, merasa berbeda, jarang dikunjungi

oleh keluarga, merasa tidak di mengerti, tidak dibutuhkan dan tidak memiliki

teman dekat.

Hasil tabulasi anatara di kunjungi keluarga dengan kesepian yaitu 100%

lansia yang dikunjungi keluarga 2-3 bulan mengalami kesepian ringan. Hasil
78

wawancara lansia mengatakan merasa rindu dengan keluarga karena jarang di

kunjungi oleh keluarganya. Di dukung oleh penelitian Ikasi dan Hasanah (2010)

yang mengatakan bahwa ketakutan akan kesepian merupakan gejala yang

dominan terjadi pada lansia yang dipengaruhi oleh kualitas dari dukungan yang

diberikan keluarga terhadap lansia. Lansia yang terus terpapar oleh dukungan

sosial baik keluarga atau teman sekitarnya hampir tidak merasakan kesepian

karena lansia merasa diperhatikan dan dihargai.

Lansia UPTD Griya Werdha Jambangan yang memiliki tingkat kesepian

sedang yaitu 22.1%. Saat wawancara para lansia mengatakan sudah tidak

memiliki pasangan hidup dan tidak pernah dikunjungi keluarga serta jarang

mengikuti kegiatan yang didakan oleh panti werdha. Menurut penelitian dari

Brehm dalam Nuraini (2018) bahwa seseorang yang menyatakan dirinya

kesepian cenderung menilai dirinya sebagai individu yang tidak berharga, tidak

diperhatikan dan tidak dicintai. Rasa kesepian akan semakin dirasakan oleh

lanjut usia yang sebelumnya adalah seseorang yang aktif dalam berbagai

kegiatan yang menghadirkan atau berhubungan dengan orang banyak. Ketika

mengalami kesepian, individu akan merasakan ketidakpuasan, kehilangan dan

distres namun hal ini tidak berarti bahwa perasaan ini sama disetiap waktu.

Faktanya menunjukkan bahwa orangorang yang berbeda bisa saja memiliki

perasaan kesepian yang berbeda dalam situasi yang berbeda pula.

Tabulasi antara status menikah dan tingkat kesepian yaitu 33.3% lansia

yang menikah mengalami kesepian sedang. Dari hasil wawancara di dapatkan

bahwa lansia tersebut sedang khawatir memikirkan kondisi suaminya yang juga

tinggal di panti werdha sedang sakit dan di pindahkan ke ruang total care
79

sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. Serta, 20.9% lansia yang

berstatus janda/duda mengalami kesepian sedang. Hasil wawancara mengatakan

bahwa lansia merasa tidak ada yang memperdulikannya karena sudah tidak

mempunyai anggota keluarga lain lagi. Menurut Rahmi (2015) kesepian dan

isolasi lebih konsisten di antara janda lansia. Beberapa peneliti telah

menunjukkan bahwa turunnya dukungan sosial dan kurangnya integrasi sosial

ber- hubungan dengan kesepian.

Hasil tabulasi silang antara kegiatan keagamaan dengan tingkat kesepian

yaitu 50% yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan mengalami kesepian

sedang. Hasil wawancara lansia mengatakan bahwa jarang bahkan ada yang

tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan maupun kegiatan lain yang

diadakan oleh panti werdha di karenakan lebih memilih menghabiskan waktu di

dalam kamar. Menurut Rahmi (2015) salah satu faktor kesepian ialah faktor

spiritual dimana kekosongan spiritual pada lansia, terutama lansia yang tidak

banyak beraktivitas seringkali berakibat kesepian.

Tabulasi antara kegiatan lain yang di ikuti dengan tingkat kesepian yaitu

82.4% lansia yang tidak mengikuti kegiatan dengan kesepian sedang. Hal ini

karena rata-rata lansia mengatakan kesulitan mengikuti kegiatan yang diadakan

oleh panti karena karena faktor kesehetan dan juga lebih memilih di dalam

kamar. Sanjaya dan Rusdi (2012) mengatakan bahwa pentingnya peran interaksi

sosial dalam kehidupan lansia sehingga dapat mentoleransi kondisi kesepian

yang ada dalam kehidupan sosial lansia. Individu yang mengalami keterbatasan

dalam lingkungan sosialnya cenderung mengalami kesepian, sedangkan individu

yang mengalami hubungan sosial yang baik tidak terlalu merasa kesepian.
80

Lansia UPTD Griya Werdha Jambangan paling banyak memiliki tingkat

kesepian berat yaitu 2.6% lansia yang mengalami kesepian berat. Hasil

wawancara di dapatkan bahwa lansia tersebut baru saja kehilangan suami dan

tidak mempunyai anak maupun keluarga lagi, sehingga oleh tetangganya

disaranakan untuk tinggal di panti werdha dan lansia tersebut banyak

menghabiskan waktu hanya di dalam kamar saja di dukung dengan penelitian

menurut Septiningsih S & Na’imah T (2009) penyebab kesepian antara lain:

kehilangan figur yang dapat memberikan perhatian, kehilangan integritas sosial

baik tidak ada adanya teman berkomunikasi, maupun adanya keengganan untuk

berkomunikasi, ditinggal oleh orang-orang yang dicintainya, seperti meninggal

dunia maupun bekerja dalam waktu panjang sehingga usia lanjut sendirian.

Hasil tabulasi antara staus perkawinan dengan tingkat kesepian yaitu 3.0%

berstatus janda/duda mengalami kesepain berat. Dari hasil wawancara di

dapatkan kedua lansia tersebut baru saja kehilangan suaminya. Menurut Neti et

al (2009) faktor-faktor yang menyebabkan kesepian adalah kurangnya perhatian

pada lansia ketika anak-anak sudah dewasa, kehilangan pasangan hidup fase

kehilangan pada 5 tahun pertama biasanya akan mengalami kesepian berat

dibandingkan lansia yang telah bertahun-tahun atau bahkan berpuluh -puluh

tahun ditinggalkan oleh pasangan.

Hasil tabulasi silang antara di kunjungi keluarga dengan tingkat kesepian

yaitu 89.5% yang tidak pernah dikunjungi oleh keluarganya mengalami tingkat

kesepian sedang. Saat wawancara dengan lansia, sebagian besar alasannya

adalah karena sudah tidak punya keluarga, anak atau keturunan, dan

ditelantarkan oleh anak karena kesibukan anak-anaknya dalam bekerja, hal ini
81

membuat lansia merasa sedih hingga akhirnya terdapat perasaan kesepian pada

psikologi lansia. Menurut Rahmi (2015) kesepian timbul karena hilangnya

kontak atau komunikasi dengan orang lain terutama orang yang dicintai, juga

tidak terpenuhinya kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang lain karena

berbagai alasan.

5.2.3 Kualitas Hidup Lansia UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan bahwa dari 77 responden, 33

responden (42.9%) berada pada kategori kualitas hidup tinggi, 39 responden

(50.6%) berada pada kategori kualitas hidup sedang, 5 responden (6.5%)

berada pada kategori kualitas hidup rendah.

Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya dalam kategori

kualitas hidup tinggi yaitu 42.9%. Hasil wawancara, lansia mengatakan

selalu berinteraksi dengan lansia lain dan aktif mengikuti kegiatan yang di

adakan oleh panti werdha. Lingkungan panti yang nyaman dan aman dengan

adanya pegangan di sekitar area panti dan di kamar mandi tampak yang dapat

digunakan untuk berpegangan saat lansia berjalan maupun beraktivitas.

Terdapat fasilitas alat bantu berjalan seperti kruk dan tongkat yang

disediakan oleh pihak panti untuk lansia yang kesulitan berkativitas ataupun

karena masalah kesehatan. Ada pula pelayanan kesehatan yang dilakukan 2

minggu sekali yang di manfaatkan lansia untuk konsultasi dengan dokter

maupun perawat tentang penyakit yang di deritanya. Di dukung oleh

penelitian dari Ekawati (2011) kualitas hidup adalah kondisi fungsional

lansia yang meliputi kesehatan fisik, sosial, dan psikologis. Kualitas hidup
82

lansia di pengaruhi beberapa faktor yang menyebabkan seorang lansia untuk

tetap bisa berguna dimasa tuanya, yakni kemampuan menyesuaikan diri dan

menerima segala perubahan dan kemunduran yang dialami, adanya

penghargaan dan perlakuan yang wajar dari lingkungan lansia tersebut.

Hasil tabulasi antara kegiatan keagamaan dengan kualitas hidup yaitu

72,4% yang mengikuti pengajian dan solat berjamah serta 50% yang

mengikuti doa malam memiliki kualitas hidup tinggi. Di dukung oleh

penelitian yang dilakukan Umma dalam Pattikawa (2012) dengan judul

hubungan kebutuhan spiritual dengan kualitas hidup pada lansia di Panti

Wredha Pucang Gading dan Wisma Lansia Harapan Asri Semarang

menyatakan lansia yang terpenuhi kebutuhan spiritualnya maka tercipta

kualitas hidup yang optimal.

Tabulasi kegiatan lain dengan kualitas hidup yaitu 69.7% lansia yang

mengikuti semua kegiatan seperti senam, jalan-jalan pagi dan membuat

keterampilan memiliki kualitas hidup tinggi. Asumsi peneliti karena lansia

yang aktif dalam kegiatan akan berdampak pada interaksi sosial lansia yang

baik serta membuat semangat hidup dan motivasi diri dari lansia tinggi. Di

dukung oleh penelitian Suardiman (2016) yang menyatakan bahwa

kepuasaan hidup orang tua sangat tergantung pada kelangsungannya terlibat

pada berbagai aktivitas. Sekalipun usia sudah lanjut aktivitas tetap berlanjut.

Usia lanjut agar tetap bahagia di usia lanjutnya adalah dengan tetap

melakukan kegiatan fisik dan mental, tetap menjaga makna persahabatan dan

tetap berguna.
83

Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya paling banyak

dalam kategori kualitas hidup sedang, yaitu 50.6%. Hasil wawancara, lansia

merasa kesulitan dalam berkativitas karena mempunyai riwayat penyakit

kronis seperti osteoarthritis, gout yang terasa nyeri serta adanya riwayat

penyakit hipertensi dan diabetes melitus yang membuat lansia kesulitan tidur

atau sering bangun di tengah malam. Namun, hal tersebut di imbangi dengan

pelayanan kesehatan dari pihak panti yang berkordinasi dengan puskesmas

Kebonsari yang rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Selain itu,

menurunya hubungan sosial lansia yang jarang dikunjungi keluarga. Di

dukung penelitian dari Demartoto dalam Dina (2018) yang ada umumnya

kualitas hidup lansia menjadi menurun karena pada masa usia lanjut biasanya

lansia akan mengalami keterbatasan dan ketidakmampuan dalam melakukan

suatu hal. Untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dibutuhkan perawatan

dimana peran keluarga sangat dibutuhkan karena merupakan unit terkecil

dari masyarakat. Menurut Pattikawa (2012) adanya perubahan kualitas hidup

yang dialami oleh lansia biasanya cenderung mengarah ke arah yang kurang

baik. Biasanya hal tersebut berhubungan dengan lingkungan sosial ekonomi

lansia seperti berhenti bekerja karena pensiun, kehilangan anggota keluarga

yang dicintai dan teman, dan ketergantungan kebutuhan hidup serta adanya

penurunan kondisi fisik yang disebabkan oleh faktor usia. Perubahan-

perubahan tersebut menjadi suatu kendala dalam menentukan tingkat

kesejahteraan lansia, karena adanya penurunan dalam pemenuhan kebutuhan

hidup
84

Hasil tabulasi kunjungan keluarga dengan kualitas hidup yaitu lansia

yang jarang di kunjungi kelurga sebesar 68.4% (2 bulan sekali) dan 66.7% (3

bulan sekali) serta 68.4% tidak pernah dikunjungi memiliki kualitas hidup

sedang. Asusmsi peneliti, hubungan sosial (frekuensi kunjungan keluarga)

mempunyai peranan dalam kualitas hidup lansia. Menurut Khan (2014)

kualitas hidup lansia sangat dipengaruhi oleh faktor sosial terutama

pengaturan hidup, partisipasi sosial dan dukungan sosial (keluarga) untuk

memenuhi tantangan dari perubahan sosial yang diproyeksikan ada

kebutuhan penting untuk memahami kebutuhan sosial yang berubah dari

orang tua dan untuk memastikan bahwa perubahan ini tidak membahayakan

kualitas hidup orang tua.

Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya dalam kategori

kualitas hidup rendah yaitu 6.5%. Hasil dari wawancara, lansia yang tidak

pernah mengikuti kegiatan yang di adakan oleh panti werdha dan lansia yang

mempunyai riwayat penyakit osteoartitis serta inkontensia sehingga sehari-

hari menggunakan alat bantu kruk untuk beraktivitas dan memilih

menghabiskan waktu hanya di dalam kamar. Menurut Putri (2014)

mengatakan bahwa lansia yang tinggal di panti dari domain interaksi sosial

memiliki kualitas hidup yang kurang karena kegagalan lansia itu sendiri

dalam lingkungannya dan perubahan peran sosial yang terjadi, sedangkan

yang tinggal bersama keluarga sebagian besar memiliki ualitas hidup yang

cukup dari segi layanan kesehatan, aktifitas sehari-hari dan interaksi

sosialnya bersama keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar.


85

Kualitas hidup lansia yang terus menurun seiring dengan semakin

bertambah usianya. Pengaruh dari proses menua dapat menimbulkan

berbagai macam masalah baik yang dialami secara mental, fisik, serta juga

perubahan kondisi sosial yang dapat menyebabkan penurunan pada peran

sosialnya sehingga diperlukan interaksi sosial karena kemampuan dari lansia

untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci utama

mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuan bersosialisasi

(Noorkasiani, 2009).

5.2.4 Hubungan Interaksi Sosial dengan Tingkat Kesepian Lansia di UPTD

Griya Werdha Jambangan Surabaya

Tabel 5.13 di atas dilakukan perhitungan dengan rumus menunjukkan hasil

ρ value = 0.001. Hal ini menunjukkan bahwa hasil lebih kecil dari pada ρ = 0.05

yang menunjukkan terdapat hubungan antara interaksi sosial terhadap tingkat

kesepian pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya. Selanjutnya,

dari hasil output diketahui nilai correlation coefficient sebesar -0.756 dan arah

hubungan negatif. Hal ini bermakna bahwa semakin baik interaksi sosial maka

semakin rendah nilai kesepian yang di dapat.

Pada tabel 5.13 menunjukkan bahwa 64.7% lansia dengan interaksi sosial

baik tidak mengalami kesepian. Hasil wawancara, lansia yang aktif mengikuti

kegiatan yang diadakan oleh panti werdha membuat lansia saling berinteraksi

satu sama lain, baik saat berkomunikasi maupun saat bekerjasama dalam satu

kegiatan. Hasil pengamatan peneliti, lansia yang aktif lebih sering melakukan

aktivitas di luar kamar dan mengikuti kegiatan yang ada di panti seperti
86

pengajian, sholat berjamaah dan jalan-jalan pagi, selain itu para lansia saat sore

hari atau saat tidak ada kegiatan akan menghabiskan waktu dengan duduk-duduk

di depan kamar dan saling bercengkerama dengan lansia lain. Hal ini yang

membuat lansia tidak merasakan kesepian karena setiap hari di isi dengan

kegiatan yang postif. Menurut Santrock dalam Sanjaya Agung (2012) interaksi

sosial berperan penting dalam kehidupan lansia. Hal ini dapat mentoleransi

kondisi kesepian yang ada dalam kehidupan sosial lansia.

Menurut Amalia dalam Nuraini (2018) menyatakan bahwa interaksi sosial

yang baik membuat tingkat kesepian lansia tidak merasakan kesepian, dan

interaksi sosial yang kurang dapat menyebabkan lansia mengalami kesepian

sedang sampai berat. Kematian pasangan hidup dan teman serta tidak adanya

keterlibatan sosial setelah meninggalkan pekerjaan adalah beberapa perubahan

kehidupan yang berkontribusi pada kondisi kesepian pada lansia. Hal ini di

dukung dari hasil penelitian dari Nuraini (2018) bahwa ada hubungan yang

cukup kuat antara interaksi sosial dengan kesepian pada lansia di RT 03 RW 06

Kelurahan Tlogomas Kota Malang dengan person’s korelasi sebesar -0,594 dan

Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (<0.05).

Sedangkan pada tabel 5.13 menunjukkan bahwa terdapat 13,3% lansia

dengan interaksi sosial yang buruk mengalami kesepian berat. Hasil wawancara

dengan kedua lansia, mereka mengatakan bahwa baru saja kehilangan suaminya

dan sudah tidak memiliki anggota keluarga lagi, sehingga lansia tersebut merasa

sudah tidak ada yang memperdulikan lagi. Menurut Weiss dalam Neti et al

(2009) menjelaskan perasaan kesepian dalam dua jenis yaitu kesepian emosional

dan kesepian sosial. Dalam kesepian emosional, seseorang merasa tidak memiliki
87

kedekatan dan perhatian dalam berhubungan sosial, merasa tidak ada satu orang

pun yang peduli terhadapnya dan perasaan kesepian karena kehilangan pasangan

hidup, sedangkan kesepian sosial muncul dari kurangnya jaringan sosial dan

ikatan komunikasi atau dapat dijelaskan sebagai suatu respon dari tidak adanya

ikatan dalam suatu jaringan sosial.

Menurut Gunarsa dalam Hayati S (2010) menjelaskan bahwa individu

yang mengalami hubungan sosial yang terbatas dengan lingkungan sekitarnya

lebih berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang mengalami

hubungan sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini

menunjukkan pentingnya hubungan sosial pada setiap individu untuk

mengantisipasi masalah kesepian tersebut. Sedangkan Menurut Burns dalam

Nuraini (2018) orang yang kesepian mengalami kesulitan dalam berteman dan

menemukan kelompok yang nyaman, individu tersebut merasa bahwa orang lain

tidak peduli.

5.2.5 Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di UPTD

Griya Werdha Jambangan Surabaya

Tabel 5.14 di atas dilakukan perhitungan dengan rumus menunjukkan hasil

ρ value = 0.001. Hal ini menunjukkan bahwa hasil lebih kecil dari pada ρ = 0.05

dan dari hasil output diketahui nilai correlation coefficient sebesar 0.706 yang

menunjukkan terdapat hubungan antara interaksi sosial terhadap kualitas hidup

pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

Pada tabel 5.14 menunjukkan 85.3% lansia dengan interaksi sosial baik

memiliki kualitas hidup tinggi. Hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti hal tersebut dikarenakan lansia dapat menerima keadaan yang ada
88

pada dirinya, mampu melakukan aktivitasnya sesuai dengan kemampuan, tetap

merasa bahagia, serta dapat menikmati masa tua dengan penuh makna, berguna

dan berkualitas. Lansia juga sudah nenyadari dan menerima dengan kondisi fisik

yang mulai menurun namun, mereka masih tetap semangat dan dapat melakukan

kegiatan yang dianjurkan oleh pengurus panti werdha, serta aktif dalam kegiatan

yang di adakan oleh pihak panti. Di dukung oleh penelitian yang dilakukan

Lemon, et al dalam Dina (2018) menunjukkan bahwa lansia dengan keterlibatan

sosial yang lebih besar memiliki semangat dan kepuasan hidup yang tinggi dan

penyesuaian serta kesehatan mental yang lebih positif dari pada lansia yang

kurang terlibat secara sosial. Semangat dan kepuasan hidup yang dialami lansia

menyebabkan kualitas hidupnya membaik, hal ini yang menjelaskan bahwa

lansia yang memiliki hubungan sosial baik sebagian besar adalah lansia yang

memiliki kualitas hidup yang baik pula.

Berdasarkan hasil pada tabel 5.14 menunjukkan 26.7% lansia dengan

interaksi sosial kurang memiliki kualitas hidup rendah. Hasil wawancara di

dapatkan ada beberapa lansia yang tidak dapat mengikuti kegiatan yang di dakan

oleh panti karena sakit. Seperti, lansia yang sakit pada persendiannya dan sudah

tidak kuat untuk berjalan memilih tidak mengikuti kegiatan senam, hal tersebut

adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada lansia. Selain

itu, faktor hubungan sosial yang kurang baik dengan lansia lain maupun dengan

anggota keluarga yang disebabkan oleh jarang bahkan ada yang tidak pernah

dikunjungi sama seklai oleh pihak keluarga sehingga memuncuklan perasaan

kesepian.
89

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh

Putri (2009) yang berjudul Gambaran Kualitas Hidup Lansia Yang Tinggal Di

Pstw Yogyakarta Yunit Budhi Luhur Surakarta yaitu lansia yang tinggal di panti

memiliki kualitas hidup yang kurang dari aspek hubungan sosial sedangkan

lansia yang tinggal bersama keluarga memiliki kualitas hidup cukup. Hasil

penelitian lebih lanjut didapatkan hasil bahwa tempat tinggal mempengaruhi

kualitas hidup lansia dari domain hubungan sosial. Lansia yang timggal di rumah

dipengaruhi oleh dukungan keluarga dan masyarakat sehingga lansia akan

mengalami perubahan yang positif terhadap kehidupan dan sebaliknya lansia

akan mengalami perubahan yang negatif bila dukungan keluarga dan masyarakat

yang diterima kurang. Sedangkan menurut Sanjaya dan Rusdi (2012)

menyatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas hidup lansia maka lansia harus

memiliki interaksi sosial yang baik sehingga lansia tidak akan merasa kesepian

dalam hidupnya.

5.3 Keterbatasan

1. Pengumpulan data dengan kuesioner sehingga memungkin responden

menjawab pertanyaan dengan tidak jujur atau tidak mengerti dengan

pertanyaan yang diberikan sehingga hasilnya kurang maksimal.

2. Dibutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pengumpulan data

dikarenakan keterbatasan lansia dalam membaca, menulis, dan memahami

isi pertanyaan, sehingga memerlukan bantuan peneliti untuk membaca,

menulis dan memahami isi pertanyaan.


90

3. Peneliti masih dalam tahap pemula, sehingga dalam penyusunan hasil

penelitian ini masih banyak ditemui kekurangan dan masih memerlukan

banyak bimbingan.
BAB 6

PENUTUP

Bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai simpulan yang diperoleh dari

hasil penelitian dan beberapa saran yang dapat digunakan untuk peneliti

selanjutnya serta bagi pihak-pihak terkait.

6.1 Kesimpulan

Hasil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di UPTD Griya Werdha

Jambangan Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Interaksi sosial lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

sebagian besar berada pada kategori interaksi sosial baik.

2. Tingkat kesepian lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

sebagian besar berada pada kategori kesepian ringan.

3. Kualitas hidup lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

sebagian besar berada pada kategori kualitas hidup sedang.

4. Ada hubungan antara interaksi sosial dengan tingkat kesepian pada lansia

di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

5. Ada hubungan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup pada lansia di

UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Peneliti mengharapkan responden untuk dapat aktif mengikuti kegiatan

yang ada di panti yang bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial dengan

91
92

lansia lain maupun dengan perawat dan menghindari perasaan kesepian yang

dapat berujung pada depresi serta dapat meningkatkan kualitas hidup pada

lansia.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk dapat dikembangkan

menjadi penelitian yang lebih kompleks terhadap faktor interaksi sosial, tingkat

kesepian lansia, seperti pengalaman masa lalu, jenis pekerjaan, dan frekuensi

mengikuti kegiatan, dukungan keluarga serta pengetahuan terhadap informasi

kesehatan dalam mempertahankan produktifitas dan kualitas hidup lansia di

masa tua-nya.

3. Bagi Tempat Penelitian

Peneliti mengharapkan pihak panti serta perawat dapat mengembangkan

kegiatan yang sudah ada dengan membuat kegiatan kelompok kecil yang dapat

dilakukan di dalam kamar seperti membuat keterampilan (membuat bingkai foto

dan manik-manik) ataupun membaca al-quran bersama yang dapat di dampingi

oleh perawat maupun mahasiswa praktek. Kegiatan ini bertujuan untuk lansia

yang kesulitan mengikuti kegiatan di luar kamar karena masalah kesehatan tetap

dapat berinteraksi dengan lansia lain dan tidak merasa sendirian sehingga dapat

mengurangi perasaan kesepian dan dapat meningkatkan kualitas hidup pada

lansia.
93

DAFTAR PUSTAKA

Aini Nur. (2018). Teori Model Keperawatan Beserta Aplikasinya Dalam


Keperawatan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Amalia, A. D. (2015). Kesepian Dan Isolasi Sosial Yang Dialami Lanjut Usia:
Tinjauan Dari Perspektif Sosiologis, 18(02), 203–210.

Andesty, D., & Syahrul, F. (2018). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas
Hidup Lansia Di Unit Pelayanan Terpadu (Uptd) Griya Werdha Kota Surabaya
Tahun 2017. The Indonesian Journal Of Public Health, Vol 13, No, 169–180.
Retrieved From Https://E-Journal.Unair.Ac.Id/Ijph/Article/View/7422/Pdf

Ariyani, A. M. (2013). Lansia Di Panti Werdha ( Studi Deskriptif Mengenai Proses


Adaptasi Lansia Di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya ). Jurnal Ilmu Sosial
Dan Politik, 1–13.

Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bandiyah. (2009). Lanjut Usia Dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Bps. (2018). Lanjut Usia 2017. Retrieved February 1, 2018, From


Https://Www.Bps.Go.Id/Publication/2018/Statistik-Penduduk-Lanjut-Usia-
2017.Html

Bps Kota Surabaya. (2018). Proyeksi Penduduk Kota Surabaya Menurut Jenis
Kelamin Dan Kelompok Umur Tahun 2018 Dan 2019. Retrieved February 1,
2018,FromHttps://Surabayakota.Bps.Go.Id/Dynamictable/2018/04/18/22/Proyek
si-Penduduk-Kota-Surabaya-Menurut-Jenis-Kelamin-Dan-Kelompok-Umur-
Tahun-2018.Html

Britani Et Al. (2017). Kesehatan Spiritual Lanjut Usia Di Getasan Dan Panti Wredha
Salib Putih Salatiga, 13 (2), 12–23.

Destarina V. (2014). Gambaran Spiritualitas Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha


Khusnul Khotimah Pekanbaru, 1–8.

Fitria A. (2011). Hubungan Interaksi Sosial Dan Kualitas Hidup Lansia Di Panti
Werdha Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Binjai. Universitas
Sumatera Utara.

Hardywinoto & Setiabuhi. (2009). Panduan Gerontologi: Tinjauan Dari Berbagai


Aspek. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.

Hayati S. (2010). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia.


Universitas Sumatera Utara.
94

Ikasi, A., & Hasanah, O. (2010). ( Loneliness ) Pada Lansia, 1–7.

Khan, A. R. (2014). Influence Of Social Factors To The Quality Of Life Of The


Elderly In Malaysia. From Https://Benthamopen.Com/Contents/Pdf/M
Edj/Medj-1-29.Pdf

Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Cv.
Andi Offset.

Mujahidullah, K. (2012). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Neti Et Al. (2009). Gambaran Jenis Dan Tingkat Kesepian Pada Lansia Di Balai
Panti Sosial Tresna Werdha Pakutandang Ciparay Bandung Tahun 2008.
Universitas Padjadjaran.

Nugroho, W. (2009). Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Nuraini, Et Al. (2018). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kesepian Pada Lansia Di
Kelurahan Tlogomas Kota Malang. Nursing News, Vol 3 No 1, 603–611.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4. Jakarta:


Salemba Medika.

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Pattikawa, Et Al. (2012). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia
Di Panti Sosial Tresna Werdha Ina-Kaka Kota Ambon Provinsi Maluku. Jurnal
Kesmas, Volume 7.

Potter & Perry. (2011). Fundamental Keperawatan Buku Ed. 4. Jakarta: Salemba
Medika.

Putri. (2009). Gambaran Kualitas Hidup Lansia Yang Tinggal Di Pstw Yogyakarta
Yunit Budhi Luhur Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahmi. (2015). Gambaran Tingkat Kesepian Pada Lansia Di Panti Tresna Werdha
Pandaan. Seminar Psikologi & Kemanusiaan, (Isbn: 978-979-796-324-8).

Rinda A. (2016). Hubungan Antara Tingkat Kesepian Dengan Mekanisme Koping


Pada Lansia Di Unit Pelayanan Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran.
Universitas Diponegoro.

Samper, T. P. Et Al. (2017). Hubungan Interkasi Sosial Dengan Kualitas Hidup


Lansia Di Bplun Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara. E-Journal Keperawatan,
Vol 5 No 1.

Sanjaya, A., & Rusdi, I. (2012). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kesepian Pada
Lansia.
95

Sanjaya Agung. (2012). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kesepian Pada Lansia
Di Panti Werdha Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Balita Binjai.
Universitas Sumatera Utara.

Santoso S. (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Yogyakarta: Reflika Aditama

Septiningsih S & Na’imah T. (2009). Kesepian Pada Lanjut Usia: Studi Tentang
Bentuk, Faktor Pencetus Dan Strategi Koping. Psikologi, (1), 1–9.

Soekanto Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Suardiman, S. (2016). Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Sunaryo. (2015). Sosiologi Untuk Keperawatan (Ed. I). Jakarta: Bumi Medika.

Sunaryo Et Al. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik (Ed. L). Yogyakarta: Cv. Andi
Offset.

Susanto, E. H. (2010). Komunikasi Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Ummah Athurrita C. (2016). Hubungan Kebutuhan Spiritual Dengan Kualitas Hidup


Pada Lansia Di Panti Wredha Kota Semarang. Universitas Diponegoro.

United Nations. (2017). World Population Prospects: The 2017 Revision. Retrieved
February 1, 2018, Https://Www.Un.Org/Development/Desa/Publications/World-
Populationprospects-The-2017-Revision.Html
96

Lampiran 1

CURRICULUM VITAE

Nama : Peny Indrawati

NIM : 151.0041

Prodi : S1-Keperawatan

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 09 Oktober 1996

Alamat : Jalan Gubeng Kertajaya 9A DLM No 5 Kota Surabaya

Agama : Islam

Email : peny.indrawati@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Kertajaya I/207 Surabaya : 2003 - 2008

2. SMP IPIEMS Surabaya : 2009 - 2011

3. SMK Kesehatan Surabaya : 2012 - 2014

Riwayat Organisasi :

1. UKM Jurnalistik

2. UKM Teater
97

Lampiran 2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Artinya : Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan


(QS. Al-Insyirah : 5)

PERSEMBAHAN
1. Terima kasih kepada ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan

bagi saya untuk dapat menyelesaikan proposal ini.

2. Terima kasih kepada orang tua saya (Alm Boedi Riyanto dan Sriwanti) yang

telah memberikan dukungan berupa doa restu dan materi kepada diri saya

sehingga skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu.

3. Terima kasih kepada kakak saya (Rendy Agus I) yang telah menjadi

pengganti ayah dan memberikan dukungan berupa doa dan materi kepada diri

saya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu.

4. Terima kasih kepada dosen pembimbing 1 dan 2 yang telah membimbing saya

dengan penuh kesabaran dan memberikan seluruh ilmu serta waktunya kepada

saya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Terima kasih kepada sahabat-sahabatku (Difta Nadila, Refika dini, Sherley

Ajeng dan Shinta Ayu) yang telah memberikan semangat dan motivasi ketika

saya malas mengerjakan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

6. Terima kasih kepada teman-teman S1 Angkatan 21 yang telah memberikan

support dan dukungan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
98

Lampiran 3

INFORMATION FOR CONCENT


Kepada Yth.
Bapak/Ibu Calon Responden
Di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

Saya mahasiswa S1 keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya akan mengadakan


penelitian sebagai syarat guna memperoleh gelas Sarjana Keperawatan (S.Kep). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Interaksi Sosial Terhadap Tingkat Kesepian Dan
Kualitas Hidup Pada Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya”. Saya
mengharapkan partisipasi bapak/ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan
cara menjawab lembar kuesioner yang akan saya bagikan.
Beberapa hal yang harus anda ketahui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa kuesioner. Saya memohon anda untuk
mengisi kuesioner yang telah dibagikan. Anda dapat meminta bantuan peneliti apabila
terdapat kesulitan dalam membaca, memahami, dan mengisi kuesioner tersebut.
2. Pengisian kuesioner hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit.
3. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan interaksi sosial terhadap
tingkat kesepian dan kualitas hidup pada lansia.
4. Penelitian ini tidak menimbulkan risiko cidera. Apabila anda mengalami kelelahan, anda
dapat meminta waktu kepada peneliti untuk istirahat.
Dalam penelitian ini bersifat bebas. Artinya bapak/ibu boleh ikut serta atau tidak ikut
serta dan tidak ada sanksi apapun yang diberikan. Responden dapat mengundurkan diri jika
tidak bersedia dalam penelitian ini. Apabila bapak/ibu bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini, silahkan menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Informasi
atas keterangan yang bapak/ibu berikan akan dijamin kerahasiaanya dan akan digunakan
hanya untuk kepentingan penelitian saja, dan akan dihanguskan apabila penelitian ini telah
selesai dilaksanakan. Terimakasih atas bantuan dan partisipasi bapak/ibu.
Hormat saya,

Peny Indrawati
NIM. 1510041
99

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia untuk menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi S1

Keperawatan STIKES Hang Tuah Suarabaya, atas nama :

Nama : Peny Indrawati

NIM : 151.0041

Judul : Hubungan Interaksi Sosial Terhadap Tingkat Kesepian

Dan Kualitas Hidup Pada Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan

Surabaya.

Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya:

1. Telah diberikan informasi atau penjelasan tentang penelitian ini dan

informasi peran saya.

2. Mengerti bahwa catatan penelitian ini dijamin kerahasiaanya. Semua

berkas yang mencantumkan identitas dan jawaban yang saya berikan

hanya diperlukan guna pengolahan data.

3. Oleh karena itu, saya secara sukarela menyatakan ikut berpartisipasi

dalam penelitian ini.

Surabaya, Mei 2019

Responden

(……………………)
100

Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER DATA DEMOGRAFI LANSIA

DI UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA

Tanggal : No. Responden :


Petunjuk:
1. Bacalah pertanyaan terlebih dahulu dengan cermat dan teliti.
2. Berilah tanda check list (√) didalam kotak yang tersedia pada jawaban yang
menurut anda benar.
3. Teliti ulang, agar tidak ada pertanyaan yang terlewatkan untuk dijawab.
A. DATA DEMOGRAFI

1. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

2. Usia : …………………………………th

3. Riwayat penyakit kronis : Ada Tidak Ada Ket : ……………

4. Status perkawinan : Menikah Janda/duda Tidak menikah

5. Lama tinggal di panti : ……………………………………..

6. Kegiatan keagamaan yang diikuti : …………………………

7. Kegiatan lain yang diikuti : …………………………………

8. Peran di panti : ………………………………………………

9. Dikunjungi keluarga : 1-2 minggu sekali 1 bulan sekali

2 bulan sekali 3 bulan sekali

Tidak pernah dikunjungi


101

Lampiran 6

LEMBAR KUESIONER INTERAKSI SOSIAL

DI UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA

Petunjuk Pengisian :
Di bawah ini merupakan pertanyaan tentang interaksi sosial yang mungkin
bapak/ibu lakukan setiap hari. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama kemudian
berikan jawaban anda sesuai pilihan pada lembar jawaban bagi setiap pertanyaan
tersebut dengan cara memberikan centang (√).
Tidak pernah : Jika anda tidak pernah melakukan / merasakan
Kadang-kadang : Jika anda sesekali melakukan / merasakan
Sering : Jika anda hampir melakukan/merasakan setiap hari
No Pertanyaan Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
Kerjasama
1. Saya memperkenalkan diri kepada orang
yang baru saya temui.
2. Saya menyapa lansia lain ketika bertemu.

3. Saya menghadiri kegiatan yang diadakan di


panti.
4. Saya dapat bekerja sama dengan lansia lain
ketika ada kegiatan yang diadakan di panti.
5. Saya terlibat dalam kegiatan yang diadakan
di panti.
6. Saya membantu lansia lain yang
membutuhkan bantuan saya.
Akomodasi

7. Saya merasa sulit berbicara dengan lawan


jenis.
8. Saya merasa malas berbicara dengan orang
lain.
9. Saya dapat menghargai pendapat orang lain.
102

10. Saya dimintai pendapat oleh lansia lain


ketika terjadi masalah di lingkungan panti.
11. Saya menjadi penengah ketika terjadi
perselisihan di lingkungan panti.
12. Ketika saya bermasalah dengan lansia lain,
saya berusaha menyelesaikannya secepatnya.
13. Ketika ada lansia lain yang saling berseteru,
saya akan berusaha menasehati untuk segera
berdamai.
Asimilasi

14. Ketika berada disuatu kegiatan, saya merasa


khawatir akan diabaikan.
15. Saya rukun dengan lansia lain untuk
menghindari pertengkaran.

16. Saya mengikuti acara keagamaan yang


diadakan oleh panti.
17. Saya menjenguk lansia lain jika ada yang
sakit.
18. Saat hari raya saya mengunjungi lansia lain
untuk bermaaf-maafan.
19. Saya mengucapkan terima kasih kepada
orang yang sudah membantu saya.
103

LEMBAR KUESIONER TINGKAT KESEPIAN


UCLA LONELINESS SCALE VERSION 3
DI UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA
Petunjuk Pengisian :
Di bawah ini merupakan pertanyaan tentang interaksi sosial yang mungkin
bapak/ibu lakukan setiap hari. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama kemudian
berikan jawaban anda sesuai pilihan pada lembar jawaban bagi setiap pertanyaan
tersebut dengan cara memberikan centang (√).
No. Pernyataan Tidak Jarang Kadang- Selalu
Pernah kadang
1. Seberapa sering Anda merasa tidak
cocok dengan orang-orang di sekitar
Anda?
2. Seberapa sering Anda merasa tidak
memiliki teman?
3. Seberapa sering Anda merasa tidak
ada seseorang pun yang dapat Anda
mintai tolong?
4. Seberapa sering Anda merasa
sendiri?
5. Seberapa sering Anda merasa
menjadi bagian dari kelompok teman-
teman Anda?
6. Seberapa sering Anda merasa bahwa
Anda memiliki banyak persamaan
dengan orang-orang di sekitar Anda?
7. Seberapa sering Anda merasa bahwa
Anda tidak dekat dengan orang lain?
8. Seberapa sering Anda merasa bahwa
hobi dan ide Anda tidak sama dengan
orang-orang di sekitar Anda?
9. Seberapa sering Anda merasa ramah
dan bersahabat?
10. Seberapa sering Anda merasa dekat
dengan orang lain?
104

11. Seberapa sering Anda merasa


ditinggalkan?
12. Seberapa sering Anda merasa
hubungan Anda dengan orang lain
tidak berarti?
13. Seberapa sering Anda merasa tak
satupun orang mengenal Anda
dengan baik?
14. Seberapa sering Anda terisolasi dari
orang lain?
15. Seberapa sering Anda dapat
menemukan teman ketika Anda
membutuhkannya?
16. Seberapa sering Anda merasa bahwa
ada seseorang yang benar-benar dapat
mengerti Anda?
17. Seberapa sering Anda merasa malu?
18. Seberapa sering Anda merasa bahwa
orang-orang di sekitar Anda, tetapi
tidak bersama Anda?
19. Seberapa sering Anda merasa bahwa
ada orang yang dapat Anda ajak
bicara (ngobrol)?
20. Seberapa sering Anda merasa bahwa
ada orang yang dapat Anda mintai
tolong?

Dengan Interpretasi sebagai berikut:


Skor 20 – 34 = Tidak Kesepian
Skor 35 – 49 = Kesepian Rendah
Skor 50 – 64 = Kesepian Sedang
Skor 65 – 80 = Kesepian Berat
105

LEMBAR KUESIONER KUALITAS HIDUP


WHOQOL-BREF (World Health Organization Quality of Life-BREF)
DI UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA
Petunjuk Pengisian :
1. Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan anda terhadap kualitas hidup,
kesehatan dan hal-hal lain dalam hidup anda. Saya akan membacakan setiap
pertanyaan kepada anda, bersamaan dengan pilihan jawaban.
2. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai. Jika anda tidak yakin tentang
jawaban yang akan anda berikan terhadap pertanyaan yang diberikan, pikiran
pertama yang muncul pada benak anda seringkali merupakan jawaban yang
terbaik.
3. Camkanlah dalam pikiran anda segala standar hidup, harapan, kesenangan dan
perhatian anda. Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang kehidupan
anda pada empat minggu terakhir.
Pertanyaan Sangat Buruk Biasa-biasa saja Baik Sangat baik
buruk
1. Bagaimana menurut anda
kualitas hidup anda?

Sangat tidak Tidak Biasa Memuaskan Sangat


memuaskan memuaskan -biasa baik
Pertanyaan
saja
2. Seberapa puas anda
terhadap kesehatan anda?
Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal
berikut ini dalam empat minggu terakhir.
Tdk Sedikit Dlm Memuaskan Dlm jumlah
sama jumlah berlebihan
Pertanyaan
sekali sedang
3. Seberapa jauh rasa sakit fisik
anda mencegah anda dalam
beraktivitas ?
4. Seberapa sering anda
membutuhkan terapi medis
untuk dapat berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari anda?
106

5. Seberapa jauh anda menikmati


hidup anda?
6. Seberapa jauh anda merasa
hidup anda berarti?
7. Seberapa jauh anda mampu
berkonsentrasi?
8. Secara umum, seberapa aman
anda rasakan dlm kehidupan
anda sehari-hari?
9. Seberapa sehat lingkungan
dimana anda tinggal (berkaitan
dengan sarana dan prasarana)?
Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut ini
dalam 4 minggu terakhir?
Tdk Sedikit sedang Seringkali Sepenuhnya
sama dialami
Pertanyaan
sekali
10. Apakah anda memiliki
vitalitas yang cukup untuk
beraktivitas sehari ?
11. Apakah anda dapat menerima
penampilan tubuh anda?
12. Apakah anda memiliki cukup
uang untuk memenuhi
kebutuhan anda?
13. Seberapa jauh ketersediaan
informasi bagi kehidupan anda
dari hari ke hari?
14. Seberapa sering anda memiliki
kesempatan untuk bersenang-
senang /rekreasi?

Pertanyaan Sangat Buruk Biasa-biasa saja Baik Sangat baik


buruk
15. Seberapa baik
kemampuan anda dalam
bergaul?
107

Sangat Tidak Biasa- Memuaskan Sangat


tidak memuaskan biasa memuaskan
Pertanyaan
memuaskan saja
16. Seberapa puaskah
anda dengan tidur
anda?
17. Seberapa puaskah
anda dengan
kemampuan anda
untuk menampilkan
aktivitas kehidupan
anda sehari-hari?
18. Seberapa puaskah
anda dengan
kemampuan anda
untuk bekerja?
19. Seberapa puaskah
anda terhadap diri
anda?
20. Seberapa puaskah
anda dengan
hubungan personal /
sosial anda?
21. Seberapa puaskah
anda dengan
kehidupan seksual
anda?
22. Seberapa puaskah
anda dengan
dukungan yang anda
peroleh dari teman
anda?
23. Seberapa puaskah
anda dengan kondisi
tempat anda tinggal
saat ini?
108

24. Seberapa puaskah


anda dengan akses
anda pada layanan
kesehatan?
25. Seberapa puaskah
anda dengan
transportasi yang
harus anda jalani?
Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami
hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir.
Pertanyaan Tdk Jarang Cukup Sangat Selalu
pernah sering sering
26. Seberapa sering anda memiliki perasaan
negatif seperti ‘feeling blue’ (kesepian),
putus asa, cemas dan depresi?
109

Lampiran 7
110

Lampiran 8
111

Lampiran 9
112

Lampiran 10
113

Lampiran 11
114

Lampiran 11
Daftar Tabulasi Data Demografi Lansia
di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

N Jenis Usia Riwayat Status Lama Kegiatan Kegiatan Peran Dikunjungi


o Kelamin Penyakit Tinggal Keagamaan Lain di Keluarga
Kronis Panti

1 2 1 1 2 3 1 1 3 3

2 2 2 1 2 3 1 3 1 2

3 2 2 1 2 3 2 1 3 4

4 2 2 1 2 3 1 1 3 1

5 2 1 1 1 3 1 2 3 1

6 1 1 1 2 3 3 1 3 3

7 1 1 1 2 3 3 3 2 1

8 1 1 2 2 3 1 3 1 2

9 1 2 1 2 3 3 1 3 3

10 1 2 1 2 3 2 1 3 4

11 1 2 1 2 3 3 4 3 5

12 1 1 2 2 3 1 3 2 1

13 2 1 2 3 3 1 3 1 2

14 2 1 1 2 3 3 2 3 5

15 2 1 1 2 3 1 2 3 4

16 2 1 1 2 3 2 2 3 3

17 2 2 1 1 3 3 4 3 5

18 2 3 1 2 3 3 4 3 5

19 2 1 2 2 3 1 3 1 2
115

20 2 1 1 2 3 1 2 3 4

21 2 1 2 2 3 1 3 3 3

22 2 2 1 2 3 3 4 3 5

23 2 1 1 2 3 2 3 2 2

24 2 2 1 2 3 3 3 3 3

25 2 2 1 2 3 2 3 3 3

26 2 1 2 2 3 1 3 2 2

27 2 1 1 2 3 1 3 1 1

28 2 1 1 2 3 1 1 3 4

29 2 1 1 3 3 1 1 3 4

30 2 2 1 2 3 1 2 3 4

31 2 2 1 2 3 3 4 3 5

32 1 1 2 2 3 1 3 1 2

33 1 1 1 2 3 3 3 3 5

34 1 2 1 2 3 2 3 3 3

35 1 2 1 3 3 3 4 3 5

36 1 1 2 2 3 3 4 3 5

37 1 1 1 1 3 1 3 2 2

38 1 2 1 2 3 1 2 3 3

39 1 2 1 2 3 3 4 3 3

40 1 2 1 2 3 1 3 2 1

41 1 2 1 2 3 3 2 3 5

42 1 1 1 3 3 3 4 3 5
116

43 1 2 1 2 3 3 4 3 5

44 1 2 1 2 3 2 3 1 2

45 1 2 1 2 3 3 4 3 5

46 1 2 1 2 3 3 3 3 4

47 1 2 1 2 3 2 1 3 3

48 1 1 2 2 3 3 1 3 4

49 1 3 1 2 3 3 4 3 5

50 1 2 1 2 3 3 3 3 3

51 1 2 1 2 3 1 3 1 2

52 1 1 1 2 3 1 3 2 2

53 1 1 2 2 3 3 4 3 5

54 1 2 1 3 3 2 3 3 3

55 1 2 1 2 3 1 3 1 2

56 1 2 1 2 3 3 3 3 3

57 1 1 1 2 3 1 1 3 2

58 1 2 1 2 3 1 3 3 1

59 1 2 1 2 3 1 3 3 4

60 1 1 2 2 3 3 3 2 3

61 2 1 2 2 3 3 1 3 2

62 2 1 1 2 3 3 1 3 3

63 2 1 1 3 3 2 2 3 4

64 2 3 1 2 3 3 4 3 5

65 2 1 1 2 3 3 2 3 2
117

66 2 1 1 2 3 1 2 3 1

67 2 2 1 2 3 3 4 3 5

68 2 1 1 2 3 2 2 3 3

69 2 1 1 2 3 2 3 1 2

70 2 2 1 2 3 3 2 3 2

71 2 2 1 2 3 2 3 3 2

72 2 2 1 2 3 3 4 3 5

73 2 2 1 2 3 1 3 3 3

74 2 1 2 3 3 1 3 1 3

75 2 2 1 2 3 2 3 2 4

76 2 2 1 2 3 3 1 3 1

77 2 1 1 2 3 3 4 3 5
Keterangan :

1. Jenis Kelamin 2. Usia 3. Riwayat Penyakit Kronis


a. Laki – laki = 1 a. 60 – 70 tahun = 1 a. Ada =1
b. Perempuan = 2 b. 75 – 90 tahun = 2 b. Tidak ada = 2
c. > 90 tahun =3

4. Status Perkawinan 5. Lama Tinggal 6. KegiatanKeagamaan


a. Menikah =1 di Panti a. Pengajian, sholat berjamaah =1
b. Janda/duda =2 a. < 1 tahun = 1 b. Ibadah malam =2
c. Tidak menikah = 3 b. 1 – 2 tahun = 2 c. Tidak mengikuti kegiatan = 3
c. 2 -3 tahun = 3
d. > 3 tahun = 4
8. Peran di Panti 9. Dikunjungi keluarga
7. Kegiatan yang di ikuti
a. Ketua kamar = 1 a. 1 – 2 minggu = 1
a. Senam, jalan-jalan pagi = 1
b. Ketua kegiatan = 2 b. 1 bulan sekali = 2
b. Membuat ketrampilan =2
c. Tidak ada =3 c. 2 bulan sekali = 3
c. Mengikuti semua kegiatan= 3
d. 3 bulan sekali = 4
d. Tidak mengikuti kegiatan = 4
e. Tidak pernah = 5
Lampiran 12

Tabulasi Data Interaksi Sosial Pada Lansia


di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

Kriteria
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Jumlah Prosentase Hasil
1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 46 81% baik
2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 51 90% baik
3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 48 84% baik
4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 79% baik
5 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 46 81% baik
6 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 40 70% cukup
7 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 51 89% baik
8 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 48 84% baik
9 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 74% cukup
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 67% cukup
11 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 33 57% kurang
12 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 51 89% baik
13 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 53 93% baik
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 67% cukup
15 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 40 70% cukup
16 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 74% cukup
17 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 29 51% kurang
18 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33 58% kurang
19 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 52 91% baik
20 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 41 72% cukup
21 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 74% cukup

118
22 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 33 48% kurang
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 98% baik
24 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 40 70% cukup
25 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 79% baik
26 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 51 89% baik
27 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 53 93% baik
28 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 74% cukup
29 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 77% baik
30 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 78% baik
31 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 29 51% kurang
32 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 52 91% baik
33 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 40 70% cukup
34 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 74% cukup
35 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 29 51% kurang
36 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33 58% kurang
37 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 52 91% baik
38 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 67% cukup
39 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 74% cukup
40 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 51 89% baik
41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 67% cukup
42 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 29 51% kurang
43 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33 58% kurang
44 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 51 89% baik
45 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 29 51% kurang
46 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 77% baik
47 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 74% baik
48 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 51% cukup

119
49 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 29 67% kurang
50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 66% cukup
51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 52 91% baik
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 49 86% baik
53 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 29 51% kurang
54 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 74% cukup
55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 52 91% baik
56 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 74% cukup
57 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 77% baik
58 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 77% baik
59 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 79% baik
60 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 67% cukup
61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 52 91% baik
62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 49 86% baik
63 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 74% cukup
64 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 34 59% kurang
65 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 41 72% cukup
66 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 41 72% cukup
67 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33 58% kurang
68 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42 74% cukup
69 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 49 86% baik
70 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 40 70% cukup
71 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 40 70% cukup
72 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33 58% kurang
73 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 49 86% baik
74 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 53 93% baik
75 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 77% baik

120
76 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 67% cukup
77 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33 58% kurang
Total 165 167 175 167 170 185 190 190 189 149 153 169 167 164 178 149 156 183 188

Keterangan :

Pertanyaan No. 1 – 6 Pertanyaan No. 7, 8, 14


Tidak pernah =1 Tidak pernah =3
Kadang-kadang = 2 Kadang-kadang = 2
Sering =3 Sering =1

Pertanyaan No. 9 – 13 Pertanyaan No. 15 – 19


Tidak pernah =1 Tidak pernah =1
Kadang-kadang = 2 Kadang-kadang = 2
Sering =3 Sering =3

121
Lampiran 13

Tabulasi Data Tingkat Kesepian Pada Lansia


di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Kriteria Hasil


1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 40 Ringan
2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 Tidak Kesepian
3 2 1 3 2 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 2 2 1 2 2 2 37 Ringan
4 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 27 Tidak Kesepian
5 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 31 Tidak Kesepian
6 2 1 3 2 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 2 2 1 2 2 2 37 Ringan
7 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 22 Tidak Kesepian
8 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 25 Tidak Kesepian
9 1 1 1 2 1 2 3 3 1 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 35 Ringan
10 2 1 3 2 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 2 2 1 2 2 2 37 Ringan
11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 2 1 51 Sedang
12 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 22 Tidak Kesepian
13 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 25 Tidak Kesepian
11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 2 1 51 Sedang
15 1 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 3 1 2 1 3 2 2 46 Ringan
16 2 1 3 2 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 2 2 1 2 2 2 37 Ringan
17 1 2 1 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 1 2 3 3 2 52 Sedang
18 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 65 Berat
19 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 Tidak Kesepian
20 1 1 1 2 1 2 3 3 1 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 35 Ringan
21 2 1 3 2 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 2 2 1 2 2 2 37 Ringan

122
22 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 2 1 51 Sedang
23 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 Tidak Kesepian
24 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 36 Ringan
25 3 1 3 2 3 1 2 3 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 3 46 Ringan
26 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 22 Tidak Kesepian
27 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 25 Tidak Kesepian
28 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 36 Ringan
29 3 3 1 2 3 3 3 4 1 2 3 2 3 2 2 1 2 3 1 3 47 Ringan
30 1 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 3 1 2 1 3 2 2 46 Ringan
31 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 2 1 51 Sedang
32 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 Tidak Kesepian
33 2 4 1 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 50 Sedang
34 3 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 49 Ringan
35 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 2 1 51 Sedang
36 2 4 1 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 50 Sedang
37 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 Tidak Kesepian
38 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 36 Ringan
39 3 1 3 2 3 1 2 3 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 3 46 Ringan
40 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 Tidak Kesepian
41 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 2 1 51 Sedang
42 2 4 2 3 2 1 3 4 1 2 4 3 3 4 2 1 2 2 2 3 50 Sedang
43 3 3 4 3 2 3 3 4 2 2 4 2 3 3 1 2 2 3 2 2 53 Sedang
44 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 25 Tidak Kesepian
45 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 2 1 51 Sedang
46 1 3 2 3 3 2 4 4 1 1 3 2 3 3 1 3 3 3 1 2 48 Ringan
47 1 2 3 3 1 3 3 4 1 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 52 Ringan
48 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 45 Ringan

123
49 2 4 1 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 50 Sedang
50 3 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 49 Ringan
51 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 22 Tidak Kesepian
52 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 28 Tidak Kesepian
53 2 4 3 4 2 2 4 3 1 1 3 4 2 3 3 1 3 3 3 2 53 Sedang
54 1 2 3 3 1 3 3 4 1 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 52 Ringan
55 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 22 Tidak Kesepian
56 1 3 2 3 3 2 4 4 1 1 3 2 3 3 1 3 3 3 1 2 48 Ringan
57 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 22 Tidak Kesepian
58 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 25 Tidak Kesepian
59 3 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 49 Ringan
60 3 3 1 2 3 3 3 4 1 2 3 2 3 2 2 1 2 3 1 3 47 Ringan
61 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 22 Tidak Kesepian
62 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 45 Ringan
63 1 2 3 3 1 3 3 4 1 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 52 Ringan
64 1 2 1 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 1 2 3 3 2 52 Sedang
65 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 22 Tidak Kesepian
66 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 28 Tidak Kesepian
67 2 4 1 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 50 Sedang
68 3 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 49 Ringan
69 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 22 Tidak Kesepian
70 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 22 Tidak Kesepian
71 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 28 Tidak Kesepian
72 3 3 4 3 2 3 3 4 2 2 4 2 3 3 1 2 2 3 2 2 53 Sedang
73 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 36 Ringan
74 3 3 1 2 3 3 3 4 1 2 3 2 3 2 2 1 2 3 1 3 47 Ringan
75 1 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 3 1 2 1 3 2 2 46 Ringan

124
76 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 28 Tidak Kesepian
77 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 65 Berat
Total 142 154 141 177 140 154 175 204 116 134 173 165 149 155 142 126 130 158 136 130

Keterangan :
Pertanyaan No. 1, 5, 6, 9, 10, 15, 16, 19, 20
Tidak pernah =4
Jarang =3
Kadang-kadang = 2
Selalu =1

Pertanyaan No. 2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 17, 18


Tidak pernah =1
Jarang =2
Kadang-kadang = 3
Selalu =4

125
Lampiran 13

Tabulasi Data Kualitas Hidup Pada Lansia


di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya

No.
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4
8 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
9 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
10 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5
11 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
12 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
13 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
11 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
15 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
16 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
17 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

126
18 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4
19 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
20 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
21 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
22 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
23 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
24 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
25 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
26 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
27 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
28 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
29 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
30 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
31 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
32 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
33 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
34 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
35 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
36 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
37 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
38 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
39 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3
40 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
41 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
42 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
43 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
44 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5

127
45 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4
46 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
47 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
49 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4
50 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
51 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
52 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
53 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
54 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
55 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
57 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
58 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
59 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
60 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
61 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
62 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
63 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
64 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
65 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
66 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
67 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4
68 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
69 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
70 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
71 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

128
72 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
73 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
74 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
75 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
76 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
77 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4

129
N Domain 1 A B C Domain 2 A B C Domain 3 A B C Domain 4 A B C Hasil Kriteria
o.
(6-3)+(6-3)+3+4+4+4+3 24 14 63 3+4+3+4+4+(6-4) 20 13 56 4+3+3 10 13 56 3+4+3+4+3+3+3+3 26 13 56 58 sedang
1
(6-3)+(6-3)+4+4+4+4+4 26 15 69 4+4+3+4+4+(6-3) 22 15 69 4+4+3 11 15 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 68 tinggi
2
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
3
(6-4)+(6-3)+ 3+4+4+4+4 24 14 63 4+4+4+4+4+(6-3) 23 15 69 4+4+3 11 12 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 67 tinggi
4
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 74 tinggi
5
(6-3)+(6-3)+3+4+3+3+3 22 13 56 3+3+3+3+3+(6-3) 18 12 50 3+3+3 9 12 50 3+3+2+3+2+3+3+3 22 11 44 50 sedang
6
(6-3)+(6-3)+4+4+4+5+4 27 15 69 4+4+4+5+4+(6-4) 23 15 69 5+3+4 12 16 75 4+5+3+4+4+5+4+4 33 17 81 74 tinggi
7
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
8
(6-4)+(6-3)+3+3+2+3+3 19 11 44 3+3+3+3+3+(6-3) 18 12 50 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+2+3+3+3 23 12 50 47 sedang
9
(6-4)+(6-3)+3+4+4+5+4 25 14 63 4+4+4+5+4+(6-5) 23 15 59 4+3+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 68 tinggi
10
(6-3)+(6-3)+3+4+4+4+3 24 14 63 3+4+3+4+4+(6-4) 20 13 56 4+3+3 10 13 56 3+4+3+4+3+3+3+3 26 13 56 58 sedang
11
(6-4)+(6-3)+ 3+4+4+4+4 24 14 63 4+4+4+4+4+(6-3) 23 15 69 4+4+3 11 12 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 67 tinggi
12
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 68 tinggi
13
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
11
(6-3)+(6-3)+3+3+2+3+3 20 11 44 3+3+3+4+3+(6-3) 19 13 56 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+3+3+3+3 23 12 50 49 sedang
15
(6-3)+(6-3)+3+3+2+3+3 20 11 44 3+3+3+4+3+(6-3) 19 13 56 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+3+3+3+3 23 12 50 49 sedang
16
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
17

130
(6-3)+(6-4)+2+3+2+(6-4) 14 8 25 3+2+2+3+2+(6-4) 14 9 31 2+3+2 7 9 31 3+3+2+2+2+3+2+2 18 9 31 30 kurang
18
(6-4)+(6-3)+ 3+4+4+4+4 24 14 63 4+4+4+4+4+(6-3) 23 15 69 4+4+3 11 12 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 67 tinggi
19
(6-3)+(6-3)+3+3+2+3+3 20 11 44 3+3+3+4+3+(6-3) 19 13 56 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+3+3+3+3 23 12 50 49 sedang
20
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
21
(6-4)+(6-3)+3+3+2+3+3 19 11 44 3+3+3+3+3+(6-3) 18 12 50 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+2+3+3+3 23 12 50 47 sedang
22
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 74 tinggi
23
(6-3)+(6-3)+3+3+3+3+3 21 12 50 3+3+3+3+3+(6-4) 17 11 44 3+3+3 9 12 50 3+4+3+3+3+3+3+3 25 13 56 50 sedang
24
(6-3)+(6-3)+4+4+4+4+4 26 15 69 4+4+3+4+4+(6-3) 22 15 69 4+4+3 11 15 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 68 tinggi
25
(6-4)+(6-3)+ 3+4+4+4+4 24 14 63 4+4+4+4+4+(6-3) 23 15 69 4+4+3 11 12 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 67 tinggi
26
(6-3)+(6-3)+3+3+2+3+3 20 11 44 3+3+3+4+3+(6-3) 19 13 56 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+3+3+3+3 23 12 50 49 sedang
27
(6-3)+(6-3)+3+3+2+3+3 20 11 44 3+3+3+4+3+(6-3) 19 13 56 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+3+3+3+3 23 12 50 49 sedang
28
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 74 tinggi
29
(6-3)+(6-3)+3+4+4+4+3 24 14 63 3+4+3+4+4+(6-4) 20 13 56 4+3+3 10 13 56 3+4+3+4+3+3+3+3 26 13 56 58 sedang
30
(6-3)+(6-3)+3+3+3+3+3 21 12 69 3+3+3+3+3+(6-4) 17 11 44 3+3+3 11 12 69 3+4+3+3+3+3+3+3 28 14 63 62 sedang
31
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 74 tinggi
32
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 74 tinggi
33
(6-3)+(6-3)+3+4+4+4+3 24 14 63 3+4+3+4+4+(6-4) 20 13 56 4+3+3 10 13 56 3+4+3+4+3+3+3+3 26 13 56 58 sedang
34
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
35

131
(6-4)+(6-3)+3+3+2+3+3 19 11 44 3+3+3+3+3+(6-3) 18 12 50 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+2+3+3+3 23 12 50 47 sedang
36
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 74 tinggi
37
(6-4)+(6-4)+3+3+2+3+3 18 10 38 3+3+3+3+3+(6-4) 17 11 44 3+3+3 9 12 50 3+3+3+3+2+3+3+3 23 12 50 46 sedang
38
(6-3)+(6-3)+3+4+4+4+4 25 14 63 3+4+3+4+4+(6-3) 21 14 63 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+4+3 28 14 63 60 sedang
39
(6-4)+(6-3)+ 3+4+4+4+4 24 14 63 4+4+4+4+4+(6-3) 23 15 69 4+4+3 11 12 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 67 tinggi
40
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 68 tinggi
41
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
42
(6-3)+(6-3)+3+3+2+3+3 20 11 44 3+3+3+4+3+(6-3) 19 13 56 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+3+3+3+3 23 12 50 49 sedang
43
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 68 tinggi
44
(6-3)+(6-4)+2+3+2+(6-4) 14 8 25 3+2+2+3+2+(6-4) 14 9 31 2+3+2 7 9 31 3+3+2+2+2+3+2+2 18 9 31 30 kurang
45
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
46
(6-3)+(6-3)+4+4+4+4+4 26 15 69 4+4+3+4+4+(6-3) 22 15 69 4+4+3 11 15 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 68 tinggi
47
(6-3)+(6-3)+3+4+3+3+3 22 13 56 3+3+3+3+3+(6-3) 18 12 50 3+3+3 9 12 50 3+3+2+3+2+3+3+3 22 11 44 sedang
48
(6-3)+(6-4)+2+3+2+(6-4) 14 8 25 3+2+2+3+2+(6-4) 14 9 31 2+3+2 7 9 31 3+3+2+2+2+3+2+2 18 9 31 30 kurang
49
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
50
(6-3)+(6-3)+4+4+4+4+4 26 15 69 4+4+3+4+4+(6-3) 22 15 69 4+4+3 11 15 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 68 tinggi
51
(6-3)+(6-3)+4+4+4+4+4 26 15 69 4+4+3+4+4+(6-3) 22 15 69 4+4+3 11 15 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 68 tinggi
52
(6-4)+(6-3)+ 3+4+4+4+4 24 14 63 4+4+4+4+4+(6-3) 23 15 69 4+4+3 11 12 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 67 tinggi
53

132
(6-4)+(6-3)+3+3+2+3+3 19 11 44 3+3+3+3+3+(6-3) 18 12 50 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+2+3+3+3 23 12 50 47 sedang
54
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 74 tinggi
55
(6-3)+(6-3)+3+4+3+3+3 22 13 56 3+3+3+3+3+(6-3) 18 12 50 3+3+3 9 12 50 3+3+2+3+2+3+3+3 22 11 44 50 sedang
56
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 74 tinggi
57
(6-3)+(6-3)+4+4+4+4+4 26 15 69 4+4+3+4+4+(6-3) 22 15 69 4+4+3 11 15 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 68 tinggi
58
(6-3)+(6-3)+3+3+2+3+3 20 11 44 3+3+3+4+3+(6-3) 19 13 56 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+3+3+3+3 23 12 50 47 sedang
59
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
60
(6-3)+(6-3)+4+4+4+4+4 26 15 69 4+4+3+4+4+(6-3) 22 15 69 4+4+3 11 15 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 68 tinggi
61
(6-3)+(6-3)+4+4+4+4+4 26 15 69 4+4+3+4+4+(6-3) 22 15 69 4+4+3 11 15 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 68 tinggi
62
(6-3)+(6-3)+3+3+2+3+3 20 11 44 3+3+3+4+3+(6-3) 19 13 56 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+3+3+3+3 23 12 50 47 sedang
63
(6-3)+(6-3)+3+4+3+3+3 22 13 56 3+3+3+3+3+(6-3) 18 12 50 3+3+3 9 12 50 3+3+2+3+2+3+3+3 22 11 44 50 sedang
64
(6-3)+(6-3)+3+3+3+3+3 21 12 50 3+3+3+3+3+(6-4) 17 11 44 3+3+3 9 12 50 3+4+3+3+3+3+3+3 25 13 56 50 sedang
65
(6-4)+ (6-3)+4+4+4+5+4 26 15 69 4+4+4+5+4+(6-5) 24 16 75 4+4+4 12 16 75 4+5+3+4+3+5+4+4 32 16 75 74 tinggi
66
(6-3)+(6-4)+2+3+2+(6-4) 14 8 25 3+2+2+3+2+(6-4) 14 9 31 2+3+2 7 9 31 3+3+2+2+2+3+2+2 18 9 31 30 kurang
67
(6-3)+(6-3)+4+4+4+4+4 26 15 69 4+4+3+4+4+(6-3) 22 15 69 4+4+3 11 15 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 68 tinggi
68
(6-4)+(6-3)+ 3+4+4+4+4 24 14 63 4+4+4+4+4+(6-3) 23 15 69 4+4+3 11 12 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 67 tinggi
69
(6-3)+(6-3)+3+3+2+3+3 20 11 44 3+3+3+4+3+(6-3) 19 13 56 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+3+3+3+3 23 12 50 47 sedang
70
(6-3)+(6-3)+3+4+4+3+3 23 13 56 3+3+3+4+4+(6-4) 19 13 56 3+3+3 9 12 50 3+4+3+4+3+4+3+3 27 14 63 56 sedang
71

133
(6-3)+(6-3)+3+4+3+3+3 22 13 56 3+3+3+3+3+(6-3) 18 12 50 3+3+3 9 12 50 3+3+2+3+2+3+3+3 22 11 44 50 sedang
72
(6-3)+(6-3)+4+4+4+4+4 26 15 69 4+4+3+4+4+(6-3) 22 15 69 4+4+3 11 15 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 68 tinggi
73
(6-4)+(6-3)+ 3+4+4+4+4 24 14 63 4+4+4+4+4+(6-3) 23 15 69 4+4+3 11 12 69 4+3+3+4+3+4+4+3 28 14 63 67 tinggi
74
(6-3)+(6-3)+3+3+2+3+3 20 11 44 3+3+3+4+3+(6-3) 19 13 56 2+3+3 8 11 44 3+3+3+3+3+3+3+3 23 12 50 48 sedang
75
(6-3)+(6-3)+3+4+3+3+3 22 13 56 3+3+3+3+3+(6-3) 18 12 50 3+3+3 9 12 50 3+3+2+3+2+3+3+3 22 11 44 50 sedang
76
(6-3)+(6-4)+2+3+2+(6-4) 14 8 25 3+2+2+3+2+(6-4) 14 9 31 2+3+2 7 9 31 3+3+2+2+2+3+2+2 18 9 31 30 kurang
77
Keterangan :

134
135

Lampiran 13
Hasil Uji Statistik

Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 36 46.8 46.8 46.8
perempuan 41 53.2 53.2 100.0
Total 77 100.0 100.0

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 60 - 74 Tahun (elderly) 37 48.1 48.1 48.1
75 - 90 Tahun (Old) 37 48.1 48.1 96.1
> 90 tahun (Very Old) 3 3.9 3.9 100.0
Total 77 100.0 100.0

Riwayat Penyakit Kronis


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ada 64 83.1 83.1 83.1
Tidak ada 13 16.9 16.9 100.0
Total 77 100.0 100.0

Status Perkawinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid menikah 3 3.9 3.9 3.9
janda/duda 67 87.0 87.0 90.9
tidak menikah 7 9.1 9.1 100.0
Total 77 100.0 100.0

Lama Tinggal di Panti


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 1 tahun 5 6.5 6.5 6.5
1-<2 Tahun 9 11.7 11.7 18.2
2-3 Tahun 29 37.7 37.7 55.8
> 3 tahun 34 44.2 44.2 100.0
Total 77 100.0 100.0
136

Kegiatan Keagaamaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid pengajian, sholat berjamaah 29 37.7 37.7 37.7
ibadah malam 14 18.2 18.2 55.8
tidak mengikuti 34 44.2 44.2 100.0
Total 77 100.0 100.0

Kegiatan lain yang di ikuti


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid senam, jalan-jalan pagi 14 18.2 18.2 18.2
membuat ketrampilan 13 16.9 16.9 35.1
Mengikuti semua 33 42.9 42.9 77.9
kegiatan
tidak mengikuti kegiatan 17 22.1 22.1 100.0
Total 77 100.0 100.0

Peran di Panti
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ketua kamar 11 14.3 14.3 14.3
Ketua Kegiatan 9 11.7 11.7 26.0
Tidak ada 57 74.0 74.0 100.0
Total 77 100.0 100.0

Di kunjungi Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-2 minggu 9 11.7 11.7 11.7
1 bulan sekali 18 23.4 23.4 35.1
2 bulan sekali 19 24.7 24.7 59.7
3 bulan sekali 12 15.6 15.6 75.3
Tidak pernah dikunjungi 19 24.7 24.7 100.0
Total 77 100.0 100.0

Interaksi Sosial
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Interaksi baik 34 44.2 44.2 44.2
Interaksi cukup 28 36.4 36.4 80.5
Interaksi kurang 15 19.5 19.5 100.0
Total 77 100.0 100.0
137

Kesepian
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Kesepian 27 35.1 35.1 35.1
Kesepian Ringan 31 40.3 40.3 75.3
Kesepian Sedang 17 22.1 22.1 97.4
Kesepian Berat 2 2.6 2.6 100.0
Total 77 100.0 100.0

Kualitas Hidup
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kualitas Hidup Tinggi 33 42.9 42.9 42.9
Kualitas Hidup Sedang 39 50.6 50.6 93.5
Kualitas Hidup Rendah 5 6.5 6.5 100.0
Total 77 100.0 100.0

Correlations
Interaksi Sosial Kesepian
Spearman's rho Interaksi Sosial Correlation Coefficient 1.000 -.756**
Sig. (2-tailed) . .001
N 77 77
**
Kesepian Correlation Coefficient -.756 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 77 77
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Interaksi Sosial Kualitas Hidup
Spearman's rho Interaksi Sosial Correlation Coefficient 1.000 .706**
Sig. (2-tailed) . .001
N 77 77
**
Kualitas Hidup Correlation Coefficient .706 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 77 77
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Interaksi Sosial * Kesepian Crosstabulation
Kesepian
Tidak Kesepian Kesepian Ringan Kesepian Sedang Kesepian Berat Total
Interaksi Interaksi baik Count 22 12 0 0 34
Sosial % within Interaksi 64.7% 35.3% 0.0% 0.0% 100.0%
Sosial
% within Kesepian 81.5% 38.7% 0.0% 0.0% 44.2%
% of Total 28.6% 15.6% 0.0% 0.0% 44.2%
Interaksi cukup Count 5 19 4 0 28
% within Interaksi 17.9% 67.9% 14.3% 0.0% 100.0%
Sosial
% within Kesepian 18.5% 61.3% 23.5% 0.0% 36.4%
% of Total 6.5% 24.7% 5.2% 0.0% 36.4%
Interaksi kurang Count 0 0 13 2 15
% within Interaksi 0.0% 0.0% 86.7% 13.3% 100.0%
Sosial
% within Kesepian 0.0% 0.0% 76.5% 100.0% 19.5%
% of Total 0.0% 0.0% 16.9% 2.6% 19.5%
Total Count 27 31 17 2 77
% within Interaksi 35.1% 40.3% 22.1% 2.6% 100.0%
Sosial
% within Kesepian 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 35.1% 40.3% 22.1% 2.6% 100.0%

138
Interaksi Sosial * kualitas Hidup Crosstabulation
kualitasHidup Total
Kualitas Hidup Kualitas Hidup Kualitas Hidup
Tinggi Sedang Rendah
Interaksi Sosial Interaksi baik Count 29 5 0 34
% within Interaksi 85.3% 14.7% 0.0% 100.0%
Sosial
% within kualitas Hidup 87.9% 12.8% 0.0% 44.2%
% of Total 37.7% 6.5% 0.0% 44.2%
Interaksi cukup Count 4 23 1 28
% within Interaksi 14.3% 82.1% 3.6% 100.0%
Sosial
% within kualitas Hidup 12.1% 59.0% 20.0% 36.4%
% of Total 5.2% 29.9% 1.3% 36.4%
Interaksi kurang Count 0 11 4 15
% within Interaksi 0.0% 73.3% 26.7% 100.0%
Sosial
% within kualitas Hidup 0.0% 28.2% 80.0% 19.5%
% of Total 0.0% 14.3% 5.2% 19.5%
Total Count 33 39 5 77
% within Interaksi 42.9% 50.6% 6.5% 100.0%
Sosial
% within kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.9% 50.6% 6.5% 100.0%

139
Kegiatan keagaamaan * Interaksi Sosial

Crosstab
Interaksi Sosial
Interaksi baik Interaksi cukup Interaksi kurang Total
Kegiatan pengajian, sholat Count 23 6 0 29
keagaamaan berjamaah % within kegiatan keagaamaan 79.3% 20.7% 0.0% 100.0%
% within Interaksi Sosial 67.6% 21.4% 0.0% 37.7%
% of Total 29.9% 7.8% 0.0% 37.7%
ibadah malam Count 7 7 0 14
% within kegiatan keagaamaan 50.0% 50.0% 0.0% 100.0%
% within Interaksi Sosial 20.6% 25.0% 0.0% 18.2%
% of Total 9.1% 9.1% 0.0% 18.2%
tidak mengikuti Count 4 15 15 34
% within kegiatan keagaamaan 11.8% 44.1% 44.1% 100.0%
% within Interaksi Sosial 11.8% 53.6% 100.0% 44.2%
% of Total 5.2% 19.5% 19.5% 44.2%
Total Count 34 28 15 77
% within kegiatan keagaamaan 44.2% 36.4% 19.5% 100.0%
% within Interaksi Sosial 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 44.2% 36.4% 19.5% 100.0%

140
Kegiatan lain * Interaksi Sosial
Crosstab
Interaksi Sosial
Interaksi baik Interaksi cukup Interaksi kurang Total
Kegiatan senam, Count 8 6 0 14
lain jalan-jalan pagi % within kegiatan lain 57.1% 42.9% 0.0% 100.0%
% within Interaksi Sosial 23.5% 21.4% 0.0% 18.2%
% of Total 10.4% 7.8% 0.0% 18.2%
membuat Count 2 11 0 13
ketrampilan % within kegiatan lain 15.4% 84.6% 0.0% 100.0%
% within Interaksi Sosial 5.9% 39.3% 0.0% 16.9%
% of Total 2.6% 14.3% 0.0% 16.9%
Mengikuti Count 24 9 0 33
semua kegiatan % within kegiatan lain 72.7% 27.3% 0.0% 100.0%
% within Interaksi Sosial 70.6% 32.1% 0.0% 42.9%
% of Total 31.2% 11.7% 0.0% 42.9%
tidak mengikuti Count 0 2 15 17
kegiatan % within kegiatan lain 0.0% 11.8% 88.2% 100.0%
% within Interaksi Sosial 0.0% 7.1% 100.0% 22.1%
% of Total 0.0% 2.6% 19.5% 22.1%
Total Count 34 28 15 77
% within kegiatan lain 44.2% 36.4% 19.5% 100.0%
% within Interaksi Sosial 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 44.2% 36.4% 19.5% 100.0%

141
Kegiatan keagaamaan * Kesepian
Crosstab
Kesepian
Tidak Kesepian Kesepian Kesepian
Kesepian Ringan Sedang Berat Total
Kegiatan Pengajian, Count 18 11 0 0 29
keagaamaan sholat berjamaah % within kegiatan keagaamaan 62.1% 37.9% 0.0% 0.0% 100.0%
% within Kesepian 66.7% 35.5% 0.0% 0.0% 37.7%
% of Total 23.4% 14.3% 0.0% 0.0% 37.7%
Ibadah malam Count 4 10 0 0 14
% within kegiatankeagaamaan 28.6% 71.4% 0.0% 0.0% 100.0%
% within Kesepian 14.8% 32.3% 0.0% 0.0% 18.2%
% of Total 5.2% 13.0% 0.0% 0.0% 18.2%
tidak mengikuti Count 5 10 17 2 34
% within kegiatankeagaamaan 14.7% 29.4% 50.0% 5.9% 100.0%
% within Kesepian 18.5% 32.3% 100.0% 100.0% 44.2%
% of Total 6.5% 13.0% 22.1% 2.6% 44.2%
Total Count 27 31 17 2 77
% within kegiatankeagaamaan 35.1% 40.3% 22.1% 2.6% 100.0%
% within Kesepian 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 35.1% 40.3% 22.1% 2.6% 100.0%

142
Status Perkawinan * Kesepian
Crosstab
Kesepian
Tidak Kesepian Kesepian Ringan Kesepian Sedang Kesepian Berat Total
Status menikah Count 2 0 1 0 3
perkawinan % within status perkawinan 66.7% 0.0% 33.3% 0.0% 100.0%
% within Kesepian 7.4% 0.0% 5.9% 0.0% 3.9%
% of Total 2.6% 0.0% 1.3% 0.0% 3.9%
janda/ Count 24 27 14 2 67
duda % within status perkawinan 35.8% 40.3% 20.9% 3.0% 100.0%
% within Kesepian 88.9% 87.1% 82.4% 100.0% 87.0%
% of Total 31.2% 35.1% 18.2% 2.6% 87.0%
tidak Count 1 4 2 0 7
menikah % within status perkawinan 14.3% 57.1% 28.6% 0.0% 100.0%
% within Kesepian 3.7% 12.9% 11.8% 0.0% 9.1%
% of Total 1.3% 5.2% 2.6% 0.0% 9.1%
Total Count 27 31 17 2 77
% within status perkawinan 35.1% 40.3% 22.1% 2.6% 100.0%
% within Kesepian 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 35.1% 40.3% 22.1% 2.6% 100.0%

143
Kegiatan lain * Kesepian
Crosstab
Kesepian
Tidak Kesepian Kesepian Ringan Kesepian Sedang Kesepian Berat Total
Kegiatan lain Senam, Count 4 10 0 0 14
jalan-jalan % within kegiatan lain 28.6% 71.4% 0.0% 0.0% 100.0%
pagi % within Kesepian 14.8% 32.3% 0.0% 0.0% 18.2%
% of Total 5.2% 13.0% 0.0% 0.0% 18.2%
Membuat Count 4 7 2 0 13
ketrampilan % within kegiatan lain 30.8% 53.8% 15.4% 0.0% 100.0%
% within Kesepian 14.8% 22.6% 11.8% 0.0% 16.9%
% of Total 5.2% 9.1% 2.6% 0.0% 16.9%
Mengikuti Count 19 13 1 0 33
semua % within kegiatan lain 57.6% 39.4% 3.0% 0.0% 100.0%
kegiatan % within Kesepian 70.4% 41.9% 5.9% 0.0% 42.9%
% of Total 24.7% 16.9% 1.3% 0.0% 42.9%
tidak Count 0 1 14 2 17
mengikuti % within kegiatan lain 0.0% 5.9% 82.4% 11.8% 100.0%
kegiatan % within Kesepian 0.0% 3.2% 82.4% 100.0% 22.1%
% of Total 0.0% 1.3% 18.2% 2.6% 22.1%
Total Count 27 31 17 2 77
% within kegiatan lain 35.1% 40.3% 22.1% 2.6% 100.0%
% within Kesepian 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 35.1% 40.3% 22.1% 2.6% 100.0%

144
145

Di ikunjungi keluarga * Kesepian


Crosstabulation
Kesepian
Tidak Kesepian Kesepian Kesepian
Kesepian Ringan Sedang Berat Total
Dikunjungi 1-2 minggu Count 9 0 0 0 9
keluarga % within dikunjungi keluarga 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
% within Kesepian 33.3% 0.0% 0.0% 0.0% 11.7%
% of Total 11.7% 0.0% 0.0% 0.0% 11.7%
1 bulan Count 18 0 0 0 18
sekali % within dikunjungi keluarga 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
% within Kesepian 66.7% 0.0% 0.0% 0.0% 23.4%
% of Total 23.4% 0.0% 0.0% 0.0% 23.4%
2 bulan Count 0 19 0 0 19
sekali % within dikunjungi keluarga 0.0% 100.0% 0.0% 0.0% 100.0%
% within Kesepian 0.0% 61.3% 0.0% 0.0% 24.7%
% of Total 0.0% 24.7% 0.0% 0.0% 24.7%
3 bulan Count 0 12 0 0 12
sekali % within dikunjungikeluarga 0.0% 100.0% 0.0% 0.0% 100.0%
% within Kesepian 0.0% 38.7% 0.0% 0.0% 15.6%
% of Total 0.0% 15.6% 0.0% 0.0% 15.6%
Tidak Count 0 0 17 2 19
pernah % within dikunjungikeluarga 0.0% 0.0% 89.5% 10.5% 100.0%
dikunjungi % within Kesepian 0.0% 0.0% 100.0% 100.0% 24.7%
% of Total 0.0% 0.0% 22.1% 2.6% 24.7%
Total Count 27 31 17 2 77
% within dikunjungikeluarga 35.1% 40.3% 22.1% 2.6% 100.0%
% within Kesepian 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 35.1% 40.3% 22.1% 2.6% 100.0%
146

Kegiatan keagaamaan * Kualitas Hidup


Crosstab
kualitasHidup Total
Kualitas Kualitas Kualitas
Hidup Tinggi Hidup Sedang Hidup Rendah
Kegiatan Pengajian, Count 21 8 0 29
keagaamaan sholat % within kegiatan keagaamaan 72.4% 27.6% 0.0% 100.0%
berjamaah % within kualitas Hidup 63.6% 20.5% 0.0% 37.7%
% of Total 27.3% 10.4% 0.0% 37.7%
Ibadah Count 7 7 0 14
malam % within kegiatan keagaamaan 50.0% 50.0% 0.0% 100.0%
% within kualitas Hidup 21.2% 17.9% 0.0% 18.2%
% of Total 9.1% 9.1% 0.0% 18.2%
Tidak Count 5 24 5 34
mengikuti % within kegiatan keagaamaan 14.7% 70.6% 14.7% 100.0%
% within kualitas Hidup 15.2% 61.5% 100.0% 44.2%
% of Total 6.5% 31.2% 6.5% 44.2%
Total Count 33 39 5 77
% within kegiatan keagaamaan 42.9% 50.6% 6.5% 100.0%
% within kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.9% 50.6% 6.5% 100.0%
147

Kegiatan lain * Kualitas Hidup


Crosstab
Kualitas Hidup
Kualitas Kualitas Hidup Kualitas Hidup
Hidup Tinggi Sedang Rendah Total
Kegiatan senam, Count 7 7 0 14
lain jalan-jalan pagi % within kegiatan lain 50.0% 50.0% 0.0% 100.0%
% within kualitas Hidup 21.2% 17.9% 0.0% 18.2%
% of Total 9.1% 9.1% 0.0% 18.2%
membuat Count 3 10 0 13
ketrampilan % within kegiatan lain 23.1% 76.9% 0.0% 100.0%
% within kualitas Hidup 9.1% 25.6% 0.0% 16.9%
% of Total 3.9% 13.0% 0.0% 16.9%
Mengikuti Count 23 10 0 33
semua kegiatan % within kegiatan lain 69.7% 30.3% 0.0% 100.0%
% within kualitas Hidup 69.7% 25.6% 0.0% 42.9%
% of Total 29.9% 13.0% 0.0% 42.9%
tidak mengikuti Count 0 12 5 17
kegiatan % within kegiatanlain 0.0% 70.6% 29.4% 100.0%
% within kualitasHidup 0.0% 30.8% 100.0% 22.1%
% of Total 0.0% 15.6% 6.5% 22.1%
Total Count 33 39 5 77
% within kegiatan lain 42.9% 50.6% 6.5% 100.0%
% within kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.9% 50.6% 6.5% 100.0%
148

Di kunjungi keluarga * kualitas Hidup


Crosstab
kualitasHidup
Kualitas Kualitas Hidup Kualitas Hidup
Hidup Tinggi Sedang Rendah Total
Dikunjungi 1-2 minggu Count 8 1 0 9
keluarga % within dikunjungi keluarga 88.9% 11.1% 0.0% 100.0%
% within kualitas Hidup 24.2% 2.6% 0.0% 11.7%
% of Total 10.4% 1.3% 0.0% 11.7%
1 bulan sekali Count 14 4 0 18
% within dikunjungi keluarga 77.8% 22.2% 0.0% 100.0%
% within kualitas Hidup 42.4% 10.3% 0.0% 23.4%
% of Total 18.2% 5.2% 0.0% 23.4%
2 bulan sekali Count 6 13 0 19
% within dikunjungi keluarga 31.6% 68.4% 0.0% 100.0%
% within kualitas Hidup 18.2% 33.3% 0.0% 24.7%
% of Total 7.8% 16.9% 0.0% 24.7%
3 bulan sekali Count 4 8 0 12
% within dikunjungi keluarga 33.3% 66.7% 0.0% 100.0%
% within kualitas Hidup 12.1% 20.5% 0.0% 15.6%
% of Total 5.2% 10.4% 0.0% 15.6%
Tidak pernah Count 1 13 5 19
dikunjungi % within dikunjungi keluarga 5.3% 68.4% 26.3% 100.0%
% within kualitas Hidup 3.0% 33.3% 100.0% 24.7%
% of Total 1.3% 16.9% 6.5% 24.7%
Total Count 33 39 5 77
% within dikunjungi keluarga 42.9% 50.6% 6.5% 100.0%
% within kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.9% 50.6% 6.5% 100.0%
149

Lampiran 14

Dokumentasi Pengambilan Data

You might also like