You are on page 1of 7

Jurnal Papeda: Vol 3, No 2, Juli 2021

ISSN 2715 - 5110

Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Motivasi dan Hasil


Belajar Siswa di Sekolah Dasar

Retno Primantiko1, Asrul2 & Abdul Rachman Tiro3

Program Studi PGSD, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Indonesia



E-mail: retnoprimantiko8@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning
Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Inpres 12 Kabupaten Sorong. Penelitian
ini adalah penelitian eksperimen, dengan desain nonequivalent control group design. Hasil data yang
didapat pada penelitian ini selajutnya diuji normalitas dan homogenitasnya sebagai uji prasyarat untuk
melakukan uji hipotesis. uji hipotesis yang digunakan independent sampel t-test dan n-gain.
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa (1) terdapat pengaruh model pembelajaran discovery
learning terhadap motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD Inpres 12 Kabupaten Sorong dengan nilai
thitung (4.308) > ttabel (1.685) pada taraf signifikansi 5%. (2) terdapat pengaruh model pembelajaran
discovery learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Inpres 12 Kabupaten Sorong dengan
nilai nilai thitung (3.574) > ttabel (1.685) pada taraf signifikansi 5%. Sehingga dapat disimpulkan
model pembelajaran Discovery Learning memberikan pengaruh terhadap peningkatan motivasi dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA SD Inpres 12 Kabupaten Sorong.

Kata Kunci: Discovery Learning; Motivasi; Hasil Belajar.

Abstract

The study aimed at knowing the influence of Discovery Learning Model on the Motivation and
Learning Outcomes of Students learning science. The study was conducted at SD Inpres 12 Sorong
regency especially in IV grade. The researcher was using experimental research, with nonequivalent
control group design. After getting the result of data then the research perform a normality test and
homogeneity as a requirement to do hypothesis test. The hypothesis, were analyzed by using
independent sample t-test end n-gain. Based on the result of analysis it shown. (1) it showed there was
the influence of discovery learning outcomes of student sciens in grade at SD Inpres 12 Sorong
regeny. Is also proved from the result of test in wich is tcount (2.164) > ttable (1,685) level of
significant 5%. (2) there is the effect of discovery learning model on the learning outcomes of Natural
Sciences learning grade IV SD Inpres 12 Sorong Regency with tcount (2,688) > ttable (1,685) at the
5% significance level. So it can be concluded that the Discovery Learning learning model has an
influence on improving students' motivation and learning outcomes in the science subjects of SD
Inpres 12 Sorong Regency.

Keywords: Discovery Learning; Motivation; Learning Outcomes.

96
Retno Primantiko, Asrul & Abdul Rachman Tiro / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 96 - 102

PENDAHULUAN ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas


Menjawab tuntutan masyarakat sebagai yang selalu disajikan di dalam kelas masih
bentuk salah satu langkah dalam hal kurang efektif dalam pembelajaran IPA
meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai karena siswa tidak terlibat langsung dengan
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. sumber pembelajaran secara maksimal dan
Peningkatan mutu pendidikan dapat masih berorientasi pada buku tanpa
dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
pembelajaran guru salah satunya dengan belajar, padahal mata pelajaran IPA tidak
melakukan pembaharuan model-model terlepas dari kondisi lingkungan sekitar dan
pembelajaran serta usaha lain yang juga dalam pelaksaannya guru tidak
berkenaan dengan peningkatan kualitas menggunakan model pembelajaran. Hal ini
pendidikan (Sumarniti, Arcana, & Wibawa, mengakibatkan siswa kurang termotivasi
2014). untuk mengikuti proses pembelajaran dan
Model pembelajaran yang diterapkan terkesan guru mendominasi proses belajar
pada kurikulum 2013 yang sesuai dengan mengajar. Terlihat dari proses pembelajaran
karateristik siswa salah satunya yaitu model sebagian besar siswa selalu menunjukkan
discovery learning. Discovery learning perilaku-perilaku diluar aktivitas
merupakan komponen dari suatu praktek pembelajaran, seperti berbicara dengan
pengajaran, yaitu suatu proses pembelajaran teman sebangku, atau bermain disaat guru
yang meliputi metode-metode yang menjelaskan, ketika guru bertanya hanya dua
dirancang untuk meningkatkan keaktifan sampai lima siswa yang menanggapi
siswa lebih besar, berorientasi kepada proses, pertanyaan tersebut. Padahal pembelajaran
mengarahkan pada diri sendiri, mencari yang efektif ketika guru bersifat pasif dan
sendiri dan merefleksi yang sering muncul siswa bertingkah laku aktif.
sebagai kegiatan belajar. Discovery learning Motivasi belajar merupakan suatu hal
adalah proses mental dimana proses mental yang dapat mengukur sejauh mana proses
yang dimaksud adalah mengamati, mencerna, pembelajaran dilakukan secara efektif dan
mengerti, menggolong-golongkan, membuat optimal. Motivasi belajar siswa dapat
dugaan, menjelaskan, dan membuat berpengaruh positif apabila disediakan
kesimpulan (Patandung, 2017). Oleh sebab lingkungan belajar yang tepat sehingga siswa
itu, dengan model discovery learning siswa dapat belajar secara maksimal, yang pada
diharapkan mampu menyimpan pengetahuan akhirnya berdampak pada hasil belajar (Putri,
lebih lama didalam memorinya karena Lesmono, & Aristya, 2011), kurangnya
meraka menemukan sendiri jawabannya dan penerapan model pembelajaran yang lebih
proses pembelajaran akan lebih menarik bervariasi menjadi salah satu penyebab
perhatian siswa dibandingkan guru hanya rendahnya motivasi. Penguasaan terhadap
sekedar menyampaikan materi dengan model pembelajaran sangat diperlukan untuk
ceramah terlebih pada mata pelajaran IPA. memperoleh kesuksesan atau keberhasilan
Berdasarkan observasi yang telah dalam mencapai tujuan pembelajaran.
dilakukan di SD Inpres 12 Kabupaten Sorong Salah satu tujuan yang ingin dicapai
dan wawancara terhadap guru kelas diketahui dalam kegiatan pembelajaran adalah
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkatkan hasil belajar. Keberhasilan
masih di bawah KKM (70). Penggunaan seorang guru dalam pembelajaran ditunjukan
metode yang selalu monoton seperti
97
Retno Primantiko, Asrul & Abdul Rachman Tiro / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 96 - 102

dengan tercapainya standar lulus oleh siswa dilakukan oleh tenaga ahli yaitu dosen dan
(Rahman, E.P et al. 2019) setelah dilakukan guru sebagai ahli materi IPA dan Bahasa.
evaluasi berupa tes dan biasanya diwujudkan Kemudian untuk mencari reliabilitas
dengan nilai atau angka-angka tertentu serta instrument menggunakan teknik Alpha
menyebabkan terjadinya perubahan kognitif, Cronbach dimana suatu instrument dikatakan
afektif, maupun psikomotorik (Putri et al., reliabel jika memberikan nilai > 0,6
2011). Berkaitan dengan permasalah yang (Siregar, 2017). Dalam penelitian ini untuk
terjadi, untuk menumbuhkan motivasi dan menganalisis data menggunakan uji
memaksimalkan pencapaian hasil belajar IPA prasyarat yaitu uji normalitas yang
siswa dalam penelitian ini menggunakan menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov
model discovery learning pada pembelajaran. untuk mengetahui data berdistribusi normal
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh atau tidak. Uji homogenitas bertujuan untuk
model pembelajaran discovery learning mengetahui apakah varian antar kelompok
terhadap motivasi dan hasil belajar IPA homogen. Selain itu, dilakukan Uji N-Gain
siswa kelas IV SD Inpres 12 Kabupaten untuk menghitung peningkatan antara tes
Sorong. awal dan tes ahir menggunakan rumus Hake
(1998) sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen quasi dengan melibatkan 2 kelas, Keterangan :
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Spost : Skor post-test
Kelas eksperimen adalah kelompok kelas Spre : Skor Pre -test
yang mendapat perlakuan berupa model Smaks : Skor maksimum ideal
discovery learning sedangkan kelas kontrol Kriteria perolehan skor N-gain dapat
dilihat pada tabel berikut:
adalah kelompok kelas yang menerapkan
pembelajaran langsung seperti biasa. Tabel 1. Kriteria N-gain
Desain penelitian yang digunakan Klasifikasi Kategori
dalam peneliti adalah Noneequivalent g ≥ 0,70 Tinggi
Control Group Design. Sebelum pelaksanaan 0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
eksperimen, peneliti memberikan angket dan g ≤ 0,30 Rendah
pretest kepada sampel yang telah ditentukan. Setelah uji prasyarat dilakukan maka
Setelah itu, diberikan perlakuan pada langkah selajutnya melakukan uji hipotesis.
kelompok eksperimen kemudian diakhiri Uji hipotesis yang digunakan adalah statistik
dengan memberikan angket dan posttest pada parametrik uji t dua sampel independent
kedua sampel tersebut. Teknik purposive
(Independent Sample t-test) yang bertujuan
sampling. Teknik pengumpulan data yang
untuk mengetahui perbedaan antara
digunakan adalah tes dan non tes. Instrument
kelompok eksperimen dan kelompok
pengumpulan data tes berupa tes pilihan
ganda. Instrument non test observasi kontrol.
berkaiatan dengan aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran, angket HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan untuk mengumpulkan data Penelitian ini membahas variabel
berkaitan dengan motivasi belajar. motivasi belajar dan hasil belajar dengan
Validitas isi dalam penelitian ini perlakuan Discovery Learning pada siswa
menggunakan 3 Expert Judgment yang kelas IV Sekolah Dasar. Sebelum melakukan
98
Retno Primantiko, Asrul & Abdul Rachman Tiro / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 96 - 102

pengujian hipotesis maka terlebi dahulu pada sampel yang berbeda. Berdasarkan uji
dilakukan pengujian validitas instrument reliabilitas terhadap instrument angket dan
yang digunakan untuk menentukan bahwa tes menggunakan alpha cronbach diperoleh
instrument tes tersebut layak digunakan nilai ( ) angket sebesar 0,721 dan
dalam penelitian. Sampel yang diteliti yaitu instrument test sebesar 0,711. Berdasarkan
kelas IVA berjumlah 21 siswa sebagai kelas kriteria pengujian, jika nilai reliabilitas
eksperimen dan kelas IVB berjumlah 20 instrument ( ) > 0,6.
siswa sebagai kelas kontrol. Setelah intrumen Metode non tes digunakan peneliti
dinyatakan valid maka langkah selanjutnya untuk mengetahui angket motivasi belajar
yang dilakukan yaitu mencari reliabilitas siswa. Berikut disajikan pada tabel 2.
instrument melalui uji coba soal dan angket
Tabel 2. Hasil Angket motivasi belajar kelas kontrol dan eksperimen
Skala (kontrol) (eksperimen)

Rentang Kategori Frekuensi Persen Frenkuensi persen

X > 102 Sangat baik 2 10% 7 33,33%


84 < X ≤ 102 Baik 3 15% 11 52,38%
66 < X ≤ 84 Cukup 14 75% 3 14,29%
48 < X ≤ 66 Kurang 0 0 0 0
X ≤ 48 Sangat kurang 0 0 0 0

Tabel 2. terlihat bahwa terdapat Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pretest


perbedaan motivasi belajar pada posttest Eksperimen
kelas kontrol dan eksperimen yang diberi Frekuensi
Nilai Absolut Relatif (%)
perlakuan dengan model pembelajaran
20 – 30 1 5
discovery learning. Pada kelas kontrol 75%
31 – 41 4 19
motivasi belajar siswa pada kategori cukup, 42 – 52 5 24
15% motivasi belajar siswa pada kategori 53 – 63 6 29
baik dan 10% motivasi belajar siswa pada 64 – 75 5 23
Jumlah 21 100%
kategori sangat baik. Sedangkan pada kelas
Tabel 3 menunjukkkan bahwa Nilai
eksperimen yang mendapat perlakuan
terbanyak interval 64 – 75 yaitu sebesar 23 %
menggunakan model pembelajaran discovery
(5 orang dari 21 siswa). Sedangkan nilai
learning motivasi belajar siswa pada kategori paling sedikit interval 20 – 30 yaitu sebesar 5
sangat baik mencapai 33,33%, motivasi % ( 1 dari 21 siswa). Nilai rata-rata untuk
belajar siswa pada kategori baik, 52,38% pretest ini adalah 52,38. Adapun data posttest
motivasi belajar siswa pada kategori cukup dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
14,29%. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Postest
Penggunaan model pembelajaran Eksperimen
discovery learning terhadap motivasi belajar Nilai Frekuensi
Absolut Relatif (%)
siswa mengalami perkembangan yang
60 – 67 3 14
signifikan 7 orang siswa yang mendapat 68 – 75 5 24
kategori sangat baik. Metode tes digunakan 76 – 83 4 19
peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa. 84 – 91 5 24
92 – 100 4 19
Berikut data pretest pada tabel 3.
Jumlah 21 100%

99
Retno Primantiko, Asrul & Abdul Rachman Tiro / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 96 - 102

Tabel 4 menunjukkkan bahwa homogen. Sedangkan Uji Homogenitas


banyaknya kelas ada 5 dengan panjang tiap Posttest Hasil Belajar diperoleh nilai
interval kelas adalah 8. Nilai yang paling signifikansinya sebesar 0,571, karena taraf
banyak diperoleh terletak pada interval 84 – signifikan yang diperoleh lebih besar dari
91 yaitu sebesar 24 % (5 orang dari 21 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan
siswa). Sedangkan nilai paling sedikit homogen.
diperoleh terletak pada interval 60 – 67 yaitu Setelah uji prasyarat (uji normalitas
sebesar 14 % ( 3 dari 21 siswa). Nilai rata- dan uji homogenitas) terpenuhi, maka
rata utuk posttest ini adalah 80,47. langkah selanjutnya adalah uji hipotesis.
Sebelum Analisa data dilakukan yakni Dalam penelitian ini untuk pengujian
data terlebih dahulu diuji prasyarat yaitu hipotesis peneliti menggunakan uji
normalitas dan homogenitas. Hasil uji independent sample t-test atau biasa disebut
normalitas yang diperoleh dari pengolahan uji t. uji hipotesis dilakukan dengan
data angket motivasi belajar siswa dan hasil menggunakan software statistik sebagai
belajar. Diketahui bahwa data berdistribusi berikut:
normal jika nilai signifikansi yang diperoleh Tabel 5. Uji t angket motivasi belajar
lebih dari 0,05 dan apabila nilai siswa
signifikansinya kurang dari 0,05 maka data T df Sig. (2 tailed)
tersebut berdistribusi tidak normal. N-Gain - 4.308 39 .000
Signifikansi data pada angket motivasi
belajar kelas kontrol adalah sebesar 0,599 Berdasarkan tabel 5 Uji Independent
dan pada kelas eksperimen sebesar 0,448, sample t-test pada kolom equal variances
karena signifikansi setiap kelas berada di atas assusmed melalui SPSS diperoleh
0,05 sehingga dapat disimpulkan data signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak,
tersebut berdistribusi normal. dengan data angket motivasi diperoleh
Uji normalitas posstest hasil belajar thitung sebesar 4.308 dengan dk = n – 2 (41-
diketahui bahwa data berdistribusi normal 2 = 39) diperoleh ttabel sebesar 1.684.
jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih Berdasarkan analisis data nilai yaitu
dari 0,05 dan apabila nilai signifikansinya thitung>ttabel (4.308 > 1.684). Hal ini
kurang dari 0,05 maka data tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
berdistribusi tidak normal. Signifikansi data signifikan antara model pembelajaran
hasil belajar pada kelas kontrol adalah discovery learning terhadap motivasi belajar
sebesar 0,583 dan pada kelas eksperimen siswa, dengan kata lain terdapat perbedaan
sebesar 0,972, karena signifikansi setiap antara motivasi belajar siswa yang diberikan
kelas berada di atas 0,05 sehingga dapat pembelajaran melalui discovery learning
disimpulkan data tersebut berdistribusi dengan pembelajaran konvensional.
normal. Tabel 6. Uji t hasil belajar siswa
Hasil uji homogenitas yang diperoleh T df Sig. (2 tailed)
dari pengolahan data angket motivasi dan
N-Gain -3.754 39 .001
hasil belajar diketahui bahwa nilai
signifikansinya sebesar 0,294, karena taraf
signifikan yang diperoleh lebih besar dari Berdasarkan tabel 6 Uji Independent
0,05 maka data tersebut dapat dikatakan sample t-test pada kolom equal variances

100
Retno Primantiko, Asrul & Abdul Rachman Tiro / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 96 - 102

assusmed melalui SPSS diperoleh kategori sedang. Sedangkan pada pengujian


signifikansi 0,001 < 0,05. maka H0 ditolak. hasil belajar diperoleh pengujian hipotesis
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh independent samples t-test, sebesar (2.688) >
yang signifikan antara model discovery ttabel (1.684) pada taraf signifikansi 5%.
learning terhadap hasil belajar siswa, dengan Hasil uji N-gain melihat pengaruh yang
kata lain terdapat perbedaan antara hasil diberikan model discovery learning terhadap
belajar siswa yang diberikan pembelajaran Hasil belajar IPA siswa dari nilai rata-rata N-
gain yaitu sebesar 0,55% dimana nilai
melalui discovery learning dengan
tersebut masuk dalam kategori sedang.
pembelajaran konvensional. Data tersebut
Saran yang dapat peneliti diberikan
sejalan dengan penelitian, (Faan. et al, 2021)
adalah sebagai berikut: (1) Perlunya
yang menunjukkan perbedaan signifikan
mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa
terhadap penggunaan model pembelajaran
sedini mungkin, sehingga motivasi dan hasil
discovery Learning.
belajar siswa dapat diperbaiki. (2)Faktor-
Hasil uji N-gain diperoleh nilai rata-
faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi
rata motivasi belajar adalah sebesar 0,44%
dan hasil belajar perlu diketahui sehingga
sedangkan pada hasil belajar IPA siswa
model pembelajaran yang tepat untuk proses
adalah sebesar 0,55% berada pada kategori
pembelajaran dapat ditemukan. (3) Perlunya
sedang. Hasil ini didukung dengan hasil yang
membangun motivasi dan hasil belajar siswa,
relevan yang diperoleh (Asrul et al. 2020),
sehingga dalam proses pembelajaran dapat
bahwa pembelajaran penemuan memberikan
mencapai hasil yang maksimal. (4) Penelitian
dampak yang sangat baik terhadap hasil
menggunakan model pembelajarn discovery
belajar siswa sekolah dasar.
learning untuk motivasi dan hasil belajar
siswa dapat dicoba untuk diterapkan pada
KESIMPULAN
materi lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa siswa yang belajar melalui
DAFTAR RUJUKAN
penggunaan model Discovery Learning
memberikan pengaruh yang baik dalam Arifuddin, R., Yulianto, A., & Alman, A.
pembelejaran. Hal tersebut ditunjukkan (2021). Pengaruh Pendekatan Saintifik
dengan uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas
menggunakan uji t, H0 ditolak dan H1 IV SD YPK 4 Pniel Kota
diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan Sorong. Jurnal Papeda: Jurnal
yang signifikan antara kelompok yang Publikasi Pendidikan Dasar, 3(1), 55-
dibelajarkan dengan model discovery 61.
learning dan kelompok siswa yang Asrul, A., Tiro, A. R., & Risakotta, H.
menggunakan model konvensional. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran
Berdasarkan data yang diperoleh dari Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil
pengujian hipotesis menggunakan Belajar IPA pada Materi Panca Indra
independent samples t-test, diperoleh nilai Manusia Bagi Siswa Kelas IV SD
thitung (2.164) > ttabel (1.684) pada taraf Inpres 12 Kabupaten Sorong. Jurnal
signifikansi 5%. Hasil uji N-gain melihat Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan
pengaruh yang diberikan model discovery Dasar, 2(1), 37-42.
learning terhadap motivasi belajar IPA siswa Depdiknas. (2003). Undang-undang RI
dari nilai rata-rata N-gain yaitu sebesar No.20 tentang sistem pendidikan
0,44% dimana nilai tersebut masuk dalam nasional.
101
Retno Primantiko, Asrul & Abdul Rachman Tiro / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 96 - 102

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Dan Hasil Belajar Fisika Siswa Man
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad Bondowoso. Jurnal Pembelajaran
21. Jakarta: Ghalia Indonesia. Fisika, 6(2), 168–174.
Faan, E. M., Yulianto, A., & Asrul, A. Rahman, E. P., Asrul, A., & Ramadhani, I.
(2021). Pengaruh Model Discovery A. (2019). Pengaruh Media Animasi
Learning terhadap Keaktifan Siswa pada Pembelajaran Suhu dan Kalor
dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SD terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SD
YPK Persiapan Mirafan. Jurnal Negeri 14 Waigama. Jurnal
Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Pendidikan, 7(2), 21-28.
Dasar, 3(1), 69-75. Sani, A. R. (2015). Pembelajaran Saintifik
Nadhiroh, N. (2017). Pengaruh Model untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Discovery Learning Terhadap Motivasi Jakarta: Bumi Aksar.
dan Hasil Belajar Fikih Peserta Didik Siregar, S. (2017). Metode Penelitian
Kelas IV MI Manba’ul 'Ulum Kuantitatif dilengkapi dengan
Buntaran Rejotangan Tulungagung. Perbandingan Perhitungan Manual &
Pangaribowo, D. ., Keliat, N. ., SPSS. Jakarta: Kencana.
Sastrodihardjo, S., & Hutangoal, D. . Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
(2017). Penerapan Model Pembelajaran Kombinasi (Mixed Methods) (Cetakan
Discovery Learning dan Permainan ke). Bandung: CV. Alfabeta.
Smart Case untuk Meningkatkan Hasil Sumarniti, N. N., Arcana, I. N., Wibawa, I.
Belajar Siswa Kelas VII C SMP C. (2014). Pengaruh Model Guided
Kristen 2 Salatiga. Bioedukasi, 10(1), Discovery Learning Terhadap Hasil
47–57. Belajar IPA pada Siswa Kelas V di SD
Patandung, Y. (2017). Pengaruh model Gudus VII Kecamatan Sawan Tahun
discovery learning terhadap Pelajaran 2013/2014, 2(1).
peningkatan motivasi belajar IPA Yulianto, A. (2018). Pengaruh Discovery
Siswa. Journal of Educational Science Learning Berbasis Lingkungan
and Technology (EST), 3(1), 9. terhadap Pemahaman Konsep
https://doi.org/10.26858/est.v3i1.350. Ekosistem ditinjau dati Keaktifan
Putri, R. H., Lesmono, A. D., & Aristya, P. Peserta Didik Kelas V SDN 135
D. (2011). Pengaruh Model Discovery Salebbo Mario Sulawesi Selatan.
Learning Terhadap Motivasi Belajar

102

You might also like