You are on page 1of 398
Fundamentals of Electricity Step 2 Ww DAFTAR ISI Hal LISTRIK STATIS LISTRIK STATIS .. 1. Uraian 2. Kekuatan Listrik Statis 3. Induksi Elektrostatis KAPASITOR ... 7 1. Prinsip Kapasitor...... 2. Tipe Capasitor dan karakteristiknya .. ROoNnsas SEMIKONDUKTOR SEMIKONDUKTOR .. . Uraian 2, Semikonduktortipe-N dan tipe:P. DIODA TRANSISTOR © aro WIRING DIAGRAM KELISTRIKAN URAIAN 1, Simbol-Simbal ae SimbOl-SimbO! KONEKOF accsnnnnee 14 Grounding point verses Nomor Pin (Pin Number) ones 1S Warna-Warna Kabel... ®. Singkatan-Singkatan LETAK DARI ELECTRICAL WIRING DIAGRAM MANUAL wwcsscsnannnennnes 16 gaon 1, Wiring Diagram 16 2, Lokasi Relay dan Route Kabel 18 3. Wiring Diagram Keseluruhan 19 4, Manual Wiring Diagram Kelistrikan Tipe Batu oon. cnsennnsn vee 20 KONSTRUKSI SIRKUIT TESTER KONSTRUKSI SIRKUIT TESTER uo. oosecone 22 AMMETER, 22 VOLTMETER 23 OHMMETER wn... commences 24 PEMERIKSAAN KOMPONEN KELISTRIKAN METODE PEMERIKSAAN KONEKTOR 1, Cara Memeriksa Konektor 2, Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan.. METODE PEMERIKSAAN 1. Sirkuit Normal... 2. Sirkuit Yang Putus ae 3. Sirkuit Hubungan Singkat ... 4. Kenaikan Tahanan Dalam Sirkult. BATERAI AKSI KIMIA BATERAI sens 1. Discharging (Pembuangan) 2. Charging (Pengisian) KAPASITAS BATERA .. a 1. Pengosongan Kapasitas Lambat 2. Pengosongan Kapasitas Cepat TAHANAN DALAM BATERAI DAN METODE PENYAMBUNGANNYA 1. Tahanan Dalam Baterai . 2, Metode Penyambungan... PEMBEKUAN ELEKTROLIT.... SELF-DISCHARGE (PEMBUANGAN SENDIRI)... , PERPANJANGAN PERAWATAN BATERAI 4, Perbedaan Dengan Baterai Biasa . 2. Berkurangnya Pengosongan Sendiri 9. Berkurangnya Penambahan Air. 4. Level Elektrolit dan Indikator Berat denis... Bi PEMERIKSAAN BATERAI . 32 Hal 26 27 28 28 28 29 29 .3t . 3t 32 32 33 34 34 35 36 36 37 37 37 37 38 40 LISTRIK STATIS - List stats & LISTRIK STATIS LISTRIK STATIS 1. URAIAN Apabila listrik statis (tidak bergerak) dalam suatu bahan, maka ia disebut listek statis (static electricity) Bila sebuah batang kaca digosok dengan kain sutera, maka permukaan batang kaca dan kain sutera aka terisi dengan listrik. Phenomena seperti ini disebut dengan pengisian. Pengisian listrik pada batang kaca dan Kain sutera tidak bergerak kecuali jika ba- tang dan kain tersebut digerakkan saling mendekat atau dihubungkan dengan bahan penghantar. Se S ) Batang kaca Kain Sutera Listrik statis yang dibangkitan dengan cara inidisebut frictional electricity dan banyaknya listrik yang diisikan pada bahan tersebut disebut electric charge, yang ditunjukkan dengan simbol Q. Satuannya adalah coulomb dan ditunjukkan dengan simbol C. 1 C adalah sama dengan 6,25 x 10" elektron. Pada “Dasar-Dasar Kelistrikan” Step 1 kita mempelajari arus listrik yang merupakan perpindahan/pergerakan electric charge. Berikut ini adalah hubungan antara 1 Adengan 1 C. 1 A= 6,25 x 10" elektron/de! cidet 2. KEKUATAN LISTRIK STATIS Bila dua buah batang kaca digantungkan dengan be- nang dan keduanya digosok dengan kain sutera, kemudian keduanya saling didekatkan, maka kedua- nya akan saling tolak menolak. Dalam hal lain, bila salah satu dibatang kaca didekatkan ke Kain sutera, makabatang dan kain sutera akan saling tarik menarik, Phenomena ini membuktikan bahwa gaya tolak akan bekerja antara electric charge yang sama (senama) dan gaya tarik akan bekerja pada electric charge yang berlainan (berlawanan). Gaya yang bekerja antara electric charge disebut gaya elektrostatis. & LISTRIK STATIS ~ Listrik Statis 3, INDUKSI ELEKTROSTATIS Bila body “A” yang bermuatan didekatkan ke kon- duktor "B" yang di-isolasi oleh sebuah isolator, maka akan terjadi_muatan listrik (pada konduktor "B" yang terdekat dengan body “A” yang bermuatan) yang berlawanan dengan muatan listrik body “A" yang bermuatan. Pada saat itu, bagian konduktor “B" yang terjauh dari body “A” yang bermuatan akan terisi oleh listrik dengan polaritas yang sama dengan body “AY yang bermuatan. Phenomena ini disebut induks! elektrostatis. Bodi yang bermuatan * Konduktor Induksi elektrostatis akan terjadi apabila body “A” yang bermuatan didekatkan ke konduktor “B”. Hal ini tidak berarti bahwa muatan listrik pada body “A” akan_hilang. Pada saat body “A yang bermuatan dijaunkan kembali dari konduktor “B", muatan pada masing-masing ujung konduktor “B" akan saling meniadakan dan pada akhirnya seluruh bagian dari konduktor "8" akan kembali_ ke kondisi kosong dari listrik Body yang bermuatan “A’ Konduktor iS eS ® e 3) 6 =8 ef —. ee |-— isolator Bila setelah konduktor “B" yang telah terisi oleh in- duksi elektrostatis disentuh dengan jari seperti pada gambar di bawah, muatan positifnya akan menujike massa dan dinetralisir oleh muatan negatif dari bumi, akibatnya hanya muatan negatit saja yang tertinggal pada konduktor "t Body yang bermuatan ” e ® e ® Masa Bumi Menghilangkan muatan listrik dari body yang ber- muatan disebut sebagai pengosongan (discharging) Bila body yang mempunyai muatan listrik yang berlawanan dihubungkan dengan kawat seperti gam bar di bawah, muatan positif dan negatif akan di- buang melalui kawat dan saling menetralisir. Karena muatan listrik bergerak, aruspun mengali. Pengosongan Bila muatan listrik yang berlawanan berada pada dua body dan body yang bermuatan tersebut ditem- patkan berdekatan, gaya elektrostatis yang besar akan timbul dan muatan listrik akan terbuang lewat udara tanpa dihubungkan dengan kawat LISTRIK STATIS ~ Kapasitor & Hal inilan yang menyebabkan kilat, karena atmostir selalu bermuatan positif dan bumi selalu bermuatan negatif, induksi elektrostatis akan menyebabkan niuatan positif dan negatit akan tersusun sendiri pada awan seperti ilustrasi di bawah. Pada saat salah satu dari muatan ini telah cukup, ia akan terbuang dengan keras melalui udara diantara bumi atau awan {ain dalam bentuk kilat. oe ee8 ® ee &.9 Petr ronyebhan ae et KAPASITOR 4. PRINSIP KAPASITOR Seandainya dua plat logam “A” dan "B" diletakkan saling sangat berdekatan, dipisahkan oleh isolator seperti terlihat di bawah. Bila salah satu plat di- hubungkan dengan terminal positif baterai_ dan yang lain dengan terminal negatif, muatan positit dan negatit dari baterai akan bergerak ke plat tersebut, Karena muatan positif plat “A” dan muatan negatit plat "8" saling tarik menarik tetapi karena tidak dapat saling menetralisir disebabkan adanya isolator yang memisahkan mereka, maka muatan positit akan ter-bentuk pada satu plat dan muatan negatit pada plat lain, Muatan tersebut akan tersimpan sampai ada pembuangan. Afat yang dapat menyimpan muatan listrik bila diberi tegangan disebut kapasitor (capacitor) atau kon- denser (condenser). ss Polat logam “A Oo | Ooo Isolator Polat logam "Bs ~~ O88 | OOO Kapasitas {kemampuan menyimpan muatan listrik) diukur dalam satuan Farad dan ditunjukkan dengan lambang F. 1 F adalah kemampuan kapasitor menyimpan 1 C (1 Coulomb) muatan listrik bila diberikan 1 V. Bila tegangan V diberikan dan disimpan Q coulomb muat- an listrik, maka kapasitornya adalah: Karena Farad terlalu besar untuk satuan praktis, biasanya digunakan beberapa satuan iain seperti terlihat di bawah SATUAN | guruaN UNTUK ANOKA WARGA EGIL ‘SiMBOL, ar pF ~| pseeeT | rana| microranan | PicoFAnAD oan 4 aie Ta a cwneawoe | (vnee0 e000) 2, TIPE KAPASITOR DAN KARAKTERIS- TIKNYA KAPASITOR KERAMIK Keramik, yang mempunyai daya isolasi yang baik, merupakan satu jenis isolasi yang umum digunakan pada kapasitor. Keramik yang digunakan pada jenis kapasitor ini meliputi titanium, barium titanate dan lain-lain. Kapasitor jenis ini dipergunakan dalam sirkuit eletronik. Isolator keramik Elektroda porak Polapis ps isolator Penghubung KAPASITOR KERTAS Kapasitor jenis ini menggunakan isolasi kertas. Untuk memperiuas penampang pelat konduktor, isolator kertas dan pelat konduktor dipasang berlapis dan kemudian digulung dalam bentuk fabung se- hingga menjadi sebuah kapasitor. Kapasitor jenis it digunakan pada breaker point sistem pengapian. Kapasitornya berkisar antara 0,14 dan 0,24 LF. Logam Film Isolator kertas LISTRIK STATIS ~ Kapasitor KAPASITOR ELECTROLYTIC Pada kapasitor jenis ini, isolasinya adalah film tipis dari metal oxide yang diletakkan di atas dasar alu- minium atau tentalum dengan elektrolisasi. Hal ini memungkinkan untuk membuat jarak antara pelat konduktor sekecil mungkin sehingga akan menam- bah kapasitas muatan fistriknya. Kapasitor elektrolit dipergunakan pada flasher dari turn signal unit pada mobil. ®Terminal © Terminal Pormukaan_[[ meters Aluminum Kertas & oloktroti ae ras & elektrolt Karena terminal-terminal kapasitor elektrolit mempunyai polaritas (positif dan negatif), maka terminal-terminal tersebut harus dihubungkan dengan benar menurut polaritasnya. Untuk membedakan kapasitor elektrolit dari kapasitor yang lain diper- gunakan simbol grafik khusus seperti terlihat di ba- wah. Catat bahwa kapasitor elektrolit diberi tanda untuk menunjukkan polaritasnya. fe KAPASITOR ELEKTROLIT af KAPASITOR BIASA LISTRIK STATIS - Kapasitator B TIPE KAPASITOR DAN KAPASITASNYA, Kapasitor mempunyai tingkat kapasitas yang ber- beda-beda seperti terlihat di bawah tergantung pada jenisnya: EAPASITAS oF oF Pe 410 10°40" 00104 4 wo ser 0" tof |kapasitas ELEKTROLIT KAPASTAS KERTAS TITANIUM OXIDE \KAPASITOR KERMIK [BARIUM TITANATE KAPASITOR KERAMIK Kapasitor digunakan pada automobil untuk beberapa tujuan, antara lain: ‘a, Mencegah loncatan api pada breaker point dengan menyerap EMF (electromotive torce) dati primary coil pada saat tik kontak terbuka b. Mencegah radio static yang disebabkan oleh kerja, voltage regulator dan ignition coil . Untuk mengatur waktu kerja sirkuitlistrik. REFERENS! Dibidang automatif, kapasitor sering disebut “con- denser” (PEFERENS! PEMERIKSAAN KAPASITOR Untuk kapasitor electrolytic yang mempunyai har- ga kapasitas besar, ukurlah dengan mengguna- kan ohmmeter seperti mengukur tahanan pada skala tinggi. Jarum ohmmeter harus meleset ke- angka“0" dan kemudian pelan-pelan kembali ke e (tak terhingga), Bila jarum tidak kembali ke angka “O" tetapi diam pada angka tertentu, mung- kin terjadi kebocoran arus atau isolasi di dalam isolator mungkin rusak. Selanjutnya baliklah probe (kabel] dan lakukan pengukuran yang se- rupa. Dalam hal ini, berarti baik bila jarum tidak bergerak. SEMIKONDUKTOR ~ Semikonduktor SEMIKONDUKTOR SEMIKONDUKTOR 1. URAIAN Pada akhir-akhir ini ada tuntutan pengembangan semi konduktor untuk bagian-bagian kelistrikan automotit, Misalnya dioda yang menyearahkan arus yang dibangkitkan oleh alternator, transistor pada sistem pengapian untuk switch yang mengalirkan dan memutuskan arus ke ignition coil dan lain-lain. Dalam bab ini akan dijelaskan dasar-dasar semikonduktor. Semikonduktor adalah bahan yang mempunyai ta- hanan yang lebih tinggi dari konduktor yang balk se- perti tembaga, besi dan lain-lain, tetapi lebih rendah dari isolator seperti kaca atau karet. ‘Semikonduktor mempunyai sitat sebagai berikut ' 1 40°-4 PERAK, TEMBAGA ‘ BESI, NIKEL KONDUKTOR YANG BAIK 10 KARBON 107 10° GERMANIUM 10? SEMIKONDUKTOR 108 COPPER OXIDE, SILICON 108 ; 10° i jor] BAKELITE 1 Q 107 1 ISOLATOR en 1 10" \ KACA 1 KARET ' 10" 1 RESISTANSI (/cm) a. Bila suhunya naik, tahanan listriknya berubah. b. Bila dicampur dengan bahan lain, daya hantar listriknya naik. . Tahanannya berubah besar bila terkena cahaya, dan menghilang-kan cahaya bila dialiri arus. Dua bahan semi konduktor yang paling umum igunakan adalah germanium (Ge) dan silikon (Si) ‘Akan tetapi_ pada bentuk murninya, mereka tidak cocok digunakan dalam praktek sebagai semi- konduktor. Karena alasan tersebut, mereka harus di “doped” yaitu diberikan sedikit ketidak murnian untuk meru- bah efektifitasnya. SEMIKONDUKTOR ~ Semikonduktor 2. SEMIKONDUKOR TIPE-N DAN TIPE-P Semikonduktor dapat dibedakan dalam dua tipe yaitu type-N (negatit} dan type-P (posit) TIPE-N Tipe-N semikonduktor terdiri dari silikon (Si) atau germanium (Ge) base atau “substrate” yang telah di dope dengan sedikit arsenic (As), antimony (Sb) atau phosphorus (P) untuk memberinya banyak elektron bebas (elektron yang dapat bergerak dengan mudah melalui sifkon atau germanium untuk memberikan ‘atus listrik) Si or Ge ‘As, Sb or P TIPE-P Tipe-P semikonduktor terdiri dari dasar silikon atau germanium yang telah di dope dengan galium (Ga), indium (In) atau aluminium (Al) untuk memb lubang-lubang yang dianggap sebagai elektron hilang dan dari_ sini muatan positif mengalir dengan arah berlawanan dari elektron bebas. Si or Ge Hole ~}—Ga, In or Al a SEMIKONDUKTOR — Diode DIODA ‘Semikonduktor diode dibuat daritipe-n semikonduktor yang dihubungkan dengan tipe-p semikonduktor. Terminal Semi 1 Semi konduktor | kenduktor | ee? Tipo Tipe dioda adalah banyak. Di sini hanya akan dijelas- kan kemampuan diode penyearah. KEMAMPUAN DIODE PENYEARAH Diode penyearah memungkinkan arus tegangan rendah mengalir melaluinya apabila arahnya dari P ke N ("forward biased’) tetapi mencegah arus dari N ke P ("reverse biased”) Dioda Arus HUBUNGAN DIODA YANG MENGALIRKAN ARUS. OHP 1 Dioda -— fe YE) menglir HUBUNGAN DIODA YANG TIDAKMENGALIRKAN ARUS, OHP1 |W 6 Diode penyearah biasa dalam diagram kelistrikan ditunjukkan dengan simbol_ seperti di bawah. Ujung kecil dari segitiga menunjukkan arah aliran arus. ‘Anoda dan katoda adalah elektroda positit dan negalit demikian seterusnya. ‘Anoda (+) —)>—- Katoda (-) OHP 1 Diode terdapat dalam beberapa bentuk seperti ter- tihat di bawah, Arah arus masing-masing ditandai dengan sabuk berwarna, titik atau graphic symbol. -2- oS eS m7 Lingkaran Tk Grafik sine SEMIKONDUKTOR - Transistor G TRANSISTOR Transistor yang biasa terdapat dalam dua variasi: npn dan pnp. Transistor npn tersusun dari semikonduktor tipe-p yang diapit olen semikonduktor tipe-n, sedangkan pnp transistor adalah semikonduktor tipe-n yang diapit olen semikonduktor tipe-p. Dalam semua hal, pada bagian dasar diberi elektroda (Gibagian alas bahan semtikonduktor) dan masing- masing elekt/oda mempunyai nama tersendiri seperti terlihat pada gambar di bawah. Koloktor TRANSISTOR NPN er OHP 2 TRANSISTOR PNP Kolektor OHP 2 TIPE TRANSISTOR DAN SIMBOLNYA Tipe transistor ada bermacam-macam, contohnya yang terlinat di bawah sebelah kanan. llustrasi dise- belah kanan menggambarkan konstruksi bagian dalam (diperbesar) dari transistor. Bentuk asiinya adalah kecil ukurannya Germanium tipe-N Lapisan-P. Indium Kaca Lingkaran logam Kolektor Transistor Sambungan, campuran Pada transistor npn dan pnp tegangan diberikan pada arah yang berlawanan. Perbedaan tersebut terlihat dalam grafik di bawah. Pada transistor npn, tanda panah mengarah ke emitter sedangkan pada transis- tor pnp, tanda panah menjauhi emitter. Kolektor Emitter “© “© Emitor Kolektor TIPE NPN TIPE PNP, ‘Tanda panah tersebut menunjukkan arah arus listrik dalam transistor. Arus kolektor Arus emitor TIPE NPN TIPE PNP, OHP 2 w SEMIKONDUKTOR - Transistor Elektrode (basis 8, emitter E dan kollektor C) dari ketiga jenis uum transistor ini ditunjukkan seperti gambar di bawah, Tanda untuk kolektor REFERENSI Cara menerangkan perbedaan antara npn de- gan pnp transistor : Perhatikan ketiga kode alphanumeric yang tertulis pada transistor. * Kalau hurufnya “A” atau “B" berarti \ransistor PNP * Kalau hurufnya “C" atau “D” berarti transistor PNP Contoh 28C123 = transistor NPN QO 10 DIAGRAM RANGKAIAN KELISTRIKAN ~ Uraian & DIAGRAM RANGKAIAN KELISTRIKAN URAIAN Apabila rangkaian kelistrikan digambarkan dengan gambar benda aslinya, maka ilustrasinya akan men- jadi sulit dan rumit untuk dimengerti. Oleh karena itu maka diagram rangkaian digambarkan dengan sim- bol yang menunjukkan Komponen kelistrikan dan kabel-kabel. Sebagai contoh, diagram rangkaian yang termasuk baterai, sekering dan lampu adalah seperti ditunjukkan di bawah: Saklar TT = Ground Ground = Dalam kendaraan yang sebenarnya, banyak sekali sistem kelistrikan, kabel-kabel dan konektor yang menghubungkannya Bila melakukan pemeriksaan sistem kelistrikan, ada- lah mudah untuk menemukan baterai, macam- macam komponen seperti lampu, klakson dan lain- lain tetapi sulit untuk mengidentifikasi sekering, junction block (J/B), relay block (F/B), konektor, kabel-kabel dan lain-lain demikian juga untuk mene- mukan lokasinya dikendaraan. Oleh karena itu, maka dilengkapilah dengan Electri- cal Wiring Diagram (EWDs) yang menunjukkan tidak hanya komponen utama tetapi juga junction block, connector, kabel-kabel. Semua wiring diagram kelistrikan untuk model kendaraan tertentu disatukan dalam satu buku khusus yang disebut Electrical Wiring Diagram Manual. Di bawah adalah diperiihat- kan adalah wiring diagram lampu belakang untuk corolla (AES#). Beem a DIAGRAM RANGKAIAN KELISTRIKAN ~ Uraian Wiring diagram digambarkan menurut aturan tertentu. Untuk dapat menggunakan wiring diagram dengan benar, pertama-tama kita harus mengetahui aturan tersebut. 1, SIMBOL-SIMBOL Simbol-simbol berikut digunakan dalam wiring diagram untuk menunjukkan komponen kelistrikan yang dileng- kapi pada automobil LAMPU BESAR, +L BaTTeral 1, FILAMEN TUNGGAL — KAPAKITOR (KONDENSER) 2. FILAMEN GANDA CIGARETTE HORN > CIRCUIT BREAKER DIopA IGNITION COIL DIODA, ZENER LAMPU DISTRIBUTOR, A On HL —a}— —+o— LED (Light emmiting diode) Vo Fuse & METER, ANALOG —Ro— FUSEBLE LINK FUEL METER DIGITAL Lm in 12 OHPS DIAGRAM RANGKAIAN KELISTRIKAN — Uraian 8 RELAY ‘SPEAKER 1. NORMALLY CLOSED $ SWITCH, MANUAL, 2. NORMALLY OPEN 1. NORMALLY t OPEN RELAY, DOUBLE THROW —0—o}— 2. NORMALLY - CLOSED \/\A- —antsiston _ to ‘SWITCH, DOUBLE THROW SWITCH, WIPER PARK AGA} sercon raminton —o—)+ wines [= short pin 1. NOT CONNECTED Crp sovenoio 2. SPLICED OHP 4 13 a DIAGRAM RANGKAIAN KELISTRIKAN — Uraian 2. SIMBOL-SIMBOL KONEKTOR Wiring diagram juga menunjukkan bentuk, nomor pin dan warna konektor yang digunakan dalam sirkuit junction black No. 1 ‘SIMBOL PADA INDIKAS! PADA SIMBOL KONEKTOR TIPE KONEKTOR WIRING DIAGRAM : WIRING DIAGRAM (CONTOH) (CONTOH) @.®©.©..... | Dibusungkan langeung ke Simbol ‘Simbol komponen konektor konektor / or te @ Rolay Satu konektor atau satu Komponen Konektor dari sisi wireharnes N ‘Simbat tomor pin konektor Simbo! konektor va © ® on —©, & konektor \ sriarer = Nomor fin : Beborapa konoxtor atau aww numpontn | Konktor pada wireharnes AC, Hubungan ke ‘Simbol konektor Nomor pin / ‘Simbol konektor Warea a konektor ¥ BLACK Hubungan ke Sirkuit di dalam| junction block No. 2 injektor blok fe We Hubungan ke 4 Pin numbers: Iunetion block No. 9 we. Berhubungan ke Simbol rekon ponersin Hoa auack ~ ’ Warna konektor Konekor jantan batiea psy Sinbo! konektor Konektor _Konaktor L | betina janan PENTING | * Warna Konektor putih susu warnanya. Konektor yang warnanya tidak ditunjukkan adalah \ * Wiring harness dengan male terminal ditunjukkan dengan ( Pada saat melakukan test dengan circuit tes- ter, masukkan probe ke daiambagian belakang konektor, bukan ke dalam socket. BENAR PERIKSA TERHADAP DROP TEGANGAN Untuk memeriksa konektor terhadap drop tegang- an, hubungkan konektor dengan meter seperti ter- linat dibawah dengan beban bekerja, Pemeriksaan ini memungkinkan anda mendeteksi kesalahan ko- nektor. yang tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan tahanan kontak Merah (+) tegangan PEMERIKSAAN KOMPONEN KELISTRIKAN ~ Metode Pemeriksaan Konektor PERIKSA KEKUATAN JEPITAN Untuk memeriksa kekuatan jepitan konektor, masuk- kan pin jantan ke dalam pin betina pasangannya se- perti terlihat di bawah. Bila pin masuk dengan terlalu mudah, berarti bahwa pegas pin betina lemah, jadi pin betina harus diganti 2. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN * Hampir semua konektor automotit mempunyai mekanisme pengunei. Sebagian konektor mempunyai pengunci tunggal dan lainnya dengan pengunci ganda Beberapa mekanisme pengunci untuk melepas- nya dengan menarik keluar dan sebagian dengan menekannya Tarik ke atas ql Tekan * Kebanyakan pin dilengkapi dengan mekanisme Pengunci untuk mencegah agar pin tidak tertarik keluar dari konektornya pada saat konektor di lepaskan. Pada saat mengeluarkan pin dari konek- tor, pastikan untuk membebaskan penguncinya dengan alat yang tepat dan pada saat memasuk- kan pin, pastikan bahwa penguncinya mengunci ‘dengan baik ditempatnya. Mekanisme pengunci Mokanisme pengunei * Pegang kedua konektor dengan dua tangan pada saat melepaskannya Jangan sekali-kali menarik kabelnya. Benar O x Salah OHP 10, ‘+ Masukkan mate connector ke dalam female con nector sampai terkunci dan konektor tidak dapat ditarik lagi Batina Jantan ar w PEMERIKSAAN KOMPONEN KELISTRIKAN ~ Metode Pemeriksaan Sistem METODE PEMERIKSAAN SISTEM Gangguan pada rangkalan kelistrikan dapat dicari dengan cara berikut : a. Dengan mengukur tahanan komponen kelistrikan ‘tu senditi, b. Dengan mengukur arus yang mengalir dalam rangkaian, c, Dengan mengukur, drop tegangan. Metode yang ketiga, dengan mengukur drop tegang- an adalah cara yang paling baik karena beberapa alasan : a. Sebelum tahanan komponen kelistrikan itu sen- diri dapat di ukur komponen harus dilepas dari rangkaian b, Tidak semua ohm meter cocok untuk mengukur harga tahanan yang kecil dengan tepat. ¢. Ammeter harus dihubungkan seri untuk mengukur arus yang mengalir dalam rangkalan, Ini mem- butuhkan pemutusan rangkaian Oleh karena itu, maka gangguan dalam rangkaian dapat ditemukan dengan mudah melalui pengukuran drop tegangan. 1, NORMAL CIRCUIT (SIRKUIT NORMAL) Penurunan tegangan pada R, dan R, dari rangkaian b it dapat ditentukan sebagai berikut i= 28 ‘Tekanan total R, =A,+R, =3445=480 Arus I I= 12 = 2 20258 ae 7088 Drop tegangan =R,xI pada R, = 3x 0,25 =0,75V Drop tegangan Vv, =P, x! Pada R, = 45 x 0,25 = 11,25 V Perubahan potensial pada beberapa titik dalam con- toh rangkaian di bawah dapat diterangkan sebagai berikut 2. SIRKUIT YANG PUTUS ‘Anggaplah sebagai contoh bahwa dapat dipastikan dalam rangkaian terjadi putus di tik @ dari tahanan R, pada rangkaian di bawah. Untuk memastikan be- ‘nar dan tidaknya, kita dapat menggunakan voltmeter dengan mengukur drop tegangan pada titk-tiik ter- tinggi dari rangkaian (contohnya ©) atau @) ) dan pada titik yang diperkirakan terputus PEMERIKSAAN KOMPONEN KELISTRIKAN — Metode Pemeriksaan Sistem Bila tidak ditemukan adanya drop tegangan (kalau pointer dari voltmeter tetap pada 12V) berarti bahwa ada bagian rangkaian yang terbuka. Perubahan potensial pada berbagai tik dalam rang- ‘kaian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut ® @ hf } Vito 3. SIRKUIT HUBUNGAN SINGKAT ‘Anggaplah bahwa diperkirakan terjadi short (hubung- an singkat) pada tik @ (titik yang membagitahan- an 37 2 pada R, dari R, 8 9) dari tahanan R, (catat bahwa tahanan yang 45 9 ini adalah tahanan total dari R, dan R,) pada rangkaian yang sama seperti di atas. Sekarang marilah kita periksa drop tahanan V, pada R,, ® € : OHP 12 Karena pada titk @ terjadi hubungan singkat, arus mengalit dari battery ke sekering, switch, R,, R, (sam- pai tik @ ), ground (h) dan baterai. Akibatnya Tekanan total R, =R,+R, + 37'= 40.0 ‘Arus | 1 «4 rus “= = 2 203 40 @ Drop tegangan Vv, =A,xI pada R, =3x03=09V Drop tegangan Vv, =A,x! Pada R, =97x03211,1V Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa drop tegangan V, pada R, dari rangkaian ini lebih besar 0,18 dari pada harga 0,75 yang diperolen sebelum- nya, Perubahan potensial pada berbagai titik dari rangkai- ‘an contoh dapat dijelaskan sebagai berikut OHP 12 4. KENAIKAN TAHANAN TOTAL DALAM RANGKAIAN Kita anggap bahwa harga R, dalam rangkaian berikut naik (dari 45 © menjadi 57 2) karena rusak, marilah kita periksa penurunan tegangan V, pada R,, © => @ ve = oH 12 Tekanan total R, =R,+R, =3457= 600 v Arus 1 leg 2 soz Drop tegangan Vv, =R,x1 pada R, =3x02-06V Drop tegangan Vz =R,x! pada R, 57 x02=114V 29 @ PEMERIKSAAN KOMPONEN KELISTRIKAN — Metode Pemeriksaan Sistem Di sini dapat kita lihat bahwa drop tegangan pada R, dari rangkaian ini lebih kecil 0,15 V dari harga 0,75 V yang diperoleh pada hal 28. Perubahan potensial pada berbagai titik dalam rangkaian contoh dapat dijelaskan sebagai berikut « ® ® Kesimpulannya dapat kita katakan sebagai berikut a. Dengan mengukur drop tegangan, kita dapat me- nemukan rangkaian yang putus, short circuit, dan tahanan yang telah berubah. b. Bila drop tegangan pada tahanan tertentu di ba- wah normal, berarti mungkin ada hubungan sing- kat pada tahanan yang diukur atau harga tahanan dari tahanan lainnya naik. . Bila drop tegangan pada tahanan tertentu di atas normal, berarti bahwa, mungkin harga tahanan yang sedang diukur naik atau ada hubungan sing- kat (short circuit) pada tahanan yang lain pada rangkaian tersebut 30 BATERAI ~ Aksi Kimia Baterai &B BATERAI Bateral, bersama-sama dengan sistem pengisian, memberikan tenaga listrik pada kendaraan, Inilah yang merupakan satu-satunya sumber daya dari se- mua unit kelistrikan pada saat mesin cranking atau berhenti. Berbagai macam komponen listrik dan elektronik di- pergunakan dalam kendaraan modern. Oleh karena itu, pemelinaraan baterai meniadi semakin penting dari pada sebelumnya untuk menjamin bahwa pe- nambahan beban kelistrikan dapat di atasi. AKSI KIMIA BATERAL Phenomena yang terjadi apabila energi kimia dirabah menjadi energi listrik disebut discharging, dan seba- liknya apabila energi listrik dirubah menjadi energi kimia disebut charging Bila pelat positif dan negatif dari baterai dihubung- kan dengan rangkaian kelistrikan, elektrolit dan ba- han aktive dari pelat baterai mulai bereaksi satu sama lain secara kimia dan listrik akan mengalir da- lam rangkaian tersebut, Pada saat itu bateral mulai discharging Pengisian kembali baterai (mengisi energl listrik ke baterai yang Kosong) adalah kebalikan dari proses kimia dan baterai akan Kembali terisi seswai dengan kapasitasnya. 1. (PENGOSONGAN) DISCHARGING Pada saat pelat timah (Pb) dan timah peroxide (PbO,) direndam pada elektrolit dari asam sultat (H,SO,), akan bangkit gaya electromotive antara pelat-pelat. Pelat timah akan menjadi pelat negatit dan timan peroxide akan menjadi pelat positit. Bila sebuah rangkaian dihubungkan dengan pelat- pelat ini, rangkaian tersebut akan dialiri oleh arus listrik. Ini menyebabkan timah pada pelat bereaksi dengan asam sulfat dalam elektrolit dan mengakibat- kan pembentukan lead sultate disekeliling pelat ‘Asam sullat yang terkandung dalam elektralit berat jenisnya akan_menurun. ini berlangsung terus tanpa pengisian kemball, kristal lead sulfate yang keras (PbSO,) yang terbentuk olen baterai yang dikosongkan akan ‘menutupi permukaan kedua pelat (bila hal ini terjaci, dapat kita katakan sebagai sulfatisasi pelat) Karena kedila pelat akan tertutup oleh lead sulfate tersebut, mereka akan netral secara elektsa kimia dan akan berpengaruh satu sama lain, sehingga tidak ada lagi aksi_kimia yang akan terjadi. Pada saat ini baterai dapat dikatakan discharge (atau “mati” atau “kosong’). - + Etecuoir i ma FULLY-CHARGED STATE yp 13 [na Pos, ing POS, DISCHARGING OHP 13 a ia BATERAI - Kapasitas Baterai 2. PENGISIAN (CHARGING) Dengan adanya akernator yang dipasang paralel dengan baterai, dapat dialirkan arus balik ke baterai untuk membalik proses kimia yang dijelaskan di atas. Kemungkinan karakteristik yang terpenting dari ba- terai ini adalah kemampuannya untuk membalik proses kimia yang terjadi seperti pada saat baterai discharge. Dengan membalik aksi kimia dalam baterai, lead sul- fate pada masing-masing pelat akan berubah kemball menjadi lead atau lead peroxide. Dalam proses ini, banyaknya asamsulfat dalam elektrolit akan bertambah dan banyaknya air berkurang. = =| Electrolyte Increasing H,80,, de Increas- ing PbO2, decreas OHP 13, Reaksi kimia yang terjadi antara plat dan elektrolit selama charging dan discharging dapat ditunjukkan dengan persamaan kimia berikut Charging <——>> Discharging PbO, + 2H,SO, + Pb PbS + 2H,O + PbSO, 32 KAPASITAS BATERAI Kapasitas baterai adalah besarnya arus yang dapat diberikan oleh baterai pada waktu dan temperatur tertentu. ‘Ada dua istilah yang digunakan untuk menyatakan kapasitas baterai: slow discharge capacity dan high discharge capacity, 1, SLOW DISCHARGE CAPACITY Tenaga listrik dari baterai pada saat dipergunakan untuk konsumsi beban rendah disebut slow dis charge capacity. Ini dinyatakan sebagai besarnya tenaga listrik yang terpakai, yang diambil dari baterai yang terisi penuh dan dikosongkan pelan-pelan de gan tingkat yang tetap sampai tegangan terminal baterai mencapai tegangan discharge akhir (biasa- nya 10,5 V untuk baterai 12 V - lihat halaman selanjutnya). Slow discharge capacity diukur dalam ampere-hours (Ah) yang diperoleh dari perkalian antara arus (dalam ampere [A]) dengan waktu pengosongan baterai {h) dalam jam sebagai berikut Ah=Axh Sebagai contoh, kita ambil baterai yang terisi penuh dikosongkan terus menerus dengan 5,6 A dan mencapai discharge voltage akhir (10,5V) setelah 5 jam. Ini berarti bahwa baterai dapat memberikan arus 5,6A dalam waktu 5 jam, jadi kapasitasnya 28 Ah (5,6 x 5 = 28) Kapasitas baterai yangsebenarnya dengan kapasitas nominal. yang identik (lima-jam) akan bervariasi tergantung banyaknya arus yang dikosongkan. Bila baterai yang mempunyai kapasitas 28 AN dengan waktu 5 jam dikosongkan dengan arus yang berbeda, sebagai contoh, waktu discharge-nya dan kapasitas- nya akan terlihat pada chart di halaman selanjutnya, Dari hasil ini dapat kita simpulkan bahwa kapasitas baterai menurun bila atus discharge diperbesar. Ini disebabkan asam sulfat tidak dapat diberikan ke pelat dengan cukup cepat. BATERAI ~ Kapasitas Baterai ‘ARUS PENGO: | WAKTU PENGO- | PENURUNAN SONGAN (A) | SONGAN (Jam) | KAPASITAS (Ah) 1,75 20 35,0 32 10 32,2 56 5 28,0 87 3 26,2 24,0 1 23,8 ‘Tegangan pengosongan akhir adalah tegangan di- mana baterai tidak dapat discharge lagi. Dengan menggunakan baterai di bawah level tersebut akan meningkatkan sulfatisasi dan penurunan bahan aktit cari pelat, 2. HIGH DISCHARGE CAPACITY Pada saat engine start, heavy current (ampere-tinggi) mengaiir dari baterai ke motor starter. Besarnya tenaga baterai yang dapat diambil pada saat seperti itu disebut high discharge capacity dari baterai. High-discharge capacity dapat disebut seba- gai: (1) lamanya waktu baterai dapat_mengalirkan, aus tinggi dengan tetap, dan (2} tegangan setelah baterai discharge pada arus tinggi yang tetap dengan, waktu terteritu Berarti, semakin lama baterai dapat discharge, se- makin tinggi pula kapasitasnya dan baterai dengan kapasitas yang lebih besar dapat memberikan arus untuk start engine dengan waktu yang lebih lama di cuaca dingin. Grafik disebelah kanan menunjukkan lamanya waktu dan karakteristik discharge dari bateral yang terisi penuh 36B20R/L yang telah discharge 150 A pada sunu -15°C (5°) Dalam hal ini, battery dapat discharge 150 A selama 3,8 menit sampai tegangan terminal mencapai 6.0 volt wy 11.9) 10.9 9.0 8.0] 7.0} 8.0} Minutes = PENTING { ————_——— Kapasitas bateral Jupa berbeda-beda tergan- tung pada temperatur elektrolit, Bila bateral discharge dengan tetap sampal tegangan dis- charge akhir, kapasitasnya akan lebih ting! Jika temperaturnya tebth tingg! dan lebih ren- dah bila temperaturnya lebih rendah. Perbe- daan Inl terjadi karena elektrolit akan mengu- ral dengan lebih mudah pada temperatur tinggl, memungkinkan lebih banyak banan aktif bereaks! dengannya secara kimia. Sebagal tambahan, tahanan Iistrik elektrollt turun dan Ilstrik dapat mengallr dengan iebih mudah pada saat temperatur tinggl. Sebagal akibatnya, tegangan baterai akan nalk, Kapasitas bateral blasanya dispesitika- sikan pada temperatur elektrolit 20°C (68°F). — 3 2 9 3 5-hour capacity rating (%) — 8 -20 0) 20 40 ‘Temperature of electrolyte (°C) KO ® BATERAI ~ TAHANAN DALAM BATERAI DAN METODE PENYAMBUNG- ANNYA 1. TAHANAN DALAM Baterai tidak hanya menghasilkan daya elektromotive tetapi juga bekerja sebagai tahanan dikarenakan tahanan dalam dari elektrolit dan pelat-pelatnya. Pada saat arus mengalir ke sual rangkalan, tahan- an dalam ini menyebabkan drop tegangan terjadi pada terminal bateral, sehingga tegangan yang sebenarnya (EMF) yang dihasilkan oleh baterai akan lebih kecil dari yang diharapkan bila hanya EMF ba- terai teoritis yang dihubungkan, Dalam hal lain, tegangan sebenamya (V) yang dikeluarkan baterai dabat dinyatakan dengan rumus berikut : V=E-lIr dimana € = EMF teoritis yang dihasilkan baterai 1 = Arus yang mengalic melalui rangkaian r= Tahanan dalam baterai Ir = Drop tahanan pada terminal baterai Lao. Ct T | Dengan berpegang pada hubungan ini, marilah kita htung output tegangan yang sebenarnya dari ba- terai_ dengan EMF E : 12 V dan tahanan dalam 34 ‘Tahanan Dalam Baterai dan Metode Penyambungannya 10,029, dan arus yang mengalir pada rangkaian di bawah adalah 10 A. V=eE-Ir = 12-10x 0.02 = 11.8V Marilah kita ambit satu contoh lagi, sekarang bateral diperguna-kan untuk memutar motor starter. Dalam hal ini kita umpamakan arus yang mengalir pada rangkaian pada saat motor berputar adalah 90 A. => T= 90A = 0.029 Starter motor coils Tle-tav tL Ut V=E-Ir = 12-90 x 0.02 = 10.2V Dari hal yang tersebut di atas dapatiah dipastikan bahwa tahanan baterai menyebabkan output te- gangan baterai menurun bila arus yang mengalir Padanya naik BATERAI — Tahanan Dalam Baterai dan Metode Penyambungannya Ini merupakan konsekwensi yang penting pada rangkaian yang berisi motor starter dan headlight Pada contoh di atas, karena baterai hanya menghasilkan 10,2V pada saat motor starter berputar, maka motor starter hanya dapat menggunakan EMF ini, bukan 12 V atau 11,8 V, jadi outputnya turun. Tahanan dalam baterai akan semakin tinggi seban- ding dengan waktu dimana baterai dipergunakan. 2, METODE PENYAMBUNGAN Lebih dari satu baterai dapat dipergunakan dalam satu rangkaian dan dapat disambung seri atau paralel. HUBUNGAN SERI Beberapa baterai dapat dihubungkan secara seri bila diperlukan tegangan tinggi. Pada baterai yang disambung seri terminal positit baterai pertama dihubungkan dengan terminal negatit baterai kedua seperti gambar di bawah. OHP 14 Diagram rangkaian yang menggunakan dua baterai yang disambung seri dapat dilihat sebagai berikut ; dengan tegangan &, dan E, yang menghasilkan gaya elektromotive dan tahanan r, dan r, dari masing- masing baterai bertambah. Tahanan dalam omt : tahanan dalam E,: emt OHP 14 Gaya elektromotive total E, dari baterai yang disam- bung seri ini sama dengan jumlah gaya elektromotive dati masing-masing baterai, sehingga di sini dapat diperoleh gaya elektromotive yang tinggi E,=E,+E, HUBUNGAN PARALEL Baterai yang disambung paralel dipergunakan apa- bila diperlukan jumlah arus yang tinggi. Pada sam- bungan paralel ini serwua terminal positit dinubung- kan satu sama lain untuk memperoleh terminal po- sitif tunggal, demikian juga terminal negatitnya disa- tukan untuk memperoleh terminal negatit tunggal 38. & BATERAI Sebuah rangkaian paralel bateral dengan gaya elektromotive E dan tahanan dalam r dapat terlihat sebagai berikut. OHP 14 Gaya elektromotive total E, dari baterai yang dirang- kai paralel adalah sama dengan gaya elektromotive satu baterai E,=E Bila dua buah baterai disambung paralel, maka arus yang mengalir di dalam rangkaian adalah dua kali arus satu bateral, (Arus ganda ini tidak mengalir pada satu baterai karena dibagi dua pada tik sam- bungan dua baterai ini, satu baterai dialiri masing- masing setengahnya). Hal ini berarti bahwa arus yang besar akan diperoleh pada baterai yang di- sambung paralel. 36 ‘Tahanan Dalam Baterai dan Metode Penyambungannya PEMBEKUAN ELEKTROLIT ‘Asam sulfat yang terurai dalam elektrolit akan mem- beku pada temperatur yang sangat rendah. Tempe- ratur bekunya berbeda-beda tergantung pada berat jenisnya dan kemurnian elektrolit, tetapi pembekuan dapat dicegah dengan menjaga baterai tetap terisi penuh. Mencegah pembekuan baterai dari pembeku- an adalah sangat penting karena pembekuan dapat menurunkan kemampuan baterai sampai nol dan da- pat merusak baterai itu sendiri. Grafik di bawah me- nunjukkan temperatur pembekuan elektrolit pada saat berat jenisnya seperti terlihat dengan temperatur 20°C (68°F). \ so & 8 & 8 Pembekuan elektrotit beh Temp. olaktrolit °C) & 3 -80l 1,00 1.04 1.08 1.12 1.16 1.20 1.24 1.28 1.32 Berat jenis eloktrolt pada 20°C PENGOSONGAN SENDIRI Bateraiakan membuang arus (discharge) dengan sendirinya meskipun tidak dipergunakan. Phenomena ini disebut self-discharge. Besarnya self-discharge ditunjukkan oleh prosentase kapasitas baterai dan berkisar antara 0,3 sampai 1,5 % Ber hari pada temperatur elektrolit antara 20 dan 30°C (68 dan 86°F) seperti terlinat dalam grafik di bawah. Baterai akan benar-benar Kosong dalam 1 sampai 3 bulan bila tidak digunakan atau di charge. Besarnya self-discharge akan semakin besar bila semakin tinggi temperaturnya. Olen karena itu bate- ai harus disimpan ditempat yang dingin’ dan gelap bila tidak digunakan BATERAI - Baterai Dengan Interval Pemeliharaan Lebin Panjang Selt-discharge dapat disebabkan oleh berikut ini : a. Ketidak murnian logam (seperti besi, magnesium) tercampur dalam elekicalit atau menempel pada pelat. Itulah sebabnya mengapa air suling diguna- kan sebagai air baterai, bukan air biasa karena mengandung Ketidak murniannya di batas mini- mum b. Antimony dipergunakan pada pelat-pelat 6 T a & Z4 4 g 2 4 tT Isoe = eI Sore 8B g € go 5 2 + soc é gl 20°¢ 7 2 3 4 5 6 7 Waktu dalam hari BATERAI DENGAN INTERVAL PE- MELIHARAAN LEBIH PANJANG Banyaknya elektrolit baterai semakin berkurang apa- bila dilakukan charge dan discharge berulang-ulang selama digunakan. Kapasitasnya juga menurun meskipun baterai tidak diperguniakan, Oleh karena itu baterai harus diperiksa secara berkala, Bateral dengan interval pemelinaraan lebih panjang telah dikembangkan untuk memperpaniang interval pe- merksaan pemelinaraan. Bateral ini telah dicancang untuk menekan penggunaan konsumsi elektrolit dan menekan terjadinya pengosongan sendiri Baterai-baterai ini makin banyak digunakan pada automobil untuk mengurangi biaya perawatan. Oleh karena itu harus diketahui prosedur pelayanannya yang tepat 1, PERBEDAAN DENGAN BATERAI BIASA a. Banyaknya antimony pada pelat negatif dan positit sangat sedikit atau bahkan antimony telah diganti dengan logam lain seperti calsium. b. Tinggi elemen sel pada dasar Kotak baterai di- kurangi untuk memperbesar volume elektrolit. BERKURANGNYA PENGOSONGAN SEN- DIRI Seperti diterangkan di depan bahwa salah satu pe- nyebab pengosongan sendifi adalah antimony pada pelat, karena baterai dengan interval pemeliharaan lebih panjang menggunakan pelat. dengan antimony rendah atau campuran lead-calcium yang rendah, maka pengosongan sendiri berkurang seperti terbukti i bawan, 100: = 60 Calcium-lead alloy grids : 60: Se Pa Sow ating eas E 20 wom 2 Antimony-lead alloy grids ° o 2 4 6 @&@ i 12 Number of months left unused 3. BERKURANGNYA PENAMBAHAN AIR Pada baterai biasa, antimony keluar dari bagian da: jam pelat negatit baterai kepermukaannya. Ini me nyebabkan reaksi kimia antara pelat negatif dengan elektrolit semakin cepat, jadi mempercepat habisnya elektrolit. Tingkat kecepatan habisnya elektrolit pada baterai dengan interval pemelinaraannya lebin panjang mempunyai kadar antimony rendah, demikian juga calsium dan kadar campur antimony. Grafik berikut menunjukkan tingkat pengurangan elektrolit untuk bermacam-macam jenis baterai yang telah dilsi (charge) dan dibuang (discharge) secara berulang- ulang pada kondisi yang sama. 37 Calcium-lead alloy grids Low-antimony- lead alloy grids Drop in electrolyte level (mm) 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Life of battery (No. of recharges) 4, ELECTROLYTE LEVEL DAN INDIKATOR BERAT JENIS Baterai dengan interval pemeliharaan lebih panjang dilengkapi dengan indikator yang memungkinkan pemeriksaan level elektrolit dan berat jenisnya dapat dilakukan dengan mudah. KONSTRUKSt Indikator mempunyai dua pelampung dengan warna yang berbeda dan mempunyai berat jenis yang ber- beda. Ditempatkan pada bagian atas kotak baterai dan bagian ujung bawahnya dicelupkan ke dalam elektrolit. Untuk warna biru berat jenisnya 1,150 dan warna merah 1,0. Indicator Float chamber Red float (specific 1.180) gravity below 1.0) Blue float (specific gravity 38 BATERAI ~ Baterai Dengan Interval Pemeliharaan Lebih Panjang PRINSIP KERJA @ Level Elektrotit Rendah Karena tidak ada elektrolit dalam indikator, kedua pelampung akan berada dibagian bawah ruang pelampung. Warna pelampung yang merah dipantul- kan kedalam prisma yang berada di dalam dinding indikator dan meneruskannya ke kedua bagian se tengah lingkaran luar pada bagian indikator di atas. lk w Red flost Electrolyte Io\ Float chamber Blue float Prism Electrolyte level OHP 15 @ Level Elektrolit Normal Tetapi Berat Jenis dibawah 1,150 Karena di dalam indikator terdapat elektrolit, pelam- Pung merah akan naik dan menyentuh stopper yang menghadap ke bawah dari bagian atas ruang pe- lampung, warna merah pada pelampung di-refleksi- kan ke atas oleh ujung prisma di bawah stopper dan dapat dilihat pada lingkaran dalam indikator. Specific, grou iow ‘Stopper ‘below 1.150) OHP 15, © Level Elektrolit dan Berat Jenis Normal Pelampung biru dan merah keduanya naik di dalam ruang pelampung. Warna pelampung merah dapat dilihat melalui tingkaran dalam dan warna biru direfleksikan ke setengah lingkaran luar indikator di- bagian atas, Bila kedua warna dapat. dilihat, level elektrolit normal dan berat jenisnya 1,150 atau lebih. Electrolyte level ok specific gravity ok (above 1.150) OHP 15 PENTING ! Indikator hanya dapat menunjukkan bila berat jenis elektrolit 1,150 atau lebih, tetapl tidak dapat menunjukkan berat Jenls yang sebe- narnya. Berat Jenis 1,150 menunjukkan bahwa kapasitas bateral 50%. Untuk memperoleh pembacaan yang lebih tepat, gunakan hydro- meter. Setelah bateral dengan Interval pemeliharaan lebih panjang telah diisi kemball, perlksalah selalu untuk melihat apakah telah teris! penuh atau tidak, dengan mengukur berat Jenisnya menggunakan hydrometer. Jangan hanya ( mengandalkan Indikator. 39 BATERAI— Pemeriksaan Baterai PEMERIKSAAN BATERAI TUJUAN PERSIAPAN : Hydrometer = _— Maximum level Upper level 2 Minimum level Lower level (add distilled water) ‘Translucent plastic-cased batteries © WY tee ye ~ Separator tak bateral tidak tembus a Gunakan air suling Mempelajari metode pemeriksaan bateral yang tepat PEMERIKSAAN BATERAI . PERIKSA LEVEL ELEKTROLIT BATERAI {Bateral Dengan Kotak Tembus Pandang) Level elektrolit harus berada diantara garis upper dan lower yang tertulis pada kotak baterai. PENTING ! Bila leveinya sullt dillhat, goyangkan kendatzan pe- lan-pelan, Level elektrolit akan bergoyang dan mudah J ter-baca. (Kotak Bateral Yang Gelap) Lepaskan sumbat ventilasi dan lihatlah metalui lubangnya Leveinya tepat bila tidak berada di bawah split ring seperti terlinat pada gambar PENTING !— Karena bateral. mempunyal beberapa sel seperti jum. lah sumbat ventilasinya, periksalah tevel_elektrolit- eeeaetasaepa } 2. BILA LEVEL ELEKTROLIT BATERAI RENDAH, TAMBAH- KAN AIR SULINGAN SAMPAI PADA LEVEL SPESIFIK PENTING | ————____. ia ‘ Jangan menggunakan air blasa, karena air yang | tidak murni akan mengurang! kemampuan dan umur bateral. + Bila penambahannya melebihI level yang ditentu- kan, maka kurangilah kelebinannya. Elektrolit yang terlalu banyak akan meluap pada saat pengisian | (charge) menyebabkan karat pada terminal dan bagian logam lainnya. + Calran bateral mengandung asam sultat yang da- pat menghanguskan kullt atau menyebabkan karat pada bahan lain karena oksidasi. Billa calran bateral tumpah ke kullt atau kain, cucilah segera dengan alr. Bila terkena mata, cucilan segera dengan alr yang banyak dan segera lakukan pengobatan BATERAI— Pemeriksaan Baterai Gas Vent hole ~ ~ Gasket Gas and acid mist Threads Acid rope Rubber bulb Float Hi g Electrolyte *| Outer tube 1 -Pipete -penTiNG! cr X 3. PERIKSA KOTAK BATERAI DARI KERETAKAN Periksalah kotak bateral kemungkinanretak-retak atau kebo- coran elektrolit — REFERENS! ——~, Bila elektrolitbocor dari kotak baterai, baterai menyebabkan atau bagian-bagian lainnya yang didekat baterai akan ter \Qona kara . ) 4. PERIKSA LUBANGVENTILASI DARI KERUSAKAN ATAU PENYUMBATAN LUBANGNYA 7 PENTING ! — = ~ Bila lubang ventilasi udaratersumbat, gas yang timbulpada saat pengisian bateral akan menimbulkan tekanan di dalam kotak bateral dan dapat merusak kotak baterai. 5. PERIKSA BERAT JENIS ELEKTROLIT (a) Lepaskan semua sumbat ventilasi (b) Ukur berat jenis pada setiap sel dengan menggunakan hydrometer. Berat jenis : 1,25 - 1,28 pada 20°C Perbedaan antara tiap sel : 0,025 Hasil pengukuran dan kemungkinan penyebabnya Hasil pengukuran Berat jenis pada semua sel terlalu rendah Berat jenis pada sebagian sel ter- lalu rendan Berat jenis terlalu tinggi Undercharge.. Overcharge... (Bocor.. Interval short Impurities di dalam sel Penambahan asam sulfat yang berbukan alr Kemungkinan penyebab | Gangguan system pengisian, jarak tempuh atau kecepatan terlalu rendah: Overload, kapasitas generator tidak cukup. Kurang pembersih, terlalu banyak elektro- tit) Kurang elektrolit self-discharge berlebinan 41 DAFTAR ISI Halaman, SISTEM STARTER 1 URAIAN 1 PRINSIP... 2 KARAKTERISTIK 6 MOTOR STARTER. 7 1. Tipe Konvensional 7 2. Tipe Redukst.. 14 3, Tipe Planetary... 18 TROUBLESHOOTING ; 19 URAIAN — 19 1. Garis Besar Pemeriksaan Pada Kendaraan 19 2. Garis Besar Test Kemampuan... 20 PROSEDUR TROUBLESHOOTING... 2 Bij PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN .. 25 FH OVERHAUL on 29 TEST KEMAMPUAN... 30 TIPE KONVENSIONAL... 32 TIPE REDUKS! 37 TIPE PLANETARY... 40 SISTEM STARTER - Uraian o SISTEM STARTER URAIAN Karena mesin tidak dapat berputar dengan sen nya, dibutuhkan tenaga dari luar untuk mengengkol dan membantunya untuk hidup. Diantara berbagai peralatan yanga ada, sekarang automobil menggunakan motor listrik yang dikom- binasikan dengan magnetic switch untuk mendorong pinion gear yang berputar ke dalam atau keluar dari/ hubungan dengan ring gear yang ada pada roda penerus (flywheel) mesin. Motor starter harus dapat membangkitkan momen puntir yang besar dari sumber tenaga baterai yang terbatas. Pada waktu yang bersamaan hafus ringan dan kompak. Oleh karena itu maka dipergunakanlah motor serie DG (direct curren). Mesin tidak akan dapat start sebelum melakukan siklus operasionalnya berulang-ulang yaitu langkah hisap, kompresi, pembakaran dan buang. Langkah pertama untuk menghidupkan mesin, kemudian memutarkannya dan menyebabkan siklus pemba- karan pendahuluan. Motor starter minimal harus dapat memutarkan mesin pada kecepatan minimum yang diperlukan untuk memperoleh pembakaran awal Pinion gear Starter motor Ne Kecepatan putar minimum yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda tergantung pada kon- struksi dan kondisi operasinya tetapi pada umumnya 40 sampal 60 rpm untuk motor bensin dan 80 sampai, 100 rpm untuk motor diesel. ‘Alasannya mengapa mesin tidak akan hidup sampai kecepatan putarannya mencapai tingkat tertentu meliputi ‘* Bahan bakar tidak teratomisasi sepenuhnya pada putaran rendah. Pada motor bensin, kecepatan udara_masuk berpengaruh terhadap kerja karbu- rator. Pada motor diesel, kecepatan putaran pompa injeksi yang rendah tidak memungkinkan terjadi- nya atornisasi bahan bakar secara sempurna. ‘* Temperatur yang terlalu rendah, Pada motor bensin, temperatur silinder yang rendah menghambat pengabutan bahan bakar. Pada motor diesel, hingga temperatur udara yang dikompresikan di dalam si- linder tercapai, bahan bakar masin dapat saja gagal terbakar. « Karena karakteristik motor starter semakin rendah putarannya, ia akan mengambil arus lebih besar dari baterai, dan baterai mungkin tidak mampu untuk memberikan tenaga yang cukup ke sistem pengapian (pada motor bensin) selama pemutaran awal, karena tegangan di terminal baterai banyak turun, Bila ini terjadi, maka kemampuan pemba- karan akan menurun, Karena tegangan yang masuk ke kumparan primer dari ignition coil tidak cukup, menyebabkan tegangan sekunder yang dikirimkan ke busi tidak cukup. o SISTEM STARTER - Prinsip PRINSIP @ Bila arus mengalir dalam suatu penghantar (con- ductor}, medan magnet akan bangkit pada arah yang terlihat pada ilustrasi di bawah sesuai kaidah Ampere dari ulir kanan. Current 1 Direction of ay is turned Direction of travel of screw OHP 1 @® Bila penghantar ditempatkan diantara kutub N dan $ dari sebuah magnet permanen, maka ga- ris gaya magnet yang terjadi oleh arus listrik dalam penghantar dan garis gaya magnet dari magnet permanen saling berpotongan menye- babkan magnetic flux bertambah di bagian ba- wan penghantar dan berkurang di bagian atas penghantar. Kita dapat menganggap bahwa magnetic flux adalah sebagai sabuk karet yang telah di- tegangkan. Jadi magnetic flux, maka gaya akan cenderung menarik pada satu garis lurus lebih kuat di bagian bawah penghantar. REFERENSI KEKUATAN GAYA ELEKTROMAGNETIK Kekuatan F dari suatu gaya elektromagnetik ber- vatlasi sebanding dengan densitas magnetic flux B (jumlah garis gaya magnet dari gaya persatuan luas), arus | yang mengaiit pada penghantar dan panjang penghantar “L" yang dinyatakan sebagai berkut: F=BxIixt Dengan kata lain, gaya elektromagnetik akan lebih besar bila medan magnetnya makin kuat, bila arus, tisttik yang mengalir pada penghantar makin besar, atau bila panjang penghantar yang berada pada medan magnet semakin besar. XX Akibatnya dari hal ini bahwa penghantar akan memperoleh gaya yang cenderung mendorong- nya ke atas (kaidah tangan kiri Fleming) " © s Direction of electromagnetic force Dicection of magnetic fox u FLEMING’S LEFT-HAND RULE Direction of current OHP 1 Electromagnetic Current Magnetic flux B SISTEM STARTER ~ Prinsip a Sebuah iilitan kawat yang diletakkan diantara kutub gaya yang saling memotong dar liitan dengan dari magnet permanen akan mulai berputar bila diberi magnet itu sendir. arus. Hal ini disebabkan arus mengalir dengan arah ——Akibatnya lilitan kawat akan berputar searah dengan yang berlawanan pada masing-masing ilitan, jadi jarum jam. — qe | +) SS _ wre =— =F OHP 1 | PENTING | (anda “X" dalam lingkaran ® merupakan penampang kawat, menunjukkan bahwa arus mengatr ) menjaun! pembaca; tik © menunjukkan bahwa arus mengalir menuju pembaca. Dengan waktu yang tepat, dengan membalik arah sama. Gambar di bawah menunjukkan model yang aliran arus dengan menggunakan komutator, maka _paling sederhana dari kerjanya motor. lilitan akan terdorong berputar terus pada arah yang ou 2 a SISTEM STARTER ~ Prinsip Pada motor yang sebenarnya, beberapa set kum- paran dipergunakan untuk membatasi ketidak ter- aturan putaran dan menjaga kecepatan agar tetap konstan, tetapi prinsip kerjanya sama. Selanjutnya, motor seri OC yang dikombinasikan Field coil Armature coil pada motor starter menggunakan sejumlah kum- paran yang disebut “field coil" yang dirangkai secara seri dengan beberapa kumparan armature sebagai Pengganti magnet permanen. Field coil Comimutator OHP 3 SISTEM STARTER REFERENSI Metode Penggulungan Armature llustrasi di bawah menunjukkan prinsip kerla ‘motor yang mempunyai empat kutub magnet. Dalam hal ini dengan kumparan yang di- bungkuskan di sekeliling armature, jika arma- ture berada didekat kutub S, arus dalam kumparan mengalir dengan arah @. Pada saat armature berada didekat N, arus dalam kumparan akan mengalir dengan arah © Ini menyebabkan armature berputar dengan kecepatan yang stabil/ konstant. direction ‘Akan tetapi, pada motor yang sebenarnya bagian dalam kumparan tidak membantu putaran komutator dan akan sulit pem- buatannya, jadi dibungkus disekeliling komu- tator seperti ilustrasi di bawah, Commutator Tipe Motor OC ‘Ada beberapa tipe motor DC yang berbeda- beda dalam matode penggunaan dalam menghubungkan armature coll dengan field coil seperti diuraikan dibawah. * Series Motor Field Coil dan armature coil dirangkal secara seri © Shunt Motor Field Coil dan armature coil dirangkal secara paralel. * Compound Motor (Motor kombinasi) Motor ini memadukan karakteristik dari suatu motor series dan motor paralel (Shunt motor). SHUNT MOTOR COMPOUND MOTOR SOD. Coil & SISTEM STARTER ~ Karakteristik KARAKTERISTIK Motor serie DC yang dipergunakan pada motor starter, mempunyai karakteristik Kerja sebagai berikut : ‘* Makin besar arus yang digunakan oleh motor starter, makin besar momen puntir yang dibangkit- kan oieh mator. * Makin cepat motor, makin besar gaya electromo- tive lawan yang dibangkitkan oleh armature osildan makin kecil arus yang mengalir. Pada tahap pemutaran awal mesin pada saat kece- Patan motor rendah, armature coil membangkitkan gaya electromotive melawan yang lebih kecil. Seba- gai akibat, besarnya arus yang mengalir melalui motor dan membangkitkan momen puntir besar. ‘Akan tetapl tegangan menurun pada terminal baterai dan kabel starter akan naik banyak karena penggu- naan arus yang besar, tahanan kabel, dan tahanan internal pada bateral, jadi tegangan yang sebenarnya diberikan kepada motor adalah kecil Motor speed Torque —— Voltage (V) ——— Motor speed (rpm) Torque kom) oo 700 200-300-400 Electrical current (A) OHP 4 Pada saat putaran motor meningkat, maka akan membangkitkan gaya electromotive lawan yang le- bih besar, dan arus yang digunakan semakin kecil Akibatnya tegangan yang menurun pada terminal baterai dan kabel starter berkurang, jadi tegangan pada motor starter akan bertambah. Tetapi output momen puntir menurun, Kecepatan pemutaran terakhir mesin adalah bila momen yang dibangkitkan oleh motor starter pada saat berputar sama dengan yang diperiukan untuk memutar mesin. Momen yang diperiukan untuk memutar mesin pada tahap pemutaran permulaan sangat besar pada saat kecepatan putar sangat kecit. Momen yang kecil diperlukan pada saat mesin mulai berputar_konstan, Oleh karena itu maka motor seri ‘DC memberikan karakteristik yang terbaik dan cocok untuk motor starter. Tahap Item Pemutaran awal| Pemutaran Kecepatan motor | Rendah ==> Tinga Gaya elomromatve fe wan yang aibangktkan | Keci Besar {panera cess =p Arus motor ee Momen puntir yang Fs dbargkitan Bexar EEE Kec Pi fenurunan tegangan Tegangan yang dbo —=s rikan ke motor starter | Kecil t Besar SISTEM STARTER ~ Motor Starter & MOTOR STARTER Motor Starter yang sekarang dipergunakan pada automobil menggunakan magnetic switch yang mendorong gear yang berputar (disebut pinion gear) untuk menghubungkan dan melepaskan perkaitan, dengan ring gear yang berada di sokeliling flywheel yang dilkat dengan baut-baut pada poros engkol Dewasa ini ada dua tipe utama motor starter yang dipergunakan pada mobil-mobil dan truk-truk kecil yaitu : konvensional dan reduksi. Automobil yang dirancang untuk daerah dingin menggunakan motor starter tipe reduksi yang menghasilkan momen yang jebin besar yang dibutuhkan untuk menghidupkan mesin pada temperatur rendah. Karena kemam- puannya membangkitkan momen jauh lebih besar dari pada tipe konvensional pada ukuran dan berat yang sama, maka banyak automobil yang mulal menggunakan tipe reduksi meskipun dioperasikan di daeran panas. 1, TIPE KONVENSIONAL KONSTRUKSI Motor Starter tipe ini terdiri dari sebuah magnetic switch, motor elektrik, drive lever, pinion gear, starter clutch dan lain-lain seperti terlihat di bawah Pinion gear ditempatkan satu poros dengan arma- Magnet switch Drive lever Drive housing Pinion gear Srater clutch Armature Pada umumnya motor starter digolongkan menurut Nominal outputnya (dalam KW) - makin besar output- nya semakin besar pula kemampuan startnya, Pada umumnya kendaraan menggunakan bateral 12 V maka motor starter juga dirancang untuk tegang- an tersebut, Beberapa Kendaraan bermotor diesel menggunakan dua buah bateral 12 V yang dihubung- kan seri (12 V + 12 V = 24 V) dengan sebuah motor starter 24 V untuk memperbesar kemampuan start. Konsiruks!, cara kerja dan prosedur trouble shooting untuk motor starter 24 V pada dasarya sama dengan tipe 12 V. Training Manual Ini meng- konsentrasikan pada tipe 12 V yang lebih umum. ture dan berputar dengan kecepatan yang sama. Drive lever yang dihubungkan dengan plunger mag- netic switch mendorong pinion gear dan me- nyebabkannya berkaitan dengan ring gear. Field coil OHP 6 SISTEM STARTER — Motor Starter @® Magnetic switch Magnetic switch terdiri dari hofd-in coil, pull-in coil, return spring, plunger dan komponen lain. Ini di- operasikan oleh gaya magnet yang dibangkitkan di dalam kumparan dan mempunyai dua fungsi sebagai berikut : * Mandorong pinion gear sehingga berkaitan dengan ting gear. + Bekerja sebagai main switch atau relay yang me- mungkinkan arus yang besar dari baterai mengalir ke motor starter. Return spring Terminal 30 Pullin coll Hold-in coil Plunger @ Field Colt Arus ‘isirik dari magnetic switch mengalir melalui field coil yang selanjutnya membargkitkan medan magnet yang diperlukan untuk memutar armature. Field coil ©@ Brush Sikat (brush) yang ditekan pada segmen-segmen ‘commutator armature oleh pegas sikat (brush spring) menghantarkan arus dari tield coil armature Armature Commutator PENTING Pegas sikat yang melemah dan sikat yang t lah aus akan menyebabkan persinggungan yang kurang balk dengan segmen commu- tator. Akibatnya timbul tahanan kellstrikan yang terlalu tingg! pada tit persinggungan gan akan mengurangl supply arus ke motor dan menurunkan momen yang dibangkitkan. @ amature Armature, bagian motor yang berputar, terdirl dari armature core, armature coll, commutator dan lain- lain, Armatura berputar diakibatkan dari interaksi an- tara medan magnet yang dibangkitkan oleh field coil dengan armature coil ‘Armature core ‘Armature shaft Armature coil Commutator SISTEM STARTER - Motor Sarter a © Starter clutch Motor Starter harus memutarkan mesin hingga mesin hidup dan berputar dengan sendirinya. Bila mesia telah hidup, maka akan memaksa motor starter ber- Putar dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi darl yang sebenarnya dirancang dan pada akhicnya akan ‘merusak motor starter, Konstruksi starter clutch yang digunakan untuk motor starter tipe konvensional agak Serbeda dari yang menggunakan tipe reduksi, tetapi prinsip dan cara karja masing-masing dapat dikatakan sama. Bagian ini hanya menjelaskan konstcuksi dan cara kerja tipe konvensional saja. 1) Starter Ciuth Selama Memutarkan Armature yang berputar akan memaksa clutch housing yang beralur untuk berputar lebin cepat dari pada inner race yang disatukan dengan pinion gear, Clutch roller akan menggelinding ke arah yang lebih sempit antara clutch housing dan inner race hingga terikat mati antara clutch housing dengan inner race. Sebagai akibatnya roller akan memindab- kan momen dari clutch housing ke inner race dan selanjutnya ke pinion gear. Clutch roller Inner race Clutch housi ° sing =f Screw splines ‘Armature shaft Pinion gear OHP 6 Clutch roller Clutch housing (splined to Plunger armature shat) << Spring Inner ra (combi Pinion gear OHP 6 2) Starter Clutch Setelah Mesin Hidup Bila mesin telah hidup momennya akan memaksa inner race untuk berputar jauh lebih cepat dari clutch housing, Clutch roller kemudian akan manggelinding mendorong pegas ke ruang yang lebih luas di dalam housifig. Akibatnya clucth housing dan inner race akan saling melepas untuk mencegah starter clutch gmemindahkan momen mesin dari pinion gear ke motor starter. OHP 6 SISTEM STARTER ~ Motor Starter CARA KERJA @ Kuncl Kontak Pada Posis! “START” Bila kunci Kontak diputar pada posisi START, Ter- minal 50 akan mengalirkan arus listrik dari baterai Ke hold-in dan pullin coil. Dari pull-in coll kemudian arus mengalir ke field coil dan armature coil melalui terminal C. Pada titi ini, penurunan tegangan pada pull-in coil mempertahankan aliran arus yang me- ngalir pada bagian motor (field coll dan armature) kecil, sehingga motor berputar dengan putaran lam bat. Pada saat yang bersamaan medan magnet yang dibangkitkah oleh hold-in dan pull-in coil menarik Holdin coil Return spring Plunger Drive lever Pivot Pinion gear Ring gear Starter clutch Screw splines Current flow Battery —e ~ Pullin coil 10 Pull-in coil Armature plunger ke kanan melawan pegas pengembali, Ge- rakan ini menyebabkan pinion gear terdorong ke kiri dan berkaitan dengan ring gear. Kecepatan putar motor yang lambat akan membuat perkaitan gigi menjadi lembut Alur spiral membantu perkaitan pinion dan ring gear menjadi lebih lembut. Terminal 30 Terminal 50 Terminal C Ignition switch Field coil SS —aattery {| OHP 7 Holdin |= Groun SISTEM STARTER ~ Motor Starter @ Pinion Gear dengan Ring Gear Berkaltan Bila magnetic switch dan ulir spiral mendorong pinion gear pada posisi dimana berkaitan penuh dengan ring geear, contact plate yang tersentuh ujung plunger membuat main relay ON dengan meng- hubungkan terminal 30 dan C. Akibat hubungan ini maka arus yang mengalir ke motor menjadi lebih besar dan menyebabkan motor berputar dengan Hold-in coil Pullin c Plunger Drive lever. Pivot Pinion gear Armature \ \ Starter clutch Ring gear Screw splines Current flow momen yang lebih besar. Alur spiral memperkuat perkaitan pinion gear dengan ring gear. Pada saat itu tegangan pada kedua ulung pull-in coil menjadi sama sehingga arus tidak lagi mengalir pada kum- paran ini, oleh karena itu plunger di tahan pada po- sisinya dengan gaya magnet yang dihasilkan oleh hold-in coll. oil Terminal 30 Terminal 50 >) Terminal C Contact plate Ignition switch Field coit SS pattery | OHP 8 Pention |_.[ Terminal |_[Hoiein |_oT Grouna — switch 50 | Loot etey ee prion Lf Conse |_fenir|_TFRe | Tamaarele{ oun | 20 pie {~[c coils "1 a SISTEM STARTER — Starter Motor © Kunci Kontak Pada Posis! “ON” Bila kunci Kontak dikembalikan ke posisi ON dari po- sisi START, maka tegangan yang diberikan ke termi- nal 50 akan terputus. Main switch tetap tertutup te- tapi sebagian arus mengalir dari terminal C ke hold- in coil melalui pull-in coil. Dengan mengatiraya aus ‘melalui hold-in coil dengan arah yang sama seperti pada saat kunci kontak diposisikan pada START, ini akan membangkitkan medan magnet yang menarik plunger. Pada pull-in coli arus mengalir dengan arah yang berlawanan, dan membangkitkan medan magnet yang akan mengembalikan plunger ke posisinya semula Hold-in coil Pullin coil Return sprin Plunger jeturn spring. 8 Drive lever Pivot Pinion gear i Ring gear Current flow (ors Fo Terminal |e |g [Femina 3 moe ny 12 Armature Medan magnet yang terjadi pada kedua kumparan tersebut akan saling meniadakan, sehingga plunger ‘akan tertarik mundur kembali oleh pegas pembalik. Dengan demikian, maka arus besar yang diberikan ke motor akan terputus dan bersamaan dengan itu pula plunger akan memutuskan hubungan pinion gear dengan ring gear. Terminal 30 Terminal 0 ‘Terminal C Contact plate x Ignition switch Field coil = = = OHP 9 wef U rae =| woes | of eran | LSS _s SISTEM STARTER ~ Motor Starter @ Armature Brake Sesaat setelah start mesin pinion gear yang ‘masih berputar karena gaya inertia dapat menyebabkan kerusakan bila terjadi hubungan antara pinion gear dengan ring gear. Untuk mencegah hal ini, motor starter tipe Konvensional dilengkapi dengan meka- aise brake dengan konstruksi seperti diperlihatkan pada gambar dibawah, Armature Brush holder Ketika return spring didalam magnetic switch menarik kembali pinion gear, brake spring menarik armature melawan brush holder. Bila brush holder telah me- nyatu dengan commutator end frame, armature akan segera berhenti berputar. Commutator end frame Brake spring Lock plate 13 SISTEM STARTER - Motor Starter 2, TIPE REDUKS! KONSTRUKSI Motor starter tipe ini terdiri dari sebuah magnetic switch, sebuah motor berkecepatan tinggi yang sangat kompak, beberapa roda gigi reduksi, sebuah pinion gear, sebuah starter clutch, dan lain-lain. Roda gigi ekstra memperlambat putaran motor sampai sepertiga atau seperempat putaran dan memindahkan putaran tersebut ke pinion gear. Yoke Drive gear Pinion gear ® Starter clutch Field coil Plunger dar! magnetic switch akan langsung mene- kan pinion gear yang letaknya satu sumbu, me- nyebabkan pinion gear berhubungan dengan ring gear. Motor starter tipe ini menghasilkan momen yang lebih besar, dengan ukuran dan berat yang sama, bila dibandingkan dengan tipe konvensional. Armature Plunger Magnetic switch OHP 10 SISTEM STARTER ~ Motor Starter go CARA KERJA @ Kuncl Kontak Pada Posisi “STAR’ Bila kunci kontak diputar pada posisi START, ter- minal 50 dilatui arus listrik dari baterai ke hold-in dan pull-in coil, Dari pull-in coll, arus kemudian mengalir ke field coil dan armature coil metalui terminal C. Pada titik ini motor berputar pada kecepatan cendah, dengan adanya energi pada pull-in coil menyebab- kan tegangannya turun yang mana akan membatasi 2 arus yang mengalir ke Komponen motor {field coil dan armature). Field coil Armature Idle gear Pinion gear return spring Pinion gear i it Ring sear Cluteh Starter gear clutch | | Screw spline Current flow eauery |=] en | [Fn Plunger return spring Terminal 50 Pada saat yang sama, pull-in dan hold-in coil mem- bangkitkan medan magnet yang menekan plunger ke kiri melawan return spring. Pinion gear kemudian bergeser ke kirl sampai berhubungan dengan ring gear. Kecepatan motor yang rendah pada tahap ini menyebabkan kedua roda gig! berhubungan dengan lembut. Alur spiral juga membantu pinion dan ring gear untuk berhubungan lebih lembut. Brush Terminal C Plunger Terminal 30 2 Ignition switch Battery H.C.: Holdin coil Pc Pullin coil OHP 11 15 co SISTEM STARTER ~ Motor Starter @ Pinion dan Ring Gear Berhubungan Bila magnetic switch dan alur spiral mendorong pinion gear pada posisi dimana berkaitan penuh de- ngan ring gear, contact plate menyentuh plunger membuat main switch on oleh hubungan singkat antara terminal 30 dan C. Akibat hubungan ini maka arus yang melalui motor starter lebih besat, yang menyebabkan motor berputar dengan momen yang lebih besar pula. Alur spiral membantu pinion gear Oe Armature — Pinion gear ‘Screw splines is ibili Ring gear Starter cluteh Plunger return spring Plunger berkaitan lebih kuat dengan ring gear. Pada saat yang sama, tegangan pada kedua ulung pullin coi! menjadi sama sehingga tidak ada arus yang me- ngalir melalui kumparan ini, Plunger kemudian di- tahan pada posisinya hanya dengan gaya magnet yang dihasilkan oleh hold-in coil. Brush min Terminal c |) Contact plate Terminal 30 2 Terminal 50 Ignition switch Battery H.C.: Holdin coil Pe bukineol one 12 Curren low Ten Terminal |__[ Hotain — L siag As Sat || roan Battery “_[Terminat|_["Gontaot |__[Ferminat |__| Fite te Gen z EL efarmstre| of Ground 16 SISTEM STARTER - Motor Starter a @ Kuncl Kontak Pada Posis! “ON” Bila kunci kontak dikembalikan ke posisi ON dari po- sisi START, maka tegangan yang diberikan ke termi- nal $0 akan terputus. Main switch akan tetap tertutup, tetapi sebagian arus mengalir dari terminal C ke hold- in coll melalui pull-in coil, Dengan mengalirnya aus melalui hold-in coil dengan arah yang sama seperti pada saat kunci kontak pada posisi START, hal ini akan membangkitkan medan magnet yang menarik plunger. Pada pull-in coil, arus mengalir dengan arah yang berlawanan, dan membangkitkan medan magnet yang akan mengemballkan plunger pada posisinya semula. Field coil Medan magnet yang dinasilkan oleh kedua kum- paran ini akan saling meniadakan, sehingga plunger akan tertarik mundur olen return spring. Dengan demikian, arus yang besar yang diberikan ke motor akan terputus dan bersamaan dengan tu pula plunger akan membebaskan hubungan pinion dengan ring gear. Armature yang digunakan pada motor starter tipe reduksi mempunyai gaya inertia lebih kecil bila dibandingkan dengan tipe konvensional, sehingga akan segera berhenti bila terladi gesekan. Motor starter tipe ini tidak memerlukan mekanisme brake seperti yang digunakan pada motor starter tipe konvensional. er Brosh ‘Armature — » Ian inion gear return spring at Pinion gear \ = Plunger Ta AT = — fyi = = \ Terminal ¢ | ema] meena mmm] > Ring Starter / u j oe Plunger _| Terminal Ee lurch 50 Ignition — switeh H.C.: Holasin coi PG: Pulkincol onP 19 Current tow Holdin | eouna _ __ [Leo |) Contace J (plate ree Fete =! Armature | =| Leels_ Ground | 7 SISTEM STARTER ~ Motor Starter 3. TIPE PLANETARY KONSTRUKSI Motor starter tipe planetary menggunakan planetary gear untuk mengurangi kecepatan putaran armature, seperti pada tipe reduksi, dan pinion gear berkaltan dengan ring gear melalui drive lever, seperti pada tipe konvensional. iil OHP 14 CARA KERJA @ Mekanisme Pengurangan Kecepatan Pengurangan kecepatan poros armature dilakukan oleh tiga buah planetary gear dan 1 internal gear. Apabila poros armature berputar, maka planetary gear akan berputar dengan arah sebaliknya yang selanjutnya menyebabkan internal gear berputar. Akan tetapi karena internal gear terikat, planetary gear itu sendiri akhirnya berputar di dalam internal gear. Karena planetary gear terpasang pada poros plane- tary gear, maka putaran ‘planetary gear akan me- nyebabkan poros planetary gear berputar juga. Perbandingan gigi antara gigi poros armature dengan planetary gear dan internal gear adalah 11:15:43 yang menghasilkan perbandingan reduksi sekitar 5, Mengurangi kecepatan putar pinion gear 1/5 dari Putaran yang sebenarnya. 18 Armature shaft Internal gear Planetary gear Planetary gear shaft OHP 14 @® Damping Device Internal gear biasanya dipasang mati, tetapi bila mo- men yang diberikan ke starter terlalu besar, maka internal gear pada akhimya akan berputar untuk membuang momen yang berlebihan dan mencegah kerusakan pada armature dan bagian-bagian lain, Internal gear diikatkan dengan clutch plate dan clutch plate didorong oleh spring washer. Bila momen yang berlebihan membawa internal gear, clutch plate akan menahan gaya dorong spring washer dan berputar sehingga internal gear ikut berputar. De- gan cara itulah momen yang berlebihan dapat di- redam, Clutch plate Spring washer internal gear OHP 14 TROUBLESHOOTING ~ Uraian TROUBLESHOOTING URAIAN Problem saat starter (starting) dapat dikelompokkan dalam dua katagori ‘*Mesin dapat berputar normal tetapi tidak dapat hidup. * Kecepatan putar terlalu rendah untuk menghidup- kan mesin. Bila mesin dapat berputar normal tetapi tidak dapat hidup, masalahnya terletak pada sistem pengapian ‘bahan bakar atau kompresi. Akan tetapi bila putaran- nya terlalu lambat untuk menghidupkan mesin, maka permasalahannya tesletak pada sistem starter, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan problem pada mesin itu sendiri, Pada temperatur yang sangat ren- dah diperlukan momen yang jauh lebih besar untuk ‘memutarkan mesin karena viskositas minyak pelumas, amat tinggi Pada troubleshooting diperlukan penelitian yang cermat pada kondisi dimana masalah timbul, untuk membantu anda menentukan lokasi sumber masalah dengan tepat 1, GARIS BESAR PEMERIKSAAN PADA KEN- DARAAN Bila terpikir bahwa penyebab gangguan tidak ter- letak pada mesin melainkan pada sistem starter, maka pertama-tama periksalah apakah tegangan yang diberikan pada motor starter normal atau tidak dengan motor starter terpasang pada kendaraan. Meskipun sirkuit yang digunakan pada automobil yang sebenarnya bervariasi konfigurasinya dari satu model ke model yang lain, mereka dikelompokkan dalam dua tipe, yaitu : yang mempunyai relay starter dan tanpa relay. Diagram di bawah menggambarkan pada kedua tipe, Terminal 30 tetap terhubung dengan terminal baterai sedangkan Terminal 50 hanya terhubung pada saat kunci kontak pada posisi START. Sirkuit starter yang digunakan pada ken- daraan dengan transmisi otomatis juga mempunyai netral start switch untuk mencegah terhubungnya are sirkuit yang dapat manghidupkan motor starter kecuali bila shitt lever pada posisi N (neutral) atau P (park) Bila kenderaan dengan clutch start sistem (model transmisi manual uniuk US dan Canada), clutch starter relay dan clutch start switch dipasang untuk mencegah start bila pedal kopling tidak diinjak. Ignition switch CV_— AM 0 ACC LE oH Clutch relay"? wewwal [EY Fusible start Clutch link eee LN start switch"? Terminal 80 Termine 30 [ ek Battery Starter motor OHP 15 WITHOUT STARTER RELAY +1 For automatic transmission vehicles + Ror clutch start system 19 3 TROUBLESHOOTING ~ Uraian 2. GARIS BESAR TEST KEMAMPUAN Ignition switeh i Bila pemeriksaan pada kendaraan telah menemu- IMI 9s kan bahwa motor starter harus ‘dilepaskan. dari or kendaraan dan harus di overhaul, maka’ sebelum mulai membongkar motor starter, pertama-tama se- f cara kasar dianjurkan untuk menentukan sumber Neurra i gangguan dengan mengikuti cara test kemampuan switch dan ini akan mempercepat pekerjaan overhaul. Test kemiampuan mencakup empat item berikut : 3 | 4k ae * Test pullin Edd & Terminal 50 © Test hold-in rusible Terminal 30 © Test kembalinya pinion Tink ae * Test tanpa beban Starter motor Battery aS OHP 15 WITH STARTER RELAY Pameriksaan pada kendaraan mencakup tiga item berikut * Periksa tegangan terminal baterai (V1) * Periksa tegangan terminal 30 (V2) * Periksa tegangan terminal 50 (V3) Terminal 50 fgnition switch circu Termingl 30 Starter motor 20 & TROUBLESHOOTING ~ Prosedur Troubleshooting PROSEDUR TROUBLESHOOTING Ada sekitar 6 gejala yang dapat terlihat pada gangguan sistem starter : 1. Pada saat kunci kontak diputar ke posis! START motor starter tidak beker|a, (Pinion gear tidak bergerak keluar dan motor starter tidak berputar). Gangguan semacam ini mungkin terdapat pada bagian kelistrikan yang bertubungan dengan tert pada motor starter. ial 80, atau Lakukan test pada kendaraan i ik isian atau ganti baterai @) Periksa tegangan terminal baterai Lean’! Lakukan pengisian atau ganti baterai 7} | Baik rendah Periksa sirkult kuncl Kontak dan perbaiki atau © romsarvorsanimalso [reaa%| guultncentagn ia eat Baik rendah [© Test kemampuan moter starter i Perbalki motor starter ] Tidak baik @ Ukurtegangan terminal baterai. Sebelum membongkar motor starter, dengan Pada saat kunci kontak diposisikan ke START, tegangannya harus 9,6 V atau lebih tinggi Bila hasil pengukuran ternyata iebih rendah, la- kukan pengisian atau ganti baterai. Periksa juga kerak atau kotoran pada terminal baterai Ukur tegangan terminal 50 motor starter dengan massa Pada saat kunci kontak pada posisi START te- gangannya harus @V atau lebih tinggi. Bila te- gangannya di bawah harga tersebut, periksa bagian-bagian wiring antara baterai dengan ter- minal 50 dan perbaiki atau ganti bagian-bagian yang rusak. menentukan secara kasar sumber masalah akan memperlancar pekerjaan. (Dalam hal ini gang- quan mungkin saja terjadi karena gangguan pada pull-in coit, field coil, Kabel-kabel dari termi- nal © sampai dengan bagian-bagian motor dan sebagainya) 2 a TROUBLESHOOTING ~ Prosedur Troubleshooting 2, Kuncl kontak diputar ke posisi START, menyebabkan pinion gear bergerak keluar dengan suara kilk, tetap! motor starter tetap diam atau tidak berputar. Permasalahan seperti ini sampai ke terminal 30. iasanya terdapat pada motor starter, mesin itu sendiri, atau pada sistem kelistrikan @ Pariksa tahanan putaran mesin, Periksa apabila diperiukan momen yang lebih besar dari biasanya untuk memutarkan mesin dengan cara memutarkan poros engkol dengan kunci sock, dan sebagainya. @® ukur tegangan terminal baterai, Pada saat kunci kontak pada posisi START, te- gangan pada terminal baterai harus 9,6 V atau lebih besar. Bila hasil pengukuran berada di bawah harga tersebut, lakukan pengisian (recharge) atau ganti baterai Periksa juga kotoran dan karat pada terminal baterai, 22 |G) Periksa tahanan putaran mesin | —_=] Perbaiki Terlalu Balk tinggi Lakukan pemeriksaan pada kendaraan Us! @ Periksa tegangan terminal baterai eae Lakukan pengisian atau ganti baterai erlalu [Baik rendah @) Periksa tegangan terminal 30 TrararLPerksa kabel starter dan perbaiki atau ganti erlalu Baik rendah @ Lakukan test kemampuan motor starter Fae Perbaiki motor starter idab © Ukur tegangan antara terminal 30 motor starter dengan massa. Pada saat kunci kontak diposisi- kan pada START, tegangannya harus 8 V atau lebih besar. Bila hasil pengukuran di bawah harga tersebut, periksa kabel antara terminal baterai dengan ter- minal 30 dan perbaiki atau ganti bila peri. @ Sebelum membongkar motor starter, menentu- kan sumber masalah secara kasar akan sangat membantu, sehingga pekerjaan dapat dilaksa- nakan dengan lebih lancar (Dalam hal ini, gangguan mungkin timbul pada switch contact yang keadaannya kurang baik, tahanan listrik antara komutator dengan brush terlalu tinggi, starter clutch slip dan lain-lain). TROUBLESHOORING — Prosedur Troubleshooting a 3. Bila kuncl kontak diputar ke posis! START, pinion gear akan bergerak kelwar masuk berulang-ulang. Masalah ini biasanya disebabkan tegangan pada terminal 50 tidak cukup, atau kerusakan pada motor starter itu sendir Lakukan pemeriksaan pada kendaraan ] L{@® Periksa tegangan terminal bateral_ |= >{ Lakukan pengisian atau gant bateral ] erialu | Baik rendah @® Perea tegangan terminal $0 Periksa sirkuit kunci kontak dan perbaiki atau Teriaiu | Ganti bagian-bagian yang rusak Baik. rendah Test kemampuan motor startet | >| Perbaiki motor starter ® E Tidak baik @ Ukur tegangan terminal baterai Bila Kunci kontak diputar ke posisi START, te- gangan terminal baterai harus 9,6 V atau lebih besar. Bila hasil pengukuran ternyata berada di bawah harga tersebut, lakukan pengisian (recharge) atau ganti baterai. Periksa juga kotoran dan karat pada terminal pateral ® Ukur tegangan antara terminal 50 motor starter dengan massa Bila kunci Kontak diposisixan ke START, maka tegangannya harus 8 V atau lebih besar. Bila hasil pengukurannya temnyata berada di bawah harga tersebut, periksa komponen wiring antara baterai dengan terminal 50 dan perbaiki atau ganti bila ada bagian yang sak. @ Sebelum membongkar motor starter, tentukan sumber masalah secara kasar sehingga peker- jaan dapat dilaksanakan dengan lebih lancar. (Dalam hal ini gangguan mungkin saja terjaci karena gangguan pada hold-in coll yang rusak, massa hold-in coil yang kurang baik, dan sebagainya) eas & 4, Motor starter terus bekerja meskipun kunci kontak telah dikemballkan ke posis! ON dar! posist START. Masalah ini sumbernya mungkin (erdapat pada kunci Kontak, relay starter atau motor starter. TROUBLESHOOTING ~ Prosedur Troubleshooting @ Periksa kunci kontak Tiga L Santi Baik bak @ Periksa relay starter (kalau ada) bygec?LSant [Baik baik © Test kemampuan motor starter re Perbaiki motor starter © Periksa kunci kontak Pada saat kunci Kontak dikembalikan ke posisi ‘ON, hubungan ke motor starter harus terputus. @ Periksa relay starter, bila ada Periksa dan pastikan bahwa relay bekerja nor- mal. 5. Bila kuncl kontak diputar ke posis! START akan menyebabkan pinion gear bergerak ke- luar. Starter berputar, dan menimbulkan suara berisik yang tidak wajar tetapl mesin tidak berputar. Masalah seperti ini biasanya disebabkan oleh pinion gear atau ring gear yang rusak. Bila ditemukan ke- rusakan maka gantilah gear, 24 @ Sebetum membongkar motor starter, tentukan sumber gangguan secara kasar dan ini akan sa- ngat membantu memperlancar pekerjaan. (Da- lam hal ini, gangguan mungkin disebabkan oleh return spring yang sudah lemah, plunger macet dan sebagainya) 6. Bila kuncl kontak dikemballkan ke posis! START setelah mesin gagal hidup, maka pl- nlon gear akan membuat suara berisik yang tidak walar, (hanya terjad! pada motor tipe konvensionai). Dalam hal ini gangguan biasanya terletak pada mekanisme brake. Lakukan test motor starter tanpa beban (lihat halaman 31) dan lihat bahwa pinion gear segera berhenti berputar bila daya diputuskan, Bila tidak beshent) dengan segera, perbaiki meka- nisme brake PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN TUJUAN PERSIAPAN Menguasai prosedur pemeriksaan sistem starter pada kendaraan. Circuit tester (Multi-meter, volt dan ohm meter). * Pastikan bahwa shift lever telah pada posis! N (Netral) atau P (Parkir) bila melakukan pemerlksaan pada kendaraan yang meng- gunakan transmis! otomatis. PENTING | * Bila kendaraan menggunakan clutch start system, lakukanlah pemeriksaan dongan pe- dal kopling dalam keadaan ditekan. PERIKSA TEGANGAN TERMINAL BATERAI Putar kunci kontak ke posisi START dan ukur tegangan pada terminal baterai, Standar : 9,6 V atau lebih besar. Ganti baterai bila tegangannya berada di bawah 9,6 V. PENTING ! * Bila starter tidak berputar atau berputar lambat, pertama pastikan untuk memeriksa bateral apa: kah keadaannya normal atau tidak. ‘+ Meskipun hasil pengukuran terminal tegangan- nya normal, kotoran atau karat pada terminal da- pat menyebabkan hidupnya mesin sukar karena tahanannya tingg!, menyebabkan penurunan tegangan yang seharusnya diberikan oleh bate- ral ke motor starter pada saat kuncl’kontak di- putar ke posis! START. PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN Voltmeter 26 Terminal 30 OHP 16— HP 16 PERIKSA TEGANGAN PADA TERMINAL 30 Putar kunel kontak ke posisi START dan ukur tegangan antara terminal 30 dengan bodi. Standar : 8,0 V atau lebih besar. Periksa kabel starter dan perbaiki atau ganti bila perlu, bila tegangannya kurang dari 8,0 V. PENTING | Karena tempat dan bentuk terminal 30 mungkin berbeda- beda tergantung pada tipe motor starter, pastikan hal inl dengan melihat pada buku pedoman reparasi. PERIKSA TEGANGAN PADA TERMINAL 50 Putar kunci kontak ke posisi START dan ukur tegangan antara terminal 50 dengan bodi Standar : 6,0 atau lebih besar. Bila tegangannya kurang dari 8,0 V, periksa fusible link, kunci kontak, neutral start switch, relay starter, clutch starter relay, clutch starter switch dan sebagainya, sambil melihat wiring diagram. Perbaiki atau ganti bila ada bagian yang rusak. /PENTING | — + Karena tempat dan bentuk terminal 50 dapat berbed: beda tergantung pada tipe motor starter, pastikan hat Ini dengan melinat pada buku pedoman reparasl. PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN No continuity Continuity CLUTCH STARTER RELAY Hanya US dan Canada Bila clutch starter celay tidak normal, lakukan pemeriksaan dan penyetelan berikutnya PEMERIKSAAN RELAY STARTER 1, LAKUKAN PEMERIKSAAN RELAY STARTER CATATAN : Relay diletakkan pada junction block No. 1 di sisi cowl kiti Perlksa Hubungan Relay (a) Dengan ohmmeter, periksa hubungan antara terminal 1 dan 3. Terminal 1 dan 3 harus terhubung (b) Periksa hubungan antara terminal 2 dan 4. Terminal 2 dan 4 harus tidak berhubungan. Bila hubungannya tidak seperti yang ditentukan, ganti relay. Periksa Cara Kerja Relay (a) Berikan tegangan baterai padajaringan terminal 1 dan 3 (b) Periksa bahwa terminal 2 dan 4 berhubungan dengan balk. Bila kerjanya tidak seperti yang ditentukan, gantilah relay PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN Clearance “A” Adjusting nuts 10.0 # 0.5 mm (0.394 £ 0.020 in.) Ceo = N Pedal travel 185 mm (5,709) lin) 140 (6.512) 135 (5.315) Pedal travel | 2040 6.0 mm (0.078) (0.187) (0.236) (in,) 28 PEMERIKSAAN CLUTCH START SYSTEM PERIKSA PEDAL KOPLING 1, PERIKSA BAHWA TINGGI PEDAL KOPLING ADALAH TEPAT 2, PERIKSA BAHWA KEBEBASAN PEDAL KOPLING DAN PUSH ROD ADALAH TEPAT, PERIKSA CLUTCH START SYSTEM PERIKSA CLUTCH START SYSTEM (a) Periksa bahwa mesin tidak dapat hidup (start) bila pedal kopiing bebas. (b) Periksa bahwa mesin dapat start bila pedal kopling ditekan sepenuhnya (c) Periksa bahwa celah “A” lebih dari 1 mm (0,04 in) pada saat pedal kopling ditekan sepenuhnya. Bila perlu, setel atau ganti clutch start switch. PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CLUTCH START SWITCH 1, PERIKSA HUBUNGAN PADA CLUTCH START SWITCH (a) Periksa bahwa ada hubungan antara terminal-terminal bila switch ON (ditekan). (b) Periksa bahwa terminal-terminal tidak berhubungan bila switch OFF (bebas). Bila hubungannya tidak seperti yang ditentukan, gantilah switch. 2, SETEL CLUTCH START SWITCH (a) Ukur langkah pedal dan periksa celah "A" dengan chart yang ada disebelah kiri, () Longgarkan mur penyetel dan setel posisi switch (c) Periksa kembali bahwa mesin tidak dapat hidup (start) bila pedal kopling keadaannya bebas. OVERHAUL OVERHAUL TUJUAN ——_: Menguasai prosedur test kemampuan motor starter, dan membongkar, memeriksa serta marakit motor starter. PERSIAPAN : * Buku pedoman reparasi (terutama Toyota Corolla di negara anda) + ssT Kecuali USA 8 Canada USA & Canada Nama Part Reduksi | Kete- KKonvensionall Reduksi | Planeta | —enTs gy fanaa 09266-48011 = Oo = Olol.s« 09201-41020 = = = oO b 09285-76010 = oO = O| =) » 09221-25024 (-00090) = - Oo = = © a: Untuk melepas armature shaft bearing b: Untuk memasang armature shaft large bearing ¢: Untuk memasang dan melepas planet carrier shaft center bearing * Alat-alat ukur * Circuit tester atau ohmmeter * Ammeter (90 A) Dial gauge, supporting tool dan dua blok V Vernier caliper (30 mm, 4,18 inch) Spring tension gauge (2,415 g, 5,3 Ib, 24 N) Thickness gauge Micrameter (15 mm, 0.5906 in) * Caliper gauge (15 mm, 0.5908 in} * Pelumas & Gemuk © Gemuk untuk suhu tinggi 2a OVERHAUL TEST KEMAMPUAN PENTING | *Sebelum mulal membongkar motor starter,» Prosedur test untuk motor starter tipe_kon- pertamia menentukan terlebih dahulu sumber vensional dan reduks! adalah sama. Pada bab masalah secara kasar dengan melakukan test InI hanya menerangkan tipe konvensional. starter bekerja dengan balk. kemampuan adalah disarankan selama hal tersebut membantu mempercepat pekerjaan overhoul. Juga lakukan test Inl setelah perakit- paran-kumparan pada motor starter dapat an kemball untuk meyakinkan bahwa motor terbakar. *Selesalkan masing-masing test secepat mungkin (dalam 3 -5 detik) bila tidak kum- Terminal 50 ‘onP 17 OHP 17 1 TEST PULL - IN (a) Lepaskan kabel field coil dari terminal C (b) Hubungkan baterai ke magnetic switch seperti terlihat pada gambar. Periksa bahwa pinion bergerak keluar. Bila pinion gear tidak bergerak keluar, periksa kerusakan pada pullin coil, kemungkinan plunger macet atau penye- bab lain TEST HOLD - IN Dengan menghubungkan baterai seperti di atas dan pinion keluar, lepaskan kabel negatif dari terminal C. Periksa bah- wa pinion tetap keluar. Bila pinion gear tertarik masuk, periksa kerusakan pada hold in coil, massa hold-in coll yang Kurang baik, atau kemungkinan penyebab lain, TEST KEMBALINYA PINION Lepaskan kabel negatif dari switch body dan periksa bahwa pinion tertarik masuk. Bila pinion gear tidak tertarik, periksa return spring kemungkinan telah lemah, plunger macet atau kemungkinan penyebab lain. PERIKSA CELAH PINION (KECUALI TIPE REDUKSI) (a) Lepaskan hubungan baterai dari magnetic switch se- pertiterlihat pada gambar OVERHAUL Fa {) Gerakan pinion gear ke arah armature untuk meng- hilangkan renggang (celah), kemudian ukur celan an- tara ujung pinion gear dengan stop collar. Celah standar: 0,1 - 0,4 mm (0,004 - 0,016 In) S. TEST TANPA BEBAN (a) Ikatkan motor starter dengan kuat pada ragum atau lain-lainnya (b) Hubungkan kabel field coil ke terminal C, pastikan bah: ‘wa kabel tersebut tidak berhubungan dengan body. (c) Hubungkan baterai dan ammeter seperti pada gambar (d) Periksa bahwa starter berputar dengan lembut dan pinion bergerak keluar. {e) Periksa bahwa ammeter menunjukkan arus yang ditentukan Arus Spesitikas! : Kurang darl 50 A pada 11 V (ZPENTING! ~ Besarnya arus listrik yang mengalir pada sirkumt solama | test tanpa beban berbeda-beda tergantung pada motor starter, tetapl pada beberapa motor starter mengalir arus dari 200-300 ampere. Lihat buku pedoman reparasl untuk memastikan besarnya arus dan pastikan untuk menggunakan ammeter dengan kapasitas yang tepat dan | Juga untuk menggunakan kabel yang balk. J (0) Periksa bahwa pinion gear tertarik masuk dan motor starter segera berhenti bila kabel diputuskan dari ter- minal 50. (Ini hanya perlu untuk motor starter kon- vensional). Bila motor tidak berhenti seketika, armature brake kemungkinan rusak &S OVERHAUL TIPE KONVENSIONAL KOMPONEN-KOMPONEN Drive housing Drive lever Magnetic switch | il Snap Stop collar ae Spring Lock plate Bearing cover oe Field frame Brush holder 8 Commutator end frame Through bolt PEMBONGKARAN 1, LEPASKAN END FRAME (a) Lepaskan sekrup dan bearing cover (b) Dengan menggunakan thickness gauge, periksa celah dorong armature shaft antara lock plate dengan end frame. Celah dorong : 0,05 - 0,60 mm (0.0020 - 0,0236 In) Pastikan untuk melakukan pengukuran ini kembali setelah selesai merakit 2, LEPASKAN STARTER CLUTCH (a) Dengan menggunakan obeng, dorong stop collar masuk (mengarah ke dalam). {b)_ Dengan menggunakan obeng, lepaskan snap ring. (c) Lepaskan stop collar dari armature shatt. OVERHAUL 3, LEPASKAN BRUSH DAN BRUSH HOLDER (a) Dengan menggunakan kawat baja, tarik dan bebaskan pegas brush dan lepaskan brush dari brush holder (b) Tarik brush holder dari armature stance PEMERIKSAAN Komponen moro Armature Coll 1. PERIKSA BAHWA KOMUTATOR TIDAK BERHUBUNG- AN DENGAN MASSA Dengan menggunakan chmmeter periksa bahwa tidak ada hubungan antara komutator dengan armature coil core. Bila terdapat hubungan, maka gantilah armature. 2, PERIKSA KOMUTATOR DARI KEMUNGKINAN SIRKUIT YANG TERBUKA Dengan menggunakan ohmmeter periksa hubungan antara segmen kormutator. (Lihat halaman 8) Bila ada segmen yang tidak berhubungan maka gantilah armaturenya. Continuity Commutator 1, PERIKSA PERMUKAAN KOMUTATOR DARI KEMUNG- KINAN KOTOR ATAU TERBAKAR Bila keadaan permukaan kotor atau terbakar, bersihkan dengan amplas (No. 400) atau dengan membubut. 33

You might also like