Professional Documents
Culture Documents
Bahan Ajar Syaja'Ah
Bahan Ajar Syaja'Ah
A. Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis makna syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam kehidupan sehari-
hari
4.5 Menyajikan kaitan antara syaja’ah (berani membela kebenaran) dengan upaya
mewujudkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.5.1 Memahami dalil-dalil tentang Syaja’ah (berani membela kebenaran).
3.5.2 Menganalisis hikmah dan manfaat dari sifat Syaja’ah (berani membela kebenaran).
3.5.3 Menganalisis ciri-ciri orang yang memiliki sifat Syaja’ah (berani membela
kebenaran).
4.5.1 Menyajikan paparan tentang makna, dalil, dan contoh sifat Syaja’ah (berani
membela kebenaran).
4.5.2 Menyajikan paparan tentang hikmah dan manfaat dari sifat Syaja’ah (berani
membela kebenaran).
C. Tujuan Pembelajaran (TP)
1. Setelah mengamati video, gambar-gambar, buku-buku, berdiskusi dan menggali
informasi peserta didik dapat menjelaskan dalil-dalil tentang Syaja’ah dengan benar.
2. Setelah menganalisis video, gambar-gambar, buku-buku, berdiskusi dan menggali
informasi peserta didik dapat mengidentifikasi hikmah berperilaku syaja’ah,
memperagakan contoh perilaku syaja’ah dengan tepat.
3. Setelah menganalisis video, buku-buku, berdiskusi dan menggali informasi, peserta
didik dapat dapat mengidentifikasi ciri-ciri orang yang memiliki sifat Syaja’ah dengan
tepat.
4. Melalui diskusi dan tanya jawab peserta didik dapat menyajikan makna, dalil, dan
contoh sifat Syaja’ah dengan jelas.
5. Melalui diskusi dan tanya jawab peserta didik dapat menyajikan hikmah dan manfaat
dari sifat Syaja’ah dengan jelas.
D. Penjelasan/Uraian Materi
1. Pengertian Syaja’ah
Keberanian dalam ajaran Islam disebut Syaja’ah. Syaja’ah menurut Bahasa artinya
berani. Sedangkan menurut istilah syaja’ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian
untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji. Jadi syaja’ah
dapat diartikan keberanian yang berlandaskan kebenaran, dilakukan dengan penuh
pertimbangan dan perhitungan untuk mengharapkan keridaan Allah Swt.
Keberanian (syaja’ah) merupakan jalan untuk mewujudkan sebuah kemenangan dalam
keimanan. Tidak boleh ada kata gentar dan takut bagi muslim saat mengemban tugas
bila ingin meraih kegemilangan. Semangat keimanan akan selalu menuntun mereka
untuk tidak takut dan gentar sedikit pun. Allah Swt. berfirman:
Selanjutnya, antonim (lawan) dari syaja’ah adalah al-jubn yang artinya pengecut. Sikap
seperti itu merupakan sikap tercela. Sifat pengecut sangat berbahaya, terutama pengecut
dalam berkomitmen terhadap kebenaran, karena takut celaan manusia; takut kehilangan
harta dunia; atau takut terhadap berbagai resiko perjuangan. Jika ini terjadi, maka
bersiaplah menerima kekalahan, kehinaan, dan kegagalan.
2. Perwujudan Sikap Syaja’ah
Penerapan syaja’ah itu bisa bermacam-macam, sesuai dengan profesi masing-masing.
Berikut ini, penerapan syaj˜ ’ah dalam kehidupan, antara lain sebagai berikut:
Pertama, memiliki daya tahan yang besar
Seseorang bermental berani, jika memiliki daya tahan yang besar dalam menghadapi
kesulitan, penderitaan, bahaya, dan mungkin saja penyiksaan, karena ia berada di jalan
Allah Swt. Islam banyak memberi teladan terkait dengan syajā’ah, antara lain: Kisah
perjuangan Nabi Muhammad Saw., dan para sahabatnya, baik pada periode Mekah
maupun Madinah yang kesemuanya menggambarkan sikap syajā’ah.
Kedua, berterus terang dalam menyampaikan kebenaran
Selain itu, seorang muslim juga harus berani berada di jalan yang benar. Keberanian
yang ada adalah keberanian menegakkan kebenaran dan keadilan sesuai syariat,
sebagaimana surah Hud [11] ayat 112 sebagai berikut:
5. Hikmah Syaja’ah
Islam sangat menekankan sifat syajā’ah agar dimiliki setiap muslim, sebab maslahatnya
bukan hanya untuk yang bersangkutan, namun melebar kepada masyarakat sekitar,
bahkan untuk bangsa dan negara. Ingat jargon yang sering kita lihat, yakni Berani Jujur!
Di antara hikmahnya adalah Islam bisa sampai pada kita melalui keberanian umat Islam
terdahulu mendakwahkan Agama Islam. Syajā’ah juga akan memunculkan banyak
hikmah antara lain dalam bentuk sifat-sifat mulia, yakni cepat, tanggap, perkasa,
memaafkan, tangguh, menahan amarah, tenang, dan mencintai. Tetapi jika seseorang
itu terlalu dominan beraninya, tidak dikontrol dengan kecerdasan dan keikhlasan, akan
memunculkan sifat ceroboh, takabur, meremehkan orang lain, dan ujub. Sebaliknya,
jika seorang mukmin kurang syajā’ah, maka akan dapat memunculkan sifat rendah diri,
cemas, kecewa, dan kecil hati.
E. Sumber Belajar
1. Buku guru dan buku siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI
SMA/SMK
2. Modul Aqidah Akhlak pada pendalaman materi PPG