You are on page 1of 7

Praktikum HIV/AIDS

Dosen : Nur Wahyuni Munir, S.Kep.,Ns.,M.Kes

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSELING PRA TES DAN PASCA TES HIV/AIDS

OLEH

Nama Mahasiswa :

Stambuk :

Kelas :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022
A. Definisi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel darah
putih dan menyebabkan penurunan imunitas manusia (WHO, 2018 dalam Pusdatin
Kemenkes, 2018).
Selain itu konseling juga dapat didefinisika sebagai suatu proses konsultasi untuik
membantu pasien mempelajari situasi mereka, mengenali dan melakukan pemecahan
masalahterhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan.
1. Konseling Pre Tes

Konseling pra test HIV merupakan komunikiasi klien dan konselor yang
bertujuan menyiapkan klien menjalani tes HIV dim membantuk memutuskan akan tes
atau tidak (Kemenkes RI, 2018), Konseling ini bertujuan untuk memberikan
informasi kepada individu terkait dengan tekns tes tersebut dan implikasi dari hasil
tes baik hasil posinf mapun negatif.

Kosseling Pra tes dilaksanakan pada khen pasien yang belum mantap atuu pasien
yang menolak untuk menjalani for HIV setelah diberikan informasipra in yang cukup.
Dalam konseling pre tes harus seimbang antara pemberian informasi, penilaian risiko
dan merespon kebutuhan emosi klien. Masalah emosi yang menonjol adalah rasa
takut melakukan tes HIV karena berbagai alasan termasuk ketidaksiapan menerima
hasil tes, perlakuan diskriminasi, stigmatisasi masyarakat dan keluarga. (Kemenskes
RI, 2018)

2. Konseling Pasca Tes


Konseling pasca tes adalah diskusi antara konselor dengan klien,bertujuan
menyampaikan hasil tes HIV klien serta membantu klien serta membantu klien
beradaptasi dengan hasil tesnya (Kemenkes RI,2018)
B. Tujuan
1) Menyediakan dukungan psikologi
2) Mencegah penularan HIV
3) Menyediakan informasi tenteng perilaku beresiko
4) Membantu mengembangkan keahlian pribadi yang diperlukan untuk menjalani
kebiasaan hidup aman.
5) Memastikan pengobatan yang efektif termasuk pemecahan masalah dengan
menangani isu.

C. Kebijakan Konseling
1) Konseling diberikan oleh konselor yang telah terlatih.
2) Ruang konseling harus aman, nyaman serta perlu manjagakerahasiaan.
3) Syarat-syarat konselor di Rumah Sakit:
a) Harus terlatih melalui pelatihan atau pendidikanformal.
b) Menyediakan diri dan waktunya untuk membantu pasien melalui konseling
c) Dapat berempati dan mendengarkan dengan perhatian
d) Memahami proses infeksi HIV dan infeksi opotunistik.
e) Dapat menyimpan rahasia (Depkes,2018)
D. Macam-macam Konseling

a. Konseling dan tes HIV atas insiatif klien konseling dan tes HIV sukarela (KTS)
adalah layanan tes HIV secam pasif.Pada layanan tersebut klien datang sendiri
untuk meminta dilakukan tes HIV atas berbagai alasan baik ke fasilitas kesehatan
atau layanan tes HIV berbasis komunitas. Layanan ini menekankan penilaian dan
pengelolaan risiko infeksi HIV dari klien yang dilakukan oleh seorang konselor,
membahas perihal keinginan klien untuk menjalaus tes HIV dan strategi untuk
mengurangi resiko tertular HIV.
b. Tes HIV atas inisiatif pemberi pelayanan kesehatan dan konseling ( TIPK ) yaitu
tes HIV yang dianjurkan atau ditawarkan oleh petugas kesehatan kepada pasien
pengguna layanan kesehatan sebagai komponen standar layanan kesehatan di
fasilitasi tersebut.
Tujuan umum dari TIPK tersebut adalah untuk melakukan diagnosis HIV secara
lebih dini dan memfasilitasi pengambilan keputusan klinis atau medis terkait
pengobatan yang dibutuhkan dan tidak mungkin diambil tanpa mengetahui status
HIV nya (Depkes, 2019)
E. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Tahap penerimaan pasien
2. Respon pasien
3. Kerahasiaan pasien
F. Alat dan Bahan
1) Leaflet
2) Ruang konseling
3) Meja dan kursi untuk petugas dan pasien
G. Prosedur Pelaksannaan
1. Tahap Pra Intraksi
1) Melakukan verifikasi data klien
2) Mengatur jadwal konseling dengan klien
2. Tahap Orientasi
1) Salam sebagai pendekatan terapeutik
2) Cek identitas klien dengan gelang pasien
3) Menjelaskan tujuan konseling pada keluarga/klien
3. Tahap Kerja
1) Konseling Pre test :
a) Motivasi pelaksanaan test sukarela.
b) Interpretsi hasil yest meliputi  penapisan dan konfirmasi
c) Tanpa gejala dan gejala nyata.
d) Pemahaman infeksi HIV dan dampaknya.HIV tidak dapat sembuh namun
dapat tetap produktif
e) Infeksi opotunistis dapat diobati
2) Estimasi hasil
a) Kesiapan mental emosional penerimaaanhasil pemeriksaan.
b) Mengkaji factor resiko
c) Periode jendela
3) Membuat rencana jika didapatkan hasil.
a) Apa yang dilakukan jika hasil positif atau negatif.
b) Memperkirakan dukungan dari orang dekat/ sekitar pasien. Membangun
pemahaman hidup sehat dan mendorong perilaku sehat.
Membuat keputusan : melaksanakan test / tidak

4) Konseling Pasca test


a) Menilai situasi psikososial terkini, mendukung mentalemosional pasien.
b) Menilai pemahaman klien.
c) Membacakan hasil.
d) Mendukung emosi klien, ventilasi dan mendorongklien bicara lebih lanjut.
e) Manajemen pemecahan masalah : gali masalah, pahamidan jelaskan pada
klien, susun rencana. Membantumembuat rencana menghadapi kehidupan
pasca pemberitahuan hasil dengan perubahan kearah perilakusehat. 

5) Konseling kepatuhan berobat


a) Pemahaman jenis, cara dan proses pengobatan.
b) Pemahaman dampak putus obat
c) Dukungan untuk mengurangi beban psikologik yang membuat pasien
merasa sakit / cacat / tidak berdaya,tak ada harapan menghadapi
kehidupan karena ia harus meggunakan obat dalam jangka waktu panjang.
4. Tahap Terminasi
1) Melakukan evaluasi dari hasil konseling
2) Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
3) Berpamitan dengan klien
(Depkes, 2018)
H. Hasil Pasaca tes HIV

1. Klien dengan hasil HIV positif


Setelah hasil tes antibiotic HIV didapatkan,perawat harus menjelaskan secara
perlahan, memberikan support emosional dan menjelaskan bagaimana koping yang
paling tepat. Kaji dampak emosional dari hasil tes, dan jelaskan bahwa reaksi klien
tersebut adalah normal.Eksplorasi ketakutan klien terhadap kematian,Kehilangan
pekerja,pemnerima keluarga,pemikiran terhadap kualitas hidup,efek pengobatan,dan
respon social.
2. Klien dengan Hasil HIV negative
Jika hasil tes menunjukkan HIV negative, maka konseling tentang prilaku beresiko
dan metode pencegahan sangat penting untuk dilakukan. Perawat sebgai konselor
harus menjelaskan tentang window priode (antara 3-6 bulan),karena hasil negative
dapat berarti false negative.Apabila diperlukan,klien diminta untuk mengulangi tes
pada priode 3-6 bulan kedepan dan jelaskan tindakan pencegahan, dan kemungkinan
klien terinfeksi setiap saat.
3. Bila pasien tidak ingin mengetahui hasilnya atau belum membuka hasilnya (atau
belum dites)
a. Jelaskan prosedur yang menjamin kerahasiaan
b.Tekankan kembali pentingnya menjalani tes dan keuntungan untuk mengetahui
hasilnya
c. Gali kembali kendala untuk manjalani tes,mengetahui,dan membuka status (rasa
takut,persepsi yang salah,dan sebagainya) (Chippindale, dkk 2019)
Referensi

https://www.academia.edu/35039912/SOP_HIV_DAN_SOP_PAL

Chippindale.S & French, L. 2019, ABC of AIDS: HIV counselling and the psychosocial
management of patients with HIV or AIDS Brah Medical Journal, vol 122, yn 23, en
1533-1335
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2018, Pedoman Nasional Tes dan Konseling IIIV
dan AIDS Sawari, AA. Sumatera,

You might also like