Professional Documents
Culture Documents
MR PPD Kel.1
MR PPD Kel.1
MK.PPD
PRODI S1 PTO-FT
Skor Nilai:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPU:
BUK NURA ARJANI
&
PAK SUGIANTO
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan
sehingga proposal mini penelitian ini dapat terselesaikan.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................4
C. Manfaat Penulisan...............................................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI/KAJIAN PUSTAKA...................................................................................6
A. Kerangka Teori...................................................................................................................................6
B. Kerangka Konsep................................................................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................................12
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.......................................................................................................12
B. Teknik pengumpulan data.................................................................................................................12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................................13
A. Hasil Peneltian..................................................................................................................................13
B. Pembahasan......................................................................................................................................14
BAB V PENUTUP...................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................17
B. Saran.................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
LAMPIRAN..............................................................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat kita buat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelayanan pendidikan di sekolah tersebut?
2. Apa kendala yang di hadapi guru dalam proses mengajar?
3. Bagaimana respon guru saat anak mengalami kesulitan belajar?
4. Hal-hal terpenting apa yang perlu dipahami anak dalam setahun kedepan?
5. Upaya apa yang dilakukan guru untuk mendorong anak agar dapat berpikir kritis
6. Bagaimana respon atau tanggapan masyarakat terhadap masalah tersebut?
7. Bagaimana peran guru dalam proses mengajar anak?
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan pendidikan di sekolah tersebut?
2. Untuk mengetahui apa kendala yang di hadapi guru dalam proses mengajar?
3. Untuk mengetahui respon guru saat anak mengalami kesulitan belajar?
4. Untuk mengetahui hal-hal terpenting apa yang perlu dipahami anak dalam setahun
kedepan?
5. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan guru untuk mendorong anak agar dapat
berpikir kritis
6. Untuk mengetahui bagaimana respon atau tanggapan masyarakat terhadap masalah
tersebut?
7. Untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam proses mengajar anak?
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Sebagai penambahan wawasan bagi mahasiswa untuk dapat mengetahui layanan
pendidikan terhadap keberhasilan peserta didik tersebut.
2. Sebagai acuan untuk mengetahui masalah dalam mini riset yang di hadapi SMP
4
BAB II
A. Kerangka Teori
1. Layanan Pendidikan
Jasa pendidikan dapat diartikan sebagai jasa pendidikan secara lugas. Istilah “jasa” sendiri
dapat merujuk pada berbagai hal, antara lain jasa personal dan jasa produk. jasa pendidikan
seperti yang diberikan oleh sejumlah ahli. Dalam bukunya Integrated Service Management,
Kotler mendefinisikan jasa sebagai “setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan kepada
pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud, dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu”.
Produksi jasa mungkin terkait dengan produksi produk fisik atau sebaliknya.
“include all economic activities whose output is not a physical product or construction, is
generally consumed at the time it is produced, and provides added value in forms (such as
convenience, amusement, timelines, comfort of health) that are essentially intangible concerns of
its first purchaser”.
Jasa pada dasarnya merupakan seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dan
pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan
secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.
5
pendidikan sebagai produk jasa adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Jasa
bukanlah produk berwujud melainkan suatu proses atau aktivitas.
Semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan keluaran berupa barang atau bangunan non
fisik termasuk dalam kategori jasa. Output ini biasanya dikonsumsi ketika diproduksi dan
memberi nilai tambah pada bentuk dalam hal kepraktisan, kesesuaian, kenyamanan, dan
kesehatan pada dasarnya, mereka menarik selera terlebih dahulu. Sebaliknya, layanan pendidikan
padat karya dan padat modal, menjadikannya layanan yang kompleks. Hal ini menunjukkan
bahwa diperlukan sejumlah besar karyawan dengan keterampilan khusus terkait pendidikan,
padat modal karena membutuhkan infrastruktur (peralatan) yang komprehensif, dan mahal.
Pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia atau suatu proses yang harus
dilakukan baik yang terlembaga maupun tidak terlembaga yang menyangkut fisik dan non fisik
dan membutuhkan infrastruktur dan skil ataupun keterampilan. Dengan demikian Jasa
Pendidikan adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan yang mengutamakan
pelayanan dalam prosesnya.
2. Keberhasilan Belajar
Bambang Warsita (2008: 62), belajar selalu dikaitkan dengan suatu upaya atau proses
perubahan perilaku seseorang sebagai akibat interaksi peserta didik dengan berbagai sumber
belajar yang ada di sekitarnya. Perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotor), sikap (afektif), dan nilai (value).
Hal yang sama dikemukakan oleh Nana Sudjana (1989: 5) bahwa belajar merupakan suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil
proses belajar mengajar tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2002: 68), belajar merupakan tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
6
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku pada seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu, yang asalnya tidak
mempunyai keterampilan menjadi mempunyai keterampilan, dan yang asalnya tidak dapat
mengerjakan sesuatu menjadi bisa mengerjakan sesuatu yang semuanya itu merupakan hasil dari
pengalaman atau interaksi dengan lingkungan yang dilakukan secara sengaja. Dengan demikian,
perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta didik sebagai akibat dari proses belajar mengajar
tersebut merupakan hasil dari belajar atau dengan kata lain disebut hasil belajar.
Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (2001: 26)
mengatakan bahwa keberhasilan belajar dapat diukur dengan perubahan, karena keberhasilan
suatu program pembelajaran dapat diukur berdasarkan perbedaan cara berpikir, merasa, berbuat
sebelum dan berbuat sesudah memperoleh pengalaman belajar dalam menghadapi situasi yang
serupa.
Selanjutnya Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 105) menyatakan bahwa
suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dapat dikatakan berhasil apabila
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)-nya dapat dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa keberhasilan belajar merupakan kecakapan dari suatu usaha atau
latihan pengalaman dalam bentuk perubahan tingkah laku yang mengandung pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotor), sikap (afektif) serta nilai-nilai yang konstruktif (value).
3. Peserta Didik
Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum undang-undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
Dengan demikian peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh
ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.Oemar Hamalik mendefinisikan peserta
didik sebagai suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses
dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan Nasional. Menurut Abu Ahmadi peserta didik adalah sosok manusia sebagai
individu/pribadi (manusia seutuhnya). Individu di artikan "orang seorang tidak tergantung dari
7
orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak
dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri".
Sedangkan Hasbullah berpendapat bahwa siswa sebagai peserta didik merupakan salah
satu input yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan.Tanpa adanya peserta didik,
sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran. Sebabnya ialah karena peserta didiklah yang
membutuhkan pengajaran dan bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada
pada peserta didik.
B. Kerangka Konsep
Salah satu faktor yang menentukan kualitas pelayanan lembaga pendidikan adalah
kemampuan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi pengguna jasa / pelanggan.
Sesuai dengan filosofi Manajemen Mutu Terpadu, maka pendidikan dipandang sebagai jasa dan
usaha lembaga pendidikan sebagai industri jasa, bukan proses produksi. Oleh sebab itu, sekolah
sebagai lembaga pendidikan harus memikirkan tentang pelanggan-pelanggan yang mempunyai
berbagai kebutuhan dan tentang bagaimana memuaskan pelanggan tersebut. Salah satu faktor
yang menentukan kepuasan pelanggan adalah kualitas pelayanan yang terdiri dari 5 dimensi
pelayanan, yakni: reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible.
Kualitas pelayanan pendidikan bersumber dari M yaitu guru dan staf, serta fasilitas
(sarana-prasarana) pendidikan yang tersedia. Semakin tinggi kualitas pelayanan, semakin puas
pelanggan. Kualitas pelayanan cukup maka harapan pelanggan terpenuh, tetapi bila kualitas
pelayanan kurang maka pelanggan tidak puas. Perbedaan kualitas pelayanan pendidikan di
lembaga pendidikan dimungkinkan oleh berbedanya jenis atau karakter dari masingmasing unit
kerja. Dimensi kualitas sangat memengaruhi siswa di dalam mengikuti pembelajaran di suatu
lembaga pendidikan. Pengaruh yang paling mendasar untuk siswa adalah dalam hal pelayanan
pendidikan. Pelayanan sering dikenal dengan istilah service yaitu melakukan sesuatu bagi orang
8
lain, service bisa dilakukan baik oleh individual maupun kelompok orang. Istilah service
mencerminkan suatu produk yang tidak berwujud (intangible). Intangible adalah suatu pelayanan
/ jasa / service yang secara umum tidak bisa dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba. Karena
jasa itu bersifat tidak dapat dilihat biasanya lebih sulit untuk dievaluasi, jadi untuk
mengantisipasi hal tersebut yang perlu diperhatikan dalam dimensi kualitas tersebut adalah
tempat (place), orang (people), peralatan (equipment), bahan materi yang tidak lengkap,
komunikasi yang tidak lancar dan masih ada faktor lainnya yang membuat pelayanan mengalami
gap / hambatan.
Pelayanan pendidikan merupakan intangible / jasa yang tidak bisa dilihat dan salah satu
faktor yang terpenting untuk menuju sukses tidaknya siswa dalam mengikuti pembelajaran di
lembaga pendidikan adalah adanya pelayanan pendidikan yang terbaik bagi siswanya. Selain itu
dengan pelayanan pendidikan yang terbaik dan yang sesuai dengan kualitas serta kinerja yang
baik akan mengurangi adanya gap atau celah-celah yang sering terjadi dalam setiap lembaga
pendidikan, di mana celah-celah tersebut menjadi masalah yang sangat penting dan sangat
berpengaruh di lembaga pendidikan. Pengaruh tersebut timbul dari tempat, dari pengurus/orang,
dan peralatan di lembaga pendidikan yang kurang profesional.
Untuk mengatasi adanya celah-celah atau gap yang mengakibatkan siswa mengalami
kesulitan dalam menuntut pendidikan salah satunya adalah pelayanan pendidikan yang tidak
profesional dan tidak berkualitas diubah menjadi pelayanan pendidikan yang berkualitas dan
profesional. Jika pelayanan pendidikan berkualitas dan profesional, maka akan mempengaruhi
harapan dan perasaan bagi siswa untuk semangat dalam mengikuti Pembelajaran di lembaga
pendidikan. Pelayanan pendidikan sangat berpengaruh bagi peserta didik di lembaga pendidikan.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10
BAB IV
A. Hasil Peneltian
11
3. Layanan administrasi. Layanan administrasi meliputi pembayaran SPP dan pembuatan surat
keterangan dan sebagainya.
4. Layanan bimbingan. Layanan bimbingan diawali dengan program orientasi sekolah,
bimbingan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan khususnya kesulitan belajar dan juga masalah-
masalah pribadi, bimbingan pendidikan dan pengajaran (KBM), dan bimbingan praktik
keilmuan.
5. Layanan pengembangan bakat dan minat serta keterampilan. Layanan pengembangan bakat
dan minat serta keterampilan dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa.
6. Layanan kesejahteraan. Di antara bentuk pelayanan kesejahteraan kepada siswa adalah
pemberian beasiswa kepada siswa yang berprestasi khususnya kalangan kurang mampu serta
pemberian keringanan SPP.
12
Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin terhadap waktu,
disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap proses pembelajaran dan lain
sebagainya.
6. Siswa terlalu pasif
situasi seperti baik ditanya maupun tidak mereka tetap diam. Situasi ini menyulitkan guru,
guru sulit memastikan bahwa mereka telah mengerti dan paham materi atau belum.
7. Tidak tenang di dalam kelas
Misalnya saat belajar siswa merasa membosankan, cara berkomunikasi tidak jelas, materi
terlalu padat, atau situasi lain misalnya ruangan terlalu panas, banyak gangguan dari luar, meja
dan kursi tidak menyenangkan dan lain sebagainya.
8.Hanya mengikut saja
Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang, mereka tidak mau menjadi
yang terdepan. Mudah saja menemukan siswa seperti ini, mereka selalu berusaha duduk
dibelakang, tidak mau duduk didepan.
jawaban:
Ketika anak-anak mengalami kesulitan belajar, kita harus cari tahu penyebabnya.
Permasalahan tidak akan bisa diselesaikan kalau kita tidak tahu penyebabnya.
Jangan berspekulasi. Ada beberapa cara untuk bisa mengetahui kesulitan belajar anak:
1. Kenali mereka. Kenali hal-hal yang mereka sukai dan mereka tidak sukai. Kenali apa yang
memacu dan apa menurunkan semangat mereka. Kenali gaya berpikir mereka.
2. Tanyakan pendapat teman-teman mereka di sekolah.
3. Tanyakan pada guru-guru mereka apa kekurangan dan kelebihan mereka.
Kita berhak menanyakannya. Sudah menjadi tugas guru untuk mengetahui dan memetakan
kemampuan siswa. Memang seharusnya guru dan orang tua bekerja sama untuk perkembangan
anak. Dari situ kita bisa mengetahui apa yang sebaiknya kalian lakukan untuk mereka.Setiap
anak memiliki tantangan yang berbeda dalam belajar. Apa yang menurut kita mudah belum tentu
mudah bagi mereka. Apa yang menurut teman-teman mereka mudah belum tentu juga mudah
13
bagi mereka. Mempelajari lebih rinci dan lebih dalam apa yang mempersulit mereka dapat
membantu kalian memutuskan langkah selanjutnya untuk perkembangan mereka.
4. Apa hal-hal terpenting yang perlu anak pahami dalam setahun ke depan?
jawaban:
1. Mengajarkan untuk selalu mengucapkan terima kasih meskipun pada hal-hal kecil.
2. Mengajarkan untuk mengucap kata tolong saat hendak meminta bantuan.
3. Mengajarkan untuk berbagi kepada orang lain.
4. Mengajarkan untuk bertanggung jawab.
5. Mencintai sesama makhluk, menyanyangi serta pnya rasa empati
6. Mandiri/tidak di manja tdk membentuk anak jd superior.
8. Rasa bersyukur, selalu ajarkan bersyukur agar bisa menjadi org yg sederhana.
5. Dalam mengajar, apakah Bapak/Ibu fokus pada kekuatan atau kelemahan anak?
jawaban:
Dalam mengajar, fokus pada kelebihan dan lupakan dulu kekurangan anak karena Setiap
manusia memiliki kekurangan, tentu saja. Apalagi siswa kita, yang setiap hari semakin tampak
saja kekurangannya. Hampir setiap saat, perbincangan di kantor riuh rendah melulu tentang
perilaku anak-anak jaman sekarang yang tak malu menyontek, malas belajar, tak bisa bayaran
sekolah, remedial matematika, remedial fisika, dan sebagainya. Setiap saat hanya kekurangan
yang diperbincangkan, sementara… guru kadang lupa kelebihan siswanya
14
7. Upaya apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk mendorong anak agar berpikir kritis?
jawaban:
Pertama, menanamkan ke diri kita semua, khususnya orang tua dan pendidik (guru) bahwa
tiap anak memiliki kesempatan untuk mengatakan pada dirinya dia ‘mampu’ atau dia
‘bisa’selanjutnya (kedua) yang bisa diambil untuk menumbuhkan dan mendorong agar
kemampuan berpikir kritis tumbuh dan berkembang di dalam diri anak-anak adalah
menumbuhkan rasa percaya diri anak melalui kemampuan yang dimiliki oleh tiap anak.yang
ketiga, memfasilitasi anak-anak dengan berbagai media yang merangsang kemampuan berpikir
kritisnya.yang keempat, banyak-banyaklah bertanya ke anak dengan pertanyaan ‘MENGAPA
dan ‘BAGAIMANA’. Melalui pertanyaan mengapa, menuntut mereka untuk memiliki banyak
referensi atau bacaan.
8. Menurut Bapak/Ibu, apa peran utama Anda sebagai guru dalam proses belajar anak?
jawaban:
Sebagai seorang pendidik, pengetahuan guru tentang mata pelajaran hanyalah salah satu
bagian dari tugasnya. Namun ia juga perlu memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya
contoh yang baik bagi siswanya. Hal ini penting karena sebagai seorang pendidik, guru
mengajar. lebih dari sekedar beberapa hal kepada siswanya. Kemampuan, pola pikir, dan sikap
siswa juga harus dilatih oleh guru. Siswa tidak hanya harus memahami tetapi juga menguasai
dan mempraktekkan keterampilan, sikap, dan mental tersebut setiap hari.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakuka Penelitian ini dilakukan di berbagai sekolah adapun
hasil yang kami dapatkan yaitu sebagai berikut :
Pendidikan memiliki kedudukan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
guna membangun suatu kemajuan bangsa, karena pada hakekatnya pendidikan adalah sebuah
proses untuk mengembangkan kepribadian diri menjadi pribadi yang berilmu dan berkarakter
(Indah Ayu, Wahyuni Desti, Salsa Bila, 2020, hlm. 23). Dalam upaya mencerdaskan suatu
bangsa, pemerintah selalu berusaha dengan optimal dalam memberikan pengarahan dan
penyuluhan kepada para guru sejak dari jenjang pendidikan keluarga, sekolah, serta lingkungan
15
masyarakat agar selalu memperhatikan bakat anak didik untuk dapat mencapai tujuan utama dari
sebuah pendidikan. Adapun permsalahan yang dihadapi guru
1. Karakter siswa
Harus kita akui bahwa masing-masing orang memiliki karakter sendiri, yang tidak dapat
disamakan dengan orang lain, hukum ini juga berlaku pada siswa. Dua puluh orang siswa yang
anda hadapi, maka anda berhadapan dengan dua puluh karakter pula.
2. Sikap dan perilaku
Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter yang dimiliki oleh siswa,
tetapi ini lebih di fokuskan lagi karena dari semua karakter yang dimiliki oleh siswa, sikap dan
perilakulah yang paling berpengaruh dan mempengaruhi budaya siswa di sekolah.
3. Minat dan bakat
Siswa yang terpendam bakat dan minatnya pada umumnya menjadi siswa yang agresif,
melawan dan suka melakukan tindakan-tindakan negatif yang melanggar tata tertib sekolah.
4. Daya serap siswa
Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya serap siswa yang rendah terhadap
materi pelajaran akan mengganggu rencana guru, alokasi waktu belajar, dan lain sebagainya.
5. Kurangnya disiplin siswa
Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin terhadap waktu,
disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap proses pembelajaran dan lain
sebagainya.
6. Siswa terlalu pasif
situasi seperti baik ditanya maupun tidak mereka tetap diam. Situasi ini menyulitkan guru,
guru sulit memastikan bahwa mereka telah mengerti dan paham materi atau belum.
7. Tidak tenang di dalam kelas
Misalnya saat belajar siswa merasa membosankan, cara berkomunikasi tidak jelas, materi
terlalu padat, atau situasi lain misalnya ruangan terlalu panas, banyak gangguan dari luar, meja
dan kursi tidak menyenangkan dan lain sebagainya.
8.Hanya mengikut saja
Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang, mereka tidak mau menjadi yang
terdepan. Mudah saja menemukan siswa seperti ini, mereka selalu berusaha duduk dibelakang,
tidak mau duduk didepan.
16
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari
minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang
dimiliki (Hamzah. B Uno.2007). Sedangkan menurut Pius Partanto, Dahlan, 1994Karakteristik
berasal dari kata karakter yang berarti tabiat watak, pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki
oleh individu yang relatif tetap (Pius Partanto, Dahlan, 1994). Perkembangan dan karakteristik
anak pada usia SMP berbeda-beda, antara anak yang satu dengan anak yang lainnya, karakter
anak pada masa kelas rendah berbeda dengan karakter anak pada kelas tinggi, hal ini dapat
dilihat dalam proses pembelajaran anak. Usia sekolah dasar utamanya yang ada di kelas rendah
belum dapat mengembangkan keterampilan kognitifnya secara penuh.
Ada beberapa strategi agar para guru dapat memahami karakteristik peserta didik agar
tercapainya tujuan belajar, diantaranya:
1. Kenalilah peserta didik lebih dalam, mengenal bukan sekedar mengetahui, mengenal
merupakan proses yang harus dijalani dengan cara yang arif dan bijaksana, ia membutuhkan
waktu yang relatif lama. Untuk lebih mengenal peserta didik, guru dapat melakukan pendekatan
psikologis terhadap anak, mewawancarai, bertanya menganai hal-hal pribadi anak dapat
memberikan solusi bagaimaca cara atau metode pengajaran yang harus dilaksanakan, diskusi,
ceramah, Tanya jawab, inkuiri dan metode lainnya.
2. Perlakukan peserta didik secara wajar dan adil. Disadari bahwa dalam satu kelas terdapat
puluhan bakat, sifat, karakter yang berbeda yang perlu perlakuan dengan adil. Adil bukan berarti
sama rata, guru harus memperlakukan setiap muridnya dengan bijak, membantu mereka yang
perlu dibantu dengan senang hati dan penuh kasih sayang tanpa membeda-bedakan jenis
kelamin, latar belakan, aspek sosial dan lain-lain. Perlakuan yang wajar dari seorang pendidik
akan membawa image positif bagi guru dan semangat kebersamaan dan kekeluargaan bagi
peserta didik.
3. Masuki dunia mereka, dan jadilah sahabatnya yang paling baik. Untuk mengetahui bakat dan
karakter anak didik seyogyanya para guru menjadi bagian dari mereka, bermain bersama seperti
layaknya mereka bermain, bernyanyi, dan mejadi sahabat yang baik, sehingga peserta didik tidak
merasa sungkan atau malu.
17
Guru dalam melakukan proses perencanaan pembelajaran perlu memahami tentang
karakteristik dan kemampuan awal peserta didik. Pemahaman guru terhadap jumlah peserta didik
akan mempengaruhi persiapan guru dalam menentukan materi, metode, media, waktu yang
dibutuhkan, dan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk mengetahui jumlah peserta
didik maka guru dapat berkoordinasi dengan bagian akademik. Pemahaman guru terhadap latar
belakang peserta didik seperti latar belakang keluarga, ekonomi, tingkat hobi dan lain sebagainya
juga berpengaruh terhadap proses perumusan perencaan sistem pembelajaran.
Untuk memperoleh data tentang latar belakang peserta didik dapat diperoleh melalui
pengisian biodata oleh peserta didik.Aspek lain yang perlu diperhatikan oleh guru dalam proses
pembelajaran adalah memahami gaya belajar peserta didik atau disebut juga dengan learning
style. Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai oleh peserta didik. Dalam
proses pembelajaran, banyak para peserta didik yang mengikuti belajar pada mata pelajaran
tertentu, diajar dengan menggunakan strategi yang sama, akantetapi mempunyai tingkat
pemahaman yang berbeda-beda
Bakat dan minat adalah salah satu unsur dari bagian psikologis peserta didik yang sangat
menentukan sebuah keberhasilan pendidikan, maka seluruh komponen yang terlibat dalam ranah
pendidikan sudah semestinya menjamin pemerataan pendidikan, peningkatan mutu kualitas, serta
manajemen pendidikan. Agar kemampuan anak berbakat tidak mengalami penurunan, maka
perlu perhatian lebih terhadap anak berbakat dalam mengembangkan potensi mereka, lembaga
yayasan pendidikan memiliki kewajiban untuk menjadi wadah bagi peserta didik guna mampu
menjadikan mereka sebagai manusia yang dapat menghadapi tantangan masa depannya.
Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh pihak lembaga pendidikan saja tetapi menjadi
kewajiban bersama baik dari pihak keluarga, orang tua dan masyarakat.untuk mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler sekolah. Bahkan beberapa dari mereka tidak langsung pulang kerumah melainkan
bermain game online di rumah teman sebayanya ataupun di tempat-tempat tertentu.
Badiharapkan maka pihak sekolah harus berperan aktif dan kreatif untuk dapat
menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler.Ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan khusus
diluar jam pelajaran dan pelayanan konseling sekolah untuk membantu mengembangkan potensi
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat mereka melalui kegiatan kreatif yang
18
secara khusus diselenggarakan oleh tenaga pendidik yang memiliki kemampuan dan kewenangan
di sekolah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyedia layanan informasi dan pendidikan menghadapi tantangan karena kebutuhan
masyarakat akan media dan informasi pendidikan. Tidak mudah untuk menyediakan fasilitas dan
layanan yang dapat mendukung prestasi siswa. Oleh karena itu, diperlukan fasilitas yang
memadai dan perencanaan yang matang untuk memberikan kenyamanan bagi siswa. Layanan
dan fasilitas berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki akses
pelayanan dan fasilitas yang baik dapat berprestasi di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana pengaruh layanan pendidikan terhadap keberhasilan siswa.
B. Saran
19
LAMPIRAN BIODATA
DATA RESPONDEN
20
5. NAMA :Rendy asmara
KELAS :X
SEKOLAH :SMK NURUL AMALIYAH
21
berangkat ke sekolah
Menganjurkan agar minum terlebih dahulu sebelum 100%
2.
memulai kegiatan pembelajaran
Sebelum memulai pembelajaran melakukan senam 50%
3.
dengan durasi waktu yang singkat
4. Mengizinkan siswa mengikuti PORSENI 50%
23
3. Mengkoordinir kegiatan senam pagi 50%
Mengundang narasumber untuk memberikan penjelasan 0%
4.
tentang pentingnya menjaga kesehatan fisik
Merekomendasikan siswa untuk mengikuti PORSENI di 100%
5.
luar sekolah
Membuat kebijakan untuk ikut serta dalam kegiatan gerak 100%
6.
jalan yang diadakan oleh pihak di luar sekolah
7. Menyelenggarakan PORSENI di sekolah 50%
24
5. Mengontrol waktu istirahat anak di rumah 50%
25
DAFTAR PUSTAKA
Indah Ayu Anggraini, dkk (2020). Analisis Minat dan Bakat Peserta
didik terhadap Pembelajaran. Universitas Muhammadiyah
Tangerang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 7(1),
2020, 23-28
26
Gatot Kusjono, 2019. PENGARUH KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN TERHADAP
KEPUASAN PESERTA DIDIK I SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BUMI SERPONG
DAMAI. Pusat Inkubasi Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Pamulang (PINBIK
UNPAM) JURNAL ILMIAH FEASIBLE: Bisnis, Kewirausahaan & Koperasi, Vol. 1,
No. 1,
27
28