You are on page 1of 20

MAKALAH

PEMERIKSAAN TANDA TANDA VITAL


(TTV)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Dasar
Dosen Pengampu : Raimonda AIV, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh :
1. Tiara Karista Simarmata (202011001)
2. Agis Ananda Putri (202011002)
3. Anastasia Behira Lintang Kurniarezky (202011003)

PROGRAM STUDI S1
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
STIKES ST. ELISABETH SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat melimpah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
(TTV)” ini dengan baik dan lancar. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan mengenai apa itu pemeriksaan tanda tanda vital dalam kesehatan
bagi kami dan para pembaca. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Raimonda AIV,
S.Kep, Ns, M.Kepselaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Dasar 1 yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua teman-teman yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
menerima kritik dan saran yang membangun.

Semarang, 2 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital................................................................................................3
B. Pemeriksaan Tanda Vital Tekanan Darah..................................................................................4
C. Pemeriksaan Tanda Vital Denyut Nadi......................................................................................9
D. Pemeriksaan Tanda Vital Suhu Tubuh.....................................................................................11
E. Pemeriksaan Tanda Vital Pernapasan......................................................................................12
F. SOP Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital…………………………………………………………12

BAB III..........................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam
memantau kondisi pasien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons
terhadap intervensi yang diberikan. Data ini juga memberikan sebagian keterangan
pokok yang memungkinkan disusunnya rencana keperawatan. Ada empat komponen
tanda vital utama yang harus dipantau secara rutin oleh tenaga kesehatan yaitu
tekanan darah, detak nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh. Apabila pasien dicurigai
sedang menderita kondisi medis yang serius yang dapat mempengaruhi kehidupan,
maka tanda vital akan dipantau secara berulang dan terus dilakukan evaluasi untuk
menilai perkembangan penyakit. Hal ini akan terus dilakukan sampai didapatkan nilai
tanda-tanda vital normal.
Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya
kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Pada prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak
selalu sama antara pasien satu dengan yang lainya. Tingkat frekuensi pengukuran
akan lebih sering atau lebih ketat pada pasien dengan tingkat kritis yang tinggi
dibanding dengan pasien yang tidak kritis atau terlalu parah. Pemeriksaan tanda vital
difungsikan sebagai pemeriksaan tambahan untuk penegak diagnosis penyakit oleh
dokter, sehingga dokter selain bertanya atau anamnesis juga melakukan pemeriksaan
fisik berupa pengukuran tanda vital tersebut. Maka dokter dapat menyingkirkan
diagnosis banding atau kemungkinan dan menetapkan diagnosis pasti.
Jantung adalah bagian tubuh yang menjadi pusat peredaran darah.Detak
jantung adalah debaran yang dikeluarkan oleh jantung akibat aliran darah melalui
jantung, menurutWorld Health Organization(WHO). Paru-paru adalah organ pada
sistem pernafasan yang berhubungan dengan sistem peredaran darah, dimana
fungsinya untuk menukar oksigen dari udara luar dengan karbondioksida pada
darah.Laju pernafasan adalah cepat atau lambatnya saat kita bernafas.Alat ukur laju
pernafasan (respiration rate) adalah suatu alat yang di gunakan untuk memantau laju
pernafasan dalam kurun waktu 1 menit, pengukuran ini biasa digunakan untuk
mediagnosis suatu penyakit. Menurut WHO pengukuran normal pada orang dewasa

1
adalah 12-20 brpm.Diagnosis detak jantung dan laju pernafasan sangat memudahkan
dokter untuk mengetahui dan memantau kondisi kesehatan vital seseorang.
Dengan adanya pemeriksaan tinggi dan berat tubuh pasien dapat diketahui
kondisi umum dan status gizi. Dimana kondisi dan status tersebut berkaitan dengan
onset obat dan fase absorbsi obat. Jika pemberian obat tidak sesuai maka dampaknya
terletak pada cara kerja obat yang tidak maksimal. Guna pemeriksaan suhu tubuh, kita
dapat mengetahui rentang suhu badan pasien untuk menentukan tindakan keperawatan
dan menegakkan diagnosis keperawatan. Status gizi yang didapat melalui tinggi dan
berat badan pasien, mempengaruhi tinggi rendahnya suhu badan, karena pasien yang
memiliki status gizi rendah akan memiliki suhu tubuh yang rendah sedangkan pasien
yang memiliki status gizi berlebih atau obesitas akan memiliki suhu badan yang lebih
tinggi karena metabolisme meningkat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan tanda-tanda vital?
2. Bagaimanakah pemeriksaan tanda vital tekanan darah?
3. Bagaimanakah pemeriksaan tanda vital denyut nadi?
4. Bagaimanakah pemeriksaan tanda vital suhu tubuh?
5. Bagaimanakah pemeriksaan tanda vital pernapasan?
6. Bagaimana SOP pemeriksaan tanda-tanda vital?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Untuk mengetahui pemeriksaan tanda vital tekanan darah
3. Untuk mengetahui pemeriksaan tanda vital denyut nadi
4. Untuk mengetahui pemeriksaan tanda vital suhu tubuh
5. Untuk mengetahui pemeriksaan tanda vital pernapasan
6. Untuk mengetahui SOP pemeriksaan tanda vital

D. Manfaat
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai pemeriksaan
tanda-tanda vital
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai komponen dalam pemeriksaan tanda-
tanda vital

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


Tanda-tanda vital atau Vital Sign adalah ukuran statistik berbagai fisiologis
yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama
pada pasien yang secara medis tidak stabil atau memiliki faktor-faktor resiko
komplikasi kardiopulmonal dan untuk menilai respon terhadap intervensi. Tanda vital
juga berguna untuk menentukan dosis yang adekuat bagi tindakan fisioterapi,
khususnya exercise. Pemeriksaan tanda-tanda vital terdiri dari 4 komponen yaitu
tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh, dan pernapasan.
Waktu untuk mengukur tanda – tanda vital:
1. Saat klien pertama kali masuk ke fasilitas
2. Saat memeriksa klien pada kunjungan rumah
3. Di rumah sakit/fasilitas kesehatan dengan jadwal rutin sesuai program
4. Sebelum dan sesudah prosedur bedah atau diagnostic invasive
5. Sebelum, saat, dan setelah transfusi darah
6. Saat keadaan umum klien berubah
7. Sebelum, saat, dan sesudah pemberian obat
8. Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang mempengaruhi tanda –
tanda vital
9. Saat klien mendapat gejala fisik yang non spesifik
Tanda-tanda vital berguna dalam mendeteksi atau memantau masalah medis.
Tanda-tanda vital dapat diukur dalam pengaturan medis, di rumah, di lokasi darurat
medis, atau di tempat lain. Angka-angka dalam pemeriksaan fisik tanda vital bisa
memberikan informasi penting tentang kondisi kesehatan pasien, mulai dari:
1. Dapat mengidentifikasi adanya masalah medis akut.
2. Merupakan cara untuk dengan cepat mengukur besarnya suatu penyakit dan
seberapa baik tubuh mengatasi stres fisiologis yang dihasilkan. Semakin parah
organ vital, semakin sakit pasien.
3. Merupakan penanda keadaan penyakit kronis (misalnya, hipertensi didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah kronis).

3
B. Pemeriksaan Tanda Vital Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah
dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh. (Palmer, 2007) Tekanan darah adalah
tenaga yang terdapat pada dinding arteri saat darah dialirkan. (Sheps, 2005) Tekanan
darah sebenernya tidak dianggap sebagai tanda vital, namun pemeriksaan ini sering
dilakukan bersama pemeriksaan tanda vital. Tekanan yang di alami darah pada
pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh.

Pengukuran tekanan darah dapat di ukur melalui nilai sistolik dan diastolik.
Angka 120 mewakilkan dengan tekanan darah sistolik, yaitu tekanan saat jantung
berkontraksi untuk mempompa darah ke seluruh tubuh. Sementara angka 80
mewakilkan tekanan darah diastolik, yaitu tekanan saat otot jantung berelaksasi
sebelum kembali memompa darah. Tekanan darah dapat diukur dengan alat
sphygmomanometerdan stestoskop untuk mendengar denyut nadi. Tekanan darah
normal anak-anak sampai lansia berbeda, yaitu :
 Tekanan darah normal pada anak-anak dibagi menjadi anak usia prasekolah (3–5
tahun) batas normal tekanan sistolik berkisar antara 95-110 mmHg dan tekanan
diastolik berkisar antara 56-70 mmHg, dan anak usia sekolah (6–13 tahun) batas
normal tekanan sistolik berkisar antara 97-112 mmHg dan tekanan diastolik
berkisar antara 57-71 mmHg.
 Tekanan darah normal pada remaja usia 13–18 tahun, batas normal tekanan
sistoliknya berkisar antara 112–128 mmHg dan diastolik berkisar antara 66–80
mmHg, variasi tekanan darah di dalam batas normal seorang remaja dapat
disebabkan oleh berbagai macam faktor, misalnya tinggi badan, jenis kelamin, dan
waktu pengukuran tekanan darah.
 Tekanan darah normal pada dewasajika angkanya berada di atas 90/60 mmHg
hingga 120/80 mmHg, pada ibu hamil perubahan hormonal menyebabkan kisaran
tekanan darah menjadi lebih rendah, bahkan tekanan darah 120/80 mmHg sudah
termasuk kategori harus berhati-hati akan risiko preeklamsia.
 Tekanan darah normal pada usia lanjutcenderung lebih tinggi, yaitu itu < 150
mmHg untuk tekanan sistolik dan < 90 mmHg untuk tekanan diastolic,
dikarenakan pembuluh darah pada lansia cenderung lebih kaku, sehingga jantung
memerlukan tekanan lebih tinggi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Tekanan darah dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:


4
1. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Hipotensi merupakan penurunan tekanan darah sistol lebih dari 20-30%
dibandingkan dengan pengukuran dasar atau tekanan darah sistol <100
mmHg.Sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup
dan menyebabkan timbulnya gejala hipotensi.
2. Tekanan Darah Normal (Normotensi)
Ukuran tekanan darah normal orang dewasa berkisar 120/80 mmHg. Tekanan
darah dalam kehidupan bervariasi secara alami, seperti pada bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dibanding dengan
orang dewasa.
3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg.Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg.

Tekanan darah setiap orang berbeda dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tekanan darah, yaitu :
1. Umur
Tekanan darah seseorang akan meningkat bersamaan dengan bertambahnya umur,
dikarenakan semakin berkurangnya distensibilitas dinding pembuluh darah seiring
pertambahan usia. Tekanan diastolik meningkat karena dinding pembuluh darah
tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah
2. Jenis kelamin
Tekanan darah pria lebih tinggi daripada tekanan darah wanita, hal ini disebabkan
wanita memimiliki hormon estrogen dan progesteron yang menjaga pembuluh
darah tetap elastis, tetapi setelah menopause, tekanan darah akan meningkat karena
pembuluh darah menjadi tidak elastis lagi.
3. Posisi tubuh
Jumlah darah arteri pada dasarnya ditentukan oleh jumlah darah yang terkandung
di dalam arteri tersebut. Variasi tekanan darah dapat terjadi bila pasien mengambil
posisi yang berbeda-beda. Karena tekanan darah adalah akibat dari curah jantung
dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang

5
mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. Posisi yang dapat mempengaruhi
tekanan darah, seperti :
a. Berdiri dan Tekanan Darah
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang
kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin
menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang
bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Sebanyak 300-
500 ml pada posisi berdiri, darah pada pembuluh vena anggota tubuh bagian
bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan sampai 40%.
b. Gerak tubuh dan tekanan darah
Gerak tubuh secara teratur dapat memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh,
serta dapat meningkatkan relaksasi. Gerakan tubuh merangsang peredaran
darah ke otot dan organ tubuh yang lain. Terjadi peningkatan tekanan arteri
pada saat selama tubuh bergerak, karena adanya pencetusan simpatis dan
vasokonstriksi sebagian besar pembuluh darah. Peningkatan ini dapat sekecil
20 mmHg atau sampai sebesar 80 mmHg, hal ini menyebabkan peningkatan
denyut jantung. Konsekuensi dari peningkatan denyut jantung menyebabkan
waktu pengisian diastolic memendek dan terjadi penurunan kapasitas
jantung.
c. Duduk dan tekanan darah
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini
dikarenakan pada saat duduk system vasokontraktor simpatis teransang
melalui saraf rangka menuju otot-otot abdomen. Keadaan ini meningkatkan
tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan
abdomen, membantu mengelurkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke
jantung.
d. Berbaring dan tekanan darah
Darah dapat kembali ke jantung secara mudah pada posisi berbaring. Gaya
gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut
horizontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu
memompa.
4. Kondisi Ruang Pemeriksaan
Suhu ruang, ketenangan dan kenyamanan pada ruang periksa yang nyaman harus
diperhatikan. Suhu ruang yang terlalu dingin dapat meningkatkan tekanan darah.
6
Suhu ruangan yang baik adalah suhu ruangan normal yaitu berkisar 20-25 derajat
celcius.
5. Keadaan Psikologis
Keadaan psikologis yang terganggu seperti stres akan meningkatkan tekanan darah
dengan meningkatkan kadar kolesterol serum yang akan melemahkan dan merusak
pelapis pembuluh darah, menyediakan tempat bagi mengendapnya lipid sehingga
terbentuk plak kolesterol. Akhirnya lumen menyempit, tahanan perifer meningkat,
dan tekanan darah naik.
6. Olahraga
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan
darah pada individu yang menderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Olahraga
secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolesterol pada
pembuluh darah.
7. Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT berkorelasi dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. IMT dapat
digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena risiko
penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan
kelebihan berat badan jika IMT ≥25 dan dikatakan obesitas apabila ≥30. Berat
badan dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah terutama tekanan darah
sistolik bilamana 5kg dari berat badan yang berlebih hilang maka akan
menurunkan 2-10 poin tekanan darah sistolik
8. Letak tempat pengukuran
Untuk mengukur tekanan darah yang akurat dibutuhkan posisi lengan atas yang
sejajar dengan jantung untuk menhindari efek dari tekanan hidrostatik. Terdapat
peningkatan tekanan sekitar 5-6 mmHg ketika lengan diturunkan dari posisi
vertikal dan horizontal. Untuk menghindari kesalahan pembacaan, maka posisi
lengan atas harus sejajar dengan jantung. Pada setiap 2,5 cm di atas atau di bawah
tingkat jantung akan memberikan perbedaan pembacaan sekitar 1-2 mmHg. Posisi
lengan yang lebih rendah dari tingkat jantung akan menghasilkan nilai sistolik dan
diastolik yang tinggi.

7
C. Pemeriksaan Tanda Vital Denyut Nadi
Denyut nadi adalah berapa kali arteri (pembuluh darah bersih) mengembang
dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respons terhadap detak jantung. Frekuensi
denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya. Denyut nadi Normal 60-100 kali/menit, denyut nadi Bradikardi
<60kali/menit dan denyut nadi Takhikardi: >100kali/menit.

Frekuensi denyut nadi setiap orang berbeda dan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti :
1. Usia
Selama masa pertumbuhan, frekuensi denyut nadi secara bertahap akan menetap
untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Maximum heart rate pada lansia menurun
sebesar 50% dari usia remaja ketika seseorang mencapai usia 80 tahun, disebabkan
berkurangnya massa otot, dan daya maksimum otot yang dicapai sangat berkurang.
Pada anak usia 5 tahun, denyut nadi istirahat antara 90-100 denyut per menit, pada
usia 10 tahun mencapat 80-90 denyut per menit, dan pada orang dewasa mencapai
60-100 denyut per menit (Sandi, 2013).
2. Jenis Kelamin
Frekuensi denyut jantung pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki
karena disebabkan oleh perubahan hormon estrogen yang sering terjadi pada
wanita yang menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi,
dimana hipertensi diketahui dapat mengganggu kontrol denyut jantung sehingga
frekuensi denyut jantung pada perempuan lebih tinggi.
3. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Hubungan antara berat badan dan denyut nadi adalah berbanding lurus, sedangkan
berat badan berkaitan dengan indeks massa tubuh. Berat badan yang semakin
tinggi maka semakin tinggi pula IMT dan sebaliknya semakin rendah berat badan
maka semakin rendah IMT. Jadi, semakin tinggi IMT maka denyut nadi istirahat
seseorang akan semakin tinggi.
4. Aktivitas Fisik
Tidak hanya meningkatkan risiko kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik
juga menyebabkan seseorang cenderung memiliki frekuensi denyut jantung yang
lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh otot jantung yang bekerja keras pada setiap

8
kontraksi, di mana semakin keras dan sering otot jantung memompa maka semakin
tinggi tekanan yang dibebankan kepada arteri (Naesilla dkk., 2016).
5. Rokok dan Kafein
Rokok dan kafein juga mempengaruhi peningkatan denyut nadi. Orang yang
merokok sebelum bekerja ditemukan peningkatan denyut nadi sebesar 10 sampai
20 denyut nadi per menit dibandingkan dengan orang yang bekerja tidak didahului
dengan merokok. Hal ini disebabkan oleh vasokonstriksi dari pembuluh darah
akibat rokok (Suwitno, 2015).

Menurut Severson (2012), lokasi pada tubuh yang bisa digunakan untuk
menghitung denyut nadi antara lain :
1. Arteri Temporalis superficial
2. Arteri Facialis
3. Arteri Carotis (pada leher di bagian bawah rahang bawah). Terletak di leher di
bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri karotid berjalan di antara trakea dan
otot sternokleidomastoideus.
4. Arteri Radialis (pada bagian ventral pergelangan tangan). Terletak sepanjang
tulang radialis, lebih mudah teraba di atas pergelangan tangan pada sisi ibu jari,
relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
5. Arteri Ulnaris
6. Arteri Brachialis (bagian ventral siku atau di bawah m. Biceps). Terletak di dalam
otot bisep dari lengan atau medial di lipatan siku. Digunakan untuk mengukur
tekanan udara.
7. Arteri Femoralis
8. Arteri Popliteal
9. Arteri Posterior tibial (di samping maleolus medialis)
10. Arteri Dorsalis pedis (bagian tengan dorsum pedis)

D. Pemeriksaan Tanda Vital Suhu Tubuh


Temperatur (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur derajat panas
suatu benda atau makhluk hidup. Suhu tubuh yang normal adalah 35,8°C – 37,5°C.
Pada pagi hari suhu akan mendekati 35,5°C, sedangkan pada malam hari mendekati
37,7°C. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh adalah

9
termometer.Termometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh adalah
termometer jenis air raksa dan digital.
Pengukuran suhu tubuh biasanya melalui aksila atau ketiak. Pengukuran suhu
tubuh melalui rektall atau dubur hasilnya akan lebih tinggi 0,5°-1°C, sedangkan jika
pengukuran melalui oral atau mulut hasilnya 0,5°C lebih tinggi dibandingkan
pengukuran melalui aksila. Suhu tubuh dihasilkan dari laju metabolisme basal
diseluruh tubuh, aktifitas otot, metabolisme tambahan karena pengaruh hormon.

Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan tidak hanya di satu tempat, namum di
beberapa tempat, seperti :
1. Oral
Untuk melakukan pengukuran ini termometer diletakkan dibawah lidah tiga sampai
lima menit. Pengukuran di tempat ini tidak dianjurkan pada bayi. Kelebihan dari
metode ini mudah diakses dan lebih nyaman. Kekurangan dari matode ini nilai
hasil tidak akurat apabila pasienbaru saja mengkonsumsi cairanatau makanan yang
dingin ataupanas.
2. Axilla
Axila atau dilakukan di ketek. Metode pengukuran ini paling sering dilakukan.
Dilakukan 5-10 menit dengan menggunakan termometer raksa. Kelebihan dari
metode ini aman dan non inovasi, sedangkan kekurangannya termometer harus
dipasang dalam waktu yang lama agar memperoleh hasil yang akurat.
3. Rektal
Suhu rektal biasanya berkisar 0.4°C (0.7°F) lebih tinggi dari suhu oral. Kelebihan
dari pengukuan ini hasilnya reliabel. Kekurangan dari metode ini tidak nyaman dan
lebih tidak menyenangkan bagi pasien, sulit dilakukan pada pasien yang tidak
dapat miring kiri kanan, dan dapat melukai rektum, adanya feses dapat
mengganggu penempatan termometer, apabila feses lunak, termometer dapat
masuk ke dalam feses bukan ke dinding rektum.
4. Membran Timpani
Kelebihan dari metode ini mudah di akses, mencerminkan suhu inti, dan hasilnya
sangat cepat. Kekurangan dari metode ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
dan beresiko terjadi luka apabila termometer diletakkan terlalu dalam ke lubang
telinga, pengukuran berulang dapat menunjukkan hasil yang berbeda.
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh ada beberapa yaitu :

10
a. laju metabolisme basal semua sel tubuh
b. laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh aktivitas otot
c. metabolisme tambahan yang disebabkan oleh hormon tiroksin dan sebagian
kecil hormon lain seperti hormon pertumbuhan dan testosteron terhadap sel
d. metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh epinefrin, norepinefrin,
dan perangsangan simpatis terhadap sel dan metabolisme tambahan yang
disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi di dalam sel sendiri, terutama
bila suhu tubuh didalam sel meningkat
e. metabolisme tambahan yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan
penyimpanan makanan (efek termogenik makanan)

E. Pemeriksaan Tanda Vital Pernapasan


Pemeriksaan pernapasan yaitu proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan
waktu (menit). Faktor yang mempengaruhi respiratory rate yaitu usia, jenis kelamin,
suhu tubuh, posisi tubuh, dan aktivitas. Tujuan dilakukan pemeriksaan ini untuk
menilai frekuensi pernapasan. Cara melakukan pemeriksaan, kita berdiri di belakang
atau samping pasien dan meminta pasien bernapas secara normal, kemudian kita
melakukan observasi sangkar dada. Observasi dengan menghitung sangkar dada
(siklus fasi inspirasi dan ekspirasi) dalam satu menit. Kecepatan respirasi normal pada
bayi, anak, remaja, dan dewasa berbeda, seperti :
 Bayi adalah 24-30 silkus per menit
 Anak-anak adalah 20-24 siklus per menit
 Remaja dan dewasa muda adalah 12-18 siklus per menit
 Dewasa adalah 8-12 siklus per menit

Ada beberapa interpretasi dalam pernapanasa, yaitu :


- Takhipnea, yaitu apabila pasien dewasa pernapasan lebih dari 24 kali per menit
- Brodipnea, yaitu apabila pernapasan kurang dari 10 kali per menit
- Apnea, yaitu apabila seseorang tidak bernapas sama sekali
Pernapasan harus kita jaga supaya kita bisa bernapas secara lancar, ada
beberapa cara agar organ pernapasan tetap sehat, seperti :
1. Hindari polutan yang dapat merusak saluran udara, di antaranya asap, bahan
kimia, dan gas radioaktif

11
2. Menggunakan masker jika Anda terpapar asap, debu, atau jenis polutan lainnya
3. Hindari merokok dan terpapar asap rokok
4. mengkonsumsi asupan sehat yang mengandung banyak buah dan sayuran
5. Minum air putih yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi
6. Berolahraga secara teratur
7. Cegah infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin
8. Lakukan vaksinasi secara berkala.

F. SOP Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


A. PRA INTERAKSI
1. Verifikasi data
2. Persiapan alat
Baki berisi:
- Termometer aksila/rectal/oral bersih pada tempatnya
- Alat tulis (kertas dan pena
- Arloji tangan yang ada detikannya
- Bengkok
- Tissue
- Sfigmomanometer
- Jelly
- Stetoskop
B. FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
C. FASE KERJA
1. Menutup pintu, jendela, dan skem (menutup privasi pasien)
2. Mencuci tangan
3. Mengukur suhu
- Pastikan termometer dibawah 35°C (turunkan jika belum)
- Mengatur posisi pasien yang memudahkan pemeriksaan

12
Per Axlilla
a. Mengeringkan daerah aksila pasien pada lengan yang jauh
b. Memasang reservoir termometer tepat pada bagian tengah axial pasien
c. Menyilangkan tangan pasien yang terdapat termometer diatas dada
d. Mengangkat termometer setelah 10 menit dan membaca hasilnya
Per Rektal
a. Menurunkan pakaian bawah pasien
b. Membantu memiringkan pasien (posisi SIMS)
c. Mengolesi ujung termometer dengan jelly secukupnya
d. Membuka anus dengan tangan yang tidak dominan
e. Menganjurkan pasien menarik nafas dalam saat perawat memasukkan
termometer pada anus sampat batas reservoir air raksa dengan hati-hati
(dewasa 3,5cm dan anak-anak 1,2cm)
f. Mempertahankan posisi termometer jangan sampai berubah dengan
cara meletakkan telapak tangan pada sisi bokong pasien dibagian atas
g. Menahan termometer dan membaca hasilnya
h. Membersihkan anus dari pelumas dan kotoran dengan tissue
Per Oral
a. Menganjurkan pasien membuka mulut dan menganjurkan pasien
mengatupkan bibir
b. Meletakkan ujung termometer dibawah lidah selama 3-5 menit
c. Mengangkat termometer dan membaca serta mencatat hasilnya
4. Menghitung denyut nadi
a. Meletakkan tiga jari utama (jari tengah, jari telunjuk, jari manis) pada arteri
tertentu
b. Menghitung nadi selama 1 menit dengan mengkaji frekuensi irama, volume,
dan elastisitas vena
5. Menghitung frekuensi pernafasan
a. Meletakkan tangan seperti menghitung denyut nadi
b. Menghitung pernafasan waktu inspirasi pada dada atau perut pasien selama
1 menit
c. Inspeksi kedalaman dan irama pernafasan
6. Mengukur tekanan darah
a. Menyisingkan lengan baju
13
b. Memasang manset 2,5cm atau 2 jari diatas fosa cubiti
c. Meraba arteri brachialis dengan 3 jari tengah
d. Meletakkan diagfragma stetoskop diatas arteri brachialis
e. Menutup sekrup balon dan membuka pengunci air raksa
f. Memompa manset hingga tidak terdengar detak arteri kemudian
tambahkan tekanan 20-30 mmHg
g. Membuka skrup balon perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik
sambil melihat skala dan mendengarkan bunyi detak 1 (systole) dan bunyi
detak terakhir (diastole)
h. Menurunkan air raksa atau jarum tensimeter sampai dengan nol dan
mengunci reservoir
D. FASE TERMINASI
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
E. PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1. Ketenangan selama melakukan tindakan
2. Melakukan komunikasi terapeutik selama tindakan
3. Ketelitian
4. Menjaga keamanan pasien
5. Menjaga keamanan perawat

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanda-tanda vital atau Vital Sign merupakan cara yang cepat dan efisien
untukmembantu menentukan status kesehatan seseorang, dan untuk mengevaluasi
respon terhadap intervensi. Tanda vital juga berguna untuk menentukan dosis yang
adekuat bagi tindakan fisioterapi, khususnya exercise. Pemeriksaan tanda-tanda vital
terdiri dari 4 komponen yaitu tekanan darah,denyut jantung, suhu tubuh, dan
pernapasan. Tanda vital dipantau secara berulang sebagai indikasi adanya kegiatan
organ dari dalam tubuh.
Tekanan darah normal yaitu nilai sistolik 120 dan nilai diastolic 80. Denyut
nadi normal yaitu 60-100 kali per menit. Suhu tubuh normal yaitu 35,8°C-37,5°C.
Pernapasan normal yaitu 12-16 kali per menit. Namun, itu semua tetap dipengaruhi
oleh beberapa faktor.

15
B. Saran
Kita sebagai tenaga medis perlu melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan
melakukan observasi serta evaluasi mengenai keadaan pasien. Kita bisa melakukan
pemeriksaan tanda vital yang meliputi tekanan dara, denyut nadi, suhu tubuh, dan
frekuensi pasien secara rutin dan terjadwal. Dengan melakukan pemeriksaan vital
secara rutin diharapkan dapat memantau dan mengevaluasi keadaan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/artikel/ini-bedanya-pemeriksaan-fisik-tanda-vital-dan-
pemeriksaan-per-sistem-tubuh

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/999/3/Chapter2.doc.pdf

http://windrisetiarahayuu.blogspot.com/2016/09/pemeriksaan-fisik_26.html?m=1

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/download/824/642

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suhu

https://amp.kompas.com/health/read/2020/04/28/101000368/sistem-pernapasan-fungsi-organ-
cara-menjaga-agar-tetap-sehat

https://www.slideshare.net/Nellysolihati/pemeriksaan-tandatanda-vital-vital-sign

https://www.sehatq.com/artikel/ini-nilai-tanda-tanda-vital-ttv-yang-normal-untuk-orang-
indonesia

16
17

You might also like